Anda di halaman 1dari 42

Presentasi Kasus

SEORANG ANAK LAKI-LAKI 2,5 TAHUN DENGAN KEJANG DEMAM SIMPLEKS, TONSILOFARINGITIS AKUT, DAN GIZI BAIK SECARA ANTROPOMETRIK

Oleh : Noniek Rahmawati Christine Notoningtiyas S

G99112106/E11-13 G99112038/E12-13

Pembimbing : dr. Pudjiastuti, Sp.A (K).

STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan ibu Agama Alamat No. RM : An. R : 2,5 bulan : Laki-laki : Tn. T : Wiraswasta : Ny. W : Ibu rumah tangga : Islam : Pasar kliwon, SKA : 01196815

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kejang

ANAMNESIS-Riwayat Penyakit Sekarang


Demam pada mulanya hanya sumer-sumer, lama-lama demam menjadi tinggi. Demam sempat turun sebentar dengan pemberian obat penurun panas, namun kembali meningkat. Pada saat demam, ibu pasien mengeluhkan anaknya susah menelan makanan dan meminum minuman. Nafsu makan menurun. Mencret (-), muntah (-), batuk (-), pilek (-) sesak nafas (-), bintik-bintik merah dikulit (-), nyeri pada telinga/ keluar sekret dari telinga (-).

1 hari SMRS

4 jam SMRS

Pasien kejang, kejang terjadi saat demam, kejang seluruh tubuh. Tangan dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas, serta mulut tertutup rapat. Kejang berlangsung 1 kali selama 5 menit. Selama bangkitan kejang, pasien tidak menoleh saat dipanggil oleh ibunya. Kejang berhenti sendiri tanpa pemberian obat anti kejang. Setelah kejang selesai, pasien sadar kembali dan menangis kuat. Oleh keluarga, pasien dibawa ke rumah sakit swasta, namun karena tidak ada fasilitas jamkesmas dan kamar penuh, maka dirujuk ke RSDM. Di IGD RSDM pasien tidak kejang tetapi masih demam. Buang air besar 1 kali/hari, padat, berwarna kuning. Buang air kecil warna kuning jernih terakhir 4 jam SMRS.

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang didahului demam : (+) 1x usia 1 th Riwayat kejang tanpa demam : (-) Riwayat panas minum obat anti kejang : (-) Riwayat trauma kepala : (-) Riwayat pernah mondok : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat kejang pada keluarga Riwayat alergi obat/makanan Riwayat epilepsi : (-) : (-) : (-)

ANAMNESIS
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3100 gram dan panjang 49cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 39 minggu.

Riwayat Postnatal
Rutin ke puskesmas setiap bulan untuk menimbang badan dan mendapat imunisasi.

ANAMNESIS-Status Imunisasi
Jenis 1. BCG 2. DPT I 1 bulan 2 bulan II 3 bulan III 4 bulan IV -

3. Polio
4. Campak 5. Hepatitis B

1 bulan
Lahir

2 bulan
2 bulan

3 bulan 4 bulan
9 bulan

3 bulan 4 bulan

Kesan imunisasi lengkap menurut KMS namun tidak sesuai dengan IDAI 2011

ANAMNESIS-Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Motorik Kasar
Mengangkat kepala : 3 bulan Tengkurap kepala tegak : 4 bulan Duduk sendiri : 6 bulan Berjalan : 13 bulan Kemampuan motorik kasar : setara dengan usia

Bahasa
Bersuara aah/ooh : 2,5 bulan Berkata (1-2 kata) : 8,5 bulan Kemampuan bahasa : setara dengan usia

Motorik halus
Memegang benda : 3,5 bulan Kemampuan adaptif-motorik halus : setara dengan usia

Personal sosial
Tersenyum : 2 bulan Mulai makan : 6 bulan Kemampuan personal sosial : setara dengan usia

Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia

ANAMNESIS-Riwayat Makan dan Minum Anak


Usia 0-6 bulan : ASI diselingi dengan ASB, frekuensi minum ASI dan ASB tiap kali bayi menangis dan tampak kehausan, sehari biasanya lebih dari 8 kali dan lama menyusui 10 menit, bergantian kiri kanan. Usia 6-8 bulan : bubur susu 2-3 kali sehari satu mangkok kecil, dengan diselingi dengan ASI jika bayi lapar. Buah pisang/pepaya sekali sehari satu potong (siang hari). Usia 8-12 bulan : nasi tim 3 kali sehari satu mangkok kecil dengan sayur hijau/wortel, lauk ikan /tempe, dengan diselingi dengan ASI jika bayi masih lapar. Buah pepaya/pisang sehari 2 potong. Usia 1 tahun - sekarang : diperkenalkan dengan makanan dewasa dengan sayur bervariasi dan lauk ikan, ayam /tempe, porsi menyesuaikan, 3 kali sehari. ASI masih tapi hanya kadangkadang. Buah pepaya/pisang/jeruk jumlah menyesuaikan. Kesan : kualitas dan kuantitas cukup

ANAMNESIS-Pohon Keluarga
I

II

III An. R. J, , 2 tahun 6 bulan, 12 kg, 87 cm

Pasien merupakan anak pertama. Ayah dan ibu menikah satu kali. Riwayat keluarga dengan riwayat kejang demam (-).

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Sikap / Derajat keadaan umum kesadaran : : sakit sedang kompos mentis

Derajat gizi : gizi kesan baik

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda vital
Nadi : 110 Suhu : Pernafasan x/menit, TB : 87 cm 39,6 C kuat, cepat, : 32 x/menit (per axiler) reguler

BB : 12 kg

Perhitungan Status Gizi


BB : 12 kg TB : 87 cm Status gizi : BB/U : 12/14,5 x 100 % = 82,75 % (-2 < BB/U < 0 SD) TB/U : 87/97,5 x 100 % = 89,23% (TB/U=-3SD) BB/TB : 12/12,5 x 100 % = 96 % (-1SD< BB/TB <0SD) Kesan : Gizi baik secara antropometri (WHO, 2010)

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Mesosefal LK=49 cm -2SD <LK< 0SD nellhaus, UUB menutup. Muka Sembab (-) Mata Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflex cahaya (+/+) Hidung Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-) Mulut Bibir sianosis (-), mukosa basah (+), lidah kotor dan hiperemis (-) Telinga Bentuk normal, serumen (-), sekret (-/-) Tenggorok Uvula di tengah, tonsil T2-T2,hiperemis (+), faring hiperemis (+)

PEMERIKSAAN FISIK

Leher Trakea di tengah, kelenjar getah bening membesar Thoraks Bentuk : normothoraks, retraksi (-) Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar Kiri atas : SIC II LPSS Kiri bawah : SIC IV LMCS Kanan atas : SIC II LPSD Kanan bawah : SIC IV LPSD Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular, bising (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Paru-Paru : Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri Perkusi : sonor di seluruh lapang paru Batas paru-hepar : SIC V kanan Batas paru-lambung : SIC VI kiri Redup relatif di : SIC V kanan Redup absolut : SIC VI kanan (hepar) Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-) Abdomen Inspeksi : dinding perut // dinding dada Auskultasi : bising usus (+) normal Perkusi : timpani Palpasi : supel, nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak teraba.

PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas Akral dingin Edema Sianosis -

Waktu pengisian kapiler (CRT) < 2 detik Arteri dorsalis pedis teraba kuat Kulit Ikterik (-), sianosis (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Motorik : Koordinasi baik, kekuatan Sensorik : Belum dapat dinilai Reflek Fisiologis : R. Biseps : (+2/+2) R. Triseps : (+2/+2) R. Patella : (+2/+2) R. Archilles : (+2/+2) Reflek Patologis : R. Babinsky :(-/-) R. Chaddock :(-/-) R. Oppeinheim : ( - / - ) Meningeal Sign : Kaku kuduk :(-) Brudzinsky I :(-) Brudzinsky II :(-) Kernig sign :(-) +4 +4 +4 +4

PEMERIKSAAN FISIK
ISAAC SCORE : Demam 380C :1 Pembesaran tonsil/eksudat pada tonsil :1 Limfadenopathy pada KGB servikal anterior :1 Batuk (-) :1 Usia <15 tahun :1 TOTAL :4 (Pratice guidelines for the diagnosis and management of Group A streptococcal pharyngitis, 2002)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah 16 Mei 2013
Hematologi Rutin Hb : 13,4 g/dL Hct : 38 % AE : 4,8.106/L AL :20,9.103 /L AT : 343.103 /L Golongan Darah : O GDS: 98 mg/dl N : 134 mmol/L K : 4,7 mmol/L Cl : 104 mmol/L Indeks Eritrosit MCV : 79,1 /um MCH: 27,9 Pg MCHC: 35,3 g/dl RDW: 11,5 % MPV: 6,6 Fl PDW: 15 % Hitung Jenis Eosinofil: 1,20 % Basofil: 0,10% Netrofil: 76.00 % Limfosit: 18,70 % Monosit: 4,00 %

GDT (16 Mei 2013)


Neutrofilia absolut e/c proses infeksi

RESUME
Anamnesis
1 hari SMRS pasien demam, demam sumer-sumer, lamalama menjadi tinggi. Demam sempat turun sebentar dengan pemberian obat penurun panas, namun kembali meningkat. Pada saat demam, ibu pasien mengeluhkan anaknya susah menelan makanan dan meminum minuman. 4 jam SMRS, pasien kejang, kejang terjadi saat demam, kejang seluruh tubuh. Tangan dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas, mulut tertutup rapat. Kejang 1 kali selama 5 menit. Selama bangkitan kejang, pasien tidak menoleh saat dipanggil oleh ibunya. Kejang berhenti sendiri tanpa pemberian obat anti kejang. Setelah kejang selesai, pasien sadar kembali dan menangis kuat.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum sedang, komposmentis dan gizi kesan baik. Tanda vital: N: 110x/menit, RR: 32x/menit, t= 39,6 oC Pemeriksaan tenggorok didapat tonsil T2-T2, hiperemis, faring hiperemis. Leher: KGB membesar Pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Status gizi secara antropometris (WHO, 2000) : gizi baik.

Pemeriksaan Penunjang
Hb: 13,4 g/dL Hct: 38 % AE: 4,8.106/L AL: 20,9.103/L AT: 343.102/L GDS: 98 mg/dl Na: 134 mmol/L K: 4,7 mmol/L Cl: 104 mmol/L. Netrofil: 76.00 % GDT : neutrofilia absolut

DAFTAR MASALAH
1. Demam 1 hari (t = 39,6o C) 2. Kejang (1 kali, kejang 5 menit, setelah kejang, pasien menangis) 3. Susah menelan 4. Tonsil hiperemis (+), T2-T2 , faring hiperemis (+) 5. KGB membesar 6. AL = 20.900 /L, Neutrofil 76.00% 7. GDT = neutrofilia absolut e/c proses infeksi

DIAGNOSIS KERJA
1. Kejang demam sederhana
2. Tonsilofaringitis akut 3. Gizi baik (antropometri)

PENATALAKSANAAN
Diet nasi lauk pauk 1600 kkal/hari Diazepam 3,5 mg peroral (bila suhu > 38,5 C)

IVFD D1/4 NS 14 tpm makro

Injeksi diazepam (0,3 mg/kgBB) = 3,5 mg (IV pelan bila kejang) Paracetamol syrup 3x1 cth po

Injeksi ampicillin (25 mg/kgBB/6jam) = 300 mg/6 jam

PLANNING
Diagnosis
gambaran darah tepi, GDS, elektrolit, feses dan urinalisis rutin

Monitoring
- Keadaan umum, tanda vital tiap 4 jam - Balance cairan dan diuresis tiap 8 jam - Awasi demam dan kejang berulang

Edukasi
Menerangkan tentang penyakit kejangnya kepada orang tua.

Memberikan dan menerangkan cara penanganan kejang kepada orang tua.

Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali.

Memberi tahukan ke orang tua untuk melakukan kompres hangat jika demam

Menerangkan beberapa hal yang bisa dlakukan orang tua bila dirumah anak kejang

PROGNOSIS
Ad vitam : bonam Ad sanam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam

FOLLOW UP

follow up.docx

TINJAUAN PUSTAKAKEJANG DEMAM


Definisi
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium

Etiologi

Infeksi virus saluran pernafasan atas. Roseola Otitis media akut

Epidemiologi

85% kejang pertama sebelum berumur 4 tahun yaitu terbanyak umur 17-23 bulan. Hanya sedikit yang mengalami kejang demam pertama sebelum berumur 5-6 bulan atau setelah berumur 5-8 tahun. Perbandingan laki-laki dan perempuan antara 1,4 : 1 dan 1,2 : 1

KLASIFIKASI
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri.

Kejang demam kompleks


Kejang lama >15 menit.

Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik (tanpa gerakan fokal).

Kejang fokal atau parsial satu sisi , atau kejang umum yang didahului kejang parsial.

Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.

Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

FAKTOR RISIKO

Faktor demam

Faktor usia

Riwayat keluarga

Faktor prenatal & perinatal

Faktor postnatal

EFEK FISIOLOGIS KEJANG


Awal (< 15 menit) Lanjut (15-30 menit) Berkepanjangan (>1jam)

Meningkatnya kecepatan
denyut jantung

Menurunnya tekanan
darah

Hipotensi disertai
berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi serebrum

Meningkatnya tekanan darah Meningkatnya kadar glukosa Meningkatnya suhu pusat tubuh Meningkatnya sel darah putih

Menurunnya gula darah

Disritmia

Gangguan sawar darah otak yang menyebabkan edema

Edema paru nonjantung

serebrum

MEKANISME KEJANG DEMAM

DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Adanya kejang, jenis kejang , kesadaran, lama kejang 2. Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang 3. Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas akut/ISPA, infeksi saluran kemih/ISK. Otitis media akut/OMA, dll) 4. Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga 5. Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang mengakibatkan gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan hipoglikemia)

Cont.
Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran 2. Suhu tubuh: apakah terdapat demam 3. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, Bruzinski I dan II, Kernique, Lasuque dan pemeriksaan nervus cranial 4. Tanda peningkatan tekanan intrakranial: ubun ubun besar (UUB) membonjol, papil edema 5. Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat seperti infeksi saluran pernapasan, faringitis, otitis media, infeksi saluran kemih dan lain sebagainya yang merupakan penyebab demam 6. Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis

Cont
Pemeriksaan penunjang 1. Lab 2. EEG 3. LP 4. Radiologi

DIAGNOSIS BANDING
Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi Meningitis Ensefalitis

Kejang

Pencetusnya demam

Tidak berkaitan dengan demam

Salah satu gejalanya demam

Kelainan Otak Kejang berulang

(-) (+)

(+) (+)

(+) (+)

Penurunan kesadaran

(+)

(-)

(+)

TATALAKSANA
Pengobatan fase akut Mencari dan mengobati penyebab Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam

ANALISIS KASUS
Anamnesis 1. Diagnosis kejang demam, tanpa penurunan kesadaran 2. Usia terjadi kejang demam 3. Kejang demam sederhana 4. Fokus infeksi penyebab demam

Pemeriksaan fisik dan penunjang


1. 2. 3. KU : CM T 39,2C Pada pemeriksaan mulut didapatkan faring hiperemis, tonsil hiperemis (+), T2-T2, pembesaran kelenjar getah bening servikal = tonsilofaringitis akut. Leukosit meningkat dengan hitung jenis neutrofil meningkat, menunjukkan kemungkinan besar adanya proses infeksi oleh bakteri

4.

PENATALAKSANAAN
Diet nasi lauk pauk 1600 kkal/hari Diazepam 3,5 mg peroral (bila suhu > 38,5 C)

IVFD D1/4 NS 14 tpm makro

Injeksi diazepam (0,3 mg/kgBB) = 3,5 mg (IV pelan bila kejang) Paracetamol syrup 3x1 cth po

Injeksi ampicillin (25 mg/kgBB/6jam) = 300 mg/6 jam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai