Anda di halaman 1dari 4

Perbandingan antara Directive counseling dengan Guide counseling Directive counseling Direct counseling biasanya diterapkan pada situasi

yang akut, dimana untuk menangani situasi/kasus dengan upaya penanganan cepat dan penanganannya ini terpusat pada konselor, jadi konselor disini langsung memberikan perlakuan kepada klien tanpa mendiskusikannya dengan klien demi kebaikan klien, sehingga biasanya klien tidak menerima secara positif karena komunikasinya hanya 1 arah. Contoh kasus yang sesuai dengan kasus ini adalah kasus luka bakar, dimana klien dengan derajat luka bakarnya derajat III, derajat III adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan seluruh sel epitel kulit (epidermis, dermis, dan sub kutis) dan otot. Dan pembuluh darah mengalami thrombosis. Dan tujuan diet luka bakar ini adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolic serta mempertahankan status gi i secara optimal selama proses penyembuhan. !ada klien luka bakar ini, konselor langsung memberikan penanganan diet berupa memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi enteral dini. "adi pada direct konseling, konselor bertanggung ja#ab terhadap klien, semua keputusan diet untuk klien ditentukan oleh konselor. "adi konselor menjelaskan tujuan diet yang diberikan pada klien tersebut kepada klien jika sadar ataupun keluarga klien. "adi isi komunikasinya seperti berikut$ 1. %lien ini, menderita penyakit luka bakar derajat III, jadi klien ini saya berikan makanan dalam bentuk cair atau nutrisi enteral dini. &. %arena keadaan yang tidak memungkinkan sehingga klien diberikan diet seperti ini, untuk mempercepat penyembuhan dan mempertahankan status gi inya. !erangkat komunikasi yang diperlukan untuk approach ini adalah$ 'lat tulis, seperti kertas dan pulpen untuk menuliskan kondisi klien.

Guide counseling (uide counseling, dimana konselor mengontrol sesi konseling dengan klien, peran konselor disini adalah menuntun klien, konselor disini bertugas mendengar keluhan)keluhan klien, lalu meresponnya, dan merangkum serta mendiskusikan hasilnya dengan klien. %onseling berpusat pada klien, klien yang mengontrol struktur #a#ancara, menentukan topic apa yang akan didiskusikan, dan bagaimana mereka berdiskusi. Contoh kasus yang sesuai untuk konseling ini adalah klien dengan penyakit diabetes mellitus (D*). D* adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormone insulin secara absolut atau relati+e. ,ujuan dietnya adalah membantu klien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan control metabolic yang lebih baik. "adi pada sesi konseling, konselor bertugas mendengarkan keluhan)keluhan klien tentang penyakitnya, lalu konselor merespon dan merangkumnya, lalu konselor mendiskusikan hasilnya pada klien. %onselor memberikan penjelasan)penjelasan mengenai penyakitnya pada klien, sehingga klien dapat mengerti, dan juga klien yang menentukan sendiri pilihannnya mengenai apa yang akan dilakukan dan konselor mendampingi klien tersebut. Contoh komunikasi antara klien dan konselor adalah$ 1. %onselor menyambut dan membuat klien senyaman mungkin selama sesi konseling. %onselor menumbuhkan kepercayaan diri klien. -ehingga klien secara terbuka dapat menceritakan permasalahannya. -eperti, .selamat siang ibu/bapak, perkenalkan nama saya febry, saya adalah konselor, ada yang bisa saya bantu/0 &. %onselor menyimak keluhan)keluhan klien, lalu menangggapinya dengan tidak secara emosional, .1h iya, jadi ibu/bapak ini menderita penyakit D*, D* adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula

akibat kekurang hormone insulin, D* ini adalah penyakit karena gaya hidup, terlebih lagi bapak/ibu terkena D* tipe II0 2. -etelah menyimak keluhan)keluhan klien, konselor merangkum permasalahan klien dan membuat kesimpulan, lalu mendiskusikannya dengan klien. .!ada penyakit jenis D* ibu/bapak, kita sebaiknya menerapkan gaya hidup yang sehat, dimana gaya hidup yang sehat itu adalah dengan makan makanan yang bergi i, rajin berolahraga dan berpikir positif.0 .!enyakit D* ini, juga sebaiknya bapak/ibu menghindari makanan yang berindeks glikemik yang tinggi, seperti nasi putih, mie, makanan instan dan makanan manis)manis, tapi ibu/bapak jangan kha#atir, ibu/bapak bisa mengganti makanan tersebut dengan bahan pengganti yang lebih sehat, seperti mengganti nasi putih dengan beras merah, karena beras merah itu tinggi serat dan rendah indeks glikemiknya.0 .banyak pilihan makanan yang dapat ibu/bapak konsumsi, namun bapak/ibu harus memperhatikan 2 " dalam makan, yaitu jenis makanannya, jumlah, dan jad#alnya, selain itu bapak/ibu sebaikknya rajin berolahraga.0 .jika ibu/bapak tidak mengontor makanannya, maka gula darah bapak/ibu dapat naik, sehingga berbahaya bagi kesehatan ibu/bapak.0 !erangkat komunikasi yang dapat dilakukan pada approach ini adalah$ 1. 3ood model, untuk menjelaskan porsi)porsi makanan dan jenis makanannya. &. 'lat tulis, seperti pulpen dan kertas untuk menulis hal)hal penting yang dikeluhkan oleh klien. 2. 4rosur atau leaflet. 5. Internet.

,ugas !raktek %onseling (i i

DIRECTIVE COUNSELING DAN GUIDE COUNSELING

6ama 6I* %elas

$ -iti %halida 3ebryanti $ %&1117171 $ (i i '

!81(8'* -,9DI I:*9 (I;I 3'%9:,'- %<-<=','6 *'->'8'%', 96I?<8-I,'- ='-'69DDI6 *'%'--'8 &712

Anda mungkin juga menyukai