Anda di halaman 1dari 11

Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun

Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 1



MLRLNCANAKAN L00l31lK MLRLNCANAKAN L00l31lK MLRLNCANAKAN L00l31lK MLRLNCANAKAN L00l31lK
PAUA 3l31LM MlKR0 RuMA 3AKl1 PAUA 3l31LM MlKR0 RuMA 3AKl1 PAUA 3l31LM MlKR0 RuMA 3AKl1 PAUA 3l31LM MlKR0 RuMA 3AKl1


PLNUAuLuAN PLNUAuLuAN PLNUAuLuAN PLNUAuLuAN
3istem mikro rumah sakit membutuhkan perhatian yang serius dari pihak manajemen
untuk dikelola seoara lebih profesional. Pengelolaan sistem mikro yang bersifat seadanya
dan terkesan un|nrenoeo seharusnya mulai ditinggalkan dan beralih ke pengelolaan yang
lebih professional. 3istem mikro merupakan kumpulan dari sub-sistem internal rumah sakit
baik medis dan non-medis dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kehandalan sistem
mikro di rumah sakit akan menentukan derajat kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit, di samping sistem makro yang juga mempengaruhi bekerjanya sistem mikro. 0leh
karena itu, pengelolaan sistem mikro rumah sakit perlu mempertimbangkan berbagai hal
penting. 1iga di antaranya adalah filosofi patient safety, perlakuan rumah sakit sebagai
lembaga Badan Layanan umum (BLu) dan prinsip-prinsip Cooo 0orporare Covernanoe
(C0C).
3alah satu sub-sistem mikro yang penting adalah sistem logistik di rumah sakit. 3istem
logistik rumah sakit terkait erat dengan efisiensi dan efektivitas proses pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Ketiadaan suatu alat kesehatan di rumah sakit akan mengganggu proses
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut, meskipun suatu sistem rujukan telah tersedia
atau alat kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit namun tidak dapat berfungsi dengan baik
karena pemeliharaan yang tidak sesuai dengan standar pemeliharaan yang ada juga akan
mengganggu proses pelayanan kesehatan. Uari sisi efisiensi, sistem logistik akan
menentukan sejauh mana biaya yang akan dikeluarkan untuk setiap kali melakukan proses
pelayanan kesehatan. 3istem logistik yang tidak baik memungkinkan terjadinya terjadinya
mark-up" dan kegiatan inefisiensi lainnya dalam pengadaan dan pemeliharaan alat-alat
kesehatan yang memiou inefisiensi di rumah sakit. 0leh karena itu, pilihan terbaik bagi pihak
manajemen rumah sakit adalah melakukan pengelolaan sistem logistik seoara profesional.
Profesionalisme dalam pengelolaan sistem logistik mengandung arti bahwa sistem
logistio rumah sakit dikelola dengan mempertimbangkan lar|enr Safer,, semangat Badan
Layanan umum, dan Cooo 0orporare Covernanoe.

Patient 3afety. Patient 3afety. Patient 3afety. Patient 3afety.
Patient 3afety seharusnya tidak lagi dipandang sebagai bagian dari aktivitas rumah
sakit, namun harus menjadi filosofi utama rumah sakit. Perbedaan perlakuan patient safety
sebagai bagian dari aktivitas rumah sakit dengan patient safety sebagai filosofi rumah sakit
adalah sebagai berikut:

1abel 1. Patient 3afety: Aktivitas vs. lilosofi R3
No No No No v vv variabel ariabel ariabel ariabel Patient 3afety Patient 3afety Patient 3afety Patient 3afety
3ebagai Bagian Aktivitas R3 3ebagai Bagian Aktivitas R3 3ebagai Bagian Aktivitas R3 3ebagai Bagian Aktivitas R3
Patient 3afety Patient 3afety Patient 3afety Patient 3afety
sebagai lilosofi R3 sebagai lilosofi R3 sebagai lilosofi R3 sebagai lilosofi R3
1 Perlakuan Proyek Melebur ke semua kegiatan rumah
sakit
2 waktu 1emporer 1anpa batas waktu
3 Bentuk 30P Budaya R3
4 0rientasi Perbaikan proses pelayanan
kesehatan
Peningkatan value bagi konsumen dan
masyarakat
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 2


lar|enr safer, sudah menjadi bagian dari neeos dan wanrs nya konsumen dan
masyarakat. Artinya dalam suatu proses pelayanan kesehatan, patient safety harus terjadi,
meskipun proses pelayanan kesehatan tidak dapat bebas resiko. Pasien atau konsumen
atau masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit mensyaratkan
semua kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut harus dilandasi oleh filosofi
patient safety untuk menjamin bahwa mereka akan memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, di samping memperoleh kesembuhan.
Perlakuan patient safety sebagai filosofi rumah sakit akan memberikan pengaruh pada
kegiatan-kegiatan logistik rumah sakit seperti keputusan tentang pemilihan alat-alat
kesehatan, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, dan penghapusan.

Badan Layanan umum (BLu) Badan Layanan umum (BLu) Badan Layanan umum (BLu) Badan Layanan umum (BLu).
BLu menjadi salah satu bagian perjalanan panjang usaha pemerintah untuk
meningkatkan kualitas manajemen rumah sakit. BLu ini diatur dalam Peraturan Pemerintah
Rl Nomer 23 1ahun 2005 1entang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan umum. Ualam
peraturan tersebut disebutkan bahwa BLu adalah instansi di lingkungan Pemeritah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 3angat jelas disebutkan
bahwa sebuah lembaga BLu akan menjalankan aktivitasnya dengan semangat efisiensi dan
produktivitas, sehingga pada salah satu aktivitas logistik, yaitu pengadaan barang, sebuah
lembaga BLu diharuskan melaksanakannya sesuai dengan yang disebutkan dalam
peraturan tersebut, yaitu: Pengadaan barang/jasa oleh BLu dilakukan berdasarkan prinsip prinsip prinsip prinsip
efisiensi dan ekonomis, se efisiensi dan ekonomis, se efisiensi dan ekonomis, se efisiensi dan ekonomis, sesuai d suai d suai d suai dengan praktek bisnis yang sehat engan praktek bisnis yang sehat engan praktek bisnis yang sehat engan praktek bisnis yang sehat (pasal 20). Meskipun
untuk saat ini, pengadaan barang/jasa oleh lambaga pemerintah masih sangat jauh dari
prinsip efisiensi dan ekonomis dan sesuai dengan praktek bisnis yang sehat seperti yang
dilaporkan dalam harian Kompas, 02 November 2006 (terlampir).

Cooo 0orporare Covernanoe Cooo 0orporare Covernanoe Cooo 0orporare Covernanoe Cooo 0orporare Covernanoe (0C0) (0C0) (0C0) (0C0).
3etiap lembaga usaha, baik yang berorientasi profit maupun non-profit sudah
seharusnya menerapkan 0C0 sebagai bagian dari filosofi organisasinya. 0C0 merupakan
dasar bagi manajemen lembaga usaha yang profesional. 3eoara lebih khusus, 0C0 ini
memiliki empat prinsip utama yaitu 1ransparano,, lespons|b|||r,, 4ooounrab|||r,, dan
la|rness. Penjabaran singkat dari keempat prinsip utama 0C0 ini adalah sebagai berikut:
1. 1ransparano, merupakan keterbukaan dalam melaksanakan proses pembuatan
keputusan dan keterbukaan dalam menggunakan informasi materiil dan relevan
mengenai lembaga usaha.
2. lespons|b|||r, merupakan kesesuaian di dalam pengelolaan lembaga usaha
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip lembaga
usaha.
3. 4ooounrab|||r, merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ sehingga pengelolaan lembaga usaha dapat dilaksanakan seoara efektif.
4. la|rness merupakan keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

PLN0LR1lAN L00l31lK PLN0LR1lAN L00l31lK PLN0LR1lAN L00l31lK PLN0LR1lAN L00l31lK
Pada umumnya persepsi seseorang tentang logistio adalah kegiatan pengadaan barang-
barang, alat-alat, dan material untuk suatu lembaga usaha. Ada juga yang mempersepsikan
logistio sebagai kegiatan yang basah" atau banyak uangnya atau kegiatan yang dapat
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 3

digunakan untuk memain-mainkan uang. Pihak lain mempersepsikan logistio sebagai
kegiatan yang dapat diatur" untuk kepentingan tertentu. 0leh karena itu wajar kalau orang
kemudian bersikap sinis terhadap kegiatan logistio dan akibatnya kegiatan logistio sulit
dilaksanakan seoara profesional. Namun apabila aouan yang digunakan adalah definisi dari
logistio, maka persepsi tersebut kurang tepat untuk menggambarkan aktivitas logistio.
Logistik adalah kegiatan yang terkait dengan pengadaan, pengadaan, pengadaan, pengadaan, pendistribusian, pendistribusian, pendistribusian, pendistribusian, penggunaan, penggunaan, penggunaan, penggunaan,
pemeliharaan, pemeliharaan, pemeliharaan, pemeliharaan, dan penghapusan penghapusan penghapusan penghapusan barang dan jasa yang dilakukan seoara efektif dan efisien
untuk mendukung kegiatan fungsi-fungsi utama dalam penoapaian tujuan organisasi.
Kelima kegiatan utama dalam logistio tersebut penjelasan singkatnya adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan merupakan kegiatan pembelian barang-barang dan jasa dari pemasok
untuk kepentingan lembaga usaha. Kegiatan ini dimulai dari aktivitas pemilihan
barang/jasa yang akan dibeli, proses order, transportasi, dan penggudangan.
2. Pendistribusian adalah kegiatan menyalurkan barang/jasa yang sudah dibeli dari
pemasok untuk unit-unit yang ada dalam suatu lembaga usaha. Kegiatan ini meliputi
aktivitas pengiriman dan penyerahan barang/jasa ke unit-unit pengguna barang/jasa
tersebut.
3. Penggunaan merupakan kegiatan memfungsikan barang/jasa yang dibeli untuk
kepentingan proses produksi atau operasi suatu unit dalam lembaga usaha. untuk
dapat memfungsikan barang/jasa ini diperlukan rra|n|ng, sranoaro operar|ng
prooeoures (SUl), atau buku perunjuk pemaka|an.
4. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk mempertahankan dan memastikan bahwa
suatu barang/jasa dapat berfungsi normal sesuai dengan umur ekonomisnya.
Kegiatan ini meliputi aktivitas servis berkala, penggantian suku oadang, perbaikan
ringan sampai dengan overhau|.
5. Penghapusan merupakan kegiatan untuk mengeluarkan barang/jasa seoara fisik
dan administratif dari suatu lembaga usaha. Kegiatan ini meliputi antara lain
aktivitas pemindahan barang/jasa, penyimpangan/penggudangan, dan pelelangan.

Uefinisi logistio tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dalam logistio tidak hanya pengadaan
saja, namun juga meliputi pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan.
Ui samping itu, kegiatan logistio harus dilaksanakan seoara efektif dan efisien. 0leh karena
itu, persepsi umum tentang logistio seperti tersebut di atas tidak akan terjadi apabila
kegiatan logistio dijalankan dengan baik sesuai dengan yang diamanatkan dalam definisi
logistio.

Mengapa Lembaga usaha Membutuhkan Logistik? Mengapa Lembaga usaha Membutuhkan Logistik? Mengapa Lembaga usaha Membutuhkan Logistik? Mengapa Lembaga usaha Membutuhkan Logistik?
3ejarah menoatat suatu kejadian pada jaman 3ultan Agung dari kerajaan Mataram
berkuasa. Pada saat itu, 3ultan Agung berniat untuk menaklukkan kompeni (Belanda) yang
berkuasa di Batavia. Uengan pasukan yang kuat dan gagah berani, 3ultan Agung mulai
melakukan perjalanan ke Batavia. Namun upaya yang dilakukan oleh 3ultan Agung gagal
dan Batavia tidak dapat direbut dari penguasaan Kompeni. 3alah satu penyebab kegagalan
usaha 3ultan Agung merebut Batavia adalah dukungan Logistik yang kurang memadai
selama perjalanan dari 1ogjakarta ke Batavia. 0ambaran sejarah ini menunjukkan bahwa
kegiatan logistio yang tidak baik tidak akan mampu mendukung kegiatan utama dan
akhirnya dapat menggagalkan penoapaian suatu tujuan yang ingin dioapai.
Berbagai alasan dapat dikemukakan untuk menjawab mengapa suatu lembaga usaha
membutuhkan logistio. Namun demikian, dua alasan terpenting yang dapat dipertimbangkan
adalah:
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 4

1. unit-unit operasional membutuhkan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan
operasionalnya. Barang dan jasa yang dibutuhkan oleh unit-unit dapat diwujudkan
melalui kegiatan logistik.
2. Logistik memberikan mu|r|p||er effeors bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka
penoapaian tujuan lembaga usaha. Kegiatan logistio mempengaruhi efisiensi
kegiatan unit tertentu dalam lembaga usaha, selanjutnya efisiensi unit akan
mempengaruhi efisiensi lembaga usaha, dan akhirnya akan menentukan sejauh
mana kemampuan lembaga usaha untuk mendapatkan keuntungan bagi
pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik lembaga usaha. Uemikian pula
suatu kegiatan logistio akan memiou munoulnya kegiatan lain seperti transportasi,
penggudangan, komputerisasi, dan lain sebagainya.

MANA1LMLN L00l31l MANA1LMLN L00l31l MANA1LMLN L00l31l MANA1LMLN L00l31lK KK K
Kegiatan logistio harus dilaksanakan dengan manajemen yang baik agar dapat berjalan
efisien dan efektif. untuk itulah diperlukan suatu manajemen logistio yang baik. Manajemen
logistio didefinisikan sebagai berikut:
Manajemen Logistik adalah l|ann|ng, Urg l|ann|ng, Urg l|ann|ng, Urg l|ann|ng, Urgan|z|ng, Sraff|ng, leao|ng, oan 0onrro|||ng an|z|ng, Sraff|ng, leao|ng, oan 0onrro|||ng an|z|ng, Sraff|ng, leao|ng, oan 0onrro|||ng an|z|ng, Sraff|ng, leao|ng, oan 0onrro|||ng
dalam kegiatan yang terkait dengan pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan,
pemeliharaan, pemeliharaan, pemeliharaan, pemeliharaan, dan penghapusan penghapusan penghapusan penghapusan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan fungsi-
fungsi utama dalam penoapaian tujuan organisasi

















0ambar 1. Kegiatan Logistik dan lungsi Manajemen

Kasus di sebuah rumahsakit jiwa di 1awa Barat yang menerima sebuah alat kesehatan
dengan teknologi tinggi dari pemerintah pusat, namun mulai dari alat tersebut diterima
sampai sekarang tidak pernah dapat dipergunakan karena sistem yang tidak lengkap
padahal alat tersebut membutuhan satu ruang untuk penempatannya. Akibat dari
keberadaan alat tersebut, menimbulkan inefisiensi penggunaan ruang dan menimbulkan
biaya lain. Rumah sakit tersebut terkena dampak dari perenoanaan kegiatan logistio yang
tidak baik. al ini sebetulnya dapat dihindari apabila manajemen logistio diimplementasikan
seoara baik.
3eoara umum, suatu lembaga usaha membutuhkan manajemen logistio yang baik
karena beberapa hal, yaitu:
1. untuk memastikan bahwa kegiatan logistik dilakukan sesuai dengan yang
semestinya (efektifitas).
||k88|8| |k8|l|8| IIk|||8| ||k|8| |8I|||8|
|s1z1zz1
|s11|slr|11s|z1
|s111zz1
|sms|||zrzz1
|s1|z;1sz1

Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 5

2. untuk memastikan bahwa kegiatan logistik dilakukan seoara tepat biaya (efisiensi).
3. untuk memastikan bahwa kegiatan logistik dilakukan seoara tepat waktu (on-time).
Kegiatan logistio perlu dilakukan sesuai dengan yang semestinya. Artinya adalah bahwa
kegiatan logistio dijalankan searah dengan penoapaian tujuan, tidak berlebihan, dan juga
tidak kekurangan. Kegiatan logistio yang berlebihan akan membebani biaya operasional dan
mengurangi kemampuan lembaga usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki.
3edangkan kegiatan logistio yang kurang memadai mengakibatkan kegiatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit terhambat dan pihak rumah sakit juga tidak akan mampu
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki.
Kegiatan logistio perlu dilakukan seoara tepat biaya. Artinya, kegiatan-kegiatan logistio
pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan harus dilakukan
seoara efisien atau tepat biaya. lmplementasi dari kegiatan-kegiatan logistio tersebut harus
mampu menghasilkan output yang berkualitas dengan biaya rendah. Biaya rendah dari
kegiatan logistio akan mampu menoiptakan banyak peluang bagi pihak manajemen rumah
sakit untuk melakukan berbagai keputusan dalam bersaing dengan rumah sakit lain, atau
membuat keputusan yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
meningkatkan kepuasan konsumen atau pasien dan masyarakat. Penghematan biaya
pelayanan kesehatan akan dapat dipergunakan untuk menjalankan kegiatan sooial
responsibility di samping untuk meningkatkan kemakmuran pemilik.
Kegiatan logistio perlu dilakukan seoara tepat waktu. Artinya, kegiatan-kegiatan logistio
dilaksanakan seoara on-time. Pembelian dilakukan pada sesuai dengan renoana,
pendistribusian dilakukan pada saat dibutuhkan atau sesuai renoana, penggunaan
barang/jasa dapat siap setiap saat, pemeliharaan dilakukan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan, dan penghapusan dilakukan sesuai dengan jadual penghapusan,
meskipun disadari lembaga usaha membutuhkan usaha yang keras untuk dapat
melaksanakan kegiatan logistio seoara efisien, efektif, dan tepat waktu.

PLRLNCANAAN L00l31lK PLRLNCANAAN L00l31lK PLRLNCANAAN L00l31lK PLRLNCANAAN L00l31lK
Pihak manajemen rumah sakit memiliki dua pilihan dalam kegiatan logistio, yaitu:
1. Mengelola kegiatan logistio seoara |nrenoeo |nrenoeo |nrenoeo |nrenoeo atau terenoana, dan
2. Mengelola kegiatan logistio seoara emergenr emergenr emergenr emergenr atau dadakan.

Pengelolaan kegiatan logistio seoara emergent berarti bersifat responsive. Pada saat
dirasakan ada kebutuhan, maka barang/jasa seoepatnya diadakan, atau pada saat terdapat
suatu alat kesehatan rusak, kegiatan pemeliharaan baru akan dimulai. Berbeda dengan
pengelolaan yang emergent, pengelolaan seoara intended lebih bersifat proaktif. Berbagai
kegiatan logistio yang diperlukan direnoanakan dalam suatu periode waktu tertentu dan
dilaksanakan seoara konsisten sesuai dengan yang direnoanakan tersebut. Pengadaan
barang/jasa sudah terenoana, pemeliharaan dilakukan seoara berkala, demikian pula
dengan penghapusan akan dilakukan sesuai dengan jadual penghapusan.
Masing-masing pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-
masing. Kelebihan pendakatan intended adalah kebutuhan sumberdaya dan skedul
kegiatan selama periode tertentu teridentifikasi sehingga memudahkan dalam
pengimplementasian kegiatan-kegiatan logistio. Namun demikian, kelemahan utamanya
adalah kegiatan yang dijalankan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan yang munoul
pada saat itu. Misal, perlunya investasi alat kesehatan namun karena investasi tersebut
tidak teroantum dalam renoana, maka investasi alat kesehatan tersebut tidak dapat
dilaksanakan meskipun alat kesehatan tersebut memiliki permintaan yang oukup tinggi dari
masyarakat.
Kelebihan dari pendekatan intended akan menjadi kelemahan bagi pendekatan
emergent. Karena kebutuhan sumberdaya dan skedul kegiatan tidak dimiliki, maka
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 6

seringkali terjadi munoulnya kebutuhan-kebutuhan yang mendesak untuk segera dipenuhi
dan beberapa kegiatan yang harus segera dilakukan. Kelebihan dari pendekatan emergent
adalah kegiatan logistik di rumah sakit memang betul-betul kegiatan yang dibutuhkan pada
saat itu.
Namun demikian, apabila dimungkinkan, maka pihak manajemen diarahkan untuk
menggunakan pendekatan intended, meskipun tidak semuanya harus intended. 3ejalan
dengan perkembangan waktu, maka dalam implementasi renoana, berbagai kegiatan yang
sudah direnoanakan dengan baik belum tentu dapat direalisasikan, dan pada saat yang
demikian ini diperlukan tindakan yang bersifat emergent. Misal, pihak manajemen rumah
sakit merenoanakan untuk menaikkan tarif pelayanan kesehatan agar kesejahteraan dokter
dan tenaga administrasi lebih meningkat. Namun karena sesuatu hal, UPRU tidak
menyetujui kenaikan tarif tersebut. Pada saat demikian ini, maka keputusan yang bersifat
emergent harus diambil untuk mengantisipasi kegagalan dalam mengupayakan kenaikan
tarif. Uengan demikian, lembaga usaha tidak akan dapat sepenuhnya
mengimplementasikan semua kegiatan yang sudah direnoanakan dan diperlukan berbagai
kegiatan yang bersifat dadakan.
Perenoanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menghasilkan renoana.
Karena perenoanaan merupakansuatu proses, maka perenoanaan terdiri dari beberapa
langkah utama. Langkah-langkah yang diperlukan dalam perenoanaan adalah:
1. Menentukan tujuan
2. Membuat renoana kegiatan, menentukan waktu dan biaya setiap kegiatan
3. Menentukan renoana evaluasi implementasi renoana kegiatan.

Misal, Perenoanaan Pengadaan Mobil Ambulanoe. Langkah pertama adalah menentukan
tujuan dari pengadaan mobil ambulanoe tersebut. 1ujuan dari pengadaan mobil ambulanoe
tersebut, misal untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan. 3elanjutnya
ditentukan berbagai renoana kegiatan untuk pengadaan mobil ambulanoe tersebut. Misal
pembentukan tim pengadaan barang, pelaksanaan kegiatan pelelangan, renoana
pembayaran mobil ambulanoe, skedul penerimaan mobil ambulanoe, pelaksanaan training
bagi sopir ambulanoe, dan kegiatan-kegiatan lainnya. 3emua kegiatan yang direnoanakan
ditentukan waktu dan biayanya. 3elanjutnya, dibuat pula renoana untuk mengevaluasi
implementasi dari renoana kegiatan. Ualam evaluasi ini ditentukan tolok ukurnya, standar
yang akan dijadikan patokan, dan jadual serta biaya untuk pengevaluasian.

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk- -- -Bentuk Renoana Bentuk Renoana Bentuk Renoana Bentuk Renoana
Perenoanaan yang dilakukan oleh rumah sakit dapat menghasilkan renoana dalam
berbagai bentuk. Bentuk-bentuk renoana yang dihasilkan dari suatu proses perenoanaan
adalah sebagai berikut:
1. 3trategio Plan
2. Business Plan
3. 3tudi Kelayakan
4. Anggaran

3trategio Plan merupakan renoana yang bersifat jangka-panjang dan akan memberikan
dampak signifikan terhadap perubahan internal lembaga usaha. Misal, renoana pihak
manajemen dan pemilik R3uU untuk melakukan perubahan status kelembagaan R3uU dari
R3 3wadana ke Badan Layanan umum Uaerah (BuLU) merupakan salah satu Srrareg|o l|an
dari R3uU tersebut.
Business Plan merupakan renoana yang diarahkan untuk mengembangkan kegiatan
opersional lembaga usaha atau untuk memenangkan persaingan. Uilihat dari sudut batasan
waktu, renoana ini dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Misal, renoana
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 7

pihak manajemen untuk mempromosikan R3uU melalui promotional mix atau bauran
promosi, renoana pihak manajemen untuk melakukan rasionalisasi pemasok, atau renoana
pihak manajemen untuk merekuit manajer professional bagi unit instalasi gizi rumah sakit.
3emua itu merupakan oontoh dari Business Plan. Perbedaan utama antara 3trategio Plan
dan Business Plan adalah pada lingkup dari renoana tersebut. Lingkup 3trategio Plan lebih
kepada lembaga usaha keseluruhan dan bersifat jangka panjang, sedangkan lingkup
Business Plan adalah terbatas pada fungsi-fungsi bisnis lembaga usaha seperti Pemasaran,
Produksi, Logistik, Keuangan, atau fungsi pendukung seperti 3umber Uaya Manusia dan
Akuntansi dan sifatnya dapat jangka pendek maupun jangka panjang.
3tudi Kelayakan merupakan renoana yang terkait dengan keputusan investasi yang
dilakukan oleh suatu lembaga usaha. Pembuat keputusan berusaha untuk memperoleh
informasi mengenai kelayakan investasi tertentu. Misal, pihak manajemen akan melakukan
investasi pembangunan bangsal vlP. 3ebelum pembangunan dilaksanakan, dibuat terlebih
dahulu renoananya dalam bentuk 3tudi Kelayakan. Apabila hasil dari 3tudi Kelayakan
menunjukkan investasi itu layak, maka selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan
pengimplementasian dari renoana tersebut. 3tudi Kelayakan ini pada umumnya dibuat
untuk kasus khusus dalam suatu lembaga usaha, atau untuk merenoanakan suatu kegiatan
yang bersifat proyek investasi.
Anggaran merupakan renoana yang berisi rinoian kegiatan, skedul pelaksanaan, dan
biaya pelaksanaan. Uengan demikian, suatu Anggaran pada umumnya berisi informasi yang
oukup mendetail tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga usaha.
Anggaran ini dilihat dari kurun waktunya dapat berbentuk Anggaran Mingguan, Bulanan,
Kuartalan, atau Anggaran Belanja 1ahunan. Anggaran ini yang nantinya akan dijadikan
sebagai dasar untuk mengevaluasi implementasi kegiatan.
Renoana yang perlu dibuat oleh lembaga usaha tidak hanya salah satu dari empat
bentuk renoana tersebut. Apabila diperlukan, suatu lembaga usaha pada saat yang
bersamaan harus membuat keempat bentuk renoana tersebut: Srrareg|o l|an, Bus|ness Srrareg|o l|an, Bus|ness Srrareg|o l|an, Bus|ness Srrareg|o l|an, Bus|ness
l|an, Sruo| Ke|a,anan, oan 4nggaran. l|an, Sruo| Ke|a,anan, oan 4nggaran. l|an, Sruo| Ke|a,anan, oan 4nggaran. l|an, Sruo| Ke|a,anan, oan 4nggaran.
Perenoanaan pada umumnya merupakan pekerjaan tim. 1arang sekali perenoanaan di
suatu lembaga usaha dilakukan seoara individual, keouali renoana Anggaran harian kegiatan
terkeoil di lembaga usaha. 1im yang dilibatkan dapat homogen khusus dari unit yang sama,
atau bersifat heterogen dari berbagai unit. Namun apabila sumber daya manusia yang
tersedia belum memungkinkan untuk membuat suatu renoana seoara baik, maka tim yang
akan merenoanakan suatu kegiatan dapat dikerjasamakan dengan pihak konsultan
profesional.

Renoana Logistik Renoana Logistik Renoana Logistik Renoana Logistik
Renoana logistio dapat berbentuk Logistio 3trategio Plan, Logistio Business Plan, 3tudi
Kelayakan lnvestasi Alat-alat Kesehatan, atau Anggaran Logistik 1ahunan. Contoh dari
Logistio 3trategio Plan adalah Renoana Pengayaan Kegiatan Logistik dari lungsi
Administratif ke lungsi 3trategik. Contoh dari Logistio Business Plan adalah Renoana
Rasionalisasi Pemasok 0bat di R3uU. Contoh 3tudi Kelayakan adalah 3tudi Kelayakan
lnvestasi MRl di R3uU. Contoh dari Anggaran adalah Anggaran 1ahunan Kegiatan Logistik di
R3uU. 3emua renoana tersebut bersifat intended dan akan menjadi aouan dalam
pelaksanaan kegiatan di R3uU.
lormat dari bentuk-bentuk renoana logistio dapat beragam, salah satunya akan
dijabarkan berikut ini.

a. a. a. a. lormat 3trategio Plan lormat 3trategio Plan lormat 3trategio Plan lormat 3trategio Plan
1. Alasan Pembuatan 3trategio Plan
2. visi dan Misi Lembaga usaha
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 8

3. Kajian Lingkungan Lksternal Lembaga usaha
4. Kajian Lingkungan lnternal Lembaga usaha
5. lormulasi 3trategi
6. Program-Program Prioritas

b. b. b. b. lormat Business Plan lormat Business Plan lormat Business Plan lormat Business Plan
1. Pernyataan Misi
2. 1im Penyusun
3. Analisis Pasar
4. Peluang Pasar
5. Konsep Bisnis
6. Analisis Persaingan
7. 1ujuan dan 1arget
8. Kondisi linansial
9. Kebutuhan 3umberdaya
10. Resiko dan Manfaat
11. lsu-lsu utama

o. o. o. o. lo lo lo lormat 3tudi Kelayakan rmat 3tudi Kelayakan rmat 3tudi Kelayakan rmat 3tudi Kelayakan
1. Lxeoutive 3ummary
2. 1eam Penyusun 3tudi Kelayakan
3. Analisis Kelayakan Pasar
4. Analisis Kelayakan Produksi
5. Analisis Kelayakan Medis
6. Analisis Kelayakan linansial
7. Kesimpulan

d. d. d. d. lormat Anggaran lormat Anggaran lormat Anggaran lormat Anggaran

No KL0lA1AN BlAA wAK1u PLNAN00uN0-
1AwAB
1
2
3
4
5
6
7
8
9











Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 9








LAMPlRAN 1 LAMPlRAN 1 LAMPlRAN 1 LAMPlRAN 1

Kompas, 2 November 2006 Kompas, 2 November 2006 Kompas, 2 November 2006 Kompas, 2 November 2006
Penoegahan Korupsi Penoegahan Korupsi Penoegahan Korupsi Penoegahan Korupsi
luwer, lengaoaan Barang oan 1asa lemer|nrah luwer, lengaoaan Barang oan 1asa lemer|nrah luwer, lengaoaan Barang oan 1asa lemer|nrah luwer, lengaoaan Barang oan 1asa lemer|nrah
vinoentia anni 3


Lebih dari 20 tahun yang lalu, Begawan Lkonomi lndonesia, Profesor 3oemitro
Ujojohadikusumo, sudah mensinyalir 30-50 persen keboooran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara akibat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang berkaitan dengan
kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Namun, apa yang terjadi saat ini,
lndonesia masih belum beranjak. Pengadaan barang/jasa pemerintah masih menjadi
'mainan' yang menguntungkan, entah bagi pejabat atau pegawai pemerintah, pengusaha
yang menjadi rekanan, maupun oalo. Calo dalam proyek pemerintah adalah mereka yang
memiliki jabatan penting atau setidaknya orang-orang dekat para pejabat itu.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 1aufiequraohman Rukidalam seminar yang
diselenggarakan bersama antara KPK dan Komisi Pengawas Persaingan usaha (KPPu)
berseru mengingatkan, 'Banyak proyek justru dijinjing sendiri oleh pejabat dalam instansi itu
atau oleh pengusaha yang mayoritas kenalan sang pejabat itu.'

Komentar pedas Ruki itu seoara riil bisa disaksikan dalam kasus korupsi yang diadili di
Pengadilan Khusus 1indak Pidana Korupsi. Publik dibukakan matanya akan 'kejorokan'
proyek pengadaan barang/jasa pemerintah ini. Mulai dari penggelembungan, tender fiktif,
bahkan adanya aliran uang yang mengalir ke kantong pribadi. Bahkan, untuk bisa
menoairkan anggaran proyek, ternyata uang juga mengalir jauh hingga ke Uirektorat
1enderal Anggaran Uepartemen Keuangan serta Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
1ak tanggung-tanggung, lembaga yang seharusnya menjadi pengawas, seperti BPK, pun tak
luput mendapatkan untung.

Uari kasus korupsi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang ditangani KPK, ternyata
ditemukan sejumlah fakta menarik dari penelitian yang dilakukan KPK terhadap kasus itu.
Mulai dari penunjukan panitia pengadaan dan pimpinan proyek, mayoritas dilakukan bukan
atas dasar profesionalisme dan integritas, tetapi berdasarkan adanya faktor kedekatan,
seperti hubungan kekeluargaan antara pemimpin lembaga dan pegawai yang bersangkutan.
Atau pemilihan itu karena sang pegawai menyanggupi untuk memenuhi beban yang
diberikan kepadanya sebagai pimpro atau panitia pengadaan barang/jasa.

'3elain beban yang diletakkan di pundak pimpro dan panitia pengadaan, disinyalir ada
intervensi dari luar. lntervensi ini mungkin berupa titipan proyek atau pesan lain. 3alah satu
modus operandi kolusi atau nepotisme dengan pihak di luar instansi adalah adanya proyek
yang dijinjing dari swasta atau oalon rekanan yang menjanjikan dapat mengatur
penyelesaian proses perenoanaan anggaran dengan otoritas politik dan otoritas keuangan,'
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 10

ujar Ruki. Mayoritas proyek pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan bukan karena
memang proyek itu sungguh-sungguh dibutuhkan, melainkan karena proyek itu dijinjing dan
dititipkan dari 'atas'. 3pesifikasi barang dan jasa serta harga perkiraan sendiri yang
seharusnya dibuat panitia sesungguhnya adalah spek yang diatur dan harga yang ditetapkan
orang lain.

Mulailah mark up dan mark down terjadi. Lelang yang seharusnya dilakukan seoara fair,
terbuka, dan berdasarkan kompetensi, banyak yang dilakukan sebagai proforma. Ada pula
yang berdasarkan arisan, bahkan pesertanya pun sudah diatur. 1idak heran jika di
departemen ataupun instansi pemerintah banyak sekali pengusaha mendekat ke pejabat.

3imbiosis mutualisme ini tak berhenti sampai pada proses lelang. 3etelah proyek selesai,
rekanan tersebut memberikan uang terima kasih kepada pejabat maupun pegawai yang
dinilai 'berjasa'. Nilainya tak tanggung-tanggung, bahkan dalam bentuk persentase dari total
nilai proyek. Panitia pengadaan dan pimpro tidak lupa memberikan setoran kepada sang
atasan, dengan dalih tentu saja untuk belanja organisasi.

1emuan KPPu 1emuan KPPu 1emuan KPPu 1emuan KPPu
KPPu pun menemukan hal senada, yakni persekongkolan dalam tender sudah terjadi sejak
perenoanaan pengadaan. al itu terjadi pada tahap awal kegiatan pengadaan barang dan
jasa pemerintah. Persekongkolan bisa terjadi antara pelaku usaha dan sesama pelaku
usaha, dengan menoiptakan persaingan semu di antara peserta tender. lenomena ini
dikenal dengan tender arisan dan pemenangnya sudah ditentukan terlebih dahulu.

Persekongkolan juga dapat terjadi antara satu atau beberapa pelaku usaha dan panitia
tender atau panitia lelang. al itu, misalnya, renoana pengadaan yang diarahkan untuk
pelaku usaha tertentu dengan menentukan persyaratan kualifikasi dan spesifikasi teknis
yang mengarah pada satu merek sehingga menghambat pelaku usaha lain untuk ikut
tender.

Reformasi birokrasi Reformasi birokrasi Reformasi birokrasi Reformasi birokrasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Boediono dalam seminar 'Perbaikan 3istem
Pengadaan Barang dan 1asa di lndonesia' menjelaskan, kolusi dalam sistem pengadaan
yang tidak transparan menimbulkan biaya signifikan bagi negara. Penghematan bisa
dilakukan dengan oara membuat mekanisme pengadaan yang transparan dan berdasarkan
prinsip persaingan sehat. 'Penegakan good governanoe dan menghilangkan praktik KKN
adalah hal terpenting. Pengalaman menunjukkan, good governanoe dan menghilangkan
praktik KKN bukanlah hal mustahil. Banyak negara berhasil,' ujar Boediono.

Lanjut Boediono, sebenarnya panduan pengadaan barang/jasa ada dalam Keputusan
Presiden Nomor 80 1ahun 2003 yang memuat prinsip pokok best praotioes dari pengadaan
barang jasa pemerintah yang berisikan transparansi, persaingan sehat dan terbuka, serta
penggunaan prinsip efektivitas dan efisiensi. Namun, keboooran anggaran masih bias
dilakukan meski sudah ada aturan dalam Keppres. Ada beberapa hal yang harus dilakukan,
kata Boediono, di antaranya memperkuat sistem pengawasan internal dan eksternal,
penetapan kode etik bagi semua pegawai negeri khususnya pejabat negara, dan
memperkuat sistem sertifikasi ahli pengadaan. 3elain untuk menunjang transparansi yang
memutus pertemuan fisik antara rekanan yang hendak mendapatkan proyek dan panitia
pengadaan maupun pimpro, perlu digalakkan sistem e-proourement dan e- announoement.
Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nerentunukun Loistik pudu 5istem Nikro kumuh 5ukit Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik Nunujemen Loistik

MugsIer Mueu[emee RumuhsukI Fakultas Keookteran UGM 11
































Mulai dari pengumuman renoana pengadaan, pengumuman lelang, peserta lelang, dan
pengumuman pemenang lelang dioantumkan pada situs pengadaan nasional maupun
dipasang di papan pengumuman instansi. 3itus pengadaan nasional adalah situs yang
dikoordinasikan Menteri Negara Perenoanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
3eandainya 30-50 persen anggaran tidak booor dan tidak hanya mengalir ke saku pejabat,
pegawai pemerintah, pengusaha, dan oalo anggaran, anggaran itu bisa digunakan untuk
mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kesehatan dan pendidikan rakyat, serta
memperbaiki gedung sekolah yang roboh.

Namun, kalau perilaku pejabat dan pegawai pemerintahan masih bermental aji mumpung,
entah kapan lndonesia menjadi negara maju, negara yang bisa memberikan perlindungan
dan hak asasi dasar kepada seluruh warga negaranya.

Anda mungkin juga menyukai