Anda di halaman 1dari 4

Eva 0110U257

1. Jurnal korolari adalah jurnal yang dibuat untuk mengakui rekening rekening neraca yang timbul akibat transaksi rekening rekening APBD. Artinya jurnal korolari adalah jurnal ikutan atau jurnal pendamping yang dibuat setelah jurnal anggaran. Jurnal Transaksi yang dibuat dengan jurnal pendamping / jurnal korolari adalah transaksi yang berkaitan dengan belanja asset tetap. Contoh transaksi : Realisasi Belanja untuk pembelian Tanah sebesar Rp348.200.000,00 Jurnal transaksi di atas adalah sebagai berikut: D/ Belanja Aset Tetap Tanah K/ Kas di Kas Daerah ` Rp348.200.000,00 Rp348.200.000,00

(mencatat cash basis Belanja Aset Tetap Tanah) D/ Tanah K/ Rp348.200.000,00 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp348.200.000,00 Jurnal Korolari

(mencatat accrual basis Aset Tetap)

2. Pemerintah Pusat Untuk pemerintah pusat, dilihat dari sisi penanggungjawabnya, kas dapat dikelompokkan dalam kas yang berada dalam penguasaan dan tanggung jawab Bendahara Umum Negara dan kas yang berada dalam penguasaan dan tanggung jawab selain Bendahara Umum Negara. Kas pemerintah pusat yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab Bendahara Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara terdiri atas: 1. Kas di Bank Sentral;

2. Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (rekening penerimaan dan rekening pengeluaran pada bank umum/persepsi); dan 3. Setara kas di Bendahara Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara. Contoh setara kas adalah investasi jangka pendek yang memiliki masa jatuh tempo 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannnya. Kas pemerintah pusat yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab selain Bendahara Umum Negara terdiri dari: 1. Kas di Bendahara Pengeluaran; 2. Kas di Bendahara Penerimaan; dan 3. Saldo kas lainnya yang diterima Kementerian Negara/Lembaga karena penyelenggaraan pemerintahan

Pemerintah Daerah (Provinsi / Kabupaten / Kota) Kas pemerintah daerah mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab bendahara umum daerah dan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab selain bendahara umum daerah. Kas pemerintah daerah yang dikuasai dan di bawah tanggung jawab bendahara umum daerah terdiri dari: 1. Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang ditentukan oleh gubernur, bupati/walikota untuk menampung penerimaan dan pengeluaran; 2. Setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/obligasi dan deposito kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum daerah; 3. Uang tunai di bendahara umum daerah. Kas pemerintah daerah yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab selain bendahara umum daerah terdiri dari: 1. Kas di Bendahara Pengeluaran / Pemegang Kas / Pemegang Kas, 2. Kas di Bendahara Penerimaan

3. Maksud dari pernyataan Akuntan Publik yang bertindak untuk dan atas nama BPK adalah bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya, akuntan publik dari KAP terikat pada aturan-aturan dan prosedur pelaksanaan pemeriksaan yang dijadikan acuan oleh BPK. Apabila akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan untuk dan atas nama BPK berpendapat bahwa pemeriksaan harus dihentikan sebelum berakhir maka akuntan publik atau pihak lain tersebut wajib mengkonsultasikan pendapatnya tersebut terlebih dahul kepada BPK. Selanjutnya, BPK akan memutuskan apakah pemeriksaan harus dilanjutkan atau dihentikan.

4. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Lampiran I tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap menyatakan bahwa pemerintah tidak diharuskan untuk menyajikan aset bersejarah (heritage assets) di neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah. Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala (archaeological sites) seperti candi, dan karya seni (works of art). Aset bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit, misalnya jumlah unit koleksi yang dimiliki atau jumlah unit monumen, dalam Catatan atas Laporan Keuangan dengan tanpa nilai. Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan dalam laporan operasional sebagai beban tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Beban tersebut termasuk seluruh beban yang

berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.

5. Contoh Transaksi yang dicatat sebagai akun asset kemitraan : Bangun, Kelola, Serah (BKS) Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemda mengikat kerjasama BKS (Bangun, Kelola, Serah) dengan PT. Abadi Jaya untuk membangun gedung olah raga. Total nilai kas / nonkas yang diserahkan pemerintah dalam kemitraan tersebut sebesar Rp150.000.000. Jurnal untuk mencatat transaksi BKS : D/ Kemitraan dengan pihak ketiga K/ Rp150.000.000 Rp150.000.000

Diinvestasikan dalam asset lainnya

Bangun, Serah, Kelola (BSK) Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah telah mengikat kerjasama BSK (bangun, serah, kelola) dengan PT Ranggataksaka untuk membangun rumah sakit. Untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit tersebut, investor telah mengeluarkan dana sebesar Rp. 500.000.000,- sedangkan tanah yang diserahkan oleh Pemerintah untuk pembangunan rumah sakit tersebut adalah senilai Rp. 100.000.000,- Aset BSK tersebut telah selesai dibangun dan telah diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah telah memberikan bagi hasil kepada investor sebesar Rp. 50.000.000,- yang mengurangi nilai utang kemitraan dengan pihak ketiga tersebut. Jurnal untuk mencatat transaksi BKS : D/ Kemitraan dengan Pihak Ketiga K/ Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 600.000.000 600.000.000

D/ Dana yg hrs disediakan utk pembayaran UJPJ K/ Utang Kemitraan dengan pihak ketiga

450.000.000 450.000.000

6. Perbedaan Laporan Realisasi anggaran dan Laporan Operasional:

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai anggaran dan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran karena menyediakan informasi-informasi sebagai berikut:

1. Informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; 2. Informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai