Anda di halaman 1dari 31

BAB I PENDAHULUAN Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar

endometrium kavum uteri. Lebih dari 10.000 kehamilan ektopik dilaporkan di Amerika yang merupakan 2 % dari seluruh kehamilan. Walaupun angka mortalitas kehamilan ektopik turun secara bermakna selama 30 tahun terakhir kehamilan ektopik ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor satu pada tri!semester pertama kehamilan. "i #umah $akit %ipto &angunkusumo pada tahun 1'() terdapat 1*3 kehamilan ektopik diantara +.00) persalinan atau 1 diantara 2, persalinan. $ebagian besar -anita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 . +0 tahun dengan umur rata!rata 30 tahun. /nsiden kehamilan ektopik meningkat secara dramatis selama 20 tahun terakhir yang kemungkinan disebabkan meningkatnya insiden penyakit in0lamasi pelvik 12/"3 dan kemampuan diagnostik yang lebih baik. $ebaliknya angka kematian menurun karena membaiknya sarana diagnostik dan pengobatan. 2enyebab terbanyak kehamilan ektopik adalah kerusakan mukosa tuba 0allopii yang menghambat per4alanan ovum yang telah dibuahi menu4u endometrium kavum uterus. Kerusakan mukosa tuba ini terbanyak disebabkan oleh in0eksi. 2enyebab kehamilan ektopik sebagai besar belum diketahui. Kebanyakan hipotesa yang mencoba men4elaskan ter4adinya semua 4enis kehamilan ektopik tidak berhasil memperoleh dukungan data yang memadai. 2endekatan yang lebih realistik adalah mengenali 0aktor perdisposisi ter4adinya kehamilan ektopik. $alah satu 0aktor resiko ter4adinya kehamilan ektopik adalah in0ertiliti dengan risk rasio 2 * . 21 5erikut ini di bahas suatu kasus 6+22A172 gravida , . ) mg 8 akut abdomen ec. susp. kehamilan ektopik terganggu. $etelah dilakukan laparotomi ditemukan suatu kehamilan tuba pars isthmika yang terganggu. "ilakukan salpingektomi dekstra dan tobektomi 2omeroy sinistra.

BAB II. KASUS

Identitas Pasien 9ama <mur 2endidikan 2eker4aan Alamat 9omor &#

: Anisma : 3( thn : $&2 : /bu #= : Kuburan harimau : 0, 1* +0

9ama suami : ;anuardi <mur 2endidikan 2eker4aan : +* thn : $" : 2edagang

ANAMNESA $eorang pasien -anita umur 3( tahun masuk #$<" $olok tanggal 03 "esember 200+ 4am 1*.+* W/5 dengan keluhan utama nyeri perut bagian ba-ah tiba!tiba dirasakan se4ak 3 4am yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang : 9yeri perut bagian ba-ah tiba!tiba dirasakan se4ak 3 4am yang lalu nyeri dirasakan terus!menerus. Keluar darah dari kemaluan tidak ada =idak haid se4ak 1 > bulan yang lalu 727= : 20 ?ktober 200+ /ni hamil ke + anak terkecil berumur * > tahun #i-ayat keputihan demam dan trauma tidak ada 5uang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan

Riwayat menstruasi &enarche umur 13 tahun haid teratur tiap bulan lama siklus 1 @ 2( hari lama haid + . * hari banyaknya 3 . + @ ganti duk per hari nyeri haid 1!3. 2

Riwayat kehamilan a!"rtus #ersalinan : + A 1 A 3 1. 1'(3 perempuan 55L 3.200 gr cukup bulan spontan bidan hidup 2. 1'(, keguguran kehamilan 1 > bulan tidak dikuret 3. 1''( laki!laki 55L 3.'00 gr cukup bulan spontan bidan hidup +. $ekarang Riwayat k"ntrase#si : =idak ada PEMERIKSAAN $ISIK &ata Leher =horak Keadaan umum Kesadaran =ekanan darah Brekuensi nadi Brekuensi na0as $uhu : sedang : komposmentis kooperati0 : 120 A (0 mm7g : (, Amenit : 22 Amenit : a0ebril : Kon4ungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik : ;C2 *!2 cm 72? K65 tidak membesar : ;antung dalam batas normal : 2aru dalam batas normal Abdomen 6enitalia Dkstremitas : $tatus ginekologi : $tatus ginekologi : edem !A! re0lek 0isiologis 8 A 8 normal re0lek patologis ! A !

S%A%US &INEK'L'&I &uka : cloasma gravidarum 183 3

&amae

: membesar areola dan papila hiperpigmentasi colostrum 183

Abdomen : /nspeksi 2alpasi : tidak membuncit. : 0undus uteri tidak teraba nyeri tekan 183 nyeri lepas 183 de0ans muskuler 1!3 Auskultasi 2erkusi : bising usus 183 normal : timpani pekak alih 1!3 : /nspeksi : vulva dan uretra tenang : : Blu@us 1!3 tumor 1!3 laserasi 1!3 tidak tampak darah di0ornik 2osterior 2otio : &ultipara ukuran sebesar 4empol kaki de-asa 0lu@us 1!3 tumor 1!3 laserasi 1!3 ?<D tertutup C= 5imanual : Cagina 2otio : tumor 1!3 : &ultipara ukuran sebesar 4empol kaki de-asa ?<D tertutup nyeri goyang potio 183 %<= A2 : sukar dinilai : kanan nyeri tekan 183 Kiri lemas nyeri tekan 1!3 %" DIA&N'SIS : tidak menon4ol 9= 183

6enitalia /nspekulo Cagina

6+22A172 gravida , . ) mg 8 akut abdomen ec. susp. kehamilan ektopik terganggu

SIKAP ( 2eriksa haemoglobin leukosit Kontrol keadaan umum vital sign $iapkan darah 1.000 cc Konsul anestesi <$6 Lakukan kuldosintesis REN)ANA Laparotomi emergensi Laboratorium 7aemoglobin Leukosit : 12 ' : 11.200 gr% Amm3

;am : 1, 00 Wib. dilakukan <$6 7asil =idak tampak kantong kehamilan intrauterine =ampak masa hipoechoik sebelah kanan uterus ukuran 2 > @ 2 cm

;am : 1,.3* Wib. dilakukan kuldosintesis 7asil

"idapatkan darah E 1 cc -arna merah kehitaman tidak membeku.

;am : 1). 00 lapor konsulen Advis : Lakukan pemeriksaaan 7b serial

7asil 7b serial ;am 1). 30 Wib ;am 1(. 30 Wib ;am 1'. 30 Wib : 12 3 : 11 1 : 10 * gr% gr% gr%

;am 21.00 Wib 9yeri perut tiba!tiba bertambah kuat dan hebat 2emeriksaan 0isik : Keadaan umum : kesakitan Kesadaran : komposmentis kooperati0

=ekanan darah : '0 A ,0 mm7g Brekuensi nadi : 112 Amenit Brekuensi na0as : 2+ Amenit $uhu &ata Leher =horak : a0ebril : Kon4ungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik : ;C2 *!2 cm 72? K65 tidak membesar : ;antung dalam batas normal ,

: 2aru dalam batas normal Abdomen 6enitalia Dkstremitas : $tatus ginekologi : $tatus ginekologi : edem !A! re0lek 0isiologis 8 A 8 normal re0lek patologis ! A !

S%A%US &INEK'L'&I &uka &amae : cloasma gravidarum 183 : membesar areola dan papila hiperpigmentasi colostrum 183

Abdomen : /nspeksi 2alpasi Auskultasi 2erkusi : tidak membuncit. : nyeri tekan 183 nyeri lepas 183 de0ans muskuler 183 : bising usus 183 berkurang : timpani pekak alih 183 : /nspeksi : vulva dan uretra tenang : : Blu@us 1!3 tumor 1!3 laserasi 1!3 tidak tampak darah di0ornik 2osterior 2otio : &ultipara ukuran sebesar 4empol kaki de-asa 0lu@us 1!3 tumor 1!3 laserasi 1!3 ?<D tertutup C= 5imanual : Cagina 2otio : tumor 1!3 : &ultipara ukuran sebesar 4empol kaki de-asa ?<D tertutup nyeri goyang potio 183 )

6enitalia /nspekulo Cagina

%<= A2 %"

: sukar dinilai : sukar dinilai : menon4ol 9= 183

DIA&N'SIS 6+22A172 gravida , . ) mg 8 akut abdomen ec. susp. kehamilan ektopik terganggu

SIKAP ( Kontrol keadaan umum vital sign $iapkan darah 1.000 cc Konsul anestesi REN)ANA Laparotomi emergensi Lapor konsulen setu4u dilakukan laparotomi ;am 21. 30 Wib dilakukan laparotomi dalam narkose 7asil 2A tanggal 10 "esember 200+ &ikroskopis : "alam sediaan yang kami terima tampak tuba 0allopii dengan darah dalam lumen serta villi koriales "iagnosa : Kehamilan tuba yang terganggu

RSUD Solok UPF : KEBIDANAN ================================================================= Nama : Anisma MR : 06 15 40 LAPORAN OPERASI ---------------------------------------------------------------------------------Umur : 38 th. Bangsal : Kebidanan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Nama Operator : Dr. Ferdinal Fery ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Nama Ahl Anestes : Dr. Adji, !A". ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------!en s Anestes : #m$m. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------!en s Operas : %esar. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------D agnosa Pra Be"ah : &4'(A1)( *ra+ida 6-, m* - A.$t Abd/men e0. K12. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------D agnosa Paska Be"ah : 3$!t$ra t$ba !ars isthmi.a de.stra ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------In" kas Operas : K12. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Nama Operas 4 : al5in*e.t/mi de.stra ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------!ar ngan #ang " eks s $ ns s : 2$ba .anan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------D k r m ke PA : 6 7 8 9a. 6 8 2ida.. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------%angga Operas !am Mula !am Selesa Lama Operas 03 -1(- (004 (1.30 :ib ((.30 :ib 60 menit ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------LAPORAN OPERASI : 'asien tid$r telentan* diatas meja /!erasi. Dila.$.an tinda.an ase!ti. dan antise!ti. didaerah abd/men dan se.itarnya. ;a!an*an /!erasi di!er.e0il den*an d$. steril

'

Dalam nar./se , dib$at insisi den*an s.al!el !ada .$lit didaerah linea mediana in5eri/r se!anjan* 3 0m, insisi diter$s.an sam!ai .e s$b.$tis dan sedi.it menemb$s 5as0ia <. re.t$s abd/minis. Fas0ia <. re.t$s abd/minis diidenti5i.asi dan di*$ntin* se0ara tajam ses$ai insisi dari l$ar. <. 3e.t$s Abd/minis di!isah se0ara t$m!$l den*an d$a jari tel$nj$. . 'erit/ni$m !arietal diidenti5i.asi dan dib$.a se0ara tajam den*an *$ntin* ses$ai irisan dari l$ar. etelah !erit/ni$m dib$.a tam!a. darah be:arna merah .ehitaman dan be.$an darah men*isi r/n**a abd/men. =nsisi di!erl$as .e atas dan .e ba:ah lebih .$ran* 10 0m. Dila.$.an e.s!l/rasi men0ari s$mber !erdarahan sambil darah dan be.$an yan* men*isi r/n**a abd/men dis$.ti/n, ternyata !erdarahan berasal dari r$!t$ra t$ba !ars isthm$.a de.stra, ber$.$ran ( 7 1,5 7 1 0m. Kesan: r$!t$ra t$ba !ars isthmi.a de.stra. 3en0ana dila.$.an al5in*e.t/mi de.stra. etelah !erdarahan teratasi den*an .lem dila.$.an e.s!l/rasi selanj$tnya ternyata $ter$s membesar sebesar b/la tenis, ./nsistensi l$na. be:arna merah m$da, !erlen*.etan tida. ada, /+ari$m dan t$ba .iri dalam batas n/rmal. elanj$tnya dila.$.an a5in*e.t/mi de.stra den*an 0ara : !an*.al t$ba de.stra yan* telah di.lem tadi, dii.at den*an d/$ble li*asi dan di!/t/n* .em$dian ;i*. =n5$ndib$l/!el+i.$m de.stra dan arteri /+ari.a de.stra di.lem dan dii.at den*an d/$ble li*asi dan .em$dian di!/t/n*. etelah diya.ini !erdarahan tida. ada dari be.as /!erasi. .em$dian r/n**a abd/men dit$t$! la!is demi la!is. 'erit/ni$m di jahit jel$j$r den*an .hr/mi. 0at *$t n/ (. <.3e.t$s Abd/minis dijahit sat$-sat$ den*an .hr/mi. 0at *$t n/ (. Fas0ia <.3e.t$s Abd/minis dijahit sat$-sat$ den*an .r/mi. n/ (. $b.$tis dijahit sat$-sat$ den*an !lain 0at *$t n/ (.0 K$lit dijahit sat$-sat$ den*an sil. n/ 3.0. 'erdarahan selama /!erasi lebih .$ran* (00 00.

Assisten =

>!erat/r.

6dr. )endri ?/la 8

6dr. Ferdinal Fery8

10

BAB. III %IN*AUAN PUS%AKA

De+inisi Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana telur yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. 1 2 3 Lebih dari 10.000 kehamilan ektopik dilaporkan di Amerika yang merupakan 2 % dari seluruh kehamilan. Walaupun angka mortalitas kehamilan ektopik turun secara bermakna selama 30 tahun terakhir kehamilan ektopik ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor satu pada trisemester pertama kehamilan. "i #umah $akit %ipto &angunkusumo pada tahun 1'() terdapat 1*3 kehamilan ektopik diantara +.00) persalinan atau 1 diantara 2, persalinan. $ebagian besar -anita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 . +0 tahun dengan umur rata!rata 30 tahun.2 3 Walaupun angka kehamilan ektopik cendrung meningkat tapi angka ke4adian sesungguhnya sukar ditentukan karena kehamilan ektopik yang tidak mengalami ruptur atau abortus tuba dapat diresorpsi spontan. 1 + /nsiden kehamilan ektopik meningkat secara dramatis selama 20 tahun terakhir yang kemungkinan disebabkan meningkatnya insiden penyakit in0lamasi pelvik 12/"3 11

dan kemampuan diagnostik yang lebih baik. $ebaliknya angka kematian menurun karena membaiknya sarana diagnostik dan pengobatan. 1 * 2enyebab meningkatnya insiden kehamilan ektopik adalah 1 : 2eningkatan prevalensi in0eksi tuba akibat penyakit kelamin yang menyebabkan kerusakan mukosa tuba. 2eningkatan pemakaian alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan intrauterin tetapi tidak dapat mencegah kehamilan ekstrauterin. =erutama pemakaian /<" dan progesteron dosis rendah ?perasi tuba yang gagal /nduksi abortus yang menyebabkan in0eksi &eningkatan penggunaan tehnik reproduksi buatan 1Assisted reproductive techniFues3 =ehnik diagnostik terbaru dan canggih 2enyebab terbanyak kehamilan ektopik adalah kerusakan mukosa tuba 0allopii yang menghambat per4alanan ovum yang telah dibuahi menu4u endometrium kavum uterus. Kerusakan mukosa tuba ini terbanyak disebabkan oleh in0eksi. 2embedahan tuba dan paparan diethylstillbestrol telah dilaporkan sebagai penyebab lain kehamilan ektopik. Kerusakan pada ovum yang telah dibuahi berperan meningkatkan resiko kehamilan ektopik karena menurunnya motilitas tuba atau implantasi prematur sebelum tiba dikavum endometrium. Baktor!0aktor hormonal 4uga berhubungan dengan meningkatnya resiko kehamilan ektopik. Eti"l"gi ,an +akt"r #enye!a! 2enyebab kehamilan ektopik sebagai besar belum diketahui. Kebanyakan hipotesa yang mencoba men4elaskan ter4adinya semua 4enis kehamilan ektopik tidak berhasil memperoleh dukungan data yang memadai. 2endekatan yang lebih realistik adalah mengenali 0aktor perdisposisi ter4adinya kehamilan ektopik. 5elbagai kelainan dan kerusakan pada tuba yang berperan dalam kehamilan ektopik adalah 1 2 + ) : 1. Baktor mekanik yang mencegah atau menghambat per4alanan ovum yang telah dibuahi kehamilan ektopik dalam kavum uteri. $al0ingitis

12

=erutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi lipatan mukosa tuba dan dapat mempersempit lumen tuba serta membentuk kantong!kantong buntu. /n0eksi 4uga mengurangi silia mukosa tuba yang menyebabkan implantasi Gygot kedalam mukosa tuba terganggu. /nsidennya 12 (% setelah satu kali in0eksi 3* *% setelah dua kali in0eksi dan )*% setelah tiga kali in0eksi. /n0eksi terbanyak yang menyebabkan kehamilan ektopik adalah Chlamydia trachomatis. 2erlekatan perituba setelah in0eksi post!abortus atau in0eksi masa ni0as apendisitis atau endometriosis yang menyebabkan tertekuknya tuba dan penyempitan lumen. Kelainan pertumbuhan tuba khususnya divertikulum ostium assesorius dan hipoplasi. Kelainan anatomis tersebut berhubungan dengan paparan diethyllbestrol 1"D$3 se-aktu in!utero Kehamilan ektopik sebelumnya. "engan satu kali kehamilan ektopik sebelumnya yang diterapi dengan linear salpingostomi kemungkinan kehamilan ektopik adalah 1* . 20%. $etelah dua kali kehamilan ektopik resiko untuk kehamilan ektopik berikutnya meningkat 32 kali. #i-ayat operasi tuba sebelumnya baik untuk memperbaiki patensi tuba maupun kegagalan sterilisasi tuba. Ke4adian kehamilan ektopik setelah salphingostomi karena sumbatan distal tuba bervariasi antara 2 . 1(%. Keseluruhan insiden kehamilan ektopik setelah sterilisasi tuba kira!kira 1,%. Kegagalan sterilisasi disebabkan karena terbentuknya 0istula peritoneal tuba 1tuba peritoneal 0istula3. 7al ini telah dibuktikan oleh $hah dkk. bah-a 11% dari 1*0 -anita yang dilakukan sterilisasi tuba ter4adi 0istula peritoneal tuba. 7al ini menyebabkan sperma akan le-at ke segmen distal tuba sehingga ter4adi 0ertilisasi. #i-ayat induksi abortus berulang. /ni berhubungan dengan ke4adian salpingitis. =umor!tumor yang mendorong tuba seperti mioma uteri dan masa pada aneksa. 2. Baktor!0aktor 0ungsional yang menghambat per4alanan ovum yang telah dibuahi kehamilan ektopik dalam kavum uteri. &igrasi ovum eksterna. #esiko ter4adinya kehamilan ektopik sedikit menngkat pada -anita dengan satu tuba 4ika ter4adi ovulasi dari ovarium kontralateral

13

#e0luks menstruasi. Keterlambatan 0ertilasi ovum dengan perdarahan menstruasi dapat mencegah masuknya ovum kedalam uterus atau menyebabkan ovum itu berbalik kembali kehamilan ektopik dalam tuba. 2erubahan motilitas tuba. &otilitas tuba dipengaruhi oleh kadar estrogen dan progesteron serum. Dstrogen akan meningkatkan motilitas otot polos uterus dan tuba sedangkan progesteron menurunkan tonus otot polos uterus. &ekanisme ini 4uga menerangkan ter4adinya peningkatan insiden kehamilan ektopik pada pemakaian pil K5 yang hanya mengandung progestin. 2erubahan motilitas tuba 4uga ter4adi pada paparan "D$ intrauterin yang dilaporkan dapat meningkatkan kehamilan ektopik + . 13%. Kebiasaan merokok pada saat konsepsi. =erdapat hubungan antara banyaknya konsumsi rokok perbatang dengan resiko ter4adinya kehamilan ektopik yaitu 4ika merokok lebih dari 20 batang perhari resiko kehamilan ektopik meningkat 2 * kali dan 4ika merokok 1 . 10 batang perhari resiko kehamilan ektopik meningkat 1 3 kali. 3. 2eningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang telah dibuahi ini ditemukan pada endometriosis. +. #eproduksi yang dibantu. =er4adi peningkatan insiden kehamilan ektopik pada induksi ovulasi 6amete intra0allopian trans0er 16/B=3 in vitro 0ertiliGation 1/CB3 dan ovum trans0er. %hen dkk. melaporkan 11 kehamilan ektopik dari 101+ kali dilakukan /CB dan 3 diantaranya implantasi kornu. *. Kegagalan kontrasepsi. =erdapat peningkatan insiden kehamilan ektopik setelah sterilisasi tuba. #esiko lebih tinggi pada 4enis electrocoagulation dari sterilisasi tuba 4enis lain. =abel : Baktor resiko kehamilan ektopik ( #isk 0actor 7igh risk =ubal surgery $teriliGation 2revious ectopic pregnancy /n!utero "D$ e@posure 21 '3 (3 *, 1+ #isk #asio

/ntrauterine device use "ocumented tubal pathology &oderate risk /n0ertility 2revious genital in0ection &ultiple se@ual partner $light risk 2revious pelvicAabdominal surgery %urrent smoking "ouching Darly age o0 0irst intercourse 1H1( year3 "es : diethylstillbestrol

+ * . +* 0 3 ( . 21 0 2 * . 21 2*.3) 21 0 '3 . 3 ( 23.2* 11.31 1,

Kehamilan ektopik mempunyai prognosis yang 4elek terhadap 0ungsi reproduksi di kemudian hari. Kehamilan ekstrauterin merupakan kegagalan kemampuan ovum yang telah di0ertilisasi untuk bermigrasi melalui tuba. Kelainan tuba yang menyertai biasanya bersi0at bilateral dan irreversibel dan dapat menimbulkan kehamilan ektopik berikutnya abortus spontan dan sterilitas permanen. $hoen dan 9o-ak 11')*3 menyimpulkan bah-a )0% pasien dengan kehamilan ektopik pertama kali tidak bisa hamil lagi. 30% pasien dengan kehamilan ektopik akan mengalami kehamilan ektopik untuk kedua kalinya. Kemampuan reproduksi pasien dengan kehamilan ektopik tergantung pada ri-ayat reproduksinya. ;ika kehamilan ektopik ter4adi pada kehamilan pertamanya prognosis untuk kehamilan berikutnya lebih 4elek dibandingkan dengan kehamilan ektopik ter4adi setelah kehamilan abdominal normal., /n0ertiliti merupakan 0aktor resiko kehamilan ektopik yang dihubungkan dengan penyakit penyebab in0ertiliti biasanya kelainan pada tuba.( L"kasi kehamilan ekt"#ik &enurut lokasinya kehamilan ektopik dapat dibagi atas bebrapa kelompok ' : a3 =uba 0allopii 2ars interstisialis /sthmus Ampula /n0undibulum 1*

b3

<terus Kanalis servikalis "ivertikulum %ornu =anduk rudimenter

c3 d3 e3

?varium /ntraligamenter Abdominal 2rimer $ekunder

03

7eterotropik 1Kombinasi kehamilan ektopik dengan intrauterin3

"iantara sekian banyak tempat kehamilan ektopik yang mungkin ter4adi yang terbanyak adalah yang ter4adi di tuba yaitu '( 3 % dari seluruh kehamilan ektopik. "ari seluruh kehamilan tuba ini )' , % implantasi ter4adi di ampula 12 3 % di isthmus , 2 % di 0imbrie dan 1 ' % di pars interstisialis. Kehamilan ektopik di luar tuba 0allopii adalah 1 + % kehamilan abdominal 0 1* % kehamilan ovarium dan 0 1* % kehamilan servikal. + , &e-ala ,an %an,a 1 2 , ' 9yeri 9yeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu 1100%3. 2ada ruptura tuba nyeri perut bagian ba-ah ter4adi secara tiba!tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk ke dalam keadaan shok. 2ada abortus tuba nyeri tidak seberapa hebat dan tidak terus menerus. #asa nyeri mula!mula terdapat pada satu sisi tetapi setelah darah masuk kehamilan ektopik dalam rongga perut rasa nyeri men4alar ke bagian tengah atau ke seluruh perut ba-ah. "arah dalam rongga perut dapat merangsang diagrama sehingga menyebabkan nyeri bahu dan bila membentuk hematokel retrouterina menyebabkan de0ikasi nyeri. 2richard dan Adam menemukan bah-a *00 cc darah dalam rongga peritoneum lebih sering menyebabkan nyeri perut dan khususnya nyeri pada bahu atas dan leher akibat iritasi diagrama. 1,

Amenorea Amenorea merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenorea tergantung pada kehidupan 4anin sehingga dapat bervariasi. $ebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian 4anin ter4adi periode haid yang normal. 2erdarahan pervaginam 2erdarahan pervaginam pada kehamilan ektopik menun4ukkan kematian 4anin dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua 1,0!(0%3. 2erdarahan yang berasal dari uterus biasanya sedikit!sedikit -arna coklat gelap dan dapat terus menerus atau tidak. 9yeri daerah perut dan pelvis 9yeri tekan pada perut dan pada pemeriksaan dalam khususnya nyeri goyang servik ditemukan pada lebih dari I kasus -anita dengan kehamilan ektopik terganggu. 9yeri ini biasanya tidak ditemukan sebelum ruptura. 2erubahan pada uterus Karena hormon!hormon plasenta pada 2* % kasus uterus akan membesar selama 3 bulan pertama kehamilan tuba sampai mencapai ukuran kehamilan normal. Konsistensinya sama kehamilan intrauterin selama 4anin masih hidup. <terus dapat terdorong kehamilan ektopik salah satu sisi oleh masa kehamilan ektopik atau ligamentum rotundum terisi oleh darah. =ekanan darah dan nadi $ebelum ruptura tekanan dan darah nadi biasanya normal. #espon a-al 4ika ter4adi perdarahan adalah sedikit peningkatan tekanan darah atau ter4adi vasovagal respon seperti bradikardi dan hipotensi. ;ika perdarahan berlan4ut tekanan darah akan turun dan nadi men4adi cepat. Walaupun dengan metode diagnostik modern -anita dengan kehamilan ektopik terganggu bisa 4atuh men4adi hipovolemia dan shok. =emperatur $etelah perdarahan akut temperatur dapat normal atau turun. =emperatur yang mencapai 3( %elcius dapat ter4adi dan mungkin berhubungan dengan hemoperitoneum. =emperatur yang tinggi 4arang ter4adi kecuali 4ika terdapat in0eksi. "emam merupakan sebelum haid berikutnya sehingga pasien menganggap perdarahan pada kehamilan ektopik sebagai

1)

hal yang penting karena dapat membedakan ruptura akibat kehamilan ektopik dengan salphingitis akut. &asa di pelvik 2ada pemeriksaan bimanual masa di daerah pelvik dapat diraba pada 20% kasus. &asa tersebut bervariasi antara * sampai 1* cm lunak dan elastis. &asa tersebut biasanya terdapat di posterior dan lateral uterus. /denti0ikasi masa sukar dilakukan dengan palpasi karena nyeri. Diagn"sis kehamilan ekt"#ik Anamnesa 2ada kehamilan ektopik yang tidak terganggu terdapat ge4ala seperti kehamilan normal seperti amenorea mual dan sedikit nyeri pada perut bagian ba-ah yang tidak begitu dirasakan. 2 2asien kehamilan ektopik biasanya akan datang dengan keluhan klasik yaitu nyeri perut amenorea dan perdarahan pervaginam. 9yeri perut merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. 9yeri bisa bilateral atau unilateral dan bisa 4uga terasa di perut bagian atas atau ba-ah. $etelah ruptura bisa terasa nyeri bahu leher atau pinggang. /ni menandakan sudah ter4adi perdarahan intraperitoneal. ) Keluhan amenorea dapat bervariasi tergantung pada kehidupan 4anin. $ebagian penderita tidak mengalami amenorea karena 4anin mati sebelum haid berikutnya. 2erdarahan pervaginam yang ter4adi menun4ukan kematian 4anin dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. 5iasanya perdarahan tidak banyak tetapi dapat berlangsung lama darah be-arna merah kehitaman. 2 6e4ala kehamilan ektopik + 6e4ala 9yeri perut Amenorea 2erdarahan pervaginam 2using pingsan Keinginan buang air besar 6e4ala kehamilan % '0 ! 100 )* ! '* *0 . (0 20 . 3* * . 1* 10 ! 2* 1(

Pemeriksaan +isik 1 + ) 2emeriksaan 0isik yang dilakukan mencakup pengukuran tanda vital abdomen dan pelvik. $ebelum ter4adi ruptura pemeriksaan 0isik yang ditemukan mungkin tidak spesi0ik. 5ila sudah ter4adi ruptura dapat timbul ge4ala shok dengan nadi cepat dan halus akral dingin pucat dan hipotensi. 9yeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi abdomen karena rangsangan peritoneum dan pekak beran4ak 1shi0ting dullness3 pada perkusi yang menandakan terdapatnya perdarahan intraperitoneal. Cagina dan servik be-arna kebiruan lunak dan nyeri pada salah satu 0osa iliaka 4ika servik digerakkan. "apat ditemukan massa adneksa yang nyeri tekan dan penon4olan kavum douglas bila sudah ter4adi ruptura. =anda kehamilan ektopik + =anda 9yeri tekan abdomen 9yeri tekan adneksa &assa adneksa 2embesaran uterus "emam Pemeriksaan #enun-ang 1 2 * 10 7aemoglobin 17b3 dan hematokrit 17t3 $etelah ter4adi perdarahan volume darah yang berkurang akan pulih kembali melalui peristi-a hemodilusi dalam -aktu 1 . 2 hari. 2ada perdarahan hebat kadar 7b atau 7t mungkin pada mulanya hanya memperlihatkan sedikit penurunan. $elama beberapa 4am pertama setelah perdarahan akut penurunan kadar 7b. atau 7t. selama pasien dalam masa observasi merupakan petun4uk yang lebih berguna untuk menentukan hilangnya darah. 7itung leukosit 7itung leukosit sangat bervariasi hasilnya pada kehamilan ektopik terganggu. 2ada separuh pasien 4umlah leukosit tampak normal akan tetapi pada sebagian lainnya di4umpai leukositosis dengan dera4at bervariasi. 1' % (0 ! '0 )* ! '0 *0 ! ** 20 ! 30 * ! 10

=est kehamilan Adalah reaksi imunologik untuk mengetahui ada atau tidaknya hormon 7uman %horionic 6onadotropin 1h%63 dalam urin. Kehamilan ektopik tidak bisa didiagnosis berdasarkan test kehamilan yang positi0 sa4a. 9amun ketika menghadapi kemungkinan kehamilan ektopik masalahnya adalah apakah -anita tersebut hamil atau tidak. 2ada umumnya dalam semua kehamilan ektopik kadar h%6 dalam serum kosentrasinya 4auh lebih rendah dibandingkan dengan kehamilan normal. 2emeriksaan kuantitati0 serial J!h%6 2emeriksaan test kehamilan melalui urine yang biasa dilakukan mempunyai sensitivitas antara 1.*00 . 3.*00 m/<Aml serum. "engan kema4uan tehnologi pemeriksaan J!h%6 serum dapat dengan radioimunoasay yang mempunyai sensitivitas * . 10 m/<Aml serum. "engan cara ini test kehamilan sudah positi0 pada hari ' atau 10 setelah ovulasi. Kadar J!h%6 yang dipakai untuk membedakan suatu kehamilan ektopik dengan kehamilan intrauterin normal adalah berdasarkan -aktu penggandaan 1"oubling time3 dalam +( 4am kadar J!h%6 akan meningkat lebih dari ,,% pada kehamilan normal sedangkan pada kehamilan ektopik kurang dari ,,%. <ltrasonogra0i 1<$63 <$6 merupakan alat bantu dini dalam diagnostik kehamilan ektopik. Adanya test kehamilan positi0 pada kehamilan muda serta penemuan tanda!tanda kehamilan pada pemeriksaan dalam belum memberikan keyakinan apakah ter4adi intra uterin atau kehamilan ektopik. #obinson et. al. 11'((3 menyatakan bah-a dengan test kehamilan positi0 <$6 tidak memperlihatkan tanda kehamilan intrauterin adanya cairan bebas di kavum "ouglasi dan masa pelvik yang abnormal hampir pasti merupakan kehamilan ektopik. <$6 transvaginal memiliki akurasi 1 minggu lebih a-al dari <$6 transabdominal. <$6 abdominal dapat menditeksi adanya kantong gestasi intrauterine secara baik bila kadar J!h%6 K ,.*00 m/<Aml atau * . , minggu setelah haid terakhir dan <$6 transvaginal dapat menditeksi kantong gestasi bila kadar J!h%6 K 1.*00 m/<Aml atau + . * minggu setelah haid terakhir. 5ila tidak ditemukan tanda kehamilan intrauterin diatas kadar J!h%6 tersebut harus 20 bila

di curigai terdapatnya kehamilan ektopik. 2emeriksaan J!h%6 bila digabungkan dengan <$6 maka akurasi diagnostik kehamilan ektopik mendekati 100%. Kuldosintesis =ehnik yang paling sederhana untuk menilai adanya hemoperitoneum adalah kuldosintesis karena pemeriksaan ini dapat dilakukan tanpa pera-atan di rumah sakit. %airan yang mengandung 0ragmen bekuan yang lama atau cairan yang mengandung bekuan darah dan tidak segera membeku bisa ditemukan dalam keadaan hemoperitoneum yang ter4adi karena kehamilan ektopik. ;ika darah ini membeku mungkin berasal dari pembuluh darah yang per0orasi dan bukan dari kehamilan ektopik. $ensitivitas kuldosintesis dilaporkan (* . '0%. 2asien dengan sedikit atau tidak perdarahan "ilatasi dan kuretase "ilatasi dan kuretase dilakukan bila 4anin sudah mati dan lokasi kehamilan tidak dapat ditentukan dengan <$6. Keputusan untuk melakukan kuretase pada test kehamilan yang positi0 harus dibuat dengan hati!hati untuk menghindarinya terkuretnya kehamilan intrauterin yang masih hidup. "itemukannya desidua tanpa villi koriales dalam sediaan yang dikuret sangat menun4ukkan adanya suatu kehamilan ektopik. $pesi0isitas dan sensiti0itas pemeriksaan ini '*%. Karenanya pemeriksaan ini tidak 100% akurat untuk membedakan kehamilan ektopik dengan kehamilan intrauterin. Laparoskopi Laparoskopi merupakan standar emas untuk diagnostik kehamilan ektopik dimana tuba dapat divisualisasi dan dievaluasi secara 4elas -alaupun 3 . +% masa kehamilan ektopik yang sangat kecil tidak terdiagnosis. Kehamilan ektopik tanpak sebagai masa yang mendistorsi struktur tuba normal. Laparoskopi dipergunakan bila dicurigai adanya kehamilan ektopik dan tidak terdapat tanda!tanda perdarahan intraperitoneal. %atalaksana intraperitoneal kuldosintesis negati0 tapi belum menyingkirkan kehamilan ektopik.

21

2enanganan kehamilan ektopik yang paling sering adalah salpingektomi untuk menggangkat tuba yang rusak dan mengalami perdarahan. =u4uannya adalah untuk menyelamatkan 4i-a ibu. Akhir!akhir ini penanganan kehamilan ektopik telah berubah dari salpingektomi men4adi prosedur untuk mempertahankan 0ungsi tuba. 7al ini dimungkinkan oleh karena diagnosis dini kehamilan ektopik dilakukan dengan <$6 dan penentuan kadar J!h%6 serum. 1 , "alam pangobatan kehamilan ektopik harus memperhatikan hal!hal berikut ini : Kondisi penderita saat itu Keinginan penderita akan 0ungsi reproduksinya Lokasi kehamilan ektopik Kondisi anatomik organ pelvik Kemampuan tehnik bedah mikro operator

7asil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservati0 dengan dilakukan salpingostomi atau reanastomosis tuba. Apabila kondisi penderita buruk lebih baik dilakukan salpingektomi. A. Dkspektati0 1?bservasi3 2enanganan kehamilan ektopik secara ekspektati0 dimungkinkan karena diagnosis dini kehamilan ektopik dengan pemeriksaan <$6 kadar J!h%6 dan laparoskopi. 7al didasarkan pada kenyataan bah-a pada kehamilan ektopik dapat ter4adi resorpsi spontan. 2enatalaksanaan secara konservati0 dilakukan 4ika kadar J!h%6 serum H dari 1.000 m/<Aml hemoperitoneum H *0 cc dan hematosalphin@ H dari 2 cm. #ata!rata resolusi ter4adi dalam 20 13 hari. 2atensi tuba ter4adi sebanyak (* % dan angka kehamilan *2%. %ara ini tidak memerlukan pembedahan biaya sedikit dan 0ertilitas tidak terganggu. , ) 5. &edikamentosa &etotreksat 1&=L3 merupakan obat kemoterapi pilihan dalam mengobati kehamilan ektopik. &etotreksat merupakan antogonis asam 0olat yang di metabolisme di hepar dan di eksresikan melalui gin4al. &=L menghambat sintesa purin dan pirimidin sehingga menggangu sintesa "9A dan multiplikasi sel!sel. $el!sel yang sedang tumbuh seperti 4aringan tro0oblas sangat rentan 22

terhadap &=L sehingga dapat menghambat perkembangan kehamilan ektopik yang akhirnya mati dan diabsorbsi. + , 2emberian &=L dapat menghindarkan pasien dari inter0ensi bedah sehingga perlengketan pada tuba morbiditas pasca pembedahan berkurang dan -aktu pemulihan diperpendek serta kesuburan dapat dipertahankan. $yarat pasien diberikan metotreksat adalah 3: 2asien dengan homodinamik yang stabil "iameter kehamilan ektopik H + cm 1<$6 transvaginal3 =idak terdapat cairan bebas dalam rongga abdomen J!h%6 serum H *.000 m/<Aml 2asien tidak menginginkan terapi bedah Kesanggupan pasien untuk mengikuti 0ollo- up =idak terdapat kelainan hepar gin4al dan hematologi

2emberian &=L secara sistemik dapat dilakukan dengan dosis ganda atau dosis tunggal. "osis ganda dengan pemberian &=L 1 0 mgAkg55 intramuskular hari ke 1 3 * dan ) dan dengan citrovorum 0 1 mgAkg55 intramuskular hari ke 2 + , dan (. 2engobatan dilan4utkan sampai kadar J!h%6 turun K 1*% dalam 2+ 4am atau + @ dosis pemberian &=L. 2emberian &=L dosis tunggal dengan dosis *0 mgAm2 intramuskular dengan evaluasi titer J!h%6 pada hari 1 ke + dan ke ). ;ika terdapat penurunan kadar J!h%6 H 1*% hari ke + dan hari ke ) dosis ke 2 &=L dapat diberikan dengan dosis yang sama dan kadar J!h%6 diukur tiap minggu. Kira!kira 20% -anita dengan kehamilan ektopik memerlukan lebih dari 1 kali pemberian &=L. Waktu resolusi 1kadar J!h%6 H 1* m/<Aml3 kira!kira hari ke 3* sampai +2. Lebih kurang 2*% -anita yang diobati dengan &=L akan hilang nyeri abdomen dengan sendirinya pada hari ke + sampai hari ke ) setelah menerima dosis tunggal &=L. 3 + * 2emakaian protokol &=L dosis tunggal lebih disukai karena biaya lebih murah e0ek samping yang sedikit dan panga-asan yang sedikit dibandingkan dengan dosis ganda. Angka kehamilan setelah pemberian dengan &=L lebih tinggi dibandingkan dengan pembedahan. Walaupun demikian 0isiologi tuba setelah pemberian &=L masih belum diketahui. * 23

=ingkat keberhasilan pengobatan dengan &=L tergantung dari kadar J!h%6 ketika terapi dimulai. 3 '(% 4ika titer J!h%6 H 1.000 m/<Aml. '2% 4ika titer J !h%6 antara 1.000 sampai +.''' m/<Aml. (1% 4ika titer J !h%6 K *.000 m/<Aml

&etotreksat tidak mencegah kehamilan ektopik men4adi ruptur. $elama terapi dengan &=L pasien harus menghindari alkohol tidak berhubungan se@ sampai kadar J!h%6 men4adi normal. %. 2embedahan $ekarang penanganan kehamilan ektopik telah berobah dari salpingektomi yang dulunya merupakan standar emas penatalaksanaan kehamilan ektopik men4adi prosedur untuk mempertahankan 0ungsi tuba. Laparatomi hanya dilakukan 4ika peralatan laparoskopi tidak tersedia atau pasien dalam keadaan hemodinamik yang tidak stabil karena perdarahan intraabdominal. + 5eberapa tehnik bedah yang sering digunakan untuk penatalaksanaan kehamilan ektopik adalah 1 2 3 , : $alphingostomi =ehnik ini digunakan untuk mengangkat kehamilan ektopik yang kurang dari 2 cm dan terletak pada 1A3 distal tuba. "engan laparoskopi dilakukan insisi linear sepan4ang 2 cm diatas kehamilan ektopik sehingga kehamilan ektopik ini akan menon4ol keluar dari lubang insisi sehingga dapat dikeluarkan dengan hati!hati. 2erdarahan dikendalikan dengan elektrokauter atau laser. Luka insisi dibiarkan terbuka tanpa pen4ahitan sampai sembuh sendiri. $herman dkk. 11'(23 melaporkan bah-a salphingostomi memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan salpingektomi. $alphingotomi 2rosedur ini pertama kali ditemukan oleh $trommme tahun 1'*3. /nsisi longitudinal dibuat diatas kehamilan ektopik. 7asil konsepsi dikeluarkan dengan hati!hati dan tuba yang terbuka diirigasi dengan larutan ringer laktat. Luka ditutup dengan 4ahitan satu lapis dengan memakai benang 2+

vicryl )!0. ;ahitan hanya sampai batas serosa dan otot tidak sampai mukosa karena dapat menimbulkan reaksi peradangan dan menimbulkan obstruksi. =ehnik ini dilakukan pada kehamilan ektopik dengan diameter K 2 cm. $alpingektomi =uba diangkat dengan membuat insisi berbentuk ba4i yang tidak lebih dari 1A3 luar pars interstitialis tuba untuk memperkecil kemungkinan ter4adinya kehamilan dalam puntum tuba tanpa melemahkan miometrium di tempat eksisi tersebut. =ehnik ini dilakukan pada kehamilan ektopik yang sudah terganggu dengan perdarahan intraperitoneal yang masi0. #eseksi $egmental dan anastomsis %ara ini dilakukan untuk kehamilan ektopik di isthmus tuba mengingat salpingostomi atau salphingotomi kemungkinan akan menimbulkan 4aringan parut dan menyebabkan penyempitan. $etelah segmen tuba terlihat dengan 4elas mesosalping diba-ah tuba diinsisi dan bagian isthmus tuba yang berisikan kehamilan ektopik direseksi. &esosalping di4ahit dan kedua u4ung tuba direanatomosis dengan 4ahitan satu!satu dengan memakai benang vikryl )!0. Dvakuasi 0imbria "ilakukan pada kehamilan tuba yang implantasinya dibagian distal. 7asil konsepsi dikosongkan dengan mengurut atau menghisap implantasi ektopik tersebut dari dalam lumen tuba. =indakan ini tidak dian4urkan karena akan menghasilkan angka rekurensi yang tinggi dibandingkan salphingotomi dan resiko perdarahan.

2*

BAB I.. PEMBAHASAN


=elah dibicara suatu kasus 6+22A172 gravida , . ) mg 8 akut abdomen ec. susp. kehamilan ektopik terganggu. =elah dilakukan pemeriksaan 0isik <$6 abdominal pemeriksaan haemoglobin serial dan kuldosintesis. "idapatkan kesan suatu kehamilan ektopik terganggu dan diputuskan untuk dilakukan laparotomi. 7asil laparotomi didapatkan suatu kehamilan tuba pars isthmika yang terganggu kemudian dilakukan salpingektomi dekstra 8 tubektomi 2omeroy. 7asil pemeriksaan patologi anatomi mendukung suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Apakah pemeriksaan dan penatalaksaan kehamilan ektopik ini sudah sesuai dengan yang seharusnya. M 2asien -aktu masuk didiagnosa dengan 6+22A172 gravida , . ) mg 8 akut abdomen ec. susp. kehamilan ektopik terganggu. "ari anamnesa didapatkan keluhan 2,

nyeri perut tiba!tiba disertai dengan ri-ayat amenorea 1 > bulan yang lalu. $esuai dengan kepustakaan bah-a keluhan paling sering kehamilan ektopik terganggu adalah nyeri perut. 2erdarahan pervaginam tidak dikeluhkan karena tidak semua kehamilan ektopik terdapat perdarahan pervaginam. 7anya ,0 . (0% kehamilan ektopik dengan perdarahan pervaginam. 2erdarahan pervaginam pada kehamilan ektopik menun4ukkan kematian 4anin dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. =ekanan darah dan nadi pada pasien ini masih dalam batas normal. 7al mungkin disebabkan karena perdarahan dalam rongga abdomen masih sedikit dan masih dalam tahap kompensasi. 7al ini dibuktikan dengan kadar haemoglobin pasien -aktu masuk adalah 12 ' gr%. 9yeri tekan pada perut dan pada pemeriksaan dalam khususnya nyeri goyang servik. &enurut kepustakaan nyeri tekan abdomen dan nyeri goyang pada servik ditemukan pada lebih dari I kasus -anita dengan kehamilan ektopik terganggu. 9yeri ini biasanya tidak ditemukan sebelum ruptura. 9yeri ini disebabkan oleh suatu kehamilan ektopik yang sudah terganggu dan rangsangan peritoneum oleh darah. 2ada pemeriksaan bimanual masa di daerah pelvik tidak dapat diraba. &asa tersebut biasanya terdapat di posterior dan lateral uterus. /denti0ikasi masa sukar dilakukan dengan palpasi karena pasien mengeluhkan nyeri. 2ada pemeriksaan dengan <$6 didapatkan tidak tampak kantong kehamilan intrauterine tampak masa hipoechoik sebelah kanan uterus ukuran 2 > @ 2 cm. ;ika hal ini digabungkan dengan pemeriksaan 0isik maka hampir dapat dipastikan terdapat suatu kehamilan ektopik terganggu. 2emeriksaan penun4ang dilakukan kuldosintesis ditemukan darah ber-arna kehitaman yang tidak membeku. 7al ini merupakan tanda khas dari perdarahan kehamilan ektopik ke dalam rongga abdomen. =api sensitivitas kuldosintesis dilaporkan hanya (* . '0% pasien dengan sedikit atau tidak perdarahan intraperitoneal kuldosintesis negati0 tapi belum menyingkirkan kehamilan ektopik. 2emeriksaan kadar haemoglobin serial dilakukan untuk lebih memastikan suatu kehamilan ektopik terganggu. "idapatkan penurunan kadar haemoglobin yang bermakna pada 3 kali pemeriksaan sangat mendukung suatu kehamilan ektopik terganggu. "ari anamnesa pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penun4ang semuanya sudah mendukung suatu kehamilan ektopik terganggu. 2)

"ilatasi dan kuretase dilakukan bila 4anin sudah mati dan lokasi kehamilan tidak dapat ditentukan dengan <$6. Kuretase pada test kehamilan yang positi0 sangat beresiko karena bisa mengakibatkan terkuretnya kehamilan intrauterin yang masih hidup. Laparoskopi diagnostik yang merupakan standar emas tidak dilakukan karena alat tidak ada dan laparoskopi hanya dilakukan bila dicurigai adanya kehamilan ektopik dan tidak terdapat tanda!tanda perdarahan intraperitoneal. $etelah dilakukan laparotomi terdapat suatu kehamilan tuba pars isthmika yang terganggu. "ilakukan salpingektomi dekstra dan tubektomi 2omeroy sinistra. =indakan bedah yang dilakukan sudah tepat. $alpingostomi dan salpingotomi dilakukan pada kehamilan ektopik yang belum terganggu dan dengan ukuran kurang dari 2 cm. $alpingostomi dan salpingotomi hanya dilakukan 4ika 0ungsi reproduksi masih diperlukan sedangkan pasien ini dengan umur 3( thn dengan 2 orang anak yang berumur 21 tahun dan , tahun sudah beresiko 4ika hamil lagi. =indakan salpingektomi dan tubektomi 2omeroy sudah tepat dilakukan. =erapi dengan kemoterapi tidak dilakukan karena pasien tidak memerlukan 0ungsi reproduksinya lagi. ;uga karena pemeriksaan kadar J!h%6 tidak dapat dilakukan disini dan biayanya yang mahal. 2enyebab kehamilan ektopik pada pasien ini tidak ditemukan intraoperasi. Kelainan tuba tidak ditemukan. &enurut kepustakaan salah satu 0aktor resiko kehamilan ektopik adalah adanya ri-ayat in0ertiliti. 2asien ini sudah mengalami in0ertiliti sekunder selama 12 tahun tanpa kontrasepsi. Baktor terbanyak penyebab in0ertiliti ini adalah in0eksi pada tuba 1$alpingitis3.

2(

BAB . KESIMPULAN 1. "iagnosis kehamilan ektopik terganggu pada pasien ini sudah tepat 2. 2enatalakssanaan pada pasien ini sudah tepat 3. Baktor resiko kehamilan ektopik pada pasien ini kemungkinan adalah in0ertiliti sekunder yang disebabkan oleh salpingitis.

2'

KEPUS%AKAAN 1. %unningham B6 6ant 9B Leveno K;. Dctopic 2regnancy in WilliamNs ?bstetries 21th ed. =he &c 6ra-!7ill %ompanies. 9e- Oork : 2001 P ((+ . '0* 2. #achimhadhi =. Kehamilan ektopik. /lmu Kebidanan Oayasan 5ina 2ustaka $ar-ono 2ra-irohard4o ;akarta 1'''. 7al 323 ! 3( 3. "art #6 "yne 2L. Dctopic 2regnancy. ?bstetric and 6ynecology Dmergencies "iagnosis and &anagement. American %ollege o0 Dmergency 2hysicians. =he &c6ra-!7ill %ompanies /nc. <nited $tates 200+ hal P *,! ,2 +. 2isaska &" %arson $A. /ncidence and #isk Bactors 0or Dctopic 2regnancy. %linical ?bstetrics and 6ynecology Lippincot WilliamNs and Wilkins /nc. Colume +2 number / P 1'''P 2 . ( *. &iller 5= Leondires &. =he Ballopian =ube in 7ealth and "isease. =he 2hysiology 5asis o0 6ynecology and ?bstetrics. Lippincott Williams and Wilkins 2hiladephia 2001. page P 23+ . 3* 30

,. #ock ; "amario &A. Dctopic 2regnancy. =e LindeNs ?perative 6ynecology eighth edition. Lippincott!#avel 2ublisher 2hiladelphia 1'') P *01 . 2) ). $tovall =6 &c%ord &L. Dctopic 2regnacy. 9ovakNs 6ynecology 12 th ed. Williams and Wilkins 5altimore &aryland 1'', P +'0 . *23. (. 6ilstrap L% %unningham D6 Candoorsten ;2. ?perative ?bstetrics 2 nd ed. &c6ra-!7ill %ompanies /nc. &edical 2ublishing "evision. <nited $tates 2002 3** . )1 '. 2ra-irohard4o $ Wink4osastro 7. 6angguan yang 5ersangkutan dengan Konsepsi dalam /lmu Kandungan. Oayasan 5ina 2ustaka $ar-ono 2ra-irohard4o. Dd. 2 cetakan 3 ;akarta : 1''' P 2*0 ! ,0 10. 7ammond %5 et al. Dctopic 2regnancy. "an0orthNs ?bstetries and 6ynecology )th ed. ;5. Lippincott %ompany 2hiladelphia. 1''+ P 1() ! '(

31

Anda mungkin juga menyukai

  • Hiperemesis Gravidarum
    Hiperemesis Gravidarum
    Dokumen8 halaman
    Hiperemesis Gravidarum
    Tatat Permana
    100% (3)
  • Heg 2
    Heg 2
    Dokumen11 halaman
    Heg 2
    Fadlie Pradinata
    Belum ada peringkat
  • Ensefalitis
    Ensefalitis
    Dokumen17 halaman
    Ensefalitis
    Fadlie Pradinata
    Belum ada peringkat
  • Ensefalitis
    Ensefalitis
    Dokumen17 halaman
    Ensefalitis
    Fadlie Pradinata
    Belum ada peringkat
  • LITIUM
    LITIUM
    Dokumen2 halaman
    LITIUM
    Fadlie Pradinata
    Belum ada peringkat
  • Ensefalitis
    Ensefalitis
    Dokumen17 halaman
    Ensefalitis
    Fadlie Pradinata
    Belum ada peringkat
  • Go No Re
    Go No Re
    Dokumen13 halaman
    Go No Re
    Fadlie Pradinata
    Belum ada peringkat