Anda di halaman 1dari 263

MODUL

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MODUL PELATIHAN
KONSELING MENYUSUI
(Enduser)

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


DAFTAR ISI
Halaman

A. MATA PELATIHAN DASAR


1. Kebijakan dukungan menyusui dalam program
peningkatan pemberian ASI di Indonesia. 5
a. Kebijakan dukungan menyusui dalam program 6
peningkatan pemberian ASI.
b. Strategi dukungan menyusui dalam keberhasilan menyusui. 8

B. MATA PELATIHAN INTI


1. Konsep menyusui. 13
a. Pentingnya menyusui. 13
1). Definisi-definisi terkait menyusui 14
2). Manfaat menyusui 15
3). Komposisi ASI 18
b. Cara kerja menyusui. 25
1). Anatomi payudara 25
2). Fisiologi menyusui 26
3). Pelekatan di payudara 30
2. Evaluasi kegiatan menyusui. 40
a. Tata cara penilaian proses menyusui. 40
1). Pentingnya penilaian proses menyusui 41
2). Penilaian proses menyusui 45
b. Pengaturan posisi bayi pada payudara dengan benar. 47
1). Pentingnya pengaturan posisi bayi di payudara 47
2). Pengaturan posisi bayi di payudara 48
3. Tantangan menyusui pada ibu dan bayi. 61
a. Tantangan menyusui pada ibu. 61
1). Kondisi payudara 62
2). Tantangan pasokan ASI 79
3). Kesehatan ibu 88
b. Tantangan menyusui pada bayi. 91
1). Bayi menangis dan enggan menyusu 91
2). Indikasi medis pemberian suplementasi pada bayi 97
4. Dukungan pada keberhasilan menyusui. 116
a. Kode Internasional pemasaran produk pengganti ASI. 116
1). Mengenal Kode 117
2). Poin-poin penting kode 119
b. Dukungan persiapan menyusui pada antenatal. 121
1). Pentingnya persiapan menyusui pada antenatal 121
2). Kegiatan dukungan pada antenatal 122
c. Dukungan menyusui pada saat persalinan dan pasca persalinan. 127
1). Dukungan menyusui pada saat persalinan 128
2). Dukungan menyusui pasca persalinan 136
- Mempertahankan menyusui 136
- Memerah ASI dan memberi minum dengan cangkir 151
- Relaktasi 159
5. Konseling menyusui. 173
a. Konsep konseling menyusui. 173
3

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


1). Definisi konseling menyusui 174
2). Keterampilan mendengarkan dan mempelajari 175
3). Keterampilan membangu percaya diri dan memberi dukungan 185
b. Tata cara konseling menyusui. 193
1). Langkah-langkah konseling menyusui 193
2). Kegiatan konseling menyusui 196

C. MATA PELATIHAN PENUNJANG


1. Building Learning Commitment (BLC) 226
2. Antikorupsi 230
3. Rencana Tindak Lanjut 253

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN DASAR
KEBIJAKAN DUKUNGAN MENYUSUI DALAM PROGRAM
PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DI INDONESIA

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menghadapi situasi gizi
kompleks, dimana prevalensi masalah kekurangan gizi termasuk stunting dan kekurangan zat
gizi mikro, kelebihan gizi (overweight dan obesitas) serta penyakit tidak menular akibat gizi terjadi
dalam waktu yang bersamaan. Kekurangan gizi pada awal kehidupan atau usia dini akan
berdampak serius terhadap kualitas SDM di masa depan. Anak dapat mengalami kegagalan
pertumbuhan sehingga mengakibatkan berat badan lahir rendah, pendek, kurus, serta daya
tahan tubuh yang rendah. Selain itu anak dengan kurang gizi akan berisiko mengalami hambatan
perkembangan otak/kognitif. Dalam mengatasi masalah ini maka diperlukan kebijakan serta
strategi yang tepat sehingga dapat menunjang percepatan perbaikan gizi masyarakat terutama
pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).

Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan salah satu komitmen global (Resolusi WHA
65.6. tahun 2012) terhadap perbaikan masalah gizi, yaitu meningkatkan cakupan ASI eksklusif
pada 6 bulan pertama sampai 50% di tahun 2024, sudah cukup kuat, terbukti dengan
dikeluarkannya berbagai macam peraturan dalam mendukung keberhasilan program pemberian
ASI Eksklusif.

Materi ini membahas tentang kebijakan dukungan menyusui dalam program peningkatan
pemberian ASI dan strateginya dalam mencapai keberhasilan program.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan dukungan menyusui
dalam program peningkatan pemberian ASI di Indonesia.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan Kebijakan dukungan menyusui dalam program peningkatan pemberian
ASI
b. Menjelaskan Strategi dukungan dalam keberhasilan menyusui

MATERI POKOK
Materi pokok pada Mata Pelatihan Dasar ini meliputi:
1. Kebijakan dukungan menyusui dalam program peningkatan pemberian ASI
2. Strategi dukungan dalam keberhasilan menyusui

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


B. KEGIATAN BELAJAR

MATERI POKOK 1. KEBIJAKAN DUKUNGAN MENYUSUI DALAM PROGRAM


PENINGKATAN PEMBERIAN ASI

PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menghadapi situasi gizi
kompleks, dimana prevalensi masalah kekurangan gizi termasuk stunting dan kekurangan zat
gizi mikro, kelebihan gizi (overweight dan obesitas) serta penyakit tidak menular akibat gizi terjadi
dalam waktu yang bersamaan. Salah satu upaya penting yand dapat dilakukan dalam mencegah
terjadinya bebera masalah gizi tersebut adalah dengan pemberian ASI. Penting untuk
mengetahui kebijakan dukungan dalam program pemberian ASI di Indonesia.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan kebijakan dukungan menyusui
dalam program peningkatan pemberian ASI.

URAIAN MATERI POKOK


Sebelum mempelajari materi yang lain, penting untuk mempelajari kebijakan mengenai
dukungan menyusui dalam program peningkatan pemberian ASI ini. Mari kita pelajari bersama
dengan penuh semangat.

Kekurangan gizi pada awal kehidupan atau usia dini akan berdampak serius terhadap kualitas
sumber daya manusia di masa depan. Anak dapat mengalami kegagalan pertumbuhan yang
mengakibatkan berat badan lahir rendah, pendek, kurus, serta daya tahan tubuh yang rendah.
Selain itu anak dengan kurang gizi akan berisiko mengalami hambatan perkembangan
otak/kognitif sehingga kesulitan dalam mengikuti pendidikan, yang pada akhirnya berakibat pada
rendahnya produktivitas di masa dewasa. Salah satu masalah kekurangan gizi mikro yang
penting adalah defisiensi zat besi pada remaja putri dan ibu hamil sehingga dapat menyebabkan
anemia pada ibu hamil dan berakibat kurang baik pada janin di dalam kandunganya. Di sisi lain,
masalah kelebihan gizi dan penyakit tidak menular juga perlu mendapat perhatian serius.

Komitmen global terhadap perbaikan masalah gizi sangat tinggi yang ditunjukkan melalui
Resolusi WHA 65.6. pada tahun 2012 yang menetapkan 6 target gizi global yang harus dicapai
pada tahun 2025, meliputi:
a. Menurunkan proporsi balita stunting 40%;
b. Menurunkan proporsi wanita usia subur yang anemia 50%;
c. Menurunkan proporsi BBLR 30%;
d. Tidak ada kenaikan overweight pada balita;
e. Meningkatkan cakupan ASI Eksklusif pada 6 bulan pertama sampai 50%; dan
f. Menurunkan dan mempertahankan proporsi balita wasting menjadi kurang dari 5%.

Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan salah satu komitmen tersebut, yaitu meningkatkan
cakupan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama sampai 50% di tahun 2024, cukup kuat. Pada tahun
2012, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif. ASI Eksklusif sendiri didefinisikan sebagai ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain. Selain itu, Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting menetapkan ‘bayi usia kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif’
sebagai salah satu indikator intervensi gizi spesifik dalam upaya penurunan stunting untuk
mencapai target 14% di tahun 2024. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021,
proporsi balita yang mendapatkan inisiasi menyusu dini (IMD) sebesar 48,6% sementara
6

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


proporsi bayu usia 0-5 bulan mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 52,5%. Agar dapat
dilaksanakan secara operasional di lapangan, maka telah diterbitkan tiga peraturan Menteri
Kesehatan yang merupakan turunan dari PP nomor 33 tahun 2012, yaitu:
1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas
Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu.
Pengaturan tata cara penyedian ruang ASI bertujuan untuk memberikan perlindungan
kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dan memenuhi hak anak untuk mendapatkan
ASI Eksklusif dan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah
Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberi ASI Eksklusif.
Dukungan sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:
- Penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI;
- Pemberian kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja;
- Pembuatan peraturan internal yang mendukung keberhasilan program pemberian ASI
Eksklusif; dan
- Penyediaan tenaga terlatih pemberian ASI.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk
Bayi Lainnya.
Pengaturan susu formula bayi dan produk bayi lainnya bertujuan agar:
- setiap orang memiliki akses terhadap informasi pemenuhan gizi bagi bayi yang tidak
mendapat ASI Eksklusif;
- setiap orang memiliki akses yang benar dan sesuai standar yang direkomendasikan
dalam penggunaan susu formula bayi dan produk bayi lainnya;
- setiap orang memiliki akses komunikasi, informasi dan edukasi mengenai penggunaan
susu formula bayi dan produk bayi lainnya secara actual dan objektif yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan; dan
- adanya kerja sama antara ibu, pihak keluarga, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam mengampanyekan pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
Di dalam peraturan ini digambarkan pula tugas dan tanggung jawab serta kewajiban
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya
pemenuhan gizi bagi bayi dengan pemberian ASI Eksklusif, dan disaat bersamaan
mengawasi penggunaan susu formula bagi bayi dan produk bayi lainnya di masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi
Administratif bagi Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Penyelenggara Satuan Pendidikan Kesehatan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang
Kesehatan, serta Produsen dan Distributor Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi
Lainnya yang Dapat Menghambat Keberhasilan Program Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Peraturan ini berisi kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan,
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan
Kesehatan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang Kesehatan, serta Produsen dan
Distributor Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi Lainnya dalam mendukung
keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.
Selain itu, peraturan ini berisi sanksi yang akan didapatkan oleh Tenaga Kesehatan,
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan
Kesehatan, Pengurus Organisasi Profesi di Bidang Kesehatan, serta Produsen dan
Distributor Susu Formula Bayi dan/atau Produk Bayi Lainnya, apabila ditemukan
pelanggaran atas kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam peraturan ini, berupa sanksi
administratif seperti teguran lisan, teguran tertulis, dan/atau pencabutan izin.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Dukungan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif tentunya diperlukan dari berbagai pihak,
sehingga dapat tercipta lingkungan yang kondusif bagi seorang ibu untuk menyusui
anaknya secara eksklusif. Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui peraturan nomor
1 tahun 2022 tentang Pengawasan Klaim Pada Label dan Iklan Pangan Olahan, mengatur
para pelaku usaha dilarang untuk mencantumkan klaim untuk pangan olahan yang
diperuntukkan bagi bayi pada label dan iklan pangan olahannya.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menghadapi situasi gizi
kompleks, dimana prevalensi masalah kekurangan gizi termasuk stunting dan kekurangan
zat gizi mikro, kelebihan gizi (overweight dan obesitas) serta penyakit tidak menular akibat
gizi terjadi dalam waktu yang bersamaan. Salah satu masalah gizi yang menjadi prioritas
Pemerintah adalah stunting. Pemerintah melalui Perpres nomor 72 tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting telah menetapkan ‘bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapatkan ASI Eksklusif’ sebagai salah satu indikator intervensi gizi spesifik dalam
upaya penurunan stunting untuk mencapai target 14% di tahun 2024.
b. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintah dalam upaya peningkatan pemberian
ASI Eksklusif di Indonesia. Kebijakan dalam bentuk peraturan-peraturan itu mewajibkan
semua pihak untuk turut mendukung tercapainya program pemberian ASI Eksklusif, selain
itu terdapat sanksi yang dapat diterapkan kepada semua pihak yang melanggar kewajiban-
kewajiban yang telah diatur dalam kebijakan-kebijakan tersebut.

MATERI POKOK 2. STRATEGI DUKUNGAN DALAM KEBERHASILAN MENYUSUI

PENDAHULUAN
Dukungan dalam keberhasilan menyusui sangat dibutuhkan oleh ibu/pengasuh. Menyusui
memberikan perlindungan terbesar dari kematian bayi dan anak. Untuk itu diperlukan strategi
yang tepat dalam mendukung keberhasilan menyusui. Dukungan ini terutama diberikan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan strategi dukungan dalam
keberhasilan menyusui.

URAIAN MATERI
Anda tentunya telah mengetahui mengenai dukungan dalam keberhasilan menyusui ya.
Tahukah Anda apa strategi dukungan dalam keberhasilan menyusui? Mari kita pelajari bersama
dengan tetap semangat.

Menyusui memberikan perlindungan terbesar dari kematian bayi dan anak. World Health
Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) merekomendasikan bayi
untuk disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Menyusui dilanjutkan
hingga usia dua tahun atau lebih. Agar ibu/pengasuh dapat membangun dan mempertahankan
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, WHO dan UNICEF merekomendasikan:
- Kontak kulit-ke-kulit sejak dini tanpa gangguan dan mulai menyusui dalam satu jam pertama
kehidupan;
- ASI eksklusif - bayi hanya diberi ASI;
- Menyusui secara responsif - yaitu, sesering dan selama yang diinginkan oleh bayi, siang
dan malam;

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


- Memberi konseling kepada ibu tentang risiko dan penggunaan formula, botol, empeng atau
dot.
Jam-jam di hari pertama kehidupan bayi baru lahir merupakan waktu yang penting untuk
memberikan dukungan yang dibutuhkan ibu agar mereka berhasil memulai dan terus menyusui.
Oleh karena itu, kebijakan, program dan fasilitas harus memberikan dukungan tersebut. Lancet
(2016) menyebutkan bahwa praktik menyusui yang lebih baik akan mencegah sekitar 823.000
kematian per tahun untuk anak-anak di bawah usia lima tahun. Banyak anak yang menderita
efek jangka panjang dari praktik pemberian makan yang buruk, termasuk gangguan
pertumbuhan, malnutrisi, dan peningkatan risiko penyakit menular dan kronis.

Dukungan kepada ibu dapat dimulai sejak kehamilan dan seterusnya dengan menggunakan
teknik-teknik konseling yang terdiri dari dua keterampilan konseling. Keterampilan tersebut yaitu
keterampilan mendengarkan dan mempelajari dan keterampilan membangun kepercayaan diri
dan memberi dukungan.
Keterampilan mendengarkan dan mempelajari terdiri dari:
• Menggunakan komunikasi non-verbal yang sesuai
• Mengajukan pertanyaan terbuka
• Menggunakan respon dan gerak tubuh yang menunjukkan minat
• Menyampaikan kembali apa yang dikatakan ibu/pengasuh
• Berempati – menunjukkan bahwa kita memahami perasaan ibu/orangtua/pengasuh
• Menghindari penggunaan kata-kata yang menghakimi

Sedangkan keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan terdiri dari:
• Menerima apa yang dipikirkan dan dirasakan ibu/pengasuh.
• Mengenali pengalaman baik dan memuji ibu/pengasuh.
• Memberikan bantuan praktis.
• Menyampaikan informasi yang relevan.
• Menggunakan bahasa sederhana.
• Menawarkan satu atau dua saran, bukan perintah

Menciptakan lingkungan yang memberdayakan melalui kebijakan dan program dapat


membantu mendukung pemberian ASI eksklusif dan berkelanjutan.
• Tahun 2002: WHO dan UNICEF memromosikan Strategi global pemberian makan
bayi dan anak kecil.
• Tahun 2012: WHO menetapkan enam sasaran gizi global melalui rencana
implementasi komprehensif tentang gizi ibu, bayi dan anak kecil. Sebagai bagian
dari praktik pemberian ASI yang optimal, program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif.
Strategi Global menyerukan:
• Implementasi BFHI lebih lanjut.
• Kurikulum manajemen menyusui/ laktasi dalam pelatihan tenaga kesehatan.
• Dukungan masyarakat untuk ibu menyusui dan bayi.
• Data menyusui yang akurat dan mutakhir.
• BFHI atau Rintisan Rumah Sakit Sayang Bayi dimulai oleh WHO dan UNICEF pada
tahun 1991. Sejak saat itu, program ini telah diadopsi oleh banyak negara dan
organisasi. Pada tahun 2007, sudah ada 20.000 rumah sakit di 152 negara yang
telah berstatus 'sayang bayi’.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


• BFHI bertujuan untuk menyediakan lingkungan perawatan kesehatan yang
membantu perolehan keterampilan orangtua yang untuk menyusui secara eksklusif
selama enam bulan dan terus menyusui selama dua tahun atau lebih.
• Rintisan Rumah Sakit Sayang Bayi bertujuan mempromosikan implementasi secara
menyeluruh dari Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Sepuluh LMKM
pertama kali ditulis pada tahun 1989. Langkah-langkah ini kemudian direvisi pada
2018 dan digunakan di seluruh dunia sebagai dasar BFHI.

Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (10 LMKM) revisi 2018


Prosedur Manajemen Kritis:
1a. Mematuhi sepenuhnya Kode Internasional pemasaran pengganti ASI dan resolusi WHA
yang relevan.
1b. Memiliki kebijakan pemberian makan bayi tertulis yang secara rutin dikomunikasikan
kepada staf dan orang tua.
1c. Membuat sistem pemantauan dan manajemen data yang berkelanjutan.
2. Pastikan bahwa staf memiliki pengetahuan, kompetensi dan keterampilan yang memadai
untuk mendukung pemberian ASI.
3. Diskusikan pentingnya menyusui dan persiapannya dengan ibu hamil dan keluarga.
4. Memfasilitasi kontak kulit-ke-kulit langsung dan tanpa gangguan, untuk mendukung ibu
mulai menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir.
5. Dukung ibu untuk memulai dan mempertahankan menyusui serta menangani kesulitan
umum.
6. Jangan berikan makanan atau cairan apa pun selain ASI kepada bayi baru lahir yang
disusui kecuali ada indikasi medis.
7. Memungkinkan ibu dan bayinya untuk tetap bersama dan mempraktikkan rawat gabung
selama 24 jam sehari.
8. Dukung ibu mengenali dan menanggapi isyarat bayi menyusu.
9. Beri nasihat kepada ibu tentang penggunaan dan risiko botol-dot dan empeng.
10. Koodinasikan pemulangan sehingga orang tua dan bayinya memiliki akses tepat waktu
ke dukungan dan perawatan yang berkelanjutan.

SEKARANG SAYA TAHU

a. Dukungan kepada ibu/pengasuh penting dilakukan dengan teknik komunikasi yang tepat dan
efektif. Dua keterampilan konseling merupakan teknik komunikasi yang dapat digunakan
yaitu keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta keterampilan membangun percaya
diri dan memberi dukungan.
b. Salah satu strategi global yang dapat kita implementasikan di fasilitas kesehatan adalah
rintisan rumah sakit sayang bayi (BFHI) dengan menerapkan 10 (Sepuluh) langkah menuju
keberhasilan menyusui.

C. TES FORMATIF

1. Tiga peraturan Menteri Kesehatan yang merupakan turunan dari PP nomor 33


tahun 2012 yaitu:
a. PMK nomor 15 tahun 2015; PMK nomor 39 tahun 2013 dan PMK no 15 tahun 2014.
b. PMK nomor 15 tahun 2013; PMK nomor 39 tahun 2014 dan PMK no 15 tahun 2014.
c. PMK nomor 15 tahun 2013; PMK nomor 39 tahun 2013 dan PMK no 15 tahun 2014.
d. PMK nomor 15 tahun 2015; PMK nomor 39 tahun 2014 dan PMK no 15 tahun 2014.
10

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


e. PMK nomor 15 tahun 2013; PMK nomor 39 tahun 2013 dan PMK no 15 tahun 2016.

2. Termasuk di bawah ini keterampilan mendengarkan dan mempelajari yang


penting dalam melakukan komunikasi dengan ibu/pengasuh:
a. Menerima apa yang dipikirkan dan dirasakan ibu/pengasuh
b. Memberikan bantuan praktis.
c. Menyampaikan informasi relevan.
d. Menghindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.
e. Menawarkan satu atau dua saran, bukan perintah.

3. Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui (10 LMKM) revisi 2018 yang
termasuk dalam prosedur manajemen kritis adalah
a. Mematuhi Kode Internasionak pemasaran pengganti ASI dan resolusi WHA yang
relevan.
b. Dukung ibu untuk memulai dan mempertahankan menyusui serta menangani
kesulitan umum.
c. Memungkinkan ibu dan bayinya untuk tetap bersama dan mempraktikkan rawat
gabung selama 24 jam sehari.
d. Dukung ibu mengenali dan menanggapi isyarat bayi menyusu.
e. Beri nasihat kepada ibu tentang penggunaan dan risiko botol-dot dan empeng.

D. KUNCI JAWABAN
1. c
2. d
3. a

E. REFERENSI

• Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan
Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan
Produk Bayi Lainnya.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administratif bagi Tenaga Kesehatan, Penyelenggara Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Penyelenggara Satuan Pendidikan Kesehatan, Pengurus Organisasi
Profesi di Bidang Kesehatan, serta Produsen dan Distributor Susu Formula Bayi
dan/atau Produk Bayi Lainnya yang Dapat Menghambat Keberhasilan Program
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
• Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 1 tahun 2022 tentang
Pengawasan Klaim Pada Label dan Iklan Pangan Olahan.
• Strategi global untuk pemberian makan bayi dan anak kecil. Jenewa: World Health
Organization; 2003 https://apps.who.int/iris/bitstrea/10665/42590/1/9241562218 ,
diakses 18 Maret 2020.
• WHO/ UNICEF. Rintisan rumah sakit sayang bayi: direvisi, diperbarui dan diperluas
untuk perawatan terintegrasi. Jenewa: World Health Organization; 2009
https://apps.who.int/iris/handle/10665/43593
• WHO/ UNICEF. Target nutrisi global 2025: ringkasan kebijakan menyusui
(WHO/NMH/NHD/14.7). Jenewa: World Health Organization; 2014
11

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


https://apps.who.int/iris/bitstream/gagang/10665/149022/WHO_NMH_NHD_14.7_eng
, diakses 18 Maret 2020.
• WHO/ UNICEF. Panduan implementasi: melindungi, mempromosikan dan mendukung
pemberian ASI di fasilitas yang menyediakan layanan ibu hamil dan bayi baru lahir -
Rintisan Rumah Sakit Sayang Bayi yang telah direvisi. Jenewa: World Health
Organization; 2018
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/272943/9789241513807-eng diakses
18 Maret 2020.
• WHO/ UNICEF. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Jenewa: World
Health Organization; 2018 https://www.who.int.nutrition/bfhi/ten-steps/en/ , diakses 18
Maret 2020.

12

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN INTI 1
KONSEP MENYUSUI

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan dari kelenjar payudara dan merupakan makanan terbaik
yang sesuai dengan kebutuhan anak. Komposisi ASI berbeda dari susu hewan atau susu
formula. Anak yang diberi makanan buatan misalnya susu formula, susu sapi atau susu hewan
lain, akan merugikan dan membahayakan. Kita perlu mengetahui perbedaan antara ASI,
susu hewan, dan susu formula, serta risiko pemberian makanan buatan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui membantu proses perkembangan
intelektual anak. Terdapat perbedaan Intelligence Quotient (IQ) secara signifikan pada bayi yang
diberi ASI dengan bayi yang diberi susu formula. Bayi yang diberi ASI lebih cerdas dan tidak
mudah sakit.
Kita perlu memahami proses dan cara kerja menyusui serta masalah yang mungkin timbul pada
saat menyusui sehingga dapat membantu ibu agar berhasil menyusui. Terdapat penggunaan
beberapa istilah dalam pemberian makan bayi dan anak. Pola pemberian makan bayi memiliki
perbedaan dari satu wilayah ke wilayah lainnya, oleh sebab itu kita perlu mengetahui situasi lokal
menyusui. Pada mata pelatihan ini akan membahas mengenai pentingnya menyusui dan cara
kerja menyusui.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami konsep menyusui
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan pentingnya menyusui
b. Menjelaskan cara kerja menyusui

MATERI POKOK
Materi pokok pada Mata Pelatihan Inti ini meliputi:
1. Pentingnya Menyusui
2. Cara Kerja Menyusui

B. KEGIATAN BELAJAR

MATERI POKOK 1. PENTINGNYA MENYUSUI

PENDAHULUAN
Menyusui adalah yang terbaik dibutuhkan oleh bayi. Sebelum membantu ibu/pengasuh, tenaga
kesehatan perlu untuk memahami pentingnya menyusui. Istilah-istilah apa saja yang perlu
diketahui, apa saja manfaat menyusui dan komposisi ASI hingga tahun kedua menyusui. Sesuai
rekomendasi WHO/UNICEF bahwa menyusui eksklusif dimulai sejak bayi lahir hingga usia 6
bulan dan pemberian ASI dilanjutkan hingga uisa bayi 2 tahun atau lebih.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk menjelaskan pentingnya menyusui.

13

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


SUB MATERI POKOK
Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Definisi-definisi terkait menyusui.
2. Manfaat menyusui.
3. Komposisi ASI

URAIAN MATERI POKOK


Tahukah Anda istilah-istilah apa saja yang perlu diketahui yang berkaitan dengan menyusui?
Mari kita pelajari bersama dengan terus menjaga semangat ya…

1. Definisi-definisi terkait Menyusui

WHO dan UNICEF merekomendasikan menyusui eksklusif selama enam bulan pertama sejak
bayi lahir. ASI eksklusif berarti tidak ada makanan atau minuman lain yang boleh diberikan,
bahkan air sekalipun kecuali ASI saja. Tenaga kesehatan perlu memahami manfaat-manfaat
menyusui sehingga dapat membantu ibu yang meragukan nilai dan kecukupan ASI.
Dalam enam bulan pertama kehidupan, ASI eksklusif menyediakan semua kebutuhan gizi dan
cairan yang dibutuhkan oleh bayi. Sejak memasuki usia enam bulan, semua bayi membutuhkan
makanan pendamping selain ASI, namun ASI tetap menjadi sumber energi dan gizi yang
berkualitas tinggi sehingga penting untuk dilanjutkan hingga bayi usia 2 tahun atau lebih.

CATATAN:
Informasi ini dapat diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu/pengasuh pada periode pra kelahiran. Informasi
diberikan dengan bahasa sederhana agar lebih mudah dipahami.

Beberapa definisi-definisi terkait menyusui yang perlu diketahui adalah:


• Air Susu Ibu (ASI):
Cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.
• ASI Eksklusif:
ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.
• Menyusui:
Cara yang normal dan sehat untuk memberi makan bayi dengan cara mengisap payudara
ibu.
• Menyusui Eksklusif:
Menyusui eksklusif berarti hanya memberikan ASI saja, tidak memberi bayi makanan atau
minuman lain, termasuk air putih, di samping menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin
atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan)
• Menyusui predominan:
Menyusui predominan berarti memberikan ASI (menyusui, pemberian ASI perah atau ibu
susuan) tapi juga memberi sejumlah kecil cairan lain seperti air, teh.
• Menyusui penuh:
Menyusui penuh berarti menyusui eksklusif atau predominan.
• Menyusui parsial atau campuran:
Menyusui parsial berarti menyusui bayi ditambah asupan selain ASI, baik itu susu formula,
bubur, atau makanan lainnya.
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Tindakan meletakkan bayi kontak kulit-ke-kulit di dada ibu, dalam 1 jam pertama setelah
lahir.
14

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


• Pemberian makanan buatan:
Pemberian makanan buatan berarti memberi bayi susu formula, susu hewan, makanan atau
minuman lain seperti bubur sereal yang diencerkan, dan sama sekali tidak menyusu.
• Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Tepat Waktu:
Memberikan bayi makanan padat, semi-padat atau makanan lunak yang dimulai pada usia 6
bulan.
• Menyusui bayi hingga usia 2 tahun atau lebih:
Melanjutkan menyusui hingga bayi usia 2 tahun atau lebih.

Nah, Anda telah selesai mempelajari istilah-istilah terkati menyusui, mari kita melanjutkan
pembelajaran pada sub materi pokok berikutnya mengenai manfaat menyusui. Penting bagi
tenaga kesehatan untuk mengetahui apa saja manfaat menyusui sehingga dapat memberikan
informasi yang tepat kepada ibu/pengasuh.

2. Manfaat Menyusui

Penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami manfaat-manfaat menyusui. Saat memberikan
pelayanan, tenaga kesehatan dapat membantu ibu yang ragu akan manfaat dan kecukupan ASI.
Dalam enam bulan pertama kehidupan, ASI eksklusif menyediakan semua nutrisi dan air yang
dibutuhkan oleh bayi dan tetap memberikan manfaat hingga bayi 2 tahun atau lebih.

CATATAN:
Informasi tentang manfaat menyusui penting untuk diberikan kepada ibu dan keluarga sejak periode pra kelahiran.

Slide ini merangkum beberapa manfaat ASI dan menyusui. Manfaat ASI tercantum di sebelah
kiri slide dan manfaat menyusui tercantum di sebelah kanan.

Manfaat ASI bagi bayi adalah:


• Mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi.
• Mudah dicerna dan digunakan secara efisien oleh tubuh bayi.
• Melindungi bayi dari infeksi.
• Memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit tidak menular kronis (seperti
obesitas, hipertensi dan diabetes).
• Biayanya lebih murah daripada makanan buatan

15

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Manfaat Menyusui adalah:.
• Membantu ibu dan bayi untuk bonding (menjalin ikatan yang dekat dan penuh kasih sayang).
• Membantu perkembangan bayi.
• Melindungi kesehatan ibu.
• Membantu rahim kembali ke ukuran semula sehingga mengurangi perdarahan serta
mencegah anemia.
• Mengurangi risiko kanker ovarium dan kanker payudara pada ibu.
• Membantu menunda kehamilan baru.

Perlindungan dari infeksi


ASI mengandung sel darah putih dan sejumlah faktor anti infeksi sehingga dapat melindungi bayi
dari:
• Diare dan penyakit pernapasan.
• Infeksi telinga, meningitis dan infeksi saluran kemih.
• ASI juga mengandung antibodi terhadap infeksi yang pernah dialami ibu di masa lalu.

CATATAN: Seorang bayi sebaiknya tidak dipisahkan dari ibunya ketika ibu mengalami infeksi karena ASI membantu
melindungi keduanya dari infeksi.

Diagram ini menunjukkan bagaimana menyusui melindungi bayi dari diare. Grafik ini
menunjukkan penemuan penting dari suatu penelitian di Filipina. Penelitian tersebut
membandingkan pemberian asupan dengan berbagai cara dan risiko terjadinya diare. Diagram
batang ‘ÁSI eksklusif’ menunjukkan bayi yang disusui secara eksklusif sangat sedikit terserang
diare.
16

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Manfaat psikologis menyusui

Menyusui memiliki manfaat psikologis yang penting bagi ibu dan bayi.
• Saling bersentuhan segera setelah lahir membantu terjalinnya ikatan batin antara ibu dan
bayi dan ibu merasa puas secara emosional.
• Bayi cenderung lebih jarang menangis jika disusui.
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat membantu perkembangan
intelektual anak. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang diberi ASI pada minggu-
minggu pertama kehidupannya memiliki kinerja yang lebih baik dalam tes kecerdasan di
masa kanak-kanak di kemudian hari dibandingkan anak-anak yang diberi makanan
buatan.
• Jika ibu memutuskan untuk tidak menyusui, penting untuk membantu mereka menjalin
ikatan batin dengan bayinya dengan cara lain selain menyusui.

Risiko tidak menyusui

Slide di atas merangkum risiko tidak menyusui.


• Dibandingkan dengan menyusui, pemberian makanan buatan mungkin membutuhkan lebih
besar bagi ibu untuk menjalin ikatan batinnya dengan bayi.
• Bayi yang diberi makanan buatan lebih mungkin terserang diare, infeksi saluran pernapasan,
dan infeksi lainnya. Makanan buatan tidak memiliki faktor anti infeksi, mudah terkontaminasi
17

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


oleh bakteri berbahaya atau sumber air yang tidak bersih.
• Penyiapan dan pengolahannya lebih sulit.
• Bayi mungkin menjadi kurang gizi dan lebih mungkin menderita kekurangan vitamin A.
• Bayi lebih mungkin mengalami alergi, termasuk eksim dan asma.
• Bayi mungkin tidak toleran terhadap susu formula, sehingga menyebabkan diare, ruam dan
gejala lainnya.
• Ada peningkatan risiko beberapa penyakit kronis pada anak, seperti diabetes. Bayi mungkin
diberi makan berlebihan dan menjadi gemuk di kemudian hari.
• Nilai yang lebih rendah pada tes kecerdasan.
• Ibu yang tidak menyusui mungkin lebih cepat hamil lagi.
• Ibu lebih mungkin menderita anemia setelah melahirkan.
• Ibu lebih berisiko terkena kanker ovarium atau payudara.

Kini Anda telah mengetahui apa saja manfaat menyusui, selanjutnya mari mempelajari bersama
komposisi ASI. Banyak sekali kandungan zat gizi yang ada di dalam ASI yang berbeda dengan
susu lainnya.

3. Komposisi ASI

Dengan melihat kandungan zat gizi dalam ASI pada slide berikut, kita dapat melihat bahwa
komposisinya lengkap untuk bayi.

CATATAN: Susu formula terbuat dari berbagai macam bahan, termasuk gula, susu hewani, kedelai, dan minyak
nabati. Diagram formula menunjukkan bahwa meskipun jumlahnya telah disesuaikan agar menjadi seperti ASI,
komposisinya masih belum lengkap untuk bayi dibandingkan semua komponen lain yang terkandung dalam ASI.
Susu formula tidak memiliki banyak kualitas esensial seperti yang ada di dalam ASI, termasuk antibodi khusus dan
zat bioaktif lain yang melindungi bayi dari penyakit.

18

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Untuk memahami komposisi susu buatan, kita perlu memahami perbedaan antara ASI dan susu
hewan. Bagan ini membandingkan zat gizi dalam ASI dan susu segar dari sapi dan kambing.
Semua susu tersebut mengandung:
• lemak: memberikan energi
• protein: pertumbuhan
• laktosa: gula susu yang juga menyediakan energi.
• Susu hewan mengandung lebih banyak protein daripada ASI.
• Ginjal bayi belum dapat mengeluarkan sisa protein dari susu hewan.
• ASI juga mengandung asam lemak esensial dan dibutuhkan untuk pertumbuhan otak, mata,
dan pembuluh darah bayi yang sehat, yang tidak terdapat pada susu hewan tapi dapat
ditambahkan ke dalam susu formula.

Slide di atas menunjukkan bagaimana protein dalam berbagai susu mungkin bervariasi dalam
hal kualitas dan kuantitas.
• Meskipun kuantitas protein dalam susu sapi dapat dimodifikasi untuk membuat susu formula,
kualitas proteinnya tidak dapat diubah.
• Protein dalam susu sapi adalah kasein. Kasein membentuk gumpalan yang kental dan tidak
bisa dicerna di perut bayi. Sedangkan ASI mengandung jenis kasein yang berbeda karena
membentuk gumpalan yang lembut sehingga mudah dicerna.
• ASI mengandung lebih banyak protein Whey yang mudah larut. Protein Whey mengandung
protein anti infeksi, antara lain Imunoglobulin A (IgA) dan laktoferin yang membantu
melindungi bayi dari infeksi.

CATATAN: Bayi yang diberi makanan buatan dapat mengalami alergi terhadap protein dari susu hewan. Mereka
bisa terkena diare, sakit perut, ruam, dan gejala lain jika diberi makanan buatan yang mengandung berbagai jenis
protein. Faktor anti-infeksi lainnya dalam ASI termasuk faktor bifidus (yang menunjang pertumbuhan Lactobacillus
bifidus yang menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya, dan menyebabkan tinja bayi yang diberi ASI berbau
seperti yogurt). ASI juga mengandung faktor anti-virus dan faktor anti-parasit.

19

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


• Jumlah lemak pada susu sapi dan ASI hampir sama, namun ada perbedaan penting pada
kualitas lemak dalam susu yang berbeda.
• ASI mengandung asam lemak esensial yang tidak terdapat di dalam susu sapi. Asam lemak
esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh
darah. Selain itu, asam lemak terdiri dari dari asam lemak linoleat dan asam lemak linolenat
yang merupakan prekursor Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA).
Keunggulan ASI mengandung AA dan DHA yang siap pakai untuk pembentukan sel otak.
• Asam lemak esensial kadang ditambahkan ke dalam susu formula, namun tidak pasti
apakah tubuh bayi dapat menggunakannya seperti pada asam lemak esensial dalam ASI.
• ASI juga mengandung enzim lipase yang membantu mencerna lemak. Enzim ini tidak
terdapat di dalam susu hewan atau susu formula. Jadi, lemak yang terdapat di dalam ASI
dicerna lebih sempurna dan digunakan lebih efisien oleh tubuh bayi dibandingkan dengan
lemak yang terdapat di dalam susu sapi atau susu formula.Tinja bayi yang diberikan
makanan buatan lebih keras dan kental dibandingkan bayi yang diberi ASI. Hal ini antara lain
disebabkan karena tinja bayi yang diberi susu formula lebih banyak mengandung lemak dan
sisa makanan yang tidak dapat digunakan oleh tubuh bayi.

CATATAN:
Asam Lemak Esensial
Asam lemak esensial yang paling penting dalam ASI adalah lemak rantai panjang tak jenuh DHA dan AA. BBLR
yang disusui memiliki perkembangan saraf dan kecerdasan yang lebih baik, mungkin karena DHA dan AA dalam ASI.
Kadang DHA dan AA ditambahkan dalam susu formula, namun tidak pasti apakah tubuh bayi dapat menggunakannya
seperti DHA dan AA dalam ASI.

Lipase dalam ASI


Saat lahir lambung bayi belum menghasilkan semua enzim yang dibutuhkan untuk mencerna lemak susu. Lipase
di dalam ASI membantu menyempurnakan pencernaan lemak di dalam lambung bayi. Lipase dalam ASI disebut bile-
salt stimulated lipase karena mulai bekerja di dalam usus bersamaan dengan tersedianya garam-empedu
tersebut. Lipase tidak aktif di payudara atau di dalam lambung sebelum ASI bercampur dengan empedu.

20

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


• Zat besi penting untuk mencegah anemia. Beberapa jenis susu mengandung zat besi
dalam jumlah yang sangat sedikit (50-70 µg/100 ml, atau 0,5-0,7 mg/l). Namun ada
perbedaan yang penting.
• Hanya sekitar 10% zat besi pada susu sapi yang bisa diserap, namun sekitar 25–50% zat
besi dari ASI dapat diserap.
• Bayi yang diberi susu sapi mungkin tidak mendapat cukup zat besi, sehingga bayi sering
menderita anemia.

Dengan memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi kecukupan zat besi akan terpenuhi
dan bayi dapat terlindungi dari anemia sampai sekurangnya bayi berumur 6 bulan atau lebih.

CATATAN:
Bayi yang lahir cukup bulan mendapatkan sebagian besari zat besi yang dibutuhkan melalui plasenta. Pemotongan tali
pusat yang lebih lama (pada waktu 2 menit, atau ketika tali pusat berhenti berdenyut) berdampak lebih banyak zat besi
yang mengalir ke bayi. Zat besi ini, dengan zat besi dalam ASI cukup untuk enam bulan pertama kehidupan. Bayi yang
lahir prematur, dan bayi BBLR, mungkin memerlukan tambahan suplemen zat besi.

Pada beberapa merek susu formula ditambahkan zat besi. Akan tetapi tambahan tersebut tidak diserap dengan baik
sehingga harus ditambah dalam jumlah besar untuk melindungi bayi dari anemia. Penambahan zat besi dapat
mempermudah tumbuhnya beberapa jenis bakteri yang mungkin akan meningkatkan peluang terjadinya infeksi misalnya
meningitis dan sepsis.

21

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Perbedaan antara kolostrum dan ASI matang:
• Komposisi ASI bervariasi berdasarkan jenis makanan dan usia bayi. Kolostrum adalah
ASI pertama yang diekskresikan di akhir masa kehamilan dan selama beberapa hari
pertama setelah melahirkan. Warnanya kekuningan atau bening. Kandungan proteinnya
lebih tinggi dari ASI yang muncul kemudian. Sebagian besar protein ini adalah
Imunoglobulin.
• Beberapa hari setelah melahirkan, kolostrum berubah menjadi ASI transisi, kemudian
menjadi ASI matang. Payudara terasa penuh, keras dan berat. Beberapa orang menyebut
ini ASI yang "keluar", tetapi ini bisa membingungkan bagi seorang ibu baru. Lebih baik
jika tenaga kesehatan menjelaskan perubahan ASI pada minggu pertama.
• ASI juga berubah dari awal sampai akhir dalam satu kali penyusuan. ASI yang keluar
pertama kali disebut ASI awal (foremilk). ASI yang keluar belakangan disebut ASI akhir
(hindmilk).

Perbedaan antara ASI awal (Foremilk) dan ASI akhir (Hindmilk) seperti yang
ditunjukkan dalam gambar ini?
• Foremilk adalah susu yang lebih encer dan diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak
pada awal proses menyusui. Kandungan protein, laktosa, air dan nutrisi lainnya. Bayi tidak
membutuhkan air sebelum berusia enam bulan, bahkan di iklim panas.
• Hindmilk adalah susu lebih putih yang diproduksi setelah masa awal menyusui. Jenis ASI
ini mengandung lebih banyak lemak dari pada foremilk.
• Lemak memberikan energi dalam menyusui, jadi penting bagi bayi untuk mendapatkan
kedua jenis ASI tersebut.

CATATAN: Kekhawatiran yang umum dikemukakan adalah ASI yang "terlalu encer" atau "tidak cukup". Ini
merupakan `kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk membangun kepercayaan diri ibu dan memberikan informasi
yang relevan. `Ketika bayi mendapatkan foremilk dan hindmilk, mereka mendapatkan “makanan” lengkap, termasuk
semua cairan `yang ia butuhkan.

Kolostrum

Slide ini menunjukkan sifat khusus kolostrum dan pentingnya kolostrum.


• Kolostrum adalah ASI pertama yang dikonsumsi bayi baru lahir segera setelah lahir. Jumlah
kolostrum dalam beberapa kali pertama bayi menyusu sangat kecil, kira-kira 2-10 mL. Ingat,
bayi sedang belajar mengisap, menelan, dan bernapas. Jadi, jumlahnya memang harus
sedikit agar mereka tidak tersedak.
• Kolostrum mengandung faktor imun untuk melindungi bayi. ASI ini memiliki lebih banyak
22

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


antibodi dan protein anti-infeksi lainnya daripada ASI matang. Inilah sebagian alasan
mengapa kolostrum mengandung lebih banyak protein daripada ASI matang.
• Kolostrum mengandung lebih banyak sel darah putih daripada ASI matang. Kolostrum
membantu mencegah infeksi bakteri berbahaya dan memberikan imunisasi pertama untuk
melawan banyak penyakit.
• Kolostrum memiliki efek pencahar ringan, yang membantu membersihkan mekonium (tinja
awal berwarna gelap) dalam usus bayi. Kolostrum juga membersihkan bilirubin dari usus dan
membantu menjaga tingkat bilirubin tetap rendah untuk mencegah penyakit kuning.
• Kolostrum mengandung banyak faktor pertumbuhan untuk mengembangkan usus bayi yang
belum matang. Kolostrum juga memberikan lapisan pelindung pada usus bayi. Ini membantu
mencegah bayi terkena alergi dan intoleransi terhadap makanan lain di masa mendatang.
• Kolostrum kaya akan vitamin A, yang membantu mengurangi tingkat keparahan infeksi. ASI
pertama membantu dalam perlindungan ini.
• Kolostrum ada di payudara sebelum bayi lahir. Bayi tidak boleh diberi minuman atau
makanan apa pun sebelum mulai menyusui. Makanan buatan yang diberikan sebelum bayi
mendapatkan kolostrum akan meningkatkan risiko alergi dan infeksi.

ASI di tahun kedua

• Selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, pemberian ASI secara eksklusif dapat memberikan
semua zat gizi dan air yang diperlukan bayi. Mulai usia 6 bulan ASI saja tidak lagi mencukupi
kebutuhan gizi bayi, maka bayi perlu diberi Makanan Pendamping ASI (MP ASI). MP ASI
dapat diberikan dengan sendok, sedangkan pemberian dengan botol tidak dianjurkan.
• Diagram ini menunjukkan berapa jumlah kebutuhan energi bayi dan anak perhari yang dapat
dipenuhi ASI hingga tahun kedua usia anak. Bagian yang berwarna lebih muda dari setiap
batang menunjukkan berapa banyak energi yang didapat bayi dan anak dari ASI pada usia
yang berbeda, dan bagian berwarna lebih tua menunjukkan berapa banyak energi yang
dibutuhkan anak dari sumber lain.
• Kita dapat melihat bahwa ASI mencukupi semua kebutuhan sampai usia 6 bulan, tetapi setelah
usia 6 bulan ada gap energi yang perlu dipenuhi oleh MP ASI.
• Jumlah makanan yang dibutuhkan untuk menutupi gap meningkat seiring bertambahnya usia
anak, dan menurunnya asupan ASI.
• Energi yang dibutuhkan sebagai tambahan ASI adalah sekitar 200 kkal per hari untuk bayi usia
6-8 bulan, 300 kkal per hari untuk bayi usia 9-11 bulan, dan 550 kkal per hari untuk anak usia
12-23 bulan. Akan tetapi, ASI tetap menjadi sumber penting energi, dan dapat menyediakan
23

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


setengah dari kebutuhan anak dari usia 6-12 bulan, dan sepertiga dari kebutuhan selama
tahun kedua kehidupan anak.

Diagram ini menunjukkan bahwa ASI juga masih menyediakan protein dan vitamin berkualitas
tinggi, sepertiga atau lebih dari kebutuhan anak, hingga 2 tahun atau lebih.
Dengan melanjutkan menyusui hingga 2 tahun dapat mencegah anak dari kekurangan gizi,
terutama di kalangan anak-anak yang paling berisiko.

CATATAN:
Vitamin A dari ASI di tahun kedua
Ada beberapa referensi yang berbeda mengenai berapa banyak kebutuhan vitamin A anak yang dapat dipenuhi dari
ASI pada tahun kedua, berkisar 38% sampai 75%. Jumlah tersebut tergantung pada status vitamin A ibu, dan volume
ASI yang dikonsumsi bayinya. Menyusui pada tahun kedua memberikan perlindungan yang berguna untuk anak
terhadap kekurangan vitamin A.

Vitamin C dari ASI di tahun kedua


ASI dapat menyediakan hampir semua vitamin C yang dibutuhkan anak, asalkan ibunya sendiri tidak kekurangan.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Banyak istilah-istilah terkait menyusui yang perlu diketahui. Menyusui merupakan cara
normal dan sehat untuk memberi makan bayi dengan cara mengisap payudara ibu. Menyusui
eksklusif berarti hanya memberikan ASI saja tanpa tambahan lainnya, sedangkan menyusui
predominan selain memberikan ASI juga menambahakan sejunlah cairan seperti air dan
menyusui parsial ketika bayi ditambah asupan selain ASI seperti susu formula, bubur dan
lainnya. Penting untuk memahami istilah-istilah tersebut dan istilah lainnya.

b. Menyusui memberikan banyak manfaat kepada bayi maupun ibu. Bayi mendapatkan semua
zat gizi yang dibutuhkan, terlindungi dari infeksi dan manfaat psikologis seperti terdapat
ikatan batin antara bayi dan ibu. Sedangkan ibu, dengan menyusui maka kan menurunkan
risiko terjadinya kanker ovarium dan kanker payudara. Serta banyak manfaat lainnya yang
perlu dipahami.

c. ASI mengandung berbagai zat gizi yang penting untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Kandungan ASI berbeda dengan susu hewan lainnya maupun susu formula. ASI
mengandung berbagai zat untuk kekebalan tubuh bayi dan menjaga bayi dari berbagai
penyakit infeksi. Kolostrum merupakan ASI yang pertama kali keluar, mengandung berbagai
faktor imun, kaya akan vitamin A sehingga berwarna kekuningan dan mengandung efek
pencahar ringan sehingga membantu membersihkan saluran pencernaan bayi.
24

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATERI POKOK 2. CARA KERJA MENYUSUI

PENDAHULUAN
Proses menyusui didukung oleh hormon-hormon penting sehingga ASI dapat diproduksi dan
mengalir dengan baik untuk kemudian diisap oleh bayi. Untuk mengisap dengan efektif, bayi
perlu melekat dengan baik pada payudara. Tenaga kesehatan perlu memahami cara kerja
menyusui dengan mengetahui anatomi payudara, fisiologi menyusui dan bagaimana payudara
melekat pada payudara ketika proses menyusui.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk menjelaskan cara kerja menyusui.

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Anatomi payudara
2. Fisiologi menyusui
3. Pelekatan di payudara

URAIAN MATERI POKOK


Untuk membantu ibu/pengasuh, tenaga kesehatan perlu mengetahui anatomi payudara.
Tahukah Anda dimanakah ASI diproduksi? Mari kita pelajari bersama dengan penuh semangat.

1. Anatomi Payudara.

Pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana cara kerja menyusui akan memungkinkan
Anda membantu ibu/pengasuh. Dalam materi ini, kita meninjau anatomi payudara, fisiologi
menyusui dan pelekatan saat menyusui. Kita akan membahas produksi ASI dan transfer ASI
dari ibu ke bayi. Tujuan Anda sebagai tenaga kesehatan adalah membantu ibu/pengasuh
memutuskan apa yang terbaik untuk situasi mereka. Jika Anda memahami cara kerja menyusui,
Anda akan memiliki pemahaman yang lebih dalam dan memberikan dukungan yang lebih
spesifik.

Gambar ini menunjukkan anatomi payudara. Mari perhatikan beberapa bagian penting.
1. Puting: Area kecil di tengah payudara yang dikelilingi oleh areola, tempat ASI mengalir keluar.
2. Areola: Kulit gelap di sekitar puting. Bayi perlu memasukkan sebanyak mungkin areola ke
dalam mulutnya untuk dapat menyusu dengan baik.
3. Kelenjar Montgomery: Mengeluarkan cairan berminyak untuk menjaga kulit tetap sehat,
25

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


bersih, dan terlumasi. Kelenjar ini mengeluarkan aroma khas payudara ibu, yang membantu
bayi menemukan dan mengenalinya.
4. Alveoli: Kantung kecil yang tersusun dari sel-sel penghasil ASI. Ada jutaan alveoli – gambar
di atas hanya menunjukkan beberapa diantaranya. Kotak pada diagram menunjukkan tiga
alveoli yang diperbesar. Hormon prolaktin membuat sel-sel ini menghasilkan ASI.
5. Sel mioepitel: Sel otot yang mengelilingi alveoli yang berkontraksi dan mengekskresikan ASI.
Hormon oksitosin membuat sel otot berkontraksi.
6. Duktus (Saluran ASI): Saluran yang mengalirkan ASI dari alveoli ke luar. Di antara waktu
menyusui, ASI disimpan di alveoli dan duktus kecil. Saluran-saluran tersebut bergabung
membentuk tujuh hingga 10 saluran yang lebih besar yang melewati puting susu. Duktus
yang lebih besar di balik areola membesar selama menyusui dan menahan ASI untuk
sementara. Alveoli dan saluran sekresi dikelilingi oleh jaringan penyangga dan lemak.

Setelah mempelajari anatomi payudara, kita perlu mempertimbangkan poin konseling dengan
ibu. Beberapa ibu mengira payudaranya terlalu kecil untuk menghasilkan cukup banyak ASI. Ini
adalah momen untuk mendukung mereka dengan pengetahuan dan pemahaman.

Payudara kecil dan payudara besar sama-sama mengandung jaringan kelenjar dalam jumlah
yang sama, sehingga keduanya dapat menghasilkan banyak ASI. Payudara kecil mungkin
memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan payudara yang lebih besar, dalam
menyimpan ASI di antara waktu menyusui. Bayi dari ibu dengan payudara kecil mungkin perlu
lebih sering menyusu sehingga jumlah ASI yang diproduksi dalam sehari sama banyaknya
dengan payudara yang lebih besar.
Perbedaan paling signifikan antara payudara besar dan kecil terutama ditentukan oleh jumlah
jaringan lemak dan jaringan penunjang lain yang membentuk payudara.

Anda telah mempelajari mengenai anatomi payudara sehingga telah memahami dimana ASI
diproduksi. Lalu bagaimana proses menyusui berlangsung dan hormon apa saja yang
berperan? Mari kita lanjutkan bersama pembelajaran ini.

2. Fisiologi Menyusui

Apa itu hormon?


Hormon adalah pembawa pesan kimiawi dalam darah yang membantu mengontrol dan
mengatur berbagai proses dalam tubuh kita.
Tahap pertama produksi ASI berada di bawah kendali hormon. Selama kehamilan, hormon
membantu payudara berkembang dan bertambah besar. Payudara juga mulai membuat
kolostrum, yang datang saat bayi lahir. Setelah lahir, hormon kehamilan menurun. Dua hormon,
yaitu prolaktin dan oksitosin, menjadi penting. Prolaktin membantu produksi ASI dan oksitosin
mengalirkan ASI.

26

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Prolaktin dan produksi
Slide ini menunjukkan kepada kita tentang hormon prolaktin. Prolaktin penting untuk memulai
produksi ASI setelah melahirkan dan untuk mempertahankannya.
• Kadar prolaktin menjadi tinggi pada masa kehamilan. Namun, hormon ini tidak dapat
membuat sel mengeluarkan ASI karena dihalangi oleh hormon progesteron dan estrogen.
Setelah melahirkan, jumlah progesteron menurun dan prolaktin dapat mulai bekerja. Hormon
ini membuat produksi ASI meningkat segera setelah melahirkan. Jumlah prolaktin meningkat
ketika ibu dan bayi saling bersentuhan.
• Setelah dua hingga tiga hari pasca persalinan, ibu akan memperhatikan bahwa payudaranya
terasa penuh. Tenaga kesehatan mungkin menyebutnya sebagai “ASI keluar”, tetapi akan
lebih membantu jika ibu diajari tentang ASI yang mulai berubah (dari kolostrum menjadi ASI
transisi). Ini adalah saat pasokan ASI meningkat dan berubah dari kolostrum.
• Ingat bahwa payudara awalnya menghasilkan ASI yang disebut kolostrum. Jumlahnya kecil,
tapi hanya itu yang dibutuhkan oleh bayi setelah lahir.
• Slide ini juga menjelaskan bagaimana prolaktin mempertahankan produksi susu. Saat bayi
menyusu di payudara, impuls sensorik berpindah dari puting susu ke otak. Sebagai
tanggapannya, kelenjar pituitari di otak mengeluarkan prolaktin. Prolaktin berpindah dari
darah ke payudara dan membuat sel-sel penghasil susu memproduksi ASI.
• Sebagian besar prolaktin masuk ke dalam darah sekitar 45 menit setelah menyusui. Ini
membantu payudara untuk terus memproduksi ASI setelah menyusui agar siap menyusui
lagi. Saat sedang menyusu, bayi mengambil ASI yang sudah ada di payudara. ASI disimpan
di alveoli dan saluran yang lebih kecil.

CATATAN:
Pada bulan-bulan pertama setelah melahirkan, produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Agar ibu dapat
meningkatkan pasokan ASI, bayi perlu untuk terus menyusu. Jika bayi tidak cukup menyusu, kadar prolaktin akan
menurun sehingga payudara akan menghasilkan lebih sedikit ASI.

Poin penting tentang prolaktin.


• Prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari, saat ibu sedang rileks. Menyusui di
malam hari bermanfaat untuk meningkatkan pasokan ASI.

• Prolaktin membuat ibu merasa rileks, dan terkadang mengantuk. Ibu biasanya bisa
beristirahat dengan baik meskipun menyusui di malam hari.

27

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Slide ini menjelaskan tentang hormon oksitosin.
• Saat bayi menyusu, impuls sensorik berpindah dari puting ke otak. Sebagai tanggapannya,
kelenjar pituitari di dasar otak mengeluarkan oksitosin. Hormon oksitosin mengalir dari darah
ke payudara dan membuat sel-sel otot di sekitar alveoli berkontraksi. ASI yang terkumpul di
alveoli mengalir di sepanjang saluran ke saluran yang lebih besar di bawah areola. Ini adalah
refleks oksitosin, refleks pengeluaran ASI atau refleks "let-down". Saat refleks bekerja,
saluran di bawah areola terisi dengan ASI dan ukurannya membesar. Terkadang ASI
merembes ke luar. Oksitosin memungkinkan bayi mendapatkan ASI.
• Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada prolaktin. Hormon ini membuat ASI mengalir untuk
menyusui. Oksitosin dapat mulai bekerja sebelum bayi menyusu, ketika seorang ibu akan
menyusui.
• Oksitosin membuat rahim ibu berkontraksi setelah melahirkan dan membantu mengurangi
pendarahan. Terkadang kontraksi menyebabkan nyeri rahim dan aliran darah saat menyusui
selama beberapa hari pertama. Rasa sakitnya bisa sangat kuat, terkadang disebut
"afterpain". Ini adalah kesempatan untuk menginformasikan kepada ibu/pengasuh tentang
proses ini, jadi mereka tidak khawatir.

• Oksitosin kadang-kadang disebut "hormon cinta" karena perannya dalam membantu ibu
menjalin ikatan dan mencintai bayinya. Karena kadar oksitosin yang lebih rendah, ibu yang
memberi susu botol pada bayinya mungkin tidak memiliki perasaan yang sama.
• Slide ini menunjukkan bagaimana refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan
ibu. Perasaan positif seperti perasaan bahagia tentang bayi atau rasa percaya diri dapat
membantu kerja refleks oksitosin. Perasaan lain seperti sakit, khawatir, dan ragu dapat
menghalangi refleks. Selain itu, seorang ibu mungkin mengalami nyeri akibat puting sakit

28

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


atau persalinan, atau ia mungkin ragu memiliki cukup banyak ASI. Ini bisa menghambat
aliran ASI.
• Stres dan trauma akut juga bisa menghalangi refleks. Ibu mungkin mengira payudaranya
berhenti memproduksi ASI. Payudara menghasilkan ASI, tapi tidak mengalir keluar. Oleh
karena itu, bayi sulit mendapatkan ASI dari payudara. Untungnya, efek ini biasanya bersifat
sementara dan dapat diatasi.
• Seorang ibu harus selalu dekat dengan bayinya agar bisa melihat, menyentuh, dan
menanggapi bayinya. Ini membantu tubuhnya untuk bersiap menyusui, dan agar ASI-nya
mengalir. Jika seorang ibu dipisahkan dari bayinya di antara waktu menyusui, refleks
oksitosinnya mungkin tidak bekerja dengan baik.

CATATAN: Cara Anda berbicara dengan seorang ibu dapat memengaruhi aliran ASI-nya. Cobalah untuk
membuatnya merasa didukung dan bangun kepercayaan dirinya untuk membantu kelancaran ASI-nya. Berhati-
hatilah untuk tidak mengkritiknya atau mengatakan apa pun yang dapat membuatnya meragukan pasokan ASI-nya.
Anda juga dapat membantu ibu rileks dan merasa nyaman untuk menyusu. Para ibu sering kali menyadari refleks
oksitosin mereka.

Anda mungkin memperhatikan beberapa dari tanda-tanda ini saat Anda mengamati ibu dan
bayi. Tanyakan kepada ibu apakah dia memperhatikannya juga. Jika ada satu atau lebih tanda
atau sensasi, dapat dipastikan bahwa refleks oksitosinnya sedang aktif. Ini berarti ASI
seharusnya mengalir. Namun meski refleksnya aktif, ibu mungkin tidak merasakan sensasi atau
tanda-tandanya tidak terlihat jelas.

Produksi ASI juga dikontrol di dalam payudara itu sendiri. Dalam beberapa kasus, salah satu
payudara berhenti menghasilkan ASI, sedangkan payudara satunya terus memproduksi ASI.
29

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Oksitosin dan prolaktin bekerja di kedua payudara. Slide ini membantu kita memahami
alasannya.

ASI mengandung berbagai faktor untuk mengontrol atau menghambat produksi susu. Salah
satu faktor utama disebut Feedback Inhibitor Lactation (FIL). Jika ASI tidak dikeluarkan dan
payudara penuh, inhibitor ini menurunkan produksi ASI. Jika ASI dikeluarkan dari payudara,
maka tingkat inhibitor turun dan produksi ASI meningkat. Jadi, jumlah ASI yang diproduksi
tergantung pada seberapa banyak ASI yang dikeluarkan.

Poin-poin penting
• Jika bayi berhenti menyusu dari satu payudara, payudara itu akan berhenti menghasilkan
ASI.
• Jika bayi menyusu lebih banyak dari satu payudara, payudara itu akan menghasilkan lebih
banyak ASI dan menjadi lebih besar dari payudara satunya.
• Agar payudara terus menghasilkan ASI, ASI harus dikeluarkan.
• Jika bayi tidak dapat menyusu dari salah satu atau kedua payudara, ASI harus dikeluarkan
dengan cara diperah agar produksi dapat terus berlanjut.
• Pengendalian autokrin melalui isapan bayi terhadap produksi ASI ini sangat penting setelah
beberapa minggu pertama, ketika tingkat prolaktin menurun.
• Produksi ASI adalah proses supply and demand: Tubuh ibu menghasilkan ASI sebanyak
yang diminum oleh bayi. Agar ibu dapat menghasilkan cukup banyak ASI, bayi harus sering
menyusu. Payudaranya akan merespons dan menghasilkan ASI sebanyak yang diminum
oleh bayi. Untuk mengeluarkan dan mentransfer ASI secara efisien, bayi perlu menyusu
dengan efektif.

CATATAN: Jika bayi tidak dapat menyusu, ASI harus dikeluarkan dengan cara diperah agar produksi terus berlanjut.
Ini adalah poin penting yang akan kita diskusikan nanti dalam pelatihan ketika kita berbicara tentang memerah ASI.

Nah, Anda telah selesai mempelajari fisiologi menyusui. Untuk membantu proses menyusui,
penting bagi tenaga kesehatan memahami bagaimana pelekatan di payudara. Mari kita
lanjutkan ke materi berikutnya.

3. Pelekatan di Payudara

30

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Slide ini menunjukkan bagaimana bayi memasukkan payudara ke dalam mulutnya untuk
menyusu.
Poin-poin penting
• Bayi memasukkan sebagian besar areola dan jaringan dibalik areola ke dalam mulutnya.
• Saluran (Duktus) yang lebih besar termasuk dalam jaringan di balik areola.
• Bayi menarik jaringan payudara untuk membentuk "puting" yang memanjang.
• Panjang puting semula hanya sekitar sepertiga (1/3) dari keseluruhan "puting" yang
memanjang.
• Bayi menyusu dari payudara, bukan dari puting.

Perhatikan posisi lidah bayi.


• Lidah bayi mengarah ke depan, melewati gusi bawah, di bawah saluran yang lebih besar.
• Lidah bayi menutupi "puting" yang memanjang dan jaringan payudara. Anda tidak dapat
melihatnya di foto ini, namun mungkin Anda melihatnya saat mengamati bayi.

Melekat dengan baik


Jika bayi memasukkan payudara ke dalam mulutnya dengan cara ini, berarti ia telah melekat
dengan baik ke payudara. Bayi dapat mengeluarkan ASI dengan mudah dan menyusu dengan
efektif. Ketika bayi menyusu dengan efektif, mulut dan lidahnya tidak menggesek kulit payudara
dan puting.

Perhatikan panahnya
• Ini adalah bayi yang sama seperti pada slide sebelumnya. Anda dapat melihat apa yang
terjadi pada lidah bayi saat menyusu. Tanda panah menunjukkan gelombang di sepanjang
lidah bayi dari depan ke belakang. Gelombang tersebut menekan "puting" jaringan payudara
ke langit-langit mulut bayi. Ini akan memerah ASI dari saluran yang lebih besar ke dalam
mulut bayi, yang kemudian ditelan. Jadi, bayi tidak begitu saja menyedot ASI dari payudara,
seperti minum melalui sedotan.
• Namun:
‐ Bayi menggunakan isapan untuk meregangkan jaringan payudara untuk membentuk
"puting" yang memanjang dan menahan jaringan payudara di mulutnya;
‐ Refleks oksitosin membuat ASI mengalir dan mengisi saluran di balik areola;
‐ Gerakan lidah bayi memerah ASI dari saluran ke dalam mulutnya.

31

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Menyusu secara efektif
Ketika bayi melekat dengan baik, ASI akan dengan mudah dikeluarkan dan dipindahkan, ini
disebut menyusu dengan efektif. Anda dapat melihat dan mendengar bayi menelan ASI saat
menyusu dengan efektif.

Di sini Anda melihat dua gambar:


Gambar 1 adalah bayi yang sama seperti pada slide sebelumnya - bayi melekat dengan baik
ke payudara;
Gambar 2 menunjukkan bayi menyusu dengan cara berbeda - mari kita fokus pada apa yang
terjadi di dalam mulut bayi.
Perbedaan terpenting pada gambar 2 adalah:
• Hanya puting susu yang ada di mulut bayi, bukan jaringan payudara di balik areola;
• Saluran yang lebih besar berada di luar mulut bayi, tidak dapat dijangkau oleh lidahnya;
• Lidah bayi berada di belakang mulutnya dan tidak menekan saluran yang lebih besar.
Bayi di gambar 2 tidak melekat dengan baik. Dia “mengisap puting” dan tidak bisa menyusu
dengan efektif

Gambar ini menunjukkan dua bayi yang sama, tampak dari luar. Anda dapat menentukan baik
atau tidaknya pelekatan bayi dengan mengamati tampak luarnya.
Gambar 1 menunjukkan pelekatan yang baik dan Gambar 2 menunjukkan pelekatan yang

32

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


tidak baik. Dalam Gambar 1, empat tanda penting pelekatan yang baik adalah:
1. Lebih banyak areola terlihat di atas mulut bayi daripada di bawahnya
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bawahnya menghadap keluar
4. Dagu menyentuh (atau hampir menyentuh) payudara.

Ini adalah tanda-tanda penting pelekatan yang baik. Jika Anda bisa melihat semua tanda ini,
berarti bayi melekat dengan baik.
Dalam Gambar 2 (pelekatan yang tidak baik) kita melihat bahwa:
1. Lebih sedikit areola yang terlihat di atas mulut bayi daripada di bawah (Anda mungkin
melihat jumlah areola yang sama di atas dan di bawah mulut).
2. Mulut tidak terbuka lebar (mecucu).
3. Bibir bawah mengarah ke dalam.
4. Dagu menjauh dari payudara.

Ini adalah tanda-tanda pelekatan yang tidak baik. Jika Anda melihat salah satu dari tanda-tanda
ini, berarti bayi melekat dengan tidak baik dan tidak dapat menyusu dengan efektif.

Banyak atau sedikitnya areola yang terlihat bukanlah tanda pelekatan yang dapat diandalkan.
Beberapa ibu memiliki areola yang luas dan Anda dapat melihat lebih banyak meskipun bayi
telah melekat dengan baik. Beberapa ibu lainnya memiliki areola yang tidak luas dan Anda
hanya melihat sedikit meskipun bayi melekat dengan baik. Anda lebih baik membandingkan
33

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


seberapa banyak areola yang Anda lihat di atas dan di bawah mulut bayi (jika ada yang terlihat).

Ada perbedaan lain yang dapat Anda lihat ketika melihat bayi, yang akan Anda pelajari di materi
berikutnya mengenai cara menilai proses menyusui.

Slide ini merangkum apa yang mungkin terjadi ketika bayi melekat dengan tidak baik pada
payudara.
Jika bayi melekat dengan tidak baik, dan "mengisap puting", ibu akan merasa sakit. Pelekatan
yang tidak baik adalah penyebab utama nyeri pada puting. Saat bayi mengisap keras untuk
mencoba mendapatkan ASI, ia menarik puting keluar-masuk. Ini membuat kulit puting
bergesekan dengan mulutnya. Jika bayi terus menyusu dengan cara ini, ia dapat merusak kulit
puting dan menyebabkan fisura (juga disebut sebagai retakan).

Akibat transfer ASI yang tidak efektif


Jika bayi tidak mengeluarkan ASI secara efektif, payudara mungkin akan membengkak
(payudara terasa sakit dan terlalu penuh dengan ASI). Bayi tidak mendapat cukup ASI,
tampak tidak puas dan menangis. Ia mungkin ingin sering minum ASI atau menyusu sangat
lama, atau bahkan mungkin menjadi frustrasi dan kesulitan menyusu. Jika ASI tidak
dikeluarkan, payudara menghasilkan lebih sedikit ASI. Bayi mungkin tidak naik berat badannya
dan ibu merasa gagal menyusui sehingga akhirnya berhenti menyusui.

Agar ini tidak terjadi, semua ibu membutuhkan bantuan yang terampil untuk mengatur
posisi dan pelekatan bayinya.

34

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Refleks bayi
Refleks terjadi secara otomatis sebagai respons terhadap rangsangan tertentu. Ada tiga refleks
utama yang berhubungan dengan menyusu: refleks rooting, refleks mengisap, dan refleks
menelan.
Refleks rooting, mengisap dan menelan terjadi secara otomatis pada bayi cukup bulan yang
sehat. Namun, bayi tidak sepenuhnya otomatis memasukkan payudara cukup jauh ke dalam
mulutnya. Seorang bayi harus dipeluk dekat payudara dan mendekati payudara dari bawah
puting.
1. Refleks rooting
Ketika sesuatu menyentuh bibir atau pipi bayi, ia akan berpaling kepadanya. Bayi kemudian
membuka mulutnya, terutama jika bibir atasnya disentuh. Ini adalah refleks "rooting". Biasanya
puting atau payudara bayi yang dicari oleh bayi.

2. Refleks mengisap
Ketika sesuatu menyentuh langit-langit, bayi mulai mengisapnya. Ini adalah refleks mengisap.
Saat ibu mendekatkan bayi dengan mulut terbuka ke payudara sehingga puting menyentuh
langit-langit lunak, hal ini merangsang refleks mengisap bayi.

3. Refleks menelan
Saat mulut bayi terisi ASI, ia akan menelan. Ini adalah refleks menelan.
Sebagian besar bayi cukup bulan yang sehat dapat melekat pada payudara secara naluriah
dalam satu jam pertama setelah lahir. Ibu dan bayi harus selalu bersama dalam lingkungan
yang nyaman dan suportif yang membantu refleks. Ibu perlu belajar bagaimana menghindari
posisi tidak nyaman dan cara menggendong bayi yang menghambat refleksnya. Tenaga
kesehatan tidak perlu ikut campur jika semuanya berjalan dengan baik. Namun, mereka harus
waspada terhadap ibu yang memang membutuhkan bantuan. Beberapa bayi membutuhkan
lebih banyak bantuan daripada yang lain untuk belajar melekat dan menyusu secara efektif.
Perhatikan pada slide bahwa, bayi tidak langsung mencari payudara. Dia mendekat dari bagian
bawah puting. Dagu bayi harus mendekati payudara dan hidungnya menjauh dari payudara. Ini
membantu bayi melekat dengan baik karena:
• Puting susu mengarah ke langit-langit mulut bayi, yang merangsang refleks isap bayi.
• Bibir bawah bayi mengarah ke bawah puting susu.
• Bayi bisa mengatur posisi lidah di bawah puting susu dan saluran yang lebih besar serta
menyusu dengan efektif.

Informasi lebih lanjut

Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu. ASI mengandung lebih banyak laktosa dibandingkan susu lainnya.
ASI tidak mengandung karbohidrat kompleks, yaitu pati. Pati adalah nutrisi yang penting bagi anak-anak dan dewasa.
Ini adalah nutrisi utama dalam makanan pokok dan dalam banyak makanan pendamping. Bayi yang masih kecil tidak
dapat mencerna pati dengan mudah, jadi tidak tepat memberi mereka makanan bertepung dalam beberapa bulan
pertama kehidupannya.
Protein
Kasein terdapat dalam ASI, tapi lebih sedikit dari pada susu sapi, dan jenisnya berbeda. Kasein manusia membentuk
dadih yang lebih lembut dan lebih mudah dicerna. Protein whey dalam susu hewan dan manusia berbeda. ASI
mengandung alfa-laktalbumin dan susu sapi mengandung beta-laktoglobulin. Selain itu, protein dalam susu hewan
dan susu formula mengandung keseimbangan asam amino yang berbeda dari ASI, yang mungkin tidak ideal untuk
bayi. Susu hewan dan susu formula mungkin kekurangan asam amino sistin. Susu formula mungkin kekurangan
taurin yang dibutuhkan bayi baru lahir, terutama untuk pertumbuhan otak. Taurin sekarang terkadang ditambahkan
ke susu formula. Protein anti infeksi dalam ASI meliputi: laktoferin (yang mengikat zat besi dan mencegah
pertumbuhan bakteri), lisozim (yang membunuh bakteri), dan antibodi (imunoglobulin, kebanyakan adalah IgA).
35

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Faktor anti infeksi penting lainnya termasuk faktor bifidus (yang mendorong pertumbuhan Lactobacillus bifidus. L.
bacillus menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya, dan memberi bau yang khas pada tinja bayi yang disusui).
ASI juga mengandung faktor antivirus dan antiparasit. Bayi mungkin mengalami intoleransi terhadap protein hewani.
Bayi yang diberi susu formula juga lebih mungkin mengidap alergi daripada bayi yang disusui, yang dapat
menyebabkan eksim. Bayi dapat mengalami intoleransi atau alergi setelah diberikan makanan buatan dalam
beberapa hari pertama kehidupannya.

Vitamin
Jumlah vitamin dalam ASI dan susu hewan berbeda. Susu sapi memiliki jumlah vitamin B yang tinggi tetapi tidak
mengandung vitamin A dan vitamin C sebanyak susu manusia. ASI mengandung vitamin A dalam jumlah tinggi, jika
ibu memiliki cukup banyak vitamin dalam makanannya. ASI dapat memasok banyak vitamin A yang dibutuhkan anak,
bahkan di tahun kedua kehidupannya.
Suplemen vitamin A untuk ibu nifas
Jangan memberikan kapsul vitamin A dosis tinggi kepada ibu (lebih dari 10.000 unit setiap hari) selama lebih dari 4-
6 minggu setelah dia melahirkan. Setelah 6 minggu, ada sedikit kemungkinan dia sedang hamil. Jika vitamin A dosis
tinggi diberikan pada awal kehamilan, janin bisa terluka. Suplemen vitamin A dosis tinggi untuk ibu nifas tidak
lagi direkomendasikan oleh WHO atau disediakan di semua negara.
Vitamin B
Jumlah vitamin B dalam ASI sama dengan atau lebih banyak dari pada susu sapi. Jumlahnya dalam susu sapi 2-3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan ASI. Jumlah yang sangat tinggi ini lebih dari yang dibutuhkan bayi. Susu
kambing kekurangan vitamin B asam folat, dan ini bisa menyebabkan anemia.
Vitamin C
Tenaga kesehatan sering merekomendasikan pemberian jus buah kepada bayi sejak usia sangat dini, untuk
memberikan vitamin C. Hal ini tidak perlu untuk bayi yang disusui. Mungkin diperlukan untuk bayi yang diberi
makanan buatan.

Zat besi
Susu yang berbeda mengandung sejumlah kecil zat besi yang serupa. Namun, hanya sekitar 10% zat besi dalam
susu sapi yang diserap, sedangkan 50% zat besi dari ASI diserap oleh tubuh bayi. Bayi yang diberi susu sapi mungkin
tidak mendapatkan cukup zat besi, dan mereka seringkali mengidap anemia.
Beberapa merek susu formula ditambahkan zat besi. Zat besi tambahan ini tidak terserap dengan baik, jadi pe
ditambahkan sejumlah besar zat besi untuk memastikan bayi mendapat cukup zat besi untuk melindungi dari anemia.
Zat besi tambahan dapat mempermudah beberapa jenis bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Ini meningkatkan
risiko beberapa jenis infeksi, seperti meningitis dan septikemia.

Foremilk dan hindmilk


Tidak ada perubahan mendadak dari foremilk menjadi hindmilk. Kandungan lemak meningkat secara bertahap dari
awal hingga akhir menyusui. Ini adalah topik yang kontroversial, jadi penting untuk mendorong ibu agar
memberi bayinya ASI lengkap dan membiarkan bayi menyusu selama dia mau.
Perlindungan terhadap infeksi
Imunoglobulin utama dalam ASI adalah IgA, sering disebut imunoglobulin "sekretori" A. Ini disekresikan di dalam
payudara ke dalam ASI, sebagai respon terhadap infeksi dalam tubuh ibu. Ini berbeda dari imunoglobulin lain (seperti
IgG), yang dibawa dalam darah.

Intoleransi dan alergi protein susu


Kolostrum dan ASI mengandung banyak hormon dan faktor pertumbuhan. Faktor pertumbuhan epidermal telah
terbukti merangsang pertumbuhan dan pematangan vili usus. Protein susu sapi yang tidak tercerna dapat melewati
usus bayi yang belum matang ke dalam darah, yang dapat menyebabkan intoleransi dan alergi terhadap protein
susu. Faktor pertumbuhan epidermal membantu mencegah penyerapan molekul besar dengan merangsang
perkembangan usus yang cepat. Ini bersifat “menyegel” usus bayi, sehingga protein lebih sulit diserap tanpa dicer.

The Lancet series on breastfeeding (2016)


Serial Lancet Breastfeeding menunjukkan mengapa menyusui adalah salah satu intervensi dengan dampak
tertinggi,memberikan manfaat bagi anak-anak, wanita, dan masyarakat. Menyusui mengurangi morbiditas dan
mortalitas bayi. Ini meningkatkan skor intelligence quotient (IQ), meningkatkan prestasi sekolah, dan meningkatkan
pendapatan orang dewasa - semuanya penting untuk mengurangi kemiskinan. Menyusui juga berkontribusi pada
kesetaraan dengan memberikan semua anak bekal nutrisi sejak dini.
Bagi banyak orang yang hidup dalam kemiskinan, malnutrisi tetap menjadi penyebab utama terhambatnya
perkembangan anak. Serial Lancet mendokumentasikan bagaimana menyusui dapat membuat perbedaan yang

36

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


berkepanjangan. Serial tersebut menunjukkan bahwa, di samping faktor-faktor lain, menyusui dapat memiliki peran
penting dalam mengatasi isu ketidaksetaraan. Pemberian ASI dapat memberikan kesempatan yang sama kepada
semua anak untuk tumbuh dan berkontribusi bagi perekonomian nasional. Negara-negara seperti Bangladesh dan
Brazil menunjukkan bahwa meningkatkan pemberian ASI dapat dilakukan dengan strategi yang komprehensif. Bukti
tentang menyusui sudah tidak diragukan lagi: menyusui adalah investasi yang cerdas dan hemat biaya untuk masa
depan yang lebih sejahtera.

Edisi khusus Acta Paediatrica: Impact of breastfeeding on maternal and child health (2015)
Makalah yang disajikan di sini dengan jelas menunjukkan bahwa menyusui melindungi dari spektrum hasil kesehatan
yang merugikan, melampaui sudut pandang tradisional ini. Dalam salah satu makalah, penulis mendokumentasikan
angka kematian yang jauh lebih tinggi di antara bayi yang tidak pernah disusui, dibandingkan dengan mereka yang
mendapat ASI eksklusif dalam enam bulan pertama kehidupan dan menerima ASI lanjutan setelahnya. Otitis media
terjadi hampir dua kali lebih sering di antara mereka yang tidak disusui secara eksklusif dalam enam bulan pertama
kehidupannya.
Makalah ini menunjukkan bahwa banyak manfaat menyusui yang dialami jauh melampaui periode menyusu
dihentikan. Anak-anak yang mendapat ASI memiliki risiko obesitas yang lebih rendah, IQ lebih tinggi, dan jarang
mengidap asma. Ibu menyusui juga mendapat manfaat dari menyusui, seperti risiko kanker payudara, kanker
ovarium, diabetes tipe 2 dan depresi pasca melahirkan yang lebih rendah. Berbagai manfaat menyusui ini
menunjukkan kontribusi dan relevansi menyusui sebagai masalah kesehatan masyarakat global.
Mekanisme menyusui yang mempengaruhi kesehatan sangat bervariasi. Misalnya, banyak manfaat ibu menyusui
mungkin terkait dengan efek hormonal dari produksi ASI yang berkepanjangan. Untuk hasilnya pada anak, komposisi
ASI itu sendiri mungkin penting. Asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang mungkin penting untuk perkembangan
intelektual; ghrelin dan leptin dalam susu mungkin penting untuk pengaturan nafsu makan; antibodi spesifik patogen
mungki’n penting untuk perlindungan terhadap otitis media; dan faktor kekebalan nonspesifik mungkin penting untuk
asma.’’
Meskipun sebagian besar makanan bayi berasal dari menyusui, sejumlah kecil pengganti ASI dapat secara
substansial mengubah flora usus, dengan hasil kesehatan yang belum sepenuhnya dijelaskan. Praktik menyusui
bersifat responsif terhadap intervensi yang diberikan dalam sistem kesehatan, komunitas dan rumah. Efek terbesar
dicapai ketika intervensi disampaikan dalam kombinasi.

Pemberian makanan pendamping


WHO dan UNICEF merekomendasikan menyusui hingga dua tahun dan lebih dengan makanan pendamping setelah
enam bulan. Pelatihan ini tidak membahas topik makanan pendamping ASI. Namun, peserta mungkin akan bertanya
kepada Anda tentang makanan pendamping ASI. Anda dapat memberi mereka pesan-pesan penting berikut.
Pesan penting untuk makanan pendamping
1) Menyusui di usia dua tahun atau lebih membantu seorang anak untuk berkembang dan tumbuh kuat dan sehat.
2) Memulai makanan lain selain ASI pada usia enam bulan membantu anak tumbuh dengan baik.
3) Makanan yang cukup kental untuk tetap berada di atas sendok memberi lebih banyak energi pada anak.
4) Makanan hewani sangat baik untuk anak-anak agar mereka tumbuh kuat dan bersemangat.
5) Kacang polong, buncis, lentil, kacang-kacangan dan biji-bijian baik untuk anak-anak.
6) Daun hijau tua dan buah serta sayuran berwarna kuning membantu anak memiliki mata yang sehat dan lebih
jarang terkena infeksi.
7) Seorang anak yang sedang tumbuh membutuhkan dua hingga empat kali makan sehari ditambah satu hingga
dua kudapan jika lapar: berikan jenis makanan yang beragam.
8) Seorang anak yang sedang tumbuh membutuhkan makanan yang lebih banyak.
9) Anak yang masih kecil perlu belajar makan. Beri mereka dorongan dan bantuan dengan banyak-banyak
bersabar.
10) Dorong anak untuk minum dan makan saat sedang sakit. Berikan makanan tambahan setelah sakit untuk
membantu anak cepat sembuh.

SEKARANG SAYA TAHU


a. ASI diproduksi di dalam sel Alveoli untuk kemudian dialirkan melalui saluran ASI (Duktus).
Payudara kecil dan besar, keduanya mengandung jarinagn kelenjar yang sama sehingga
dapat menghasilkan banyak ASI. Payudara kecil mungkin mempunyai kapasitas yang lebih
sedikit dibandingkan payudara yang lebih besar dalam menyimpan ASI diantara waktu
menyusu sehingga bayi dari ibu dengan payudara kecil mungkin perlu lebih sering menyusu
sehingga jumlah ASI yang diproduksi dalam sehari sama banyaknya dengan payudara yang
lebih besar.
37

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


b. Hormon merupakan pembawa pesan kimiawi dalam darah yang membantu mengontrol dan
mengatur berbagai proses dalam tubuh kita. Dua hormon yang penting dalam proses
menyusui adalah hormon Prolaktin dan Oksitosin. Prolaktin membantu produksi ASI
sedangkan Oksitosin membantu mengalirkan ASI. Prolaktin membuat ibu merasa rileks dan
nyaman. Oksitosin disebut juga “Hormon Cinta” karena berperan dalam membantu ikatan
ibu dan bayi. Hormon ini dipengaruhi oleh kondisi perasaan ibu.
c. Bayi perlu mengisap dengan efektif untuk mendapatkan ASI yang dibutuhkan. Dengan
pelekatan yang baik pada payudara akan membantu bayi untuk dapat mengisap dengan
baik. Tanda-tanda bayi melekat dengan baik adalah: tampak areola di atas mulut bayi lebih
banyak terlihat daripada bagian bawah; mulut terbuka lebar; bibir bawah menghadap keluar;
dan dagu menyentuh payudara.

Selamat…Anda telah menyelesaikan pembelajaran materi pokok 2. Kini Anda telah memahami
cara kerja menyusui sebagai bekal untuk melakukan konseling kepada ibu/pengasuh.

C. TES FORMATIF

1. Definisi istilah di bawah ini yang BENAR adalah:


a. Menyusui predominan adalah memberikan ASI termasuk memerah ASI namun
memberikan tambahan susu formula.
b. Menyusui parsial adalah menyusui bayi ditambah asupan cairan seperti air putih.
c. Menyusui penuh berarti sama dengan menyusui eksklusif.
d. Menyusui eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja, tanpa tambahan apapun
termasuk air putih kecuali obat-obatan dan vitamin.
e. Menyusui penuh adalah menyusui eksklusif dan juga menyusui parsial.
2. Di bawah ini merupakan manfaat menyusui:
a. Ibu mungkin hamil lebih cepat.
b. Ibu lebih berisiko terkena kanker ovarium dan kanker payudara.
c. Nilai yang rendah pada tes kecerdasan.
d. Lebih sering mengalami penyakit infeksi.
e. Hubungan erat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.
3. ASI pada tahun kedua:
a. Mengandung kolostrum yang penting untuk kekebalan bayi.
b. Mengandung protein Whey sama dengan kasein.
c. Mengandung tinggi vitamin A dan C.
d. Mampu memenuhi seluruh kebutuhan energi bayi.
e. Mengandung tinggi zat besi.
4. Pada anatomi payudara terdapat cairan berminyak untuk menjaga kulit tetao
sehat, bersih dan mengeluarkan aroma khas payudara ibu yang membantu bayi
menemukan dan mengenai ibu disebut:
a. Alveoli
b. Kelenjar Montgomery
c. Sel mioepitel.
d. Duktus.
e. Areola
5. Peran hormon Prolaktin pada proses menyusui adalah
a. Penting untuk memulai produksi ASI dan membuat ibu rileks. Lebih banyak
diproduksi pada malam hari.
b. Penting untuk mengalirkan ASI dan banyak diproduksi pada siang hari.

38

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


c. Diproduksi lebih cepat daripada Oksitosin dan membuat ibu rileks.
d. Menyebabkan rasa sakit “afterpain” akibat kontraksi rahim dan membantu
perdarahan.
e. Dipengaruhi oleh perasaan ibu. Jika ibu merasa bahagia maka akan membantu kerja
hormon.
6. Tanda pelekatan yang baik pada proses menyusui yaitu:
a. Semua areola masuk ke dalam mulut bayi; mulut terbuka lebar; bibir bawah
mengarah ke dalam; dagu menempel di payudara.
b. Lebih sedikit areola terlihat di atas daripada di bawah; mulut tidak terbuka lebar; bibir
bawah mengarah ke dalam; dagu menjauh dari payudara.
c. Lebih banyak areola terlihat di atas mulut bayi daripada di bawahnya; mulut bayi
terbuka lebar; bibir bawah menghadap keluar; dagu menyentuh payudara.
d. Lebih sedikit areola terlihat di atas daripada di bawah; mulut terbuka lebar; bibir
bawah mengarah ke dalam; dagu menjauh dari payudara.
e. Lebih sedikit areola terlihat di atas daripada di bawah; mulut tidak terbuka lebar; bibir
bawah mengarah ke dalam; dagu menyentuh payudara.

D. KUNCI JAWABAN

1. d
2. e
3. c
4. b
5. a
6. c

E. REFERENSI

• Breastfeeding A guide for the medical profession 9th ed., Ruth Lawrence & Robert
Lawrence, Elsivier, 2022.
• Guideline: protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing
maternity and newborn services. Geneva: World Health Organization; 2017
(https://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/9241561300/en/ diakses 13
Maret 2020).
• Helping mothers to breastfeed (Revised Edition, African Medical and Research
Foundation,1992).
• Kellams A, Harrel C, Omage S, Gregory C, Rosen-Carole C, Academy of Breastfeeding
Medicine. ABM Clinical Protocol #3: supplementary feedings in the healthy term
breastfed neonate, revised 2017. Breastfeed Med.2017;12:188–98.
doi:10.1089/bfm.2017.29038.ajk.
• Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity and
newborn services. Geneva: WHO, 2017.

39

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN INTI 2
EVALUASI KEGIATAN MENYUSUI

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Menyusui merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bayi dan merupakan hal terbaik bagi
ibu dan bayinya. Kegiatan ini memerlukan dukungan terutama oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan sehingga perlu dilakukan evaluasi. Dengan melakukan evaluasi kegiatan menyusui
akan membantu tenaga kesehatan menentukan apakah ibu memerlukan bantuan atau tidak dan
bagaimana cara membantunya. Melalui pengamatan, dapat dipelajari banyak hal tentang
seberapa baik atau kurang baik kegiatan menyusui berlangsung sebelum mengajukan
pertanyaan.
Setelah melakukan evaluasi kegiatan menyusui, tenaga kesehatan dapat membantu ibu
melakukan pengaturan posisi bayi pada payudara dengan benar sehingga proses menyusui
dapat berjalan dengan lancar dan bayi mendapatkan semua kebutuhan nutrisinya. Mata
Pelatihan ini membahas tentang penilaian proses menyusui dan pengaturan posisi bayi pada
payudara dengan benar.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan evaluasi kegiatan menyusui.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Melakukan penilaian dan pengamatan kegiatan menyusui
b. Melakukan pengaturan posisi bayi pada payudara

MATERI POKOK
Materi pokok pada Mata Pelatihan Inti ini meliputi:
1. Tata cara penilaian proses menyusui
2. Pengaturan posisi bayi pada payudara dengan benar

B. KEGIATAN BELAJAR

MATERI POKOK 1. TATA CARA PENILAIAN PROSES MENYUSUI

PENDAHULUAN
Penilaian proses menyusui memiliki banyak manfaat seperti membantu kita memutuskan
apakah seorang ibu membutuhkan bantuan dan bagaimana cara membantunya. Dengan
menggunakan Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui kita dapat menilai banyak hal yang
berkaitan dengan ibu dan bayi serta proses menyusuinya. Pelekatan bayi pada payudara ibu
merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan ketika menilai proses menyusui.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk melakukan penilaian
dan pengamatan kegiatan menyusui.

40

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


SUB MATERI POKOK
Berikut ini adalah sub materi pokok:

1. Pentingnya cara penilaian proses menyusui.


2. Penilaian proses menyusui.

URAIAN MATERI POKOK


Ketika membantu ibu menyusui bayinya, penting untuk melakukan penilaian terhadap proses
menyusui terlebih dahulu sehingga dapat memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan.
Mari kita pelajari bersama

1. Pentingnya Penilaian Proses Menyusui

Menilai proses menyusui adalah bagian dari praktik yang sama pentingnya dengan jenis
pemeriksaan lainnya, seperti mencari tanda-tanda dehidrasi, atau menghitung frekuensi
pernafasan bayi. Melalui pengamatan, kita dapat mempelajari banyak tentang berlangsungnya
kegiatan menyusui sebelum mengajukan pertanyaan.
Manfaat menilai proses menyusui:
• Membantu kita memutuskan apakah seorang ibu membutuhkan bantuan dan bagaimana
membantunya.
• Membantu kita mengidentifikasi dan memuji apa yang ibu dan bayi lakukan dengan baik
bersama-sama.
• Memberi kita informasi tentang kesulitan menyusui saat ini.
• Mengetahui praktik yang dapat menimbulkan masalah nantinya jika tidak diubah.

Kegiatan menilai proses menyusui termasuk:


• Mengamati apa yang dilakukan oleh ibu dan bayinya.
• Mendengarkan apa yang ibu katakan kepada kita.

Perhatikan Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui


• Daftar periksa ini akan membantu Anda mengingat apa yang harus diamati saat Anda
menilai proses menyusui.
• Formulir tersebut disusun dalam lima bagian: UMUM, PAYUDARA, POSISI BAYI,
PELEKATAN BAYI, PROSES MENYUSUI.

CATATAN:
Kolom kiri menunjukkan bahwa proses menyusui berjalan dengan baik. Kolom sebelah kanan menunjukkan
kemungkinan adanya kesulitan. Anda akan membuat tanda centang di kotak berdasarkan pengamatan Anda.

• Jika Anda tidak mengamati salah satu kolom, Anda tidak boleh membuat tanda apapun.
• Setelah mengisi formulir, lihat tanda centang di sisi kiri formulir. Jika mayoritas ada di kolom
ini, proses menyusui kemungkinan besar akan berjalan dengan baik.
• Jika ada beberapa tanda centang di kolom kanan, maka proses menyusui mungkin tidak
berjalan dengan baik. Ibu ini mungkin memiliki tantangan dan membutuhkan bantuan Anda.

41

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


42

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


PENAMPILAN IBU SECARA KESELURUHAN
Ketika melihat ibu secara keseluruhan.
▪ Apa yang Anda amati mengenai ibu? Apakah dia terlihat sehat, sakit atau depresi?
▪ Apakah ibu terlihat santai dan nyaman?
Ketika seorang ibu menggendong bayinya dengan aman dan percaya diri, bayinya dapat
menyusu dengan efektif. Ini akan membantu ASI mengalir lebih mudah. Jika ibu sedang
duduk sebaiknya sambil bersandar.
▪ Apakah ibu terlihat santai atau nyaman?
Saat ibu merasa gugup dan kurang percaya diri, ia mungkin menunjukkannya dengan
menggoyangkan atau mendorong bayi untuk mendorong bayi menyusu. Hal ini dapat
mengganggu bayi dan proses menyusu serta aliran ASI.
▪ Apakah Anda melihat tanda-tanda pelekatan antara ibu dan bayi?
Tanda-tanda bonding: kontak mata, senyum, bayi digendong dengan aman dan penuh
percaya diri?
Penting untuk mengamati bagaimana seorang ibu berinteraksi dengan bayinya saat
menyusui.

Ingatlah jika seorang ibu merasa nyaman dengan menyusui, ini akan membantu
kelancaran ASI.

PENAMPILAN BAYI SECARA KESELURUHAN


Amati penampilan umum, kesehatan, nutrisi, dan kewaspadaan bayi.
▪ Apa yang Anda amati tentang bayi?
Contoh deskripsi: waspada, mengantuk, tenang, santai, gelisah, dan menangis.
▪ Bagaimana tanggapan bayi? Apakah bayi meraih atau mencari payudara jika lapar?
Amati kondisi fisik apa pun yang dapat memengaruhi menyusunya seperti hidung tersumbat
atau langit-langit mulut sumbing.

PAYUDARA
▪ Saat ibu bersiap untuk menyusui bayinya, apa yang Anda amati tentang payudaranya?
Bagaimana kondisi payudara dan putingnya?
Contoh deskripsi: sehat, merah, bengkak atau sakit?
CATATAN:
Kita akan berbicara tentang kondisi payudara dan puting secara lebih rinci di materi selanjutnya.

▪ Apakah ibu mengatakan bahwa dia kesakitan atau bersikap seolah-olah takut untuk
menyusui bayinya?
▪ Bagaimana cara ibu memegang payudaranya untuk menyusui? Apakah payudaranya
tertopang dengan baik dengan jari menjauhi puting? Apakah dia memegang areola dengan
jarinya?

POSISI BAYI
Perhatikan posisi bayi di payudara.
CATATAN:
Kita akan mempelajari lebih lanjut tentang posisi bayi di payudara di materi berikutnya.

▪ Amati bagaimana ibu menggendong bayinya. Perhatikan apakah kepala dan tubuh bayi
sejajar dan apakah kepala dan lehernya lurus.
▪ Amati apakah ibu menggendong bayi di dekat payudara.
▪ Amati apakah ibu menopang seluruh tubuh bayi atau hanya menopang kepala dan leher
bayi.
43

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Amati apakah bayi mendekati payudara dari bawah, dengan hidung menghadap ke
puting atau apakah bayi mendekat ke puting langsung memasukkan ke mulut.

PELEKATAN BAYI
Amati empat poin penting dari pelekatan yang benar. Ingatlah kita telah mempelajari materi
sebelumnya.
▪ Empat poin utamanya:
1. Apakah ada lebih banyak areola di atas bibir atas bayi daripada di bawah?
2. Apakah mulut bayi terbuka lebar?
3. Apakah bibir bawah menghadap ke luar?
4. Apakah dagu bayi menyentuh payudara?

MENYUSU
▪ Cara menyusu yang efektif
Ikuti langkah-langkah berikut: Isap kepalan tangan Anda, dengan mulut terbuka lebar, lidah
ke depan, dan bibir bawah melengkung ke belakang. Isap dengan lambat, sekitar satu isapan
per detik.
▪ Proses menyusu yang tidak efektif
Ikuti langkah-langkah berikut: Isap ibu jari Anda, dengan mulut hampir tertutup, bibir Anda
mengarah ke depan, dan biarkan pipi Anda tertarik. Berikan isapan kecil dengan cepat.
▪ Tanda-tanda menyusu yang efektif:
1. Bayi mengisap dengan dalam dan lambat.
2. Bayi berhenti dan menunggu saluran ASI terisi kembali.
3. Bayi akan beberapa kali mengisap cepat untuk memulai aliran ASI.
4. Saat ASI mengalir, isapan menjadi lebih dalam dan lebih lambat lagi.
5. Kita mungkin dapat melihat atau mendengar suara menelan.
6. Pipi bayi membulat.
▪ Tanda-tanda menyusui yang tidak efektif:

• Bayi menyusu dengan cepat dan dangkal terus menerus.


• Bayi mengeluarkan suara mengecap saat menyusu.
• Pipi bayi mungkin tegang atau tertarik ke dalam saat menyusu.
Tanda-tanda menyusu yang tidak efektif menunjukkan bayi tidak mendapatkan cukup banyak
ASI.
Penting juga untuk memperhatikan bagaimana menyusui berakhir.
▪ Tanyakan: Apa yang mungkin Anda amati di akhir menyusui?
Apakah bayi melepaskan payudaranya sendiri atau apakah ibu melepaskan bayi dari
payudaranya sebelum bayinya selesai menyusu? Ingatlah ketika bayi telah mendapatkan
semua ASI yang diinginkan, bayi biasanya akan melepaskan payudaranya sendiri, dan rileks,
tampak puas. Bayi yang tidak melekat dengan baik dan tidak mendapatkan ASI mungkin
berhenti menyusu dan menangis karena frustasi.
▪ Tanyakan kepada ibu: Apakah ibu bisa merasakan tanda-tanda refleks oksitosin?
Misalnya, ASI yang merembes dari payudaranya atau sensasi kesemutan pada payudara.
▪ Tanyakan kepadanya: Bagaimana perasaan menyusui ibu?
• Jika nyaman dan menyenangkan, bayinya mungkin melekat dengan baik.
• Jika tidak nyaman atau nyeri, bayi mungkin tidak melekat dengan baik.
• Jika seorang ibu mengatakan bahwa menyusui berjalan dengan baik, tetapi Anda melihat
tanda-tanda yang menunjukkan kemungkinan kesulitan, Anda harus memutuskan apa
yang harus dilakukan.
44

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


• Pada hari-hari setelah melahirkan saat ibu masih belajar menyusui, Anda mungkin ingin
menawarkan dukungan dan bantuan. Bahkan jika dia tidak menyadari adanya kesulitan
sekarang, bantuan Anda dapat mencegah tantangan di kemudian hari.

Kini Anda telah memahami pentingnya penilaian proses menyusui, lalu bagamana penilaian
proses menyusui itu dilakukan? Mari kita lanjutkan bersama materi berikut ini dengan tetap
semangat…

2. Penilaian Proses Menyusui

Berlatih menilai kegiatan menyusui dan mengenali tanda-tanda pengaturan posisi dan
pelekatan dengan menggunakan Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui

Amati setiap slide lalu nilai ibu dan bayinya menyusui saat menggunakan Lembar Bantuan
Pengamatan Menyusui. Telusuri setiap bagian formulir.

CATATAN:
Anda mungkin tidak melihat semua tanda di gambar. Misalnya, Anda tidak bisa melihat gerakan atau melihat
bagaimana bayi selesai menyusu. Ketika Anda melihat ibu dan bayi yang sebenarnya, Anda dapat mencari semua
tandanya.

Mari berlatih bersama-sama. Pelajari bagian-bagian dari Lembar Bantuan Pengamatan


Menyusui dengan mencatat apa yang dapat Anda lihat pada slide. Ingat, sulit untuk melihat
semua tandanya di slide.

45

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Di bawah ini adalah tanda-tanda yang bisa Anda amati.

UMUM
Ibu:
✓ Ibu terlihat sehat secara keseluruhan.
✓ Dia duduk dengan nyaman, punggungnya ditopang.
✓ Ibu menatap bayinya dengan penuh kasih.
✓ Ibu sedang duduk dengan nyaman.
✓ Tidak ada bantal yang menopangnya.
 Kita tidak dapat melihat apakah ada orang yang mendukung atau membantunya.
Bayi:
✓ Bayi terlihat sehat, tenang, dan rileks.
PAYUDARA
✓ Payudaranya terlihat sehat.
✓ Payudaranya tersedia tanpa terhalang pakaian.
POSISI BAYI
✓ Kepala dan tubuh bayi sejajar.
✓ Bayi dipeluk erat.
✓ Bayi disangga dengan baik.
 Kita tidak dapat melihat apakah bayi mendekati payudara, hidung hingga puting.
PELEKATAN BAYI
✓ Ada lebih banyak areola terlihat di atas mulut bayi daripada di bawahnya
✓ Mulut bayi terbuka lebar.
 Kita TIDAK melihat bibir bawah bayi.
 Tidak mungkin mengetahui apakah dagu bayi menyentuh payudara.
MENGISAP
 Kita tidak bisa melihat tanda-tanda menyusu dalam gambar.

▪ Apakah bayi melekat dengan baik atau buruk? Apa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa
bayi melekat dengan baik atau buruk pada payudara?

Diskusikan apa yang harus dilakukan tentang itu dan apa yang harus dikatakan kepada ibu.

▪ Saat berbicara dengan seorang ibu, ingatlah untuk terlebih dahulu mengatakan sesuatu yang
positif sebelum menyarankan perubahan. Tanda-tanda positif apa yang bisa Anda tunjukkan
kepada ibu?

1. Bayinya terlihat tumbuh sehat dan senang menyusu.


2. Dia menatap bayinya dengan penuh kasih.
3. Tubuh bayi dipegang lurus dan menghadap ke ibu.

▪ Saran apa yang bisa Anda berikan kepada ibu?

▪ Anda dapat menyarankan ibu untuk mengatur posisi kembali dan melekatkan bayinya
lagi untuk menyusu dengan lebih efektif. Minta ibu untuk duduk dengan nyaman dan
menggendong bayi. Ini akan membantu memposisikan bayi, sehingga ia mendekati
payudara, hidung hingga puting.
▪ Anda bisa menunjukkan cara menggendong bayi agar ia lebih mudah mendapatkan ASI.
Atur kain supaya ibu dapat menggendong bayi lebih erat dan nyaman.
▪ Mungkin membantu jika ibu melonggarkan BH sehingga payudara tidak tertekan.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Kegiatan menilai proses menyusui penting untuk dilakukan sebelum memberikan bantuan
kepada ibu menyusui. Kegiatan ono termasuk mengamati apa yang dilakukan oleh ibu dan
bayinya dan mendengarkan apa yang ibu katakan kepada kita. Kegiatan menilai proses
46

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


menyusui dapat dilakukan dengan menggunakan lembar bantuan pengamatan menyusui.
b. Ketika melakukan penilaian proses menyusui perlu memperhatikan keadaan umum ibu dan
bayi, payudara ibu, posisi bayi, pelekatan bayi dan proses menyusuinya. Perhatikan
semuanya sehingga bantuan yang tepat dapat diberikan kepada ibu dan bayinya pada saat
proses menyusui.

MATERI POKOK 2. PENGATURAN POSISI BAYI PADA PAYUDARA DENGAN BENAR

PENDAHULUAN
Penting bagi ibu untuk mengatur posisi bayi pada saat menyusui. Terdapat banyak posisi pada
menyusui yang dapat dimanfaatkan oleh ibu. Tenaga kesehatan dapat memberikan bantuan
untuk mengatur posisi ini kepada ibu dengan menggunakan model boneka dan payudara.
Terdapat poin-poin penting pada posisi yang perlu diperhatikan. Dengan demikian penting untuk
mengetahui posisi dan pelekatan pada proses menyusui sehingga bayi dapat menyusu dengan
efektif dan mendapatkan seluruh kebutuhannya.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk melakukan pengaturan posisi bayi
pada payudara dengan benar.

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Pentingnya pengaturan posisi bayi pada payudara.
2. Cara pengaturan posisi bayi pada payudara

URAIAN MATERI POKOK


Tahukan Anda penting bagi seorang ibu untuk mengatur posisi bayi di payudaranya ketika
menyusui? Mari kita pelajari bersama dengan tetap semangat…

1. Pentingnya Pengaturan Posisi Bayi di Payudara

Membantu ibu untuk mengatur posisi bayinya pada payudara akan memudahkan bayi melekat
dengan baik pada payudara ibu.
Terdapat tiga kondisi yang dimana ibu seringkali membutuhkan bantuan yaitu:
• Ibu baru yang pertama kali menyusui.
• Ibu yang mengalami kesulitan menyusui atau tekniknya yang belum tepat.
• Ibu yang sebelumnya memberi makanan buatan dengan botol namun ingin menyusui.

Perlu diingat, ketika bertemu dengan ibu menyusui :


▪ Biasakanlah selalu mengamati proses ibu menyusui sebelum kita membantunya.
Sediakan waktu untuk melihat apa yang ibu lakukan, sehingga kita dapat memahami
situasinya dengan jelas.
Jangan tergesa-gesa memintanya melakukan sesuatu yang berbeda. Perhatikan hal- hal lain
yang mungkin memengaruhi proses menyusuinya, seperti baju, atau adanya laki-laki yang
memandang padanya.

▪ Bantu ibu jika ia mengalami kesulitan.


Semua ibu yang mengalami kesulitan pasti memerlukan bantuan. Namun beberapa ibu
mungkin tidak memiliki kesulitan saat ini, tetapi karena teknik yang digunakan kurang baik,
dapat menyebabkan terjadinya kesulitan di masa mendatang.
Bantulah ibu-ibu ini, terutama dalam dua bulan pertama sebelum kegiatan menyusui
47

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


sepenuhnya dimantapkan.
Beberapa ibu dengan bayinya yang berusia lebih dari 2 bulan, dapat menyusui dengan puas
ketika menggunakan posisi-posisi yang mungkin menyulitkan pada bayi yang lebih muda.
Tidak perlu mencoba mengubah posisi bayi yang lebih tua jika ia mendapatkan ASl secara
efektif, tumbuh dengan baik, dan ibunya merasa nyaman.

▪ Biarkan ibu melakukan sendiri sebanyak mungkin.


Berhati-hatilah agar tidak ‘mengambil alih’ bayi dari ibu. Jelaskan apa yang kita ingin ibu
lakukan. Bila memungkinkan, peragakan dengan menggunakan tubuh kita sendiri apa yang
kita maksudkan.

▪ Pastikan ibu memahami apa yang kita lakukan sehingga ia bisa melakukannya. Tujuan kita
adalah membantu ibu mengatur posisi bayinya. Tidak ada gunanya kita bisa membuat bayi
menyusu, tapi ibu tidak bisa melakukannya.

Anda telah mempelajari pentingnya pengaturan posisi bayi di payudara, lalu bagaimana cara
membantu ibu pada pengaturan posisi bayi ini? Mari kita lanjutkan pembelajaran bersama-sama.

2. Pengaturan Posisi Bayi di Payudara

Tenaga kesehatan perlu mengetahui bagaimana cara membantu ibu mengatur posisi bayinya
ketika menyusui. Ketika membantu ibu, gunakan boneka dan model payudara. Sebelum
membantu ibu, amati terlebih dahulu bagaiman proses menyusui berjalan.

Mari kita lihat dan pelajari CARA MEMBANTU IBU MENGATUR POSISI BAYINYA. Terdapat
empat poin penting dalam mengatur posisi bayi ketika menyusui.

EMPAT POIN PENTING POSISI, dapat diperagakan dengan menggunakan boneka dan
model payudara.

• Poin 1: Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus (telinga, bahu dan pinggul dalam
satu garis lurus). Bayi tidak dapat menyusu atau menelan dengan mudah jika kepalanya
berpaling atau menunduk.

• Poin 2: Bayi digendong dekat dengan tubuh ibu: bayi tidak dapat melekat dengan baik
pada payudara jika jaraknya jauh. Seluruh tubuh bayi perlu menghadap tubuh ibunya. Bayi
menghadap ke arah wajah ibu. Ini adalah posisi terbaik bayi untuk menyusu karena puting
mengarah sedikit ke bawah.

• Poin 3: Bayi disangga: Seluruh tubuh harus disangga dengan lengan ibu menopang seluruh
punggung bayi. Ini terutama sangat penting untuk bayi baru lahir dan bayi yang masih kecil.

• Poin 4: Wajah bayi menghadap payudara, hidung bayi berhadapan dengan puting: bayi
harus mendekati puting dengan hidungnya sehingga dapat menjilat, mencari, dan
mengambil payudara. Mensejajarkan hidung bayi dengan puting ibu memungkinkan bayi
melekat dengan erat dan asimetris.

48

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


CARA MEMBANTU IBU MENGATUR POSISI BAYINYA
▪ Beri salam kepada ibu dan tanyakan bagaimana menyusuinya.
▪ Nilailah kegiatan menyusuinya.
▪ Jelaskan apa yang mungkin bisa membantu, dan tanyakan apakah Ibu
menghendaki kita menunjukkannya.
▪ Pastikan ibu merasa nyaman dan santai, baik dalam posisi duduk atau
berbaring.
▪ Duduklah dengan posisi yang nyaman dan sopan.
▪ Jelaskan cara memegang bayinya, dan tunjukkan pada ibu dengan boneka.
Empat butir kunci memegang bayi:
‐ kepala dan badan bayi lurus;
‐ badan bayi dekat dengan badan ibu;
‐ menopang seluruh tubuh bayi;
‐ wajah bayi menghadap payudara ibu dengan hidung bayi menghadap puting
ibu;
▪ Tunjukkan ibu cara menyangga payudaranya:
- jari-jari diletakkan pada dinding dada di bawah payudara;
- jari telunjuk menyangga payudara;
- ibu jari di atas payudara.
- jari-jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan puting.
▪ Jelaskan atau tunjukkan pada ibu cara membantu bayi melekat:
‐ sentuh bibir bayi dengan putingnya;
‐ tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar;
‐ gerakkan dengan cepat bayi ke payudara ibu, arahkan bibir bawah bayi di
bawah puting.
▪ Perhatikan bagaimana respon ibu dan tanyakan bagaimana rasanya
menyusui bayinya sekarang.
▪ Carilah tanda-tanda pelekatan yang baik Jika pelekatan tidak baik, coba lagi.
▪ Tunjukkan pada ibu cara memegang bayi dengan posisi lain yang mungkin lebih
mudah dan nyaman.

Bagaimana membantu ibu yang sedang duduk


▪ Sapa ibu dan tanyakan bagaimana proses menyusuinya.
▪ Nilai proses menyusui.
▪ Tanyakan apakah Anda mungkin melihat bagaimana (nama bayi) menyusui dan minta
“ibu” untuk melekatkan bayi ke payudaranya.
▪ Jelaskan apa yang mungkin bisa membantu dan tanyakan apakah ibu ingin Anda
menunjukkannya kepadanya.
▪ Mulailah dengan dorongan kepada ibu peraga seperti: “Dia (nama bayi) benar-benar
menginginkan ASI ibu ya?”
▪ Lalu katakan: “Menyusui mungkin tidak terlalu menyakitkan jika (nama bayi) menyusu
lebih banyak saat dia menyusu.
Apakah Anda ingin saya menunjukkan caranya? Jika ibu setuju, Anda bisa mulai
membantunya.
▪ Pastikan ibu nyaman dan rileks. Pastikan ibu duduk dalam posisi yang nyaman dan rileks.
▪ Duduklah, sehingga Anda juga dalam posisi yang nyaman untuk membantu.
▪ Anda tidak dapat membantu seorang ibu dengan baik jika Anda sendiri berada dalam
posisi yang tidak nyaman. Jika punggung Anda tidak tertopang atau tubuh Anda
membungkuk, Anda dapat memperbaiki posisi lebih dulu.
▪ Poin-poin berikut dengan menggunakan boneka, kursi tinggi, kursi rendah, dan bangku
- Kursi rendah biasanya adalah yang terbaik, dan kalau bisa kursi yang menopang
49

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


punggung "ibu".
- Jika kursinya agak tinggi, carilah bangku untuk diletakkan di atas kakinya. Namun,
berhati-hatilah agar lututnya tidak terlalu tinggi sehingga bayi terlalu tinggi untuk
payudaranya.
- Jika ibu duduk di lantai, pastikan punggungnya disangga.
- Jika ibu menopang bayinya di atas lututnya, bantu ia untuk menggendong bayinya
cukup tinggi sehingga tidak mencondongkan tubuh ke depan untuk memposisikan
bayi di payudaranya.
▪ Jelaskan cara menggendong bayi dan tunjukkan pada ibu, jika perlu.
▪ Tunjukkan dengan boneka bagaimana membantu ibu memposisikan bayinya, pastikan
bahwa empat poin penting posisi diketahui dengan jelas oleh ibu dan peserta.
Tinjau empat poin penting tersebut bersama peserta:
1. Kepala dan badan bayi lurus.
2. Bayi dipeluk dekat dengan tubuh ibu.
3. Seluruh tubuh bayi disangga.
4. Bayi mendekati payudara, hidung menghadap ke puting.
▪ Cobalah untuk tidak menyentuh ibu atau bayinya jika memungkinkan. Jika Anda perlu
menyentuhnya untuk menunjukkan kepada ibu apa yang harus dilakukan, letakkan
tangan Anda di atas tangan atau lengannya sehingga Anda menggendong bayi
melaluinya.
▪ Jelaskan bahwa ibu perlu menopang seluruh tubuh bayi dengan lengannya, termasuk
lehernya. Ibu tidak boleh memegang kepala bayi atau mendorongnya ke depan,
melainkan harus sedikit bersandar ke belakang, sehingga bayi bebas untuk
menggerakkan kepala dan mulutnya ke puting.

Tunjukkan bagaimana membantu ibu menopang payudaranya, jika perlu.


▪ Setelah Anda selesai membantu ibu peraga menopang payudaranya, sampaikan poin-
poin ini kepada para peserta. Tunjukkan menggunakan model payudara.
▪ Jika perlu, penting untuk menunjukkan kepada ibu bagaimana cara menopang
payudaranya, serta menawarkan payudaranya kepada bayinya.
▪ Ibu mungkin tidak perlu menopang payudara, tergantung ukuran dan posisinya.

▪ Ibu menempelkan jari-jarinya di dada bagian bawah payudaranya, sehingga jari


telunjuknya menopang pangkal payudara.
▪ Ibu bisa menggunakan ibu jarinya untuk sedikit menekan bagian atas payudaranya. Hal
ini dapat memperbaiki bentuk payudara, sehingga bayi lebih mudah melekat dengan
50

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


baik.
▪ Sebaiknya ibu tidak memegang payudara terlalu dekat dengan puting karena dapat
menghalangi bayi melekat dengan baik.
▪ Ibu tidak mencondongkan tubuh ke depan dan mencoba mendorong puting ke dalam
mulut bayi. Ia perlu membawa bayi dekat ke payudara dan menopang seluruh payudara
dengan tangannya.

Cara-cara memegang payudara yang tidak sesuai berikut ini dapat menyulitkan bayi
untuk melekat dengan baik.
▪ Memegang payudara dengan jari dan ibu jari dekat dengan areola atau puting.
▪ Menjepit puting atau areola di antara ibu jari dan jari Anda dan mencoba mendorong
puting ke dalam mulut bayi.
▪ Pegang payudara dalam genggaman "gunting", yaitu jari telunjuk di atas dan jari tengah
di bawah puting. Hal ini dapat mempersulit bayi untuk memasukkan cukup payudara ke
dalam mulutnya. Ini juga bisa menghalangi aliran ASI.

Jelaskan atau tunjukkan padanya bagaimana membantu bayi untuk melekat.


▪ Jelaskan bahwa pertama-tama ibu perlu menggendong bayi dengan hidung berhadapan
dengan puting, sehingga bayi mendekati payudara dari bawah puting.
▪ Saat ibu membawa bayi ke payudaranya, ia perlu mengarahkan bibir bawah bayi jauh
ke bawah putingnya. Ini agar puting mengarah ke langit-langit bayi, lidah berada di
bawah areola, dan dagu bayi akan menyentuh payudara ibu.
▪ Jelaskan bagaimana ibu harus menyentuh bibir bayinya dengan putingnya, sehingga
bayi membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya, dan meraihnya.
▪ Jelaskan bahwa ibu harus menunggu sampai mulut bayinya terbuka lebar, sebelum
mendekatkan ke payudaranya. Mulut bayi harus terbuka lebar untuk memasukkan
payudara memenuhi mulutnya.
▪ Jelaskan atau tunjukkan padanya cara memindahkan bayinya dengan cepat ke
payudaranya saat mulutnya terbuka lebar.
▪ Ibu harus menjaga punggungnya tetap tegak dan mendekatkan bayi ke payudaranya.
Sebaiknya hindari membungkukkan tubuh untuk memasukkan payudara ke bayinya.
▪ Topang bayi di belakang bahunya, bukan di belakang kepalanya. Hati-hati jangan
sampai mendorong kepala bayi ke depan. Mendorong bagian belakang kepala bayi akan
menyebabkan reaksi refleks, bayi akan melawan dan menarik diri dari payudara, dan hal
ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menyusu pada payudara.

Perhatikan bagaimana dia merespon dan tanyakan bagaimana rasanya saat bayinya
menyusu.
Tanyakan kepada ibu peraga bagaimana perasaannya. Dia harus mengatakan sesuatu
seperti "Oh, jauh lebih baik, terima kasih." Lalu jelaskan kepada peserta:
▪ Perhatikan bagaimana tanggapan ibu.
▪ Tanya ibu bagaimana rasanya menyusui.
▪ Jika menyusui lebih nyaman bagi ibu dan dia terlihat bahagia, ini berarti bayinya melekat
dengan baik.

Perhatikan tanda-tanda pelekatan yang baik. Jika pelekatan tidak bagus, coba lagi.
▪ Buatlah poin-poin berikut. Carilah semua tanda pelekatan yang baik (yang tidak dapat
Anda lihat dengan boneka). Jika pelekatan tidak bagus, coba lagi.
▪ Seringkali dibutuhkan beberapa kali untuk membuat bayi melekat dengan baik. Anda
51

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


mungkin perlu bertemu dengan ibu lagi di lain waktu, atau keesokan harinya, sampai
proses menyusui berjalan dengan baik.
▪ Pastikan ibu mengerti tentang bayinya yang memasukkan cukup payudara ke dalam
mulutnya.
▪ Jika dia mengalami kesulitan dalam satu posisi, cobalah membantunya menemukan
posisi lain yang lebih nyaman untuknya.

Posisi Menyusui lainnya:

▪ Slide ini menunjukkan dua posisi berguna yang mungkin ingin Anda perlihatkan
kepada ibu:
• Posisi di bawah lengan (football/underarm).
• Posisi menyilang (cross cradle): menggendong bayi dengan lengan yang
berlawanan dengan payudara.
▪ Posisi ini dapat berguna untuk bayi mana pun, terutama bayi yang mengalami
kesulitan menempel. Namun, sangat berguna untuk situasi berikut:
• Posisi di bawah lengan berguna untuk bayi kembar atau untuk mengeluarkan ASI
dari semua bagian payudara, seperti pada saluran yang tersumbat.
• Kedua posisi yang ditampilkan adalah cara terbaik bagi seorang ibu untuk
menggendong bayinya yang sangat kecil, sakit, atau berat lahir rendah (BBLR).
▪ Pada kedua posisi ini, ibu menopang tubuh bayinya di lengannya dan menopang
kepala bayi dengan tangan di belakang lehernya. BBLR dan bayi yang sakit lebih
52

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


membutuhkan penyangga kepala daripada bayi yang lebih besar. Akan tetapi, ibu
harus berhati-hati hanya untuk menopang kepala bayi dan tidak menekan atau
mendorongnya ke depan.
▪ Posisi di bawah lengan juga dapat digunakan untuk menyusui bayi kembar (double
football). Selain posisi ini, untuk bayi kembar dapat menggunakan posisi crisscross
hold.

Bagaimana membantu ibu dengan posisi tidur dan setengah tidur (reclining)

▪ Slide ini menunjukkan seorang ibu yang sedang menyusui sambil berbaring dan
setengah berbaring.
▪ Posisi berbaring ini berguna:
• Ketika seorang ibu lelah atau ingin tidur, sehingga dia dapat menyusui tanpa harus
berhenti berbaring,
• Jika ibu mengalami nyeri setelah melahirkan atau operasi sesar dan berbaring
miring dapat membantunya menyusui dengan lebih nyaman.
▪ Agar lebih rileks, ibu perlu berbaring ke samping dalam posisi di mana dia bisa tidur.
Menyandar pada satu siku tidak membuat rileks bagi kebanyakan ibu.
▪ Jika dia memiliki bantal, bantal di bawah kepalanya dapat membantu.
▪ Empat poin penting yang sama tentang penentuan posisi penting bagi ibu yang

53

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


sedang berbaring.
▪ Ibu bisa menopang bayinya dengan lengan bawah. Ia bisa menopang payudaranya
jika perlu, dengan lengan bagian atasnya.
▪ Jika Ibu tidak menopang payudaranya, ia bisa mendekap bayinya dengan lengan
atasnya.
▪ Alasan umum untuk kesulitan mendekap saat berbaring adalah karena posisi bayi
terlalu "tinggi" di dekat bahu ibu. Dengan cara ini, ibu harus membungkuk ke depan
untuk mencapai payudara, sehingga bayi turun ke puting dari atas dan tidak melekat
dengan baik.

Bagaimana membantu ibu dengan posisi setengah tiduran (reclining position).

▪ Bantu ibu untuk bersandar dengan ditopang, jika perlu menggunakan bantal.
▪ Ibu bersandar cukup jauh agar bayi dapat tengkurap sepenuhnya pada tubuhnya yang
berbaring, dan tidak telentang rata.
▪ Bayi bisa tengkurap telanjang di dada ibunya untuk kontak kulit, Ini sangat berguna
jika bayi mengalami kesulitan melekat pada payudara, atau gelisah dan menangis.
▪ Posisi ini sering kali menenangkan bayi, dan ia mungkin menemukan jalannya sendiri
ke payudara, seperti halnya bayi yang baru lahir.

Ada banyak posisi lain di mana seorang ibu dapat menyusui, misalnya sambil berdiri,
berjalan-jalan atau duduk di lantai dengan memangku bayinya. Dalam posisi apapun, bayi
perlu memasukkan cukup banyak payudara ke dalam mulutnya sehingga dapat menyusu
dengan efektif.

Ada beberapa cara yang dilakukan ibu untuk menggendong bayi sehingga sulit untuk
melekat pada payudara dan menyusu secara efektif.

Kesalahan pada posisi menyusui:


• terlalu tinggi (misalnya, duduk dengan lutut sangat tinggi);
• terlalu rendah (misalnya, jika bayi tidak ditopang, Anda harus mencondongkan tubuh ke
depan);
• terlalu jauh ke samping (dengan kepala di siku bagian dalam).

• Jika seorang ibu menggendong bayinya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau terlalu jauh ke
samping, mulutnya tidak berhadapan dengan putingnya. Akan sulit bagi bayi untuk
memasukkan payudara ke dalam mulutnya.
• Ketika seorang ibu menopang tubuh bayi, tidak perlu memegang erat pantatnya
sedemikian sehingga kepalanya menjadi terdorong jauh ke samping. Ibu sebaiknya
meletakkan tangannya di punggung bayi, sehingga kepala bayi bertumpu pada lengan
bawahnya, bukan di siku bagian dalam.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Posisi yang tepat pada bayi ketika menyusui merupakan hal penting yang perlu diperhatikan.
Tiga kondisi dimana ibu seringkali membutuhkan bantuan yaitu ibu baru yang pertama kali
menyusui; ibu yang mengalami kesulitan menyusui atau tekniknya yang belum tepat; dan ibu
yang sebelumnya memberi makanan buatan dengan botol namun ingin menyusui.

b. Terdapat berbagai macam posisi menyusui yang dapat membantu ibu merasa nyaman
dalam menyusui sesuai kondisinya. Empat poin penting yang perlu dipehatikan dalam posisi
54

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


apapun yaitu kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus; bayi digendong dekat dengan
tubuh ibu; bayi disangga; dan wajah bayi menghadap payudara, hidung bayi berhadapan
dengan puting ibu.

C. PENUGASAN

Lampiran MPI 2.IHB 1

Panduan Latihan Kasus


Penilaian dan Pengamatan Menyusui

Tujuan:
Peserta mampu melakukan penilaian proses menyusui

Petunjuk:
1. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Lembaran Bantuan Pengamatan Menyusui
yang ada di modul peserta.
2. Fasilitator menunjukkan dan meminta peserta memperhatikan satu per satu slide untuk
latihan kasus dan mengisi formulir tersebut.
3. Semua fasilitator mendampingi peserta dalam mengisi formulir.
4. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu slide latihan kasus dan
formulir yang telah diisi peserta.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan jawaban bersama.

Alat Bantu:
1. Bahan tayang latihan kasus
2. Laptop, LCD, dan pointer
3. Lembaran Bantuan Pengamatan Menyusui.

Latihan menilai kegiatan menyusui 1

Bahas semua bagian Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui dengan mencatat apa
yang Anda lihat dari slide. Apa yang dapat Anda amati? Ingat, sulit untuk melihat semua
tandanya di slide.
55

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Apakah bayi melekat dengan baik atau buruk? Apa tanda-tanda yang menunjukkan
bahwa bayi melekat dengan baik atau buruk pada payudara? Diskusikan apa yang harus
dilakukan tentang itu dan apa yang harus dikatakan kepada ibu.

Tanda-tanda positif apa yang bisa Anda tunjukkan kepada ibu?

Saran apa yang bisa Anda berikan kepada ibu?


▪ Contoh saran:
"Jika bayi memasukkan lebih banyak payudara ke dalam mulutnya, ia akan lebih
mudah mendapatkan ASI dan rasa sakit ibu akan berkurang."
“Jika bayi bisa menyusu dengan cara yang sedikit berbeda, ia bisa mendapatkan
ASI dengan lebih mudah. Apakah ibu ingin saya tunjukkan caranya? ”

56

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Latihan Menilai proses menyusui 2

Bahas semua bagian Lembar Bantuan Pengamatan Menyusui dengan mencatat apa
yang Anda lihat dari slide. Apa yang dapat Anda amati? Ingat, sulit untuk melihat semua
tandanya di slide.

57

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Apa tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi melekat dengan baik atau buruk pada
payudara?
Diskusikan apa yang sebaiknya dilakukan ibu dan dikatakan kepadanya.

Tanda-tanda positif apa yang bisa Anda tunjukkan kepada ibu?

Saran apa yang bisa Anda berikan kepada ibu?

Lampiran MPI 2.IHB 2

Panduan Simulasi
Pengaturan Posisi Bayi pada Payudara dengan Benar

Tujuan:
Peserta mampu melakukan pengaturan posisi bayi pada payudara dengan benar.

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta.
2. Fasilitator mengajak kelompoknya masing-masing ke tempat yang nyaman sehingga setiap
kelompok terdapat jarak satu sama lain.
3. Fasilitator menyiapkan satu boneka dan model payudara untuk masing-masing kelompok.
4. Fasilitator meminta semua peserta membuka kotak “Cara Membantu Ibu Mengatur Posisi
Bayinya”.
5. Masing-masing fasilitator menjelaskan kepada peserta di kelompoknya bahwa peserta akan
berpasangan untuk berlatih membantu ibu mengatur posisi bayinya. Salah satu dari peserta
akan berperan sebagai ibu, dan yang lainnya berperan menjadi tenaga kesehatan. Peserta
yang lain dalam kelompok akan mengamati.
6. Fasilitator menjelaskan bila peserta menjadi ibu:
Duduk dan peganglah bayi, dengan melintang di depan tubuh seperti biasa. Peganglah bayi
dengan posisi yang keliru. Ketika temannya yang berperan menjadi konselor bertanya tentang
menyusui, katakanlah bahwa menyusui itu menyakitkan, dan puting nyeri, atau pikirkan
kesulitan menyusui yang lain.
7. Fasilitator menjelaskan bila peserta menjadi konselor:
Ikuti langkah-langkah dalam kotak “Cara Membantu Ibu Mengatur Posisi Bayinya”.
8. Setelah selesai satu pasang peserta berlatih, Fasilitator memberikan komentar terhadap
peserta dengan memberikan pujian atas hal yang sudah dilakukan dengan baik, ingatkan
bila ada langkah yang terlewat dan diskusikan bila ada kekeliruan.
9. Fasilitator memastikan semua peserta mendapat giliran berlatih menjadi konselor yang
membantu ibu mengatur posisi bayinya.

Alat Bantu:
1. Boneka dan model payudara
2. Kotak “Cara Membantu Ibu Mengatur Posisi Bayinya?
58

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


CARA MEMBANTU IBU MENGATUR POSISI BAYINYA
▪ Beri salam kepada ibu dan tanyakan bagaimana menyusuinya.
▪ Nilailah kegiatan menyusuinya.
▪ Jelaskan apa yang mungkin bisa membantu, dan tanyakan apakah Ibu
menghendaki kita menunjukkannya.
▪ Pastikan ibu merasa nyaman dan santai, baik dalam posisi duduk atau
berbaring.
▪ Duduklah dengan posisi yang nyaman dan sopan.
▪ Jelaskan cara memegang bayinya, dan tunjukkan pada ibu dengan boneka.
Empat butir kunci memegang bayi:
‐ kepala dan badan bayi lurus;
‐ badan bayi dekat dengan badan ibu;
‐ menopang seluruh tubuh bayi;
‐ wajah bayi menghadap payudara ibu dengan hidung bayi menghadap puting
ibu;
▪ Tunjukkan ibu cara menyangga payudaranya:
- jari-jari diletakkan pada dinding dada di bawah payudara;
- jari telunjuk menyangga payudara;
- ibu jari di atas payudara.
- jari-jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan puting.
▪ Jelaskan atau tunjukkan pada ibu cara membantu bayi melekat:
‐ sentuh bibir bayi dengan putingnya;
‐ tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar;
‐ gerakkan dengan cepat bayi ke payudara ibu, arahkan bibir bawah bayi di
bawah puting.
▪ Perhatikan bagaimana respon ibu dan tanyakan bagaimana rasanya menyusui
bayinya sekarang.
▪ Carilah tanda-tanda pelekatan yang baik Jika pelekatan tidak baik, coba lagi.
▪ Tunjukkan pada ibu cara memegang bayi dengan posisi lain yang mungkin lebih
mudah dan nyaman.

D. TES FORMATIF

1. Hal-hal yang perlu diamati pada proses penilaian menyusui adalah:


a. Kondisi umum ibu saja; kondisi payudara; posisi bayi; pelekatan bayi; proses
menyusui.
b. Kondisi umum ibu dan bayi; kondisi payudara bila terdapat keluhan saja; posisi bayi;
pelekatan bayi; proses menyusui.
c. Kondisi umum bayi saja; kondisi payudara; posisi bayi; pelekatan bayi; proses
menyusui.
d. Kondisi umum ibu dan bayi; kondisi payudara; pelekatan bayi; proses menyusui.
e. Kondisi umum ibu dan bayi; kondisi payudara; posisi bayi; pelekatan bayi; proses
menyusui.
2. Di bawah ini merupakan tanda menyusu efektif:
a. Bayi mengisap dangkal dan cepat.
b. Pipi bayi tampak cekung (kempot)
c. Bayi mengisap dengan dalam dan lambat.
d. Bayi menangis terus.
e. Saat ASI mengalir, isapan bayi terhenti.

59

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


3. Posisi menyusui yang berguna pada ibu yang memiliki bayi yang sangat kecil, sakit
atau BBLR adalah
a. Posisi cradle dan cross cradle.
b. Posisi di bawah lengan dan posisi menyilang.
c. Posisi berbaring dan cradle.
d. Posisi di bawah lengan dan berbaring.
e. Posisi berbaring dan posisi menyilang.
4. Kesalahan yang sering dilakukan pada posisi menyusui adalah:
a. Duduk terlalu tinggi; terlalu rendah dan jauh ke samping
b. Duduk tegak dan bersandar.
c. Tiduran menyamping.
d. Setengah tiduran (reclining)
e. Duduk nyaman di kursi dengan bersandar bantal.

E. KUNCI JAWABAN

1. e
2. c
3. b
4. a

F. REFERENSI

• Breastfeeding A guide for the medical profession 18ed, Ruth Lawrence & Robert
Lawrence, Elsivier, 2016.
• Bu’Lock F, Woolridge MW, Baum JD. Development of co-ordination of sucking,
swallowing and breathing: ultrasound study of term and preterm infants. Dev Med Child
Neurol. 1990;32:669–78.
• Campbell SH, Lauwers J, Mannel R, Spencer B. Core curriculum for interdisciplinary
lactation care. LEAARC.Burlington, MA: Jones & Bartlett; 2018.
• Guideline: protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing
maternity and newborn services. Geneva: World Health Organization; 2017.
(http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/9241561300/en/ , diakses 13
Marert 2020).
• Helping mothers to breastfeed (Revised Edition, African Medical and Research
Foundation,1992).
• Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity and
newborn services. Geneva: WHO,2017.
• WHO, UNFPA, UNICEF. Pregnancy, childbirth, postpartum and newborn care. A guide
for essential practice, 3rd ed. Geneva: World Health Organization; 2015
(http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/imcaessential-practice-
guide/en/ , diakses 14 Maret 2020).

60

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN INTI 3
TANTANGAN MENYUSUI PADA IBU DAN BAYI

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Menyusui merupakan hak bagi ibu dan bayi. Hampir semua ibu yang baru melahirkan ingin
menyusui bayinya namun tidak sedikit yang menghadapi beberapa tantangan dalam proses
menyusui. Tantangan ini dapat berasal dari ibu maupun dari bayi. Tenaga kesehatan
hendaknya dapat memahami beberapa tantangan tersebut sehingga mampu membantu
proses menyusui ibu.
Tantangan tersebut seringkali muncul pada hari-hari pertama melahirkan namun dapat
juga muncul pada sepanjang usia ketika ibu menyusui bayinya. Mata pelatihan ini akan
membahas tantangan pada ibu dan tantangan pada bayi.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan tantangan menyusui pada ibu dan
bayi.
2. INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan tantangan menyusui pada ibu.
b. Menjelaskan tantangan menyusui pada bayi.

MATERI POKOK
Materi pokok pada Mata Pelatihan Inti ini meliputi:
1. Tantangan menyusui pada ibu
2. Tantangan menyusui pada bayi

B. KEGIATAN BELAJAR

MATERI POKOK 1. TANTANGAN MENYUSUI PADA IBU

PENDAHULUAN
Tantangan menyusui pada ibu dapat dihadapi pada kondisi payudaranya. Ibu mungkin khawatir
dengan ukuran payudaranya maupun bentuk dan ukuran puting dan areola. Bayi dapat menyusu
dari hampir semua bentuk puting. Kekhawatiran lainnya yang dihadapi ibu adalah pada
kecukupan ASI, apakah ibu menghasilkan cukup ASI dan bayinya mendapatkan semua
kebutuhannya. Perlu dipahami ketika ibu merasa kekurangan ASI atau benar-benar mengalami
kurang ASI. Kesehatan ibu juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Seorang ibu
memerlukan nutrisi dan energi yang cukup untuk dapat merawat bayinya. Jika sakit, ibu perlu
didukung untuk dapat terus menyusui bayinya. Penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami
apa saja tantangan ibu yang mungkin dihadapi sehingga dapat memberikan bantuan yang tepat.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk menjelaskan tantangan menyusui
pada ibu.

61

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


SUB MATERI POKOK
Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Kondisi payudara.
2. Tantangan pasokan ASI.
3. Kesehatan ibu.

URAIAN MATERI POKOK


Ketika menyusui, seringkali ibumenghadapi tantangan yang membutuhkan bantuan dari
tenaga kesehatan. Tahukah Anda apa saja tantangan menyusui pada payudara ibu? Mari kita
pelajari bersama dengan penuh semangat ya…

1. Kondisi Payudara

Sebagai tenaga kesehatan, kita harus mampu mengenali kondisi payudara dan membantu ibu
menanganinya. Dengan pengetahuan dan praktik yang benar, kita dapat membantu tata laksana
penanganan kondisi pada payudara. Diagnosis dan penanganan kondisi payudara penting untuk
meringankan penderitaan ibu dan untuk memungkinkan kegiatan menyusui berlanjut.

▪ Ketika ibu khawatir tentang ukuran payudaranya, konseling apa yang dapat Anda berikan?
▪ Payudara dan puting memiliki berbagai ukuran dan bentuk.
▪ Perbedaan ukuran payudara disebabkan oleh jumlah lemak dan bukan jumlah jaringan yang
menghasilkan ASI. Ibu mungkin perlu diyakinkan bahwa ia dapat menghasilkan ASI yang cukup,
terlepas dari ukuran payudaranya. Kita telah berdiskusi mengapa ukuran payudara tidak
menentukan jumlah ASI yang diproduksi di materi sebelumnya.
▪ Puting dan areola juga memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Puting bisa berubah bentuk
saat hamil dan menjadi lebih protaktil atau “lentur”. Selama kehamilan, tidak perlu
“mendiagnosis” atau merawat puting yang terlihat rata atau terbenam.
▪ Seperti halnya ukuran payudara, bayi dapat menyusu dari hampir semua bentuk puting. Penting
untuk meyakinkan ibu untuk dapat menyusui, apapun ukuran atau bentuk putingnya.

CATATAN:
Terkadang ukuran atau bentuk puting membuat bayi sulit melekat pada payudara. Ibu mungkin memerlukan dukungan
pasca melahirkan ekstra untuk memastikan bayinya dapat menyusu dengan efektif.

62

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Puting tampak datar.
▪ Ingat kembali bahwa bayi tidak menyusu dari puting tetapi memasukkan puting dan jaringan
payudara di bawah areola ke dalam mulut untuk membentuk "puting".
▪ Pada gambar 2, ibu sedang menguji “kelenturan”" payudaranya. Dia sedang belajar betapa
mudahnya meregangkan jaringan di bawah puting. Puting ini cukup lentur, dan seharusnya
mudah bagi bayi untuk meregangkannya hingga membentuk “puting” di dalam mulutnya. Bayi
seharusnya bisa menyusu dari payudara ini tanpa kesulitan.
▪ Kelenturan puting lebih penting daripada bentuk puting. Kelenturan meningkat selama kehamilan,
dan pada minggu pertama atau lebih setelah bayi lahir. Jadi, meskipun puting ibu terlihat rata
pada awal kehamilan, bayinya mungkin dapat menyusu dari payudara tanpa kesulitan.

Puting terbenam
▪ Jika ibu ini menguji payudaranya untuk mengetahui tingkat kelenturan, putingnya akan
masuk, bukannya keluar.
▪ Puting yang terbenam tidak selalu menimbulkan masalah. Ingat, bayi melekat pada
payudara, bukan pada puting. Jika menurut Anda putingnya mungkin terbenam, cara terbaik
untuk membantunya adalah dengan membangun kepercayaan dirinya dan memberikan
dukungan yang baik sejak lahir.

63

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Perawatan saat antenatal tidak membantu dan bisa mendatangkan risiko.
Kebanyakan bentuk puting membaik saat ibu melahirkan tanpa perlu pengobatan apapun.
▪ Bantuan paling penting adalah segera setelah ibu melahirkan, ketika bayi mulai menyusu.
▪ Ini penting untuk membangun kepercayaan diri ibu. Menjelaskan awal mula menyusui mungkin
terasa sulit, tetapi ini bisa berhasil dengan kesabaran dan ketekunan.
▪ Jelaskan bahwa bayi menyusu dari payudara, bukan dari puting. Bayinya harus menyusu ke
payudara dengan mulut terbuka lebar. Jelaskan saat menyusu, bayi akan memerah payudara
dan putingnya dengan cara mengisap.
▪ Sarankan ibu untuk saling bersentuhan dengan bayi dan biarkan bayi menyentuh payudaranya.
Biarkan bayi mencoba melekat pada payudara saat ia ingin menyusu. Beberapa bayi lebih baik
belajar sendiri. Tunjukkan pada ibu bagaimana cara bersandar dalam posisi berbaring untuk
saling bersentuhan dengan bayi ("menyusui sambil bersandar"). Beberapa bayi bisa lebih mudah
melekat pada posisi ini.
▪ Bantu ibu memosisikan bayinya agar lebih melekat. Jika bayi tidak bisa melekat sendiri dengan
baik, bantu ibu memosisikan bayi untuk dapat melekat dengan lebih baik. Berikan bantuan ini
sejak dini, di hari pertama atau kedua, sebelum “ASI keluar” dan payudaranya penuh.
Cobalah posisi yang berbeda untuk membantu bayi melekat.
▪ Bantu ibu untuk merangsang putingnya sebelum menyusui. Jika ia memijat putingnya sampai
menonjol, bayi biasanya melekat lebih baik. Terdapat alat bantu untuk membantu ini (pompa
payudara atau spuit), tetapi seringkali memerah dengan tangan sudah cukup dan tidak
memerlukan biaya.
▪ Membentuk payudara dapat memudahkan bayi melekat. Untuk membentuk payudara, ibu
menopangnya dari bawah dengan jari-jarinya dan menekan bagian atas payudara dengan lembut
dengan ibu jarinya. Ibu harus berhati-hati untuk tidak memegang payudaranya terlalu dekat
dengan puting. Jika hal tersebut dapat diterima oleh kedua pasangan, suami dapat mengisap
puting beberapa kali untuk membuatnya lebih menonjol.
▪ Memberikan ASI perah dengan cangkir. Jika bayi tidak dapat menyusu dengan efektif pada
minggu pertama, bantu ibu untuk memerah ASI dan memberikannya kepada bayi dengan cangkir.
Memerah ASI juga membantu menjaga payudara tetap lembut, sehingga bayi lebih mudah
melekat.
▪ Memerah ASI juga membantu menjaga pasokan ASI tetap cukup. Ia tidak boleh menggunakan
botol karena akan mempersulit bayinya menyusu (bingung puting).

64

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Metode ini untuk merawat puting terbalik setelah melahirkan dan membantu bayi melekat pada
payudara. Tidak pasti apakah hal ini akan membantu proses prakelahiran.
▪ Anda membutuhkan spuit yang besar - setidaknya berukuran 20 ml - spuit yang terlalu kecil
dapat merusak puting.
▪ Tunjukkan pada peserta spuit 20 ml yang telah Anda siapkan dan jelaskan cara Anda memotong
ujung tabung spuit.
▪ Letakkan piston (pendorong spuit) di ujung potongan tabung spuit (yaitu kebalikan dari posisi
biasanya).
▪ Gunakan model payudara dan letakkan ujung tabung spuit yang tidak dipotong di puting. Tarik
piston untuk menyedot puting.
▪ Jelaskan bahwa ada segel kedap udara, dan ibu harus menggunakan spuit itu sendiri.

Ketika hendak mengajari ibu:


▪ Meletakkan ujung spuit pada putingnya, seperti yang Anda peragakan.
▪ Menarik piston dengan perlahan untuk mempertahankan tekanan yang stabil tapi halus.
▪ Melakukan selama 30 detik hingga satu menit beberapa kali sehari.
▪ Mendorong penyedot ke belakang untuk mengurangi daya isap jika ibu merasa sakit – ini mencegah
kerusakan pada kulit puting dan areola.
▪ Mendorong penyedot ke belakang untuk mengurangi daya isap saat ibu melepaskan spuit dari
payudaranya.
▪ Menggunakan spuit untuk membuat putingnya menonjol sebelum dia meletakkan bayinya ke
payudara.

65

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Gambar 1
▪ Ini terjadi beberapa hari setelah persalinan. Payudaranya tampak besar dan penuh dengan ASI.
Payudaranya kemungkinan besar terasa panas, berat dan keras. Namun ASI mengalir
dengan baik.
▪ Ini adalah rasa penuh yang normal. Terkadang payudara penuh terasa sangat menonjol.
▪ Satu-satunya perawatan yang ibu butuhkan adalah bayinya harus sering menyusu agar ASI
dikeluarkan.
▪ Berat, keras atau benjolan akan berkurang setelah menyusui, dan payudara terasa lebih
lembut dan nyaman.
▪ Dalam beberapa hari, payudaranya akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi dan tidak
lagi terasa penuh.

Gambar 2
▪ Payudara ibu membengkak.
▪ Engorgement berarti payudara terlalu penuh dan bengkak, sebagian karena ASI dan
sebagian lagi karena peningkatan cairan di jaringan payudara dan pembuluh darah. Ini
menghalangi aliran ASI sehingga ASI tetap berada di dalam dan menumpuk, disebut Stasis.
▪ Payudara pada gambar 2 tampak mengkilat karena edema akibat cairan di jaringan payudara
meningkat.
▪ Payudara terasa nyeri dan ASI tidak mengalir dengan baik.
▪ Puting datar karena kulit meregang hingga kencang.
▪ Ketika puting meregang hingga kencang dan rata, bayi mengalami kesulitan melekat dan
mengisap ASI.
▪ Saat payudara membesar, kulit tampak memerah. Jika wanita tersebut demam, Anda mungkin
mengira dia menderita mastitis. Namun, demam biasanya mereda dalam 24 jam.

66

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Pencegahan erat kaitannya dengan penyebab pembengkakan. Bayi perlu menyusu dengan
efektif segera setelah lahir tanpa batasan pada lama atau frekuensi menyusunya. Dengan
demikian jumlah ASI tidak akan menumpuk di payudara sehingga kecil kemungkinan untuk
terjadi pembengkakan.
▪ Slide tersebut menunjukkan tiga cara penting untuk mencegah pembengkakan yaitu sebagai
berikut:
• Mulai menyusui segera setelah lahir.
• Pastikan pelekatan yang baik.
• Pemberian ASI atau Pengosongan payudara tanpa pembatasan.
▪ Praktik bermanfaat lainnya adalah:
• Saling bersentuhan.
• Menunjukkan kepada ibu cara memerah ASI
• Menjaga bayi dan ibu tetap bersama selama 24 jam sehari.
• Memberi konseling kepada ibu tentang risiko penggunaan dot, empeng atau
botol susu agar tidak menggantikan kegiatan menyusui langsung.

▪ Pengobatan: Pembengkakan payudara

▪ Slide ini merangkum pengobatan pembengkakan payudara.

67

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Untuk mengatasi pembengkakan, penting untuk mengeluarkan ASI. Ini akan:

• Meringankan ketidaknyamanan ibu.


• Mencegah komplikasi seperti mastitis atau abses.
• Membantu memastikan produksi ASI yang berkelanjutan.
• Memungkinkan bayi mendapat ASI.

Bagaimana tenaga kesehatan membantu mengurangi pembengkakan


▪ Jika bayi sudah bisa menyusu, biarkan sering menyusu. Ini cara terbaik untuk mengeluarkan
ASI.
▪ Pastikan bayi tetap bersentuhan dengan ibu dan biarkan ia menyusu. Ini membantu refleks
oksitosin. Tenaga kesehatan perlu memeriksa apakah bayi benar-benar melekat. Jika bayi
melekat dengan baik, ia dapat menyusu dengan efektif dan tidak merusak puting. Jika bayi
tidak melekat dengan baik, bantu ibu untuk mencoba lagi.
▪ Jika menyusui saja tidak mengurangi pembengkakan, anjurkan ibu untuk memerah ASI
beberapa kali di antara waktu menyusui untuk kenyamanan. Sarankan ibu untuk memerah
ASI dengan lembut dari payudaranya sebelum menyusui untuk melembutkan areola dan
memudahkan bayi melekat.
▪ Sebelum menyusui atau memerah, rangsang refleks oksitosin ibu. Beberapa hal yang dapat
Anda lakukan untuk membantunya atau yang dapat ibu lakukan adalah:
• Memijat punggung dan leher.
• Memijat payudara dengan lembut.
• Merangsang payudara dan puting.
• Membantu ibu merasa rileks dan nyaman.
• Memberikan kompres hangat pada payudara, terkadang ini akan membantu ASI
mengalir sehingga payudara cukup lembut untuk bayi menyusu.
▪ Setelah menyusui, kompres dingin pada payudara akan membantu mengurangi edema dan
nyeri.

Sebagian payudara tampak merah dan bengkak.


▪ Ini adalah mastitis.
▪ Ibu mengalami nyeri hebat, demam, merasa tidak enak badan, bisa disertai rasa sakit kepala
dan mual.

68

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Sebagian payudara bengkak dan keras dengan kulit berwarna kemerahan. Bagian payudara
lainnya terlihat normal. Bagian yang merah terlihat dengan jelas dan dikelilingi oleh jaringan
payudara yang normal.
▪ Tenaga kesehatan dan ibu perlu belajar mengenali saluran ASI yang tersumbat dan mastitis
pada tahap awal, sebelum berlanjut ke tingkat yang lebih parah. Mastitis bisa disalahartikan
sebagai pembengkakan.
▪ Namun, pembengkakan memengaruhi seluruh payudara dan seringkali kedua payudara
sedangkan mastitis, biasanya memengaruhi sebagian payudara dan dialami pada salah satu
payudara walaupun dapat juga terjadi pada kedua payudara.

▪ Mastitis dapat berkembang dari payudara yang membengkak atau kondisi “saluran ASI
tersumbat”.
▪ Slide ini menunjukkan bagaimana mastitis berkembang dari saluran ASI yang tersumbat.
▪ Saluran ASI yang tersumbat terjadi ketika ASI tidak dikeluarkan dari sebagian payudara.
Terkadang ini terjadi karena saluran yang terhubung ke bagian payudara tersumbat oleh ASI
yang kental.
▪ Gejala saluran ASI tersumbat:
• Benjolan yang lunak.
• Kemerahan pada kulit di atas benjolan.
• Seringkali ibu tidak demam dan merasa sehat.
▪ Ketika ASI tetap berada di bagian payudara karena saluran ASI tersumbat atau
pembengkakan, ini disebut dengan Stasis ASI.
▪ Jika ASI tidak dikeluarkan, dapat terjadi peradangan pada jaringan payudara yang disebut
dengan mastitis non infektif.
▪ Ketika payudara terinfeksi bakteri, ini disebut mastitis infektif.
▪ Gejala mastitis sama untuk mastitis non infektif dan infektif.
▪ Tenaga kesehatan tidak dapat membedakan dari gejalanya saja apakah mastitis itu
disebabkan oleh infeksi atau tidak.
▪ Jika gejalanya parah seperti ditunjukkan di bawah ini:
• Ibu mengalami demam selama 24 jam atau lebih.
• Ada bukti yang mengarah ke infeksi seperti puting lecet atu luka yang terinfeksi.
• Gejala ibu tidak mereda dalam waktu 24 jam setelah menyusui lebih sering dan
efektif dan/atau memerah ASI.
• Kondisi ibu semakin memburuk.
▪ Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan karena kemungkinan besar membutuhkan pengobatan antibiotik.

69

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide di atas merangkum penyebab penyumbatan saluran ASI dan mastitis.
▪ Penyebab utama saluran tersumbat adalah tidak dikeluarkannya ASI secara optimal dari
sebagian atau seluruh payudara.
▪ Alasan kegagalan mengeluarkan ASI termasuk menyusui yang jarang atau singkat, dan
pengeluaran ASI yang tidak efisien dari sebagian atau seluruh payudara.
▪ Menyusui yang jarang dapat terjadi ketika ibu sangat sibuk, bayi jarang bangun atau tanda-
tanda lapar tidak ditanggapi.
▪ Pengeluaran ASI yang tidak efisien dari sebagian atau seluruh payudara biasanya terjadu
ketika bayi tidak melekat dengan baik ke payudara.
▪ Tekanan lokal pada salah satu area payudara yang disebabkan oleh pakaian dalam yang
ketat atau posisi berbaring di payudara dapat menyumbat saluran ASI. Jika jari ibu menekan
payudara, aliran ASI tersumbat selama menyusui.
▪ Jaringan payudara yang rusak misalnya akibat trauma terkadang dapat menyebabkan
mastitis.

70

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide di atas merangkum perawatan penyumbatan saluran ASI dan mastitis.
▪ Bagian terpenting dari pengobatan adalah memperbaiki pengeluaran ASI dari payudara yang
sakit.
▪ Jika memungkinkan, minta ibu untuk menyusui bayinya dan amati kegiatan menyusuinya.
▪ Cari penyebab pengosongan payudara yang tidak efisien dan berikan saran. Periksa dan
bantu bayi melekat dengan lebih baik.
▪ Amati apa yang ibu lakukan dengan jari-jarinya saat ia menyusui. Apakah ibu memegang
areola dan mungkin menghalangi aliran ASI?
▪ Amati apakah saluran yang tersumbat ada di bagian bawah payudaranya. Sarankan ibu
untuk lebih banyak mengangkat payudaranya saat dia menyusui agar membantu ASI di
bagian bawah payudara mengalir lebih baik.
▪ Tanyakan tentang trauma pada payudara atau pakaian yang terlalu ketat terutama BH yang
dikenakan pada malam hari.

Saran untuk ibu:


▪ Menyusui lebih sering. Cara terbaik adalah dengan istirahat bersama bayi sehingga ibu dapat
merespon bayinya dan bayi dapat menyusu kapanpun ia mau.
▪ Pijat payudara dengan lembut saat bayi menyusu. Tunjukkan padanya cara memijat di area
yang tersumbat sampai ke puting. Ini membantu saluran agar tidak lagi tersumbat.
▪ Kompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui.
▪ Atasi gejala nyeri dan demam. Berikan analgesik, seperti ibuprofen yang dapat mengurangi
peradangan. Alternatif lain adalah paracetamol.
▪ Kadang-kadang mulai menyusui pada payudara yang tidak bermasalah akan membantu. Hal
ini dapat membantu refleks oksitosin bekerja terlebih dahulu kemudian menyusui dapat
dilakukan dengan berpindah ke payudara yang sakit setelah refleks oksitosin bekerja.
▪ Cobalah menyusui dengan posisi yang berbeda. Ini akan membantu mengeluarkan ASI dari
berbagai bagian payudara dengan lebih efektif.
▪ Terkadang ibu mengalami kesulitan menyusui bayi dari payudara yang sakit, terutama jika
sangat nyeri. Bayi mungkin mengalami kesulitan menyusu dari payudara yang terinfeksi
karena rasa ASI berubah. Jika hal ini terjadi, ibu dapat memerah ASI dan memberikan ASI
perah kepada bayinya. ASI yang tidak dikeluarkan dapat menyebabkan produksi ASI
berhenti.

71

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Biasanya saluran tersumbat atau mastitis membaik dalam satu atau dua hari, ketika
pengosongan pada bagian payudara membaik. Namun, ibu membutuhkan perawatan jika:
• Gejala parah saat Anda pertama kali melihatnya.
• Ada luka di puting tepat bakteri masuk.
• Tidak ada perbaikan setelah 24 jam.
▪ Rawat atau rujuk ibu untuk mendapatkan pengobatan antibiotik.
▪ Jelaskan kepada ibu untuk menyelesaikan pengobatan antibiotik meskipun telah merasa
lebih baik dalam satu atau dua hari. Jika ia menghentikan pengobatan sebelum selesai,
mastitis kemungkinan akan kambuh kembali.
▪ Selain antibiotik, ibu membutuhkan:
• Istirahat total dengan bayinya merupakan cara yang baik untuk meningkatkan
frekuensi menyusui, untuk memperbaiki pengosongan.
• Menyusui lebih sering, memijat dan menggunakan kompres hangat.
• Menjaga asupan makan dan minum.
• Ingat bahwa bagian terpenting dari pengobatan adalah mengosongkan ASI dari
payudara.

Pengobatan mastitis pada wanita yang terinfeksi HIV


▪ Pada ibu yang terinfeksi HIV, mastitis atau puting lecet (terutama jika keluar darah atau
cairan) dapat meningkatkan risiko penularan HIV. Oleh karena itu, rekomendasi untuk
meningkatkan frekuensi dan durasi menyusui pada saat mastitis kurang tepat.
▪ Ibu harus menghindari menyusui dari sisi yang sakit selama masalah tersebut masih ada.
Hal yang sama terjadi jika ia mengalami abses.
▪ Ibu perlu memerah ASI dari payudara yang sakit untuk memastikan ASI keluar secara efektif.
Ini penting untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk, untuk membantu pemulihan
payudara dan menjaga produksi ASI. Tenaga kesehatan harus membantunya untuk
memastika ibu dapat memerah ASI dengan efektif.
▪ Jika hanya satu payudara yang sakit, bayi dapat menyusu dari sisi yang sehat. Menyusu
lebih sering dan lebih lama dapat meningkatkan produksi ASI. Kebanyakan bayi
mendapatkan cukup ASI dari satu payudara.
▪ Jika kedua payudara sakit, bayi tidak bisa menyusu dari keduanya. Ibu perlu memerah ASI
dari kedua payudaranya. Menyusui dapat dilanjutkan setelah payudara pulih kembali.
▪ Tenaga kesehatan mungkin perlu mendiskusikan pilihan asupan lain yang akan diberkan
sementara.
▪ Ibu dapat memberikan ASI perah kepada bayi jika ia mampu melakukan pasteurisasi
sederhana atau beralih ke penggunaan susu formula. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang
tepat untuk mendapatkan pengobatan antibiotik dan pereda nyeri serta mendapatkan
konseling metode pemberian susu formula.
▪ Ibu mungkin memutuskan untuk berhenti menyusui apabila ia dapat memberikan susu
formula secara AFASS (dapat diterima- dapat terlaksana-terjangkau-berkelanjutan aman,
bersih dan berkualitas). Ibu terus memerah ASI untuk memulihkan payudaranya dan tetap
sehat samai produksi ASI berhenti.

72

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide ini menunjukkan puting yang sakit dengan memar kebiruan di bagian bawah areola.
Penyebab paling umum dari puting yang sakit adalah bayi melekat dengan tidak baik.
▪ Jika bayi melekat dengan tidak baik, puting akan tertarik ke dalam dan ke luar saat menyusu.
Kulit payudara bergesejar dengan mulut bayi sehingga membuat ibu merasa sangat
kesakitan. Pada awalnya tidak ada lecet dan puting mungkin tampak normal. Kadang puting
tampak terjepit dengan garis di ujung ketika bayi melepaskan payudaranya. Jika bayi terus
menyusu seperti ini maka kulit puting akan rusak dan menyebabkan lecet pada ujung puting.
Mungkin juga ada lecet di sekitar pangkal puting.
▪ Jika ibu mengalami nyeri atau lecet di puting, amati proses bayi menyusu. Bantu ibu untuk
memperbaiki posisi dan pelekatannya. Jika sakit sudah berkurang, bayi dapat terus
menyusu.
▪ Rekomendasikan juga hal-hal berikut ini:
• Setelah menyusui, ibu dapat mengoleskan ASI pada puting dan areola dengan
jarinya untuk mempercepat penyembuhan.
• Hindari mencuci payudara lebih dari satu kali sehari.
• Hindari menggunakan sabun atau menggosok puting dan areola terlalu keras
karena dapat menghilangkan minyak alami dan memperparah rasa sakit.
▪ Pengecualian: Jika puting lecet atau luka, cuci dengan sabun dan air untuk membantu
mencegah terjadinya infeksi. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan jika ia membutuhkan bantuan
lebih lanjut.

73

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Terdapat lecet di ujung puting. Anda juga dapat melihat kulit payudara tampak kencang dan
mengkilap (edema). Ibu menunda menyusui bayinya hingga hari ketiga, menunggu ASI
“keluar” dan payudara terasa penuh. Kulitnya sangat kencang sehingga puting rata dan
payudara tidak terlalu lentur. Bayi hanya mengisap puting sehingga melukai kulitnya.
▪ Ini merupakan alasan pentingnya menyusui dalam waktu satu jam setelah melahirkan. Lebih
mudah bagi bayi untuk melekat dengan baik pada saat payudara masih lembut. Jadi, kecil
kemungkinan puting akan terluka. Selain itu, menyusui lebih awal membantu mencegah
terjadinya bendungan ASI dan mencegah pembengkakan.

▪ Ada garis bergerigi di ujung puting (compression line) karena adanya tekanan pada puting. Ini
adalah tanda-tanda pelekatan yang tidak baik.
▪ Anda mungkin melihat garis seperti ini saat bayi melepaskan payudara. Puting tetap di tempatnya
selama beberapa detik, lalu kembali ke bentuk normalnya. Ibu mungkin tidak merasakan sakit
pada tahap ini. Jika bayi terus menyusu dengan cara ini, garis tersebut akan menjadi lecet yang
menyakitkan.
▪ Anda juga bisa mengamati kemerahan pada kulit di bagian bawah payudara. Ini karena mastitis,
akibat lain dari pelekatan yang tidak baik.

Puting ibu ini nyeri.


▪ Ada bagian kulit yang tampak merah dan mengkilap pada puting dan areola, dan terlihat bersisik.
Puting dan areola telah kehilangan sebagian pigmentasinya.

74

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Ibu ini mengalami infeksi Candida atau jamur, yang membuat kulit perih dan gatal. Infeksi
semacam itu sering kali terjadi setelah penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi seperti
mastitis.
▪ Terkadang puting dan kulit areola masih terlihat normal.

Gejala lain apa yang mungkin disebabkan oleh Candida?


▪ Beberapa ibu menggambarkan nyeri terbakar atau menyengat yang berlanjut setelah menyusui.
Ini mungkin terasa lebih sakit jika sedang tidak menyusui dibandingkan saat menyusui. Ini
berbeda dengan rasa sakit karena pelekatan yang tidak baik, yang paling sering terjadi saat
menyusui.
▪ Terkadang rasa sakit menjalar ke bagian dalam payudara. Seorang ibu mungkin mengatakan
rasanya, "seolah-olah dadanya tertusuk jarum". Apakah Anda pernah mendengar para ibu
menggambarkan hal ini?
▪ Curigai Candida jika puting masih terus sakit bahkan saat bayi telah melekat dengan baik. Periksa
apakah ada Candida pada rongga mulut bayi. Mereka mungkin memiliki bercak putih di dalam
pipi atau di lidah atau ruam merah di bagian pantat.
▪ Rujuk ibu dan bayi ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan dengan Nistatin. Jika pengobatan
tidak efektif, sarankan Flukonazol yang diberikan secara oral.
▪ Berikan saran kepada ibu untuk berhenti menggunakan dot atau empeng. Bantu ibu berhenti
menggunakan dot dan pelindung puting. Jika digunakan, alat-alat ini harus direbus selama 20
menit setiap hari dan diganti setiap minggu.
▪ Pada ibu yang terinfeksi HIV, sangat penting untuk segera mengobati infeksi jamur pada payudara
dan rongga mulut bayi.

▪ Ini bukan kondisi payudara, tapi terkadang bisa menjadi penyebab puting sakit.
▪ Bayi dengan kondisi tongue-tie (ankyloglossia) dapat menyusui tanpa kesulitan. Namun,
terkadang bayi tidak bisa meletakkan lidahnya cukup jauh melampaui gusi bawah untuk
mencapai saluran besar di bawah areola. Hal ini menyebabkan bayi sulit melekat dan menyusu
secara efektif. Bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI setiap kali menyusu.
▪ Ibu mungkin mengeluh nyeri pada puting karena gesekan yang disebabkan bayi tidak melekat
dengan baik. Anda dapat menilai tongue-tie dengan menggeserkan jari telunjuk di bawah lidah bayi
(Murphy’s Manuver), jika jari pemeriksa tidak dapat bergeser dengan lancar, kemungkinan terdapat
frenulum yang ketat. Namun temuan ini perlu diikuti denganmenghitung skor untuk menentukan
tindakan selanjutnya.

75

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Jika bayi mengalami kesulitan menyusu karena frenulum pendek (tongue-tie), cobalah
membantu bayi memasukkan lebih banyak payudara ke dalam mulutnya. Dalam beberapa kasus,
hanya ini yang diperlukan. Namun, meskipun pelekatan bayi telah membaik, mereka mungkin
masih mengalami kesulitan menyusu secara efektif. Jika tongue-tie dinilai mengganggu proses
menyusui, disertai kenaikan berat badan bayi tidak adekuat, Anda mungkin perlu merujuk bayi ke
dokter spesialis atau konsultan laktasi.

▪ Slide ini merangkum cara menangani puting yang sakit.

1. Cari penyebabnya
▪ Amati bayi menyusu, dan periksa tanda-tanda pelekatan yang tidak baik.
▪ Amati payudara ibu, apakah ada pembengkakan atau puting lecet, dan periksa tanda-tanda
infeksi Candida.
2. Periksa mulut bayi untuk mencari tanda-tanda Candida, tongue-tie dan ruam merah di pantat
bayi. Berikan pengobatan yang tepat
▪ Bangun kepercayaan diri ibu.
▪ Jelaskan bahwa rasa sakit itu hanya sementara, dan menyusui akan segera terasa nyaman.
▪ Bantu ibu agar bayi melekat lebih baik. Seringkali hanya ini yang diperlukan. Ibu dapat terus
menyusui dan tidak perlu mengistirahatkan payudaranya.
▪ Bantu ibu mengurangi pembengkakan, jika perlu. Ibu harus sering menyusui atau memerah
ASI-nya.
▪ Pertimbangkan untuk merujuk jika rasa sakit di payudara berlanjut di antara menyusui, terus
berlanjut setelah pelekatan diperbaiki, atau jika ada rasa gatal (kemungkinan infeksi Candida).

CATATAN:
Pemeriksaan payudara.
Payudara ibu tidak perlu diperiksa secara rutin. Namun, ini mungkin merupakan kebijakan di layanan kesehatan
Anda. Jika demikian, ini memberi Anda kesempatan untuk berbicara dengan ibu tentang menyusui. Selama
periode prakelahiran, petugas kesehatan harus memeriksa payudara wanita untuk membangun kepercayaan
dirinya. Anda hampir selalu bisa meyakinkannya bahwa payudaranya baik untuk menyusui.

Persiapan payudara untuk menyusui


Tidak perlu mempersiapkan payudara secara fisik untuk menyusui. Cara tradisional dalam mempersiapkan
payudara yang secara budaya penting dapat membangun kepercayaan diri seorang ibu. Jika ibu memiliki puting
yang rata atau terbalik, latihan peregangan atau memakai cangkang puting selama kehamilan tidak akan
membantu. Kebanyakan puting membaik menjelang akhir kehamilan dan pada minggu pertama setelah
melahirkan. Puting susu yang terlihat sulit saat hamil mungkin tidak menjadi masalah setelah bayi lahir. Waktu
paling penting untuk membantu ibu adalah segera setelah melahirkan. Jika seorang ibu khawatir tentang puting
yang terbalik, jelaskan bahwa keadaannya akan membaik dan Anda dapat membantunya untuk menyusui.
Jelaskan tentang bagaimana bayi menyusu dari payudara di belakang puting, bukan dari puting itu sendiri. Jika
76

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


seorang ibu memiliki masalah dengan payudaranya yang Anda tidak yakin, seperti operasi payudara sebelumnya
atau luka bakar, cobalah untuk mendapatkan bantuan dari orang yang lebih berpengalaman. Sementara itu,
mungkin ibu dapat didorong dengan menjelaskan bahwa bayi seringkali dapat menyusu dari payudara yang telah
menjalani operasi atau bahwa bayi dapat memperoleh ASI yang cukup hanya dari satu payudara, jika perlu.

Ikatan batin (bonding)


Peserta mungkin memiliki pertanyaan tentang bonding. Ibu mungkin tidak segera menyadari terjadinya ikatan
batin. Ikatan emosional yang kuat tumbuh secara bertahap. Kontak kulit-ke-kulit sejak dini (saling bersentuhan)
merupakan awal yang terbaik. Perpisahan membuat ikatan batin menjadi lebih sulit, terutama dalam keluarga
berisiko tinggi. Namun, jika pemisahan benar-benar terjadi, ikatan batin dapat terjadi kemudian. Sembilan bulan
pertama kehidupan bayi sangat penting untuk menjalin ikatan batin. Meskipun inisiasi menyusu dini mungkin
tertunda, (karena bayi dan ibu sakit, alasan budaya). Ikatan batin masih dapat berhasil dilakukan Ketika ibu
didukung dan diberikan cukup waktu untuk kontak kulit-ke-kulit dengan bayi.

Manajemen puting terbenam


Peserta mungkin pernah mendengar tentang cara berbeda untuk menangani puting yang terbenam. Catatan di bawah
ini dapat membantu Anda menjawab pertanyaan. Namun, informasi ini tidak perlu diberikan kepada semua peserta.

Pelindung payudara
Ini adalah setengah bola kaca atau plastik dengan lubang di alasnya untuk membentuk puting. Puting ditekan melalui
lubang, agar lebih menonjol. Tidak ada bukti bahwa cangkang ini membantu, dan dapat menyebabkan edema. Jika
seorang ibu ingin mencoba menggunakannya untuk puting terbenam, biarkan dia melanjutkan. Ini mungkin
membuatnya merasa sedang melakukan sesuatu, dan membantunya untuk merasa percaya diri.

Pelindung puting
Ini adalah puting susu tiruan dengan dasar plastik lebar atau kaca untuk diletakkan di atas puting agar bayi dapat
menyusu. Ibu terkadang menggunakannya jika mereka memiliki kondisi seperti puting susu terbenam atau puting
nyeri. Pelindung puting tidak lagi direkomendasikan karena dapat menyebabkan masalah.

Risiko menggunakan pelindung puting:


• bisa mengurangi aliran susu
• dapat menyebabkan infeksi payudara, termasuk Candida
• dapat menyebabkan "bingung puting"
• dapat mempersulit bayi untuk belajar menyusu langsung dari payudara
• beberapa ibu merasa sulit untuk berhenti menggunakannya.
Pelindung puting tidak berguna kecuali dalam kasus yang jarang terjadi, untuk waktu yang singkat dengan
pengawasan yang cermat, misalnya jika terus kesulitan pelekatan atau rasa sakit yang terus-menerus. Jika digunakan
sebagai tindakan sementara untuk kebutuhan klinis, pastikan ibu memiliki bantuan tindak lanjut untuk
memungkinkannya berhenti menggunakan pelindung.

Latihan Hoffman
Ibu pernah mendengar tentang latihan untuk meregangkan puting. Latihan-latihan ini belum terbukti membantu selama
pra kelahiran. Mereka tidak mungkin membuat banyak perbedaan pada puting yang sangat terbalik. Latihan puting
terkadang bisa membuat payudara trauma, jadi jangan merekomendasikan hal tersebut.

Manajemen puting panjang


Puting yang panjang bisa menyebabkan kesulitan menyusui. Bayi cenderung hanya mengisap puting, dan
mereka mungkin tidak akan mengambil payudara dengan saluran besar ke dalam mulutnya. Bayi harus dibantu
memasukkan lebih banyak payudara ke dalam mulutnya, bukan hanya puting.

Manajemen puting besar


Bayi mungkin mengalami kesulitan melekat pada puting besar. Jika ibu menggendong bayinya dengan posisi yang
baik dan menyentuh mulut bayi hingga terbuka lebar, ini mungkin cukup untuk melekat pada payudara. Ibu ini
membutuhkan bantuan dan kesabaran ekstra untuk melakukannya.
Ibu bisa mencondongkan badan di atas bayinya, di atas tempat tidur atau meja, sehingga payudaranya jatuh ke mulut
bayi. Ini mungkin akan memudahkan bayi. Bersentuhan langsung dan membiarkan bayi melekat sendiri ke payudara
dapat berguna untuk puting yang panjang dan besar.

77

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Ibu dapat memerah susunya dengan tangan untuk mempertahankan produksi ASI. Ia juga dapat memberikan ASI
perah pada bayinya dengan cangkir sampai mulut bayi cukup besar untuk melekat dengan baik dan lebih mudah
menyusu.

Manajemen payudara besar


Terkadang payudara mungkin terlalu besar sehingga sulit bagi bayi untuk melekat pada puting. Ibu harus dibantu
menemukan posisi yang nyaman, seperti posisi berbaring, atau posisi bawah lengan. Ini akan memudahkan bayi
melekat dengan baik.

Mastitis non-infektif
• Penyebab utama mastitis noninfektif adalah bendungan ASI yang bocor ke jaringan sekitarnya.
• Jaringan tersebut menganggap ASI sebagai zat "asing".
• Selain itu, ASI juga mengandung zat yang menyebabkan peradangan.
• Akibatnya timbul rasa nyeri, bengkak dan demam, bahkan bila tidak ada infeksi bakteri.
• Trauma yang merusak jaringan payudara juga dapat menyebabkan mastitis. Ini mungkin juga karena susu bocor
kembali ke jaringan yang rusak.

Mastitis infektif
CATATAN: Silakan merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika antibiotik diperlukan untuk mengobati mastitis.
REKOMENDASI PENGOBATAN ANTIBIOTIK UNTUK MASTITIS INFEKTIF
Bakteri yang paling umum ditemukan pada abses payudara adalah Staphylococcus aureus. Oleh
karena itu, infeksi payudara perlu diobati dengan antibiotik yang resisten terhadap penisilinase
seperti flukloksasilin atau eritromisin
Obat Dosis Instruksi
Flucloxacillin 250 mg setiap 6 jam selama 7-10 hari Dikonsumsi setidaknya 30
secara oral menit sebelum makan
Erythromycin 250-500 mg setiap 6 jam selama 7-10 Dikonsumsi 2 jam setelah
hari secara oral makan
Alternatif jika antibiotik di atas tidak tersedia
Amoxicillin/clavulanate 875 mg dua kali sehari selama 7-10
hari secara oral
Cephalexin 250–500 mg setiap 6 jam secara oral
selama 7-10 hari
Clindamycin 300 mg setiap 6 jam secara oral
selama 7-10 hari
Dicloxacillin 500 mg setiap 6 jam secara oral
selama 7-10 hari
Cloxacillin 250–500 mg setiap 6 jam secara oral
selama 7-10 hari
Peserta mungkin ingin mendiskusikan abses payudara secara lebih terinci.
Abses adalah sekumpulan nanah yang terbentuk di jaringan payudara. Payudara mengalami pembengkakan yang
menyakitkan, dan terasa penuh oleh cairan. Abses membutuhkan sayatan bedah dan drainase. Jika memungkinkan,
biarkan bayi terus menyusu dari payudara. Ini tidak berbahaya bagi bayi. Namun, jika terlalu sakit atau jika ibu tidak
mau, tunjukkan cara memerah ASI. Biarkan bayi menyusu darinya segera setelah rasa sakitnya berkurang, biasanya
dalam dua hingga tiga hari. Sementara itu, lanjutkan menyusui dari payudara lainnya.

CATATAN:
Penatalaksanaan mastitis yang baik harus mencegah pembentukan abses.
Pengobatan puting lecet
Salep untuk puting lecet
Kadang-kadang krim polos, seperti lanolin, dapat membantu menyembuhkan puting lecet setelah cara melekat
bayi dikoreksi. Namun, krim polos seringkali tidak mudah didapat. Ingatlah untuk merekomendasikan ibu
mengoleskan ASI-nya sendiri dan membiarkannya mengering.

Pakaian
Dalam cuaca hangat, BH katun lebih baik untuk puting lecet daripada BH nilon. Namun, katun bukanlah yang paling
penting, dan Anda tidak boleh merekomendasikannya kepada ibu yang tidak mampu membelinya. Jika perlu,
sarankan dia untuk melepaskan BH selama satu atau dua hari.

78

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Pelindung puting
Ini tidak lagi direkomendasikan untuk mengobati fisura pada puting.

CATATAN:
Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika antibiotik diperlukan untuk Candida.

PENGOBATAN CANDIDA PADA PAYUDARA


Gentian violet:
• Aplikasikan pada mulut bayi: 0,25%, aplikasikan setiap hari atau beberapa hari sekali selama 5 hari, atau sampai
3 hari setelah lesi sembuh.
• Aplikasikan pada puting ibu: 0,5%, gunakan setiap hari selama 5 hari.
Krim Nistatin 100 000 IU/g:
• Oleskan ke puting susu 4 kali sehari setelah menyusui
• Terus gunakan selama 7 hari setelah luka sembuh.
Suspensi Nistatin 100.000 IU/mL:
• Oleskan 1 mL dengan pipet ke mulut anak 4 kali sehari setelah menyusui selama 7 hari, atau selama ibu dalam
pengobatan.
ATAU
▪ Untuk ibu: Fluconazole 150-300 mg per oral sekali, diikuti dengan 50–100 mg dua kali sehari selama 2-3
minggu.
Untuk bayi, kandida oral: Fluconazole 6 mg/kg secara oral 1 kali, diikuti 3 mg/kg per hari selama 14 hari.
Hentikan penggunaan dot, pentil, dan pelindung puting.

Nah, saat ini Anda telah menyelesaikan materi mengenai kondisi payudara. Mari kita
melanjutkan ke tantangan menyusui pada ibu berikutnya yaitu mengenai pasokan ASI.

2. Tantangan pasokan ASI


▪ Dua kekhawatiran paling umum dari ibu baru adalah: “Apakah bayi saya mendapat cukup
ASI?” “Apakah saya dapat menghasilkan cukup ASI?”.
▪ Sebagai tenaga kesehatan, kita harus membangun kepercayaan diri dan menawarkan
dukungan untuk membantu keluarga selama jam-jam, hari-hari dan minggu-minggu pertama
setelah melahirkan.
▪ Seringkali ibu yang baru pertama kali mempunyai bayi merasa khawatir tidak memiliki cukup
ASI, tetapi bayinya sebenarnya mendapatkan semua yang dibutuhkan. Kita menyebutnya
“Merasa ASI kurang”.
▪ Anda perlu memahami mengapa ibu berpikir demikian dan mengira apakah bayinya sudah
menerima cukup ASI atau tidak. Ibu dan keluarganya perlu mengetahui bagaimana
memutuskan apakah bayinya mendapat cukup ASI atau tidak.
▪ Ketika tenaga kesehatan dan ibu bersama-sama memutuskan bahwa bayinya tidak
mendapat cukup ASI, Ini tidak berarti bahwa ibu tidak dapat menghasilkan ASI yang cukup,
tetapi bayinya kurang mendapatkan cukup ASI mungkin karena, misalnya, bayi kurang bisa
menyusu atau tidak melekat dengan baik. Tenaga kesehatan dan ibu harus memantau
asupan dan keluaran bayi (dengan menghitung popok yang basah dan kotor). Penting untuk
mengetahui apakah bayi dapat memperoleh lebih banyak ASI dengan cara yang berbeda,
atau apakah ibu benar-benar tidak dapat menghasilkan cukup ASI. Kita akan belajar tentang
ini nanti di sesi ini dan bagaimana mendukung dan menasihati ibu.
▪ Tenaga kesehatan mungkin menganggap ibu tidak memiliki cukup ASI pada beberapa jam
setelah kelahiran, sehingga bayi seringkali diberikan makanan pengganti ASI seperti susu
formula atau air gula.
▪ Makanan pengganti dapat mengganggu proses pemantapan menyusui. Poin penting untuk
diingat adalah kapan ASI diproduksi? Produksi ASI dimulai pada kehamilan, sekitar minggu
ke-14, dan kolostrum tersedia untuk bayi saat lahir. Karena peralihan hormon setelah lahir,
produksi ASI meningkat dan ASI “keluar”. Jika pengeluaran ASI tertunda, bayi mungkin tidak
79

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


mendapatkan ASI yang cukup selama beberapa hari. Tetapi ini jarang terjadi akibat ibu tidak
dapat menghasilkan cukup ASI.

CATATAN:
Karena pelatihan ini berfokus pada SEPULUH LANGKAH, kita tahu bahwa langkah-langkah ini akan semakin
membantu ibu dan bayi dalam mencapai tujuan menyusui mereka. Langkah-langkah ini membantu ibu dan bayi
berhasil dalam inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif, yang pada akhirnya mencegah kekurangan ASI.

Minggu-minggu pertama kelahiran bayi

▪ Slide ini menjelaskan proses normal bayi baru lahir dan pasokan ASI ibu dalam beberapa
minggu pertama setelah kelahiran.
▪ Hari pertama hingga ketiga: Bayi baru lahir mendapat kolostrum dan payudara ibu terasa
lembut.
▪ Hari ketiga hingga keempat: ASI ibu meningkat, dan payudaranya terasa penuh.
▪ Hari keenam hingga ketujuh: Bayi yang baru lahir biasanya mengalami penurunan berat
badan. Namun, kebutuhan cairan dan glukosa dipenuhi oleh pasokan ekstra yang sudah ada
di tubuh bayi baru lahir sejak sebelum lahir. Saat bayi mulai terbiasa menyusu, berat
badannya akan meningkat.
▪ Hari 10-14: Bayi mendapatkan kembali berat lahirnya sekitar 10 hari, dan paling lambat 14
hari.
▪ Setelah dua minggu: bayi harus terus tumbuh dan berat badannya bertambah menurut grafik
pertumbuhan anak.

80

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide ini menunjukkan ukuran dan volume perut bayi yang baru lahir. Seperti yang Anda lihat,
perut bayi yang baru lahir sangat kecil dan tidak bisa menampung banyak ASI.
▪ Pada hari pertama kehidupan, dinding perut bayi yang baru lahir kokoh dan tidak meregang.
Pada hari ketiga, perut mulai membesar lebih mudah untuk menampung lebih banyak ASI.
Kapasitas lambung 20 mL berarti interval makan sekitar 1 jam untuk bayi baru lahir non-
prematur.
▪ Kolostrum lengkap karena bayi baru lahir hanya membutuhkan sedikit ASI pada hari-hari
pertama kehidupannya.
▪ Ini adalah poin penting untuk ibu. Jika tenaga kesehatan dapat meyakinkan ibu bahwa kolostrum
sudah lengkap, biasanya ibu tidak akan memberikan makanan tambahan pada hari-hari pertama.
Kita telah melihat bahwa jika ibu meninggalkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan menyusui
secara eksklusif, angka pemberian ASI eksklusif tetap tinggi selama enam bulan pertama
kehidupan.

▪ Slide ini menjelaskan perilaku normal bayi baru lahir.


▪ Dalam 24 jam pertama kehidupan, bayi baru lahir sering kali mengantuk dan dapat menyusu 5-
12 kali. Ini mungkin lebih tergantung pada kontak kulit antara ibu dan bayi saat kelahiran dan
rawat gabung.

Catatan:
Jika bayi terlihat sehat, merah muda dan hangat dengan nada yang baik tetapi mengantuk, mereka dapat
dibiarkan sampai waktu menyusui berikutnya.

▪ Pada hari kedua hingga ketiga, frekuensi menyusu meningkat dengan variasi. Ini dapat
bertambah menjadi 10 hingga 12 kali dalam 24 jam.
▪ Pada hari ketiga, pasokan ASI biasanya meningkat dan berubah dari kolostrum ke ASI transisi.
Mungkin ada interval yang lebih lama antar menyusui karena jumlah ASI yang diminum menjadi
semakin banyak. Biasanya, pada hari ketiga dan seterusnya, bayi akan menyusu sekitar 8 kali
dalam 24 jam.
▪ Ibu dan bayi harus tetap bersama sehingga ibu dapat mempelajari isyarat bayi mereka dan
menanggapinya.
▪ Bayi yang rawat gabung bersama ibunya yang responsif akan bertambah berat badannya
dalam 7 hari.

81

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide ini menunjukkan tanda dan gejala yang menunjukkan bayi baru lahir mungkin tidak
mendapatkan cukup ASI pada hari dan minggu pertama kehidupan. Ini termasuk yang tercantum
di bawah ini.

Bukti klinis dehidrasi yang signifikan.


▪ Ini termasuk keluaran urin yang rendah, kurang makan, lesu, mulut kering, elastisitas kulit
yang rendah, kandungan natrium yang tinggi (jika tes tersedia). Jika gejala ini tidak membaik
dengan penilaian dan penatalaksanaan menyusui, ini menjadi situasi yang serius.
▪ Sebelum usia enam hari, bayi mungkin buang air kecil kurang dari enam kali - aturan praktis
yang berguna adalah: sekali dalam 24 jam pertama, dua kali pada hari kedua, tiga kali pada
hari ketiga, empat kali pada hari keempat, dan lima kali pada hari kelima.
▪ Pada usia enam hari, bayi biasanya buang air kecil enam kali atau lebih dalam sehari. Anda
bisa dengan cepat mengetahui apakah bayi baru lahir yang mendapat ASI eksklusif
mendapatkan cukup ASI. Namun, jika bayi mendapat makanan tambahan, Anda tidak dapat
memastikannya karena tanda-tanda ini mungkin tidak berlaku.
▪ Ketika bayi tidak mengeluarkan urin dalam waktu 24 jam, mereka harus diperiksa segera
oleh penyedia layanan kesehatan.

Penurunan berat badan.


▪ Penurunan berat badan 8-10% pada hari kelima (120 jam) atau penurunan berat badan>
persentil ke-75 untuk usia mungkin normal jika bayi baru lahir dalam keadaan baik-baik saja.
Namun, ini merupakan indikasi untuk penilaian dan bantuan menyusui, jika perlu. Bayi
seharusnya kembali ke berat lahirnya dalam 14 hari.
▪ Penurunan berat badan yang lebih tinggi dari kisaran ini mungkin menunjukkan produksi ASI
yang rendah atau transfer ASI yang tidak memadai. Penyedia layanan kesehatan harus
mengevaluasi bayi baru lahir sebelum memulai pemberian makanan tambahan.
▪ Jika bayi terus mengalami penurunan berat badan setelah 10 hari, hal ini cukup
mengkhawatirkan. Bayi baru lahir yang beratnya kurang dari berat lahirnya pada usia dua
minggu tidak bertambah beratnya.
▪ Setelah dua minggu, berat badan bayi harus terus bertambah sesuai dengan grafik
pertumbuhan anak.
▪ Jika kenaikan berat badan kurang dari 200 gram per minggu, bayi harus diperiksa oleh
penyedia layanan kesehatan.

82

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Buang air besar
▪ Buang air besar tertunda, kurang dari tiga tinja pada hari keempat atau melanjutkan
mekonium pada hari kelima (hingga 120 jam).
▪ Bayi baru lahir mengeluarkan mekonium hitam yang tebal dan lengket selama tiga sampai
empat hari pertama.
▪ Jika bayi baru lahir mengeluarkan mekonium setelah hari keempat hingga kelima, ia mungkin
tidak mendapatkan cukup ASI.
▪ Setelah empat hari ketika suplai ASI meningkat, feses akan berubah warna menjadi coklat
atau kuning.
▪ Bayi baru lahir biasanya mengeluarkan dua hingga empat feses besar setiap hari. Beberapa
bayi baru lahir mengeluarkan feses kecil setiap kali menyusui.
▪ Penundaan transisi dari mekonium dapat mengindikasikan masalah medis yang lebih serius.
▪ Setelah tiga hingga empat minggu, beberapa bayi mulai jarang buang air besar. Mereka
mungkin hanya buang air besar sekali setiap tiga atau empat hari, atau bahkan hanya
seminggu sekali atau lebih jarang lagi. Namun, jika bayi baru lahir bisa buang air besar,
biasanya tinja berukuran besar dan setengah cair. Tinja yang kecil dan kering mungkin
merupakan tanda bayi baru lahir tidak mendapatkan cukup ASI.

Tanda dan gejala ini penting untuk memahami apakah bayi baru lahir mendapat cukup ASI atau tidak.
Ketika ibu dipulangkan dari fasilitas kesehatan, penting bagi mereka untuk mencatat banyaknya urin
dan tinja yang keluar. Ini dapat membantu mereka mengetahui jika ada masalah dan mencari bantuan
medis jika perlu.

Ada tanda-tanda lain yang mungkin membuat ibu berpikir bahwa dia tidak memiliki cukup ASI untuk
bayinya atau bayinya tidak mendapatkan cukup ASI.

▪ Slide berikut menunjukkan tanda-tanda yang mungkin membuat ibu mengira bayinya tidak
mendapatkan cukup ASI. Bayinya mungkin mendapatkan ASI yang cukup atau tidak. Jika
ibu khawatir dan mengira bayinya tidak mendapatkan cukup ASI, ia harus mengunjungi
tenaga kesehatan untuk evaluasi.

CATATAN:
Salah satu cara seorang ibu dapat "melihat" ia mengeluarkan ASI adalah dengan memerah menggunakan tangan.
Semua ibu harus diajari cara memerah ASI sebelum dipulangkan. Mungkin ada kebutuhan untuk memerah ASI di
kemudian hari, karena pembengkakan atau penyebab lainnya. Kita akan mempelajari lebih lanjut tentang memerah
ASI dengan tangan di materi berikutnya.

83

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide ini mencantumkan penyebab umum ASI tidak mencukupi dalam dua minggu pertama
kehidupan bayi.
1. Inisiasi dan kontak yang tertunda: Jika inisiasi menyusui tertunda atau hanya ada
sedikit atau tidak ada kontak badan, pasokan ASI dapat terpengaruh.
2. Penyebab dari pihak ibu: Peningkatan susu dapat ditunda karena:
- Komplikasi persalinan.
- Penyakit ibu.
- Diabetes ibu.

3. Pelekatan yang buruk dan proses menyusu yang tidak efektif pada bayi adalah dua
penyebab paling umum dari ASI yang tidak mencukupi.

▪ Setelah dua minggu pertama, mungkin ada alasan umum lain mengapa bayi tidak
mendapatkan cukup ASI. Faktor menyusui tersebut adalah:
• Jadwal menyusui: waktu tetap dapat mengganggu asupan ASI bayi baru lahir dan
banyaknya ASI yang diproduksi.
• Menyusui singkat: Jika menyusui terlalu singkat atau terburu-buru, bayi tidak akan
mendapatkan foremilk/hindmilk kaya lemak saat ASI ibu bertambah.
• Makanan pengganti ASI: bayi yang mendapat makanan pengganti ASI (susu
formula buatan, air gula) akan menyusu lebih sedikit pada payudara karena perut
84

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


kenyang sehingga tidak mendapatkan cukup ASI dan pasokan ASI juga akan
berkurang.
• Tidak menyusui di malam hari: ibu masih menyusui dalam beberapa minggu
pertama dan jika ia berhenti menyusui malam sebelum bayinya siap, pasokan
ASI-nya dapat berkurang.
• Jarang menyusui: jika seorang ibu sedang bekerja atau terlalu sibuk, ia mungkin
jarang menyusui.

▪ Slide ini mencantumkan faktor psikologis seorang ibu yang dapat mempengaruhi asupan ASI
bayi.
▪ Sebagai contoh, rasa kurang percaya diri dapat menyebabkan ibu memberikan susu buatan,
atau rasa letih dapat menyebabkan ibu lebih jarang menyusui bayinya.

CATATAN:
Ada kalanya Anda tidak dapat mengetahui mengapa pasokan ASI tidak baik. Pasokan ASI tidak membaik atau berat
badan bayi baru lahir tidak bertambah, bahkan setelah diberi dukungan dan konseling serta bantuan melekatkan bayi
pada payudara. Sebagian kecil ibu tampaknya memiliki persediaan ASI rendah tanpa sebab yang jelas, biasanya
sekitar 1-2% ibu. Anda mungkin perlu mencari salah satu penyebab yang kurang umum dan membantu atau merujuk
ibu ke spesialis.

▪ Setelah usia dua minggu, kekhawatiran bahwa bayi tidak mendapatkan cukup ASI sering kali
ditanyakan jika asupan ASI rendah atau ibu mengira dia tidak memiliki cukup ASI.

85

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Alasan paling umum seorang ibu tidak memberikan ASI eksklusif adalah karena mereka
merasa ASI tidak cukup. Namun, hampir semua ibu mampu memproduksi ASI sebanyak
yang dibutuhkan bayinya.
▪ Seringkali ada masalah posisi dan pelekatan yang membutuhkan dukungan dan konseling.
Dengan dukungan dan manajemen menyusui yang terampil, kepercayaan diri seorang ibu
dapat dipulihkan.
▪ Sebelum dipulangkan dari fasilitas kesehatan, ibu perlu dinilai, apakah bayinya sudah
diposisikan dan melekat dengan tepat untuk memastikan bayinya menyusu dengan baik.
Dengan Langkah 10, para ibu diberi informasi tentang bagaimana mendapatkan dukungan
dan bantuan berkelanjutan setelah dipulangkan.

Praktik-praktik di bawah ini dapat diterapkan sejak bayi lahir agar mendapatkan asupan ASI
sesuai kebutuhannya.

86

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide di atas menjelaskan praktik yang dimulai sejak lahir untuk mencegah dan mengelola
asupan dan transfer ASI yang tidak mencukupi. Kita telah mempelajari praktik ini selama
pelatihan.
▪ Memastikan ibu dan bayi saling bersentuhan sejak dini saat melahirkan dan memulai
menyusui dapat membantu memantapkan proses menyusui.
▪ Para ibu dan bayinya harus berlatih rawat gabung selama 24 jam sehari. Ini memungkinkan
ibu untuk menanggapi isyarat bayinya.
▪ Dukungan terampil menyusui sebelum ibu dipulangkan dapat membantu memastikan
penempelan yang baik dan proses menyusu yang efektif. Penentuan posisi juga harus dinilai.
Bantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman, terutama jika dia mengalami nyeri setelah
melahirkan. Memberikan dukungan kepada ibu dan bayi untuk menyusui sangat penting
untuk memastikan bayi mendapatkan ASI.
▪ Menyusui secara eksklusif kecuali jika makanan pendamping diindikasikan secara medis.
Hal ini memungkinkan ibu dan bayinya untuk menyusui dan untuk meningkatkan pasokan
ASI. Pemberian makanan tambahan akan mengisi perut kecil bayi baru lahir dan mereka
cenderung tidak ingin menyusu dari payudara.
▪ Dalam kasus yang jarang terjadi, ketika bayi tidak mendapatkan cukup ASI karena pasokan
yang sedikit, hal ini penting untuk membantu ibu meningkatkan produksi ASI. Untuk
meningkatkan produksi ASI, payudara membutuhkan rangsangan dan ASI harus sering
dikeluarkan.

87

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Saran yang disebutkan sebelumnya untuk mencegah dan mengatur asupan susu akan
membantu meningkatkan produksi. Jika bayi mengeluarkan ASI dari payudara dengan lebih
efisien, ini akan merangsang produksi ASI. Dorong ibu untuk membiarkan bayinya sering
menyusu, dan selama yang diinginkan bayinya. Ini akan merangsang payudaranya dan
produksi ASI.
▪ Terkadang bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Kadang-kadang bayi mendapat cukup ASI,
tetapi ibunya mengira tidak demikian. Dalam segala kasus, penting untuk menentukan
apakah bayi mendapat cukup ASI dan mendukung ibu untuk menyusui dengan percaya diri.

Kini Anda telah memahami tantangan pasokan ASI, tahukah Anda apa saja yang perlu
diperhatikan pada kesehatan ibu menyusui? Mari kita lanjutkan ke materi berikutnya.

3. Kesehatan Ibu
▪ Saat membantu menyusui, tenaga kesehatan perlu mengingat kesehatan ibu. Tenaga
kesehatan harus merawat ibu dan bayinya.
▪ Pertimbangkan gizi ibu yang memengaruhi kesehatan, energi dan kesejahteraannya.
▪ Untuk membuat ASI diperlukan 700 kalori sehari. Pada wanita yang berstatus gizi baik,
sekitar 200 kilo kalori berasal dari cadangan lemaknya, dan sekitar 500 kilo kalori diperoleh
dari makanan yang ibu makan selama menyusui. Ibu yang berstatus gizi buruk membentuk
cadangan lemak lebih sedikit. Ibu juga membutuhkan minum 12-14 gelas setiap harinya.
▪ Ibu mungkin memiliki banyak kekhawatiran dan pertanyaan. Jika ia sakit, Anda dapat
mendukungnya agar dapat terus menyusui.
▪ Ibu mungkin khawatir apakah penyakitnya atau obat yang ia minum dapat memengaruhi
bayinya.
▪ Dalam materi ini, kita akan membahas situasi kesehatan ibu sehingga Anda lebih siap untuk
memberi konseling kepada wanita selama waktu ini.
Membantu ibu yang terlalu sakit untuk menyusui
▪ Karena berbagai alasan, ibu mungkin mencoba berhenti menyusui saat sakit.
▪ Ibu mungkin takut bayinya akan terserang penyakit. Seseorang mungkin telah menasihatinya
untuk berhenti, atau ia mungkin dirawat di rumah sakit dan dipisahkan dari bayinya.
▪ Namun, ibu yang sakit jarang perlu berhenti menyusui. Pada infeksi yang paling umum,
menyusui tidak meningkatkan kemungkinan bayi sakit. Antibodi dalam ASI adalah
perlindungan terbaik untuk bayi.
▪ TB atau kusta: Tidak perlu lagi memisahkan ibu dengan tuberkulosis (TB) atau kusta dari
bayinya. Jika perlu, rawat ibu dan bayinya bersama-sama.
▪ Kesulitan utama muncul ketika seorang ibu sakit parah sehingga sulit untuk merawat
bayinya.
Membantu ibu sakit menyusui

88

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Slide ini merangkum apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu ibu yang sakit untuk
terus menyusui.
• Saat Anda merawat ibu sakit, yakinkan ia untuk dapat terus menyusui dan bahwa
Anda akan membantunya.
• Tawarkan dukungan dan dorongan kepadanya di saat-saat tersebut.
• Jika seorang ibu sakit di rumah sakit, rawat bayinya agar ia dapat terus menyusu.
• Jika ibu demam, dorong untuk minum banyak cairan. Ini untuk mencegah ASI
berkurang karena dehidrasi.
• Jika ibu tidak mau menyusui atau merasa terlalu tidak enak badan, sarankan dia
untuk memerah ASI-nya. Bantu ibu untuk memerah ASI sesering bayinya menyusu
(kira-kira setiap tiga jam) atau sesering mungkin. Hal ini akan membantu
memantapkan atau menjaga pasokan ASI, dan menjaga agar payudaranya tetap
sehat, bahkan jika ia tidak dapat memerah cukup banyak ASI untuk
mengenyangkan bayi. ASI yang diperah dapat diberikan kepada bayi.
• Jika ibu menderita penyakit kejiwaan, cobalah untuk menjaga bayinya dan merawat
bersama. Biarkan ibu menyusui jika bisa. Cari orang pendukung yang bisa tinggal
bersamanya jika memungkinkan, untuk memastikan ibu tidak mengabaikan atau
melukai bayinya.
• Jika ibu sudah sehat kembali, bantu untuk meningkatkan pasokan ASI atau
menyusui kembali, jika perlu.

Menyusui dan pengobatan ibu


▪ Tenaga kesehatan harus menyadari bahwa jika ibu minum obat selama menyusui, obat
tersebut dapat mempengaruhi bayi.
▪ Kebanyakan obat masuk ke dalam ASI hanya dalam jumlah kecil dan hanya sedikit yang
mempengaruhi bayi. Jika bayi lahir prematur atau kurang dari dua bulan, obat yang diminum
ibu kemungkinan besar akan memengaruhi bayi. Dalam kebanyakan kasus, berhenti
menyusui kemungkinan lebih berbahaya daripada obatnya.
▪ Ada beberapa obat yang menyebabkan efek samping. Jika anda khawatir, tanyakan pada
dokter atau tenaga kesehatan lainnya apakah obat yang ibu konsumsi aman. Jika tidak,
apakah mungkin memberinya obat alternatif yang lebih kecil kemungkinannya akan
mempengaruhi bayi.
▪ Jarang ibu perlu berhenti menyusui karena pengobatan.

▪ Slide ini merangkum informasi yang tersedia.


▪ Dalam beberapa situasi, menyusui merupakan kontraindikasi.

89

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


▪ Jika seorang ibu sedang mengonsumsi obat antikanker, ia mungkin perlu berhenti menyusui.
Jika dirawat dengan zat radioaktif, ia harus berhenti menyusui sementara. Obat-obatan ini
jarang digunakan.
▪ Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping yang terkadang mengharuskan ibu
berhenti menyusui.
▪ Jika ibu mengonsumsi obat psikiatri atau antikonvulsan, obat ini dapat membuat bayinya
mengantuk atau lemas dan tidak mau menyusu.
▪ Kadang-kadang, ada kemungkinan untuk beralih ke obat alternatif yang cenderung tidak
mempengaruhi bayi. Namun, mengubah pengobatan ibu dengan cepat bisa berbahaya,
terutama untuk kondisi seperti epilepsi.
▪ Jika tidak ada alternatif, lanjutkan menyusui dan amati bayinya. Jika efek samping terjadi,
mungkin ibu perlu berhenti menyusui.

Obat yang paling umum digunakan aman dalam dosis biasa.


▪ Kebanyakan antibiotik yang diberikan pada ibu yang menyusui tidak berbahaya bagi bayinya.
Namun, beberapa antibiotik harus dihindari, jika memungkinkan. Tanyakan kepada penyedia
layanan kesehatan.

Jika ibu menyusui menggunakan obat yang Anda ragukan keamanannya:


▪ Periksa daftar obat penting WHO: Breastfeeding and maternal medication: recommendation
for drugs in the eleventh WHO model list of essential drugs.
▪ Periksa apakah obat tersebut digunakan untuk bayi - jika demikian, mungkin aman bagi ibu
untuk kembali menyusui.
▪ Dorong ibu untuk terus menyusui sementara Anda mencoba mencari tahu lebih lanjut.
▪ Perhatikan efek sampingnya terhadap bayi. Ini termasuk rasa kantuk yang tidak normal, tidak
nafsu makan dan penyakit kuning. Mintalah saran dari tenaga kesehatan khusus, misalnya
apoteker.
▪ Jika memungkinkan, cobalah mencari obat alternatif yang Anda tahu aman.
▪ Jika bayi mengalami efek samping dan pengobatan ibu tidak dapat diubah, pertimbangkan
donor ASI atau pengganti ASI, untuk sementara, jika memungkinkan.
▪ Perawatan tradisional, obat-obatan herbal dan perawatan lain mungkin memiliki efek pada
bayi. Cobalah untuk mencari tahu lebih banyak tentang mereka jika mereka biasa digunakan
di daerah Anda.
▪ Dorong ibu untuk terus menyusui dan amati efek sampingnya terhadap bayi.
▪ Obat yang dapat menurunkan pasokan ASI harus dihindari jika memungkinkan.
▪ Hindari penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan diuretik tertentu.

Catatan:
Jika memerlukan informasi tentang obat tertentu yang digunakan saat menyusui, dapat merujuk: Breastfeeding and
maternal medication: recommendation for drugs in the eleventh WHO model list of essential drugs. Ini dapat ditemukan
di situs web WHO.

Informasi lebih lanjut


Penyakit ibu dan menyusui
Jika seorang ibu sakit parah sehingga dia tidak dapat merawat bayinya sama sekali (misalnya jika dia tidak sadarkan diri),
mungkin bayi perlu diberikan ASI dari sumber lain - seperti ASI dari ibu lain, atau ibu susuan. Jika ini tidak tersedia,
pengganti ASI harus digunakan. Kadang-kadang, ASI dapat diperah dari ibu. Berikan ASI kepada bayi menggunakan
cangkir sampai ibu cukup sehat untuk mulai menyusui kembali

90

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


SEKARANG SAYA TAHU
a. Berbagai kondisi payudara perlu kita pahami sehingga dapat membantu ibu dengan tepat.
Puting datar, terbenam, bengkak, hingga mastitis dan keluhan lainnya pada payudara ibu
perlu kita pahami satu per satu dengan seksama untuk mengetahui pencegahan dan tata
laksana yang tepat.
b. Kekhawatiran yang sering muncul pada ibu adalah apakah bayinya mendapatkan cukup
ASI. Apakah bayinya benar-benar kurang cukup ASI atau ibu yang merasa bayinya tidak
cukup ASI. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kecukupan ASI pada
bayi diantaranya adalah buang air kecil, kenaikan berat badan dan buang air besar bayi.
c. Ketika menyusui mungkin dapat ditemui ibu dalam kondisi sakit. Perlu bagi ibu untuk
menjaga kesehatannya dengan memperhatikan asupan gizinya. Apabila ibu sakit, bantuan
yang tepat perlu diberikan sehingga ibu tetap dapat menyusui bayinya. Obat-obatan yang
diberikan kepada ibu sakit perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan menyusuinya.

MATERI POKOK 2. TANTANGAN MENYUSUI PADA BAYI

PENDAHULUAN
Dalam banyak kasus, bayi tidak mengalami kesulitan menyusu sejak lahir namun ada sejumlah
bayi yang mungkin mengalami tantangan dalam menyusu seperti bayi dengan berat badan lahir
rendah, bayi prematur dan bayi sakit. Ketika menghadapi ibu yang merasa bayinya enggan
menyusu, perlu dipahami bahwa sebenarnya bayi yang baru lahir dapat menunjukkan perilaku
ini. Ketika bayi menangis, perlu dipahami beberapa alasan mengapa bayi menangis sehingga
dapat membantu ibu untuk menenangkan bayinya. Dalam mengalami kedua tangangan
tersebut baik pada ibu maupun bayi, tenaga kesehatan perlu mebangun kepercayaan diri ibu
dan memberi dukungan sehingga mampu merawat bayi dan menyusui bayinya

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk menjelaskan tantangan menyusui
pada bayi.

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Bayi menangis dan enggan menyusu
2. Indikasi medis pemberian suplementasi pada bayi

URAIAN MATERI POKOK


Tahukan Anda selain tantangan menyusui pada ibu, terdapat juga tantangan menyusui pada
bayi. Apakah Anda pernah melihat bayi yang terus menangis dan enggan menyusu? Mari kita
pelajari bersama dengan penuh semangat.

1. Bayi menangis dan enggan menyusu

Dalam kebanyakan kasus, bayi tidak mengalami kesulitan menyusu setelah lahir.Sejumlah kecil bayi
mungkin tidak dapat menyusu dengan baik sehingga perlu diberi asupan sementara atau secara
permanen dengan menggunakan metode pemberian asupan alternatif.

ASI ibu kandung adalah pilihan terbaik saat menggunakan metode pemberian asupan alternatif. ASI
sangat penting terutama untuk bayi yang lahir prematur, berat badan lahir rendah, atau sakit karena
mereka berisiko terkena infeksi.
Perlunya metode pemberian asupan alternatif dan metode yang paling sesuai harus dinilai secara
individual untuk setiap ibu dan bayi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 91


▪ Ada banyak alasan mengapa ibu berhenti menyusui atau mulai memberikan asupan tambahan.
▪ Kesulitan menyusui pada bayi baru lahir adalah alasan yang paling umum.
▪ Dengan penyuluhan dan dukungan tenaga kesehatan, hal ini dapat diatasi dan tidak sampai pada
penghentian pemberian ASI.
▪ Hal ini dapat menyebabkan tantangan bagi ibu dan bayi. Ibu mungkin merasa ditolak dan
frustrasi oleh pengalaman itu. Dalam beberapa hari pertama, seorang ibu dan bayi membutuhkan
waktu untuk belajar cara menyusui. Ibu mungkin memiliki kekhawatiran yang perlu diselesaikan.
Anda perlu tahu bagaimana membantu ibu memutuskan mengapa bayinya tampaknya tidak dapat
menyusu dari payudara, dan bagaimana cara mendukungnya.
▪ Terkadang bayi baru lahir berperilaku sedemikian rupa sehingga ibu berpikir bahwa bayinya
tidak dapat menyusu. Ketika bayi baru lahir melakukan "rooting" (atau mencari) payudara, bayi
mungkin menggerakkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lainnya. Kadang-kadang ibu yang tidak
berpengalaman berpikir bahwa bayinya sedang berkata "tidak", terutama jika bayi mengalami
kesulitan untuk melekat di payudara. Tetapi ini bukan berarti bayi enggan - ini adalah perilaku
rooting yang normal dan artinya justru sebaliknya!
▪ Kadang-kadang bayi mulai menyusu tetapi kemudian melepaskan diri dari payudara sambil
menangis.
▪ Kadang-kadang bayi baru lahir enggan menyusu di salah satu payudara tetapi tidak
pada payudara satunya.

Sebagian besar alasan mengapa bayi baru lahir tampak enggan menyusu termasuk
dalam salah satu kategori berikut:
• Bayi baru lahir sakit, lemah atau kecil.
• Bayi baru lahir kesakitan atau dibius. kesakitan atau dibius.
• Ada kesulitan dengan menyusui atau teknik menyusui.
• Bau ibu atau rasa ASI telah berubah.

MENGAPA BAYI BARU LAHIR TERKADANG ENGGAN MENYUSU DARI PAYUDARA.


• Apakah bayi baru lahir sakit, lemah atau kecil?
• Bayi baru lahir sakit karena kelahiran yang sulit atau infeksi. Bayi baru lahir mungkin
juga lemah atau kecil dan kesulitan untuk melekat atau menyusu.
• Apakah bayi baru lahir kesakitan atau dibius?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 92


Rasa sakit
• Bayi baru lahir yang sakit di bagian tubuh tertentu, seperti memar di kepala, akibat
ekstraksi dengan vakum atau forceps. Jika ibu menekan bagian tubuh yang
menyakitkan, bayi yang baru lahir mungkin menangis dan menarik diri saat ibu
mencoba menempelkannya ke payudara.
• Hidung tersumbat. Bayi mulai menyusu, tetapi kemudian harus melepaskan diri untuk
bernapas.
• Mulut nyeri (infeksi Candida/sariawan). Bayi baru lahir mungkin menyusu beberapa
kali, kemudian berhenti dan menangis karena nyeri, dan tidak ingin mencoba lagi.
Bius
• Bayi baru lahir mungkin mengantuk karena:
obat penenang yang diberikan ibu selama persalinan
obat-obatan yang diminum ibu untuk pengobatan psikiatri atau epilepsi.

Apakah ada kesulitan dalam menyusui?


Kemungkinan penyebab
• Pemisahan ibu dan bayi baru lahir setelah melahirkan.
• Pelekatan yang buruk, sehingga bayi tidak mendapatkan banyak ASI saat mencoba
menyusu.
• Teknik yang tidak tepat dalam memposisikan dan melekatkan bayi baru lahir. Ini
termasuk memberi tekanan di bagian belakang kepala bayi baru lahir, yang
merangsang refleks yang membuat bayi menarik diri dari payudara.
• Kondisi seperti pembengkakan dapat membuat bayi baru lahir sulit melekat. Mastitis
bisa membuat ASI terasa asin.
• Pasokan ASI berlebih, ketika mengalir keluar dengan cepat karena refleks oksitosin,
bayi mungkin menyusu sebentar selama satu menit, lalu keluar dari payudara tersedak
atau menangis dengan ASI yang menyembur keluar.
• Penggunaan dot, khususnya untuk bayi prematur, dapat mengganggu proses belajar
menyusu pada payudara. Jika bayi prematur belajar menyusu dari dot setelah
melahirkan, mereka mungkin mengalami kesulitan memasukkan payudara ke dalam
mulutnya.
• Kadang-kadang bayi baru lahir enggan menyusu pada salah satu payudara, tetapi tidak
di payudara satunya. Bayi baru lahir mungkin merasa nyeri saat diletakkan pada satu
posisi, atau mungkin lebih sulit melekat pada satu sisi, karena puting susu berbeda,
atau karena mastitis.

Apakah bayi benar-benar “enggan”?


Ingatlah diskusi sebelumnya. Terkadang seorang ibu merasa bayinya "enggan", padahal
sebenarnya bayi yang baru lahir menunjukkan perilaku yang normal.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 93


Bayi yang menangis

Biasanya ketika bayi menangis karena alasan ini, dan dihibur oleh ibu atau pengasuh lainnya, mereka
akan menjadi tenang dan tidur sebentar. Namun, beberapa bayi tampaknya lebih sering menangis
daripada yang lain, baik di siang maupun di malam hari, yang dapat menyebabkan stres dan
kelelahan ekstra bagi orang tua mereka, terutama ibu mereka. Ini mungkin membuat keluarga
memutuskan untuk memberikan susu botol kepada bayi.

▪ Sekarang kita akan melihat alasan umum lain bagi seorang ibu untuk berhenti menyusui atau
memulai pemberian asupan tambahan, yaitu bayi yang menangis.
▪ Bayi menangis ketika mereka lapar - tetapi ini adalah tanda lapar tingkat lanjut, yang dapat
menyebabkan stres bagi bayi, dan jauh lebih baik untuk menanggapi isyarat menyusu mereka
sejak dini.
▪ Bayi menangis ketika mereka sedang kesakitan, tidak enak badan, ketakutan, dan menginginkan
kenyamanan, atau ketika popoknya basah atau kotor, terlalu panas atau dingin. Terkadang sulit
untuk mengetahui alasannya.
▪ Seorang ibu dan keluarganya mungkin langsung mengira bahwa bayi menangis karena ASI yang
tidak cukup atau kurang baik. Beberapa ibu mulai memberikan asupan lain atau cairan yang tidak
perlu karena bayi menangis. Makanan dan minuman tambahan ini seringkali tidak membuat bayi
lebih jarang menangis. Terkadang bayi justru menjadi lebih sering menangis. Bayi yang sering
menangis dapat mengganggu hubungan dan ikatan antara bayi dan ibunya. Ibu mungkin
kehilangan kepercayaan diri dan dukungan keluarganya, dan mereka dapat mendesaknya untuk
memberi bayi botol susu dan susu formula. Cara penting untuk membantu ibu menyusui adalah
dengan memberikan konseling dan dukungan tentang mengapa bayi menangis.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 94


1. Dengarkan dan belajar
▪ Pahami mengapa ibu mengira bayinya banyak menangis.
▪ Bantu ibu untuk berbicara tentang perasaannya. Berempati dengan perasaannya.
▪ Ibu mungkin merasa bersalah dan mengira dirinya adalah ibu yang malang. ibu
mungkin merasa marah dengan bayinya.
▪ Orang lain mungkin membuat ibu merasa bersalah.
▪ Ibu mungkin merasa ada yang salah dengan ASInya.
▪ Orang lain mungkin menyarankan untuk memberikan asupan tambahan atau dot untuk
bayi.
2. Jika bayi sering menangis, cari penyebabnya
3. Catat riwayat
▪ Pelajari tentang cara memberi makan dan perilaku bayi dan apakah ia tidur di dekat
ibu.
▪ Pelajari tentang pola makan ibu, apakah dia makan banyak produk susu, apakah dia
minum kopi, atau merokok, atau minum obat apa pun.
4. Nilai proses menyusui
▪ Periksa cara bayi menempel, posisi, dan lama menyusu.
5. Periksa bayinya
▪ Periksa berat badan bayi.
▪ Pastikan bayi tidak sakit atau merasa kesakitan.
▪ Jika bayi sakit atau kesakitan, obati atau rujuk sesuai kebutuhan.
Bangun kepercayaan diri ibu dan dukung kemampuannya dalam merawat buah hati
Terima
Dengarkan dan terima apa yang ibu rasakan.

Puji apa yang dilakukan oleh ibu dan bayinya


ASI-nya mengandung semua yang dibutuhkan bayinya. Atasi rasa malu yang dia rasakan: tidak
ada yang salah dengan perasaan itu atau dengan dirinya.

Berikan informasi yang relevan, tergantung situasinya


▪ Bayinya sangat membutuhkan kenyamanan; bayi mungkin merasa kesakitan.
▪ Kebanyakan bayi tidak membutuhkan asupan tambahan.
▪ Menyusui untuk kenyamanan adalah aman, tetapi penggunaan dot yang tidak tepat
dapat mengganggu proses menyusui.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 95


Buat satu atau dua saran
Apa yang Anda sarankan tergantung pada apa yang Anda pelajari tentang penyebab tangisan
tersebut.

Berikan bantuan praktis


▪ Pastikan bayi melekat dengan baik di payudara. Memperbaiki cara bayi melekat dapat
mengubah perilaku bayi.
▪ Dorong ibu dan bayi untuk saling bersentuhan. Kehangatan, bau, dan detak jantung ibu akan
membantu menenangkan bayinya.
▪ Buat bayi nyaman - kering, bersihkan popok, dan jaga agar tidak terlalu panas atau dingin.
▪ Biarkan bayi menyusu dari payudara: Bayi mungkin merasa lapar atau haus. Terkadang bayi
ingin menyusu agar merasa aman. Jangan paksa bayi menyusu. Bayi perlu menghubungkan
payudara dengan rasa nyaman.
▪ Jelaskan cara terbaik untuk menghibur bayi yang menangis adalah dengan memeluknya erat,
dengan gerakan lembut dan tekanan lembut pada perutnya. Ada banyak cara untuk
menggendong dan menghibur bayi yang menangis, berdiri, berjalan, duduk, dengan kaki
terentang, dengan gendongan. Tanyakan kepada peserta metode apa yang mereka dengar
di komunitas mereka.
▪ Minta orang lain seperti ayah atau pasangan atau nenek untuk sesekali menggendong bayi
secara bergiliran.
▪ Libatkan anggota keluarga lain dalam diskusi agar ibu tidak merasa tertekan untuk
memberikan makanan tambahan yang tidak perlu.

Manajemen tantangan menyusui pada payudara

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 96


Anda telah mempelajari mengapa bayi menangis dan enggan menyusu, mari kita lanjutkan
pembelajaran berikutnya mengenai indikasi medis pemberian suplementasi pada bayi.

2. Indikasi medis pemberian suplementasi pada bayi

World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF)
merekomendasikan agar bayi diberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya.
Meskipun ini ditujukan untuk semua anak, terkadang asupan tambahan diindikasikan secara medis
dalam kasus tertentu.
▪ Pemberian asupan tambahan dalam bentuk cairan tambahan selain ASI kepada bayi yang
disusui sebelum usia enam bulan. Cairan ini mungkin berupa ASI donor, susu formula bayi,
air gula atau pengganti ASI lainnya.
▪ Contoh asupan tambahan apa saja yang diberikan di komunitas Anda?

Indikasi medis untuk pemberian asupan tambahan

Slide ini menunjukkan kemungkinan indikasi medis bayi untuk pemberian asupan tambahan
▪ Bayi mungkin memerlukan asupan tambahan untuk waktu yang terbatas karena suatu kondisi
medis. Ini biasanya hanya sementara, sampai mereka bisa menyusu dari payudara.
▪ Bayi dengan berat lahir sangat rendah <1500 g atau prematur yang lahir sebelum 32 minggu
mungkin memerlukan asupan tambahan. Bayi-bayi ini mungkin lemah dan mudah lelah saat
menyusu. Mereka juga mungkin tidak memiliki kemampuan atau refleks untuk menelan dan
menyusu secara efektif. Ini harus dilakukan, jika memungkinkan, menggunakan ASI perah dari
ibunya sendiri. Jika karena alasan tertentu, ASI tidak dapat diberikan, maka suplementasi
mungkin diperlukan sampai ibu dapat menyusui dari payudara.
▪ Hipoglikemia berarti kadar glukosa darah rendah. Bayi yang lahir prematur atau kecil untuk usia
kehamilan, yang sakit atau ibunya sakit, dapat mengalami hipoglikemia dan harus diberi
suplemen sesuai anjuran medis.
▪ Bayi cukup bulan yang sehat tidak mengalami hipoglikemia hanya karena kurang asupan
sementara. Pemberian asupan tambahan tidak diperlukan untuk mencegah gula darah rendah pada
bayi non prematur yang sehat.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 97


▪ Jika bayi menyusui yang sehat dan cukup bulan menunjukkan tanda-tanda hipoglikemia, bayi
tersebut harus diperiksa, apakah ada masalah mendasar lainnya seperti infeksi.
▪ Jika hipoglikemia tidak terselesaikan oleh pemberian ASI secara langsung atau ASI perah yang
lebih sering, mereka mungkin memerlukan asupan tambahan lainnya.
▪ Bayi biasanya mengalami kuning, yaitu warna kuning pada kulitnya pada minggu pertama karena
tingginya kadar bilirubin dalam darah. Warnanya paling mudah terlihat di bagian putih pada mata.
Kolostrum membantu bayi mengeluarkan mekonium, untuk menghilangkan kelebihan bilirubin
dari tubuh.
▪ Bayi yang menyusu dengan baik dan kadar bilirubinnya berada dalam kisaran normal tidak
memerlukan asupan tambahan.
▪ Bayi yang memiliki kadar bilirubin tinggi yang terkait dengan asupan ASI yang buruk mungkin
memerlukan asupan tambahan.
▪ Bayi yang menunjukkan tanda dan gejala asupan ASI yang buruk harus diperiksa untuk
menentukan penyebab asupan ASI yang buruk. Tanda dan gejala ini telah dibahas secara rinci
dalam materi sebelumnya. Jika asupan ASI yang tidak mencukupi terus berlanjut, meskipun telah
dilakukan tindakan manajemen, maka pertimbangkan kebutuhan akan asupan tambahan lain.
▪ Bayi dengan gangguan metabolisme seperti galaktosemia dimana bayi tidak dapat mengolah
galaktosa menjadi energi. Galaktosa merupakan zat gula pada laktosa yang terdapat di
dalam ASI.

Bayi yang sakit atau bayi dengan berat lahir rendah


▪ Bayi-bayi ini mungkin membutuhkan asupan tambahan.Contohnya termasuk pencegahan
hipoglikemia atau ketidakmampuan untuk menyusui. Bahkan untuk bayi- bayi ini, ASI biasanya
merupakan pilihan makanan yang terbaik.
▪ Asupan tambahan terkadang diberikan untuk mencegah dehidrasi, hipoglikemia, dan
ikterus. Namun, seperti yang telah kita diskusikan di awal sesi, hal ini tidak perlu
untuk bayi non-prematur yang sehat.

Slide ini menunjukkan kemungkinan indikasi medis ibu untuk pemberian asupan tambahan pada
bayi. Biasanya ini hanya sementara sampai ibu sembuh.

Produksi ASI tertunda


Seperti yang telah kita pelajari di sesi sebelumnya, ASI biasanya meningkat pada hari ketiga.
Terkadang produksi ASI ibu mungkin tertunda. Jika ditunda pada hari keempat sampai hari kelima
atau setelahnya dan bayi menunjukkan tanda-tanda asupan ASI yang buruk, bayi mungkin
memerlukan asupan tambahan sampai ASI diproduksi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 98


Kondisi hormon
Kondisi hormon pada payudara atau masalah dengan kelenjar pembuat ASI terkadang dapat
menyebabkan produksi ASI yang buruk, seperti ovarium polikistik atau kadar prolaktin yang rendah.
Produksi ASI yang buruk juga dapat dikaitkan dengan patologi payudara atau riwayat operasi
payudara. Sisa plasenta yang tertinggal dapat menunda permulaan produksi ASI sampai plasenta
dikeluarkan.

Nyeri saat menyusui


Seorang ibu mungkin mengalami nyeri yang tak tertahankan selama menyusui yang tidak dapat
diredakan dengan intervensi lain. Jika penempatan dan penempelan pada payudara sudah benar,
asupan tambahan mungkin diperlukan sampai penyebab atau solusinya ditemukan.

Penyakit ibu
Seorang ibu mungkin menderita penyakit yang parah, seperti sepsis, yang membuatnya tidak
dapat merawat bayinya. Tergantung pada tingkat keparahan penyakitnya, dia mungkin dapat
memerah ASI untuk bayinya. Jika tidak, bayi akan membutuhkan pengganti ASI sampai ibu pulih,
dan suplai ASI menumpuk kembali.

Virus herpes simpleks (tipe 1)


Jika seorang ibu menderita virus herpes simpleks (tipe 1) dengan luka terbuka di payudara atau
putingnya, bayi mungkin memerlukan asupan tambahan. Tidak boleh ada kontak langsung antara
payudara ibu dan mulut bayi sampai luka yang terbuka sembuh. Jika hanya pada satu payudara, ibu
harus menyusu dari sisi yang tidak terkena.

Dalam beberapa kasus, bayi tidak hanya membutuhkan cairan tambahan, tetapi juga membutuhkan
pengganti ASI untuk menggantikan semua ASI.
Contoh situasinya adalah:
• Seorang ibu mungkin berada jauh dari bayinya karena alasan apapun atau ibu meninggal.
• Beberapa pengobatan ibu seperti kemoterapi mengharuskan ibu untuk berhenti menyusui
sementara.
• Jika seorang ibu dengan HIV tidak menyusui secara eksklusif (baik karena kebijakan
otoritas kesehatan nasional atau dia sendiri yang memutuskan untuk tidak menyusui
karena alasan tertentu), ini adalah alasan medis yang dapat diterima untuk memberikan
pengganti ASI.
• Meskipun obat ARV tidak tersedia, ibu harus diberi konseling untuk menyusui secara
eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya dan terus menyusui setelahnya,
kecuali jika otoritas nasional tidak mendukung pemberian ASI bagi perempuan yang
hidup dengan HIV.
▪ Setiap situasi klinis harus dinilai secara individual. Keputusan harus dibuat oleh profesional
kesehatan yang kompeten terlepas dari ada atau tidaknya indikasi asupan tambahan.
▪ Ketika pemberian makanan tambahan diperlukan secara medis, tujuan utamanya adalah memberi
makan bayi dan untuk membangun atau mempertahankan pasokan ASI.
▪ Pemberian asupan tambahan harus dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa agar bisa terus
menyusui, termasuk:
• Membatasi volume sesuai kebutuhan.
• Merangsang payudara ibu dengan cara memerah ASI dengan tangan atau pompa.
• Membiarkan bayi terus berlatih menyusu.
▪ Bayi dengan kondisi medis yang tidak memungkinkan pemberian ASI eksklusif perlu diperiksa
dan ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan terlatih. Bayi-bayi ini memerlukan rencana
pemberian makan individual dan ibu serta keluarga harus mengetahui cara memberi makan
bayi mereka dengan jelas.
Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 99
Situasi di mana suplementasi kadang-kadang diberikantetapi tidak diindikasikan secara medis?
▪ Ada situasi klinis umum di mana asupan tambahan sering diberikan, meskipun tidak ada indikasi
medis.
▪ Cluster feeding: bayi menyusu beberapa kali dari payudara dalam waktu yang berdekatan..
Ini adalah perilaku normal pada bayi baru lahir dan tidak memerlukan asupan tambahan.
• Ibu lelah setelah melahirkan: Pemberian asupan tambahan pada bayi untuk
memungkinkan ibu tidur daripada menyusui, menghambat pemberian ASI yang
responsif dan ASI eksklusif.
• Ibu merasa pasokan ASI sedikit: Seorang ibu atau tenaga kesehatan mungkin berpikir
bahwa persediaan ASI ibu tidak mencukupi. Asupan tambahan tidak diperlukan jika
bayi tidak menunjukkan tanda dan gejala asupan ASI buruk. Penilaian lengkap
terhadap ibu, bayi dan cara menyusui harus dilakukan untuk menentukan apakah
asupan tambahan diperlukan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 100


▪ Semua ibu tidak disarankan memberikan makanan atau cairan apa pun selain ASI, kecuali
ada indikasi medis. Namun, beberapa ibu memilih untuk tidak menyusui sama sekali,
sementara beberapa ibu memilih menyusui campuran.
▪ Semua ibu yang memilih untuk tidak memberikan ASI eksklusif harus diberi penyuluhan
tentang pentingnya ASI eksklusif.
- Dengarkan alasan ibu mengapa ia tidak menyusui secara eksklusif dan renungkan
kembali untuk memastikan bahwa dia memahami kekhawatiran dan keadaannya
untuk memilih ASI campuran.
- Berikan informasi faktual dengan cara yang sensitif dan hormat, termasuk
pentingnya
pemberian ASI eksklusif, dan penatalaksanaan dasar ASI terkait dengan
kekhawatirannya.
- Jika setelah mendengarkan informasi ibu tetap memilih untuk tidak menyusui
secara eksklusif, maka bayi perlu diberi pengganti ASI.
- Setelah konseling dan dukungan, beberapa ibu mungkin memilih untuk memberi
makan bayi mereka dengan susu formula atau pengganti ASI. Penting untuk
memberikan dukungan dan edukasi kepada para ibu untuk meminimalkan
risikonya.
-
Jika seorang ibu memilih untuk tidak memberikan ASI eksklusif, hal-
hal penting apa yang harus Anda pertimbangkan sebagai tenaga kesehatan?

▪ Tenaga kesehatan harus mendiskusikan berbagai pilihan pemberian makan dengan ibu
dan membantunya membuat keputusan yang paling sesuai.
▪ Ibu yang memilih ASI campuran juga harus diberi konseling tentang cara menyediakan
ASI dan memastikan bayi dapat menyusu dan mengeluarkan ASI dari payudara. Asupan
tambahan juga dapat diberikan di lain waktu sesuai keinginan ibu. Dorong dia untuk terus
menyusui sebanyak mungkin.

Kebutuhan asupan tambahan dapat dicegah dengan menerapkan praktik-praktik


seperti berikut ini:
▪ Kontak kulit-ke-kulit sejak dini. Ini akan membantu memantapkan kebiasaan menyusui.
▪ Menyusui sesegera mungkin dan sering.
▪ Menunda waktu mulai menyusui dapat menyebabkan perlunya asupan pendamping.
▪ Memastikan bayi diposisikan dan melekat dengan baik pada payudara.
▪ Rawat gabung agar menyusui responsif dapat dilakukan.

Opsi asupan tambahan (jika diindikasikan secara medis)


Asupan tambahan: Makanan selain dari ASI ibu sendiri yang diberikan kepada bayi
setelah atau sebagai pengganti ASI.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 101


▪ Memberi bayi baru lahir makanan atau cairan apa pun selain ASI sendiri akan mengganggu
pemantapan dan kelanjutan menyusui. Seperti yang telah kita pelajari, perut bayi baru
lahir berukuran kecil dan mudah kenyang. Bayi baru lahir yang diberi makanan atau cairan
lain akan lebih sedikit mengonsumsi ASI saat menyusu. Ini akan mengganggu rangsangan
produksi ASI. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan menyusui karena siklus produksi dan
asupan tambahan ASI yang buruk.
▪ Bayi yang diberi asupan tambahan sebelum keluar dari fasilitas kesehatan dua kali lebih
mungkin untuk berhenti menyusui sama sekali dalam enam minggu pertama kehidupan.
Asupan tambahan mungkin juga mengandung bakteri berbahaya dan membawa risiko
penyakit. Oleh karena itu, bayi sebaiknya hanya mendapat asupan tambahan jika ada
indikasi medis atau alasan yang dibahas sebelumnya.

Pedoman memilih asupan tambahan


▪ Dalam kebanyakan kasus, asupan tambahan bersifat sementara sampai bayi baru lahir
dapat menyusui dan/atau ibu tersedia dan dapat menyusui.
▪ OPSI TERBAIK: Jika bayi membutuhkan makanan tambahan, berikan ASI perah dari
ibunya.
▪ Namun, jika ASI atau kolostrum ibu tidak memenuhi kebutuhan bayi, asupan tambahan
mungkin diperlukan.
▪ Jika pemberian asupan tambahan diindikasikan, ASI donor harus menjadi pilihan asupan
tambahan pertama, jika tersedia. Beberapa daerah memiliki bank ASI di mana ASI donor
tersedia untuk bayi yang tidak dapat diberi ASI oleh ibunya sendiri atau yang perlu diberi
asupan tambahan.
▪ Jika ASI donor tidak tersedia atau secara budaya tidak dapat diterima, pengganti ASI dalam
bentuk formula bayi yang disiapkan secara komersial diperlukan.
▪ Jenis susu formula bayi tergantung pada kebutuhan bayi:
Bayi dengan berat lahir rendah atau bayi prematur memerlukan susu formula khusus yang
dirancang untuk kebutuhan mereka.Bayi dengan gangguan metabolisme tertentu
mungkin memerlukan susu formula khusus selain ASI.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 102


▪ Air gula bukanlah asupan tambahan yang tepat karena tidak mengandung cukup gizi.
▪ Untuk beberapa masalah kesehatan, menyusui atau ASI merupakan kontraindikasi. Dalam
kasus ini, ASI perlu sepenuhnya diganti dengan pengganti ASI.

Persiapan dan penyimpanan asupan tambahan yang aman


Ibu yang tidak menyusui, serta ibu yang memberi asupan tambahan pengganti ASI, harus
diajarkan tentang cara mengolah dan menyimpan pengganti ASI dengan aman. Seperti semua
ibu lainnya, penting bagi mereka untuk memahami isyarat menyusu dari bayi mereka, dan cara
menanggapinya.

Cara untuk menyiapkan dan menyimpan asupan tambahan dengan aman


▪ Semua ibu yang memberikan asupan tambahan kepada bayinya harus diajari cara
menyiapkan dan menyimpannya dengan aman.
▪ Risiko penyakit meningkat jika suplemen diolah atau disimpan dengan tidak benar. Ini
bahkan lebih penting untuk bayi prematur dengan berat lahir rendah atau bayi dengan
gangguan imunitas.
▪ Semua peralatan yang digunakan untuk memberi makan bayi dan menyiapkan suplemen
harus dibersihkan dan disterilkan secara menyeluruh sebelum digunakan.
▪ Orang yang menyiapkan makanan harus mencuci tangannya dengan sabun dan air.
▪ Jika formula bayi akan digunakan untuk bayi dengan risiko tinggi, gunakan cairan steril
siap minum, jika memungkinkan penggunaannya mungkin tidak selalu memungkinkan,
dan susu formula bubuk mungkin diperlukan.
▪ Pengganti ASI bubuk tidak steril dan dapat menimbulkan risiko lebih lanjut bagi bayi.
▪ Susu formula bayi perlu ditambahkan air panas. Semua air yang digunakan untuk
membuat susu formula harus dipanaskan hingga benar-benar mendidih. Air keran dan
air kemasan tidak steril dan harus direbus sebelum digunakan. Susu formula harus
dicampur dengan air panas (lebih dari 70°C) untuk membunuh bakteri.
▪ Biarkan air mendingin hingga suhu minimal 70°C. Untuk mencapai suhu ini, air tidak
boleh dibiarkan lebih dari 30 menit setelah mendidih. Air tersebut kemudian dituangkan
ke dalam wadah yang telah dibersihkan dan disterilkan untuk bayi.
▪ Proporsi air yang tepat dengan bubuk formula sangat penting untuk kesehatan bayi.
▪ Jika sudah terlanjur disiapkan, sisa susu formula dapat disimpan di lemari es hingga
24 jam, pada suhu tidak lebih dari 5 derajat Celcius. Namun, yang terbaik adalah
segera menggunakan susu formula karena merupakan kondisi ideal untuk
pertumbuhan bakteri. Jika sudah diminum bayi, sisa susu formula harus segera
dibuang.
▪ Jika lemari es tidak tersedia, asupan tambahan harus tersedia dalam keadaan segar dan
dikonsumsi segera.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Terdapat banyak kondisi dimana bayi tampak enggan menyusu atau benar-benar
enggan menyusu yang perlu dipahami sehingga tenaga kesehatan dapat membantu
ibu dan bayinya. Terkadang bayi menunjukkan perilaku seperti ‘enggan’ menyusu
namun sebenarnya merupakan perilaku yang normal pada bayi baru lahir seperti

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 103


ketika refleks ‘rooting’. Namun ibu perlu memahami kondisi bayi yang benar-benar
enggan menyusu seperti bayi tampak sakit dan lai sebagainya. Sebagai tenaga
kesehatan, perlu diingat untuk mendengarkan terlebih dahulu cerita ibu/pengasuh
sebelum memberikan bantuan.
b. Pada kondisi-kondisi tertentu mungkin bayi memerlukan suplementasi selain ASI.
Asupan tambahan ini mungkin dibutuhkan untuk waktu yang terbatas atau disesuaikan
dengan kondisi bayi. Indikasi pemberian suplementasi selain dari bayi juga dapat
disebabkan dari kondisi ibu seperti adanya kondisi hormonal ibu, penyakit pada ibu
dan lain sebagainya. Penting untuk memahami kondisi ibu dan bayi secara
keseluruhan sehingga dapat memberikan bantuan yang tepat.

C. PENUGASAN

Lampiran MPI 3. IHB 1.a

Panduan Latihan Kasus


Kondisi Payudara

Tujuan:
Peserta mampu menjelaskan tantangan menyusui pada kondisi payudara ibu.

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta.
2. Fasilitator meminta peserta membuka modul peserta pada latihan kondisi payudara.
3. Fasilitator meminta peserta membaca contoh latihan kondisi payudara.
4. Fasilitator membagi latihan kondisi payudara untuk dikerjakan oleh masing-masing
peserta di dalam kelompoknya.
5. Fasilitator meminta peserta mengerjakan latihan tersebut.
6. Fasilitator mendiskusikan bersama jawaban dari setiap latihan yang telah dikerjakan
tersebut di kelompok masing-masing.
7. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat Bantu:
1. Latihan kasus kondisi payudara
2. ATK

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 104


Latihan Kasus Kondisi Payudara

Contoh
Ibu A berkata bahwa payudaranya sakit. Dia meletakkan bayinya ke payudara untuk
pertama kalinya pada hari ketiga, ketika ASI keluar. Ini hari keenam. Bayinya sedang
menyusu, tapi sekarang terasa agak sakit, jadi dia tidak membiarkan bayinya menyusu terlalu
lama. ASI tidak menetes secepat sebelumnya.

Apa diagnosanya?
(Payudara bengkak)

Apa yang mungkin menyebabkan kondisi tersebut?


(Terlambat memulai kegiatan menyusu)

Bagaimana peserta bisa membantu Ibu A?


(Bantu ibu memerah ASI-nya agar payudara lebih lunak dan bantu ibu mengatur posisi bayi
agar bisa melekat dengan baik).

Untuk dijawab:

1. Bayi Ibu B lahir kemarin. Dia telah mencoba menyusuinya segera setelah persalinan,
tapi bayi tidak menyusu dengan baik. Ibu berkata putingnya terbenam dan ia tidak
dapat menyusui setelah diperiksa payudaranya dan memperhatikan bahwa, puting
tampak datar. Kita minta Ibu B menggunakan jarinya untuk menarik puting dan
areolanya keluar. Dia dapat menarik putingnya keluar sedikit saja, menunjukkan bahwa
puting dan areolanya lentur.

Apa yang dapat dikatakan untuk menerima pendapat Ibu B tentang putingnya?

Bagaimana kita dapat membangun percaya diri ibu?

Bantuan praktis apa yang dapat diberikan kepada Ibu B?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 105


2. Ibu C, payudara kirinya bengkak dan sangat nyeri selama 3 hari. Sebagian besar kulit
payudaranya tampak merah, ada bagian yang keras dan lunak. Ibu C demam dan
merasa terlalu sakit untuk pergi bekerja hari ini. Dia adalah seorang guru SD di tempat
itu. Bayinya tidur bersamanya dan menyusu di waktu malam. Siang hari, ibu memerah
ASI untuk bayi. Ibu tidak merasakan kesulitan memerah ASInya. Tapi ibu sangat sibuk,
sulit baginya mencari waktu untuk memerah ASI dan menyusui bayinya sepanjang
siang hari.

Apa diagnosanya?

Mengapa Ibu C mengalami kondisi tersebut?

Bagaimana penanganan ibu C?

Apa yang bisa dianjurkan untuk mencegah hal tersebut terulang lagi?

3. Ibu E mengatakan bahwa payudara kanannya terasa sakit sejak kemarin dan dia
bisa merasakan ada sebuah gumpalan, yang lunak dan agak perih. Ibu tidak demam
dan merasa sehat. Ibu mulai menggunakan lagi BH lamanya yang ketat karena ingin
mencegah payudaranya menggantung. Bayinya sekarang berusia 10 minggu dan
kadang-kadang tidur 6-7 jam pada malam hari tanpa menyusu. Ketika melihat bayinya
menyusu, Ibu E mendekap bayinya dekat tubuhnya dan dagu bayi menyentuh
payudaranya. Mulut bayi terbuka lebar dan bayi menghisap pelan dengan hisapan
yang dalam.

Apa yang dapat dikatakan untuk berempati dengan kekhawatiran Ibu E terhadap
bentuk tubuhnya?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 106


Apa diagnosanya?

Apakah yang mungkin jadi penyebabnya?

Apa tiga saran yang dapat diberikan untuk Ibu E?

4. Bayi Ibu F berusia 3 bulan. Dia bilang kedua putingnya lecet. Kedua puting tersebut
berulang kali lecet sejak menderita mastitis beberapa pekan lalu. Mastitisnya sendiri
sudah sembuh setelah diberi antibiotika. Rasa nyeri seperti ada jarum menusuk-nusuk
ke dalam payudaranya setiap bayi menyusu. Rasa sakit berlanjut diantara waktu-
waktu menyusui dan putingnya terkadang terasa gatal.
Kita mengamati bayinya menyusu, banyak areola bagian atas terlihat, yang bawah
tidak. Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah memutar ke arah luar dan dagu menempel
ke payudara. Bayi menghisap pelan dan dalam serta terlihat meneguk ASI.

Apa yang mungkin menjadi penyebab puting lecet Ibu F?

Pengobatan apa yang akan diberikan kepada ibu dan bayi?

Bagaimana membangun percaya diri Ibu F?

5. Ibu G berkata bahwa kedua payudaranya sakit. Bayinya baru berusia 5 hari. Kedua
payudaranya bengkak dan kulitnya tampak mengkilat. Puting seperti tertarik rata
dan ada retakan membelah ujung puting kanan. Kita melihat bayinya menyusu.
Bayinya tidak bisa diam dan membuat bunyi kecapan saat menyusu. Setelah beberapa
hisapan, bayi menarik diri dan menangis.

Apa yang bisa dikatakan untuk berempati kepada Ibu G?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 107


Apa penyebab kesulitan Ibu G?

Bantuan praktis apa yang dapat diberikan kepada Ibu G?

Lampiran MPI 3 IHB 1b.

Latihan Kasus Tantangan Pasokan ASI

Tujuan:
Peserta mampu memahami tantangan pasokan ASI

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Latihan Tantangan Pasokan ASI di
modul peserta.
3. Fasilitator meminta peserta mengerjakan latihan tersebut
4. Fasilitator mendiskusikan bersama jawaban dari setiap latihan yang telah dikerjakan
tersebut di kelompok masing-masing.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Latihan Kasus tantangan Pasokan ASI
2. ATK

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 108


Latihan Kasus Tantangan Pasokan ASI

KASUS 1

Ny. M melahirkan bayi laki-laki dua hari lalu. Dia menjalani operasi caesar. Setelah bayi
dilahirkan, bayi tersebut mengalami komplikasi medis dan dibawa ke unit perawatan khusus
bayi. Ny. M telah memerah kolostrum sebelum persalinan, tetapi bayinya tidak menerimanya.
Sebagai gantinya, bayi Ny. M diberi botol susu formula di unit perawatan khusus.
Ketika Ny. M dan bayinya akhirnya bisa bersama hari ini, dia mencoba untuk menyusui. Ny.
M bilang dia menyusu selama beberapa menit, tapi kemudian menangis dan lapar lagi. Saat
bayinya menyusu, putingnya menjadi sangat nyeri.

1. Bagaimana Anda bisa menemukan penyebab kesulitan Ny. M?

Saat Anda menilai proses menyusui, Anda melihat: lebih sedikit areola di atas mulut bayi, dan
lebih banyak di bawah, dan dagunya tidak menyentuh payudara. Bayinya tidak sakit atau
abnormal, dan Ny. M sehat

2. Bagaimana Anda dapat membantu Ny. M dan bayinya?


Mungkin akan membantu jika peserta didorong untuk mengingat keterampilan mereka
untuk membangun kepercayaan diri dan dukungan. Gunakan keterampilan untuk
membangun kepercayaan diri dan memberi dukungan

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 109


KASUS 2

Ny. P berumur 20 tahun. Bayinya lahir kemarin dan sangat sehat. Dia sudah mencoba
menyusui dua kali, tapi payudaranya masih lembut. Dia pikir dia tidak punya susu dan tidak
akan bisa menyusui. Saat bayinya menangis, dia meletakkannya di payudara. Bayi itu menyusu
di payudaranya beberapa kali. Suaminya telah menawarkan untuk membelikannya botol dan
susu formula. Dia juga mengatakan padanya bahwa dot akan menghentikan bayi menangis dan
berencana untuk membawanya hari ini.

1. Apa yang bisa Anda katakan untuk menerima apa yang dikatakan Ny. P tentang
ASInya?

2. Apa alasan Ny. P meragukan kemampuannya untuk menyusui?

3. Informasi relevan apa yang akan Anda berikan padanya?

4. Bantuan praktis apa yang dapat Anda berikan kepada Ny. P?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 110


Lampiran MPI 3 IHB 1c

Panduan Diskusi Kelompok Kesehatan ibu

Tujuan:
Peserta mampu memahami kesehatan ibu

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta
2. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan hal-hal penting yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan obat-obatan saat menyusui.
3. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menjelaskan hasil diskusi kepada seluruh
kelompok dan mendiskusikan bersama
4. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.
5. Fasilitator membuat rangkuman hasil disksui

Alat bantu:
1. Flipchart/Slide
2. Spidol dan selotip kertas

Lampiran MPI 3 IHB 2a.

Latihan Kasus Tantangan Bayi menangis dan Enggan menyusu

Tujuan:
Peserta mampu memahami tantangan bayi menangis dan enggan menyusu

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Latihan Tantangan bayi menangis dan
enggan menyusu di modul peserta.
3. Fasilitator meminta peserta mengerjakan latihan tersebut
4. Fasilitator mendiskusikan bersama jawaban dari setiap latihan yang telah dikerjakan
tersebut di kelompok masing-masing.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Latihan Kasus tantangan bayi menangis dan enggan menyusu
2. ATK

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 111


Latihan Kasus Tantangan bayi menangis dan enggan menyusu

KASUS 1

Ny. B melahirkan bayi dengan ekstraksi vakum kemarin. Bayinya memar di bagian kepala Ketika
Ny. B mencoba memberinya makan, dia menangis dengan keras dan menarik diri. Ny. B sangat
sedih dan merasa akan terlalu sulit menyusui bayinya. Anda melihat dia mencoba menyusui
bayinya, dan Anda memperhatikan bahwa tangannya
menekan bagian yang memar.

1. Mengapa bayi Ny. B menangis keras dan tidak bisa menyusu langsung dari
payudara?

2. Apa yang bisa Anda katakan untuk berempati dengan Ny. B?

3. Pujian dan informasi relevan apa yang dapat Anda berikan untuk membangun
kepercayaan diri Ny. B?

4. Bantuan praktis apa yang dapat Anda berikan kepada Ny. B?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 112


KASUS 2

Ny. M melahirkan bayi laki-lakinya kemarin. Dia mengatakan bahwa dia telah mencoba sendiri
untuk meletakkan bayinya di payudaranya, tetapi bayi tidak dapat menempel dengan baik, dan
sekarang dia mengalami kesulitan untuk menyusui dari payudara. Dia bilang dia harus
memberi susu botol.

Seorang perawat kini datang untuk membantu Ny. M memasang bayinya. Perawat mengatur
posisi bayi menghadap payudara Ny. M. Perawat kemudian memegang payudara ibu M
dengan satu tangan, dan bagian belakang kepala bayi dengan tangan lainnya. Perawat
kemudian mencoba mendorong bayi ke payudara. Bayi itu mendorong kepalanya ke belakang
dan menangis.

1. Mengapa bayi Ny. M enggan menyusu dari payudara?

2. Apa yang bisa Anda katakan untuk memuji ibu dan perawat?
Ibu:

Perawat:

3. Apa yang menurut Anda seharusnya dilakukan oleh perawat?


Beri saran bahwa teknik yang berbeda dapat membantu.

4. Tiga hal apakah yang menurut Anda dapat dilakukan oleh Ny. M?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 113


D. TES FORMATIF

1. Termasuk di bawah ini adalah tatalaksana klinis pada puting datar dan
terbenam yaitu:
a. Berikan alat bantu seperti nipple shield ketika menyusui
b. Bangun rasa percaya diri ibu dan bantu ibu untuk mulai menyusu segera
setelah melahirkan.
c. Tarik-tarik puting sejak masa kehamilan untuk membantu supaya puting
keluar.
d. Bayi harus menyusu di puting saja sehingga puting tertarik keluar.
e. Beri ibu susu formula sebagai tambahan untuk kebutuhan bayinya.

2. Tanda dan gejala bayi baru lahir tidak mendapat cukup ASI di bawah ini
adalah:
a. Penurunan berat badan 8-10% hari kelima dan terdapat bukti klinis dehidrasi.
b. Dalam 24 jam pertama, bayi seringkali mengantuk dan menyusu 5-12 kali.
c. Bayi usia enam hari akan buang air kecil sebanyak minimal 6 kali dalam 24
jam.
d. Penurunan berat badan lebih dari 10% pada bayi usia 5 hari.
e. Bayi menangis dan menyusu pada ibu dengan baik.

3. Jenis obat yang paling aman untuk menyusui adalah


a. Sitostatika.
b. Substansi radioaktif.
c. Kloramfenikol.
d. Tetrasiklin.
e. Paracetamol.

4. Di bawah ini cara membantu ibu/pengasuh dengan bayi sering menangis:


a. Langsung berikan bantuan praktis sehingga ibu/pengasuh dapat segera
terbantu.
b. Berikan semua informasi mengenai pentingnya menyusui walaupun bayi
menangis.
c. Dengarkan dan pelajari terlebih dahulu serta amati proses menyusuinya.
d. Berikan simpati kepada ibu/pengasuh sehingga dapat terbantu.
e. Berikan banyak saran untuk memudahkan ibu/pengasuh ddengan bayi yang
sering menangis.

5. Di bawah ini merupakan indikasi bayi untuk pemberian suplementasi:


a. Berat badan lahir rendah (<2500 g)
b. Bayi normal namun sering menangis.
c. Bayi tampak enggan menyusu.
d. Bayi dengan gangguan metabolisme
e. Bayi lahir di atas 32 minggu.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 114


E. KUNCI JAWABAN

1. b
2. a
3. e
4. c
5. d

F. REFERENSI

• Annex on Breastfeeding and maternal medication: Recommendation for drugs in


the essential drug list.
• Breastfeeding A guide for the medical profession 18ed, Ruth Lawrence & Robert
Lawrence, Elsivier, 2016.
• Helping mothers to breastfeed (Revised Edition, African Medical and Research
Foundation, 1992).
• Hetzel Campbell S, Lauwers J, Mannel R, Spencer B, Lactation Education
Accreditation and Approval Review Committee. Core.
• Mastitis. Causes and management. Geneva: World Health Organization; 2000
(WHO/FCH/CAH/00.13;https://www.who.int/maternal_child_adolescent/document
s/fch_cah_00_13/en/ , diakses 13 Maret 2020).
• WHO/ UNICEF. Acceptable medical reasons for use of breast-milk substitutes.
Jenewa: World Health Organization; 2009
• WHO/ UNICEF. Acceptable medical reasons for use of breast-milk substitutes.
Jenewa:WHO;2009(http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69938/1/WHO_FCH_
CAH_09.01_eng.pdf, diakses 19 Maret 2020).

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 115


MATA PELATIHAN INTI 4
DUKUNGAN PADA KEBERHASILAN MENYUSUI

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Keberhasilan menyusui seorang ibu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Selain
keluarga terdekat seperti suami dan orang-orang yang tinggal satu rumah dengan ibu,
dukungan keberhasilan juga diperlukan dari tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
bahkan hingga kebijakan yang berlaku mengenai dukungan menyusui.
Dukungan dapat diberikan sejak ibu hamil hingga saat melahirkan dan bahkan hingga
ibu telah pulang dari fasilitas kesehatan. Tentunya hal ini membutuhkan tenaga
kesehatan yang memahami bagaimana cara memberikan dukungan sehingga ibu dapat
berhasil menyusui sesuai rekomendasi. Mata pelatihan ini akan membahas Kode
Internasional pemasaran produk pengganti ASI, dukungan persiapan menyusui pada
antenatal dan dukungan menyusui pada saat persalinan dan pasca persalinan.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan dukungan pada keberhasilan
menyusui.

2. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan Kode Internasional pemasaran produk pengganti ASI
b. Melakukan dukungan persiapan menyusui pada antenatal
c. Melakukan dukungan menyusui pada saat persalinan dan pasca persalinan

MATERI POKOK
Materi pokok pada Mata Pelatihan Inti ini meliputi:
1. Kode Internasional pemasaran produk pengganti ASI
2. Dukungan persiapan menyusui pada antenatal
3. Dukungan menyusui pada saat persalinan dan pasca persalinan

B. KEGIATAN BELAJAR

MATERI POKOK 1. KODE INTERNASIONAL PEMASARAN PRODUK PENGGANTI


ASI

PENDAHULUAN
Kode Internasional pemasaran produk pengganti ASI merupakan aturan minimal untuk
melindungi pemberian makan bayi yang diadopsi oleh World Health Assembly (WHA).
Kode mengatur promosi dan pemasaran produk pengganti ASI bukan melarang pengganti
ASI. Kode mencakup semua pengganti ASI termasuk susu formula bayi, susu formula
lanjutan, susu pertumbuhan dan produk susu lainnya yang dipasarkan untuk bayi hingga
usia 36 bulan; makanan lainnya seperti air, teh, makanan sereal jika dipasarkan sebagai
makanan yang cocok untuk bayi di bawah usia 6 bulan; botol susu, dot dan empeng.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 116


INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk menjelaskan Kode
Internasional pemasaran produk pengganti ASI

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Mengenal Kode
2. Poin-poin penting Kode

URAIAN MATERI POKOK


Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan Kode Internasional Pemasaran pengganti
ASI? Mari kita pelajari bersama dengan penuh semangat…

1. Mengenal Kode

▪ Semua produsen memromosikan produk mereka dan mencoba membujuk orang


untuk membeli lebih banyak. Produsen pengganti ASI juga memromosikan produknya,
untuk membujuk ibu/pengasuh agar membeli lebih banyak.
▪ Promosi ini mengganggu kepercayaan ibu akan kemampuannya untuk menyusui. Ini
juga mengidealkan produk melalui klaim kesehatan yang menyesatkan. Hal ini
membahayakan praktik menyusui dan berdampak negatif pada persepsi ibu tentang
kualitas ASI.
▪ Menyusui tidak boleh terganggu oleh efek promosi pengganti ASI. Salah satu cara
penting untuk melindungi kebiasaan menyusui adalah dengan mengatur promosi
makanan pengganti ASI, baik secara internasional maupun nasional.
▪ Fasilitas kesehatan individu dan petugas kesehatan juga dapat melindungi ASI.
Mereka dapat menolak perusahaan mempromosikan pengganti ASI melalui mereka.
Ini adalah tanggung jawab yang penting.

Cara produsen dan distributor mempromosikan pengganti ASI kepada ibu dan ibu hamil:

▪ Produsen dan distributor menggunakan promosi dan iklan tempat penjualan untuk
mendorong ibu membeli pengganti ASI dan botol susu.
▪ Produsen menggunakan promosi silang (cross promotion) dengan meluncurkan
produk dengan label yang menghubungkan antara formula bayi dan formula
berikutnya. Hal ini mendorong ibu untuk kemudian membeli susu formula lanjutan atau
susu pertumbuhan. Mungkin hal ini juga merupakan strategi untuk memromosikan
susu formula bayi secara tidak langsung jika ada undang-undang nasional yang
melarang promosi secara langsung.
▪ Produsen dan distributor memromosikan penjualan pengganti ASI dan botol susu
kepada para ibu, melalui display khusus dan kupon diskon. Mereka memberikan
sampel pengganti ASI gratis kepada para ibu.
▪ Jika diberikan sampel gratis, bahkan ibu yang berniat menyusui lebih cenderung mulai
menggunakan pengganti ASI. Seperti yang kita pelajari di sesi sebelumnya, makanan

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 117


pengganti yang tidak perlu dapat mengganggu proses menyusui, dan dapat
memengaruhi pasokan ASI ibu. Hal ini dapat menyebabkan ibu berhenti menyusui.
▪ Produsen dan distributor memberikan kupon kepada para ibu untuk mendapatkan
potongan harga pengganti ASI.
▪ Mereka juga beriklan melalui berbagai cara termasuk baliho, bus, majalah, televisi,
grup media sosial, pesan SMS (teks) dan video.

Cara produsen dan distributor mempromosikan pengganti ASI kepada tenaga kesehatan
dan fasilitas kesehatan

▪ Produsen dan distributor memberikan poster dan kalender ke fasilitas kesehatan untuk
dipajang di dinding. Desainnya sangat menarik dan membuat tempat terlihat lebih
bagus, sambil memromosikan brand perusahaan.
▪ Mereka memberikan materi informasi yang menarik ke fasilitas kesehatan untuk
dibagikan kepada keluarganya. Meskipun beberapa informasi mungkin tampak
berguna, hal itu sering kali mengganggu proses menyusui.
▪ Mereka memberikan barang-barang yang berguna, seperti pena atau bagan
pertumbuhan, dengan logo perusahaan di atasnya. Terkadang mereka memberikan
barang yang lebih besar seperti televisi atau inkubator ke fasilitas kesehatan.
▪ Mereka memberikan sampel pengganti ASI gratis kepada bagian maternitas.
▪ Mereka memberikan hadiah gratis kepada tenaga kesehatan.
▪ Mereka beriklan di jurnal medis dan literatur lainnya.
▪ Mereka membayar biaya pertemuan atau konferensi, lokakarya atau perjalanan, atau
menyediakan makan siang gratis di sekolah rumpun ilmu kesehatan, kedokteran, gizi,
atau kebidanan.
▪ Mereka mendanai dan mensponsori layanan kesehatan dengan banyak cara lain dan
memberikan hibah.

▪ Pada tahun 1981, World Health Assembly (WHA) mengadopsi Kode Internasional
Pemasaran Internasional Pengganti ASI, yang bertujuan untuk mengatur promosi dan
pemasaran pengganti ASI.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 118


▪ Kode adalah aturan minimum untuk melindungi pemberian makan bayi.
▪ Resolusi World Health Assembly selanjutnya (sekitar dua tahun sekali) juga disepakati
dan memiliki status yang sama dengan Kode.
▪ Kode berkaitan dengan pemasaran, tidak melarang pengganti ASI atau botol dan dot.
Kode ini memungkinkan makanan bayi untuk dijual tanpa pemasaran yang agresif
yang meremehkan pentingnya menyusui, dan mengajak setiap negara untuk membuat
aturan dan regulasi khusus untuk menerapkan Kode.
▪ Kode ini mencakup:
- Semua pengganti ASI termasuk susu formula bayi, susu formula lanjutan,
susu pertumbuhan dan produk susu lainnya yang dipasarkan untuk bayi
hingga usia 36 bulan.
- Makanan lainnya seperti air, teh dan makanan sereal jika dipasarkan
sebagai makanan yang cocok untuk bayi di bawah usia enam bulan.
- Botol susu, dot dan empeng.

Kini Anda telah memahami apa itu Kode Internasional pemasaran produk pengganti ASI.
Mari kita lanjutkan ke pembelajaran berikutnya bersama.

2. Poin-poin penting Kode

RINGKASAN KODE INTERNASIONAL PEMASARAN PRODUK


PENGGANTI ASI
1. Tidak ada iklan atau promosi pengganti ASI (termasuk produk apa pun yang
dipasarkan atau diwakili untuk menggantikan ASI sepenuhnya atau
sebagian), botol susu, dot atau empeng.
2. Tidak ada sampel gratis, persediaan gratis atau berbiaya rendah (termasuk
sumbangan).
3. Tidak ada promosi produk di tempat atau melalui fasilitas perawatan
kesehatan.
4. Tidak ada kontak antara tenaga pemasaran dan ibu (termasuk petugas
kesehatan yang dibayar oleh perusahaan untuk memberi nasihat atau
mengajar).
5. Tidak ada hadiah atau contoh pribadi untuk ibu dan keluarganya, atau
petugas kesehatan.
6. Label harus ditulis dalam bahasa yang sesuai dan tidak ada kata atau
gambar yang mengidealkan pemberian makanan pengganti ASI.
7. Hanya informasi ilmiah dan faktual yang akan diberikan kepada petugas
kesehatan.
8. Pemerintah harus memastikan bahwa informasi yang obyektif dan
konsisten diberikan tentang cara menyusui bayi dan anak.
9. Semua informasi tentang pemberian makanan pengganti ASI, termasuk
label, harus menjelaskan manfaat menyusui dan memperingatkan biaya
dan bahaya yang terkait dengan pemberian formula bayi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 119


▪ Jika pengganti ASI dipromosikan, ada risiko ibu menyusui ingin menggunakannya.
Mereka mungkin kehilangan kepercayaan diri dalam menyusui dan memutuskan untuk
memberi bayi mereka dengan formula bayi. Penyebaran ini disebut "spillover".
▪ Jadi, menerapkan Kode juga penting untuk melindungi ibu yang sudah menyusui.
Pengganti ASI (jika diperlukan) harus didistribusikan dengan cara yang mudah diakses
dan berkelanjutan. Harus didistribusikan secara individual, dengan cara yang
menghindari gangguan pada ibu menyusui.
▪ Pada Mei 2016, WHA menerbitkan panduan tentang cara mengakhiri promosi
makanan yang tidak tepat untuk bayi dan anak. World Health Assembly mendesak
semua negara untuk menerapkan Panduan tersebut. Panduan ini membantu untuk
lebih memperjelas beberapa aspek tertentu dari Kode. Poin-poin penting di dalamnya
adalah sebagai berikut:
• Ini menjelaskan bahwa Kode berlaku untuk semua pengganti ASI, yang
mencakup semua produk susu yang secara khusus dipasarkan untuk
menyusui bayi dan anak kecil hingga usia tiga tahun (termasuk pengganti
ASI tindak lanjut dan susu pertumbuhan). Seharusnya tidak ada promosi
silang untuk mempromosikan pengganti ASI secara tidak langsung melalui
promosi makanan untuk bayi dan anak kecil.
• Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan harus menghindari konflik
kepentingan dengan perusahaan yang memasarkan makanan untuk bayi
dan anak kecil. Oleh karena itu, mereka tidak boleh menerima sumbangan
peralatan atau layanan; hadiah atau insentif; menjadi tuan rumah untuk
acara tertentu; penyediaan pendidikan bagi orangtua dan pengasuh
lainnya tentang pemberian makan bayi dan anak kecil; atau mensponsori
pertemuan ilmiah oleh perusahaan tersebut.
• Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan tidak boleh terlibat dalam segala
bentuk promosi atau sponsor oleh industri. Mereka seharusnya tidak
mengizinkan penayangan segala jenis iklan pengganti ASI. Mereka tidak
boleh menerima kupon diskon atau memberikan contoh pengganti ASI
kepada ibu untuk digunakan di fasilitas atau untuk dibawa pulang.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Promosi produk pengganti ASI dapat mengganggu kepercayaan diri ibu dalam
menyusui bayinya. Kode Internasional pemasaran pengganti ASI mengatur promosi
makanan pengganti ASI untuk melindungi menyusui. Produsen dan distributor
menggunakan promosi produk termasuk pormosi silang (Cross promotion) baik secara
langsung kepada ibu ataupun melalui cara lain seperti iklan, media sosial dan lain
sebagainya.
b. Tenaga kesehatan perlu mengetahui poin-poin penting yang ada di dalam Kode. Baik
enaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan tidak boleh terlibat dalam segala bentuk
promosi atau sponsor industri dan mendukung pemberian ASI. Tenaga kesehatan dan
fasilitas kesehatan perlu memahami hal ini untuk menghindari terjadinya pelanggaran-
pelanggaran yang dapat memberikan sanksi sesuai peraturan yang ada.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 120


MATERI POKOK. 2. DUKUNGAN PERSIAPAN MENYUSUI PADA ANTENATAL

PENDAHULUAN
Dukungan pada keberhasilan menyusui dimulai sejak ibu hamil dimana ibu dapat mulai
merencanakan untuk menyusui bayinya. Kegiatan untuk mendukung ibu hamil dapat
dilakukan baik secara kelompok maupun individu dengan topik-topik yang berkaitan dan
menyusui serta sesuai kebutuhan ibu. Penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami
dukungan apa saja yang perlu dilakukan pada masa antenatal.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk melakukan dukungan
persiapan menyusui pada antenatal.

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Pentingnya persiapan menyusui pada antenatal.
2. Kegiatan dukungan pada antenatal

URAIAIN MATERI POKOK


Tahukan Anda pentingnya persiapan menyusui pada masa antenatal? Mari kita pelajari
bersama dengan tetap semangat ya…

1. Pentingnya persiapan menyusui pada antenatal

▪ Kehamilan adalah waktu penting untuk berdiskusi tentang pentingnya menyusui dan
manajemen laktasi.
▪ Sebagai tenaga kesehatan, kita harus bertanya kepada ibu tentang rencana mereka
menyusui bayinya. kita harus menunjukkan dukungan kita terhadap menyusui dan
kesediaan untuk membantu.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 121


▪ Ingatkan mereka bahwa adalah menyusui pilihan mereka, jadi kita tidak akan bersikap
memaksa jika mereka memilih untuk tidak menyusui. Bicaralah dengan semua ibu
hamil tentang bagaimana mereka akan menyusui bayi mereka.
▪ Tunjukkan dengan jelas bahwa kita mendukung menyusui, dan bahwa kita ingin
membantu mereka. Hindari membuat mereka merasa bahwa kita akan mengkritik atau
menyalahkan mereka jika mereka tidak menyusui.
▪ Berbicaralah terutama dengan ibu yang baru melahirkan. Merekalah yang mungkin
paling membutuhkan bantuan.
▪ Bicaralah dengan setiap ibu pada dua kontak antenatal, jika memungkinkan, termasuk
tentang manajemen praktis setidaknya pada satu kesempatan.
▪ Gunakan waktu ini untuk membahas pengetahuan, keyakinan, dan perasaan wanita
tentang menyusui. Sesi ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri wanita
untuk menyusui. Melalui percakapan ini, kita dapat mengidentifikasi siapa yang
mungkin membutuhkan dukungan ekstra.

Apakah ibu perlu mempersiapkan payudaranya untuk menyusui?


▪ Dalam beberapa budaya, ibu hamil diharapkan mempersiapkan payudaranya untuk
menyusui. Praktik ini mungkin termasuk memijat, meregangkan atau "menarik" puting,
memakai pelindung payudara, atau mengoleskan krim khusus.
▪ Kita sekarang tahu teknik ini tidak efektif, dan tidak perlu merekomendasikannya.

Anda telah mempelajari pentingnya dukungan persiapan pada masa antenatal. Tahukah
Anda apa saja kegaitan dukungan paa antenatal? Mai kita lanjutkan pembelajran berikut
ini bersama.

2. Kegiatan dukungan pada antenatal

Dukungan menyusui antenatal dapat dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan yaitu:
1. Kegiatan kelompok
2. Kegiatan individu

Kegiatan kelompok
Kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin dengan membahas topik-topik yang berbeda.
Satu kelompok dapat terdiri dari ibu hamil atau dengan pasangannya.
▪ Tentukan topik-topik penting untuk dibahas dalam kelompok. Beberapa topik
mungkin saja perlu dibahas secara individu.
▪ Jelaskan manfaat menyusui, khususnya ASI Eksklusif.
▪ Kebanyakan ibu memutuskan bagaimana mereka akan menyusui bayi mereka
jauh sebelum mereka memiliki anak - seringkali sebelum mereka hamil. Jika
seorang ibu telah memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI, dia
mungkin tidak berubah pikiran. Tapi kita bisa membantu ibu yang bimbang dan
memberi kepercayaan pada orang lain yang berniat menyusui. kita dapat
mendorong ibu untuk menyusui secara eksklusif, bukan parsial.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 122


▪ Bicarakan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan apa yang terjadi setelah
melahirkan; menjelaskan tentang ASI pertama, dan praktik di rumah sakit,
sehingga mereka tahu apa yang diharapkan.
▪ Berikan informasi sederhana yang relevan tentang cara menyusui, seperti
menyusui secara responsif dan memposisikan bayi.
▪ Diskusikan pertanyaan ibu.
▪ Biarkan para ibu memutuskan apa yang ingin mereka ketahui lebih banyak
seperti beberapa dari mereka mungkin khawatir tentang pengaruh menyusui
terhadap bentuk payudara mereka. Mungkin akan membantu jika mereka
membahas kekhawatiran ini bersama-sama.
▪ Kegiatan kelompok tidak mencakup pemberian informasi tentang cara
menyiapkan susu formula.

Poin-poin utama yang perlu diingat:


▪ Jelaskan pentingnya menyusui dan kolostrum. Jelaskan bahwa ASI pertama
ibu, kolostrum, sudah ada sebelum sang bayi lahir. Ibu perlu memahami
kolostrum adalah ASI pertama bayi.
▪ Jelaskan rekomendasi global: pemberian ASI eksklusif selama enam bulan
dan dilanjutkan pemberian ASI hingga dua tahun atau lebih.
▪ Yakinkan ibu dan keluarga bahwa ASI adalah satu-satunya yang dibutuhkan
bayi mereka selama enam bulan pertama.
▪ Diskusikan apa yang terjadi setelah melahirkan. Jelaskan praktik rumah sakit
sehingga mereka tahu apa yang diharapkan:
• Kontak kulit-ke-kulit sesegera mungkin dan terus-menerus
• Mulai menyusui segera setelah bayi lahir.
• Rawat gabung.
▪ Berikan informasi sederhana yang relevan tentang cara menyusui.
▪ Tunjukkan posisi dan pelekatan bayi menggunakan boneka bayi.
▪ Jelaskan pemberian ASI yang responsif dan tidak terbatas, yang dapat
memastikan suplai ASI yang baik.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 123


▪ Jelaskan tentang isyarat menyusu bayi.
▪ Dorong ibu untuk berbagi kekhawatiran, keraguan dan perasaan mereka. Ibu
hamil dalam kelompok yang pernah menyusui sebelumnya dapat berbagi
pengalamannya.
▪ Tanyakan kepada ibu apakah mereka memiliki masalah lain, atau apa yang
ingin mereka ketahui lebih banyak.
▪ Di beberapa komunitas, ibu mungkin mengkhawatirkan citra tubuh mereka
setelah lahir. Ibu lain telah menyaksikan pengalaman menyusui yang sulit, jadi
mereka mungkin memiliki pertanyaan tentang tantangan tersebut.
▪ Sesi kelompok menyediakan ruang untuk membahas masalah tersebut
bersama-sama. Yakinkan ibu hamil bahwa tenaga kesehatan akan membantu
mereka menyusui setelah bayinya lahir.
▪ Dorong mereka untuk meminta bantuan setelah melahirkan, jika perlu.
Sebelum ibu meninggalkan fasilitas tersebut, dia harus memiliki informasi lebih
lanjut dan sumber daya komunitas.
▪ Penting untuk mendiskusikan jenis dukungan apa yang akan dimiliki ibu
setelah melahirkan dan di rumah.
▪ Anda juga dapat mendorong ibu untuk berbicara dengan penyedia layanan
kesehatan mereka tentang praktik persalinan sayang ibu. Praktik tertentu
dapat memengaruhi kontak awal dan menyusui.
▪ Dorong ibu untuk:
• Memiliki pendamping selama persalinan yang dapat tinggal bersama
mereka setelah bayinya lahir;
• Dukungan ini selama dan setelah persalinan dapat membantu ibu merasa
lebih nyaman dan didukung;
• Diskusikan intervensi, seperti meredakan nyeri dan operasi sesar dengan
penyedia perawatan mereka sebelum persalinan.
▪ Setelah sesi kelompok, perkenankan setiap ibu untuk berbicara dengan kita
secara individu. Tanyakan tentang pengalaman menyusui sebelumnya, jika dia
pernah memiliki bayi lain.

Kegiatan Individu
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat personal, dihadiri ibu dan keluarganya saja.
▪ Tanyakan tentang pengalaman menyusui sebelumnya.
▪ Jika ibu berhasil menyusui, kemungkinan besar ia akan melakukannya lagi.
Jika ibu mengalami kesulitan, atau jika bayi diberi susu formula, dengarkan
ceritanya dan berempati dengannya. Beri ibu informasi yang relevan untuk
membantu membangun kepercayaan dirinya dalam menyusui. Jelaskan
bagaimana ibu berhasil menyusui kali ini. Yakinkan ibu bahwa kita akan
membantunya.
▪ Tanyakan apakah ibu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran.
▪ Periksa payudaranya hanya jika ibu mengkhawatirkannya. Beri ibu umpan
balik positif jika kita memeriksa payudaranya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 124


▪ Ibu mungkin khawatir tentang ukuran payudaranya atau bentuk putingnya.
Payudara tidak perlu diperiksa secara rutin jika ibu tidak mengkhawatirkannya.
▪ Bangun kepercayaan dirinya dan jelaskan bahwa kita akan membantunya.
▪ Sebagian besar kita dapat memastikan bahwa payudaranya baik-baik saja,
dan bayinya akan dapat menyusu. Jelaskan bahwa kita atau konselor lain akan
membantunya.

Atasi kekhawatiran yang umum terjadi selama kehamilan


▪ Dorong dia untuk memberi tahu kita jika dia memiliki kekhawatiran atau
keraguan tentang menyusui, jika dia berniat memberikan ASI campuran.
▪ Periksa payudaranya hanya jika dia mengkhawatirkannya.
▪ Dia mungkin khawatir tentang ukuran payudaranya atau bentuk putingnya.
▪ Payudara tidak perlu diperiksa secara rutin jika dia tidak mengkhawatirkannya.
▪ Bangun kepercayaan dirinya dan jelaskan kita akan membantunya.
▪ Ingatkan dia, dengan dukungan, dia bisa mendapatkan pengalaman menyusui
yang positif. Jelaskan jika dia membutuhkan bantuan, petugas kesehatan akan
membantunya saat dia melahirkan.
▪ Diskusi individu juga merupakan saat yang tepat untuk menentukan di mana
seorang ibu mungkin membutuhkan konseling dan dukungan tambahan. Kita
dapat mengidentifikasi ibu dengan kekhawatiran yang perlu dibahas secara
individu. Bantu ibu berbicara tentang masalah yang mungkin memengaruhi
rencana ibu tentang cara menyusui bayi mereka. Tawarkan untuk berbicara
juga dengan anggota keluarga untuk membantu mereka mendukung ibu
tersebut.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 125


DUKUNGAN INDIVIDU DAN KONSELING

Ibu mungkin membutuhkan dukungan individu dan konseling sebagai berikut:


▪ Ibu mengalami kesulitan menyusui bayi sebelumnya atau tidak pernah mulai
menyusui.
▪ Memiliki kesulitan keluarga. Bantulah ibu tersebut untuk mengidentifikasi
anggota keluarga yang tidak mendukung dan cobalah untuk bertemu dengan
mereka untuk membahas masalah mereka.
▪ Kelebihan berat badan atau obesitas.
▪ Depresi atau terisolasi, tanpa dukungan sosial.
▪ Pernah menjalani operasi payudara atau trauma yang dapat mengganggu
produksi ASI.
▪ Menderita penyakit atau membutuhkan pengobatan yang dapat mengganggu
kehamilan atau menyusui.
▪ Bayinya berisiko tinggi membutuhkan perawatan khusus setelah lahir atau
mengalami kehamilan kembar.
▪ Apakah ibu sedang menyusui selama kehamilan. Yakinkan ibu bahwa ia dapat
terus menyusui saat hamil dan setelah bayi baru lahir. Ibu akan menyusui bayi
yang baru lahir terlebih dahulu, diikuti oleh anak yang lebih tua.
▪ Mirip dengan semua ibu hamil, dukung ia untuk menjaga dirinya sendiri, makan
dengan baik, dan istirahat.
▪ Jika ibu mengalami kontraksi rahim saat menyusui, ia harus membicarakannya
dengan tenaga kesehatan.

▪ Mulailah diskusi dengan pertanyaan terbuka seperti: “Apa yang ibu ketahui
tentang menyusui?” atau "Bagaimana ibu berencana menyusui bayi Ibu?"
▪ Jenis pertanyaan terbuka ini membuka peluang untuk:
• Memuji ibu tersebut atas pengetahuannya tentang menyusui atau
rencananya untuk menyusui;

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 126


• Mendiskusikan hambatan apa pun yang mungkin dikhawatirkan ibu dalam
menyusui;
• Mendiskusikan masalah yang mungkin dialami ibu tersebut dengan
menyusui di masa lalu.
▪ Jika kita mengajukan pertanyaan seperti, "Apakah ibu akan menyusui?" Ibu itu
mungkin menjawab tidak. Ini merupakan contoh pertanyaan tertutup yang
dapat mempersulit kelanjutan diskusi.
▪ Gunakan keterampilan konseling kita untuk melanjutkan diskusi.
▪ Dengarkan ibu hamil mendiskusikan kekhawatiran dan kekhawatiran
pribadinya tentang menyusui bayinya. Diskusi harus berlangsung dua arah,
bukan seperti ceramah.
▪ Jika jawaban ibu tersebut menyatakan bahwa ia sudah mengetahui banyak
tentang ASI eksklusif, kita dapat memperkuat pengetahuannya. kita tidak perlu
memberikan informasi yang sudah ia ketahui.
▪ Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, diskusi ini sangat penting untuk
membantu seorang ibu membangun kepercayaan dirinya untuk menyusui.
DAFTAR TILIK: DAFTAR TILIK ANTENATAL dapat digunakan oleh peserta
sebagai tempat praktik untuk praktik lapangan.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Masa antenatal merupakan masa yang penting untuk mendiskusikan recana
menyusui. Sebelum memberikan edukasi, penting untuk mengetahui rencana ibu dan
mungkin pengalaman ibu sebelumnya. Persiapan menyusui saat antenatal seperti
menarik-narik puting, mamakai pelindung payudara atau mengoleskan krim khusus
tidak efektif memberikan dampak pada kelak proses menyusuinya.
b. Kegiatan dukungan menyusui pada masa antenatal dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk seperti kegiatan kelompok maupun kegiatan individu. Topik-topik dapat dipilih
sesuai kebutuhan satu per satu sehingga ibu dapat memahami dengan baik seluruh
isi topik yang sedang dibahas. Konseling merupakan kegiatan yang sifatnya individu
dimana akan membahas kondisi masing-masing ibu sehingga mendapatkan solusi
terbaik dan tepat. Penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami berbagai topik
yang penting untuk diberikan pada masa antenatal.

MATERI POKOK 3. DUKUNGAN MENYUSUI PADA SAAT PERSALINAN DAN


PASCA PERSALINAN.

PENDAHULUAN
Dukungan pada saat persalinan juga penting diberikan kepada ibu. Tenaga kesehatan
dapat membantu ibu untuk melakukan kontak kulit dan kulit antara ibu dan bayi serta
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Ibu perlu mengetahui isyarat makan bayi dan
mengenal bayinya sehingga perlu dirawat dalam satu ruangan selama 24 jam yang
disebut dengan rawat gabung (rooming in). Dukungan pasca persalinan banyak dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan dari sejak ibu masih di fasilitas kesehatan hingga setelah
pulang.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 127


INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk melakukan dukungan
menyusui pada saat persalinan dan pasca persalinan.

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Dukungan menyusui pada saat persalinan
2. Dukungan menyusui pasca persalinan

URAIAN MATERI POKOK


Tahukah Anda apa saja dukungan menyusui pada saat persalinan yang dapat
diberikan oleh tenaga kesehatan? Mari bersama kita pelajari materi berikut ini
dengan tetap semangat.

1. Dukungan menyusui pada saat persalinan

▪ Ibu dan bayi harus mulai kontak kulit-ke-kulit sesegera mungkin setelah lahir.
Ini harus terjadi terus menerus setidaknya selama 60 menit. Para ibu juga
harus didukung untuk mulai menyusui sesegera mungkin.
▪ Menurut penelitian, bayi yang mulai menyusu dalam satu jam pertama lebih
mungkin bertahan hidup di bulan pertama. Semakin lama menunda, semakin
besar risiko kematiannya.

Manfaat kontak kulit-ke-kulit.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 128


▪ Bayi diletakkan langsung di dada dan perut ibu, tanpa ada pakaian yang
memisahkan mereka. Bayi telanjang, sehingga tubuhnya bersentuhan
langsung dengan kulit ibunya.
• Semua bayi harus segera diletakkan di atas kulit ibu sambil dikeringkan
kemudian ditutup dengan selimut atau kain agar tetap hangat. Bayi
sebaiknya tidak dibungkus (dibedong) dengan erat setelah lahir. Jika suhu
ruangan dingin, tutupi kepala bayi dengan topi atau selimut agar tidak
kehilangan panas tubuh.
• Ibu harus melakukan kontak kulit-ke-kulit dengan bayinya sesering
mungkin selama setidaknya satu jam setelah melahirkan, tanpa henti. Dia
tidak harus berbaring telentang selama kontak kulit. Dia mungkin lebih
nyaman duduk atau bersandar, meletakkan bayi di antara payudaranya,
dan membiarkan bayi memberi respon secara alami.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 129


CATATAN:
kontak kulit-ke-kulit harus dilakukan dengan cara yang sama-sama aman bagi ibu dan bayi. Jika seorang
ibu telah menerima pengobatan yang mengganggu kemampuannya untuk kontak kulit, ia harus diawasi
secara ketat oleh petugas kesehatan. Harap pantau tanda-tanda vitalnya dan bayi untuk memastikan
keduanya akan tetap aman dan stabil selama saling bersentuhan.

▪ Berikut adalah dua gambar bayi yang kontak kulit dengan ibu segera setelah
lahir.
▪ Mereka menunjukkan perilaku naluriah dan refleks bayi yang baru lahir pada
satu jam pertama
▪ Bayi sedang istirahat. Kebanyakan bayi melakukan ini antara 10 dan 60 menit.
Ibunya harus membiarkan dia mengambil waktu, sampai bayi siap untuk
menyusu. Ini dapat memakan waktu satu hingga dua jam.

Perhatikan bayi menjadi lebih waspada dan membuka matanya dan mulai merespons
bau payudara ibunya. Pada titik ini, bayi akan mencoba melekat pada payudara

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 130


▪ Kebanyakan bayi merangkak perlahan menuju payudara saat mereka
bersentuhan langsung dengan ibunya. Saat bayi berada di dada ibunya
(bersentuhan langsung), bau payudara akan mendorong bayi untuk bergerak
ke arah puting.
▪ Jika ibu tidak menerima pengobatan selama persalinan, ia dan bayinya akan
merespons secara alami terhadap satu sama lain setelah persalinan.

CATATAN:
Jika dia telah meminum obat, bayi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk merespon.

▪ Ketika ibu dan bayi kontak kulit tanpa gangguan, bayi biasanya akan melalui
serangkaian perilaku naluriah sebelum menyusu yang disebut 9 tahap.
Sembilan tahapan tersebut adalah: menangis saat lahir; relaksasi; bangun;
beraktivitas; merangkak; istirahat; menyesuaikan diri; menyusu; dan tidur. Ini
mungkin membutuhkan waktu beberapa menit hingga satu jam atau lebih.
Sebaiknya ibu dan bayi kontak kulit lebih lama jika bayi belum menyusu satu
jam setelah lahir.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 131


▪ Bayi ini telah melekat sendiri pada payudara dan mulai menyusu dan
menyentuh puting dengan tangannya.
▪ Banyak bayi melekat pada payudara dan menyusu dengan baik tanpa bantuan.
▪ Apa yang kita lihat di slide ini seharusnya merupakan perawatan normal yang
diberikan kepada setiap ibu dengan bayi yang sehat.
▪ Slide ini menunjukkan bagaimana ibu dan bayinya merespons secara alami
satu sama lain setelah persalinan.
▪ Jika ibu dan bayi dipisahkan, maka pola perilaku bayi akan berubah.
▪ Bayi kurang terorganisir dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai
menyusu. Ini membuatnya lebih sulit untuk menyusu.
▪ Kecuali ada alasan medis yang diketahui untuk tidak menyusui, semua ibu
harus didorong untuk membiarkan bayinya menyusu langsung.

CATATAN:
Pertama kali bayi menyusu pada payudara harus dianggap sebagai pengenalan payudara alih-
alih menyusu. Ini kunci dalam memberikan dorongan dan membangun kepercayaan diri ibu.
Tidak boleh ada tekanan pada ibu atau bayi untuk:
• Seberapa cepat bayi menyusu untuk pertama kalinya.
• Berapa lama bayi menyusu untuk pertama kalinya
• Seberapa baik pelekatan bayi.
• Berapa banyak kolostrum yang dibutuhkan bayi.

▪ Bantuan lebih lanjut untuk menyusui dapat diberikan pada saat menyusui
berikutnya. Setelah pengenalan payudara, seringkali ibu dan bayi akan tidur
selama beberapa jam. Saat bayi terbangun kembali beberapa jam kemudian,
inilah saat yang tepat untuk membantu ibu menyusui.

Bagaimana kita (sebagai tenaga kesehatan) dapat membantu ibu dan bayinya untuk mulai
menyusui?
▪ Peran tenaga kesehatan saat ini adalah:
• Menyediakan waktu dan suasana yang tenang.
• Membantu ibu menemukan posisi yang nyaman.
• Menunjukkan perilaku positif bayi seperti kewaspadaan dan rooting,
• Membangun kepercayaan diri ibu.
• Tidak mendorong bayi ke payudara atau memaksakan payudara ke dalam
mulut bayi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 132


Kasus khusus: bayi prematur
▪ Inisiasi menyusu dini mungkin sulit dilakukan pada bayi prematur.
• Dukung bayi prematur untuk menghabiskan waktu dengan kontak kulit
sedini mungkin meskipun mereka tidak dapat menyusu dengan baik. Ini
dapat membantu mereka untuk “mengenal payudara”.
• Jika bayi sudah mulai menjilat, mencari, mengisap dan menelan ASI
langsung dari payudara, mereka dapat melakukannya dengan aman.
• Jangan berharap bayi langsung mengosongkan payudara.

CATATAN:
Ini saat yang tepat untuk menayangkan video. Saat menonton video, minta peserta untuk:
• Perhatikan bagaimana saling bersentuhan dilakukan
• Kenali perilaku bayi yang membuat bayi bergerak ke arah payudara.

▪ Slide ini menunjukkan seorang ibu yang baru saja melahirkan. Rekannya
berdiri di sampingnya, memberikan dukungan dan jaminan.
▪ Jangan tinggalkan ibu dan bayi sendirian selama satu jam pertama setelah
lahir.
▪ Dukung ibu untuk didampingi selama melahirkan dan bersalin, oleh suami atau
keluarga yang dapat menemani setidaknya sampai setelah menyusui pertama
kali. Seorang pendamping juga dapat membantu ibu dan bayi untuk
menemukan posisi yang nyaman. Pendamping harus diberi kursi atau bangku
untuk duduk.
▪ Tenaga kesehatan harus memantau ibu dan bayinya. Ibu yang mengantuk atau
berada di bawah pengaruh obat-obatan akan membutuhkan pengamatan lebih
intensif. Ini juga untuk menjamin keselamatan bayi.
▪ Terkadang ruang bersalin sangat sibuk, dan tidak mungkin ibu selalu dirawat
di sana. Pindahkan ibu dan bayi ke bangsal pasca persalinan bersama-sama

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 133


tanpa mengganggu proses saling bersentuhan. Misalnya di kursi roda atau di
atas tempat tidur.
▪ Ibu dan bayi tidak boleh dipisahkan kecuali ada indikasi medis. Prosedur rutin
harus, jika mungkin, menunggu sampai setelahnya, atau jika perlu, dapat
dilakukan selama kontak kulit-ke-kulit.
▪ Jika ibu dan bayi harus dipisahkan segera setelah lahir, saling bersentuhan
mungkin tertunda, tetapi harus dilakukan segera setelah kondisinya
memungkinkan.

Kasus khusus: Tidak dapat mulai menyusui dalam satu jam pertama.
▪ Terkadang ibu atau bayi tidak dapat menyusui selama satu jam pertama,
terutama jika proses persalinannya sulit atau melalui operasi. Mereka harus
didukung untuk kontak kulit selama lebih dari satu jam, dan untuk menyusui
sesegera mungkin.
▪ Jika bayi sedang tidak stabil dan membutuhkan perhatian segera, kontak kulit
dapat dilakukan saat bayi dalam keadaan stabil. Jika bayi mengantuk karena
obat dari ibu, lebih penting lagi untuk kontak kulit. Biarkan kontak berlanjut lebih
lama sampai bayi menunjukkan minat untuk menyusu.
▪ Jika bayi harus berada di unit perawatan intensif, dorong ibu untuk
mengunjungi, menyentuh, dan merawat bayinya sesering mungkin. Seringkali
bayi dibungkus erat dalam satu posisi. Dalam keadaan seperti ini, ibu harus
waspada mengenali isyarat menyusu. Kontak kulit dapat mendorong ibu untuk
meletakkan bayinya di payudara.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 134


Kasus khusus: Setelah operasi sesar.
▪ Operasi sesar seharusnya tidak mencegah ibu dan bayinya melakukan kontak
dini.
▪ Ibu yang diberi anestesi spinal atau epidural umumnya waspada dan dapat
langsung merespon bayinya. Kontak kulit dan menyusui bisa dimulai saat bayi
sudah siap.

CATATAN:
Dalam kebanyakan kasus, ibu dan bayi dapat mulai menyusui secara dini dan eksklusif setelah
operasi sesar. Terkadang ini tidak mungkin dilakukan. Untuk bayi cukup bulan yang sehat,
alternatifnya adalah menunggu sampai ibunya siap. Lihat materi Tantangan Menyusui pada
Bayi.

Efek dari operasi sesar pada ibu dan bayinya sehubungan dengan menyusui

▪ Dukungan tenaga kesehatan


• Tenaga kesehatan yang suportif berperan penting membantu ibu mulai
menyusui setelah operasi sesar.
• Seorang ibu tidak perlu bergerak untuk dapat menggendong bayinya dan
mulai menyusui. Bayilah yang menemukan payudara dan menyusu
sendiri (melekat sendiri).
• Selama ada orang yang membantu ibu dan bayinya, bayi bisa menyusu
langsung dari payudara. Ini bisa dilakukan meski ibu masih mengantuk
karena obat.
• Jika secara medis tidak memungkinkan bagi ibu, anggota keluarga lain
dapat melakukan kontak kulit dengan bayi. Ini membantu bayi agar tetap
hangat dan nyaman.
▪ Posisi yang nyaman

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 135


• Sebagai tenaga kesehatan, kita bisa membantu para ibu menemukan
posisi menyusui yang nyaman pasca operasi sesar.
• Jika ibu masih menerima infus, sesuaikan selang infus saat bayi berada
di dada ibu.
• Posisi berbaring miring membantu ibu menghindari rasa sakit. Berbaring
dengan bayi di atas dada ibu juga bisa membantu.
• Topang dengan bantal (di atas luka sayatan, di bawah lutut saat duduk,
atau di bawah lutut atas dan di belakang punggung saat berbaring
miring).

Daftar Tilik Pemantauan Neonatus saat IMD


Daftar tilik ini dapat digunakan ketika mendampingi kontak kulit ke kulit dan IMD

Kini Anda telah selesai mempelajari dukungan menyusui pada saat persalinan, lalu
bagaimana dengan dukungan menyusui pasca persalinan? Mari kita lanjutkan ke
pembelajran berikutnya dengan penuh semangat.

2. Dukungan menyusui pasca persalinan

2.1. Mempertahankan menyusui

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 136


▪ Sebagian bayi diberi susu formula sebelum mulai menyusu. Ini dapat berasal
dari metode yang berbeda termasuk botol, cangkir, sendok dll. Bagaimana
praktik pemberian susu formula di tempat Anda?
▪ Setiap susu formula yang diberikan sebelum bayi menyusu atau sebelum
suplai ASI ibu mencukupi disebut "makanan pralaktal atau prelakteal".
▪ Makanan tambahan adalah makanan atau cairan yang diberikan selain ASI,
kecuali obat tetes, sirup (vitamin, mineral, obat-obatan).

▪ Makanan pralaktal menggantikan kolostrum sebagai makanan bayi yang paling


awal.
• Bayi lebih mungkin terkena infeksi seperti diare dan meningitis.
• Bayi lebih mungkin mengalami intoleransi.
• Susu formula bisa menyebabkan alergi, seperti eksim.
▪ Makanan pralaktal dapat mengganggu proses menyusui.
• Makanan ini memuaskan rasa lapar bayi, jadi mereka lebih jarang menyusu
dan tidak sering merangsang payudara.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 137


• Jika bayi disusui dari botol-dot, mereka mungkin lebih sulit melekat pada
payudara (bingung puting).
• Ini membuatnya lebih sulit untuk mulai menyusui.
▪ Jika bayi hanya diberi makanan pralaktal sebelum menyusui, ibu kemungkinan
besar akan mengalami kesulitan. Jika ASI tidak dikeluarkan dari payudara, ini
dapat menyebabkan kondisi seperti pembengkakan. Durasi menyusui lebih
mungkin lebih singkat jika telah diberikan susu formula sebelum bayi
mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir.
▪ Makanan dan suplemen pralaktal hanya boleh diberikan jika ada indikasi medis
terdokumentasi yang dapat diterima, atau ibu membuat keputusan setelah
menerima informasi lengkap. Kita telah membahas di materi sebelumnya:
Indikasi medis pemberian suplementasi pada bayi.
▪ Konseling dengan ibu/pengasuh:
• Ibu dan tenaga kesehatan harus memahami risiko pemberian makanan
sebelum menyusui dan makanan pendamping yang tidak perlu.
• Gunakan keterampilan konseling (mendengarkan dan mempelajari)
untuk memahami mengapa ibu menggunakan suplemen. Ibu yang
mempertimbangkan untuk menggunakan suplemen mungkin
mengalami kesulitan menyusui dan merawat bayinya.
• Yang terbaik adalah membantu ibu mengatasi kesulitannya. Pemberian
makanan pendamping dapat membuat ibu kehilangan kepercayaan
pada kemampuannya untuk menyusui. Ia mungkin mudah terpengaruh
oleh nasihat untuk memberi bayinya suplemen. Penting untuk
mendukung ibu dan membangun kepercayaan diri serta
keterampilannya untuk menyusui.

Rawat Gabung (Rooming-in)

▪ Bayi dan ibu di slide ini sedang "dirawat gabung".

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 138


▪ Rawat gabung: Seorang bayi tinggal di kamar yang sama dengan ibu 24 jam,
segera setelah dilahirkan. Mereka tidak boleh dipisahkan lebih dari satu jam.
▪ Bayi biasanya berada di ranjang bayi di samping ranjang ibu. Bayi itu dekat
dengan ibu, dan ibu dapat menyentuh bayi dengan mudah ketika dia berbaring
di tempat tidur. Kadang-kadang ranjang bayi diletakkan di kaki tempat tidur ibu,
sehingga ibu tidak dapat melihat atau menyentuh bayinya dengan mudah.
Lebih baik ranjang bayi diletakkan di samping ranjang ibu. Terkadang, bayi
tinggal di ranjang yang sama dengan ibunya. Ini disebut "bedding in". Di
beberapa fasilitas "ranjang samping" tempat tidur bayi dipasang di tempat tidur
ibu, untuk memberi lebih banyak ruang bagi bayi Ini adalah pilihan yang lebih
aman daripada "bedding in" karena tidak ada bahaya ibu berguling di atas bayi
saat dia tertidur, tetapi menjaga bayi tetap dekat dengan ibunya.
▪ Bayi hanya boleh dipisahkan dari ibu/pengasuhnya untuk alasan medis dan
keamanan.
▪ Perawatan dan prosedur bayi harus dilakukan di samping tempat tidur ibu dan
dengan kehadiran ibu. Sebaiknya ibu yang merawat bayinya, untuk
membangun kepercayaan dirinya dan memberikan kenyamanan pada
bayinya.
▪ Bayi tidak perlu ditempatkan di ruang perawatan bayi, jauh dari ibunya, untuk
diawasi. Ibu bisa mengamati bayinya sendiri dan sering kali lebih jeli
memperhatikan perubahan sebelum tenaga kesehatan di ruang perawatan
bayi menyadarinya. Jika ibu lelah, fasilitasi istirahatnya dengan waktu tenang
dan minimalkan pengunjung, gangguan, dan prosedur.

Keuntungan rawat gabung:


▪ Memungkinkan seorang ibu untuk mengenali isyarat bayinya dan
menanggapinya - ini sulit ketika ibu dan bayinya dipisahkan, seperti jika
bayinya berada di ruang perawatan bayi;
▪ Membantu menjalin ikatan dan membangun kebiasaan menyusui;

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 139


▪ Memastikan bayi menyusu lebih sering dan bertambah berat badan lebih cepat
pada minggu pertama;
▪ Mendorong kepercayaan ibu tentang menyusui dan merawat bayinya;
▪ Menyusui berlanjut lebih lama setelah dipulangkan.
▪ Jika pemisahan diperlukan, waktu pemisahan harus sesingkat mungkin.
▪ Jika bayi berada di unit perawatan khusus, ibunya harus berada di kamar atau
di kamar sedekat mungkin;
▪ Dukung ibu untuk mengunjungi dan merawat bayinya semaksimal mungkin;
▪ Ini adalah waktu yang tepat untuk membantunya memerah ASI.
▪ Rawat ibu dengan baik, ia sangat penting untuk kesejahteraan dan
kelangsungan hidup bayi.
▪ Bantu ibu untuk tinggal di fasilitas saat bayinya dirawat di rumah sakit. Pastikan
dia memiliki tempat untuk tinggal/beristirahat di dekat bayi, dan berikan ibu
makanan dan cairan.
▪ Dengarkan ibu dan keluarganya serta jawab pertanyaan mereka. Pada saat
bayi sakit, orang tua mungkin khawatir atau kelelahan.
▪ Jika ibu memiliki anak lain di rumah untuk diasuh, sarankan ia untuk mencari
anggota keluarga lain untuk tinggal bersama mereka.

Menyusui Secara Responsif


▪ Menyusui responsif: ibu harus menyusui bayinya kapan pun bayi mau. Ibu
perlu belajar mengenali tanda-tanda bayi lapar dan kesiapan untuk menyusu.
Ini disebut "isyarat menyusu". Ibu harus menanggapi isyarat bayinya segera
dan sesering bayi mulai memberi tanda, dan membiarkan bayi menyusu
selama yang diinginkan setiap saat.
▪ Tenaga kesehatan perlu mendukung ibu untuk mengenali dan menanggapi
isyarat bayi mereka untuk menyusu, tentang kedekatan dan kenyamanan. Ini
perlu diajarkan kepada semua ibu, meskipun mereka memilih untuk menyusui
atau tidak.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 140


▪ Isyarat menyusu: tanda awal bayi siap menyusu meliputi:
• Membuka mulut dan memutar kepala untuk berusaha menemukan payudara
("rooting" atau mencari)
• Terbangun dan gelisah.
• Membuat suara-suara kecil.
• Membuat gerakan tangan ke mulut dan mengisap jari.
▪ Jika ibu tidak menanggapi tanda awal ini, bayi kemungkinan besar akan mulai
menangis - ini adalah isyarat yang terlambat, dan harus segera ditanggapi.
▪ Ketika bayi mulai menangis, ia mungkin menjadi sangat stres dan sulit untuk
menyusu.
▪ Karena ibu sedang mempelajari bagaimana cara menyusui, hal ini dapat
membuatnya semakin stres. Karena itu, mereka perlu mengenali isyarat menyusu
bayi.

Botol susu, dot dan empeng


▪ Terkadang keluarga menggunakan dot atau empeng untuk menenangkan bayi.
Botol susu, dot dan empeng dapat mengganggu kemampuan ibu untuk
mengenali isyarat menyusu. Menyusui mungkin ditunda sampai bayi menangis
dan gelisah. Jika bayi yang lapar diberi empeng alih-alih disusui, bayi akan
menyusu lebih sedikit, mengonsumsi lebih sedikit ASI, dan berat badannya
mungkin tidak akan bertambah. Hasilnya adalah gangguan pada pasokan ASI.
▪ Botol susu, dot dan empeng dapat membawa bakteri jika tidak dibersihkan
secara teratur, dan dapat meningkatkan infeksi telinga dan masalah gigi.
▪ Setiap bayi memiliki karakter yang berbeda. Beberapa bayi sangat tenang dan
menunggu untuk disusui. Mereka mungkin akan kembali tidur sendiri tanpa
bantuan apa pun. Bayi lain cepat bangun dan menjadi sangat kesal jika tidak
segera diberi makan. Bantu ibu untuk mengenali perilaku bayinya dan pelajari
cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 141


▪ Biarkan bayi menyusu selama yang mereka mau, asalkan mereka melekat
erat pada payudara.
▪ Ibu tidak disarankan untuk menyusui bayi dalam jangka waktu tertentu. Ini
termasuk membatasi waktu untuk masing-masing payudara. Dukung ibu
untuk "mengawasi bayi" dan untuk tidak "memperhatikan jam".
▪ Waktu menyusui yang sangat lama (biasanya lebih dari 40 menit), yang
sangat pendek (biasanya kurang dari 10 menit) atau yang sangat sering
(biasanya lebih dari 12 kali menyusui dalam 24 jam) dapat menunjukkan
bahwa bayi tidak melekat dengan baik di payudara (lihat materi: Cara Kerja
Menyusui untuk melihat tanda-tanda pelekatan).
▪ Biasanya, ketika bayi sudah mendapatkan ASI yang diinginkannya, mereka
akan melepaskan payudara. Seorang ibu harus membiarkan bayinya terus
menyusu sampai mereka berhenti dan melepaskan payudara. Ibu tidak
boleh melepas bayi sebelum puas.
▪ Jika bayi dilepaskan dari payudara terlalu cepat, mereka mungkin tidak
mendapatkan ASI lengkap dengan hindmilk yang kaya lemak. Jadi, mereka
akan kurang kenyang dan mungkin akan lebih cepat lapar.
▪ Setelah bayi selesai menyusu di satu payudara, ibu dapat menawarkan
payudara satunya. Kadang-kadang bayi hanya menyusu dari satu
payudara setiap kali, terutama ketika pasokan ASI mulai banyak pada
minggu-minggu awal.
▪ Ibu tidak perlu menyusui dari kedua payudara setiap kali. Jika bayi tidak
menginginkan payudara kedua, ibu dapat menawarkan payudara itu
terlebih dulu pada kesempatan menyusui berikutnya. Dengan cara ini,
kedua payudara mendapatkan jumlah rangsangan yang sama.

Seberapa sering ibu harus menyusui bayinya?


▪ Bayi membutuhkan makanan dalam jumlah yang berbeda-beda, mungkin
sekitar 8 sampai 12 kali sehari. Jeda waktu antara menyusui juga bervariasi
dari kurang dari satu jam hingga beberapa jam.
▪ Dalam beberapa minggu pertama, biarkan bayi menyusu sesering yang
mereka mau. Ibu tidak harus mengikuti jadwal menyusui, menunggu dalam
jangka waktu tertentu, atau mengikuti jam untuk memutuskan kapan waktu
berikutnya untuk menyusui.
▪ Bayi baru lahir biasanya ingin menyusu lagi setelah sekitar satu jam, atau
setelah tiga hingga empat jam di waktu lain dalam dua hingga tujuh hari
pertama. Mungkin lebih jarang di hari pertama, dan lebih sering di hari
kedua hingga ketiga.
▪ Begitu pasokan ASI meningkat, menyusui 8 hingga 12 kali dalam 24 jam
adalah hal biasa.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 142


Bagaimana jika bayi terlalu mengantuk untuk menyusu?
▪ Terkadang bayi sangat mengantuk, karena prematuritas atau efek obat
persalinan. Ibu mungkin perlu mencoba membangunkan bayinya untuk
menyusu selama satu atau dua hari pertama. Jika bayi tampak terlalu
mengantuk untuk menyusu, beri ibu saran untuk:
• Melepas selimut, pakaian tebal atau topi untuk membangunkan dan
membuat bayi terjaga;
• Memijat tubuh bayi dan berbicara dengan lembut.
• Menunggu setengah jam dan mencoba lagi.
• Memerah sedikit ASI langsung ke mulut bayi atau menawarkannya dengan
sendok atau cangkir.

CATATAN:
Hindari menyakiti bayi dengan menjentikkan atau mengetuk pipi atau kaki.

▪ Bayi dengan berat lahir rendah atau bayi yang sakit mungkin membutuhkan
waktu menyusui yang lebih lama. Mereka mungkin lebih sering berhenti
untuk beristirahat dan memulihkan tenaga.
▪ Penting untuk menyediakan kondisi yang tenang, hening, tidak terburu-
buru dan cukup lama untuk menyusu (terkadang satu jam atau lebih). Jika
bayi terlihat terlalu mengantuk atau rewel, ibu dapat berhenti memberikan
ASI. Ibu dapat terus membiarkan bayinya di payudara tanpa mencoba
untuk mulai menyusui. Kontak kulit dalam situasi ini akan mendukung
proses menjalin ikatan dan menyusui.
▪ Bayi mungkin tidak mendapatkan ASI sebanyak yang mereka butuhkan.
Berikan tambahan ASI dengan cangkir jika kenaikan berat badan bayi
terlalu lambat.

▪ Keuntungan dari pemberian menyusui secara responsif:


• ASI meningkat, berubah, atau "keluar" lebih cepat.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 143


• Bayi bertambah berat badan lebih cepat.
• Ada lebih sedikit kesulitan, seperti pembengkakan.
• Menyusui lebih mudah dilakukan.
▪ Menyusui langsung merupakan cara terbaik memberi makan bayi.

Perawatan Pasca Pulang


▪ Semua ibu membutuhkan bantuan dan dukungan untuk menyusui setelah
dipulangkan. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak dukungan dan
bantuan dari tenaga kesehatan atau konselor menyusui untuk ibu, semakin
besar kemungkinan ia melanjutkan menyusui.
▪ Di beberapa komunitas, banyak ibu berhenti menyusui secara eksklusif, atau
mereka mungkin berhenti menyusui sepenuhnya setelah beberapa minggu
atau bulan. Ini mungkin karena adanya kesulitan pada minggu dan bulan
pertama, dan jika tidak ada yang membantu, mereka dapat berhenti menyusui.
Jika ibu mendapat tekanan dari keluarga untuk menggunakan makanan
pendamping atau harus kembali bekerja, ibu ini membutuhkan dukungan
ekstra.
▪ Ibu membutuhkan persiapan untuk menyusui dan merawat bayi mereka
sebelum dipulangkan dari fasilitas. Setelah dipulangkan, mereka
membutuhkan bantuan dan dukungan berkelanjutan untuk melanjutkan
menyusui

▪ Sebelum dipulangkan, tenaga kesehatan yang ahli dalam dukungan menyusui


harus mengamati setiap ibu dan bayi selama menyusui dan membantu mereka
jika ada masalah. Ini seharusnya akan memastikan bahwa ibu tahu cara
menyusui. Jika ibu memberi susu formula bayi, dia juga perlu tahu cara
memberikan susu formula pada bayinya.
▪ Ibu harus mampu mengenali isyarat menyusu dan menyusui bayi mereka
secara responsif. Memberikan materi tertulis sebagai pengingat seringkali
membantu.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 144


CATATAN:
Materi harus akurat, dan bukan dari perusahaan yang memproduksi atau mendistribusikan
pengganti ASI, botol atau empeng.

▪ Sebelum ibu meninggalkan fasilitas kesehatan, ingatkan mereka akan


pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
▪ Jika seorang ibu dipulangkan sebelum ASI-nya “keluar”, beri ia informasi
berikut tentang perubahan ASI selama beberapa hari pertama setelah
melahirkan.
▪ Hari pertama sampai kedua: Kolostrum bisa tampak berwarna kuning, kental
dan hanya diproduksi dalam jumlah kecil. Jika seorang ibu memerah ASI saat
ini, hanya sedikit (seperti satu sendok teh) yang mungkin dia dapatkan. Tapi
inilah yang dibutuhkan bayi.
▪ Hari 3-4: Penampilan ASI berubah dan dengan peningkatan kuantitas. ASI
tampak lebih encer dan lebih putih; bahkan mungkin terlihat lebih berair. Ini
sangat normal. Yakinkan ibu bahwa ASI tetap mengandung cukup gizi untuk
bayinya.
▪ Mungkin ada tekanan pada ibu begitu dia kembali ke rumah untuk menambah
makanan bayinya. Jelaskan risiko pemberian susu formula atau pengganti ASI
lainnya. Juga, begitu mereka kembali ke rumah, mereka terkadang mengira
bayi mereka tidak mendapatkan cukup ASI. Mereka harus tahu di mana
mendapatkan dukungan menyusui yang berkelanjutan setelah mereka
dipulangkan.
▪ Tenaga kesehatan harus mengidentifikasi sumber daya komunitas untuk
membantu ibu melanjutkan menyusui. Dukungan ini harus peka secara budaya
dan sosial terhadap kebutuhan setiap ibu.
▪ Saat berbicara dengan seorang ibu selama kehamilannya, akan sangat
membantu jika ibu diberitahu mengenai komunitas atau kelompok pendukung
yang tersedia. Ini dapat membantunya untuk merasa percaya diri sejak awal.
Ibu dengan prioritas lain seperti anak atau pekerjaan lain seringkali dapat
memperoleh dukungan melalui komunitas.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 145


Perawatan lanjutan
▪ Ibu dan bayi berada di fasilitas kesehatan seringkali dalam waktu yang sangat
singkat.
▪ Ibu tidak dapat mengingat semua yang telah diajarkan kepadanya selama dia
dirawat. Bantuan dan dukungan menyusui sangat penting pada hari-hari dan
minggu-minggu awal setelah keluar dari rumah sakit. Ini dapat membantu
mengatasi tantangan menyusui dini yang terjadi.
▪ Pengalaman ibu akan berubah dari hari ke hari dan minggu demi minggu. Ibu
akan menghadapi beberapa fase berbeda dalam produksi ASI, pertumbuhan
bayi, dan keadaannya sendiri.

▪ Oleh karena itu, ibu akan membutuhkan dukungan tambahan selama ini.
Dukungan harus diberikan kepada semua ibu pada waktu-waktu tertentu.
▪ Tenaga kesehatan tidak boleh menunggu sampai tantangan menyusui muncul
atau sampai ibu benar-benar berhenti menyusui.

CATATAN:
Ada bukti bahwa kontak rutin yang dijadwalkan untuk konseling menyusui benar-benar
meningkatkan angka menyusui dan lebih baik daripada menunggu masalah muncul.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 146


▪ Ketika seorang ibu baru dipulangkan, dia harus dijadwalkan janji temu tindak
lanjut untuk dia dan bayinya oleh petugas kesehatan. Jika dia memiliki
pertanyaan atau kesulitan, dia harus menjadwalkan evaluasi tindak lanjut
lainnya. Seorang ibu baru dan bayinya harus dijadwalkan untuk dua janji temu
yang berbeda.
▪ Setidaknya empat janji temu tambahan akan diperlukan setelah waktu ini,
diatur dengan layanan masyarakat yang relevan, dengan kontak tambahan,
jika perlu.
▪ Kontak tindak lanjut 1: 2-4 hari setelah persalinan.
▪ Kontak tindak lanjut 2: 10-14 hari setelah persalinan. Beri tahu seorang ibu apa
yang dapat dia harapkan pada janji temu tindak lanjut ini dan yakinkan dia
bahwa itu perlu. Ini penting untuk:
• Memeriksa kondisi ibu dan bayinya.
• Mengamati proses menyusui dan bantu posisi dan pelekatan.
• Menasihati ibu tentang tantangan apa pun.
• Menjelaskan pola makan dan mendorong pemberian ASI eksklusif.
• Tenaga kesehatan juga dapat memberikan informasi online atau cetak
kepada ibu,
▪ Berikan informasi penting kepada ibu dan keluarganya tentang topik ini:
• Menyusui dan merawat ibu dan bayi.
• Daftar tanda-tanda abnormal pada bayi atau ibu yang membutuhkan
pertolongan
• Instruksi yang jelas untuk janji tindak lanjutnya.

CATATAN:
Meskipun informasi mungkin berguna bagi ibu, informasi itu tidak boleh menggantikan
perawatan lanjutan untuk ibu dan bayinya.

Dukungan komunitas
▪ Seorang wanita yang baru menjadi ibu mungkin membutuhkan dorongan dari
tenaga kesehatan untuk mencari bantuan dan menggunakan sumber daya dan
dukungan yang tersedia. Kadang-kadang ibu berpikir bahwa dia harus dapat
melakukan segalanya tanpa membutuhkan bantuan apa pun.
▪ Ibu mungkin berpikir jika ia mencari bantuan, ia akan dianggap sebagai ibu
yang buruk. Dukung semua ibu dan ingatkan mereka bahwa mencari dukungan
sejak awal adalah bagian dari merawat diri sendiri dan bayinya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 147


Dukungan tenaga kesehatan kepada ibu setelah mereka kembali ke rumah:
▪ Keluarga dan teman merupakan sumber dukungan penting untuk menyusui.
Jika memungkinkan, diskusikan dengan anggota keluarga tentang bagaimana
mereka dapat membantu.
▪ Namun, tidak semua ibu memiliki dukungan keluarga atau komunitas.
Misalnya, ia mungkin tinggal jauh dari keluarganya.
▪ Terkadang dukungan untuk pemberian ASI eksklusif masih kurang dalam
keluarga dimana bayi diberikan makanan dan suplemen sejak dini. Jadi,
penting bagi tenaga kesehatan untuk menilai dukungan yang tersedia di rumah
sebelum ibu dipulangkan, dan, jika mungkin, berbicara dengan keluarga.

Dukungan komunitas
▪ Memberikan dukungan komunitas kepada ibu untuk menyusui sangat
membantu. Setiap ibu harus dikaitkan dengan sumber daya dukungan
menyusui di komunitas mereka. Pusat layanan kesehatan primer dan tenaga
kesehatan komunitas seringkali lebih dekat dengan keluarga dan mungkin
dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka. Perawat komunitas
dan bidan akan melakukan kunjungan rumah untuk tindak lanjut dengan ibu
dan bayinya. Setiap kali tenaga kesehatan yang terlatih membantu menyusui
melakukan layanan kesehatan ibu dan bayi, mereka dapat membantu dan
mendukung ibu menyusui dan merawat bayi.
▪ Jika tenaga kesehatan menilai bahwa situasinya rumit, mereka harus merujuk
ibu ke fasilitas kesehatan yang tepat yang menyediakan dukungan menyusui
yang terampil.
▪ Di beberapa komunitas, dukungan menyusui disediakan oleh berbagai tenaga
kesehatan terlatih (konsultan laktasi/IBCLC, konselor menyusui, motivator
laktasi, dll) yang memberikan dukungan baik melalui kunjungan rumah, tindak
lanjut klinik menyusui, atau kelas menyusui.
▪ Kelompok masyarakat seperti kelompok pendukung ibu-ke-ibu atau kelompok
pendukung menyusui membantu ibu baru.
▪ Tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi kelompok yang ada untuk bekerja
dengan atau mendorong para ibu untuk membentuk kelompok di komunitas
mereka.
▪ Telepon juga dapat berguna untuk memberikan informasi kepada ibu atau
menjawab pertanyaan atau kekhawatiran mereka.

CATATAN:
Fasilitas kesehatan harus mengetahui semua kontak tindak lanjut untuk ibu-ibu di komunitas lokal dan
mengembangkan pengaturan kolaboratif dengan mereka. Kemudian mereka dapat mengatur untuk
merujuk ibu baru ke pusat layanan kesehatan primer atau kelompok komunitas yang sesuai untuk kontak
tindak lanjut setelah pulang dari fasilitas kesehatan. Mungkin juga bermanfaat jika ada pengaturan timbal
balik untuk merujuk ibu di komunitas yang bermasalah sehingga perlu dirujuk kembali ke fasilitas
kesehatan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 148


Mempertahankan menyusui hingga 2 tahun atau lebih:
Ibu mungkin berhenti menyusui karena beberapa alasan:
- Perilaku dan kepercayaan pada masyarakat mereka
- Mereka harus kembali bekerja diluar rumah
- Karena praktik pelayanan kesehatan kurang mendukung

▪ Perubahan dapat dibuat melalui sekolah dan edukasi serta mobilisasi masyarakat.
Jika kita memiliki kesempatan untuk bekerjasama dengan sektor lain, lakukan
advokasi untuk meningkatkan praktek pemberian makan pada bayi,
mengidentifikasi isu-isu bersama dan apa saja yang bisa dilakukan secara nyata.
▪ Kelompok pendukung ibu memungkinkan para ibu saling mendukung satu sama
lain dan mempertahankan menyusui.
▪ Tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi kelompok yang sudah ada untuk
bekerjasama atau mendukung para ibu membentuk kelompok-kelompok.
▪ Tenaga kesehatan harus memastikan bahwa kelompok-kelompok tersebut memilki
informasi, memberikan mereka beberapa pelatihan, dan merujuk ibu ke kelompok
itu dan menerima rujukan dari mereka.

CATATAN:
Bagaimanapun, tenaga kesehatan memiliki peran sangat penting dalam mendukung ibu untuk
menyusui bayi sebagai bagian dari rutinitas kerja mereka berhari-hari. Jika tenaga kesehatan tidak
secara aktif mendukung menyusui, berarti mereka menghalangi proses menyusui dengan sengaja.

▪ Pelayanan kesehatan klinis dan masyarakat ser t a konselor memiliki peranan


yang sangat penting. Praktik sayang bayi di rumah sakit atau di klinik bersalin
termasuk persiapan ANC, dapat meningkatkan jumlah ibu yang mulai menyusui.
Tetapi untuk memantapkan dan melanjutkan praktik pemberian makan yang baik,
ibu-ibu membutuhkan keduanya: fasilitas kesehatan sayang bayi dan dukungan
berkelanjutan setelah melahirkan.
▪ Penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang didukung oleh tenaga kesehatan
atau konselor menyusui membuat ibu lebih dapat mempertahankan menyusui.
▪ Dukungan tersebut seharusnya diberikan kepada semua ibu pada waktu tertentu
ketika bantuan dirasakan paling berguna dan waktu ibu bisa memintanya. Kita
seharusnya tidak menunggu sampai munculnya masalah atau sampai seorang ibu
mulai memberikan makanan tambahan sebelum kita menawarkan bantuan.
▪ “Kontak” merupakan saat tenaga kesehatan membantu ibu, dapat dilakukan di
rumah sakit, klinik, komunitas, atau kunjungan rumah.
▪ Bantuan yang ditawarkan biasanya sama di manapun kontak dilakukan dan
siapapun yang melakukan.
▪ Keterampilan klinis maupun konseling yang telah dipelajari saat pelatihan
seharusnya memungkinkan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan ibu
selama kontak terjadi. Tetapi, untuk memastikan kita mengetahui apa yang harus
dilakukan, maka waktu dan tujuan kontak perlu diidentifikasi dan menjabarkan
tugas-tugas pada masing-masing kontak tersebut.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 149


▪ Agar tenaga kesehatan dapat melakukan kontak secara efisien maka bermanfaat
jika memiliki bantuan kerja sederhana untuk mengingatkan mereka apa yang
dilakukan pada setiap kontak. Ini dapat dibuat dalam satu buku catatan yang kecil
sehingga mereka dapat menyimpannya untuk membaca jika dibutuhkan segera.
▪ Saat menimbang dan mengukur panjang bayi penting sekali mendiskusikan tentang
menyusui.
▪ Pemantuan pertumbuhan sangat membantu untuk mengetahui apakah bayi
mendapat cukup ASI atau tidak.
▪ Pertumbuhan yang kurang baik adalah tanda penting bahwa ibu dan bayi
membutuhkan bantuan.
▪ Jika seorang bayi tidak memiliki KMS dan jika kita tidak bisa menimbang bayi, kita
dapat tetap bicara tentang menyusui.
▪ Kita dapat menentukan apakah menyusui berjalan baik atau tidak dari kondisi bayi
dan perilaku. Kita dapat menanyakan seberapa sering bayi buang air kecil.

LEMBAR BANTUAN KERJA UNTUK KONTAK PASCA PERSALINAN

Gunakan keterampilan konseling (mendengarkan ibu, bangun rasa percaya dirinya).


Tindaklanjuti pengamatan dan pertanyaan sebelumnya.

Tanyakan:
• Bagaimana menyusuinya? (berapa kali, lamanya, nyaman kondisi payudara)
• Apakah bayi mendapat minuman atau makanan lain, botol, dan kempeng?
• Kesehatan dan perilaku bayi
• Kehamilan, persalinan, dan pemberian makanan awal
• Kondisi ibu dan KB
• Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya
• Situasi keluarga dan sosial – dukungan di rumah, persiapan untuk kembali bekerja

Amati:
• Kondisi ibu
• Kondisi bayi
• Kegiatan menyusui (termasuk kondisi payudara)
• KMS (berat dan panjang badan yang sesuai)

Bantu ibu untuk:


• Memposisikan dan melekatkan bayinya jika diperlukan
• Memerah ASI dan memberikan ASI perah dengan cangkir (jika diperlukan, jika
sebelumnya tidak dilakukan)

Jelaskan atau simpulkan jika diperlukan:


• Bagaimana ASI ‘keluar’
• Pola menyusui – semau bayi (ibu bersama bayi, merespon siang dan malam,
biarkan bayi menyelesaikan menyusu di payudara pertama, kemudian
tawarkan payudara kedua jika bayi menginginkan)

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 150


• Menyusui eksklusif – tidak diperlukan tambahan
• Tanda-tanda bayi mendapatkan yang dibutuhkan (pengeluaran urine, terpuaskan]

Tanggapi pertanyaan lain dan kekhawatiran ibu

Bantu (termasuk rujukan yang mungkin) jika diperlukan dengan kesulitan:


• Pertambahan berat badan sedikit atau lambat
• Kekhawatiran mengenai ‘ASI Tidak Cukup “
• Kekhawatiran mengenai bayi menangis
• Kesulitan menyusu
• Puting datar, terbenam atau besar
• Puting lecet
• Payudara bengkak
• Mastitis
• Menolak menyusu

▪ Bila seorang ibu membawa bayinya ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan


rutin, misalnya menimbang atau imunisasi dan jika semuanya memuaskan,
tenaga kesehatan sering tidak mengatakan apa-apa, hanya akan mengatakan
sesuatu jika ada yang salah.
▪ Ibu kadang bingung atau kecewa bila tenaga kesehatan tidak mengatakan apa-
apa atau terkesan mengkritik. Mereka biasanya tidak tertarik untuk datang lagi.
▪ Tenaga kesehatan sering kali waktunya sangat singkat, tetapi mereka bisa
menggunakan waktu yang sedikit itu untuk mengatakan sesuatu yang mendorong
dan mendukung.
▪ Tiap kali bertemu seorang ibu, cobalah membangun rasa percaya dirinya.
▪ Pujilah apa yang telah ia dan bayinya lakukan dengan baik. Berilah informasi
relevan, dan sarankan sesuatu yang tepat.

→ tuliskan di ppt/flipchart Beri pujian


Informasikan
Sarankan

2.2. Memerah ASI dan memberi minum dengan cangkir

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 151


▪ Penting untuk diingat bahwa semua ibu harus diajarkan cara memerah ASI
dengan tangan, tidak hanya mereka yang memiliki bayi yang tidak dapat
disusui.
▪ Semua tenaga kesehatan yang merawat ibu menyusui harus dapat mengajari
ibu cara memerah ASI mereka.
▪ Tenaga kesehatan tidak perlu menyentuh payudara ibu saat mengajarkan cara
memerah ASI tangan. Kita bisa menggunakan model payudara untuk
diperagakan kepada ibu.
▪ Jelaskan bagaimana menyiapkan wadah untuk ASI perah. (Lakukan
demonstrasi ini dengan cepat. Jangan sampai memakan waktu lama)
▪ Tunjukkan pada peserta beberapa wadah untuk menampung ASI yang telah
kita kumpulkan. Pelajari poin-poin berikut:

Cara Menyiapkan Wadah untuk ASI Perah.

CARA MENYIAPKAN WADAH UNTUK ASI PERAH

▪ Pilih cangkir atau gelas kecil.


▪ Cuci cangkir dengan sabun dan air (bisa dilakukan sehari sebelumnya).
▪ Tuang air mendidih ke dalam cangkir dan biarkan selama beberapa
menit. Air mendidih akan membunuh sebagian besar kuman.
▪ Saat siap untuk memerah ASI, tuangkan air dari cangkir.
▪ Gunakan spuit kecil (tanpa jarum) atau sendok jika kolostrum sedang
diperah. Jika seorang ibu hanya dapat mengeluarkan beberapa tetes,
akan sulit untuk mengumpulkannya dalam cangkir. Seorang asisten
bisa mengambilnya dengan spuit langsung dari puting dan bisa
diberikan kepada bayi langsung dari spuit.

▪ Ibu perlu berlatih sebelum ASI diperah dalam jumlah banyak. Dorong ibu untuk
tidak menyerah jika ia mendapat sedikit ASI atau tidak ada ASI dalam upaya
pertama. Jumlah ASI yang diperoleh akan meningkat seiring dengan latihan.
▪ Ingatkan ibu, kolostrum yang diperah dalam dua hari pertama biasanya lebih
kental dari ASI matang. Karena lebih kental, ibu akan melihat bahwa ASI tidak
"memancar atau menyemprot" dari payudara. Ibu juga akan memperhatikan
bahwa ia mengeluarkan sekitar satu sendok teh kolostrum setiap kali
memerah. Ini normal dan sangat berharga bagi bayi.
▪ Jumlah ASI yang dikeluarkan ibu akan meningkat dengan cepat setelah hari
kedua atau ketiga dan memerah ASI akan lebih mudah. ASI akan lebih cepat
keluar dan memancar.
▪ Memerah ASI seharusnya tidak menyakitkan. Jika terasa sakit, amati dan nilai
cara ibu memerah ASI.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 152


Cara Memerah ASI dengan Tangan

CARA MEMERAH ASI DENGAN TANGAN

Ajari sang ibu sebagai berikut.


● Cuci tangan hingga bersih.
● Duduk atau berdiri dengan nyaman dan pegang wadah dekat dengan
payudaranya.
● Letakkan ibu jari di payudara di atas puting dan areola, dan jari telunjuk atau
ditambah jari tengah di payudara di bawah puting dan areola, di seberang ibu
jari. Dia menopang payudara dengan jari-jarinya yang lain.
● Tekan ibu jari dan jari telunjuknya atau ditambah jari tengah sedikit ke dalam
bidang dada. Jangan menekan terlalu dalam, agar saluran ASI tidak tersumbat.
● Tekan payudaranya di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan jari
telunjuk atau ditambah jari tengah. Ibu harus menekan saluran yang lebih besar
di bawah areola. Terkadang pada payudara yang menyusui, ibu bisa merasakan
saluran dengan sentuhan. Terasa seperti polong, atau kacang tanah. Jika dia
bisa merasakannya, dia bisa menekannya.
● Tekan dan lepaskan, tekan dan lepaskan. Ini seharusnya tidak sakit - jika sakit,
berarti tekniknya salah. Awalnya mungkin tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah
diperah beberapa kali, ASI akan mulai menetes. ASI dapat mengalir jika refleks
oksitosin aktif.
▪ Tekan areola dengan cara yang sama dari samping, untuk memastikan ASI
keluar dari semua segmen payudara.
▪ Hindari menggosok atau menggesekkan jari pada kulit. Gerakan jari harus lebih
seperti menggulung.
▪ Hindari menekan dekat dengan puting, tekan di belakangnya. Menekan atau
menarik puting saja tidak dapat mengeluarkan ASI. Ini sama seperti bayi yang
hanya mengisap puting.
▪ Perah satu payudara setidaknya selama tiga sampai lima menit sampai alirannya
melambat; kemudian perah sisi lainnya; lalu ulangi kedua sisi. Ibu dapat
menggunakan salah satu tangan untuk payudara atau berganti ke tangan
satunya saat lelah.
▪ Jelaskan bahwa memerah ASI secara memadai membutuhkan waktu 20–30
menit, terutama dalam beberapa hari pertama ketika ASI yang dihasilkan hanya
sedikit. Penting untuk tidak mencoba memerah dalam waktu yang lebih singkat.

▪ Seorang ibu perlu rileks agar ASI mengalir. Jika ibu tegang, ASI bisa jauh lebih
sulit diperah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan ibu untuk rileks.
• Kompres hangat payudara (misalnya handuk hangat).
• Memijat payudara.
• Memijat punggung dan leher sebelum memerah ASI.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 153


• Berada di dekat bayi sehingga ibu bisa melihatnya dan memikirkannya.
• Berada di tempat yang tenang atau mendengarkan musik.
▪ Jika bayi tidak dapat menyusu, ibu harus mulai memerah ASI sesegera
mungkin setelah melahirkan. Ini idealnya harus dilakukan dalam satu jam, dan
tidak lebih dari enam jam setelah bayi lahir. Bayi yang baru lahir kemudian
dapat menerima ASI dengan metode pemberian makanan alternatif. Ini juga
membantu ibu merangsang produksi ASI.
▪ Ibu harus memerah ASI 8 kali atau lebih dalam 24 jam, kira-kira setiap tiga jam.
Ini akan membantu merangsang produksi ASI.
▪ Ibu mungkin perlu memerah selama lima sampai 10 menit untuk mendapatkan
satu sendok teh kolostrum. Lambung bayi baru lahir sangat kecil dan hanya
membutuhkan jumlah kolostrum yang sedikit. Ibu juga dapat memerah untuk
mengosongkan payudara untuk merangsang produksi ASI dan menyimpan
kolostrum lebih lama.
▪ Lebih mudah untuk memerah dengan tangan saat payudara lunak. Akan lebih
sulit jika payudara membengkak dan keras. Jadi, ajari ibu bagaimana memerah
ASI di hari pertama dan kedua setelah melahirkan. Jangan menunggu sampai
hari ketiga, saat payudaranya penuh.
▪ Ibu mungkin membutuhkan bantuan untuk percaya bahwa ASInya penting, dan
bahwa menyusui akan sangat membantu bayinya.
▪ Ibu harus memerah ASI sebanyak yang ia bisa, setiap kali.
▪ Jika ibu memerah ASI untuk meredakan gejala, seperti pembengkakan atau
pelunakan areola untuk membantu bayi melekat, dia harus memerah ASI
hanya sebanyak yang diperlukan.
▪ ASI yang baru diperah harus, jika memungkinkan, segera diberikan kepada
bayi.
▪ Jika tidak memungkinkan, susu harus disimpan di tempat yang sejuk, bersih
dan aman dalam wadah dengan tutup yang rapat. Ibu membutuhkan bantuan
untuk membuat bayinya menyusu dari payudara secepat mungkin.

Pedoman penyimpanan ASI

PEDOMAN PENYIMPANAN ASI


Lokasi Suhu Durasi penyimpanan maksimum yang
penyimpanan disarankan
Cooler bag 15 oC 24 jam
Suhu ruangan 27-32 oC 4 jam
< 27oC 6-8 jam
Kulkas < 4oC 2-3 hari
5-8 hari dalam kondisi sangat bersih
Freezer 1 pintu -15 -0 oC 2 minggu
Freezer 2 pintu -20 sd -18 oC 3-6 bulan

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 154


▪ ASI dapat disimpan pada suhu ruangan selama maksimal enam jam di tempat
paling dingin di dalam ruangan.
▪ Jika menyimpan beberapa wadah, setiap wadah harus diberi label tanggal.
Gunakan ASI yang paling lama lebih dulu.
▪ Masukkan ASI ke dalam wadah, tutup, dan letakkan di tempat yang sedingin
mungkin. Jumlah ASI perah yang dimasukkan ke dalam satu wadah tidak boleh
lebih dari jumlah yang dibutuhkan untuk satu kali menyusui.
▪ Jika jumlah ASI yang diperah sedikit, tambahkan lebih banyak ke wadah yang
sama selama satu hari itu, bukan setelahnya.
▪ Bayi diutamakan mengonsumsi ASI segera setelah diperah. Disarankan untuk
memberi bayi ASI segar (bukan beku) dalam waktu satu jam.
▪ Jangan merebus ASI atau memanaskannya dalam microwave karena dapat
merusak beberapa khasiatnya dan dapat membakar mulut bayi.
▪ ASI beku dapat dicairkan perlahan di kulkas atau dicairkan dengan dibiarkan
dalam wadah berisi air hangat, dan digunakan dalam waktu 24 jam.
▪ Seorang ibu hamil dapat mulai memerah, mengumpulkan dan membekukan
kolostrum sebelum persalinan (pada usia kehamilan di atas 36 minggu,
dilakukan 2 kali sehari tidak lebih dari 10 menit) agar tersedia kolostrum untuk
bayi saat dilahirkan. Ini bisa sangat membantu jika ibu tidak dapat menyusui
segera setelah bayi lahir.

▪ Jika ASI perah dibutuhkan dalam jumlah yang tepat, tenaga kesehatan harus
menggunakan spuit untuk memasukkan jumlah ASI yang tepat ke dalam
cangkir.
▪ Ibu dapat mengukur ASI dengan menggunakan sendok makan yang
menampung kurang lebih 15 mL cairan.
▪ Jika bayi membutuhkan ASI kira-kira 30 mL, ibu bisa memasukkan dua sendok
penuh ke dalam cangkir setiap dua sampai tiga jam. Ibu bisa memberi sedikit
tambahan ASI setiap harinya.
▪ Bayi cenderung mengasup jumlah yang berbeda setiap kali menyusui.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 155


▪Tenaga kesehatan juga dapat menandai bagian luar gelas atau cangkir kecil
dengan skala 10 mL hingga 50 mL. Ini bisa dijadikan pedoman bagi ibu.
▪ Memberi makan dengan cangkir dapat dilakukan untuk bayi yang sudah dapat
menelan tetapi belum dapat menyusu dengan cukup baik dari payudara.
▪ Bayi yang lahir setelah ibu hamil 30-32 minggu sering kali dapat mulai minum
ASI perah dari cangkir.
▪ Bayi bisa mulai menyusu dari payudara sebanyak yang mereka inginkan dan
kemudian diberi ASI perah dengan cangkir hingga kenyang. Bayi secara
bertahap akan menyusu lebih lama dan mengurangi jumlah yang diminum dari
cangkir.
▪ Agar bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah dan bayi sakit dapat belajar
menyusu, stimulasi oral mungkin berguna. Bayi bisa mengisap jari ibunya yang
bersih, atau jari yang bersarung tangan. Dot mungkin juga berguna dalam
situasi ini.
▪ Jika bayi menyusu sedikit, tawarkan menyusu berikutnya lebih awal, terutama
jika bayi menunjukkan isyarat menyusu.
▪ Bayi dikatakan minum ASI perah dengan baik jika tidak terlalu banyak
menumpahkan ASI, jumlah ASI yang dibutuhkan selama 24 jam terpenuhi, dan
berat badan bertambah.
Pompa ASI
• Pompa ASI tidak selalu praktis, terjangkau atau tersedia. Jika ibu perlu atau
memilih memompa ASI, berikan konseling untuk menggunakan pompa yang
efektif.
• Merangsang refleks oksitosin sebelum memompa biasanya dapat membantu.
• Pompa ASI “double pump” mungkin dapat memompa kedua payudara pada
saat yang bersamaan. Pemompaan kedua payudara pada saat bersamaan
dapat meningkatkan kadar prolaktin ibu. Ini dapat membantu ketika dibutuhkan
ASI dalam jumlah besar, atau ibu memiliki sedikit waktu untuk memompa.
• Gunakan tingkat isapan pompa ASI yang nyaman – isapan lebih kuat tidak
akan mengeluarkan ASI lebih banyak dan dapat merusak payudara. Meniru
tindakan bayi - isapan awal yang singkat dan singkat diikuti dengan isapan
yang lebih lama dan lebih lambat. Jika menggunakan pompa tangan (manual),
aturlah untuk menciptakan tingkat isap yang nyaman dan tahan isapan tersebut
hingga aliran ASI melambat. Ibu tidak perlu terus memompa jika ASI mengalir.
• Jika ibu mendapat sedikit atau tidak ada ASI dari pemompaan, periksa apakah
pompa bekerja dan periksa teknik pemompaannya (termasuk merangsang
refleks oksitosin). Jangan menyimpulkan bahwa dia “tidak memiliki ASI”.
• Pastikan ibu bisa mensterilkan pompa ASI jika ia ingin memberikan ASI kepada
bayinya.
• Hindari pompa tangan jenis karet bulb. Ini merusak puting ibu, sulit dibersihkan
dan ASI tidak bisa digunakan untuk menyusui bayi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 156


Cara memberi ASI perah
• Sendok, spuit atau pipet
• Pemberian ASI dengan selang/sonde
• Memerah ASI secara langsung ke mulut bayi
• Botol-dot
▪ Jika bayi dapat menelan, tetapi tidak dapat menyusu, spuit atau pipet dapat
digunakan untuk ASI atau kolostrum yang sangat sedikit. Letakkan sedikit ASI
(tidak lebih dari 0,5 mL setiap kali) di pipi bayi dan biarkan bayi menelannya
sebelum memberinya lebih banyak ASI.
▪ Jika menggunakan sendok makan, berikan ASI dalam jumlah yang sangat
sedikit. Bayi tidak bisa mengontrol alirannya sehingga dapat tersedak jika ASI
diberikan terlalu cepat. Memberi ASI dalam jumlah besar dengan sendok
membutuhkan banyak waktu. Ini berarti pengasuh atau bayi mungkin akan
lelah sebelum bayi mendapatkan cukup ASI. Jika menggunakan sendok besar,
maka ini mirip seperti memberi ASI perah dengan cangkir.
▪ Cangkir dan sendok mudah dibersihkan dengan sabun dan air.
▪ Pemberian ASI melalui selang diperlukan untuk bayi yang tidak bisa menyusu
dan menelan. Bayi dapat mengalami kemajuan dari metode selang ke metode
alternatif dengan cangkir atau yang lain hingga ia mampu menyusu
sepenuhnya di payudara.
▪ Memerah ASI secara langsung ke dalam mulut bayi berguna untuk bayi yang
lemah. Ini dapat dilakukan sebelum bayi dapat berkoordinasi mengisap,
menelan, dan bernapas. Cara ini bisa dilakukan kapan saja oleh ibu dan tidak
membutuhkan peralatan. Ini dapat menunjang kontak kulit dan menyusui. Bayi
juga tidak harus mengerahkan banyak tenaga. Terkadang memerah ASI
langsung ke mulut bayi dapat dikombinasikan dengan pemberian makan
menggunakan cangkir.
▪ Untuk semua metode pemberian suplemen di atas, ibu atau pengasuh
memutuskan berapa banyak dan seberapa cepat bayi akan minum.
▪ “Berlatih” minum dari botol tidak diperlukan bayi untuk transisi dari metode
menyusui lainnya ke payudara.
▪ WHO tidak melarang penggunaan botol susu, empeng atau dot untuk bayi
cukup bulan. Namun, ada sejumlah alasan untuk berhati-hati
menggunakannya, termasuk:
• Dapat membawa bakteri dan risiko infeksi jika tidak dibersihkan dengan
benar.
• Dapat menimbulkan masalah telinga dan gigi.
• Dapat menyebabkan "bingung puting" pada bayi.
• Jika botol, empeng, dan dot menggantikan proses menyusu pada
payudara, stimulasi payudara akan berkurang dan produksi ASI dapat
menurun.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 157


▪ Memberi minum dengan cangkir adalah metode pemberian ASI perah yang
aman dan bermanfaat untuk bayi baru lahir. Bayi dapat minum sejumlah
ASI perah yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau.
▪ Cangkir adalah peralatan yang sederhana. Cangkir mudah dibersihkan
dengan sabun dan air, jika tidak bisa direbus.
▪ Hal ini memungkinkan bayi untuk menggunakan lidahnya dan mengecap
rasa.
▪ Ini mendorong koordinasi gerakan bernapas-mengisap-menelan.

▪ Untuk bayi prematur, penggunaan botol susu dan dot tidak dianjurkan karena
mengganggu proses belajar menyusu dari payudara. Jika ASI yang diperah atau
makanan lain diindikasikan secara medis, metode pemberian minum seperti
cangkir atau sendok lebih disukai daripada memberi minum dengan botol dan dot.
▪ Untuk bayi prematur yang tidak dapat menyusu secara langsung,”non nutritive
sucking” (seperti dengan dot) mungkin bermanfaat sampai proses menyusui
dilakukan. Jika spuit ditempatkan di tengah mulut bayi, ASI bisa dengan tidak
sengaja muncrat ke tenggorokan saat bayi belum siap menelan. Beberapa bayi
mengisap seperti mereka mengisap dot, jika berada di tengah mulut mereka. Ini
mungkin akan mengeluarkan lebih banyak ASI daripada yang dapat diatasi bayi
dan bayi mungkin merasa lebih sulit untuk belajar menyusu dari payudara.
▪ Ibu perlu diajari bagaimana cara aman memberi minum bayi mereka dengan
cangkir. Jika ibu dan bayi dipisahkan, ajarkan anggota keluarga seperti ayah atau
nenek untuk memberikan ASI perah kepada bayi dengan cangkir.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 158


CARA MEMBERI MINUM DENGAN
CANGKIR
Minta ibu atau pengasuh untuk:
▪ Mencuci tangan;
▪ Menuang perkiraan jumlah ASI untuk satu kali minum ke dalam cangkir;
▪ Meletakkan kain di bagian depan bayi untuk melindungi pakaian dari ASI tumpah
▪ Membungkus bayi untuk membatasi gerakan lengan agar cangkir tidak terbentur;
▪ Pegang bayi di posisi duduk tegak atau setengah tegak di pangkuan ibu atau
pengasuh;
▪ Dekatkan cangkir ke bibir bayi; letakkan cangkir dengan perlahan di bibir bawahnya
▪ Tempelkan tepi cangkir ke bagian luar bibir atas bayi;
▪ Miringkan cangkir sehingga ASI mencapai bibir bayi;
▪ Jangan menuangkan ASI ke dalam mulut bayi karena dapat masuk ke saluran
pernapasan.
▪ Ketika bayi mencium bau ASI, mereka menjadi waspada dan membuka mulut
dan mata, bayi sering memasukkan lidahnya ke cangkir untuk mulai menyusu.
▪ Ketika bayi cukup bulan sudah terbiasa minum dari cangkir, mereka akan menyesap
atau mengisap ASI;
▪ Bayi prematur memasukkan ASI ke dalam mulutnya dengan lidah,gerakan menjilat;
▪ Bayi prematur tidak meneteskan ASI dari mulutnya sebanyak bayi yang lebih tua
karena gerakan lidahnya kurang aktif.
▪ Ketika bayi sudah kenyang, mereka akan menutup mulutnya dan tidak mau minum
lagi. Jika bayi belum menghabiskan ASI perah yang disiapkan, mereka mungkin
membutuhkan lebih banyak waktu berikutnya, atau kita mungkin perlu memberi
minum lebih sering.
▪ Wajar jika bayi minum dalam jumlah yang berbeda setiap kalinya. Ukur asupan bayi
selama 24 jam - tidak hanya saat setiap minum.

2.3. Relaktasi

▪ Relaktasi lebih mudah berhasil jika usia bayi masih sangat muda (kurang dari
2 bulan) daripada bayi de n ga n u s ia lebih tua (di atas 6 bulan). Namun, relaktasi
dimungkinkan dilakukan pada umur berapa saja.
▪ Relaktasi lebih mudah bila bayi baru saja berhenti menyusu, dibandingkan jika bayi
sudah lama berhenti menyusu. Namun, relaktasi dimungkinkan dilakukan kapan
saja.
▪ Ibu yang bertahun-tahun tidak menyusui dapat memproduksi ASI kembali, meskipun
ia sudah menopuse. Misalnya, seorang nenek bisa menyusui cucunya.
▪ Alat bantu menyusui adalah sebuah alat untuk memberikan asupan
tambahan kepada bayi sambil ia menyusu di payudara yang tidak
memproduksi cukup ASI.
▪ Bayi yang lapar bisa saja menyusu pada payudara yang ‘kosong’ beberapa
kali; tapi ia bisa menjadi frustasi dan menolak menyusu lagi – apalagi

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 159


jika sudah menjadi terbiasa menggunakan botol.
▪ Untuk merangsang payudara agar memproduksi ASI, dibutuhkan isapan
bayi. Alat bantu menyusui membantu bayi untuk terus menyusu.

• Peralatan yang digunakan:


- Sebuah cangkir atau wadah lain untuk ASI (ASI perah atau susu formula)
- Sebuah selang NGT ( nasogastric tube) fr 5 panjang 40 cm.
• Menyiapkan secangkir susu (ASI perah atau susu formula) sejumlah
kebutuhan bayi untuk sekali menyusu.
• Masukkan bagian selang yang terdapat adaptor berwarna hijau ke dalam
wadah yang telah berisi ASI perah atau susu formula.
• Mintalah ‘Ibu’ untuk memegang ujung selang yang tumpul untuk dimasukkan
ke dalam mulut ‘bayi’ melalui puting. Pastikan bayi telah melekat dengan baik
pada payudara ibu.
• Perhatikan bahwa bayi akan menarik sendiri ASI perah atau susu formula yang
berada di dalam wadah.
• Wadah dapat diletakkan di meja atau dekat dengan ibu.
• Jelaskan bahwa selang tersebut bekerja layaknya sebuah sedotan. Seiring
bayi mengisap payudara, dia akan mendapatkan susu dari selang tersebut.
• Jika bayi mendapatkan susu, dia akan terus mengisap, dan merangsang
payudara. Hal ini akan memulai produksi ASI. Seiring ASI diproduksi, jumlah
susu yang diambil dari cangkir akan berkurang dan akhirnya alat bantu tersebut
tidak akan diperlukan lagi.
• Jelaskan bahwa penting agar bayi mendapat susu dengan cukup cepat
sebagai penghargaan atas bantuannya merangsang payudara; tapi jangan
terlalu cepat atau dia tidak akan cukup lama merangsang payudara.
• Mengatur aliran susu sehingga bayinya mengisap payudara sekitar 30 menit
pada setiap kali minum jika memungkinkan.
• Naikan wadah dan jelaskan bahwa hal ini akan membuat ASI mengalir lebih
cepat sehingga mempermudah bayi untuk mendapatkannya.Turunkan wadah
dan jelaskan bahwa hal ini akan membuat susu mengalir lebih pelan.
• Membiarkan bayinya mengisap payudara kapanpun ia mau – bukan hanya ketika
Ibu menggunakan alat bantu menyusui.
• Membersihkan dan mensterilkan selang alat bantu menyusui dan cangkir setiap
kali ibu gunakan

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 160


CATATAN:
Aspek Praktis Induksi Laktasi (Induced lactation)
Walaupun seorang wanita belum pernah hamil, jika bayi yang diadopsi cukup sering mengisap, ASI akan
keluar setelah beberapa minggu. Menggunakan alat bantu menyusui sangat membantu mendorong bayi
menyusu. Akan sangat emosional bagi seorang wanita untuk merasakan aspek keibuannya, apalagi bagi
yang selama ini belum pernah hamil. Jumlah ASI yang diproduksi bervariasi, dan kemungkinan tidak
bisa menyusui secara penuh. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perubahan hormon saat kehamilan,
sehingga payudaranya tidak siap untuk menyusui. Bisa juga wanita bisa diberikan hormon untuk
menyiapkan payudaranya, namun hal ini belum diselidiki secara ilmiah.

Cara lain memakai alat bantu (suplementer) menyusui :


- Dengan pipet.

Ibu mengukur jumlah susu untuk satu kali pemberian dalam cangkir. Ibu meneteskan
susu ke mulut bayi mengunakan pipet seiring saat bayi menyusu di payudara.

- Dengan sendok atau cangkir kecil.

Teteskan susu ke payudara dan puting, menggunakan sendok atau cangkir kecil.
Atur posisi bayi pada payudara sehingga ia bisa menjilat tetesan susu. Perlahan-
lahan, masukkan puting ke mulut bayi, dan bantu bayi melekat pada payudara. Cara
ini mungkin perlu diteruskan selama 3-4 hari sampai bayi bisa menyusu dengan kuat.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Ibu dan bayi harus sesegera mungkin sejak lahir untuk kontak kulit-ke-kulit. Ini terjadi
terus menerus setidaknya selama 60 menit. Banyak manfaat dari proses inisiasi
menyusu dini ini sehingga tenaga kesehatan perlu membantu ibu untuk dapat
melakukannya. Kontak kulit-ke-kulit juga dapat dilakukan setelah operasi sesar dengan
anestesia epidural. Ketika melakukan IMD penting untuk memantau kondisi ibu dan
bayi, ceklis daftar tilik pemantauan neonatus saat IMD dapat digunakan oleh tenaga
kesehatan.
b. Pada pasca persalinan banyak dukungan yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Membantu ibu di hari-hari pertama menyusui, memberikan informasi yang
tepat ketika ibu hendak pulang, membantu ibu terus mempertahankan menyusui
bahkan hingga 2 tahun atau lebih, membantu ibu memerah ASI dan memberikan
minum ASI perah dengan cangkir dan bantuan relaktasi pada ibu yang berhenti
menyusui karena suatu sebab namun ingin kembali menyusui bayinya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 161


C. PENUGASAN

Lampiran MPI 4. IHB 1.

Panduan Latihan Kasus


Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI

Tujuan:
Peserta mampu menjelaskan Kode Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Latihan Kasus Kode Internasional
Produk Pengganti ASI di modul peserta.
3. Fasilitator meminta peserta mengerjakan latihan tersebut
4. Fasilitator mendiskusikan bersama jawaban dari setiap latihan yang telah dikerjakan
tersebut di kelompok masing-masing.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Latihan Kasus Kode Internasional Produk Pengganti ASI
2. ATK

Latihan Kasus Kode pemasaran produk pengganti ASI

KASUS 1
Seorang perwakilan perusahaan dari produsen pengganti ASI asing mengunjungi perawat di
fasilitas bersalin.Ia mempromosikan penggunaan formula bayi baru siap makan. Dia
mengatakan produknya sangat berguna untuk bayi yang kekurangan gizi. Ia menawarkan untuk
menyediakan cukup banyak produk sehingga setiap ibu dapat diberikan selusin (12) botol. Ia
juga meninggalkan beberapa pamflet informasi untuk diberikan kepada para ibu, serta pena
berlogo perusahaan untuk staf perawat.

Bagaimana staf harus menanggapinya? Buatlah analisis dan poin-poin penting.

KASUS 2
Maria mengelola sebuah fasilitas persalinan swasta. Temannya bekerja untuk perusahaan
makanan pengganti ASI dan menawarkan untuk mensponsori fasilitas tersebut dengan
beberapa cara:

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 162


- memasok peralatan dengan logo perusahaan.
- memberikan sesi edukasi tentang kebaikan pengganti ASI untuk wanita yang baru
menjadi ibu.
- menyumbangkan persediaan pengganti ASI dan botol untuk fasilitas Maria.
- mendanai penelitian untuk fasilitas tersebut.

Apa yang bisa Maria katakan kepada temannya? Buatlah analisis dan poin-poin penting.

Lampiran MPI 4. IHB 2b

Panduan Simulasi

Dukungan persiapan menyusui pada antenatal

Tujuan:
Peserta mampu melakukan dukungan persiapan menyusui pada antenatal

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta.
2. Fasilitaor menjelaskan kepada peserta bahwa peserta akan berpasangan untuk
berlatih diskusi dengan ibu hamil dalam mempersiapkan menyusui. Salah satu dari
peserta akan berperan sebagai ibu, dan yang lainnya berperan menjadi petugas
kesehatan. Peserta yang lain dalam kelompok akan mengamati.
3. Fasilitator menjelaskan bila peserta menjadi ibu hamil:
Duduk dan berdiskusi dengan peserta yang menjadi konselor
4. Fasilitator menjelaskan bila peserta menjadi konselor:
Menyapa dan berkenalan, menanyakan kabar ibu, menanyakan kehamilan keberapa
dan usia kehamilan, menanyakan rencana menyusui, memberi pujian, memberi
informasi tentang menyusui, dan mempersilakan ibu untuk tanya jawab
5. Setelah selesai satu pasang peserta berlatih, Fasilitator memberikan komentar
terhadap peserta dengan memberikan pujian atas hal yang sudah dilakukan dengan
baik, ingatkan bila ada langkah yang terlewat dan diskusikan bila ada kekeliruan.
6. Fasilitator memastikan semua peserta mendapat giliran berlatih menjadi konselor
yang membantu ibu mengatur posisi bayinya.

Alat Bantu:
1. Lembar kerja: Daftar diskusi antenatal
2. Boneka dan model payudara

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 163


LEMBAR KERJA: DAFTAR DISKUSI ANTENATAL
Semua hal berikut ini harus didiskusikan dengan semua wanita hamil pada usia kehamilan 32 minggu. Petugas
kesehatan yang mendiskusikan informasi harus menandatangani dan memberi tanggal pada formulir.
Nama:
Tanggal lahir yang diharapkan:

Diskusi
Topik atau Tertanda Tanggal
catatan jika
ibu
Mendengarkan gagasan, pengalaman dan kecemasan ibu menolak
sebelumnya tentang memberi makan bayi Diskusi
Pentingnya ASI Eksklusif untuk bayi
Tidak ada makanan atau minuman lain yang diperlukan untuk
6 bulan pertama – hanya air susu ibu
Pentingnya melanjutkan menyusui setelah 6 bulan sambil
memberi makanan lain (melindungi dari banyak penyakit;
membantu bayi tumbuh dan berkembang dengan baik;
berubah sesuai kebutuhan bayi, bayi yang tidak disusui
terkena risiko penyakit yang lebih tinggi).

Pentingnya ASI bagi ibu


(melindungi dari kanker payudara dan patah tulang pinggul
di kemudian hari, membantu ibu membentuk hubungan
dekat dengan bayi, pemberian susu formula membutuhkan
uang)
Pentingnya saling bersentuhan segera setelah lahir
(menjaga bayi tetap hangat dan tenang,
meningkatkan ikatan, membantu memulai
menyusui)

Mulai menyusui sejak dini


(membantu memantapkan menyusui, bayi menerima
kolostrum)
Pentingnya posisi dan penempelan yang baik (posisi dan
penempelan yang baik membantu bayi mendapatkan ASI,
dan bagi ibu untuk menghindari puting yang sakit dan
payudara yang sakit, berlatih dengan boneka, bantuan
tersedia dari sumber komunitas)
Memulai proses pemberian makan dengan benar
- pemberian makan secara responsif;
- mengetahui kapan bayi mendapat cukup ASI;
- pentingnya rawat inap/menjaga bayi agar tetap dekat;
- risiko penggunaan pentil buatan, botol, dan dot.
Risiko tidak menyusui
- hilangnya perlindungan dari penyakit dan penyakit kronis;
- kontaminasi, kesalahan persiapan;
- risiko botol dan pentil buatan
- kesulitan berbalik dari keputusan untuk tidak menyusui.
Poin lain yang dibahas, dan tindak lanjut atau rujukan apa pun yang diperlukan:

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 164


Lampiran MPI 4. IHB 3a.

Panduan Simulasi kontak kulit dan IMD

Tujuan:
Peserta mampu melakukan dukungan kontak kulit dan Inisisasi Menyusu Dini (IMD) saat
persalinan

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta
2. Fasilitator menyiapkan peralatan yaitu boneka, model payudara, topi dan selimut untuk
masing-masing kelompok.
3. Fasilitator mengajak peserta dalam kelompoknya masing-masing untuk
mempraktikkan membantu ibu untuk melakukan kontak kulit dan IMD. Setiap peserta
dapat mempraktikkannya secara bergantian
4. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat Bantu:
1. Boneka
2. Model payudara
3. Topi dan selimut

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 165


Lampiran MPI 4. IHB 3b.

Panduan Latihan Kasus


Mempertahankan Menyusui 2 tahun atau lebih

Tujuan:
Peserta mampu melakukan edukasi mempertahankan menyusui.

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta.
2. Fasilitator meminta peserta membuka Latihan Mempertahankan Menyusui yang ada
di dalam modul peserta.
3. Fasilitator meminta peserta menyiapkan KMS nya masing-masing.
4. Fasilitator meminta peserta membaca contoh Latihan Mempertahankan Menyusui.
5. Fasilitator membagi latihan tersebut untuk dikerjakan oleh masing-masing peserta di
dalam kelompoknya.
6. Fasilitator meminta peserta mengerjakan latihan tersebut.
7. Fasilitator mendiskusikan bersama jawaban dari setiap latihan yang telah dikerjakan
tersebut di kelompok masing-masing.
8. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Latihan Mempertahankan Menyusui
2. ATK

Contoh:

Bayi 1 disusui secara eksklusif.


Dia selalu tidur dengan ibunya sampai 8
minggu yang lalu. Sekarang mereka tidur
terpisah.

Apa yang telah dilakukan ibu “Bayi 1” yang bisa


dipuji?
(Ibunya telah menyusui secara eksklusif
selama ini).

Bagaimana pertambahan berat badan “Bayi 1”


akhir-akhir ini?
(Pertumbuhannya melambat).

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 166


Mengapa ini bisa terjadi?
(Ia berhenti menyusu di malam hari)

Sekarang apa yang akan disarankan kepada


ibunya tentang pemberian makanan bayi?
(Biarkan bayi tidur bersama ibu lagi,
untuk menyusu di malam hari dan susui
lebih sering semau bayi)

Untuk dijawab:

Bayi 2 datang untuk imunisasi. Ibu mengatakan


bayinya baik-baik saja. Dia adalah bayi yang
baik dan jarang menangis. Hanya minta disusui
4-5 kali sehari, dan ini dirasakan sangat
membantu ibunya, karena ibu sangat sibuk.

Apa yang bisa dikatakan untuk menunjukkan


bahwa kita bisa menerima perasaan ibu Bayi 2?

Apa pendapat Anda tentang peningkatan berat


badan Bayi 2 ini?

Mengapa demikian, apa sebabnya?

Nasehat apa yang akan diberikan kepada ibu


Bayi 2 mengenai pemberian makan bayi?

Bayi 3 disusui eksklusif sampai bulan yang


lalu. Sekarang ibunya memberi minum air,
karena udara sangat panas dan ia
kelihatannya sangat kehausan.

Apa pendapat Anda tentang kenaikan berat


badan Bayi 3?

Apa penyebab peningkatan berat badan bayi


yang melambat bulan ini?

Informasi relevan apa yang dapat diberikan


kepada ibu Bayi 3?
Cobalah memberikan informasi yang positif.
Saran apa yang akan diberikan kepada ibu?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 167


Bayi 4 datang untuk imunisasi campak. Dia sering
menyusu dalam sehari, tidur dengan ibunya dan
menyusu di malam hari. Dua bulan yang lalu
ibunya memberi bubur saring sekali sehari.

Apa yang telah dilakukan ibu Bayi 4 dengan


benar?

Bagaimana peningkatan berat badan Bayi 4?

Apa penyebab perubahan ini?

Dua hal apa yang dapat sarankan kepada


ibu bayi?

Lampiran MPI 4. IHB 3b

Panduan Simulasi Dukungan menyusui pasca persalinan


Tata Cara Memerah ASI dan Memberi minum dengan cangkir

Tujuan:
Peserta mampu melakukan dukungan menyusui pasca persalinan pada memerah
ASI

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta
2. Fasilitator meminta peserta membuka modul peserta dan menemukan kotak “Cara
Memerah ASI dengan Tangan”
3. Fasilitator mengajak peserta dalam kelompoknya masing-masing untuk melakukan
pemerahan ASI menggunakan model payudara dan wadah sesuai dengan kotak “Cara
Memerah ASI dengan Tangan”
4. Selanjutnya fasilitator mengajak peserta untuk mempraktikkan cara memberi minum
dengan cangkir bersama-sama.
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat Bantu:
1. Model payudara
2. Cangkir / gelas kecil bersih
3. Kotak “Cara Memerah ASI dengan Tangan”

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 168


CARA MEMERAH ASI DENGAN TANGAN

Ajarkan ibu melakukannya sendiri. Kita jangan memerah ASI-nya. Dengan seizin ibu, sentuh
payudaranya hanya untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan, dan lakukan dengan lembut.
Siapkan wadah bersih kering dengan mulut lebar untuk ASI Perah
Ajarkan ibu untuk :
1. Mencuci tangan dengan sabun setiap akan memerah
2. Ibu butuh untuk membersihkan payudaranya hanya sekali sehari. Keseringan membersihkan
khususnya dengan sabun, mengeringkan kulit areola yang sensitif dan memudahkan terjadinya
puting retak
3. Buatlah dirinya nyaman. Duduk atau berdiri dengan nyaman
4. Pegang wadah di bawah areola dan puting, dengan tangan lainnya.
5. Meletakkan ibu jarinya pada payudara di ATAS puting dan areola, dan jari telunjuknya pada
payudara di BAWAH puting dan areola, berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang payudara
dengan jari-jari lainnya.
6. Menekankan dan melepas jaringan payudara diantara ibu jari dan telunjuk beberapa kali.
Kadang pada payudara ibu yang menyusui mungkin merasakan adanya bagian- bagian melebar
dari duktus yang membengkak karena ASI.
7. Jika ASInya tidak keluar, ibu sebaiknya memposisikan ulang ibu jari dan telunjuknya sedikit lebih
dekat ke puting atau ke arah belakang-depan sampai menemukan tempat yang menghasilkan ASI
dapat mengalir. Lalu tekan lepas payudara seperti sebelumnya
8. Menekan dan melepascan, menekan dan melepascan. Ke semua arah mengelilingi payudara.
Jaga agar jari-jari kita jaraknya tetap sama dari puting.
9. Perah satu payudara sampai ASI hanya mengalir perlahan dan menetes. Ini
memungkinkan akan memakan waktu sekitar 2-5 menit dan perah lagi payudara satunya lagi
dengan cara yang sama sampai ASInya hanya menetes
10. Bergantian antara payudara setelah 5 atau 6 kali dengan minimal waktu yang dibutuhkan
untuk satu kali proses pemerahan minimal 20-30 menit
11. Hentikan memerah ketika ASI sudah mengalir lambat
12. Jika memerah kolostrum pada satu hari pertama atau dua hari, tampung ASI dalam spuit 2 ml
atau 5 ml saat mengalir keluar dari puting. Seorang penolong dapat melakukan ini. Ini akan
mencegah terbuangnya ASI yang mana bisa terjadi pada penggunaan wadah besar sedangkan
volume ASI yang keluar sedikit
13. Beberapa ibu memerah dengan agak mendorong kedalam dan keluar dinding payudara pada saat
yang bersamaan untuk meningkatkan pengaliran ASI
Hindarilah hal-hal berikut ini:
14. Hindari memerah pada puting - Hal itu dapat menghambat aliran ASI
15. Hindari mengurut jari-jari kita pada payudara, menggesek dapat membuat payudara lecet

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 169


Lampiran MPI 4. IHB 3 b

Panduan Simulasi
Relaktasi

Tujuan:
Peserta mampu untuk melakukan relaktasi.

Petunjuk:
1. Fasilitator menyiapkan peralatan untuk demonstrasi.
2. Fasilitator meminta peserta untuk membantu demonstrasi.
3. Fasilitator menunjukkan perlengkapan kepada peserta.
4. Fasilitator melaksanakan demonstrasi relaktasi: Fasilitator menunjukkan cara
memasukkan NGT (bagian yang tumpul dimasukkan melalui sudut bibir boneka
sedangkan bagian ujung lainnya yang berwarna hijau masuk ke dalam wadah berisi
ASI perah atau pengganti ASI). Fasilitator juga menunjukkan cara membersihkan
selang NGT dengan air yang dialirkan melalui spuit yang disambungkan ke NGT
bagian hijau. Pastikan bayi dapat melekat dengan baik pada payudara ibu terlebih
dahulu sebelum memulai relaktasi.
5. Fasilitator mengajak semua peserta bersama-sama untuk mempraktikkan
teknik relaktasi.
6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat Bantu:

1. Model payudara
2. Wadah (cangkir, botol kaca atau wadah lain)
3. Nasogastric tube (NGT Fr 5 panjang 40 cm)
4. Spuit 20 cc

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 170


D. TES FORMATIF
1. Pernyataan yang benar mengenai Kode Internasional pemasaran pengganti
ASI:
a. Promosi susu formula tidak mengganggu kepercayaan ibu akan
kemampuannya untuk menyusui.
b. Kode bertujuan menghambat produsen dan distributor dalam menjual
produknya.
c. Kode diadopsi pada tahun 1991 oleh WHA (World Health Assembly).
d. Kode mengatur promosi dan pemasaran pengganti ASI.
e. Kode tidak mencakup pemasaran botol susu dan dot/empeng.
2. Topik yang biasa dibahas dalam kegiatan antenatal kelompok adalah:
a. Memberi kesempatan pada ibu untuk berbicara secara pribadi.
b. Pengalaman menyusui sebelumnya, apakah mengalami kesulitan.
c. Pemeriksaan payudara jika ibu khawatir.
d. Konseling pada ibu dengan HIV
e. Pentingnya menyusui dan kolostrum.
3. Risiko bayi tidak ada kontak kulit segera setelah lahir pada ibu:
a. Memungkinkan bayi menemukan payudara dan menyusu dengan sendirinya.
b. Menenangkan ibu dan bayi.
c. Durasi menyusui eksklusif lebih pendek.
d. Membantu merangsang produksi dan pasokan ASI.
e. Terdapat mikroba dari kulit ibu.
4. Pernyataan yang benar mengenai menyimpan ASI perah:
a. ASI dapat disimpan di suhu ruangan hingga satu hari lamanya.
b. Jika jumlah ASI perah sedikit, maka gabungkan dengan ASI perah pada hari
sebelumnya.
c. ASI perah tidak dapat disimpan pada suhu biasa tanpa AC.
d. ASI dapat disimpan hingga 2-3 hari pada kulkas dengan suhu < 4 oC.
e. Menyimpan ASI dapa pada wadah terbuka tanpa tutup.
5. Pernyataan yang benar mengenai relaktasi adalah:
a. Relaktasi lebih tidak bisa dilakukan pada bayi usia 5 bulan karena sudah
mendekati masa pemberian MP ASI.
b. Relaktasi lebih mudah berhasil bila bayi baru saja berhenti menyusu
dibandingkan jika bayi sudah lama berhenti menyusu.
c. Ibu yang akan relaktasi harus membeli alat bantu yang mahal.
d. Ibu yang bertahun-tahun tidak menyusui tidak dapat memproduksi ASI kembali.
e. Seorang nenek tidak mungkin dapat menyusui cucunya.
E. KUNCI JAWABAN

1. d
2. e
3. c
4. d
5. b

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 171


F. REFERENSI

• Acceptable medical reasons for use of breast-milk substitutes. Geneva: World


Health
Organization;2009(http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/WHO
_FCH_CAH_09.01/en/ diakses 14 Maret 2020).Protecting, promoting and
supporting breastfeeding in facilities providing maternity and newborn services.
Geneva: WHO, 2017.
• Breastfeeding A guide for the medical profession 18ed, Ruth Lawrence & Robert
Lawrence, Elsivier, 2016.
• Country implementation of the International Code of Marketing of Breast-milk
Substitutes: status report 2011.Geneva: World Health Organization;
2013.(http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/85621/1/9789241505987_eng.pdf?u
a=1 , diakses 14 Maret 2020).
• International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes. Geneva: World Health
Organization; 1981
(http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/40382/1/9241541601.pdf , diakses 14
Maret 2020).
• Kellams A, Harrel C, Omage S, Gregory C, Rosen-Carole C, Academy of
Breastfeeding Medicine. ABM Clinical Protocol #3: supplementary feedings in the
healthy term breastfed neonate, revised 2017. Breastfeed Med. 2017; 12:188–98.
doi: 10.1089/bfm.2017.29038.ajk.
• Maternal, infant and young child feeding. Guidance on ending the inappropriate
promotion of foods for infants and young children. In: Sixty-ninth World Health
Assembly, Geneva, 23–28 May 2016. Provisional agenda item 12.1.Geneva:
World Health Organization; 2016
(http://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA69/A69_7Add1-en.pdf ,diakses 14
Maret 2020).
• PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air susu Ibu Eksklusif.
• The International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes: frequently asked
questions (updated version 2008).Geneva: World Health Organization; 2008
(http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/9789241594295/en/ ,
diakses 14 Maret 2020).
• UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128,129, 200, 201.
• WHO, UNICEF, IBFAN. Marketing of breast-milk substitutes: national
implementation of the international code: status report 2016. Geneva: World
Health Organization; 2016
(http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/code_report2016/en/ ,
diakses 14 March 2020).

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 172


MATA PELATIHAN INTI 5
KONSELING MENYUSUI

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dalam mendukung
menyusui adalah dengan memberikan konseling menyusui pada ibu. Dalam memberikan
konseling menyusui dibutuhkan beberapa keterampilan yaitu keterampilan
mendengarkan dan mempelajari dan keterampilan membangun percaya diri dan
memberikan dukungan.
Pada proses konseling menyusui dilakukan pengkajian riwayat menyusui untuk diketahui
hal-hal yang dapat berhubungan dengan kesulitan menyusui. Untuk melatih keterampilan-
keterampilan konseling menyusui tersebut perlu dilakukan praktik lapangan sehingga
petugas kesehatan lebih terampil dalam melakukan konseling menyusui. Mata pelatihan
inti ini membahas tentang konsep konseling menyusui dan tata cara konseling menyusui.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan konseling menyusui.
2. INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan konsep konseling menyusui
2. Melakukan konseling menyusui

MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


1. Konsep konseling menyusui
2. Tata cara konseling menyusui

B. KEGIATAN BELAJAR

MATERI POKOK 1. KONSEP KONSELING MENYUSUI.

PENDAHULUAN
Konseling menyusui adalah proses komunikasi antara tenaga terlatih dengan
ibu/pengasuh untuk membantu dalam memahami dirinya, memahami beberapa pilihan
yang ada kemudian memilih sesuai dengan kondisinya. Konseling ini diarahkan pada
perubahan perilaku pemberian makan ibu dan bayi dimana seorang ibu juga
membutuhkan peran ayah di sisinya. Keterampilan konseling yang penting dimiliki oleh
seorang konselor adalah keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta
keterampilan membangun kepercayaan diri dan memberi dukungan.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk menjelaskan konsep konseling
menyusui.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 173


SUB MATERI POKOK
Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Definisi konseling menyusui
2. Keterampilan mendengarkan dan mempelajari
3. Keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan.

URAIAN MATERI POKOK


Mungkin Anda sering mendengar istilah konseling ya, sebetulnya apa itu konseling. Mari
kita pelajari bersama dengan tetap semangat ya…

1. Definisi konseling menyusui

▪ Konseling adalah cara untuk memahami bagaimana perasaan orang dan membantu
mereka memutuskan apa yang terbaik untuk dilakukan dalam situasi mereka.
▪ Konseling menyusui merupakan konseling yang difokuskan dalam hal menyusui.
Konseling ini tidak hanya dilakukan pada ibu saja namun dapat dilakukan juga kepada
pengasuh bayi.
▪ Ibu menyusui dan ibu hamil merupakan sasaran dimana konseling menyusui ini
bermanfaat.
▪ Keterampilan konseling ini juga berguna saat kita berbicara dengan pasien atau klien
dalam situasi lain. Bahkan dalam digunakan pada keluarga, teman atau kolega di
tempat kerja. Cobalah teknik ini dan Anda akan menemukan hasil yang mengejutkan
dan membantu.
▪ Jika ibu pemalu atau tidak mengenal Anda dengan baik, ia mungkin tidak akan mudah
membicarakan perasaannya. Anda membutuhkan keterampilan mendengarkan untuk
menunjukkan padanya bahwa Anda tertarik dengan situasinya. Ini akan
mendorongnya untuk memberi tahu Anda lebih banyak. Dia tidak akan terlalu
“menutup diri” dan tidak mengatakan apa-apa.
▪ Konseling ini membutuhkan 2 keterampilan yaitu keterampilan mendengarkan dan
mempelajari serta keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan.
▪ Harapan dengan dilakukannya konseling menyusui adalah adanya perubahan
perilaku ibu dalam menyusui bayinya sehingga dapat melakukan rekomendasi yang
ada untuk pemberian makan bayi dan anak.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 174


▪ Seorang ibu/pengasuh yang “Tidak tahu” berada pada tahapan perilaku paling bawah.
Mereka perlu mendapatkan informasi sehingga dapat berubah menjadi “Tahu”.
▪ Ibu/pengasuh tidak hanya cukup berada pada tahapan “Tahu” saja, mereka perlu
mendapatkan dorongan sehingga “Termotivasi untuk mencoba” informasi yang kita
berikan yang mungkin merupakan hal baru bagi mereka.
▪ Setelah termotivasi, diharapkan mereka dapat mengadopsi perilaku baru tersebut. Hal
ini dapat didukung dengan pemberian konseling secara berkala dan membantu untuk
memecahkan masalah serta mencapai kesepakatan bersama.
▪ Tahapan paling tinggi dari perubahan perilaku adalah melestarikan perilaku baru
sehingga menjadi bagian dari kebiasaan sehar-hari. Dengan dihargai atau
mendiskusikan manfaat serta didukung, ibu/pengasuh dapat mencapai tahapan
tertinggi dari perubahan perilaku. Harapannya orang lain juga mendapatkan informasi
yang tepat mengenai sebuah perilaku.

Nah, sekarang Anda telah mengentahui konsep konseling menyusui. Sekarang mari
bersama kita pelajari keterampilan konseling yang pertama yaitu keterampilan
mendengarkan dan mempelajari lebih detil ya…karena sebetulnya sudah disinggung dari
sejak awal modul ini.

2. Keterampilan mendengarkan dan mempelajari

Komunikasi dapat mencakup komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi non-verbal


mencakup bahasa tubuh yang kita gunakan dan apa yang kita amati dari bahasa tubuh
ibu. Kita mungkin mengamati seorang ibu duduk dalam posisi yang tidak nyaman. Ibu
mungkin melihat sekelilingnya dengan cemas jika orang lain mendengarkan dan tidak
dapat berkonsentrasi memberi makan bayinya. Kita menerima pesan non-verbal yang
sangat berguna ini dari ibu. Jika Anda berbicara dengan ibu di tempat yang nyaman dan
aman, dia akan merasa lebih terbuka untuk berbicara dengan Anda dan melibatkan Anda
dalam perjalanannya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 175


Keterampilan 1. Menggunakan komunikasi non-verbal yang sesuai
Komunikasi non-verbal kita dapat membantu ibu merasa tenang dan mampu
mendengarkan.

Beberapa keterampilan komunikasi non-verbal yang membantu adalah:

▪ Postur: Duduk sejajar dan dekat dengan ibu.


▪ Kontak mata: Perhatikan ibu. Hindari gangguan dan tunjukkan bahwa Anda
mendengarkan dengan mengangguk, tersenyum, dan gerakan lain yang
sesuai.
▪ Penghalang: Singkirkan semua penghalang fisik (vas bunga, tumpukan buku,
komputer).
▪ Luangkan waktu: Sediakan waktu tanpa terburu-buru (melihat jam tangan
atau ponsel Anda).
▪ Sentuhan yang wajar: Hanya sentuh ibu dengan cara yang pantas (seperti
menaruh tangan di lengannya). Jangan menyentuh payudara atau bayinya
tanpa izin.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 176


PERAGAAN - KOMUNIKASI NON-VERBAL

Pada setiap peragaan, ucapkan beberapa kata yang persis sama, dan cobalah
dengan cara yang sama, misalnya:
Selamat pagi, Fatima. Bagaimana proses pemberian makan untuk Anda dan bayi
Anda? “
1. Postur
Membantu: Duduk sehingga kepala Anda sejajar dengan
kepalanya.
Menghambat: Berdiri dengan kepala lebih tinggi dari kepala ibu.

2. Kontak mata
Membantu: Lihat dia dan perhatikan saat dia berbicara.
Menghambat: Memandang sesuatu yang lain, atau melihat catatan,
jam tangan, atau ponsel Anda.
(Catatan: Seperti apa kebiasaan/budaya kontak mata dengan
ibu/orang tua/pengasuh di tempat Anda bekerja?)

Kontak mata mungkin memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang
berbeda. Kadang-kadang ketika seseorang berpaling, itu berarti dia
siap untuk mendengarkan. Jika perlu, sesuaikan ini dengan situasi
Anda sendiri.
3. Penghalang
Membantu: Pindahkan barang-barang yang menghalangi pandangan
Menghambat:
• Menulis catatan saat sedang berbicara
• Melihat layar komputer saat sedang berbicara.
4. Luangkan waktu
Membantu: Tunjukkan pada ibu bahwa Anda punya waktu. Duduk
dan sapa ibu tanpa terburu-buru. Tetap diam dan tersenyum
padanya, perhatikan ibu menyusui dan tunggu ia menjawab.
Menghambat:
• Terburu-buru
• Menyapanya terlalu cepat
• Menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran
• Melihat jam tangan atau ponsel Anda.
5. Sentuhan yang wajar
Membantu: Sentuh ibu dengan sopan.
Menghambat: Menyentuh ibu atau bayi dengan cara yang “tidak
sopan”.

(Catatan: Jika Anda tidak dapat memeragakan sentuhan yang tidak sopan, cukup
peragakan tanpa menyentuh.)

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 177


Keterampilan berikut memerlukan komunikasi verbal. Ingat nada suara penting selama
komunikasi verbal. Selalu terdengar lembut dan baik saat berbicara dengan ibu/orang
tua/pengasuh.

Keterampilan 2. Mengajukan pertanyaan terbuka

Saat membantu ibu/pengasuh, Anda perlu mengetahui hal berikut:


1) Apa situasinya?
2) Apa tantangannya?
3) Apa yang telah dilakukan ibu?
4) Apa yang berhasil, dan apa yang tidak berhasil?
Penting untuk mengajukan pertanyaan sehingga mendorong ibu berbagi informasi. Ini
memungkinkan Anda menggunakan waktu yang tersedia untuk mempelajari situasinya.
Pertanyaan terbuka:
▪ Pertanyaan terbuka sangat membantu karena mendorong ibu untuk
memberikan lebih banyak informasi.
▪ Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan "Bagaimana?", "Apa?", "Kapan?",
"Di mana?", "Siapa?"
▪ Contoh: “Bagaimana Anda memberi makan bayi Anda?”
Pertanyaan tertutup
▪ Pertanyaan tertutup biasanya dijawab dengan "ya" atau "tidak" dan mungkin
tidak memberi Anda banyak informasi.
▪ Pertanyaan tertutup biasanya dimulai dengan kata-kata seperti "Apakah Anda?"
atau "Benarkah?" atau "Apakah bayinya?”
▪ Contoh: “Apakah Anda menyusui bayi Anda sebelumnya?”
▪ Anda mungkin berpikir sang ibu tidak mau berbicara dengan Anda. Ibu mungkin
merasa takut akan memberikan jawaban yang salah. Terkadang pertanyaan
tertutup menyarankan jawaban yang "benar". Ibu mungkin memberikan jawaban
ini apakah itu benar atau tidak, karena berpikir inilah yang ingin Anda dengar.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 178


PERAGAAN - PERTANYAAN TERTUTUP
Tenaga kesehatan: Selamat pagi, (nama). Saya (nama), bidan. Apakah Anda dan bayi
Anda sehat hari ini?

Ibu: Ya, kami baik-baik saja.

Tenaga kesehatan: Apakah Anda menyusui dia?

Ibu: Ya.

Tenaga kesehatan: Apakah Anda mengalami kesulitan?

Ibu: Tidak.

Tenaga kesehatan: Apakah dia sering menyusu?

Ibu: Ya.

Tanyakan: Apa yang dipelajari tenaga kesehatan dari ibu ini?

Komentar: Tenaga kesehatan mendapat jawaban “ya” dan “tidak” dan menerima
lebih sedikit informasi. Mungkin sulit untuk mengetahui apa yang harus
dikatakan selanjutnya. Mari kita lihat cara lain untuk melakukan ini.

PERAGAAN - PERTANYAAN TERBUKA

Tenaga Selamat pagi, (nama). Saya (nama), bidan. Bagaimana (nama bayi)?
kesehatan:

Ibu: Dia baik-baik saja, dan dia sangat lapar.

Tenaga Ceritakan bagaimana Anda memberinya makan?


kesehatan:

Ibu: Dia masih menyusu. Saya mempertimbangkan untuk memberinya sebotol


susu formula di malam hari.

Tenaga Apa yang membuat Anda berpikir demikian?


kesehatan:

Ibu: Dia ingin minum terlalu banyak saat itu, jadi saya pikir ASI saya tidak
cukup.

Komentar: Tenaga kesehatan mengajukan pertanyaan terbuka. Ibu tidak bisa


menjawab dengan "ya" atau "tidak", dan dia memberikan beberapa
informasi. Tenaga kesehatan mempelajari lebih banyak informasi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 179


Keterampilan 3. Menggunakan respon dan gerak tubuh yang menunjukkan minat

▪ Jika Anda ingin seorang ibu terus berbicara, Anda harus menunjukkan bahwa Anda
mendengarkan dan tertarik dengan apa yang dia katakan.

▪ Cara penting untuk menunjukkan Anda mendengarkan dan tertarik adalah:

- dengan gerakan tubuh, misalnya menatapnya, mengangguk dan tersenyum.


- dengan tanggapan sederhana ("Hmm", "Ooo").

PERAGAAN - MENGGUNAKAN RESPON DAN GERAKAN TUBUH YANG


MENUNJUKKAN PERHATIAN

Tenaga Selamat pagi, (nama). Bagaimana pemberian makan (nama bayi)?


kesehatan:

Ibu: Selamat pagi. Dia baik-baik saja sepertinya.

Tenaga Mmm… (mengangguk, tersenyum.)


kesehatan:

Ibu: Nah, saya agak khawatir tadi malam karena dia banyak menangis.

Tenaga Ooo… (memandang ibu, terlihat tertarik.)


kesehatan:

Ibu: Saya bertanya-tanya apakah itu karena dia kesakitan setelah lahir.

Tenaga Hmm… (mengangguk dengan simpatik.)


kesehatan:

Komentar: Tenaga kesehatan mengajukan pertanyaan untuk memulai percakapan.


Kemudian, dia mendorong ibu untuk terus berbicara menggunakan
tanggapan dan gerak tubuh.

Di berbagai negara dan konteks budaya, orang memberikan tanggapan yang berbeda-
beda. Mari kita diskusikan bersama tentang ini.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 180


Keterampilan 4. Menyampaikan kembali apa yang dikatakan ibu/pengasuh
Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita tertarik dengan perkataan seorang ibu?
▪ Jika Anda mengulang kembali apa yang dikatakan ibu, ini menunjukkan bahwa Anda
mendengarkan dan mendorong ibu untuk bercerita lebih banyak; Anda dapat
menggunakan kata-kata yang sedikit berbeda dengan yang digunakan oleh ibu
sehingga tidak terdengar seperti menirukan ibu.
▪ Misalnya, jika ibu berkata: "Saya tidak tahu harus berbuat apa. Bayi saya ingin
menyusui sepanjang malam.” Anda dapat berkata: “Bayi Anda sering menyusu di
malam hari?”
▪ Akan sangat membantu untuk menggabungkan “mengulang kembali” dengan respon
sederhana seperti, "Oh, begitu? Ceritakan lebih banyak.” Anda juga bisa mengajukan
pertanyaan terbuka.

PERAGAAN - MENGULANG KEMBALI

Tenaga Selamat pagi, (nama). Bagaimana kabarmu dan (nama bayi) hari
kesehatan: ini?

Ibu: Dia ingin terus menyusu sepanjang waktu.

Tenaga Mmm… (Nama bayi) sering menyusu?


kesehatan:

Ibu: Ya, ibu saya memberitahu bahwa saya harus memberinya susu
botol juga.

Tenaga Ibu Anda mengatakan bahwa dia membutuhkan susu tambahan?


kesehatan:

Ibu: Ya. Susu formula mana yang terbaik?

Komentar: Dengan mengulang kembali perkataan ibu, ia akan memberikan


informasi lebih banyak. Tanggapan seperti, "Mmm" menunjukkan
bahwa Anda mendengarkan dan mengikuti apa yang ibu katakan.
Mengulang kembali dapat membantu memperjelas pernyataan ibu.
Kita lihat di sini bayi yang lapar mungkin bukan masalah utamanya.
Komentar neneklah yang membuat ibu bingung.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 181


Keterampilan 5. Berempati-Menunjukkan bahwa kita memahami perasaan
ibu/pengasuh
▪ Empati menunjukkan bahwa Anda mendengarkan apa yang dikatakan seseorang dan
mencoba memahami perasaan mereka - Anda melihat situasi dari sudut pandang
mereka;
▪ Simpati itu berbeda. Saat Anda bersimpati dengan seseorang, Anda melihatnya dari
sudut pandang Anda:
- Semua perasaan ibu adalah informasi yang berguna
- Empati menunjukkan bahwa Anda memahami perasaan positif dan negatifnya
- Seorang ibu mungkin mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaannya;
▪ Anda harus menanggapi dengan cara yang menunjukkan bahwa Anda mendengarkan
apa yang ibu katakan dan memahami perasaan ibu dari sudut pandangnya;
▪ Contoh:
Ibu berkata: “Bayi saya sangat ingin menyusu, dan saya merasa sangat lelah”.
Anda menanggapi apa yang ibu rasakan, dengan empati: "Anda merasa sangat lelah
karena bayi Anda sangat sering menyusu.”
Tanggapan Anda dengan simpati: “Oh, saya paham perasaan anda. Bayi saya juga
sering ingin menyusu, dan saya merasa sangat lelah.”
Catatan: Ini mengalihkan pembicaraan kembali ke Anda dan tidak membuat ibu merasa
dimengerti oleh Anda.
Dalam peragaan ini, amati apakah tenaga kesehatan menunjukkan empati - apakah dia
mencoba memahami perasaan ibu?

PERAGAAN - SIMPATI

Tenaga Selamat pagi, (nama). Bagaimana kabarmu dan (nama bayi) hari ini?
kesehatan:

Ibu: (nama bayi) tidak menyusu dengan baik. Saya khawatir dia sakit.

Tenaga Saya paham perasaan anda. Ketika anak saya sakit, saya sangat
kesehatan: khawatir. Saya tahu persis bagaimana perasaan Anda.

Ibu: Ada apa dengan anak Anda?

Komentar: Disini fokus berpindah dari ibu ke tenaga kesehatan. Ini simpati,
bukan empati. Mari kita dengarkan kembali dengan berfokus pada
pada ibu dan berempati terhadap perasaannya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 182


PERAGAAN - EMPATI

Tenaga Selamat pagi, (nama). Bagaimana kabarmu dan (nama bayi) hari ini?
kesehatan:

Ibu: Dia tidak menyusu dengan baik. Saya khawatir dia sakit.

Tenaga Ini pasti sangat menakutkan bagimu.


kesehatan:

Komentar: Di sini tenaga kesehatan menggunakan keterampilan berempati. Dia


berkata, “Ini pasti sangat menakutkan bagi Anda”. Dalam versi kedua
ini, ibu dan perasaannya menjadi fokus dari percakapan tersebut.

Keterampilan 6. Menghindari menggunakan kata-kata yang menghakimi


▪ Contoh perkataan yang menghakimi adalah benar, salah, baik, buruk, baik, cukup, benar,
memadai, masalah;
▪ Contoh perkataan yang menghakimi:
“Apakah Anda memberi makan anak Anda dengan benar?”
▪ Pertanyaan dengan kata-kata seperti ini dapat membuat ibu merasa khawatir bahwa dia
belum "mencapai standar" atau bahwa "bayinya tidak normal", dan dia mungkin
memutuskan untuk menyembunyikan keadaan jika dia merasa tidak mampu;
▪ Ibu dan tenaga kesehatan mungkin memiliki pemikiran yang berbeda tentang arti: “memberi
makan dengan benar”.
▪ Perhatikan juga bahwa ini adalah pertanyaan tertutup;
▪ Pertanyaan terbuka lebih membantu dan cenderung tidak membuat penilaian, misalnya:
“Bagaimana cara bayi Anda menyusu?" Atau “Bisakah Anda ceritakan tentang menyusui
bayi Anda?”
Amati peragaan ini
PERAGAAN – MENGGUNAKAN KATA YANG MENGHAKIMI

Tenaga Selamat pagi. Apakah (nama bayi) menyusu dengan normal?


kesehatan:
Ibu: Yah - saya kira begitu.

Tenaga Menurut Anda, apakah Anda memiliki ASI yang cukup untuknya?
kesehatan:
Ibu: Saya tidak tahu ... Saya harap begitu, tapi mungkin tidak ... (dia terlihat
khawatir).

Tenaga Apakah dia menyusu dengan benar?


kesehatan:
Ibu: Saya tidak tahu…

Komentar: Tenaga kesehatan belum mengetahui apa yang diharapkannya tetapi malah
membuat ibu sangat khawatir.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 183


PERAGAAN - MENGGUNAKAN KATA YANG TIDAK MENGHAKIMI

Tenaga Selamat pagi. Bagaimana proses menyusui untuk Anda dan (nama bayi)?
kesehatan:

Ibu: Sangat baik. Saya belum perlu memberinya apa-apa lagi. Bayi saya makan
dan tidur nyenyak. Saya sangat senang.

Komentar: Kali ini tenaga kesehatan mempelajari apa yang perlu dia ketahui tanpa
membuat sang ibu khawatir. Tenaga kesehatan menggunakan pertanyaan
terbuka untuk menghindari penggunaan perkataan yang menghakimi.

▪ yang menghakimi tentang situasi mereka sendiri;


▪ Terkadang Anda mungkin perlu menggunakannya sendiri, terutama yang positif, saat
membangun kepercayaan diri ibu;
▪ Hindari perkataan yang menghakimi sebanyak mungkin kecuali jika ada alasan yang
sangat penting yang akan digunakan;
▪ Ingatlah bahwa pertanyaan yang menghakimi sering kali merupakan pertanyaan tertutup
dan penggunaan pertanyaan terbuka sering kali membantu menghindari penggunaan
perkataan yang menghakimi.

PERAGAAN - RINGKASAN ENAM KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN


MEMPELAJARI
Tenaga kesehatan (sambil tersenyum) memasuki ruangan, mencari kursi,
meletakkan ponselnya di tas dan meletakkan catatannya. (Keterampilan 1:
Membantu non-verbal).

Tenaga Selamat pagi. Bagaimana proses pemberian makan menurut Anda? Dia
kesehatan: bayi laki-laki yang mungil, bukan? Bagaimana keadaannya?
(Keterampilan
2: Pertanyaan
terbuka)

Ibu: Dia baik-baik saja. Payudaraku penuh, dan dia sangat sering menyusu.
Saya senang saya memutuskan untuk menyusui dia.

Tenaga Mmmm... (tersenyum dan mengangguk).


kesehatan:
(Keterampilan
3)

Ibu: Saya khawatir tadi malam karena bayi saya banyak menangis.

Tenaga Anda merasa khawatir karena dia banyak menangis?


kesehatan:
(Keterampilan
4)
Ibu: Ya, dia terus menangis dan ingin terus menyusu. Keluarga saya
mengatakan untuk memberinya susu formula, tapi saya hanya ingin
memberinya ASI saya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 184


Tenaga Pantas saja Anda merasa khawatir. Anda menginginkan dukungan untuk
kesehatan: membantu menyusui bayi Anda?
(Keterampilan
5)

Ibu: Rupanya Anda mengerti. Bisakah Anda membantu saya hari ini?

Tenaga Ya, tentu saja. Bolehkah saya mengamati bayi Anda menyusu? Kita
kesehatan: dapat melihat bagaimana ia menyusu, dan melihat payudara Anda, lalu
(Keterampilan kita bisa berdiskusi lebih banyak tentang apa yang mungkin bisa
6) membantu ibu.

Nah, kini Anda telah memahami teknik keterampilan konseling yang pertama, mari kita
lanjutkan dengan keterampilan berikutnya yaitu membangun percaya diri dan memberi
dukungan.

3. Keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan

▪ Dalam materi ini, Anda akan mempelajari keterampilan konseling untuk membangun
kepercayaan diri dan memberi dukungan.
▪ Minggu-minggu pertama kehidupan bayi adalah saat yang rentan. Ibu bisa dengan mudah
kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini mungkin membuat ibu merasa gagal,
terutama jika ia tidak memiliki dukungan keluarga.
▪ Anda akan membutuhkan keterampilan ini untuk membantu ibu merasa percaya diri dan
nyaman dengan dirinya sendiri.
▪ Penting untuk tidak membuat ibu merasa dia melakukan sesuatu yang salah.
▪ Di saat yang rentan ini, ibu mungkin percaya ada yang salah dengan dirinya, cara
menyusui, atau ASInya. Ini mengurangi kepercayaan diri ibu.
▪ Penting untuk tidak memberitahu ibu apa yang harus dilakukan. Membantu setiap ibu
untuk memutuskan sendiri apa yang terbaik untuk dirinya dan bayinya akan meningkatkan
kepercayaan diri ibu.

Keterampilan 1. Menerima apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh ibu/pengasuh

▪ Saat kita menerima ide dan perasaan ibu, percaya dirinya tumbuh dan ia merasa
didukung. Kita tidak perlu menyatakan tidak setuju dengan ibu atau mengatakan kepada
ibu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
▪ Jika Anda tidak setuju atau mengkritik ibu, percaya dirinya akan menurun. Anda bisa
kehilangan kepercayaan dari ibu, dan ia mungkin tidak ingin mencari bantuan atau
dukungan dari Anda lagi.
▪ Menunjukkan penerimaan memungkinkan Anda merespons dengan cara yang netral,
bukan “tidak setuju” dan bukan “setuju.” Menerima perkataan seorang ibu membantunya
memercayai Anda dan mendorongnya untuk melanjutkan percakapan walaupun yang
disampaikan hal yang keliru.
▪ Penting untuk tidak menyetujui informasi atau ide yang salah. Anda mungkin ingin
menyarankan sesuatu yang sangat berbeda. Sebaliknya, Anda hanya menerima apa
yang dia pikirkan atau rasakan Berikan contoh menerima apa yang DIPIKIRKAN ibu.
Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 185
PERAGAAN - MENERIMA APA YANG DIKATAKAN IBU

Ibu: Saya ingin memberi bayi saya sebotol susu formula karena saya tidak
punya cukup ASI untuknya.

Tenaga Saya yakin ASI Anda cukup. Bayi Anda tidak membutuhkan susu formula.
kesehatan:
Tanyakan: Apakah tenaga kesehatan setuju, tidak setuju atau menerima perasaan
sang ibu?
Komentar: Tanggapan ini tidak setuju dan menolak apa yang dikatakan sang ibu.
Tenaga kesehatan tidak membangun kepercayaan diri ibu.
Ibu: Saya ingin memberi bayi saya sebotol susu formula karena saya tidak
punya cukup susu untuknya.

Tenaga Ya, satu botol terkadang bisa menenangkan bayi.


kesehatan:
Tanyakan: Apakah tenaga kesehatan setuju, tidak setuju atau menerima perasaan
sang ibu?
Komentar: Tanggapan ini mendorong informasi yang salah. Ini tidak membantu dan
mungkin membuat ibu enggan menyusui.
Ibu: Saya ingin memberi bayi saya sebotol susu formula karena saya tidak
punya cukup susu untuknya.

Tenaga Oh begitu. Anda khawatir dengan ASI Anda?


kesehatan:
Tanyakan: Apakah tenaga kesehatan setuju, tidak setuju atau menerima perasaan
sang ibu?
Komentar: Tanggapan ini menunjukkan penerimaan. Tenaga kesehatan menerima apa
yang ibu katakan dan mengakui sudut pandangnya. Mereka sekarang dapat
terus berbicara tentang menyusui dan mendiskusikan informasi yang benar
tentang pasokan ASI.

▪ Mengulang kembali dan memberi respon sederhana adalah cara yang berguna untuk
menunjukkan penerimaan;
▪ Selanjutnya, Anda dapat memberikan informasi untuk mengoreksi informasi atau gagasan
yang salah;
▪ Berempati dapat menunjukkan penerimaan terhadap perasaan ibu;
▪ Jika seorang ibu khawatir atau kesal, lalu Anda berkata, "Oh, jangan marah, tidak ada
yang perlu dikhawatirkan";
▪ Dalam kasus ini, dia mungkin merasa dia "salah" karena marah;
▪ Ini dapat mengurangi kemampuan ibu untuk membuat keputusan sendiri dengan percaya
diri.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 186


PERAGAAN - MENERIMA PERASAAN IBU

Tenaga Selamat pagi (nama), bagaimana proses menyusui Anda dan (nama bayi)?
kesehatan:
Ibu Buruk sekali. Hidung bayi saya benar-benar tersumbat, dan dia tidak bisa
(menangis): menyusu. Dia hanya menangis, dan saya tidak tahu harus berbuat apa.

Tenaga Jangan khawatir, bayi Anda baik-baik saja.


kesehatan:

Komentar: Tanggapan ini tidak mengatasi perasaan ibu dan membuatnya merasa salah
telah menangis.

Tenaga Selamat pagi (nama), bagaimana proses menyusui Anda dan (nama bayi)?
kesehatan:

Ibu Buruk sekali. Hidung bayi saya benar-benar tersumbat, dan dia tidak bisa
(menangis): menyusu. Dia hanya menangis, dan saya tidak tahu harus berbuat apa.

Tenaga Jangan menangis. Ini bukan masalah yang serius. (Nama bayi) akan segera
kesehatan: merasa lebih baik.

Komentar: Dengan mengucapkan kata-kata seperti "jangan khawatir" atau "jangan


menangis", Anda dapat membuat ibu merasa bersalah telah menangis. Ini
bisa mengurangi kepercayaan dirinya.
Tenaga Selamat pagi (nama), bagaimana proses menyusui Anda dan (nama bayi)?
kesehatan:
Ibu Buruk sekali. Hidung bayi saya benar-benar tersumbat, dan dia tidak bisa
(menangis): menyusu. Dia hanya menangis, dan saya tidak tahu harus berbuat apa.

Tenaga Anda merasa sedih tentang (nama bayi)?


kesehatan:

Komentar: Tanggapan ini menunjukkan penerimaan terhadap perasaan ibu dan


membuatnya boleh merasa sedih.
Ini adalah tanggapan terbaik dalam situasi tersebut.

Catatan: Dalam contoh ini, berempati digunakan untuk menunjukkan penerimaan. Ini adalah
contoh menggunakan keterampilan meningkatkan percaya diri dan memberi dukungan untuk
menunjukkan penerimaan.

Keterampilan 2. Mengenali praktik yang baik dan memuji ibu/pengasuh

▪ Ibu perlu mempelajari banyak hal baru selama hari-hari pertama setelah kelahiran bayi;
▪ Sebagai tenaga kesehatan, kita perlu menghargai usahanya.
▪ Sebelum mengoreksi atau mencoba "memperbaiki" praktiknya, berikan pujian dan
dorongan.
▪ Pengakuan dan pujian seperti ini akan membangun kepercayaan dirinya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 187


▪ Tugas kita sebagai tenaga kesehatan adalah untuk mengamati dan mengenali praktik
yang baik. Kita memuji poin-poin ini dan membantu membangun percaya dirinya.

▪ Ibu dalam gambar ini harus kembali bekerja segera setelah bayinya lahir. Ibu memerah
ASI di siang hari untuk diberikan kepada bayi saat ia bekerja. Ibu terus menyusui bayinya
di malam hari. Ibu khawatir tidak cukup sering menyusui.

▪ Tanggapan yang paling membantu adalah yang ketiga, di mana tenaga kesehatan
mengenali dan memuji apa yang sedang dilakukan ibu dan bayinya. Ini akan membantu
membangun percaya diri ibu dan mendorongnya untuk terus memerah ASI dan menyusui
bayinya di malam hari.

Keterampilan 3. Memberikan bantuan praktis

Setelah bayi lahir, ibu mungkin haus atau lapar, atau ingin beristirahat.
▪ Ibu mungkin membutuhkan orang lain untuk menjaga bayinya saat ia perlu meninggalkan
bayi sebentar;
▪ Jika Anda dapat memberikan bantuan praktis ini, dia akan dapat lebih rileks dan lebih
fokus dalam merawat dan memberi makan bayinya.

Contoh bantuan praktis:


▪ Membuatnya nyaman
▪ Menyediakan makanan dan minuman

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 188


▪ Gendong bayi (ini akan membuatnya nyaman, mandi, atau pergi ke toilet)
▪ Bantu ibu dengan tips praktis untuk mulai menyusui.
▪ Bantu ibu menyusui.

CATATAN: Pengasuh juga dapat menerima bantuan dan dukungan praktis.

▪ Ibu dalam gambar ini sedang berbaring di tempat tidur segera setelah melahirkan. Dia
terlihat sedih dan tertekan. Dia mengatakan kepada pekerja kesehatan: “Tidak, saya
belum menyusui bayi saya. Payudara saya kosong, dan saya masih terlalu sakit untuk
duduk. "

▪ Tanggapan yang paling membantu adalah yang kedua, di mana tenaga kesehatan
menawarkan untuk memberikan bantuan praktis yang akan membuat ibu lebih nyaman,
sebelum membantunya menyusui.
▪ Tentunya, penting bagi bayi untuk segera menyusu. Kemungkinan ibu berhasil menyusui
akan semakin besar jika ia merasa nyaman.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 189


Keterampilan 4. Memberikan informasi yang relevan
▪ Para ibu seringkali membutuhkan informasi tentang menyusui. Sebagai tenaga
kesehatan, Anda memiliki peran penting yang memungkinkan Anda berbagi pengetahuan
dengan mereka.
▪ Penting juga untuk memberikan informasi dan dukungan. Ada begitu banyak informasi
yang dapat Anda bagikan, tetapi Anda tidak boleh membebani ibu.
▪ Anda harus memberikan informasi yang relevan dengan keadaan ibu saat itu.
Katakan padanya apa yang bisa dia gunakan hari ini, bukan dalam beberapa minggu atau
bulan.
▪ Ibu ingin tahu apa yang terjadi pada dirinya dan bayinya. Jelaskan menggunakan
informasi yang paling relevan.
▪ Ibu mungkin merasa setelah proses persalinan dan kelahiran yang panjang. Jika Anda
memberikan hanya satu atau dua informasi, ibu akan dapat mendengarkan, memahami
dan menerapkan pengetahuan baru.
▪ Hindari membebani ibu/pengasuh. Berikan informasi dengan cara yang positif untuk
membangun percaya dirinya.
▪ Seperti yang kita pelajari sebelumnya jangan menghakimi, atau membuat ibu berpikir ia
melakukan sesuatu yang salah. Ini sangat penting jika Anda ingin mengoreksi informasi
yang salah.
▪ Sebelum memberikan informasi cepat, gunakan kesempatan ini untuk membangun
kepercayaan dirinya. Terima apa yang ibu katakan dan puji apa yang ibu lakukan dengan
baik. Ingat, Anda tidak perlu memberikan informasi baru atau langsung mengoreksi
informasi yang salah

PERAGAAN - MENGGUNAKAN BAHASA SEDERHANA DAN MENYEDIAKAN


INFORMASI YANG RELEVAN
Tenaga Selamat pagi (nama). Bagaimana proses menyusui untuk Anda dan bayi
kesehatan: Anda?

Ibu: Baik-baik saja. Saya akan mulai memberikan susu formula kepada bayi
saya karena saya mendengar bahwa ia akan terlindung dari infeksi.

Tenaga Anda memikirkan tentang apa yang terbaik bagi bayi. Saya senang Anda
kesehatan: datang untuk membicarakannya. ASI akan membantu melindungi bayi
Anda dari infeksi, tetapi susu formula tidak bisa. Jika Anda memberi susu
formula kepada bayi Anda, perlindungannya terhadap penyakit akan
berkurang.
Tanyakan: Apa yang Anda amati kali ini?

Komentar: Tenaga kesehatan menggunakan istilah sederhana dan memberikan


informasi yang relevan kepada ibu.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 190


Keterampilan 5. Gunakan bahasa sederhana

▪ Saat berkomunikasi dengan ibu/pengasuh, penting untuk menggunakan istilah yang


sederhana dan akrab. Tujuan kita tidak hanya berbagi informasi tetapi meningkatkan
pemahaman ibu/orang tua/pengasuh.

▪ Apa istilah-istilah yang mungkin biasa kita gunakan? Berikan beberapa contoh.
▪ Contoh: “Kolostrum dengan khasiat anti infeksi” dapat disampaikan dengan bahasa
sederhana “ASI pertama Anda yang akan melindungi bayi”.

PERAGAAN - MENGGUNAKAN BAHASA SEDERHANA DAN MENYEDIAKAN INFORMASI


YANG RELEVAN

Tenaga Selamat pagi (nama). Bagaimana proses menyusui untuk Anda dan bayi Anda?
kesehatan:
Ibu: Baik-baik saja. Saya akan mulai memberikan susu formula kepada bayi saya
karena saya mendengar bahwa ia akan terlindung dari infeksi.
Tenaga
Kesehatan: ASI berlimpah dengan faktor anti-infeksi dan imunoglobulin yang memberikan
perlindungan bayi Anda dari infeksi virus dan bakteri. Bayi yang diberi susu formula
lebih sering mengalami diare, karena susu formula tidak memiliki faktor anti infeksi.
Susu formula seringkali terkontaminasi bakteri berbahaya. Jika Anda memberikan
ASI kepada bayi Anda, ia akan mendapat manfaat dari sifat anti infeksi dan
imunoglobulin yang dikeluarkan melalui ASI.

Tanyakan Apa yang Anda amati?

Komentar: Tenaga kesehatan memberikan terlalu banyak informasi. Dia menggunakan


kata-kata asing dan terfokus pada informasi medis.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 191


Keterampilan 6. Buat satu atau dua saran, bukan perintah
▪ Perbedaan antara saran dan perintah.

Saran: gagasan atau rencana diajukan untuk dipertimbangkan


Perintah: informasi diberikan sebagai perintah (Lakukan ini. Jangan lakukan itu)
▪ Biarkan ibu memutuskan apa yang akan berhasil untuknya dengan memberinya pilihan
yang relevan dengan situasinya;
▪ Berhati-hatilah untuk tidak memberi tahu ibu apa yang harus atau tidak boleh ia lakukan
karena ini dapat menurunkan percaya dirinya.
▪ Saat memberikan konseling, Anda mendengarkan dan mengamati. Baru setelahnya Anda
boleh memberikan saran. Kemudian ibu dapat memutuskan apakah ia akan mencoba
saran tersebut. Hal ini membuat perasaannya terkendali dan membantunya merasa
percaya diri.

▪ Tanggapan pertama adalah perintah. Ini memberitahu ibu apa yang harus ia lakukan.
Ibu mungkin merasa bersalah dan kehilangan percaya diri jika ia tidak bisa
melakukannya.
▪ Tanggapan kedua adalah saran. Ini memungkinkan ibu untuk memutuskan apakah
dia akan menyusui bayi lebih sering atau tidak.
▪ Cara lain untuk memberi saran adalah dengan mengajukan pertanyaan, misalnya,
“Pernahkah Anda berpikir untuk menyusuinya lebih sering? Terkadang itu membantu”.

SEKARANG SAYA TAHU


a. Konseling merupakan cara untuk memahami kondisi orang lain dan membantunya
memutuskan yang terbaik untuk dilakukan dengan harapan adanya perubahan perilaku
yang lebih baik dari sebelumnya.
b. Penting bagi tenaga kesehatan memiliki 2 keterampilan konseling yaitu keterampilan
mendengarkan dan mempelajari untuk dalam melakukan konseling dan keterampilan
membangun percaya diri dan memberi dukungan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 192


MATERI POKOK 2. TATA CARA KONSELING MENYUSUI

PENDAHULUAN
Dalam melakukan konseling menyusui, terdapat tata cara yang perlu dipahami oleh tenaga
kesehatan. Langkah-langkah dalam konseling menyusui yang perlu dilakukan adalah
menilai/bertanya, menganalisis/berpikir dan melakukan/bertindak. Pada masing-masing
langkah ini menggunakan keterampilan konseling dengan tujuan perubahan perilaku terhadap
pemberian makan bayi dan anak. Konselor dapat melakukan konseling sesuai dengan
rekomendasi kontak menyusui dimana pada masing-masing waktu terdapat poin-poin diskusi
yang penting untuk didiskusikan dengan ibu/pengasuh.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu untuk melakukan konseling menyusui.

SUB MATERI POKOK


Berikut ini adalah sub materi pokok:
1. Langkah-langkah konseling menyusui.
2. Kegiatan konseling menyusui

URAIAN MATERI POKOK

Anda telah mengetahui keterampilan konseling, lalu bagaimana melakukan konseling


menyusui? Mari kita pelajari bermsama dengan penuh semangat ya…

1. Langkah-langkah konseling menyusui

▪ Langkah-langkah konseling menyusui adalah Menilai/bertanya, Menganalisis/berpikir


dan Melakukan/bertindak.

▪ Proses langkah-langkah konseling menyusui meliputi:

Langkah 1: Menilai menyusui yang sesuai usia bayi dan kondisi ibu/pengasuh: tanya,
dengarkan dan amati.

Langkah 2: Menganalisis kesulitan menyusui: identifikasi kesulitannya dan jika ada lebih
dari satu, prioritaskan kesulitan tersebut.

Langkah 3: Melakukan dengan mendiskusikan, berikan informasi yang relevan, sepakati


pilihan yang mungkin dilakukan yang dapat dicoba oleh ibu/pengasuh.

Tujuan: berikan informasi tentang menyusui dan dukungan kepada ibu//pengasuh.

Langkah 1: Menilai/Bertanya
Menilai/bertanya merupakan langkah pertama yang penting untuk dilakukan oleh konselor
ketika memulai konseling kepada ibu/pengasuh. Dengan menilai/bertanya,
ibu/ayah/pengasuh dapat berpartisipasi dalam sebuah percakapan dengan mengutarakan
pendapat atau pengalamannya. Konselor perlu menggunakan keterampilan mendengarkan
dan mempelajari sehingga menjadi pendengar yang baik sekaligus dapat menilai/bertanya
berbagai hal untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 193


Langkah dalam menilai/bertanya adalah:
Ucapkan salam pada ibu/pengasuh dan ajukan pertanyaan yang dapat mendorongnya untuk bicara
dengan menggunakan keterampilan membangun kepercayaan diri dan memberikan dukungan.
Pertanyaan dapat mengacu pada daftar tilik menggali riwayat menyusui berikut :

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 194


Langkah 2: Menganalisis/Berpikir
Langkah kedua pada konseling adalah menganalisa/berpikir. Pada langkah ini konselor akan
menganalisis semua informasi yang didapatkan dari hasil langkah pertama sebelumnya yaitu
menilai/bertanya. Dibutuhkan kemampuan yang baik dalam menganalisis sehingga dapat
menemukan prioritas kesulitan yang sedang dihadapi oleh ibu/ayah/pengasuh. Langkah ini juga
penting untuk langkah berikutnya sehingga ibu/ayah/pengasuh mendapatkan informasi yang
tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada langkah ini adalah:
• Bagaimana proses menyusui? Apakah sudah sesuai dengan usia bayi? Apakah sesuai
dengan rekomendasi? Identifikasi kesulitan dalam menyusui (jika ada).
• Jika ada lebih dari satu kesulitan, prioritaskan kesulitan itu.
• Jawab pertanyaan ibu (jika ada)

Langkah 3: Melakukan/Bertindak
Langkah ketiga merupakan langkah terakhir pada konseling menyusui. Pada langkah ini konselor
akan melakukan/bertindak berdasarkan hasil analisis/berpikir pada langkah sebelumnya. Pada
langkah ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
• Tergantung dari usia bayi, kondisi ibu/pengasuh dan analisis Anda (di atas), pilih
INFORMASI YANG RELEVAN. (Jika tidak ada kesulitan, berikan pujian pada ibu karena
telah menyusui sesuai anjuran).
• Berikan pujian pada ibu ketika ia telah melakukan hal yang benar.
• Untuk kesulitan yang ditemui, diskusikan dengan ibu/pengasuh bagaimana mengatasi
kesulitan itu.
• Berikan pilihan/perilaku yang mungkin dilakukan dan bantu ibu memilih salah satu yang bisa
ia lakukan untuk mengatasi kesulitan itu.
• Tunjukkan kepada ibu/pengasuh bantuan praktis sesuai prioritas kesulitan.
• Minta ibu untuk mengulangi perilaku baru yang sudah disepakati untuk melihat
pemahamannya.
• Sepakati dengan ibu untuk melakukan evaluasi pada pertemuan berikutnya.
• Beri tahu dimana ibu bisa mendapatkan dukungan tambahan (misalnya; menghadiri
ceramah pendidikan, kelompok pendukung menyusui di masyarakat), pastikan bahwa ibu
tahu bagaimana mengaksesnya.
• Rujuk ibu dan bayi ke fasilitas kesehatan yang sesuai, bila perlu.
• Ucapkan terima kasih atas waktunya.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 195


Anda telah memahami 3 langkah dalam melakukan konseling menyusui, mari kita
melanjutkan pembelajaran mengenai bagaimana kegiatan konseling menyusui.

2. Kegiatan konseling menyusui

▪ Kegiatan konseling menyusui mencakup Langkah-langkah konseling menyusui yaitu


Menilai/bertanya, Menganalisis/berpikir dan Melakukan/bertindak dan menggunakan dua
keterampilan konseling yaitu keterampilan mendengarkan dan mempelajari dan
keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan.
▪ Kegiatan juga meliputi penilaian proses menyusui dan pengaturan posisi bayi di
payudara ibu.
▪ Dukungan menyusui perlu diperhatikan dalam memberikan bantuan kepada ibu sesuai
dengan kesulitan yang sedang dihadapi.
▪ Dukungan juga diberikan pada ibu ketika sedang hamil.
▪ Tenaga kesehatan dapat menggunakan kontak kunjungan kepada ibu.

Mari kita bahas kesalahan-kesalahan umum dalam melakukan kegiatan konseling


menyusui:

Jangan katakan Anda tertarik dengan menyusui


Perilaku ibu bisa berubah. Dia mungkin merasa dihakimi dan tidak bebas berbicara
tentang pemberian susu formula. Anda harus mengatakan bahwa Anda tertarik dengan
"memberi makan bayi" atau "cara bayi menyusu".

Jangan biarkan formulir (ALAT BANTU KERJA) menjadi penghalang


Peserta yang berperan sebagai konselor tidak boleh membuat catatan saat berbicara.
Mereka dapat melihat formulir untuk mengingatkan diri mereka sendiri tentang apa yang
harus dilakukan, tetapi mereka hanya boleh menulis setelahnya. Peserta yang mengamati
dapat membuat catatan.

Jangan tanya ibu apakah Anda boleh mengamati bagaimana ia menyusui.


Pernyataan itu mungkin membuat ibu merasa dievaluasi atau dihakimi. Sebaliknya, Anda
dapat bertanya apakah Anda dapat mengamati bagaimana bayinya menyusu.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 196


SEKARANG SAYA TAHU:
a. Dalam melakukan konseling perlu dipahami langkah-langkah yang perlu dilakukan. Tiga
langkah konseling terdiri dari menilai/bertanya; menganalisis/berpikir dan
melakukan/bertindak. Pada langkah menilai/bertanya dapat digunakan daftar tilik menggali
riwayat menyusui sebagai salah satu panduan dalam meberikan pertanyaan ketika
melakukan konseling.
b. Kegiatan konseling dapat dilakukan dalam 6 kontak dimana kontak 1 dilakukan sebelum
kelahiran; kontak 2 selama dan segera setelah lahir hingga usia 2-3 hari; kontak 3 pada
usia 1-2 minggu; kontak 4 dalam 3-4 bulan; kontak 5 pada 6 bulan; dan kontak 6 setelah
usia 6 bulan lalu terdapat kontak tambahan yang dapat dilakukan di beberapa kondisi.

C. PENUGASAN

Lampiran MPI 5.IHB 1b

Panduan Latihan Kasus


Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

Tujuan:
Peserta mampu untuk melakukan Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta.
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Latihan Tertulis Keterampilan
Mendengarkan dan Mempelajari di modul peserta.
3. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan seluruh latihan tertulis sesuai
instruksi pada masing-masing latihan.
4. Fasilitator memberikan umpan balik terhadap jawaban latihan masing-masing
peserta satu per satu.
5. Fasilitator mendiskusikan jawaban latihan tertulis mengenai Menghindari kata-kata
menghakimi di dalam kelompok.
6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Latihan Kasus Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari
2. ATK

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 197


Latihan Kasus Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

Latihan 1. Mengajukan Pertanyaan Terbuka


Cara mengerjakan latihan ini:
- Pertanyaan 1-3 adalah pertanyaan “tertutup” dan mudah dijawab
- dengan “ya” atau “tidak”.
- Tulis pertanyaan baru yang “terbuka” yang mengharuskan ibu bicara lebih banyak.
- Pertanyaan 4 adalah Latihan Cerita Pendek Pilihan untuk dikerjakan bila waktu tersedia.
-
Contoh:
Apakah Ibu menyusui bayi ibu? Bagaimana ibu memberi makan
bayi ibu?

Untuk dijawab: (Jawaban yang disarankan)

1. Apakah bayi Ibu tidur dengan ibu?

2. Apakah ibu sering berjauhan


dengan bayi ibu?

3. Apakah puting Ibu sakit?

4. Latihan Cerita Pendek Pilihan

Bapak Yusuf dan Ibu Mia membawa Juned, bayi mereka yang berumur 3 bulan, ke klinik. Mereka
ingin bicara, karena berat badan bayinya tidak bertambah.
Tulislah dua pertanyaan terbuka yang akan kita tanyakan kepada Bapak Yusuf dan Ibu Mia. Kedua
pertanyaan tersebut harus pertanyaan yang tidak bisa mereka jawab dengan “ya” dan “tidak” saja.

Jawaban-jawaban yang mungkin adalah:


- Bagaimana bapak dan ibu memberi makan Juned?
- Bagaimana Ibu menyusuinya?
- Juned sakit apa?
- Bagaimana perilaku Juned?
- Ceritakan bagaimana Juned makan?

Latihan 2. Mengatakan Kembali Apa yang Ibu Katakan

Cara mengerjakan latihan ini:


Pernyataan 1-5 adalah pernyataan-pernyataan yang mungkin ibu katakan.
Di sebelah pernyataan 1-3 ada tiga respon. Beri tanda pada respon yang “mengatakan kembali” apa
yang dikatakan pernyataan tersebut.

Ibu saya bilang bahwa ASI saya kurang.


a. Ibu mengira ASI Ibu cukup?
b. Mengapa ia menyangka begitu?
 c. Orang tua bilang pasokan ASI ibu kurang?

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 198


Untuk dijawab:

1. Bayi saya sering buang air besar kadang 8 kali sehari. a. Tiap hari buang air besarnya
banyak?
b. Buang air besar seperti apa?
c. Apakah ini terjadi setiap hari,
atau hanya beberapa hari?

2. Ia tidak mau menyusu dari saya. a. Apa ia pernah diberi susu


botol?
b. Sejak kapan ia menolak?
c. Dia menolak menyusu?

3. Saya sudah mencoba memberi makan lewat botol, a. Mengapa ibu mencoba memberi
tapi dia memuntahkannya botol?
b. Ia menolak mengisap dari
botol?
c. Apa ibu sudah mencoba
memakai gelas?

Untuk pernyataan 4 dan 5, karanglah sendiri respon yang “mengatakan kembali” apa yang ibu
katakan.

4. Kadang dia tidak buang air besar selama 3-4 hari.

5. Suami saya bilang bayi kami sekarang sudah cukup besar untuk disapih.

6. Latihan Cerita Pendek Pilihan

(Dikerjakan jika masih ada waktu atau perlu tambahan latihan)

Kita bertemu Ibu Cori di pasar bersama bayinya yang berusia 2 bulan. Kita memuji betapa
bayinya tampak sehat, dan menanyakan kabar mereka berdua. Ibu Cori mengatakan “Oh, kami baik-
baik saja. Tapi bayi saya perlu susu botol kalau sore.”

Apa yang dikatakan untuk mengatakan kembali apa yang Ibu Cori katakan?

Latihan 3. Berempati - Menunjukkan Bahwa Kita Memahami Perasaan Ibu

Cara melakukan latihan:

Pernyataan 1-5 adalah hal yang mungkin ibu-ibu katakan.


Di sebelah pernyataan 1-3 ada tiga jawaban yang dapat dipilih.
Garis bawahi kata-kata dalam pernyataan ibu yang menunjukkan sesuatu yang ibu rasakan.
Tandai respon yang paling berempati.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 199


Contoh:
1. Bayi saya sering sekali minta menyusu di malam hari, a. Seluruhnya berapa kali bayi ibu
saya jadi merasa capek. Minum?
b. Apa dia membangunkan ibu tiap
malam?
c. Capek sekali ya bu menyusui malam
- malam.
Untuk dijawab:

2. ASI saya kelihatannya encer sekali-saya yakin a. Itu namanya foremilk – selalu
tidak bagus agak encer
b. Ibu kuatir tentang tampilan ASI ibu?
c. Yah, berapa berat bayi ibu? ini tidak
bagus

3. Tidak ada ASI di payudara saya, dan a. Ibu gelisah karena ASI belum
bayi saya sudah satu hari umurnya. keluar?
b. Apa dia sudah mulai menyusu?
c. Biasanya ASI perlu beberapa hari
untuk keluar.

Yang harus dilakukan:


Untuk pernyataan 4 dan 5, garis bawahi kata-kata yang menunjukkan perasaan, lalu karanglah
sendiri respon empati.

4. Seharian payudara saya merembes ASI di tempat kerja – memalukan sekali.

5. Perut saya sakit sekali kalau bayi sedang menyusu.

6. Latihan Cerita Pendek Pilihan


(Dilakukan jika tersedia waktu atau perlu latihan tambahan)
Ibu Eni membawa bayinya Sukma berkunjung. Dia kelihatan cemas. Dia berkata,
“Sukma sangat sering menyusu, tapi tetap kelihatan kurus!”

Apa yang akan dikatakan kepada Ibu Eni untuk berempati terhadap perasaannya?

Latihan Kelompok
Minta peserta untuk berkumpul kembali guna mengerjakan Latihan 5 secara berkelompok

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 200


Latihan 4. Menerjemahkan Kata-Kata Yang Menghakimi

KATA-KATA YANG MENGHAKIMI

Baik Normal Cukup Masalah ‘Terlalu


banyak’
menangis
bagus betul memadai gagal tidak senang
buruk tepat tak memadai kegagalan senang
jelek benar memuaskan berhasil rewel
salah berlebihan sukses kolik

▪ Kata-kata yang dicetak tebal di bagian paling atas adalah kata-kata yang paling lazim digunakan.
Ini kata-kata yang akan kita gunakan dalam latihan ini.

▪ Di bawah masing-masing kata yang lazim tadi terdapat daftar kata-kata lain yang maknanya
hampir sama. Misalnya, 'memadai' dan ‘lumayan’ ditaruh di bawah kata 'cukup'. Kata-kata yang
artinya berlawanan berada dalam satu kelompok. Misalnya 'bagus' dan 'jelek'. Semua ini adalah
kata-kata yang menghakimi dan penting sekali menghindarkannya.
Mintalah para peserta melihat tabel ‘MENGGUNAKAN DAN MENGHINDARI KATA KATA
MENGHAKIMI’, di modul peserta.

Untuk tiap kata, bacalah Pertanyaan menghakimi, dan beritahu terjemahannya. Kemudian
mintalah peserta memikirkan Pertanyaan yang tidak menghakimi. Pertanyaan ini sebaiknya sama
dengan pertanyaan yang menghakimi, tapi tanpa memakai kata-kata menghakimi.

MENGGUNAKAN DAN MENGHINDARI KATA-KATA MENGHAKIMI

Kata-kata Bahasa Pertanyaan Pertanyaan


Setempat Menghakimi Tidak Menghakimi

Baik

Normal

Cukup

Masalah
menyusuinya

Banyak

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 201


Lampiran MPI 5. IHB 1c

Panduan Latihan Kasus


Keterampilan Membangun Percaya Diri dan Memberi Dukungan

Tujuan:
Peserta mampu untuk melakukan Keterampilan Membangun Percaya Diri dan Memberi
Dukungan

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta.
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Latihan Tertulis Keterampilan
Membangun Percaya Diri dan Memberi Dukungan di modul peserta.
3. Fasilitator meminta peserta untuk mengerjakan seluruh latihan tertulis sesuai
instruksi pada masing-masing latihan.
4. Fasilitator memberikan umpan balik terhadap jawaban latihan masing-masing
peserta satu per satu.
5. Fasilitator mendiskusikan jawaban latihan tertulis pertama tentang Keterampilan
Menerima apa yang ibu rasakan di dalam kelompok.
6. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan dan mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Latihan Kasus Keterampilan Membangu Percaya Diri dan Memberi Dukungan
2. ATK

Latihan Kasus Keterampilan Membangun Percaya Diri dan Memberi Dukungan

Latihan 1 adalah latihan kelompok tentang menerima apa yang ibu pikirkan.
Latihan 2-7 adalah latihan tertulis perorangan.

Latihan 1. Menerima apa yang ibu PIKIRKAN.

Apa yang dilakukan.


Contoh 1 – 2 merupakan pemikiran yang keliru yang biasa ibu katakan, disebelah
masing-masing pemikiran yang keliru tersebut ada tiga respon.
Fasilitator membacakan pemikiran ibu yang keliru, dan peserta membacakan
dan mengidentifikasi yang mana yang Setuju, tidak setuju, dan menerima tanpa
bersikap setuju atau tidak setuju.

Contoh 1-2
Fasilitator membaca: Peserta membaca:

1. “Saya memberinya minum air, -“Oh, tidak perlu! ASI mengandung


karena cuaca panas sekali.” banyak air”
-“Ya, mungkin bayi membutuhkan
minuman ekstra di cuaca begini”.
-“Ibu merasa kadang-kadang bayi
perlu minum air?”

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 202


2. “Saya belum bisa menyusui selama dua hari ini, “ASI tidak terlalu bagus setelah
jadi ASI saya basi beberapa hari”
“Ibu kuatir kalau ASI-nya basi?”
“Tapi ASI tidak akan pernah basi
selama di payudara”.

Sekarang lihat Contoh 3-5. Berikut ini ada beberapa pemikiran keliru, yang ditulis sebagai
pernyataan oleh ibu. Di sampingnya ada beberapa respon yang mungkin diberikan untuk
menerima perkataan ibu. Di buku panduan peserta, tidak ada respon tertulis.

Peserta memberi respon yang menerima apa yang ibu katakan, tanpa harus tidak setuju atau
setuju. Peserta tidak perlu “menebak” respon tepat seperti yang disarankan, asal respon mereka
menerima apa yang ibu katakan.

Contoh 3-5 Peserta menjawab


Fasilitator membacakan: Respon yang mungkin:
3. “Saya perlu memberinya susu Formula karena
sekarang umurnya sudah dua bulan. ASI saya
sekarang tidak cukup lagi buat dia.”

4. “ASI yang pertama keluar tidak bagus buat bayi.


Saya tidak bisa menyusuinya sampai ASI pertama
keluar semua.”

5. “Saya hamil lagi, jadi saya sebaiknya segera


berhenti menyusui.”

Latihan kasus

Untuk masing-masing latihan, bacalah instruksi Bagaimana mengerjakan latihan dan Contoh
apa yang harus dilakukan.
Kemudian tulis jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan pada bagian Untuk dijawab.
Kalau sudah selesai, diskusikan jawaban-jawaban dengan fasilitator.

Latihan 2. Menerima apa yang ibu RASAKAN

Bagaimana mengerjakan latihan:


Setelah cerita A dan B di bawah ini, tersedia 3 respon.
Beri tanda  pada respon yang menunjukkan penerimaan terhadap apa yang ibu
rasakan.
Untuk cerita C, buatlah sendiri respon yang menunjukkan penerimaan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 203


Contoh:

Bayi laki-laki Ibu P sedang pilek, hidung tersumbat, dan terlihat kesulitan menyusui. Ketika
menceritakan soal ini, Ibu P menangis.
Beri tanda  pada respon yang menunjukkan kita memahami perasaan ibu P.

a. Jangan kuatir – bayi ibu akan baik-baik saja.


b.
Ib Tidak perlu menangis - dia akan segera sembuh k o k
 c. Memang bingung kalau bayi sakit ya?

Untuk dijawab:
Cerita A.
Ibu Mia menangis. Dia mengatakan payudaranya jadi lembek lagi, jadi ASI-nya pasti berkurang,
padahal bayinya baru berumur 3 minggu.
a. Jangan menangis - saya yakin ASI Ibu masih banyak.
b. Saya mengerti, Ibu benar-benar sedih karena ini.
c. Payudara memang sering jadi lembek pada saat ini – tapi itu bukan berarti ASI ibu
berkurang!.

Cerita B.
Ibu Dani terganggu sekali. Bayinya kadang tidak buang air besar (BAB) selama satu atau dua hari.
Saat BAB, bayinya mengangkat lutut dan mengejan sampai wajahnya merah padam. Tinjanya lembek
dan kuning kecoklatan.

a. Ibu tidak usah terganggu – keadaan ini sangat normal untuk bayi.
b. Beberapa bayi tidak BAB selama 4 atau 5 hari.
c. Ibu benar-benar terganggu ya kalau dia tidak BAB?

Cerita C.
Ibu Marta kelihatan sangat cemas. Dia yakin bayinya sakit parah. Lidahnya penuh bintik putih, yang
menurut kita sariawan. Kita tahu ini tidak serius dan mudah mengobatinya.
Tulis apa yang akan dikatakan kepadanya, untuk menunjukkan betapa kita memahami
kecemasannya.

Latihan 3. Memuji apa yang ibu dan bayi kerjakan dengan baik

Bagaimana mengerjakan latihan:


Untuk cerita D dan E di bawah ini, ada 3 respon. Semua respon itu adalah pernyataan yang mungkin
akan disampaikan kepada para ibu dalam cerita tersebut.
Beri tanda  untuk respon yang memuji apa yang ibu dan bayinya lakukan dengan baik, untuk
membangun kepercayaan diri ibu. (kita bisa memberi informasi lainnya nanti)
Untuk cerita F, buat respon yang memuji apa yang dilakukan dengan baik oleh ibu dan bayi.

Contoh:
Seorang ibu menyusui bayinya yang berusia 3 bulan, dan memberinya sari buah. Bayi kena diare
ringan.
Beri tanda pada tanggapan yang memuji apa yang ibu lakukan.
a. Ibu sebaiknya menyetop sari buah – mungkin itu yang menyebabkan diare.
 b. Bagus sekali ibu menyusuinya — ASI bisa membantu bayi ibu sembuh
c. Lebih baik tidak memberi bayi apapun kecuali ASI sampai mereka berusia 6 bulan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 204


Untuk dijawab: Cerita D.
Seorang ibu mulai memberi susu botol kepada bayinya di siang hari sementara ia pergi
bekerja. Dia menyusui bayinya begitu sampai di rumah, tapi bayinya tampak tak ingin menyusu
sebanyak sebelumnya.

a. Salut dengan ibu yang berusaha menyusui kapan saja ibu sampai di rumah setelah
bekerja.
b. Lebih baik ibu memberi susu buatan pakai cangkir, jangan botol.
c. Bayi sering berhenti menyusu apabila ibu mulai memberinya botol.

Cerita E.
Seorang ibu dari bayi berusia 3 bulan mengatakan bahwa bayinya terus menangis di waktu
malam, dan ibu itu berpikir bahwa ASI-nya berkurang. Padahal bayinya bertambah berat dengan
baik bulan lalu.

a. Banyak bayi menangis pada waktu seperti itu – tak perlu dikuatirkan
b. Dia tumbuh dengan baik – dan itu hanya karena ASI saja.
c. Biarkan saja dia menyusu lebih sering – itu akan segera meningkatkan
pasokan ASI ibu.

Cerita F.
Seorang bayi berusia 4 bulan sepenuhnya diberi susu botol, dan kena diare. KMS menunjukkan berat
lahirnya 3,5 kg, dan bayi itu hanya bertambah 200 gram berat badannya selama 2 bulan terakhir.
Botol susunya berbau asam.
Tulis apa yang akan katakan untuk memuji apa yang telah ibu dan bayi lakukan dengan benar:

Latihan 4. Memberi sedikit informasi relevan


Bagaimana mengerjakan latihan:
Di bawah ini adalah daftar empat ibu dengan bayi dari berbagai usia.
Di sebelahnya ada juga 4 buah informasi (a, b, c, dan d) yang mungkin ibu perlukan; tapi informasi
tersebut tidak bersebelahan dengan ibu yang paling membutuhkannya.
Cocokkan masing-masing informasi dengan ibu dan bayi, sehingga informasi tersebut PALING
RELEVAN PADA SAAT ITU.

Untuk dijawab:
Ibu 1 – 4 Informasi :

1. Ibu kembali bekerja a. ASI pertama yang berwarna


kekuningan adalah satu-
satunya yang bayi perlukan saat ini
2. Ibu dengan bayi usia 5 bulan b. Menyusui Eksklusif adalah yang
yang menyusu eksklusif terbaik sampai bayi berusia 6
bulan
3. Ibu dengan bayi usia 3 bulan c. Menyusui waktu malam
yang disusui eksklusif baik untuk bayi dan
membantu meningkatkan
produksi ASI

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 205


4. Ibu baru melahirkan yang ingin d. Ketika bayi ibu sudah berusia
memberi bayinya makan pra menyusui 6 bulan, maka dia mulai
memerlukan makanan pendamping

Bagaimana melakukan latihan:


Untuk Ibu 5, buatlah kalimat yang mengandung informasi relevan

Ibu 5 :
Seorang ibu yang melahirkan sehari yang lalu dengan kondisi payudara yang lembek dan
khawatir karena ASI-nya belum keluar:

Latihan 5. Memberi informasi dengan cara positif

Bagaimana mengerjakan latihan:


Di bawah ini ada beberapa pemikiran keliru, serta apa yang akan dikatakan untuk
menerima apa yang dipikirkan ibu. Tulis apa yang akan dikatakan kepada ibu nantinya untuk
memperbaiki pemikiran yang keliru. Berilah informasi dengan cara positif yang tak terdengar
mengkritik.

Contoh:
Seorang ibu hamil berkata :
“Saya tidak akan punya cukup ASI, karena payudara saya begitu kecil.”

Terima apa yang ibu katakan:


“Mm. Ibu sering kuatir dengan ukuran payudaranya.”

Beri informasi yang benar dengan cara positif:


“Ibu, payudara yang lebih besar hanya berisi lebih banyak lemak. Bagian
payudara yang menghasilkan ASI sama saja jumlahnya di semua payudara.”

Untuk dijawab:
1. Seorang ibu berkata: “Saya tidak membiarkannya menyusu lebih dari 10 menit,
karena akan menyebabkan puting saya lecet.”
Terima apa yang ia katakan:

Berikan informasi yang benar dengan cara positif:

2. Seorang ibu berkata: “Saya akan memberinya sebotol susu formula di malam hari, dan
menghemat ASI untuk malam itu.”

Terima apa yang dikatakannya:

Berikan informasi yang benar dengan cara positif :

3. Seorang ibu berkata: “Saya beri dia air minum, karena sekarang cuaca panas sekali.”

Terima apa yang ia katakan:

Berikan informasi yang benar dengan cara positif:

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 206


Latihan 6. Menggunakan bahasa sederhana

Bagaimana mengerjakan latihan:


Di bawah ini ada dua informasi yarg mungkin ingin diberikan kepada ibu, termasuk beberapa
informasi dari Latihan 9.
Informasi tersebut benar, tapi menggunakan istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti
ibu yang bukan petugas kesehatan.
Tulis kembali informasi tersebut dengan bahasa sederhana yang dengan mudah dapat
dimengerti ibu.

Contoh:
Informasi: Menyusui eksklusif sudah mencukupi bagi bayi di usia 6 bulan.

Memakai bahasa sederhana:


Bayi tidak membutuhkan makanan atau minuman lain sampai berumur 6 bulan.

Untuk dijawab:

1. Informasi: Foremilk biasanya kelihatan lebih encer dan hindmilk lebih banyak mengandung
lemak

Memakai bahasa sederhana:

2. Informasi: Untuk menyusu secara efektif, bayi perlu melekat dengan baik pada payudara.

Memakai bahasa sederhana :

Latihan 7. Memberi satu atau dua saran, bukan perintah

Bagaimana mengerjakan latihan:


Di bawah ini ada beberapa perintah yang mungkin ingin berikan kepada ibu menyusui.
Tuliskan kembali perintah-perintah tersebut sebagai saran-saran. Pertanyaan 4 dan 5 adalah
pilihan, untuk dikerjakan jika waktu tersedia.

Contoh:
Perintah: Tidurlah bersama bayi supaya bisa menyusui di waktu malam!

Saran:
Mungkin akan lebih mudah menyusui bayi waktu malam kalau dia tidur bersama Ibu.
Beberapa contoh alternatif bagaimana membuat saran: (Dalam jawaban, hanya perlu memberikan
SATU jawaban.)

− Saran dalam bentuk pertanyaan:


Bukankah lebih mudah menyusui bayi waktu malam kalau bayi tidur dengan ibu?
Pernahkah ibu berpikir untuk membiarkan bayi tidur dengan ibu?
− Pertanyaan yang diikuti dengan beberapa informasi:
Bagaimana perasaan ibu kalau membiarkan bayi tidur dengan ibu? Mungkin akan lebih
mudah menyusui dengan cara itu.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 207


Untuk dijawab:

1. Perintah: Jangan beri bayi ibu air minum apapun sebelum umurnya minimal 6 bulan!

Saran:

2. Perintah: Susui bayi lebih sering, kapanpun ia lapar, nanti pasokan ASI
ibu akan bertambah!

Saran

3. Perintah: Ibu harus mendekap bayi lebih dekat, nanti dia tidak bisa menyusu
dengan baik!

Saran:

Pilihan:

4. Perintah: Ibu sebaiknya memberi susu pakai cangkir. Jangan beri dia botol, nanti
dia akan menjadi diare!

Saran :

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 208


Lampiran MPI 5.IHB 2

Panduan Simulasi Konseling Menyusui

Tujuan:
Peserta mampu untuk melakukan Konseling Menyusui.

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta.
2. Fasilitator menyiapkan skenario untuk simulasi Konseling Menyusui.
3. Fasilitator meminta peserta untuk menyiapkan KMS dan formulir keterampilan konseling dan
formulir pengamatan konseling menyusui
4. Fasilitator memberikan penjelasan cara simulasi kepada peserta bahwa salah satu peserta akan
berperan menjadi “ibu” dan seorang lagi berperan menjadi “konselor”, peserta lain menjadi
“pengamat”.
5. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa ketika menjadi “ibu” mainkan bagian ibu sesuai
skenario yang diberikan sedangkan “konselor” akan melakukan konseling menyusui. Peserta akan
mendapat KMS yang baik sudah terisi atau belum, peserta dapat mengisinya dengan pensil bila
KMS belum terisi. Pengamat akan mengamati “konselor” bagaimana konseling menyusuinya
dengan menggunakan formulir pengamatan konseling menyusui.
6. Fasilitator mempersilakan kepada peserta untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti.
7. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa saat ini peserta akan berlatih melakukan
konseling menyusui secara keseluruhan dengan 3 langkah konseling menyusui keterampilan
konseling baik keterampilan mendengarkan dan mempelajari maupun keterampilan membangun
percaya diri dan memberikan dukungan.
8. Secara bergantian, tiap peserta memainkan peran sebagai ibu, konselor dan pengamat. Fasilitator
memastikan semua peserta berperan sebagai konselor.
9. Setiap kali selesai satu kali simulasi, fasilitator mempersilakan peserta yang menjadi konselor untuk
menyampaikan apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan menurut peserta. Kemudian
fasilitator meminta peserta yang menjadi ibu dan pengamat memberikan umpan balik kepada
peserta yang berperan sebagai konselor dan terakhir fasilitator memberikan pujian kepada peserta
dan umpan balik secara keseluruhan.
10. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Formulir Konseling menyusui
2. Formulir pengamatan konseling menyusui
3. Skenario Konseling menyusui
4. Lembar KMS/Buku KIA
5. Boneka, model payudara
6. Cangkir/gelas

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 209


Tanggapan Cerita Konseling dan Cerita Konseling

Dalam latihan ini perhatikan:

▪ Bila berperan sebagai “Konselor”


- Berikan salam kepada “ibu” dan perkenalkan diri.
- Tanyakan namanya dan nama bayinya, dan sapalah dengan menggunakan namanya dan
nama bayinya .
- Ajukan satu atau dua pertanyaan terbuka tentang mereka dan apa yang bisa anda bantu.
- Gunakan keterampilan konseling. Cobalah menggunakan sekurangnya satu contoh dari
masing-masing keterampilan
- Berlatihlah mengajukan pertanyaan yang paling relevan.
-Gunakan keterampilan percaya diri dan memberi dukungan untuk
membantu ibu.

▪ Bila berperan sebagai “ibu”:


- Jawablah pertanyaan terbuka dari ‘konselor” dengan alasan kunjungan. Alasan ini terdapat
pada kalimat paling atas dalam cerita. Misalnya, untuk Cerita Konseling 1, katakan “ASI saya
kurang bagus. (Nama bayi) menangis terus.”
- Lalu tanggapi apa yang “konselor” katakan. Jika ia mengajukan pertanyaan, jawablah
berdasarkan apa yang tertulis. Jika tidak bisa menjawab pertanyaan memakai bahan yang
tertulis, karanglah jawaban yang cocok dengan cerita.
- Bila “konselor” memakai keterampilan mendengarkan dan mempelajari dengan baik, dan
memberi kesan bahwa ia benar-benar tertarik, berceritalah lebih banyak.
- Ketika ia memberikan informasi dan menyarankan apa yang dapat ibu lakukan, berikan
respon yang sesuai yang mungkin akan ibu berikan, serta apakah yang konselor katakan
membantu atau tidak

▪ Bila menjadi “pengamat”:


- Gunakan Formulir Pengamatan , dan amati keterampilan mana yang digunakan “konselor”,
dan keterampilan mana yang tidak digunakan. Tandai ceklis dengan pensil tiap kali
menyaksikan “konselor” menggunakan sebuah keterampilan dengan benar.
- Cobalah menentukan apakah “konselor” memahami situasi “ibu” dengan tepat, dan apakah ia
mengajukan pertanyaan yang paling relevan dan memberi pertolongan yang sesuai.
- Selama diskusi, bersiaplah memberi pujian terhadap apa-apa yang telah dilakukan para
pemain dengan benar, dan berilah saran terhadap apa-apa yang bisa mereka lakukan lebih
baik lagi.
▪ Berikan kartu Cerita Konseling pada pengamat sehingga mereka dapat mengikutinya
Konselor tidak mendapat kartu ini.

Tanggapan atas cerita-cerita konseling


Catatan berikut menekankan butir-butir utama tiap cerita, untuk membantu menanggapi praktik
berpasangan yang dilakukan para peserta.

Cerita konseling 1.
BB bayi bertambah di bawah 500 gram sebulan, berarti dia tidak mendapat cukup ASI. Ibu terlalu sibuk
untuk merespon bayinya, sehingga tidak cukup sering menyusuinya.
Para peserta berlatih berempati terhadap kesulitan yang dihadapi ibu di rumah, dan mereka harus
mempelajari bahwa ibu berencana memberi botol. Para peserta dapat berlatih membuat saran –
misalnya, ibu membawa bayi bersamanya, atau kakak yang berusia 7 tahun membawakan adik ke

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 210


ibunya daripada memberinya empeng. Para peserta juga bisa menawarkan untuk bicara dengan
keluarga ibu tentang kebutuhan-kebutuhan bayi.

Cerita konseling 2.
Cerita ini menekankan pentingnya mengetahui pengalaman menyusui ibu sebelumnya, selama
kunjungan antenatal. Ibu ini pernah mempunyai pengalaman buruk dan berisiko gagal menyusui, jadi
ia memerlukan dukungan ekstra. Para peserta berlatih memberi ibu informasi, dan membangun
percaya dirinya bahwa kali ini ia dapat menyusui, tanpa membuatnya merasa dikritik.

Cerita konseling 3.
Bayi ini bertambah beratnya dengan baik ketika disusui eksklusif, tapi beratnya tidak lagi bertambah
dengan baik saat mulai diberi botol. Ibu masih sangat muda, dan berisiko tinggi untuk
gagal menyusui, jadi ia membutuhkan bantuan ekstra. Dia juga mendapat tekanan dari ayah bayi
untuk memberi susu botol. Para peserta berlatih memberi saran agar ibu berhenti memberi susu botol,
tanpa membuatnya merasa dikritik. Peserta juga sebaiknya menawarkan untuk mendiskusikan
keadaan ini dengan keluarga. Bicara dengan ibu saja mungkin tidak membantu.

Cerita konseling 4.
Bayi ini “gagal tumbuh” karena menyusui tidak dimantapkan dalam periode pasca persalinan. Ibu
dan bayinya sebenarnya sangat sehat.
Para peserta berlatih mendorong ibu muda yang tidak berpengalaman itu untuk mencoba relaktasi.
Peserta berlatih memberinya percaya diri bahwa ia bisa memproduksi cukup ASI untuk bayinya tanpa
menggunakan susu kaleng.

Cerita konseling 5.
Ini adalah BBLR yang mendapat cukup ASI, dan hal itu berlangsung dengan baik. Menyusunya
yang pelan sebenarnya normal, tapi membuat ibunya kuatir. Ibu kehilangan sebagian percaya
dirinya karena ia punya masalah kesuburan, dan cukup lama untuk menunggu kehadiran bayi ini.
Ibu membutuhkan banyak dukungan ekstra, terutama karena suaminya tidak begitu membantu. Para
peserta berlatih membangun percaya diri ibu bahwa ia mempunyai cukup ASI, dan bayinya tumbuh
dan akan jadi besar dan kuat dalam waktu yang tidak lama. Penting sekali untuk tidak mengatakan
kepada ibu bahwa segalanya baik-baik saja, dan bahwa ibu tidak perlu kuatir. Para peserta harus
menunjukkan empati terhadap kekuatiran ibu.

Cerita konseling 6.
Ini ibu muda lainnya. Bayinya baik-baik saja, tapi ibu berisiko menghadapi tekanan untuk memberi
botol, kali ini datang dari temannya. Ibu merasa tidak aman dalam hubungannya dengan ayah bayi,
dan kuatir tidak bisa lagi “dugem” di malam hari, dan kuatir kehilangan kecantikannya. Para peserta
berlatih memberi dukungan, dan membicarakan masalah sosial ibu. Konselor tidak hanya menjelaskan
manfaat menyusui saja.

Cerita Konseling 7
Cerita ini menggambarkan kebutuhan untuk mendorong para ibu melanjutkan
dan meningkatkan pemberian ASI saat bayinya sakit dan sampai usia bayinya
2 tahun atau lebih. Makanan keluarga ini buruk, dan ASI membantu baik untuk
menyediakan nutrien penting, maupun untuk membantu bayi pulih dari diare.
Para peserta berlatih menerima pendapat ibu mengenai penyakit anaknya, menginformasikan kepada
ibu bahwa menyusui sangat membantu anak yang menderita diare, untuk mendorong ibu meneruskan
kegiatan menyusui.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 211


Cerita konseling 8.
Cerita ini menggambarkan beberapa masalah ibu bekerja. Pasokan ASI seorang ibu bisa berkurang
bila bayinya mulai mendapat susu formula botol. Ibu juga mempunyai masalah dengan bayi yang
sebelumnya. Dia sudah termotivasi dengan baik untuk memerah ASI untuk bayinya, dan meminta
saudara perempuannya memberikan ASI dengan cangkir.
Para peserta berlatih menjelaskan kepada ibu tentang cara memerah ASI dan memberikannya
dengan cangkir; dan tentang pentingnya memerah ASI saat ibu di tempat kerja untuk
mempertahankan produksi ASI, meskipun dia tidak dapat menyimpan ASI perahnya untuk bayi.
Seorang konselor juga bisa menyarankan ibu untuk mencoba berhenti merokok.

Cerita Konseling 1 “ASI saya tidak bagus. (Nama bayi) menangis terus.”

Umur bayi: 3 bulan Berat badan di usia 2 minggu: 2,9 kg


Berat badan sekarang: 3,7 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Menyusu eksklusif. Bayi tidur bersama saya di malam hari dan
menyusu kapan saja bayi bisa di siang hari - mungkin 3 kali.

Kesehatan dan perilaku bayi: Ia baik-baik saja. Tampaknya banyak menangis. Kakak
perempuannya yang berusia 7 tahun menggendongnya ke mana-mana, dan bayi mengisap empeng.
Saya tidak tahu berapa kali bayi buang air kecil – Saya tidak bersamanya. Saya mencuci sekitar 3-4
popok atau kain sehari, tapi mungkin bayi tidak selalu diganti pakaiannya tiap ngompol.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Bayi lahir di rumah. Disusui segera setelah
persalinan.

Kondisi ibu: Saya berusia 32 tahun, dan sehat. Tidak merokok dan minum alkohol. Saya tidak
memakai
KB apa pun. Saya merasa lelah, dan berpikir botol susu bisa membantu.

Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya: 5 bayi, semua disusui. 3 anak saat ini berusia di
bawah
5 tahun.

Situasi keluarga dan sosial: Saya sangat sibuk dengan pekerjaan rumah tangga dan bekerja di
ladang. Mertua perempuan berharap saya mengerjakan segalanya, dan sulit sekali menyisihkan
waktu untuk menyusui bayi.

Cerita Konseling 2 “Saya akan memberi susu botol pada bayi yang
akan lahir ini. Saya tidak bisa menyusui.”

Kunjungan Antenatal.

Kondisi ibu: Saya berusia 28 tahun, dan merasa sehat. Saya sedang hamil 6 bulan. Sebelum punya
bayi pertama dulu, Saya ingin sekali menyusui. Payudara dan puting saya ukurannya sedang-sedang
saja.

Pengalaman pemberian makanan bayi sebelumnya: Saya sudah punya dua anak.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 212


Bayi pertama lahir dengan operasi Caesar, setelah persalinannya macet. Bayinya lalu dirawat di
kamar bayi 5 hari, dan diberi susu botol. Saya telah mencoba menyusuinya setelah 5 hari, tapi bayi
tak mau menyusu, dan menangis tiap Saya mencoba menyusuinya. Saya tidak bisa membuatnya
menyusu dengan baik, dan perawat menganjurkan Saya meneruskan susu botol. Saya sangat
kecewa, dan merasa gagal. Bayi sering sakit diare selama tahun pertamanya.
Bayi kedua saya lahir lewat vagina. Saya menyusuinya sepanjang hari pertama, tapi puting Saya nyeri.
Ibu berjuang melawan nyeri, selama 4 minggu. Lalu puting saya merekah dan berdarah, sehingga
saya memberi bayi susu botol selama beberapa hari agar puting sembuh. Selanjutnya bayi menolak
menyusu lagi.

Situasi keluarga dan sosial: Saya seorang perawat di bangsal perawatan anak. Saya akan
mengambil cuti melahirkan, dan telah menyimpan beberapa hari dari cuti terdahulu, sehingga bisa
tinggal di rumah selama
4 bulan setelah melahirkan. Saya tinggal dekat rumah sakit, dan adik perempuan saya tinggal
bersama dan menjaga anak-anak selama saya bekerja.

Cerita Konseling 3 “(Nama bayi) selalu menangis dan ASI


saya kering.”

Umur bayi: 3 bulan BB usia 1 bulan: 4,0 kg BB Sekarang: 4,8 kg


BB lahir: 3,0 kg BB usia 2 bulan: 5,0 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Saya menyusui 4-5 kali sehari dan kadang sekali di malam
hari. Saya juga memberi 2 botol susu formula tiap hari. Saya menakar 1-2 sendok susu bubuk untuk
tiap botol. Saya mulai memberi susu botol sejak bayi usia 2 bulan.

Kesehatan dan perilaku bayi: Bayi sering menangis ketika masih kecil. Dia terus menangis, tapi
biasanya agak tenang kalau saya beri botol. Bulan lalu dia diare beberapa hari, tapi sekarang sudah
berhenti.
Sekarang bayi menyusu lebih sedikit daripada dulu.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Bayi lahir di rumah. Disusui sejak hari pertama.
Kondisi ibu: Saya berusia 17 tahun, dan sehat. Saya memakai IUD sejak usia 6 minggu pasca
persalinan.

Pengalaman pemberian makanan bayi sebelumnya: Ini adalah bayi pertama saya.
Situasi keluarga dan sosial: Saya ibu rumah tangga. Ibu kandung saya tinggal di dekat saya dan
membantu saya. Suami saya mengeluh jika bayi menangis. Suami ingin saya memberi susu botol
supaya bayi diam dan dia bisa tidur di malam hari. Rekan suami saya di kantorlah yang menyarankan.

Cerita Konseling 4 “(Nama bayi) sangat kurus dan susah


buang air besar.”

Umur bayi: 2 bulan BB usia 1 bulan: 3,0 kg


BB lahir: 2,8 kg BB sekarang: 3,1 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Saya memberi bayi susu kaleng dengan botol. Saya membuat
sekitar 3-4 botol sehari. Saya mencampur 2 sendok susu kaleng ke dalam tiap botol. Jika sedang tidak
punya susu kaleng, saya memberi sereal diseduh air. Kadang-kadang saya menyusui, hanya untuk
menenangkan bayi, tapi ASI yang keluar hanya sedikit.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 213


Kesehatan dan perilaku bayi: Bayi saya sering menangis, tapi tubuhnya sangat kecil dan lemah. Dia
tidak terlalu sering BAB, dan kotorannya kecil-kecil dan kering. Saya mengira bayi sembelit. Bayi
buang air
kecil kira-kira 3-4 kali sehari. Kadang hanya dua kali, dan air seninya berwarna kuning tua.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Normal. Bayi lahir malam hari di rumah sakit.
Saya menyusui bayi keesokan harinya, setelah dokter memeriksanya. Waktu itu ASI belum keluar,
dan bayi tidak tertarik menyusu. Jadi saya mulai memberi susu botol sambil menunggu ASI keluar,
tapi ASI tidak keluar sebagaimana mestinya.

Kondisi ibu: Saya berusia 19, dan sehat. Saya tidak merokok atau minum alkohol. Saya akan mulai
memakai pil KB saat haid sudah mulai lagi.

Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya: Ini adalah bayi pertama saya. .

Situasi keluarga dan sosial: Saya ibu rumah tangga. Suami bekerja sebagai pengemudi dan sering
tidak di rumah. Ibu saya membantu memberi susu botol untuk bayi.

Cerita Konseling 5 “(Nama bayi) tidak bisa menyusu dengan


baik.”

Umur bayi: 4 minggu BB saat berusia 3 minggu: 1,80 kg


BB lahir: 1,5 kg BB sekarang: 1,95 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Hanya menyusu.

Kesehatan dan perilaku bayi: Bayi menyusu pelan dan membutuhkan waktu lama, dan dia selalu
berhenti untuk beristirahat di tengah-tengah menyusu.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Bayi lahir prematur, sangat lemah, pada usia
kandungan sekitar 32 minggu, dirawat di unit perawatan khusus selama 2 minggu. Waktu itu bayi
diberi makan dengan selang nasogastric selama 1 minggu, dan kemudian dengan cangkir. Saya
tinggal di rumah sakit dan memerah ASI 3 jam sekali untuk bayi saya. Saya memerah ASI cukup
untuk bayi saat itu. Ia baru mulai menyusu kira-kira seminggu yang lalu.

Kondisi ibu: Usia saya 24 tahun dan baru hamil setelah 3 tahun menikah. Saya mengira tidak punya
cukup
ASI - payudara saya tidak tampak sangat penuh. Saya sangat sedih, dan merasa gagal jadi ibu.

Pengalaman pemberian makanan bayi sebelumnya: Ini bayi saya yang pertama.

Situasi keluarga dan sosial: Suami saya seorang petani, dan menginginkan banyak anak. Suami
kurang memberikan perhatian kepada bayi kecil yang sakit-sakitan ini.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 214


Cerita Konseling 6 “ASI saya mengering, dan saya harus memberi
(nama bayi) susu botol. Susu formula apa yang
paling baik?”

Usia bayi: 2 bulan BB sekarang:. 5,0 kg BB lahir : 3,5 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Sampai sekarang hanya menyusu.

Kesehatan dan perilaku bayi: Sangat sehat. Sekarang tidur di boks. Saya bangun sekali di malam
hari untuk menyusui, bila ia menangis. Bayi buang air kecil paling tidak 6 kali sehari.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Kehamilan normal. Persalinan di rumah sakit.
Bayi tinggal di kamar bayi. Saya tidak bertemu bayi selama 24 jam. Kemudian bayi dibawa kepada
saya 3 jam sekali untuk menyusu. Mungkin bayi telah mendapat susu botol di ruang perawatan bayi.

Kondisi ibu: Saya berusia 18 tahun. Saya tidak keberatan menyusui, jika mudah. Tapi teman saya
memberi bayinya susu botol dan bilang saya tolol mau repot-repot. Saya sendiri kuatir bila terus
menyusui payudara bisa kendur dan suami saya tidak tertarik lagi pada saya. Saya masih ingin
„dugem‟ di malam hari.

Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya: Ini bayi pertama saya.

Situasi keluarga dan sosial: Saya tinggal di kota. Suami saya bekerja sebagai buruh, dan ia memberi
saya uang, tapi tidak begitu teratur. Orangtua saya tinggal jauh dari saya, dan saya jarang bertemu
mereka.

Cerita Konseling 7 “(Nama bayi) sering diare - apa saya sebaiknya


berhenti Menyusui?”

Usia bayi: 11 bulan


BB di usia 2 bulan: 4,5 kg BB di usia 8 bulan: 7,5 kg
BB di usia 6 bulan: 7,5 kg BB sekarang: 8,2 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Bayi menyusu sesuai keinginan. Bayi tidur dengan saya dan
menyusu di malam hari. Bayi juga makan nasi dan sayuran 3 kali sehari.

Kesehatan dan perilaku bayi: Beberapa kali bayi diare, dan petugas kesehatan telah mengajarkan
saya cara membuat larutan gula garam (LGG). Petugas itu menganjurkan saya tetap memberi bayi
nasi dan makanan lain. Diarenya sekarang sudah membaik, tapi saya mengira sekarang saatnya
berhenti menyusui. Mungkin menyusu yang menyebabkan diare.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Bayi lahir di rumah, dan mulai menyusu segera
setelah lahir. Tidak ada masalah apa-apa.

Kondisi ibu: Usia saya 29 tahun dan sehat. Saya ber-KB dengan suntikan depo-provera. Saya tidak
takut hamil lagi.
Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya: 4 anak sebelum ini, semua disusui sampai kira-kira
2 tahun.

Situasi keluarga dan sosial: Suami saya bertani untuk menyambung hidup, dan saya sehari-hari
makan nasi dan sayur-sayuran. Keluarga saya mengambil air dari sungai yang letaknya tidak jauh

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 215


Cerita Konseling 8 “ASI saya mulai berkurang. Apa yang harus saya
lakukan?.”
Usia bayi: 3 bulan BB saat usia 1 bulan: 5 kg BB sekarang 6,2 kg
BB lahir: BB saat usia 2 bulan. 5,6 kg
4 kg

Pemberian makanan bayi sekarang: Saya menyusui kapanpun saat saya ada di rumah. Saat saya
bekerja, bayi diberi susu formula dengan botol. Saya mulai memberi botol saat saya kembali bekerja
sebulan yang lalu. Kadang bayi mendapat botol juga di malam hari.

Kesehatan dan perilaku bayi: Saat ini kondisi bayi sangat baik.

Kehamilan, persalinan, pemberian makanan awal: Bayi lahir di rumah sakit, dibantu dengan
forceps. Bayi dirawat di ruang perawatan bayi sekitar 6 jam, tapi kemudian dirawat gabung dengan.
Waktu itu saya membutuhkan bantuan untuk memulai menyusui, tapi setelah itu tidak ada masalah
apa-apa.

Kondisi ibu: Usia saya 23 tahun, dan sehat. Saya merokok sekitar 15 batang sehari. Saya memakai
IUD yang dipasang segera setelah melahirkan. Saya ingin sekali bisa menyusui lebih lama lagi.

Pengalaman pemberian makan bayi sebelumnya: Anak saya yang sebelumnya sekarang berusia
5 tahun. Saya dulu berusaha tetap menyusui sambil bekerja. Tapi ASI saya rembes saat saya sedang
bertugas, dan kemudian bayi saya menolak menyusu. Saya sangat kecewa dan merasa
menggagalkan bayi menyusu, walau bayi tidak menjadi sakit karenanya.

Situasi keluarga dan sosial: Saya kembali bekerja di sebuah kantor saat bayi
berusia 2 bulan. Saudara perempuan saya menjaga anak-anak sementara
saya bekerja.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 216


Formulir Konseling Menyusui:

Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMPELAJARI

Menggunakan komunikasi non-verbal


Mengajukan pertanyaan terbuka
Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian
Mengatakan kembali yang ibu katakan
Berempati – menunjukkan kita paham perasaan ibu.
Hindari kata-kata yang menghakimi

Keterampilan Membangun percaya diri dan memberi dukungan

KETERAMPILAN MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI DAN


MEMBERI DUKUNGAN

Menerima apa yang ibu pikirkan dan rasakan


Mengenali dan memuji apa yang dilakukan dengan benar oleh ibu dan bayi
Memberikan bantuan praktis
Memberikan sedikit informasi yang relevan
Menggunakan bahasa sederhana
Memberikan satu atau dua saran, bukan perinta

Langkah Konseling
3 Langkah Konseling Menyusui

 Menilai/Bertanya
 Menganalisis/Berpikir
 Melakukan/Bertindak

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 217


FORMULIR PENGAMATAN KONSELING MENYUSUI

Mendengarkan dan mempelajari Menilai proses menyusui

❑ Komunikasi nonverbal yang bermanfaat ❑ Umum ibu


❑ Mengajukan pertanyaan terbuka ❑ Umum bayi
❑ Respon yang menunjukkan perhatian ❑ Payudara
❑ Mengatakan kembali ❑ Posisi bayi
❑ Empati ❑ Pelekatan bayi
❑ Menghindari kata-kata yang menghakimi ❑ Mengisap

Membangun Percaya diri dan memberi dukungan Langkah Konseling

❑ Terima apa yang ibu katakan ❑ Menilai/Bertanya


❑ Puji apa yang sudah benar ❑ Menganalisis/Berpikir
❑ Beri bantuan praktis ❑ Melakukan/Bertindak
❑ Beri informasi relevan
❑ Gunakan bahasa sederhana
❑ Beri satu atau dua saran

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 218


Lampiran MPI 5.IHB 2

Panduan Praktik Lapangan Konseling Menyusui

Tujuan:
Peserta mampu untuk melakukan Konseling Menyusui.

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi kelompok yang berisi 4-5 peserta.
2. Fasilitator mengajak peserta menuju lokasi praktik lapangan.
3. Fasilitator menyiapkan ibu yang akan mendapatkan Konseling Menyusui.
4. Fasilitator meminta peserta untuk menyiapkan KMS dan Formulir keterampilan konseling, formulir
pengamatan konseling menyusui.
5. Fasilitator memberikan penjelasan praktik lapangan kepada peserta bahwa salah satu peserta
akan menjadi “konselor”, peserta lain menjadi “pengamat”.
6. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa “konselor” akan melakukan konseling menyusui
langsung kepada ibu. Pengamat akan mengamati “konselor” bagaimana konseling menyusuinya
dengan menggunakan formulir pengamatan konseling menyusui.
7. Fasilitator mempersilakan kepada peserta untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti.
8. Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa saat ini peserta akan berlatih melakukan
konseling menyusui secara keseluruhan dengan 3 langkah konseling menyusui menggunakan
keterampilan konseling baik keterampilan mendengarkan dan mempelajari maupun membangun
percaya diri dan memberikan dukungan.
9. Secara bergantian, tiap peserta akan bergantian menjadi konselor dan pengamat. Fasilitator
memastikan semua peserta berperan sebagai konselor. Setiap peserta berkesempatan melakukan
2 kali konseling (konseling ibu menyusui dan konseling ibu hamil).
10. Setiap kali selesai satu kali simulasi, fasilitator mengajak peserta untuk diskusi dengan
menggunakan panduan diskusi praktik lapangan. Fasilitator mempersilakan peserta yang menjadi
konselor untuk menyampaikan apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan menurut
peserta. Kemudian fasilitator meminta peserta yang menjadi pengamat memberikan umpan balik
kepada peserta yang berperan sebagai konselor dan terakhir fasilitator memberikan pujian kepada
peserta dan umpan balik secara keseluruhan.
11. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Formulir Konseling menyusui
2. Formulir pengamatan konseling menyusui
3. Lembar KMS/Buku KIA
4. Panduan diskusi praktik lapangan
5. Boneka dan model payudara
6. Cangkir/gelas

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 219


Formulir Konseling Menyusui :

Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMPELAJARI

 Menggunakan komunikasi non-verbal


 Mengajukan pertanyaan terbuka
 Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian
 Mengatakan kembali yang ibu katakan
 Berempati – menunjukkan kita paham perasaan ibu.
 Hindari kata-kata yang menghakimi

Keterampilan Membangun percaya diri dan memberi dukungan

KETERAMPILAN MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI DAN


MEMBERI DUKUNGAN

Menerima apa yang ibu pikirkan dan rasakan


Mengenali dan memuji apa yang dilakukan dengan benar oleh ibu dan bayi
Memberikan bantuan praktis
Memberikan sedikit informasi yang relevan
Menggunakan bahasa sederhana
Memberikan satu atau dua saran, bukan perintah

Langkah Konseling

3 Langkah Konseling Menyusui

 Menilai/Bertanya
 Menganalisis/Berpikir
 Melakukan/Bertindak

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 220


LEMBARAN BANTUAN PENGAMATAN MENYUSUI
Nama ibu: Tanggal
Nama bayi : Umur bayi

Tanda menyusui berjalan baik: Tanda mungkin ditemukan kesukaran :

UMUM IBU
 Ibu tampak sehat  Ibu tampak sakit atau depresi
 Ibu tampak rileks dan nyaman  Ibu tampak tegang dan tak nyaman
 Terlihat tanda bonding ibu- bayi  Tidak ada kontak mata ibu-bayi

UMUM BAYI
 Bayi tampak sehat  Bayi tampak mengantuk atau sakit
 Bayi tampak tenang dan rileks  Bayi tampak gelisah atau menangis
 Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar  Bayi tidak mencari payudara (rooting)

PAYUDARA
 Payudara tampak sehat  Payudara tampak merah, bengkak, lecet
 Ibu merasa nyaman atau tidak nyeri  Ibu merasa payudara atau puting nyeri
 Payudara ditopang dg baik oleh jari2  Payudara ditopang dengan jari2 di areola
yang jauh dari puting  Puting datar/terbenam, besar/ panjang
 Puting keluar dan lentur

POSISI BAYI
 Kepala dan badan bayi dlm garis lurus  Leher dan kepala bayi terputar
 Bayi dipegang dekat badan ibu  Bayi tak dipegang dekat badan ibu
 Seluruh badan bayi ditopang  Hanya leher dan kepala bayi ditopang
 Bayi mendekat ke payudara,  Bayi mendekat payudara, bibir bawah
hidung berhadapan dg puting berhadapan dg puting

PELEKATAN BAYI
 Tampak lebih banyak areola diatas bibir  Lebih banyak areola dibawah bibir
 Mulut bayi terbuka lebar  Mulut bayi tak terbuka lebar
 Bibir bawah terputar keluar  Bibir bawah terputar kedalam
 Dagu bayi menempel pada payudara  Dagu bayi tidak menempel payudara

MENGISAP
 Isapan lambat, dalam dg istirahat  Isapan dangkal dan cepat
 Pipi membulat waktu mengisap  Pipi tertarik kedalam waktu mengisap
 Bayi melepaskan payudara waktu selesai  Ibu melepaskan bayi dari payudara
 Ibu merasakan tanda2 refleks oksitosin  Tidak tampak tanda oksitosin yg jelas

Lama waktu menyusui …………………………… menit

Catatan:

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 221


FORMULIR PENGAMATAN KONSELING MENYUSUI

Mendengarkan dan mempelajari Menilai proses menyusui

❑ Komunikasi nonverbal yang bermanfaat ❑ Umum ibu


❑ Mengajukan pertanyaan terbuka ❑ Umum bayi
❑ Respon yang menunjukkan perhatian ❑ Payudara
❑ Mengatakan kembali ❑ Posisi bayi
❑ Empati ❑ Pelekatan bayi
❑ Menghindari kata-kata yang menghakimi ❑ Mengisap

Membangun Percaya diri dan memberi dukungan Langkah Konseling

❑ Terima apa yang ibu katakan ❑ Menilai/Bertanya


❑ Puji apa yang sudah benar ❑ Menganalisis/Berpikir
❑ Beri bantuan praktis ❑ Melakukan/Bertindak
❑ Beri informasi relevan
❑ Gunakan bahasa sederhana
❑ Beri satu atau dua saran

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022) 222


Panduan Diskusi Praktik Lapangan

Pertanyaan umum
▪ Bagaimana praktik lapangan berlangsung?
▪ Apa yang telah dikerjakan dengan baik? Kesulitan apa yang dihadapi?
▪ Apakah ibu mau bercerita? Apakah ia senang bercerita?
▪ Apakah ibu mengajukan pertanyaan tertentu? Bagaimana respon
eserta?
▪ Apa hal terpenting yang telah dipelajari dari ibu? Apakah peserta
menghadapi kesulitan atau situasi yang membantu peserta belajar?

Mendengarkan dan mempelajari


▪ Berapa banyak keterampilan mendengarkan dan mempelajari yang
dapat digunakan? Lanjutkan satu persatu, berikan contoh pada
tiap butir
▪ Kesulitan apa yang dialami?
▪ Apakah menggunakan keterampilan ini mendorong ibu bercerita?

Menilai kegiatan menyusui


▪ Apa yang telah dipelajari melalui pengamatan umum?
▪ Apa yang telah dipelajari melalui penggunaan LEMBAR BANTUAN
PENGAMATAN MENYUSUI? Lanjutkan pada seluruh bagian
formulir, diskusikan hal yang diamati

Menilai ibu hamil


▪ Apa yang telah dipelajari melalui pertanyaan yang diajukan kepada
ibu hamil
▪ Apa saja yang didiskusikan dengan ibu hamil?

Membangun percaya diri dan memberi dukungan


▪ Berapa banyak keterampilan membangun percaya diri dan memberi
dukungan yang dilakukan? Lanjutkan semua satu persatu, dan
berikan contoh.
▪ Apa dua hal apa yang anda puji?
▪ Apa dua informasi relevan apa yang anda berikan?
▪ Kesulitan apa yang anda alami?
▪ Apakah penggunaan keterampilan ini membantu anda dalam
menolong ibu?

Catatan:

223

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


D. TES FORMATIF
1. Di bawah ini termasuk komunikasi non verbal:
a. Meluangkan waktu kepada ibu saat konseling
b. Memberikan pertanyaan terbuka
c. Mengulang kembali apa yang dikatakan ibu/pengasuh.
d. Memberikan empati bukan simpati
e. Menghindari kata-kata yang menghakimi.

2. Di bawah ini termasuk keterampilan menerima apa yang dikatakan ibu:


a. Saya yakin ASI ibu cukup. Bayi tidak perlu diberikan susu formula.
b. Betul bu, satu botol susu formula terkadang bisa menenangkan bayi.
c. Ooo begitu…Ibu khawatir dengan ASI ibu ya?
d. Tidak bu, ASI tidak pernah basi dan mengandung banyak manfaat.
e. Tahukan ibu bahwa ASI yang terbaik untuk bayi?

3. Keterampilan mendengarkan dan mempelajari lebih banyak digunakan pada


langkah mana dalam konseling?
a. Semua langkah.
b. Langkah 1: Menilai/bertanya.
c. Langkah 2: Menganalisis/berpikir.
d. Langkah 3: Melakukan/bertindak.
e. Langkah 1 dan Langkah 2.

4. Seorang ibu hamil baru saja mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan
bahwa menyusui memberikan banyak manfaat sehingga ibu kemudian berpikir
untuk menyusui bayinya kelak ketika sudah lahir. Ibu ini berada pada tahapan
perilaku mana:
a. Tidak tahu.
b. Tahu.
c. Termotivasi untuk mencoba sesuati yang baru.
d. Mengadopsi perilaku baru.
e. Melestarikan perilaku baru.

E. KUNCI JAWABAN
1. a
2. c
3. b
4. c

224

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


F. REFERENSI
• Community-based strategies for breastfeeding promotion and support in
developing countries. Geneva: World Health Organization; 2003
(http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42859/1/9241591218.pdf accessed
13 March 2020).
• Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing
maternity and newborn services. Geneva: WHO, 2017.
• Modul Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi (KAP), Kementerian Kesehatan RI,
2019
• Helping mothers to breastfeed. Revised Edition, African Medical and Research
Foundation, 1992

225

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN PENUNJANG 1
BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)

A. TENTANG MODUL INI


DESKRIPSI SINGKAT
Dalam suatu Pelatihan, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,
berasal dari tempat yang berbeda, dengan latar belakang social budaya,
pendidikan/pengetahuan, pengalaman, serta sikap dan perilaku yang berbeda pula, pada awal
memasuki suatu Pelatihan, sering para peserta menunjukkan suasana kebekuan (freezing).
Agar Pelatihan sukses, partisipatif dan berbasis aktifitas peserta, harus diperkenalkan rasa
percaya antar peserta, melalui perkenalan antara peserta, fasilitator dan panitia. Dalam
lingkungan peserta yang saling percaya, peserta akan lebih disiapkan untuk berani berkontribusi
dan lebih menyenangi proses belajar dan membantu kelancaran peroses pembelajaran.
Untuk menciptakan rasa saling percaya ini, kebekuan harus dipecahkan dengan proses pencairan
(unfreezing) pada awal Pelatihan dengan cara saling mengenal antar peserta dan menciptakan
perasaan positif satu sama lain. BLC juga mengajak peserta mampu mengemukakan harapan-
harapan dan kekhawatiran mereka dalam Pelatihan, serta merumuskan nilai-nilai dan norma
kelas serta kontrol kolektifnya yang kemudian disepakati bersama untuk dipatuhi selama proses
pembelajaran.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan Building Learning Commitment
(BLC) dalam proses Pelatihan.

2. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
a. Melakukan perkenalan.
b. Melakukan pencairan suasana kelas.
c. Merumuskan harapan peserta.
d. Menetapkan pengurus kelas.
e. Membuat komitmen kelas.

MATERI POKOK/SUB MATERI POKOK


a. Perkenalan
b. Pencairan suasana kelas
c. Harapan peserta
d. Pemilihan pengurus kelas
e. Komitmen kelas
226

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


B. KEGIATAN BELAJAR
URAIAN MATERI
Konsepsi Building Learning Commitment (BLC)
Aktivitas Pelatihan adalah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau
tingkah laku sebagai interaksi individu dengan lingkungan belajar yaitu orang lain, fasilitas fisik,
psikologis, metode, media dan teknologi pembelajaran.
Pelatihan seringkali dikonstruksikan sebagau sesuatu yang formal, terstruktur dan terkait sistim-
sistim. Peserta latih yang berasal dari lingkungan dan latar belakang berbeda adakalanya
menjadi canggung untuk berperilaku maupun mengemukakan ide-idenya karena tidak setiap
orang dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu proses
Pelatihan harus dimulai dengan membangun kesepakatan belajar (building learning
commitment)
Untuk membangun kesepakatan, perlu dimulai dengan perkenalan antar peserta, menyepakati
aturan dan tindakan sebagai bentuk kebersamaan, keterbukaan, saling menghormati, saling
menghargai dan secara bersama-sama berusaha mencapai keberhasilan (sukses) dalam
Pelatihan yang diikuti
1. Komitmen
Adalah keterikatan, keterpanggilan seseorang terhadap apa yang dijanjikan atau yang
menjadi tujuan dirinya atau kelompoknya yang telah disepakati dan terdorong berupaya
sekuat tenaga untuk mengaktualisasikannya dengan berbagai macam cara yang baik, efektif
dan efisien.
Komitmen belajar/pembelajaran, adalah keterpanggilan seseorang/kelompok/kelas untuk
berupaya dengan penuh kesungguhan mengaktualisasikan apa yang menjadi tujuan
Pelatihan/ pembelajaran. Keadaan ini sangat menguntungkan dalam mencapai keberhasilan
individu/ kelompok/ kelas, karena dalam diri setiap orang yang memiliki komitmen tersebut
akan terjadi niat baik dan tulus untuk memberikan yang terbaik kepada individu lain,
kelompok dan kelas secara keseluruhan.
Dengan terbangunnya BLC, juga akan mendukung terwujudnya saling percaya, saling kerja
sama, saling membantu, saling memberi dan menerima, sehingga tercipta suasana/
lingkungan pembelajaran yang kondusif.
2. Harapan terhadap Pelatihan
Adalah kehendak/ keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Dalam Pelatihan
berarti keinginan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang diinginkan sebagai hasil
proses pembelajaran.
Dalam menentukan harapan harus realistis dan rasional sehingga kemungkinan untuk
mencapainya besar. Harapan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.

227

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Harapan juga harus menimbulkan tantangan atau dorongan untuk mencapainya, dan bukan
sesuatu yang diucapkan secara asal-asalan. Dengan demikian dinamika pembelajaran akan
terus terpelihara sampai akhir proses.

3. Kesepakatan Norma Belajar Bersama


Kesepakatan (commitment) adalah sebuah kata yang memiliki makna yang sangat penting
dalam sebuah kelompok/komunitas. Kesepatan dibangun berdasarkan nilai-nilai yang
diyakini secara pribadi. Margaret Thatcher menyatakan bahwa “…seseorang dapat
mengubah taktik, strategi dan program-programnya sesuai perubahan situasi namun tidak
mengubah prinsip dan nilai (value) yang diyakini pribadinya”.
Nilai-nilai pribadi peserta latih, mungkin berbeda mungkin pula sama. Melalui proses diskusi
dan interaksi dalam kelompok, peserta didorong untuk memberikan pendapat/argumentasi
atas pilihannya dan belajar saling menghargai serta saling memahami akan nilai-nilai yang
diyakini peserta lainnya. Perbedaan haruslah dipahami sebagai kekayaan cara setiap
individu memandang sesuatu. Semakin banyak perbedaan semakin kaya dan luas kita
memandang sesuatu. Meskipun demikian semakin banyak perbedaan semakin rentan
terjadi konflik dan friksi, sehingga peserta latih belajar untuk tenggang rasa. Melalui proses
interaksi dalam diskusi peserta belajar untuk mencari solusi untuk mensinergikan perbedaan
diantara kelompok.
Agar nilai-nilai yang telah disepakati tetap terjaga, maka diperlukan norma belajar yang
mengatur tata pergaulan selama proses belajar sehingga semua memperoleh kesempatan
untuk sukses. Nilai-nilai yang sudah ditetapkan bersama dijabarkan dalam norma yang
terukur dan jelas operasionalisasinya. Norma merupakan nilai yang diyakini oleh suatu
kelompok atau masyarakat, kemudian menjadi kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan
dalam perilaku kehidupan sehari-hari kelompok/masyarakat tersebut. Norma adalah
gagasan, kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi oleh
suatu kelompok.
4. Kesepakatan Kontrol Kolektif
Untuk tegaknya norma yang telah disepakati bersama, peserta dapat menetapkan sanksi
yang memberi manfaat kepada seluruh peserta diklat. Bentuk sanksinya harus bersifat positif
dan membangun.

5. Membentuk Pengurus Kelas


Agar kelas berjalan dengan lancar dan mengakomodasi semua kebutuhan peserta, dibentuk
pengurus kelas yang akan mengkoordinasikan kegiatan dengan Panitia dan Fasilitas.

228

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


C. REFERENSI:
• Pelatihan penguji kompetensi jabatan fungsional kesehatan.
• Aneka permainan/games untuk pelatihan di Youtube.
• Adi Soemarmo, Icebreaker, Permainan Atraktif Efektif, Penerbit: Andi, Yogyakarta, 2006
• Ir. Sri Ratna, MM dan Dra Sri Murtini, MPA, Dinamika Kelompok, Bahan Ajar Diklat
Prajabatan Golongan III, Lembaga Administrasi Negara RI, 2006.
• Munir Baderel, Drs, Apt, Dinamika Kelompok, Penerapan Dalam Laboratorium Perilaku,
Universitas Sriwijaya, 2001

229

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN PENUNJANG 2
ANTIKORUPSI

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Mata pelatihan ini membahas Dampak Korupsi, Semangat Perlawanan terhadap Korupsi, Cara
Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi dan Sikap Antikorupsi.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu membangun sikap antikorupsi

2. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
a. Membangun semangat perlawanan terhadap korupsi
b. Menyadarkan dampak korupsi
c. Membangun cara berpikir kritis terhadap masalah korupsi
d. Membangun sikap antikorupsi

MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


1. Semangat perlawanan terhadap korupsi
2. Dampak korupsi

B. KEGIATAN BELAJAR

URAIAN MATERI
Materi Pokok 1: Semangat Perlawanan terhadap Korupsi

Semangat perlawanan terhadap korupsi merupakan langkah awal yang harus dimiliki
masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Untuk menanamkan semangat anti korupsi
setiap anak pada bangsa, perlu dilihat Visi Indonesia 2045 jika Indonesia tanpa Korupsi.

Impian/ Visi Indonesia 2015-2045 diantaranya adalah:


1. Sumber Daya Manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-
bangsa lain di dunia,
2. Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan
menjunjung tinggi nilai-nilai etika;
3. Indonesia menjadi pusat pendidikan teknologi dan peradaban dunia
4. Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi
5. Terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia
6. Indonesia menjadi Negara yang mandiri dan Negara paling berpengaruh di Asia Pasifik
dengan memaksimalkan pencapaian kepentingan nasional, mampu menghasilkan
gagasan untuk berkontribusi kepada regional order, mampu membentuk tatanan
regional mengelola konflik di kawasan dan mampu mengelola public, juga memimpin
230

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


dan berkontribusi dalam berbagai forum kerjasama di kawasan.
7. Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia

Belajar kepada Negara-negara yang IPK Tinggi Corruption Perception Index

Transparency International, sebuah organisasi internasional yang bertujuan melawan korupsi


banyak mempublikasikan hasil survei terkait korupsi. Termasuk Indeks Persepsi Korupsi
(IPK). Sebuah publikasi tahunan yang mengurutkan negara-negara di dunia berdasarkan
persepsi atau anggapan publik terhadap korupsi di jabatan publik dan politik. Beberapa
Negara menjadi langganan di ranking atas IPK, yang artinya menurut survey adalah Negara
yang relative bersih dari korupsi:
a. Denmark IPK 2016 – 90
Keterbukaan politik dengan memodernisasi sektor publik dan manajemen sumber daya publik
melalui peningkatan transparansi dalam pengambilan kebijakan, mekanisme akuntabel dan
antikorupsi, partisipasi warna dan dialog civil society. Pendidikan di Denmark gratis. Para
siswa dan mahasiswa juga mendapat biaya hidup bulanan dari pemerintah Denmark. Biaya
pengobatan di Denmark juga gratis. WHO memasukkan Denmark sebagai Negara paling
mudah berbisnis di Eropa. Denmark memperoleh hadiah 14 nobel.
b. Selandia Baru IPK 2016 – 90
Hukuman mati dihapuskan di Selandia Baru, namun media disana sangat pro aktif
memberitakan kasus korupsi sehingga menjadi hukuman sosial kepada koruptor. Pendidikan
antikorupsi ditanamkan sejak dini. Transparansi pemerintah dan layanan public yang
berkualitas. PNS dinegara ini wajib melaporkan setiap kegiatan dan harta kekayaannya.
Negara ini sejahtera. Selandia baru adalah penemu jarum suntik habis pakai, pagar listrik,
tutup pengaman botol dari jangkauan anak-anak dan GPS Navman. Para ahli di Negara ini
mendunia.
c. Finlandia, IPK 2016 - 89
Integritas dinegara ini benar-benar teraktualisasi. Bahkan Perdana Menteri rela
mengundurkan diri hanya karena berbohong saat kampanye. Implementasi undang-undang
antikorupsi sangat baik. Kasus korupsi di Negara ini tidak hanya melibatkan uang Negara,
kasus seperti menunda pengumuman penting yang wajib diketahui masyarakat
dikategorikan sebagai tindakan- tindakan pejabat terkait dengan korupsi. Hidup sederhana
dicerminkan lewat kepemilikan mobil yang jarang di Negara ini. Transportasi umum cukup
baik. Finlandia memiliki SDM yang unggul dan kompeten. Sistem pendidikannya juga
menjadi kiblat dunia. Penemuan dibidang Teknologi Informasi bisa dikatakan pioneer.
Bahkan Nokia, perusahaan gadget asal Negara ini, menjadi legenda untuk bisnis gadget
dunia.

Tahun 2015, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia menurut Transparency International adalah
36 dan masih berada di peringkat 88 dari 168 negara di dunia. Pada kawasan Asia Tenggara,
Indeks Persepsi Korupsi Indonesia di tahun 2015 masih berada di bawah Negara Singapura
(85), Malaysia (50) dan Thailand (38).Jika mengacu kepada nilai IPK tahun 2016, Negara
Indonesia lebih korup dibandingkan Negara Thailand, Malaysia dan Singapura. Tingkat
korupsi Negara Indonesia menyamai kondisi korupsi di Negara Philipina.

Dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan tingkat korupsi di Indonesia

231

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


yang ditandai dengan peningkatan indeks persepsi korupsi.
Dampak pendirian KPK pada tahun 2002 baru terlihat signifikan pada tahun 2005. Pada
tahun 2005 indeks persepsi korupsi naik menjadi 20 dan terus mengalami peningkatan
sampai dengan tahun 2016 indeks persepsi korupsi Indonesia sampai pada titik 36.

10 Potensi Indonesia Bisa Makmur

Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Pasal ini merupakan petunjuk dari para pendiri bangsa bahwa Indonesia memiliki potensi
kekayaan sebagai modal menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

1. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari 134.668 pulau. Luas territorial
Indonesia adalah 5.193.250 km2
2. Terletak diantara Asia dan Australias, serta diantara Samudera Pasifik dan Samuder
Indonesa menjadikan Indonesia sebagai persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu lintas
darat maupun laut dan juga menjadi titik persilangan kegiatan perekonomian dunia.
3. Indonesia memiliki sekitar 250 suku bangsa yang menghasilkan keberagaman budaya
nusantara. 746 bahasa daerah terdapat di Indonesia, membuat Indonesia memiliki
kebudayaan yang sangat beragam.
4. Indonesia memiliki penduduk dari Sabang sampai Merauke sebanyak 255.993.674 jiwa
dan merupakan modal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia,
mempertahankan keutuhan Negara dari ancaman Negara lain, peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
5. Indonesia memiliki aneka bahan tambang. Minyak bumi Indonesia berada di posisi ke-
25 dalam daftar Negara dengan potensi minyak bumiterbesar di dunia. Indonesia juga
berada di peringkat ke-8 untuk gas alam dengan produksi 7,2 (tcf). Indonesia juga
berada di peringkat ke-7 dalam potensi emas terbesar didunia dengan cadangan
berkisar 2,3 % dari total cadangan emas dunia.
6. Diperkirakan sekitar 100-150 genus dari tumbuhan dengan 25.000-30.000 spesies
terdapat di Indonesia.
7. Indonesia memiliki sekitar 300 ribu atau 17% dari total jumlah satwa liar dunia.
Diantaranya adalah
8. 1.539 jenis burung dan 515 jenis mamalia. Indonesia menjadi habitat satwa endemic
yang sangat banyak. Tercatat 259 jenis mamalia, 384 jenis burung dan 173 jenis amfibi
hanya hidup di negeri ini.
9. Indonesia merupakan produsen ikan terbesar di dunia. Volume produksinya mencapai
sekitar 5,71 juta ton. Itu meliputi 4,4 juta ton di wilayah tangkap perairan Indonesia dan
1,8 juta ton berada di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
10. Total potensi maritim Indonesia diperkirakan mencapai Rp 7.200 triliun atau 3,5 kali
anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) 2015.
11. Indonesia memiliki sejarah besar dengan memproklamirkan kemerdekaan pada 17
Agustus 1945 setelah dijajah Belanda 3,5 abad dan diduduki Jepang selama 3,5 tahun.
Majapahit pernah mempersatukan Nusantara dibawah komando Mahapatih Gajah
Mada. Indonesia pernah memiliki armada laut Sriwijaya yang digdaya dan juga
Samudera Pasai yang sempat menguasai perdagangan.

232

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Dilakukan beberapa upaya yang salah satunya melalui pelatihan, diharapkan semangat anti
korupsi akan mengalir di dalam darah setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-
hari. Sehingga, pekerjaan membangun bangsa yang terseok-seok karena adanya korupsi
dimasa depan tidak akan terjadi lagi. Jika korupsi sudah diminimalisir, maka setiap pekerjaan
membangun bangsa akan maksimal. Menyadari bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya
tanggung jawab lembaga penegak hukum seperti KPK, Kepolisian dan Kejaksaan agung,
melainkan menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa.

Materi Pokok 2: Dampak Korupsi

Semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi harus terus-


menerus dibangkitkan, salah satunya dengan cara menyadarkan masyarakat akan bahaya
dan dampak korupsi.

1. Dampak Korupsi Terhadap Berbagai Bidang


Transparansi Internasional Indonesia (TI) mencatat kalau uang rakyat dalam praktek
APBN dan APBD menguap oleh perilaku korupsi. Sekitar 30 sampai 40 persen dana
menguap karena dikorupsi dan korupsi terjadi 70 persennya pada pengadaan barang
dan jasa oleh pemerintah. Hal ini memberikan dampak buruk yang massif terhadap
masyarakat Indonesia di berbagai lini kehidupannya. Mulai dari dampak terhadap
ekonomi, sosial, birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, penegakan hukum,
pertahanan dan keamanan dan juga terhadap lingkungan hidup.

Dampak Masif Korupsi terhadap Ekonomi Transparansi Internasional Indonesia (TII)


mencatat kalau uang rakyat dalam praktek APBN dan APBD menguap oleh perilaku
korupsi. Sekitar 30-40 persen dana menguap karena dikorupsi, dan korupsi terjadi 70
persennya pada pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah.

a. Penurunan Produktivitas
Lesunya pertumbuhan ekonomi dan tidak adannya investasi, membuat produktifitas
menurun. Hal ini menghambat perkembangan sektor industri untuk lebih baik terjadi
seiring dengan terhambatnya sector industri dan produksi untuk bissa berkembang
lebih baik.

b. Lesunya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi


Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidakefisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos
niaga karena kerugian dari pembayaran illegal, ongkos manajemen dalam negosiasi
dengan pejabat korup dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan.

c. Rendahnya kualitas barang dan jasa untuk publik


Jalan rusak, jembatan ambruk, kereta api terguling, beras tidak layak makan, ledakan
tabung gas, bahan bakar merusak kendaraan masyarakat, angkutan umum tidak
layak, bangunan sekolah ambruk, adalah kenyataan rendahnya kualitas barang dan
jasa sebagai akibat korupsi.

d. Menurunnya pendapatan dari sektor pajak APBN sekitar 70% dibiayai oleh pajak.
233

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) merupakan
jenis pajak yang paling banyak menyumbang. Penurunan pendapatan dari
sector pajak diperparah dengan kenyataan bahwa banyak sekali oknum
pegawai dan pejabat pajak yang bermain untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan memperkaya diri sendiri.

e. Meningkatnya hutang negara


Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri yang
semakin besar. Dari data yang diambil dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutang,
Kementerian Keuangan RI, disebutkan bahwa total hutang pemerintah per 31 Mei
2011 mencapai US $ 201.07 miliar atau setara dengan Rp 1.716,56 trilliun.

2. Dampak Masif Korupsi terhadap Sosial dan Kemiskinan

a. Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik Praktek korupsi menciptakan


ekonomi biaya tinggi yang membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi
biaya tinggi ini berimbas pada mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi
akibat besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah
ke tindak korupsi.
b. Pengentasan kemiskinan berjalan lambat Lemahnya koordinasi dan pendataan,
pendanaan dan lembaga. Karena korupsi, permasalahan kemiskinan itu sendiri
akhirnya akan membuat masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan
kerja yang disebabkan latar belakang pendidikan, sedangkan untuk
membuat pekerjaan sendiri banyak berkendala oleh kemampuan, masalah
teknis dan pendanaan.
c. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin Rakyat miskin lebih mendahulukan
mendapatkan bahan pokok untuk hidup daripada untuk sekolah yang semakin
menyudutkan karena mengalami kebodohan. Jasa pendidikan, kesehatan,
rumah layak huni, informasi, hokum dan sebagainya sulit diakses oleh rakyat
miskin. Akses untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menjadi sangat
terbatas, yang pada akhirnya rakyat miskin tidak mempunyai pekerjaan dan
selalu dalam kondisi yang miskin seumur hidup. Menciptakan lingkaran setan
kemiskinan.
b. Pengentasan kemiskinan berjalan lambat Lemahnya koordinasi dan pendataan,
pendanaandan lembaga. Karena korupsi, permasalahan kemiskinan itu sendiri
akhirnya akan membuat masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan kerja
yang disebabkan latar belakang pendidikan, sedangkan untuk membuat pekerjaan
sendiri banyak terkendala oleh kemampuan masalah teknis dan pendanaan.
c. Meningkatnya angka kriminalitas
Menurut Transparency International, korupsi dan kualitas serta kuantitas kejahatan
sangat berkaitan. Rasionya, ketika korupsi meningkat, angka kejahatan yang terjadi
juga meningkat. Sebaliknya, ketika korupsi berhasil dikurangi, maka kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga meningkat.

d. Solidaritas sosial semakin langka Masyarakat merasa tidak mempunyai


234

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


pegangan yang jelas untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Ketidakjelasan
masa depan serta himpitan hidup yang semakin kuat membuat sifat kebersamaan
dan kegotong-royongan yang selama ini dilakukan menjadi langka.
e. Demoralisasi
Masyarakat menjadi semakin individualis. Mementingkan dirinya sendiri dan
keluarganya saja. Mengapa masyarakat melakukan hal ini dapat dimengerti, karena
memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada pemerintah, system, hokum
bahkan antar masyarakat sendiri.
f. Terbatasnya akses bagi masyakarat miskin Rakyat makin lebih mendahulukan
mendapatkan bahan pokok untuk hidup daripada untuk sekolah yang semakin
menyudutkan karena mengalami kebodohan. Jasa pendidikan, kesehatan, rumah
layak huni, informasi, hokum dan sebagainya sulit diakses oleh Rakyat Miskin. Akses
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menjadi sangat terbatas, yang pada
akhirnya rakyat miskin tidak mempunyai pekerjaan dan selalu dalam kondisi yang
miskin seumur hidup. Menciptakan lingkaran setan kemiskinan.
g. Meningkatnya angka kriminalitas
Menurut Transparency International, korupsi dan kualitas serta kuantitias kejahatan
sangat berkaitan. Rasionya, ketika korupsi meningkat, angka kejahatan yang terjadi
juga meningkat. Sebalikanya, ketika korupsi berhasil dikurangi, aka kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan buku (law enforcement) juga meningkat.
h. Solidaritas sosial semakin langka Masyarakat merasa tidak mempunyai pegangan
yang jelas untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Ketidakjelasan masa
depan serta himpitan hidup yang semakin kuat membuat sifat kebersmaan
dan kegotong-royongan yang selama ini dilakukan menjadi langka.
i. Demoralisasi
Masyarakat menjadi semakin individualis. Mementingkan dirinya sendiri dan
keluarganya saja. Mengapa masyarakat melakukan hal ini dapat dimengerti,
karena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada pemerintah, system,
hukum bahkan antar masyarakat sendiri.

3. Dampak Masif Korupsi terhadap Birokrasi Pemerintahan


a. Birokrasi Tidak Efisien Layanan Publik Dalam peringkat PERC (Political and
Economic Risk Consultancy) ini, Indonesia menempati posisi nomor dua terburuk
di Asia setelah India. Dalam standar angka 1 terbaik sampai 10 terburuk, India teratas
dengan skor 9.41 diikuti oleh Indonesia 8,59, Filipina 8,37, Vietnam 8,13 dan Cina
7,93. Malaysia ditempat keenam dari bawah dengan skor 6,97 diikuti oleh Taiwan
6,60, Jepang 6,57, Korea Selatan 6,13 dan Thailand 5,53. Singapura menduduki
peringkat telah memiliki birokrasi yang paling efisien, dengan skor 2,53 diikuti oleh
Hong Kong dengan 3,49. (Republika, 3 Juni 2011).
b. Matinya Etika Sosial-Politik
Aparat hukum yang semestinya menyelesaikan masalah dengan adil dan tanpa
adanya unsur pemihakan, seringkali harus mengalahkan integritasnya dengan
menerima suap, iming-iming, gratifikasi atau apapun untuk memberikan
kemenangan.

235

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


c. Runtuhnya Otoritas Pemerintahan Melindungi seorang koruptor dengan
kekuatan politik adalah salah satu indikasi besar runtuhnya etika sosial dan politik.
Banyak kejadian suatu kelompok politik akan rela melindungi anggotanya dengan
segala cara, meskipun anggotanya tersebut jelas-jelas bersalah atau melakukan
korupsi. Hal ini sangat melukai nurani masyarakat, padahal mereka adakah wakil
rakyat yang seharusnya melindungi kepentingan rakyat.

4. Dampak Masif Korupsi terhadap Politik dan Demokrasi


Munculnya Kepemimpinan Korup Konstituen didapatkan dan berjalan karena
adanya suap yang diberikan oleh calon- calon pemimpin pantai, bukan karena
simpati atau percaya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya.
a. Menguatnya Plutokrasi
Korupsi yang menyandera pemerintahan akan menghasilkan konsekuensi
menguatnya plutokrasi (system politik yang dikuasai pemilik modal/kapitalis). Faktany
perusahaan-perusahaan besar punya hubungan dengan partai-partai yang ada di
kancah perpolitikan negeri ini, bahkan beberapa pengusaha besar menjadi ketua
sebuah partai politik. Seringkali kepentingan partai bercampur dengan kepentingan
perusahaan.
b. Hancurnya Kedaulatan Rakyat
Seharusnya kedaulatan ada ditangan rakyat. Namun yang terjadi sekarang ini adalah
kedaulatan ada ditangan partai politik, karena anggapan bahwa partailah bentuk
representasi rakyat. Partai adalah dari rakyat dan mewakili rakyat, sehingga banyak
orang yang menganggap bahwa wajar apabila sesuatu yang didapat dari Negara
dinikmati oleh partai.
c. Hilangnya Kepercayaan Rakyat Terhadap Demokrasi
Terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi
pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik, mengakibatkan
berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap
pemerintahan yang sedang berjalan.
5. Dampak Masif Korupsi terhadap Penegakan Hukum
a. Fungsi Pemerintahan Mandul
- Korupsi menghambat peran Negara dalam pengaturan alokasi
- Korupsi menghambat negaran melakukan pemerataan akses dan
asset
- Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga
stabilitas ekonomi dan politik
b. Hilangnya Kepercayaan Rakyat terhadap Lembaga Negara
Korupsi yang terjadi pada lembaga- lembaga Negara seperti yang terjadi di
Indonesia dan marak diberitakan di berbagai media massa mengakibatkan
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang.

Lembaga Negara yang paling korup menurut Barometer Korupsi Global (BKG)
pada tahun 2009:
- Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)
236

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


- Partai Politik
- Kepolisian RI
- Lembaga Peradilan (Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung)

6. Dampak Masif Korupsi terhadap Pertahanan dan Keamanan


a. Lemahnya Alutsista dan SDM
Anggaran Hankan menguap sia-sia karena korupsi. Seringkali kita mendapatkan berita
dari berbagai media tentang bagaimana Negara lain begitu mudah menerobos batas
wilayah Negara Indonesia, baik dari darat, laut maupun udara. Padahal Indonesia
adalah Negara nomor 15 terluas di dunia.
b. Lemahnya Garis Batas Negara
Nelayan asing dari Malaysia, Vietnam, Philipina, Thailand sering sekali melanggar Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan meneruk kekayaan laut yang ada di dalamnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang menyatakan bahwa Indonesia mengalami
kerugian 9,4 Triliun Rupiah per tahun akibat pencurian ikan oleh nelayan asing
(www.tempointeraktif.com/hg/bisnis,April 2011).
c. Menguatnya Sisi Kekerasan dalam Masyarakat
Akumulasi dari rasa tindak percaya, apatis, tekanan hidup, kemiskinan yang tidak
berujung, jurang perbedaan kaya dan miskin yang sangat dalam, serta upaya
menyelamatkan diri sendiri menimbulkan efek yang sangat merusak yaitu kekerasan.

7. Dampak Masif Korupsi terhadap Kerusakan Lingkungan


a. Menurunnya Kualitas Lingkungan
Akibat yang dihasilkan oleh perusakan alam ini sangat merugikan khususnya bagi
kualitas lingkungan itu sendiri. Dari kasus illegal loging saja disinyalir kerugian Negara
yang terjadi sampai 30-42 triliun rupiah per tahun. Belum lagi kerusakan lingkungan ini
akan menciptakan bencana yang sebenarnya dibuat oleh manusia, seperti banjir, banjir
bandang, kerusakan tanah, kekeringan, kelangkaan air dan menurunnya kualitas air dan
udara, tingginya pencemaran di perairan sungai dan laut sehingga sangat beracun dan
sebagainya.

b. Menurunnya Kualitas Hidup


Kerusakan hutan hujan tropis akan mengurangi persediaan oksigen bukan hanya untuk
wilayah tersebut namun juga oksigen untuk bumi secara keseluruhan. Berkurangnya
kualitas udara tentunya juga akan berakibat pada menurunnya kualitas kesehatan
manusia yang menghirupnya. Kerusakan yang terjadi di perairan seperti pencemaran
sungai dan laut, juga mengakibatkan menurunnya kualitas hidup manusia.

8. Kerugian Negara Akibat Korupsi di Indonesia

Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi


mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya
investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan.
Bahkan korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu
negara.

237

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Di Indonesia, korupsi berkorelasi negative signifikan dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi, investasi, tingkat belanja kesehatan publik dan pendapatan perkapita. Korupsi
di Indonesia juga berkorelasi positif signifikan terhadap kemiskinan dan ketimpangan
pendapatan. Maka dari itu perlu mengidentifikasi kerugian negara yang ditimbulkan
akibat korupsi.
Berdasarkan sumber data putusan MA, Kerugian Negara menurut pekerjaan terpidana
korupsi sebagai berikut:

TERPID KERUGIAN NEGARA PRESEN


NO UNSUR ANA (T) HARGA KONSTAN TASE (5
KORUP 2015 %)
SI
1 PNS 1.115 26,9 13,22
2 BUMN/D 149 8,7 4,27
3 Lembaga 62 81,8 40,14
Independen
4 Legislatif 480 2,0 0,97
5 Kepala Daerah 75 1,8 0,88
6 Swasta/Lainnya 670 82,6 40,53
TOTAL 2.551 203,9 100%

9. Kerugian Negara vs Hukuman Koruptor


Terpidana korupsi memperoleh sanksi berupa penjara dan sanksi berupa hukuman
finansial, yaitu hukuman yang diberikan kepada terpidana korupsi berupa uang yang
harus dikembalikan ke negara karena sebuah tindakan korupsi. Hukuman finansial
adalah gabungan nilai hukuman denda, hukuman pengganti, dan perampasan barang
bukti (aset). Dalam perhitungan jumlah hukuman finansial yang dikenakan, asset
nonmoneter tidak dimasukan dalam analisis karena tidak terdapat nilai taksiran dari
asset tersebut di putusan pengadilan.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


10. Biaya Sosial Korupsi
Kasus dan masalah korupsi di Indonesia juga masih belum kunjung selesai. Sebagian
besar uang rakyat yang dikorupsi tetap dinikmati koruptor meskipun koruptor telah dijatuhi
hukuman. Ini menunjukan bahwa rakyat telah mensubsidi koruptor. Karena nilai hukuman
finansial yang jauh lebih rendah dari nilai yan dikorupsi menyebabkan uang yang dikorupsi
tidak kembali sepenuhnya kepada negara. Kerugian Negara akibat korupsi hanya
dikembalikan sebesar 10,57% dalam bentuk hukuman finansial terhadap terpidana
korupsi. Bentuk hukuman ini tidak akan memberikan efek jera kepada koruptor di
Indonesia.

Efek jera yang optimum bagi pelaku kejahatan (koruptor) adalah dengan memperbesar
expected cost dari koruptor. Idealnya, hukuman finansial yang diberikan kepada koruptor
memperhitungkan biaya sosial korupsi dengan mempertimbangkan dampak sosial
korupsi.

11. Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi


Pelayanan publik tak kunjung membaik. Pelayanan kesehatan mahal dan banyak lagi
contoh buruk akibat kejahatan koruptor. Dampak korupsi merupakan mis-alokasi
sumber daya sehingga perekonomian tidak dapat berkembang optimum. Dampak
korupsi terhadap berbagai bidang kehidupan masyarakat menimbulkan biaya yang
disebut sebagai biaya sosial korupsi.

Konsep Biaya Sosial Korupsi


Biaya sosial kejahatan dihitung dari tiga hal yaitu biaya antisipasi kejahatan, biaya akibat
kejahatan dan biaya reaksi terhadap kejahatan (Brand and Price, 2000). Maka, nilai
kerugian keuangan negara merupakan biaya sosial ekspisit dalam hal ini adalah biaya
akibat korupsi.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Biaya sosial akibat korupsi antara lain:
a. Biaya Penegakan Hukum
b. Pencegahan Korupsi
c. Biaya Penahanan dan Biaya Penjara
d. Biaya Pengadilan serta Biaya Jaksa.

Skema Biaya Sosial Korupsi

Dampak Korupsi:
• Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar (Depken and Lafountan,
2006)
• Harga infrastruktur lebih tinggi (Golden and Picci, 2005)
• Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan
(Gupta, avoodi, and Alonso-Terme, 2002)
• Korupsi menurunkan investasi (Paolo Mauro, 1995) dan karenanya menurunkan
pertumbuhan ekonomi
• Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif terhadap arus investasi asing
(Shang, ADB)
• Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat korupsi yang relatif rendah selalu
menarik investasi lebih banyak dari pada negara rentan korupsi (Campos dan Pradhan,
ADB)

Namun, perlu diketahui bahwa mulai 2014, KPK melakukan kajian yang lebih mendalam
tentang dampak yang ditimbulkan oleh korupsi sehingga sekarang kalau membahas
tentang dampak korupsi, dikenal istilah Social Cost Corruption atau Biaya Sosial Korupsi.
Nah berbicara tentang Biaya Sosial Korupsi, maka kita akan membahas mengenai:
• Kerugian Keuangan Negara Akibat Korupsi di Indonesia
• Perbandingan antara Kerugian Keuangan Negara dengan Hukuman finansial Koruptor
• Hubungan antara Dampak Korupsi dan Biaya Sosial Korupsi
• Konsep Dasar Biaya Sosial Korupsi
• Ilustrasi Seandainya Uang yang Dikorupsi Digunakan untuk Pembangunan

Korupsi sangat berpengaruh buruk terhadap pembangunan dan kesejahteraan


masyarakat. Korupsi berdampak menghancurkan tatanan bidang kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara, mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi
serta psikologi masyarakat. Negara yang sangat kaya, banyak sumber kekayaan
alamnya, namun jika penguasanya korup dimana sumber kekayaan yang dijual
kepada pihak asing, harga-harga barang pokok semakin membumbung tinggi
bahkan terkadang langka diperedaran atau di pasaran karena ditimbun dan
dimonopoli. Akibatnya banyaknya terjadi kemiskinan dan kematian di sana-sini.

Contoh lain adanya bantuan-bantuan yang diselewengkan, dicuri oleh orang-orang


korup sehingga tidak sampai kepada sasarannya. Ini sangat memprihatinkan
sehingga masyarakat semakin sinis terhadap ketidakpedulian pemerintah, yang
akhirnya membawa efek yang sangat luas kepada sendi-sendi kehidupan hingga
munculnya ketidak percayaan kepada pemerintah.
4

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Materi Pokok 3: Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi

1. Pengertian Korupsi
Secara etimologis, Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Kata “corruptio”
berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin
tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption”
(Perancis) dan “corruptie/ korruptie” (Belanda). Secara harfiah korupsi mengandung
arti: kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat disuap. Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi” diartikan sebagai: “perbuatan yang
buruk seperti: penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai


penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
Menurut UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang dimaksud dengan Korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan
hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Perilaku korupsi dapat digambarkan sebagai tindakan tunggal yang secara rasional
bisa dikategorikan sebagai korupsi. Euben (1989) menggambarkan korupsi sebagai
tindakan tunggal dengan asumsi setiap orang merupakan individu egois yang hanya
peduli pada kepentingannya sendiri. Asumsi tersebut sejalan dengan karyanya
Leviathan bahwa manusia satu berbahaya bagi manusia lainnya, namun setiap
manusia dapat mengamankan keberadaan dan memenuhi kepentingan dirinya
melalui kesepakatan bersama sehingga menjadi legitimasi dari hasil kesepakatan
bersama (standar) demi kepentingan seluruh individu/publik.

2. Faktor Penyebab Korupsi


Pada dasarnya sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain:

a. Faktor Individu
1) Sifat tamak,
Korupsi, bukan kejahatan biasa dari mereka yang membutuhkan makan, tetapi
kejahatan profesional orang yang sudah berkecukupan yang berhasrat besar
untuk memperkaya diri dengan sifat rakus atau serakah.

2) Moral yang lemah menghadapi godaan.


Yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan
korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya,
atau pihak yang lain yang memberi kesempatan korupsi.
3) Gaya hidup konsumtif.
2

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Perilaku konsumtif menjadi masalahh besar, apabila tidak diimbangi dengan
pendapatan yang memadai sehingga membuka peluang untuk menghalalkan
berbagai tindakan korupsi untuk memenuhi hajatnya.

b. Faktor Lingkungan
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan lingkungan. Lingkungan kerja yang
korup akan memarjinalkan orang yang baik, ketahanan mental dan harga diri adalah
aspek yang menjadi pertaruhan. Faktor lingkungan pemicu perilaku korup yang
disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku, yaitu:
1) Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi Sikap masyarakat yang
berpotensi menyuburkan tindak korupsi di antaranya:
a) Masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya dibarengi
dengan sikap tidak kritis dari mana kekayaan itu didapatkan.
b) Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi. Anggapan umum,
korban korupsi adalah kerugian negara. Padahal bila Negara merugi, esensinya
yang paling rugi adalah masyarakat juga, karena proses anggaran pembangunan
bisa berkurang sebagai akibat dari perbuatan korupsi.
c) Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Setiap perbuatan korupsi
pasti melibatkan anggota masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat sudah terbiasa
terlibat padakegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka namun tidak
disadari.
a) Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas
dengan peran aktif masyarakat. Pada umumnya berpandangan bahwa masalah
korupsi adalah tanggung jawab pemerintah semata.

2) Aspek ekonomi, dimana pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang


kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal
ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan
pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
3) Aspek Politis. Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi

4) Aspek Organisasi
a) Sikap keteladanan pimpinan mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya, misalnya
pimpinan berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahnya akan mengambil
kesempatan yang sama dengan atasannya.
b) Kultur organisasi punya pengaruh kuat terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasi
tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif dan
membuka peluang terjadinya korupsi.
c) Kurang memadainya sistem akuntabilitas Institusi, belum dirumuskan visi dan misi
dengan jelas, dan belum dirumuskan tujuan dan sasaran yang harus dicapai berakibat
instansi tersebut sulit dilakukan penilaian keberhasilan mencapai sasaranya. Akibat
lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang
dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi yang kondusif untuk praktik
korupsi.
d) Kelemahan sistim pengendalian dan pengawasan baik pengawasan internal
3

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


(pengawasan fungsional dan pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan
bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif dan masyarakat)membuka peluang
terjadinya tindak korupsi.

Perilaku korupsi pada konteks birokrasi dapat disimpulkan dan digeneralisasi, bahwa
tingginya kasus korupsi dapat dilihat berdasarkan beberapa persoalan, yaitu:
1) keteladanan pemimpin dan elite bangsa,
2) kesejahteraan Pegawai,
3) komitmen dan konsistensi penegakan hukum,
4) integritas dan profesionalisme,
5) mekanisme pengawasan yang internal dan independen,
6) kondisi lingkungan kerja,kewenangan tugas jabatan, dan
7) upaya-upaya pelemahan lembaga antikorupsi.

c. Jenis Tindak Pidana Korupsi


Berikut ini adalah jenis tindak pidana korupsi dan setiap bentuk tindakan korupsi
diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ada 30
bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang dikelompokkan menjadi 7 kelompok sebagai
berikut:

d. Kerugian Keuangan Negara (Pasal 2 (1): 3


Melawan hukum, memperkaya diri orang/ badan lain yang merugikan keuangan/
perekonomian negara
Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/ kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/ kedudukan yang dapat merugikan keuangan/ perekonomian Negara (Pasal
3)
Tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri atau menyalahgunakan
kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan dapat merugikan keuangan Negara.
Kata “dapat” sebelum frasa merugikan keuangan atau perekonomian Negara
menunjukkan suatu tindakan otomatis dapat dianggap merugikan keuangan Negara
apabila tindakan tersebut berpotensi menimbulkan kerugian Negara. Adanya tindak
pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah
dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat.
c. Suap Menyuap (Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 11)
Delik pemberian sesuatu/ Janji kepada Pegawai Negeri/ Negara (Ps 5 (1) a,b; Ps 13; Ps
5(2); Ps 12 a,b;Ps 11; Ps 6(1) a, b; Ps 6 (2); Ps 12 c,d)
Upaya suap-menyuap kepada pejabat penyelenggara Negara karena jabatannya terkait
kewenangan yang sedang diembannya.

d. Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10 a, b, c)


Pejabat Penyelenggara Negara melakukan penggelapa uang, memalsukan dokumen
pemeriksaan administrasi, membantu membiarkan atau diri sendiri merusak bukti.

e. Pemerasan dalam jabatan (Pasal 12 e, f, g)


Berdasarkan pasal 12 huruf e UU No 31 tahun 1999 jo, UU no.20 tahun 2001 pemerasan
4

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


adalah tindakan/perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara
Negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar atau menerima pembayaran dengan potongan atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.

f. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan (Pasal 12 huruf i)


Pejabat Penyelenggara Negara dengan sengaja baik langsung atau tidak langsung turut
serta dalam pengadaan barang yang diurusnya dalam instansi atau perusahaan.

g. Perbuatan Curang, (Pasal 7 (1) huruf a, b, c, d: Ps 7 (2); Ps 12 huruf h)


Tindakan curang oleh pemborongan Ahli Bangunan, Pengawas Proyek, Rekanan
TNI/Polri yang merugikan Negara serta pejabat penyelenggara Negara menyerobot
tanah.

Gratifikasi (Pasal 12B jo Pasal 12C)


Pejabat Penyelenggara Negara menerima gratifikasi terkait jabatannya dan
berlawanan dengan kewajibannya serta tidak melaporkan kepada KPK dalam
waktu 30 hari sejak gratifikasi diterima.

Gratifikasi didefinisikan sebagai pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat atau diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Bentuk Gratifikasi ada 2 yaitu:


Gratifikasi positif adalah pemberian hadiah dilakukan dengan niat yang tulus dari
seseorang kepada orang lain tanpa pamrih artinya pemberian dalam bentuk “tanda
kasih” tanpa mengharapkan balasan apapun.
Gratifikasi negatif adalah pemberian hadiah dilakukan dengan tujuan pamrih,
pemberian jenis ini yang telah membudaya dikalangan birokrat maupun pengusaha
karena adanya interaksi kepentingan.

Dengan demikian secara perspektif gratifikasi tidak selalu mempunyai arti jelek,
namun harus dilihat dari kepentingan gratifikasi. Akan tetapi dalam praktik
seseorang memberikan sesuatu tidak mungkin dapat dihindari tanpa adanya
pamrih.
Dalam Pasal 12 B UU No 20 Tahun 2001 dinyatakan bahwa “Setiap gratifikasi
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya”. Apabila seorang pegawai negeri atau penyelenggara negara
menerima suatu pemberian, maka ia mempunyai kewajiban untuk melaporkan
kepada KPK sebagaimana diatur dalam Pasal 12 C UU No 20 Tahun 2001, yaitu:
1) Ketentuan pada Pasal 12 B ayat (1) mengenai gratifikasi dianggap sebagai
pemberian suap dan tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang
diterimanya kepada KPK;
2) Laporan penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung
sejak tanggal gratifikasi diterima;

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


3) Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan
laporan, KPK wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik
negara;
4) Tata cara penyampaian laporan dan penentuan status gratifikasi
diaturmenurut Undang-undang tentang KPK.

Contoh pemberian yang dapat digolongkan sebagai gratifikasi,


antara lain:
1) Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu;
2) Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat
perkawinan anaknya;
3) Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya
untuk keperluan pribadi secara cuma- cuma;
4) Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat/pegawai negeri untuk pembelian
barang atau jasa dari rekanan;
5) Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat/pegawai
negeri;
6) Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari
rekanan;
7) Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada saat
kunjungan kerja;
8) Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat/pegawai negeri pada saat hari raya
keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya;
9) Pembiayaan kunjungan kerja lembaga legislatif, karena hal ini dapat
memengaruhi legislasi dan implementasinya oleh eksekutif;
10) Cideramata bagi guru (PNS) setelah pembagian rapor/kelulusan;
11) Pungutan liar di jalan raya dan tidak disertai tanda bukti dengan tujuan
sumbangan tidak jelas, oknum yang terlibat bisa jadi dari petugas kepolisian
(polisi lalu lintas), retribusi (dinas pendapatan daerah), LLAJR dan masyarakat
(preman). Apabila kasus ini terjadi KPK menyarankan agar laporan dipublikasikan
oleh media massa dan dilakukan penindakan tegas terhadap pelaku;
12) Penyediaan biaya tambahan (fee) 10-20 persen dari nilai proyek.
13) Uang retribusi untuk masuk pelabuhan tanpa tiket yang dilakukan oleh Instansi
Pelabuhan, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pendapatan Daerah;
14) Parsel ponsel canggih keluaran terbaru dari pengusaha ke pejabat;
15) Perjalanan wisata bagi bupati menjelang akhir jabatan;
16) Pembangunan tempat ibadah di kantor pemerintah (karena biasanya sudah tersed ia
anggaran untuk pembangunan tempat ibadah dimana anggaran tersebut harus
dipergunakan sesuai dengan pos anggaran dan keperluan tambahan dana dapat
menggunakan kotak amal);
17) Hadiah pernikahan untuk keluarga PNS yang melewati batas kewajaran;
18) Pengurusan KTP/SIM/Paspor yang
6

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


19) “dipercepat” dengan uang tambahan;
20) Mensponsori konferensi internasional tanpa menyebutkan biaya perjalanan yang
transparan dan kegunaannya, adanya penerimaan ganda, dengan jumlah tidak
masuk akal;
21) Pengurusan izin yang dipersulit.

Dengan demikian pemberian yang dapat dikategorikan sebagai gratifikasi adalah


pemberian atau janji yang mempunyai kaitan dengan hubungan kerja atau
kedinasan dan/atau semata-mata karena keterkaitan dengan jabatan atau
kedudukan pejabat/ pegawai negeri dengan si pemberi.
Dalam hal Pegawai Negeri Penyelenggara Negara tidak dapat menolak pemberian
gratifikasl karena kondisi tertentu seperti;
1) Gratifikasi tidak diterima secara langsung.
2) Tidak diketahuinya pemberi gratifikasi.
3) Penerima ragu dengan kualifikasi gratifikasi dan
4) Adanya kondisi tertentu yang tidak mungkin ditolak, seperti: dapat mengakibatkan
rusaknya hubungan baik institusi, membahayakan diri sendiri/karir penerima/ada
ancaman lain, rnaka untuk menghindari ancaman pidana, Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara wajib melaporkan kepada KPK paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan gratifikasi tersebut atau melalui Unit
Pengendalian Gratifikasi Instansi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja yang kemudian
diteruskan ke KPK;
5) Laporan gratifikasi disampaikan dengan menggunakan formullr laporan gratifikasi yang
dltetapkan oleh Komlsl Pemberantasan Korupsi dan melampirkan dokumen terkait;
6) Dalam hal gratifikasi berbentuk barang, KPK dapat meminta penerima gratifikasi
untuk menyerahkan uang sebagai kempensasi atas barang yang diterimanya sebesar
nilai yang tercantum dalam Keputusan Pimpinan KPK tentang Penetapan Status
Kepemilikan Gratifikasi;

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 02 Tahun 2014 tentang


Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan KPK Nemor 06 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan KPK Nomor 02
Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi, Pasal 16
disebutkan bahwa "Pedoman terkait implementasi kewajiban pelaporan Gratifikasi diatur
dalam Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang diterbitkan oleh KPK".

Terdapat bentuk penerimaan gratifikasi yang tidak wajib dllaporkan (pengecualian dan
batasan), meliputi:
1) Pemberian karena hubungan keluargayaitu kakek/ nenek/ bapak/ ibu/ mertua, suami/ istri,
anak/ menantu, cucu, besan, paman/ bibi, kakak/ adik/ ipar, sepupu dan keponakan,
sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan;
2) Hadiah (tanda kasih) dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilal jual dalam
penyelenggaraan pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, potong gigi, atau
upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai per pemberi dalam setiap acara paling
banyak Rp1.000.000,00(satu juta rupiah);
3) Pemberian terkait dengan Musibah atau Bencana yang dialami oleh penerima,
7

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak penerima gratifikasi paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per pemberian per orang. Penjelasan: Butir 3 ini
merupakan ketentuan kewajiban pelaporan. Untuk pemberian terkait dengan
musibah/bencana yang jumlahnya melebihi Rp1.000.000,00 dan tidak memiliki konflik
kepentingan dapat ditetapkan menjadi milik penerima;
4) Pemberian sesama pegawai dalam rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan, dan
ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang yang paling
banyak Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total
pemberian Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
5) Pemberian sesama rekah kerja tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara
uang (cek, bilyet giro, saham, deposito, voucher, pulsa, dan lain-lain) paling banyak
Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian
maksimal Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang
sama;
6) Hidangah atau sajian yang berlaku umum;
7) Prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri
seperti kejuaraan, perlombaan atau kompetlsl tidak terkait kedinasan;
8) Keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham
pribadi yang berlaku umum;
9) Manfaat bagi seluruh peserta koperasi pegawai berdasarkan keanggotaan koperasi
pegawai negeri yang berlaku umum;
10) Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul dan alat tulis serta sertiflkat yang
diperoleh dari kegiatan resrni kedinasan seperti rapat, seminar, werkshop, konferensi,
pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku umum.
Penjelasan: Butir 10) ini termasuk bentuk- bentuk perangkat promosi lembaga berlogo
instansi yang berbiaya rendah dan berlaku umum, antara lain: pin, kalender, mug,
payung, kaos dan topi;
11) Penerimaan hadiah atau tunjangan baik berupa uang atau barang yang ada kaitannya
dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku; atau
12) Diperoleh dari kompensasi atas profesi diluar kedinasan, yang tidak terkait dengan
tupoksi dari pejabatipegawai, tidak memiliki konflik kepentingan dan tidak melanggar
aturan internal instansi penerima gratifikasi;
Peraturan internal terkait gratifikasi dapat lebih ketat mengatur batasan gratifikasi, namun
tidak dapat lebih longgar dibandingkan peraturan KPK;
1) Terhadap penerimaan gratifikasi berupa hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher,
atau point rewards, atau suvenir yang berlaku umum sesuai kewajaran dan kepatutan,
tidak memiliki konflik kepentingan dan tidak terkait kedinasan, tldak wajib dllaporkan
kepada KPK;
2) Terhadap penerimaan gratifikasi berupa honorarium baik dalam bentuk uang/setara
uang sebagai kompensasi pelaksanaan tugas sebagai pembicara, narasumber,
konsultan, dan fungsi serupa lainnya berdasarkan penunjukkan atau penugasan resmi
dapat diterima oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara sepanjang tidak ada
pembiayaan ganda, tidak dilarang atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan atau ketentuan yang berlaku. Penerimaan tersebut dilaporkan kepada
instansi penerima sebagai fungsi kontrol untuk memutus potensi teriadinya praktik
8

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


korupsi investif (Investive Corruption) dari pihak pemberi;
3) Terhadap penerimaan gratifikasi berupa barang yang mudah busuk atau rusak dalam
batasan kewajaran dapat disalurkan langsung ke panti asuhan, panti jompo, pihak-pihak
yang membutuhkan atau tempat penyaluran bantuan sosial lainnya dan dilaporkan
kepada masing•masing instansi disertai penjelasan taksiran harga dan dokumentasi
penyerahannya. Selanjutnya instansi melaporkan rekapitulasi penerimaan tersebut kepada
KPK;
4) Terhadap barang gratifikasi yang direkomendasikan untuk dikelola instansi
maka dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
a) Ditempatkan sebagai barang display instansi;
b) Digunakan untuk kegiatan operasional instansi;
c) Disalurkan kepada pihak yang membutuhkan antara lain, panti asuhan, panti
jompo, atau tempat penyaluran bantuan sosiallainnya; atau
d) Diserahkan kepada pegawai yang menerima gratifikasi untuk dimanfaatkan sebagai
penunjang kinerja.
5) Keberhasilan Program Pengendalian Gratifikasi dapat diukur melalui ketersediaan unit
atau fungsi pengendalian gratifikasi, peraturan pengendalian gratifikasi intemal dan
Implementasi yang efektif antara lain berupa kepatuhan terhadap aturan gratifikasi
adanya pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan diseminasi pesan anti korupsi secara
berkesinambungan yang berdampak positif kepada masyarakat pemangku
kepentingan;
6) Informasi lebih lanjut tentang gratifikasi dan mekanisme pelaporan atas penerimaan
gratifikasi dapat diakses/ diunduh melalui www. kpk. go. / gratifikasi https:/Igol.kpk.go.id/
pelaporan. Gratifikasi @ kpk. go. id dan aplikasi Gratis 2 Go melalui App Store dan
Google Play dengan memasukan keywords "Gratifikasi KPK",atau menghubungi
Direktorat Gratiflkasi pada nomor telepon (021) 255-78440/ 255-78448/0855-88- 45678.

Gratifikasi
Dasar hukum gratifikasi adalah; a. Pasal 12 dan Pasal 13 UU No 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; b. Pasal 12 B dan Pasal 12 C UU No. 20 tahun
2001 tentang Perubahan atau UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, dan c. Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 UU No. 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, "gratifikasi" dalam ayat
ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut, baik yang diterima di dalam maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

Menerima gratifikasi tidak diperbolehkan karena akan mempengaruhi setiap keputusan


yang dikeluarkan oleh pejabat yang mendapatkannya, sehingga hanya akan
menguntungkan orang yang memberikannya dan melanggar hak orang lain.
Selain itu juga akan menyebabkan seorang pejabat melakukan sesuatu yang melampaui
kewenangannya atau tidak melakukan sesuatu yang merupakan kewajibannya dalam
melayani masyarakat.

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Cara yang harus dilakukan untuk menghindar dari ancaman hukuman akibat menerima
gratifikasi adalah;
a. Melaporkan setiap pemberian yang diterima kepada Komisi Pemberantasan Korupsi; b.
Tidak menerima semua pemberian yang dilakukan oleh orang yang patut diduga akan
mendapatkan keuntungan, akibat kedekatannya dengan seorang pejabat; c. Tidak
menerima semua pemberian yang berkaitan dengan jabatan yang sedang diembannya.
Kita harus melaporkan penerimaan gratifikasi kepada: a. Pimpinan instansi tempat kita
bekerja;
b. Komisi Pemberantasan Korupsi.

Perbedaan gratifikasi dengan suap


Suap dalam Pasal 3 Undang-undang No. 3 Tahun
1980 diartikan: “menerima
sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut dapat menduga bahwa pemberian
sesuatu atau janji dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu
dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang
menyangkut kepentingan umum.”
Gratifikasi diartikan sebagai pemberian dalam arti
luas dan tidak termasuk “janji”.

Materi Pokok 4: Sikap Anti Korupsi

Sikap antikorupsi merupakan istilah lain dari Integritas, perilaku antikorupsi, karakter, atau
akhlak. Mengapa? Karena berbicara tentang sikap, Integritas, perilaku, karakter, atau
akhlak, maka kita berbicara mengenai kejujuran, kesederhanaan, kedisiplinan,
kemandirian, dan sikap/perilaku/karakter/akhlak baik lainnya.

Mengingat fenomena korupsi telah memasuki zone Kejadian Luar Biasa (KLB), maka
pendekatan pemberantasan korupsi dipilih cara-cara yang luar biasa (extra ordinary
approach) dan tepat sasaran. Oleh karena itu, kita wajib berpartisipasi dengan
menunjukan sikap antikorupsi. Tindakan membangun sikap antikorupsi sederhana,
misalnya dengan cara:
• Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari dan mengajak orang-orang di lingkungan
sekitar untuk bersikap jujur, menghindari perilaku korupsi, contoh: tidak membayar uang
lebih ketika mengurus dokumen administrasi seperti KTP, kartu sehat, tidak membeli
SIM, dsb.
• Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar hak
orang lain dari hal-hal yang kecil, contoh: tertib lalu lintas, kebiasaan mengantri, tidak
buang sampah sembarangan, dsb.
• Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun
hubungan bertetangga;
• Melaporkan pada penegak hukum apabila menjadi korban perbuatan korupsi. contoh:
diperas oleh petugas, menerima pemberian/hadiah dari orang yang tidak dikenal atau
diduga memiliki konflik kepentingan, dsb.
10

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


1. Nilai – nilai antikorupsi

Korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-nilai antikorupsi yang kuat ditanamkan dalam diri.
Melalui pembiasaan dan pengembangan nilai-nilai antikorupsi diharapkan memiliki
kendali diri terhadap pengaruh buruk lingkungan. Hal ini akan menghindarkan diri dari
praktik-praktik korupsi.

Ada 3 aspek dalam nilai-nilai anti korupsi yaitu:


a. Inti (Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab)
b. Etos Kerja (Kerja Keras, Mandiri, Sederhana)
c. Sikap (Adil, Berani, Peduli)
a. Inti
1) Jujur
Sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan
perbuatan. Jujur berarti mengetahui apa yang benar, mengatakan dan melakukan yang
benar. Orang yang jujur adalah orang yang dapat dipercaya, lurus hati, tidak berbohong
dan tidak melakukan kecurangan.
2) Disiplin
Kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib
yang berlaku. Disiplin berarti patuh pada aturan.
3) Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang
berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.
b. Etos Kerja
1) Kerja Keras
Sungguh-sungguh berusaha ketika menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan,
pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik-baiknya. Kerja keras berarti pantang menyerah,
terus berjuang dan berusaha.
2) Mandiri
Dapat berdiri sendiri. Mandiri berarti tidak bergantung pada orang lain. Mandiri juga berarti
kemampuan menyelesaikan, mencari dan menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
3) Sederhana
Bersahaja. Sederhana berarti menggunakan sesuatu secukupnya, tidak berlebih-lebihan.

c. Sikap
1) Adil
Berarti tidak berat sebelah, tidak memihak pada salah satu. Adil juga berarti perlakuan yang
sama untuk semua tanpa membeda- bedakan berdasarkan golongan atau kelas tertentu.
2) Berani
Hati yang mantap, rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi ancaman atau hal yang
dianggap sebagai bahaya dan kesulitan. Berani berarti tidak takut atau gentar.
3) Peduli
Sikap dan tindakan memperhatikan dan menghiraukan orang lain, masyarakat yang
membutuhkan dan lingkungan sekitar.
d. Integritas
11

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Berdasarkan kamus kompetensi perilaku KPK, yang dimaksud dengan integritas
adalah bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah
lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di
tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Integritas adalah mutu, sifat
dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi
dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

1) Orang yang Integritas:


a) Memiliki Integritas Pribadi.
b) Berkepribadian Utuh (setiap tindakan dan perilaku merujuk pada nilai moral dan
etika).
c) Satunya perkataan dan perbuatan.
d) Patuh pada kode etik yang telah disepakati, tidak melanggar sumpah jabatan.
e) Tidak tergoda melakukan penyelewengan dengan wewenang yang dimiliki:
• Konsumerisme dan hedonism.
• Tata nilai dan ukuran moral masyarakat yang salah.
• Manusia terpukau dan terpedaya oleh uang dan kekuasaan.
• Menjadi panutan
2) Indikator seseorang berintegritas
a) Mengakui pelanggaran atau kesalahan integritas yang pernah dilakukan.
b) Memperbaiki pelanggaran atau kesalahan integritas yang pernah dilakukan.
c) Mengingatkan orang lain karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
diyakini.
d) Menegur orang lain karena melanggar nilai- nilai dan norma yang diyakini.
e) Menyatakan kepada atasan karena melanggar nilai-nilai dan norma yang
diyakini.
f) Menentang atasan karena menegur hal-hal yang tidak benar.
g) Menyampaikan kebenaran dalam situasi yang sulit diceritakan.
h) Menjelaskan kerugian-kerugian pribadi yang pernah dialami akibat penyampaian
kebenaran.
i) Menguraikan tindakan-tindakan dalam mempraktikkan atau mempertahankan
kebenaran

SEKARANG SAYA TAHU


1. Korupsi berdampak menghancurkan tatanan bidang kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara, mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi serta psikologi masyarakat.
Negara yang sangat kaya, banyak sumber kekayaan alamnya, namun jika penguasanya
korup dimana sumber kekayaan yang dijual kepada pihak asing, harga- harga barang
pokok semakin membumbung tinggi bahkan terkadang langka diperedaran atau di

12

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


pasaran karena ditimbun dan dimonopoli. Akibatnya banyaknya terjadi kemiskinan dan
kematian di sana-sini.
2. Menurut UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
dimaksud dengan Korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum,
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara
3. Pada dasarnya manusia terdorong untuk melakukan korupsi dipengaruhi beberapa faktor
yaitu:
a. Faktor individu yaitu sifat tamak, moral yang lemah menghadapi godaan, gaya hidup
konsumtif.
b. Faktor Lingkungan yaitu aspek sikap masyarakat terhadap korupsi, aspek ekonomi,
aspek politis, aspek organisasi,
4. Ada 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999 dan UU
No. 20 Tahun 2001. Kemudian ketiga puluh bentuk/ jenis tindak pidana korupsi
dikelompokan menjadi 7 kelompok yaitu Kerugian Keuangan Negara, Penyuapan,
Penggelapan dalam jabatan, Pemerasan dalam jabatan, Perbuatan Curang dan
Gratifikasi.
5. Ada 3 aspek dalam nilai-nilai anti korupsi yaitu Inti (Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab); Etos
Kerja (Kerja Keras, Mandiri, Sederhana); Sikap (Adil, Berani, Peduli)
6. Integritas adalah bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah
lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat
dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pr

C. REFERENSI
• Materi E-learning Penyuluh Anti Korupsi ACLC KPK https://aclc.kpk.go.id/.

• UU No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

• UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun

13

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


MATA PELATIHAN PENUNJANG 3
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. TENTANG MODUL INI

DESKRIPSI SINGKAT
Rencana Tindak Lanjut merupakan aksi yang akan dilaksanakan oleh peserta setelah kembali
ke Fasyankes masing-masing untuk mengimplementasikan hasil pelatihan bagi dirinya sendiri
di tempat kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasinya. Pada modul ini
membahas tentang pengertian RTL dan tujuan RTL serta Langkah Menyusun RTL.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti mata Pelatihan ini, peserta mampu menyusun rencana
tindak lanjut

2. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian rencana tindak lanjut
b. Menjelaskan tujuan rencana tindak lanjut
c. Menyusun rencana tindak lanjut

MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


a. Pengertian Rencana Tindak Lanjut
b. Tujuan rencana tindak lanjut
c. Langkah penyusunan rencana tindak lanjut

B. KEGIATAN BELAJAR

URAIAN MATERI
A. Pengertian Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut atau RTL adalah rencana yang akan dilaksanakan oleh peserta
setelah kembali ke permanen system/puskesmasnya masing-masing untuk
mengaplikasikan/mengimplementasikan hasil pelatihan bagi dirinya sendiri di tempat kerja
secara bertahap dan berkesinambungan, yang pada gilirannya akan meningkatkan
konseling menyusui di puskesmas.
B. Tujuan Rencana Tindak Lanjut
Tujuan dari RTL untuk melakukan perubahan sesuai dengan hakikat pelatihan yaitu
perubahan maka setelah seseorang mengikuti pelatihan maka harus ada perubahan yang
dilakukan terhadap pekerjaannya terkait dengan pelatihan yang telah diikutinya. Untuk itu
dalam melakukan penyusunan RTL dapat memulai dengan menemukan kondisi saat ini
yang belum sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari selama
pelatihan-menetapkan kondisi yang akan dicapai sesuai dengan kondisi ideal yang
dipelajari-menentukan Langkah perubahan dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang
diinginkan dengan melakukan perubahan berupa aksi

14

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


KONDISI KONDISI YANG
SAAT INI DIINGINKAN

C. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut


Pertanyaan yang pertama muncul ketika kita akan membuat RTL adalah mengapa kita
harus membuat RTL? tentunya disebabkan karena adanya masalah yang merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Identifikasilah masalah.
Setelah semua masalah diidentifikasi, tentukanlah tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya
meningkatkan Konseling PMBA di wilayah puskesmas anda. Kemudian identifikasi
kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Gunakan form 1
(terlampir). Rincilah kegiatan sedetil mungkin, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan,
sampai monitoring dan evaluasi.
Selanjutnya, agar RTL yang disusun jelas dan terarah, harus memenuhi krieria berikut
ini:
1. Dapat menerangkan kepada semua tentang apa yang akan dikerjakan.
2. Dapat menerangkan kepada semua kapan perubahan akan diselesaikan.
3. Dapat menerangkan kepada semua, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan
kegiatan.
4. Dapat dijadikan dasar bagi pelaksana evaluasi.
5. Melalui diskusi, memungkinkan dicapainya. kesepakatan yang lebih luas terhadap
tugas-tugas.
Untuk itu, tahapan terakhir dalam penyusunan RTL adalah membuat form 2
(terlampir), yang memuat semua persyaratan yang dibutuhkan dalam membuat RTL
yang baik.

15

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


C. PENUGASAN

Lampiran MPP 3. Rencana Tindak Lanjut

Panduan Rencana Tindak Lanjut

Tujuan:
Peserta mampu untuk membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Petunjuk:
1. Fasilitator meminta peserta untuk membuka Formulir Latihan penilaian dan perubahan
serta formulir RTL
2. Fasilitator meminta peserta untuk mengisi seluruh formulir
3. Fasilitator mendampingi peserta dalam membuat RTL
4. Fasilitator mendiskusikan RTL bersama peserta
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan
mendiskusikan jawaban bersama.

Alat bantu:
1. Formulir Latihan Penilaian dan Perubahan
2. Formulir RTL
3. ATK

16

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Penilaian umum dan tindak lanjut

FORMULIR LATIHAN PENILAIAN DAN PERUBAHAN

Apa yang dilakukan


PRAKTIK YA/TIDA
K dengan baik, dan/atau
perbaikan utama yang
dibutuhkan
Prosedur manajemen kritis
Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (Kode)
Langkah 1a
• Apakah fasilitas Anda melarang tampilan atau promosi produk
yang tercakup dalam Kode (pengganti ASI, botol susu dan
pentil)?
• Apakah fasilitas Anda melarang barang dengan logo
perusahaan itu memproduksi pengganti ASI, botol susu dan
pentil?
• Apakah fasilitas Anda melarang menerima persediaan gratis atau
bersubsidi
susu formula bayi, botol susu dan pentil?
Kebijakan pemberian makan bayi
Langkah 1b
• Apakah fasilitas Anda memiliki kebijakan pemberian makan bayi?
• Apakah ini kebijakan tertulis?
• Apakah itu mencakup delapan praktik klinis utama dari
SEPULUH LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI?
• Apakah kebijakan tersebut mencakup Kode?
• Apakah kebijakan dikomunikasikan secara rutin kepada staf dan
orang tua?
• Apakah kebijakan tersebut terlihat oleh wanita hamil, ibu, dan
keluarganya?

17

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Langkah 1c
Sistem pemantauan dan manajemen data
• Apakah fasilitas Anda memiliki protokol untuk pemantauan
berkelanjutan
delapan praktik klinis utama dari Sepuluh Langkah?

Kompetensi Staf
Langkah 2
• Apakah staf diberikan pelatihan tentang mendukung ibu
untuk menyusui?
• Adakah penilaian pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan dalam mendukung pemberian ASI?

Informasi prakelahiran
Langkah 3
• Apakah Anda menawarkan/memberikan konseling
prakelahiran tentang menyusui?
• Apakah Anda memberi tahu semua wanita hamil dan keluarganya
tentang:
- pentingnya menyusui
- pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan
pertama
- risiko pemberian susu formula atau pengganti ASI lainnya
- terus menyusui setelah enam bulan saat makanan
pendamping diberikan
- pentingnya saling bersentuhan sejak dini dan
berkelanjutan

- pentingnya rawat gabung


- dasar-dasar pengaturan posisi dan penempelan yang baik
- pengenalan isyarat makan?

18

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Perawatan pascakelahiran sesegera mungkin
Langkah 4
• Apakah ibu dan bayi nonprematur saling bersentuhan langsung
atau dalam waktu lima menit setelah lahir?
• Apakah kontak ini berlangsung selama satu jam atau lebih kecuali
jika ada dokumentasi alasan medis yang dapat dibenarkan untuk
menunda kontak?
• Apakah ibu dengan bayi nonprematur mulai menyusui dalam
waktu satu jam setelah lahir?

Suplementasi
Langkah 6
• Apakah bayi hanya diberi ASI (kecuali ada indikasi medis?)
- Apakah ASI donor diprioritaskan jika suplemen diperlukan?
• Apakah ibu yang ingin memberikan susu formula
terbantu melakukannya dengan aman?
Rawat gabung
Langkah 7
• Apakah ibu dan bayi tetap bersama siang dan malam?
• Apakah ibu bayi dengan berat badan lahir rendah dan yang
sakit didorong untuk tetap dekat dengan bayinya?

Pemberian Makan Secara Responsif


Langkah 8
• Apakah Anda mendorong ibu untuk memberi makan bayinya
secara responsif
- sesering yang diinginkan bayinya
- tidak ada batasan mengenai lama menyusui?

19

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Botol susu, pentil dan dot
Langkah 9
• Apakah para ibu diberi nasihat tentang penggunaan dan
risiko botol susu, pentil, dan dot?
• Apakah Anda menggunakan botol susu untuk bayi yang ibunya
ingin menyusui?

Perawatan saat dipulangkan


Langkah 10
• Apakah Anda berdiskusi dengan ibu tentang dukungan yang
mereka miliki saat mereka
berada di rumah?
• Apakah Anda merujuk semua ibu untuk dirawat lanjutan dua
hingga empat hari setelah melahirkan, untuk memastikan
bahwa mereka menyusui dengan baik, dan untuk memberikan
pertolongan dini jika ada kesulitan?
• Apakah Anda merujuk semua ibu untuk tindak lanjut di

minggu kedua setelah melahirkan, untuk memastikan bahwa


mereka menyusui dengan baik, dan untuk memberikan
pertolongan dini jika ada kesulitan?
• Apakah Anda dapat merujuk ibu ke sumber daya pendukung

laktasi di masyarakat?
• Apakah Bunda mampu memberikan bantuan dan dukungan
ekstra kepada ibu dan bayi berkebutuhan khusus agar dapat
terus menyusui, misalnya:
- bayi dengan berat lahir rendah atau bayi yang sakit
- bayi penyandang cacat
- jika ibunya sakit atau cacat
- jika ibunya hidup dengan HIV dan telah
memutuskan untuk menyusui (jika ini adalah
kebijakan nasional)?
• Apakah Anda mendorong wanita untuk menyusui secara
eksklusif selama enam bulan?
• Apakah Anda mendorong wanita untuk terus menyusui hingga
dua tahun dan seterusnya dengan makanan pendamping ASI?

20

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Perubahan yang bisa dilakukan oleh petugas kesehatan sendiri
(Buat 5–10 saran praktis)
1.

2.

3.

4.

5.

21

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Perubahan yang membutuhkan dukungan manajemen
(Buat daftar 1–4 perubahan manajemen yang berguna)
1.

2.

3.

4.

D. REFERENSI
• Pedoman pelatihan kepemimpinan (DIKLATPIM) Lembaga Administrasi Negara.
• Modul Pelatihan Konseling Menyusui WHO-UNICEF

22

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


TIM PENYUSUN

Penasehat:
Direktur Gizi dan KIA

Penyusun (Alfabet):

Diana Amilia Susilo, Eko Prihastono, Esti Rachmawati, Hikmah Kurniasari, Heny
Purbaningsih, Ivonne Kusumaningtias, Kartika Darma Handayani, Lismartina, Mahmud
Fauzi, Roostiati Sutrisno Wanda, Sri Sukotjo, Wiyarni Pambudi.

Kontributor (Alfabet):
Aulia Yulia H, Alifah A, Aslinar, Chatidjah A, Cherlina, Dewi Astuti, Elizabeth Yohmi, E.M. tuti
Nurhayanti, Fitri A, Jeanne-Roos T, Lenggang Pakuan A, Lydia Fanny, Nia Umar, Santika S,
Siti Masruroh, Yosnelli.

Diterbitkan oleh:
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktorat Gizi dan KIA
Jakarta, 2022

1
310

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)


Kerjasama:

Modul Pelatihan Konseling Menyusui (Kemenkes RI, 2022)

Anda mungkin juga menyukai