Anda di halaman 1dari 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pegawai di Palang Merah Indonesia DKI Jakarta.

by FEMA IPB 1 Comment

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik para pegawai yang bekerja di Palang Merah Indonesia DKI Jakarta. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik contoh (jenis kelamin, usia, bidang pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan status gizi), (2) mengkaji tingkat pengetahuan aktivitas fisik contoh, (3) mengkaji sikap terhadap kebugaran contoh, (4) mengkaji sarana olahraga dan transportasi yang dimiliki contoh, (5) mengkaji tingkat aktivitas fisik (2 hari recall, recall kegiatan 1 minggu, dan kebiasaan berolahraga 1 bulan terakhir) contoh, (6) menganalisa hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkatan aktivitas fisik contoh, (7) menganalisa hubungan tingkat kelelahan dengan tingkat aktivitas fisik contoh. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di Palang Merah Indonesia DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei 2009. Pengambilan contoh dilakukan secara stratified random sampling. Contoh adalah pria atau wanita dengan rentang usia 20-55 tahun, dalam keadaan sehat, dapat berkomunikasi dengan baik, tidak sedang hamil dan menyusui, bekerja di Palang Merah Indonesia DKI Jakarta dan bertempat tinggal di luar Jakarta. Berdasarkan rumus estimasi proporsi jumlah contoh yang digunakan adalah 93 orang contoh Data primer terdiri dari data karakteristik contoh (jenis kelamin, usia, bidang pekerjaan, pendidikan, pendapatan, berat badan, dan tinggi badan), tingkat pengetahuan aktivitas fisik, sikap terhadap kebugaran, sarana olahraga dan transportasi, kebiasaan olahraga, tingkat aktivitas fisik, serta tingkat kelelahan contoh. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan bantuan gambar peraga Riskesdas (2007) serta dilakukan recall 224 jam dan recall 1 minggu untuk tingkat aktivitas fisik. Data sekunder meliputi gambaran umum Palang Merah Indonesia, khususnya pembagian jumlah pegawai berdasarkan tingkatan usia dan gendernya. Data yang telah diperoleh dan terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Pearson, uji korelasi Rank Spearman, dan regresi linear berganda. Lebih dari setengah contoh (63,4%) berjenis kelamin wanita. Golongan usia terbesar terdapat pada golongan usia dewasa madya (30-49 tahun) dengan 50,5% contoh. Sebagian besar contoh bekerja sebagai staf (37,6%). Contoh wanita terbesar bekerja di bagian laboratorium yaitu 29% contoh. Sebagian besar contoh (89,3%) memiliki pendapatan di atas Rp. 1.500.000,-. Pendidikan terakhir contoh yang terbesar adalah SMA/Sederajat dengan persentase 59,1% (55 contoh). Lebih setengah dari jumlah contoh yang diteliti (60,2%) memiliki status gizi normal. Pada golongan usia 19-29 tahun terdapat 26,9% contoh dimana 12,9% (12 orang) diantaranya bekerja di bagian laboratorium. Terdapat total 8,6% contoh yang tergolong underweight (kurus) dimana 5,4% diantaranya bekerja di bagian laboratorium. Pendidikan terakhir contoh (5,4%) tersebut adalah D1, namun memiliki tingkat pengetahuan aktivitas fisik yang rendah. Tingkat pengetahuan aktivitas fisik contoh tergolong rendah (69,9%). Beberapa pertanyaan yang termasuk pada kategori jenis aktivitas fisik dan anjuran beraktivitas fisik hanya dijawab benar kurang dari separuh contoh (<30% contoh). Kategori sikap terhadap kebugaran yang memiliki persentase terbesar terdapat pada kategori sedang dengan besar 72%. Pernyataan yang terkait dengan kebiasaan olahraga yang kurang dan kebiasaan menonton TV dan mengobrol masih banyak muncul dalam sikap contoh. Namun untuk pernyataan lain yang terkait dengan aktivitas fisik, gaya hidup sehat, dan kebiasaan lain lebih dari separuh contoh memberikan respon yang

positif. Sebesar 59,1% contoh memiliki sarana olahraga. Alat olahraga yang paling banyak dimiliki dan digunakan adalah sepatu olahraga (26,8%). Kepemilikian sarana transportasi menunjukkan bahwa contoh yang mempunyai sarana transportasi sebesar 82,8%. Motor merupakan sarana yang paling banyak dimiliki dan dipakai dengan besar persentase mencapai 72,3%. Namun pada hari kerja sebagian besar contoh menggunakan angkutan umum (angkot, bus, maupun kereta) dalam perjalanan kerjanya. Sebanyak 40 contoh wanita (43%) berolahraga 1 bulan terakhir. Apabila dilihat dari golongan usianya, contoh yang berolahraga dalam 1 bulan terakhir terbesar terdapat pada kategori usia 30-49 tahun sebesar 36,6%. Golongan usia dewasa akhir (50-55 tahun) memiliki persentase contoh yang tidak berolahraga terkecil yaitu hanya sebesar 4,3%. Olahraga yang paling sering dilakukan oleh contoh adalah jalan pagi (30%). Lebih dari separuh contoh (61,3%) yang tergolong lelah dalam seminggu kemarin. Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata (p>0,05) antara tingkat kelelahan dengan tingkat aktivitas fisik hari kerja dan libur contoh. Penilaian aktivitas fisik terdiri dari 3 metode. Menurut metode Riskesdas terdapat 71,0% contoh memiliki tingkat aktivitas fisik yang cukup (150 menit). Menurut Metode U.S. Department of Health and Human Service sebesar 43,0% contoh tergolong ke dalam tingkat aktivitas fisik yang ringan. Berdasarkan metode FAO/WHO/UNU, pada hari kerja 92,5% contoh tergolong dalam tingkat aktivitas fisik ringan. Pada hari libur terdapat 89,2% contoh dalam tingkat aktivitas fisik ringan. Namun pada hari kerja terdapat 3,2% contoh yang tergolong aktivitas berat, sedangkan pada hari libur tidak ada. Rata-rata tingkat aktivitas fisik pada hari kerja dan libur berturut-turut sebesar 1,400,23 dan 1,480,18. Hasil uji korelasi menunjukkan tingkat aktivitas fisik pada hari kerja memiliki hubungan nyata positif dengan jenis kelamin (p<0,01), bidang pekerjaan (p<0,01), dan sarana transportasi yang dimiliki (p<0,05) dan nyata negatif dengan tingkat pengetahuan aktivitas fisik contoh (p<0,05). Namun pada uji regresi linear hanya jenis kelamin dan bidang pekerjaan yang berpengaruh nyata positif (p<0,01) dengan tingkat aktivitas fisik hari kerja contoh. Pada hari libur, uji korelasi menunjukkan hubungan yang nyata positif antara usia dan sikap terhadap kebugaran (p<0,05) dengan tingkat aktivitas fisik hari libur contoh. Faktor yang berpengaruh secara signifikan adalah usia (p<0,05) dan sikap terhadap kebugaran (p<0,01) berdasarkan uji regresi linear.

Anda mungkin juga menyukai