Anda di halaman 1dari 9

AIMAN SETIONO 115514238 ELKOM 2 2011

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG Menurut Arends (dalam Trianto,2011:41) Model Pemebelajaran Langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin, 2011:118) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Pemebelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

Sintak Model Pembelajaran Langsung Fase Peran Guru Fase 1 Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, Menyampaikan tujuan pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. dan mempersiapkan siswa Fase 2 Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Medemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Fase 3 Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal Membimbing pelatihan Fase 4 Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, Mengecek pemahaman memberi umpan balik. dan memberikan umpan balik Fase 5 Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih Memberikan kesempatan untuk kompleks dan kehidupan sehari-hari. pelatihan lanjutan dan penerapan. Dari kutipan diatas model Pembelajaran Langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Dimana dimulai dari menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

Menurut Sudrajat,(2011:6) model explicit instruction memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model explicit instruction : 1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil. 3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. 4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur. 5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilanketerampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah. 6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa. 7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa. Sedangkan kelemahan model explicit instruction : 1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa. 2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. 3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. 4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat. 5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa ddigunakan untuk menyampikan materi dalam kelas. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang mengacu pada guru atau teacher center, dimana guru adalah tokoh utama dalam pembelajaran. Penggunaan pembelajaran ini dianggap praktis, karena hanya menggunakan metode-metode sederhana. Menurut Sudjana (2009:13) bahwa konvensional merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah pendengar. Kegiatan ini berpusat pada penceramah dan komunikasi terjadi searah. Sebab metode yang digunakan akan memaksimalkan pembelajaran asal sesuai dengan materi, alokasi waktu dan fasilitas di sekolah. Dalam pengajaran konvensional, siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai orang yang belum mengetahui apa-apa dan hanya menerima bahan-bahan ilmu pengetahuan yang diberikan guru. Tujuan pembelajaran konvensional adalah terbatas pada pemikiran ilmu pengetahuan. Menurut Sudjana (2009:45), adapun ciri-ciri pengajaran konvensional adalah sebagai berikut: 1. Mengajar berpusat pada bahan pelajaran. Karena tujuan utama pengajaran konvensinal aalah pengembangan daya intelektual siswa, maka pengajaran berpusat pada usaha penyampaian pengetahuan. Tugas guru adalah menyampaikan semua bahan pengajaran yang baru 2. Mengajar berpusat pada guru Menurut konsep pengajaran konvensional, mengajar yang baik dinilai dari sudut guru yaitu berdasarkan apa yang dilakukannya dan bukan apa yang terjadi pada siswa. Pembelajaran konvensional, Menurut Djamara (2006), identik dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Sebabnya pembelajaran konvensional secara langsung menjadikan siswa pasif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran konvesional, menurut Sumarno,(2011:7) memiliki kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajaran. Kelebihan pembelajran konvesional yakni penjelasan materi pelajaran yang diberikan guru dapat lebih sistematis sehingga guru tidak takut ketinggalan materi pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dan kekurangan buku pelajaran/alat bantu pengajaran di sekolah tidak menghabat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan kelemahan pembelajaran konvesional yakni lebih mengutamakan kemampuan siswa dalam mengahapal suatu konsep/materi yang diberikan guru sehingga dalam memecahkan masalah akuntansi, siswa selalu tergantung pada prosedur yang diberikan guru dan tidak terbiasa dalam mencari alternatif jawaban lain sehingga kegiatan pembelajarannya membosankan dan membuat siswa tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi yang ada disekolah. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru dimana guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga menjadikan siswa lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan

siswa lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan. Selain itu menjadikan siswa berperan pasif ketika proses belajar mengajar berlangsung dan siswa cenderung menerima keputusan guru dalam pengajaran yang diberikan oleh guru.

KESIMPULAN Perbedaan Model Pembelajaran Langsung dengan Model Pembelajaran Konvensional Bahwa pembelajaran konvensional guru lebih menguasai kondisi kelas tanpa melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Sedangkan model pembelajaran langsung guru menjadi model dalam pembelajaran ini dimana guru menjadi daya tarik bagi siswa untuk antusias dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa aktif selama guru memaparkan materi dengan mendengarkan dan mencatat kata-kata yang penting dam menanyakan kembali kalimat-kalimat yang kurang dimengerti siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan Model Explicit Instruction dengan Metode Pembelajaran Konvesional No 1 Model Pembelajaran Langsung Menyampaikan tujuan dan memperispakan siswa a. Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan a. Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap Membimbing pelatihan a. Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik a. Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan a. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari hari Model Pembelajran Konvesional a. Siswa diberikan tumpukan informasi dari guru sampai saatnya diperlukan.

a. Kurangnya keterampilan berkomunikasi yang baik karena dominasi guru. b. Guru memberikan ceramah yang membosankan a. Guru menyarankan mengerjakan tuga dalam buku tugas dan mengisi latihan yang menjenuhkan. a. Guru sering tidak memperhatikan pengetahuan sejauh mana siswa mampu memahami materi.

a. Guru hanya memberi tugas tanpa diberikan arahan dan bimbingan mengenai tugas dan membuat siswa malas mengerjakan tugas.

Perbedaan KBK, KTSP, Kurikulum 2013 A. KBK Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian kegiatan belajarmengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam mengembangkan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Karakteristik KBK : Depdiknas (2002) dalam Mulyasa mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut: Menekankan pada ketercapaian kompetensi pesertadidik baik secara individual maupun klasikal. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, termasuk CTL (Contextual Teacing and Learning) (Nurhadi, 2003), Sumber belajar bukan guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi

Pelaksanaan Prinsip-prinsip yang dipegang oleh KBK dalam pelaksanaan pembelajarannya adalah: Berpusat pada paserta didik Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, termasuk CTL (Contextual Teacing and Learning) (Nurhadi, 2003), Sumber belajar bukan guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi *menitikberatkan pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

B. KTSP Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

C. Kurikulum 2013

Intinya Pada kurikulum KBK dan KTSP, standart kompetensi lulusan diturunkan dari standart isi. Sementara pada kurikulum 2013 standart kompetensi lulusan diturunkan berdasarkan kebutuhan masyarakat Pada kurikulum KBK dan KTSP, standart isi diturunkan dari standartkompetensi lulusan mata pelajaran, sementara pada kurikulum 2013 standart isi diturunkan dari standart kompetensi lulusan

Anda mungkin juga menyukai