JURNAL PEMBELAJARAN Selasa, 11 Nopember 2013 Hari ini saya mengajar di kelas naga terbang, saya mencoba menerapkan

konsep vocal statement (berucap dan tindaki). Pada awalnya saya ragu untuk menerapkannya karena kelas naga terbang dianggap memiliki sikap untuk selalu bermain, karena memang kondisi psikologi anak masih rendah. Namun, saya tetap ingin mencoba. Percobaan saya lakukan dengan menuliskan di papan tentang materi kesetaraan satuan kuantitas, setelah saya tulis, saya sampaikan kepada siswa untuk duduk dan yang tidak duduk atau tidak mengerjakan tugas akan diberikan sanksi tegas, tapi nada penyampaian keras (suara besar) dan sedikit ketawa supaya anak2 tidak terlalu tegang dan serentak mengiucapkan yang tidak menulis dapat .... begitu sampai 3 kali. Akhirnya, siswa ternyata tenang dan memperhatikan. Kemudian saya berkeliling ke meja siswa dan memeriksa catatannya satu persatu bagi yang lambat menulis saya elus dan diberikan sedikit pijatan wow(walaupun anak2 sedikit merasa kesakitan). Tapi cara ini ternyata berhasil, nampak anak2 merasa bercanda ketika diberikan sanksi seperti itu, dan berhasil juga karena jadi termotivasi menulis semua. Satu persatu pengecekan saya lakukan saya kembali ke papan tulis dan menjelaskan kepada siswa tentang satuan kuantitas, satu persatu saya ucapkan diikuti siswa, sebanyak2 nya.. Pengucapan berulang dan serentak siswa tersebut ternyata membuat mereka termotivasi dan agresif mengerjakan tugas. Nada pengucapan ku keras dan ramai karena jam pembelajaran matematika pada saat itu memang menunjukkan jam 14.10 menit kondisi siswa lagi down.. jadi memang suasana belajar harus diperhatikan pada saat siswa dalam kondisi tidak kondisif lagi. Saya berusaha untuk mencoba pada pertemuan selanjutnya. Hal inipun saya kondisikan dengan situasi belajar dan motivasi belajar siswa. Jika tidak kondusif maka saya tidak terapkan tapi saya akan menerapkannya di kelas lain dengan cara yang lebih baik atau mungkin saya bisa berikan sanksi berupa permainan.