Preskes Arni Lanny
Preskes Arni Lanny
SEORANG ANAK LAKI-LAKI 2,5 TAHUN DENGAN KEJANG DEMAM SIMPLEKS, TONSILOFARINGITIS AKUT, DAN GIZI BAIK SECARA ANTROPOMETRIK
G99112106/E11-13 G99112038/E12-13
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan ibu Agama Alamat No. RM : An. R : 2,5 bulan : Laki-laki : Tn. T : Wiraswasta : Ny. W : Ibu rumah tangga : Islam : Pasar kliwon, SKA : 01196815
ANAMNESIS
1 hari SMRS
4 jam SMRS
Pasien kejang, kejang terjadi saat demam, kejang seluruh tubuh. Tangan dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas, serta mulut tertutup rapat. Kejang berlangsung 1 kali selama 5 menit. Selama bangkitan kejang, pasien tidak menoleh saat dipanggil oleh ibunya. Kejang berhenti sendiri tanpa pemberian obat anti kejang. Setelah kejang selesai, pasien sadar kembali dan menangis kuat. Oleh keluarga, pasien dibawa ke rumah sakit swasta, namun karena tidak ada fasilitas jamkesmas dan kamar penuh, maka dirujuk ke RSDM. Di IGD RSDM pasien tidak kejang tetapi masih demam. Buang air besar 1 kali/hari, padat, berwarna kuning. Buang air kecil warna kuning jernih terakhir 4 jam SMRS.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang didahului demam : (+) 1x usia 1 th Riwayat kejang tanpa demam : (-) Riwayat panas minum obat anti kejang : (-) Riwayat trauma kepala : (-) Riwayat pernah mondok : (-)
ANAMNESIS
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3100 gram dan panjang 49cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 39 minggu.
Riwayat Postnatal
Rutin ke puskesmas setiap bulan untuk menimbang badan dan mendapat imunisasi.
ANAMNESIS-Status Imunisasi
Jenis 1. BCG 2. DPT I 1 bulan 2 bulan II 3 bulan III 4 bulan IV -
3. Polio
4. Campak 5. Hepatitis B
1 bulan
Lahir
2 bulan
2 bulan
3 bulan 4 bulan
9 bulan
3 bulan 4 bulan
Kesan imunisasi lengkap menurut KMS namun tidak sesuai dengan IDAI 2011
Bahasa
Bersuara aah/ooh : 2,5 bulan Berkata (1-2 kata) : 8,5 bulan Kemampuan bahasa : setara dengan usia
Motorik halus
Memegang benda : 3,5 bulan Kemampuan adaptif-motorik halus : setara dengan usia
Personal sosial
Tersenyum : 2 bulan Mulai makan : 6 bulan Kemampuan personal sosial : setara dengan usia
ANAMNESIS-Pohon Keluarga
I
II
Pasien merupakan anak pertama. Ayah dan ibu menikah satu kali. Riwayat keluarga dengan riwayat kejang demam (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sikap / Derajat keadaan umum kesadaran : : sakit sedang kompos mentis
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital
Nadi : 110 Suhu : Pernafasan x/menit, TB : 87 cm 39,6 C kuat, cepat, : 32 x/menit (per axiler) reguler
BB : 12 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Mesosefal LK=49 cm -2SD <LK< 0SD nellhaus, UUB menutup. Muka Sembab (-) Mata Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflex cahaya (+/+) Hidung Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-) Mulut Bibir sianosis (-), mukosa basah (+), lidah kotor dan hiperemis (-) Telinga Bentuk normal, serumen (-), sekret (-/-) Tenggorok Uvula di tengah, tonsil T2-T2,hiperemis (+), faring hiperemis (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Leher Trakea di tengah, kelenjar getah bening membesar Thoraks Bentuk : normothoraks, retraksi (-) Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar Kiri atas : SIC II LPSS Kiri bawah : SIC IV LMCS Kanan atas : SIC II LPSD Kanan bawah : SIC IV LPSD Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular, bising (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Paru-Paru : Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri Perkusi : sonor di seluruh lapang paru Batas paru-hepar : SIC V kanan Batas paru-lambung : SIC VI kiri Redup relatif di : SIC V kanan Redup absolut : SIC VI kanan (hepar) Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-) Abdomen Inspeksi : dinding perut // dinding dada Auskultasi : bising usus (+) normal Perkusi : timpani Palpasi : supel, nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak teraba.
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas Akral dingin Edema Sianosis -
Waktu pengisian kapiler (CRT) < 2 detik Arteri dorsalis pedis teraba kuat Kulit Ikterik (-), sianosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Motorik : Koordinasi baik, kekuatan Sensorik : Belum dapat dinilai Reflek Fisiologis : R. Biseps : (+2/+2) R. Triseps : (+2/+2) R. Patella : (+2/+2) R. Archilles : (+2/+2) Reflek Patologis : R. Babinsky :(-/-) R. Chaddock :(-/-) R. Oppeinheim : ( - / - ) Meningeal Sign : Kaku kuduk :(-) Brudzinsky I :(-) Brudzinsky II :(-) Kernig sign :(-) +4 +4 +4 +4
PEMERIKSAAN FISIK
ISAAC SCORE : Demam 380C :1 Pembesaran tonsil/eksudat pada tonsil :1 Limfadenopathy pada KGB servikal anterior :1 Batuk (-) :1 Usia <15 tahun :1 TOTAL :4 (Pratice guidelines for the diagnosis and management of Group A streptococcal pharyngitis, 2002)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LAB darah 16 Mei 2013
Hematologi Rutin Hb : 13,4 g/dL Hct : 38 % AE : 4,8.106/L AL :20,9.103 /L AT : 343.103 /L Golongan Darah : O GDS: 98 mg/dl N : 134 mmol/L K : 4,7 mmol/L Cl : 104 mmol/L Indeks Eritrosit MCV : 79,1 /um MCH: 27,9 Pg MCHC: 35,3 g/dl RDW: 11,5 % MPV: 6,6 Fl PDW: 15 % Hitung Jenis Eosinofil: 1,20 % Basofil: 0,10% Netrofil: 76.00 % Limfosit: 18,70 % Monosit: 4,00 %
RESUME
Anamnesis
1 hari SMRS pasien demam, demam sumer-sumer, lamalama menjadi tinggi. Demam sempat turun sebentar dengan pemberian obat penurun panas, namun kembali meningkat. Pada saat demam, ibu pasien mengeluhkan anaknya susah menelan makanan dan meminum minuman. 4 jam SMRS, pasien kejang, kejang terjadi saat demam, kejang seluruh tubuh. Tangan dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas, mulut tertutup rapat. Kejang 1 kali selama 5 menit. Selama bangkitan kejang, pasien tidak menoleh saat dipanggil oleh ibunya. Kejang berhenti sendiri tanpa pemberian obat anti kejang. Setelah kejang selesai, pasien sadar kembali dan menangis kuat.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum sedang, komposmentis dan gizi kesan baik. Tanda vital: N: 110x/menit, RR: 32x/menit, t= 39,6 oC Pemeriksaan tenggorok didapat tonsil T2-T2, hiperemis, faring hiperemis. Leher: KGB membesar Pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Status gizi secara antropometris (WHO, 2000) : gizi baik.
Pemeriksaan Penunjang
Hb: 13,4 g/dL Hct: 38 % AE: 4,8.106/L AL: 20,9.103/L AT: 343.102/L GDS: 98 mg/dl Na: 134 mmol/L K: 4,7 mmol/L Cl: 104 mmol/L. Netrofil: 76.00 % GDT : neutrofilia absolut
DAFTAR MASALAH
1. Demam 1 hari (t = 39,6o C) 2. Kejang (1 kali, kejang 5 menit, setelah kejang, pasien menangis) 3. Susah menelan 4. Tonsil hiperemis (+), T2-T2 , faring hiperemis (+) 5. KGB membesar 6. AL = 20.900 /L, Neutrofil 76.00% 7. GDT = neutrofilia absolut e/c proses infeksi
DIAGNOSIS KERJA
1. Kejang demam sederhana
2. Tonsilofaringitis akut 3. Gizi baik (antropometri)
PENATALAKSANAAN
Diet nasi lauk pauk 1600 kkal/hari Diazepam 3,5 mg peroral (bila suhu > 38,5 C)
Injeksi diazepam (0,3 mg/kgBB) = 3,5 mg (IV pelan bila kejang) Paracetamol syrup 3x1 cth po
PLANNING
Diagnosis
gambaran darah tepi, GDS, elektrolit, feses dan urinalisis rutin
Monitoring
- Keadaan umum, tanda vital tiap 4 jam - Balance cairan dan diuresis tiap 8 jam - Awasi demam dan kejang berulang
Edukasi
Menerangkan tentang penyakit kejangnya kepada orang tua.
Memberi tahukan ke orang tua untuk melakukan kompres hangat jika demam
Menerangkan beberapa hal yang bisa dlakukan orang tua bila dirumah anak kejang
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam Ad sanam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
follow up.docx
Etiologi
Epidemiologi
85% kejang pertama sebelum berumur 4 tahun yaitu terbanyak umur 17-23 bulan. Hanya sedikit yang mengalami kejang demam pertama sebelum berumur 5-6 bulan atau setelah berumur 5-8 tahun. Perbandingan laki-laki dan perempuan antara 1,4 : 1 dan 1,2 : 1
KLASIFIKASI
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri.
Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik (tanpa gerakan fokal).
Kejang fokal atau parsial satu sisi , atau kejang umum yang didahului kejang parsial.
FAKTOR RISIKO
Faktor demam
Faktor usia
Riwayat keluarga
Faktor postnatal
Meningkatnya kecepatan
denyut jantung
Menurunnya tekanan
darah
Hipotensi disertai
berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi serebrum
Meningkatnya tekanan darah Meningkatnya kadar glukosa Meningkatnya suhu pusat tubuh Meningkatnya sel darah putih
Disritmia
serebrum
DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Adanya kejang, jenis kejang , kesadaran, lama kejang 2. Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang 3. Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas akut/ISPA, infeksi saluran kemih/ISK. Otitis media akut/OMA, dll) 4. Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga 5. Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang mengakibatkan gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan hipoglikemia)
Cont.
Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran 2. Suhu tubuh: apakah terdapat demam 3. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, Bruzinski I dan II, Kernique, Lasuque dan pemeriksaan nervus cranial 4. Tanda peningkatan tekanan intrakranial: ubun ubun besar (UUB) membonjol, papil edema 5. Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat seperti infeksi saluran pernapasan, faringitis, otitis media, infeksi saluran kemih dan lain sebagainya yang merupakan penyebab demam 6. Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis
Cont
Pemeriksaan penunjang 1. Lab 2. EEG 3. LP 4. Radiologi
DIAGNOSIS BANDING
Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi Meningitis Ensefalitis
Kejang
Pencetusnya demam
(-) (+)
(+) (+)
(+) (+)
Penurunan kesadaran
(+)
(-)
(+)
TATALAKSANA
Pengobatan fase akut Mencari dan mengobati penyebab Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam
ANALISIS KASUS
Anamnesis 1. Diagnosis kejang demam, tanpa penurunan kesadaran 2. Usia terjadi kejang demam 3. Kejang demam sederhana 4. Fokus infeksi penyebab demam
4.
PENATALAKSANAAN
Diet nasi lauk pauk 1600 kkal/hari Diazepam 3,5 mg peroral (bila suhu > 38,5 C)
Injeksi diazepam (0,3 mg/kgBB) = 3,5 mg (IV pelan bila kejang) Paracetamol syrup 3x1 cth po
TERIMA KASIH