Anda di halaman 1dari 9

1) Pertanyaan : Sebuah gelembung busa mengapung dalam suatu system yang mempunyai harga WSL dan L sebesar 20 erg/cm2

dan 30 erg/cm2. Hitunglah harga G1, G2 dan Wprakt! Penyelesaian : Diketahui : WSL = 20 erg/cm2; L = 30 erg/cm2; r = 0,15 cm Ditanya : a) G1, G2 dan Wprak ? Jawab : Rumus : = = =

G1 = 2,1195 erg Jadi, nilai G1 = 2,1195 erg. Rumus:

WSL = =

10 100

= =

Cos

Cos 45 =

= -17,88.

= Jadi nilai G2 = - 0,621 erg Rumus : - Wprak = = = Wprak = erg

= - 0,621 erg

Jadi nilai Wprak = -0,7065 erg Sehingga nilai yang diperoleh dari G1, G2 dan Wprak berturut-turut yaitu 2,1195 erg, -0,621 erg dan -0,7065 erg. 2). Pertanyaan: Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air dan mengadsorb antar muka air-minyak, tetapi tidak mengadsorb antar muka air-kain. Berikan penjelasan secara detail dan rinci apakah detergent digunakan dalam (b) pencucian pada kain ? Penyelesaian : Surfaktan (zat aktif permukaan) pada detergent mempunyai dua ujung yang berbeda yaitu ujung hidrofil (suka air) dan ujung hidrofob (tidak suka air/suka lemak). Zat aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan kain atau bahan. Gambaran cara kerja surfaktan pada detergent saat mengangkat noda dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Mula-mula, surfaktan berbentuk misel dengan ujung hidrofil berikatan hidrogen dengan air, sedangkan ujung hidrofobnya tertolak oleh air, sehingga terlindung di bagian dalam 2

misel. Saat berdekatan dengan noda, ujung hidrofob ini akan menarik noda dari kain, kemudian bersama-sama membentuk misel baru. Cara kerja detergent dalam kerjanya dipengaruhi beberapa hal, yang terpenting adalah jenis kotoran yang akan dihilangkan dan air yang digunakan. Detergent khususnya surfaktannya, memiliki kemampuan yang unik untuk mengangkat kotoran, baik yang larut dalam air maupun yang tak larut dalam air. Salah satu ujung dari molekul surfaktan bersifat lebih suka minyak atau tidak suka air, akibatnya bagian ini mempenetrasi kotoran yang berminyak. Ujung molekul surfaktan satunya lebih suka air, bagian inilah yang berperan mengendorkan kotoran dari kain dan mendispersikan kotoran, sehingga tidak kembali menempel ke kain. Akibatnya warna kain akan dapat dipertahankan. Semua proses ini tidak melibatkan pertukaran elektron seperti pada reaksi redoks antara iodin pada betadin dengan surfaktan anionik. Yang terjadi hanyalah interaksi/gaya yang timbul akibat adanya sifat hidrofil-hidrofob tersebut. Komponen penting detergent adalah surfaktan. Fungsi surfaktan yaitu untuk meningkatkan daya pembasahan air sehingga kotoran yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkat kotoran dari kain dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas. Surfaktan yang biasa digunakan dalam detergent adalah linear alkilbenzena sulfonat, etoksisulfat, alkil sulfat, etoksilat, senyawa amonium kuarterner, imidazolin dan betain. Linear alkilbenzena sulfonat, etoksisulfat, alkil sulfat bila dilarutkan dalam air akan berubah menjadi partikel bermuatan negatif, memiliki daya bersih yang sangat baik, dan biasanya berbusa (biasanya digunakan untuk pencuci kain).

Gambar 1. Cara kerja surfaktan deterjen terhadap noda 3). Pertanyaan : Berikan sebuah ilustrasi yang menggambarkan sebuah penelitian yang dapat dikerjakan yang mencakup tentang pembentukan double layer yang sesuai dengan presentasi saudara (Helmholtz double layer) dalam makalah singkat! Penyelesaian : JUDUL PENELITIAN: PENGARUH SENYAWA ORGANIK YANG TERADSORPSI PADA KONSTANTA DIELEKTRIK HELMHOLTZ DOUBLE LAYER 4

Pendahuluan Model Helmholtz double layer merupakan pendekatan yang paling sederhana berkaitan dengan muatan permukaan yang dinetralkan oleh konterion dengan tanda berlawanan yang terletak dengan jarak d dari permukaan. Muatan potensial permukaan secara linier hilang dari permukaan ke konterion dengan muatan yang sudah maksimum. Jarak (d) akan menjadi pusat pada konterion, misalnya jari-jarinya. Model Helmholtz merupakan dasar yang baik bagi proses antarmuka, namun model ini tidak mempertimbangkan beberapa faktor penting antara lain difusi atau pencampuran dalam larutan, kemungkinan adsorpsi pada permukaan dan interaksi antara momen dipol pelarut dengan elektroda. Model Helmholtz berasumsi jika larutan yang terlibat merupakan larutan elektrolit dimana tidak terjadi reaksi di dekat elektroda selama proses transfer elektron. Pada model ini, interaksi yang terjadi hanyalah interaksi Van de Waals antara larutan dengan elektroda. Interaksi tersebut terjadi akibat adanya densitas muatan dan elektroda yang menghasilkan kelebihan atau defisiensi elektron pada permukaan elektroda. Untuk mempertahankan netralitas elektrik maka muatan elektroda akan diseimbangkan melalui redistribusi ion-ion yang dekat dengan permukaan tersebut. Penelitian tentang kasus antarmuka dengan teori Helmholtz double layer sudah pernah dilakukan sebelumnya. Salah satunya yaitu pengaruh film yang teradsorpsi pada kumarin pada potensial deposisi logam yang tidak bermuatan pada merkuri dan permukaan padatan logam (Partridge dkk, 1966). Pengaruh pada film telah diinterpretasikan secara kuantitatif dalam hal transfer muatan melalui lapisan dipol pada antarmuka katoda/lurutan. Jika hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya itu benar, metode eksperimen yang relatif simple dan cepat dapat digunakan untuk mempelajari orientasi pada senyawa organik yang teradsorpsi. Teknik ini dapat melengkapi informasi yang diperoleh dari elektrokapiler atau pengukuran perbedaan kapasitansi. Konsentrasi permukaan dan orientasinya dari pengukuran potensial deposisi sangat penting untuk mengetahui konstanta dielektrik pada larutan dalam double layer. Hal tersebut telah dibahas secara teoritis dan diselidiki secara eksperimen untuk antarmuka logam/air tetapi masih sangat sedikit yang diketahui tentang pengaruh molekul organik yang teradsorpsi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan diperkirakan konstanta dielektrik dimana pengukuran tegangan antarmuka dan potensial deposisi logam pada merkuri dengan adanya adsorbat 5

senyawa organik. Dua senyawa yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu etilmetil keton dan n-amil alkohol yang akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada konstanta dielektrik double layer (Devanathan dkk, 1961; Partridge dkk, 1968). Jadi pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh kedua senyawa organik yaitu etilmetil keton dan n-amil alkohol yang teradsorpsi pada konstanta dielektrik Helmholtz double layer, apakah kedua senyawa tersebut dapat menaikkan atau menurunkan konstanta dielektrik Helmholtz double layer. Teknik Percobaan n-Amil alkohol dan etilmetil keton adalah reagen GPR yang telah didestilasi ulang, fraksi mendidih secara berturut-turut pada suhu 138C dan 80C telah diperoleh. Larutan dipreparasi dengan nikel, kromium dan magnesium sulfat. Metode untuk pengukuran potensial dan elektrokapiler menggunakan metode yang dilakukan oleh Partridge dkk (1966). Metode yang dilakukan oleh partridge dkk (1996) yaitu : Tegangan antarmuka Penentuan tegangan permukaan merupakan modifikasi pada metode penurunan berat dengan menggunakan alat polarograph (Metrohm Polarecord). Diperoleh bahwa laju aliran merkuri melalui elektroda merkuri adalah konstan. Penurunan waktu secara langsung berbanding lurus dengan penurunan berat dan tegangan antarmuka antara merkuri dan elektrolitnya. Kondisi yang harus terpenuhi oleh elektroda polarografi yaitu 0,5 %. Untuk teknik penurunan waktu dapat diukur dengan dua cara, yang pertama yaitu dengan pembuatan plot osilasi arus yang terjadi saat bentuk penurunan terjadi dan jatuh jauh dari ujung kapiler. Cara yang kedua yaitu penentuan waktu secara langsung. Instrumenn dikalibrasi sebelumnya dengan menggunakan akuades (diredistilasi dengan menggunakan alkali permanganat) jenuh dengan gas pada temperatur ruang. Kalibrasi di cek secara teratur dan ditemukan tetap konstan 0,4 %. Pengukuran dengan menggunakan kalium nitrat 1 M berdasarkan metode tersebut. Deviasi rms adalah 0,3 dyne/cm pada rentang potensial antara +0,3 sampai -0,7 (nhe). Jika dibutuhkan, oksigen terlarut dan karbon dioksida dihilangkan dengan mengalirkan nitrogen pada larutan minimum selama 10 menit.

Potensial deposisi Potensial deposisi ditentukan oleh ekstrapolasi kurva polarografi untuk arus nol, melalui poin pertengahan pada osilasi arus. Persamaan yang digunakan untuk menghitung perubahan potensial deposisi yang berubah pada film teradsorpsi pada senyawa molekul organik dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana adalah perubahan potensial deposisi, o adalah momen dipol yang teradsorpsi molekul normal untuk permukaan elektroda dimana 0, merupakan konstanta dielektrik dalam double layer dan adalah polarisabilitas pada molekul yang teradsorpsi. Nilai dan telah ditentukan secara eksperimen, o dan dapat diperoleh dari literatur, hal tersebut memungkinkan untuk menghitung konstanta dielektrik sebagai fungsi pada permukaan. Reference (Journal Utama) Partridge, L.K., Tansley, A.C dan Porter, A.S., 1968. The Effect of Adsorbed Organic Compounds on The Dielectric Constant of The Helmholtz Double layer, ElectroWmica Acta, 13, 2029-2035. Partridge, L.K., Tansley, A.C dan Porter, A.S., 1966. The Adsorption of Coumarin at A Mercury Electrode and Its Effect on Metal-Deposition Potentials, ElectroWmica Acta, 11, 517-526.

4). Pertanyaan : Sebuah surfaktan yang mempunyai harga HLB 8 akan digunakan sebagai emulsifier untuk emulsi minyak pada lanolin. Sarankan minimal 2 campuran surfaktan yang harus digunakan oleh seorang ahli kimia dengan minimal harus menggunakan cetyl alcohol 10%. Berikan alasan saudara! Penyelesaian : Kombinasi surfaktan hydrofilik dan hidrofobik sering lebih baik daripada surfaktan tunggal, oleh karena itu sering dilakukan. Keuntungan dari campuran emulsifier/surfaktan 7

juga berhubungan dengan laju penyerapan molekul surfaktan selama proses emulsifikasi. Dengan adanya emulsifier yang terlarut dalam minyak maupun dalam air, maka antar muka minyakair yang baru terbentuk akan dipenuhi oleh surfaktan dari dua sisi secara simultan.

Beberapa cara umum untuk memilih surfaktan sebagai emulsifier adalah sebagai berikut : 1) Surfaktan harus mempunyai kecenderungan yang kuat untuk berpindah ke interface 2) Surfaktan yang larut dalam minyak cenderung membentuk emulsi w/o atau sebaliknya 3) Emulsi yang stabil sering dibentuk dengan menggunakan campuran surfaktan hidrofilik dan surfaktan hidrofobik 4) Semakin polar fase minyak, semakin hidrofilik emulsifiernya dan sebaliknya.

Pada kasus ini diketahui HLB rata-rata = 8, emulsifier minyak pada lanolin. Salah satu surfaktan yang digunakan : Setil alkohol 10% Rumus untuk menghitung HLB: HLB rata-rata = X1 HLB1 + X2 HLB2 Dengan : - X1 dan X2 merupakan fraksi berat surfaktan 1 dan 2 - HLB1 dan HLB2 adalah harga individu HLB surfaktan 1 dan 2 Harga masing-masing surfaktan dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Angka HLB untuk beberapa organik cair

HLB rata-rata = X1 HLB1 + X2 HLB2 HLB rata-rata = 8 Misalnya X1 fraksi surfaktan setil alcohol 10%, HLB1= 15 X2 fraksi surfaktan (kandungan 90%) yang diperkirakan untuk dicampurkan dengan surfaktan setil alkohol 10%. Jadi: 8 = 15 x 0,1 + HLB2 x 0,9 0,9HLB2 = 8-1,5 0,9HLB2 = 6,5 HLB2 = 7,2 Surfaktan berupa organik cair yang mempunyai HLB = 7,2; yang dapat dipilih untuk emulsifier adalah surfaktan petrolatum karena petrolatum mempunyai nilai HLB yang cocok pada rentang 7-8. Jadi surfaktan yang akan ditambahkan pada setil alkohol 10% adalah petrolatum.

Anda mungkin juga menyukai