Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

Tonsil dan adenoid dapat menjadi sumber infeksi dan obstruksi bagi dewasa maupun anak anak terutama merupakan sumber penyakit yang signifikan pada masa anak anak. Tonsilektomi dan Adenoidektomi menjadi dua dari prosedur yang umum dikerjakan oleh otolaringologis.1 Kompilkasi paling serius yang tidak berkaitan dengan anestesi adalah perdarahan.2 Perdarahan post tonsilektomi ini mendapat perhatian khusus karena mendapat mengancam jiwa.3 Perdarahan post tonsilektomi dibagi menjadi perdarahan primer dan perdarahan sekunder, berdasarkan waktu terjadinya perdarahan. Perdarahan primer yang dimaksud adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama pasca bedah, keadaan ini cukup berbahaya karena pasien masih dipengaruhi obat bius dan reflek batuk belum sempurna hingga darah dapat menyumbat jalan nafas menyebabkan asfiksi, diduga penyebabnya karena hemostasis yang tidak cermat atau terlepas jahitan. Sedangkan perdarahan sekunder yang dimaksud perdarahan terjadi setelah 24 jam pasca bedah umumnya. Umumnya terjadi pada hari ke 5-10. Jarang terjadi dan penyebab tersering adalah infeksi serta trauma akibat makanan, dapat juga oleh karena ikatan jahitan yang terlepas, jaringan granulasi yang menutupi fosa tonsil terlalu cepat terlepas sebelum luka sembuh sehingga pembuluh darahnya terbuka dan terjadi perdarahan.4 Cara yang paling mudah untuk menghentikan perdarahan ialah dengan melakukan penekanan langsung menggunakan kassa pada daerah yang berdarah. Jika gagal, titik perdarahan dijepit kemudian kemudian dilakukan ligasi atau penjahitan biasa.1,4 Jika perdarahan di atas tidak juga berhasil dihentikan, dilakukan eksplorasi leher dan pengikatan arteri karotis eksterna.5

Anda mungkin juga menyukai