Anda di halaman 1dari 23

ETIKA BISNIS

ETIKA : INTI PEDOMAN BAGI TINGKAH LAKU Kembali pada istilah etika, apa yang terpikirkan oleh kita ketika kita mendengar kata-kata etika diucapkan dalam sebuah percakapan ? Biasanya kata tersebut muncul berkaitan dengan status sipengucap yaitu orang tua atau oarang yang dihormati, disegani dan selalu terkait dengansuasana formal. Kata tersebut muncul manakala terdapat tingkah laku yang dirasa berbeda dan bersifat menggangu perasaan individu yang melihat atau yang terlibat dengan tingkah laku tersebut, perasaan-perasaan tidaka enak, menimbulkan rasa malu dan merugikan diri serta umum. Pada umumnya etika berkenaan dengan suatu pedoman yang bersifat sakral, sopan, baik dihormati, penuh tatkrama, bermoral, tidak mempecundangi, tidak merugikan, tidak menyusahkan orang lain, dan sebagainya. Biasanya juga, etika berkenaan dengan suatu perbuatan, suatu tingkah laku yang dianggap sesuai denganm adat, norma, moral, aturan dan sebagainya. Etika merupakan sebuah pedoman yang dipakai untuk mengukur suatu tingkah laku yang tidak berkenan baik secara individu atau kelompok. Sering kata-kata etika muncul berkenaan dengan ketidaknyamanan suatu kenyataan yang dihadapi, seperti keadaan yang dirasa tidak nyaman oleh seseorang berkaitan dengan pemandangan tentang tingkah laku seseorang atau kelompok orang di arena sosial tertentu, yang dianggap mengganggu suasana, maka perbuatan orang lain menjadi ssaran bagi evaluasi keadaan tersebut. ..." anak-anak muda sekarang banyak yang berpakaian tidak etis..". atau ..." kelakuannya tidak mengikuti etika yang diajarkan orang ruanya ..." atau .." orang tuanya tidak mengajarkan etika, sehingga kelakuannya jadi seperti ini...". Semua aspek kehidupan selalu berkaitan dengan etika apabila terlihat dalam perwujudan nyata adanya tindakan yang aneh yang dianggap kurang berkenan, sehingga etika menjadi sebuah acuan yang harus dipedomani untuk suatu perbuatan

baik, seperti etika beragama, etika berpolitik, etika makan, etika hubungan sosial, etika terhadap orang tua, etika bisnis dan seterusnya. Bila berkaitan dengan bisnis, maka terbayang dibenak kita bahwa suatu kegiatan bisnis yang mempunyai etika tertentu yang dianggap dan diacu oleh pelaku bisnis yang dapat menciptakan keuntungan tanpa merugikan pihak lain, berbisnis yang sopan, tidak hantam kromo. Bahkan dengan gamblangnya kita mengerti bahwa etika bisnis itu adalah suatu tatanan perbuatan baik yang harus diacu dan djadikan pedoman untuk melakukan bisnis yang bersifat tidak merugikan pihak lain baik langsung maupun tidaka langsungsecara moral. Tetapi apakah sebenarnya etika bisnis itu, dan siapa yang berhak dipengaruhi oleh etika tersebut ? Apakah yang berhak dikenai etika bisnis adalah perusahaan saja ketika berhubungan dengan perusahaan lain ? Ataukah suatu hubungan sosial yang melibatkan sebuah atau beberapa perusahaan terhadap kehidupan komunitas sekitarnya.? atau hubungan antar perusahaan dengan steakholder yang ada disekitarnya yang mempunyai hubungan sosial dengannya ?.

Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul ketika sebuah perusahaan atau individu dalam rangka melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan ekonomi berhubungan satu dengan lainnya, dan juga kerap muncul sebagai suatu hubungan sosial biasa antar individu yang berkenaan dengan pranata ekonomi. Akan tetapi juga dapat dijadikan acuan dalam menanggapi suatu kegiatan hubungann sosial ekonomi dalam rangka membela hak-hak bagi kelompok atau individu yang dirugikan akibat hubungan sosial ekonomi tersebut. Sehingga etika bisnis selalu terkait dengan hubungan sosial ekonomi dan menjadi suatu alat acuan yang dapat dipakai bagi pembenaran atau pembelaan suatu aktivitas individu atau kelompok. Acuan ini sering dipakai sebagai landasan yang kerap didasari pada pendapat atau kumpulan pendapat dari sekelompok orang dengan model dan karakteristik yang berbeda, seperti dipakai oleh sekelompok orang pedesaan tertentu terhadap orang kota atau sebaliknya dipakai oleh sekelompok orang kota menanggapi tingkah laku sekelompok orang desa,

dipakai sekelompok kaum buruh terhadap pimpinan perusahaan yang kemudian kaum buruh mengacu pada acuan adat istiadat suku bangsa tertentu atau kebudayaan tertentu. Akhirnya suatu etika bisnis akan mempengaruhi tingkah laku individu dalam suatu bentuk hubungan sosial, khususnya hubungan sosial ekonomi, sehingga dari tingkah laku tersebut dapat diidentifikasi apakah terdapat pelanggaran etika dari suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lainya dalam melakukan hubungan sosial, Etika bisnis akhirnya juga dapat dikatakan bersifat abstrak dan mempengaruhi tingkah laku individu yang menganggapnya sebagai suatu acuan untuk bertingkah laku.

BENTUK-BENTUK SUBSTANSI ETIKA Dalam dunia bisnis terdapat lima mitos tentang etika bisnis, yang masingmasing mitos ini menggambarkan keterkaitan tingkah laku bisnis dengan moral yang dipengangangnya. Lima bentuk mitos ini sangat berkaitan dengan transaksi bisnis yang dilakukan individu atau kelompok dalam beraktivitas yang dipakai sebagai pedoman normatip. 1. Mitos pertama menyatakan bahwa etika bersifat personal, kebebasan individu bukan suatu yang bersifat umum dan tidak untuk diperdebatkan. Mitos ini mengacu pada sifat personal dan keyakinan agama, dan ini adalah suatu pilihan apakah yang dikatakan baik dan apa yang dikatakan buruk. 2. Mitos kedua menyatakan bahwa bisnis dan etika jangan disatukan atau dicampuradukan. Dalam mitos ini dikatakan bahwa bisnis pada dasarnya suatu tindakan yang amoral, sebab aktivitas bisnis berada pada pasar bebas, mitos ini didasari pada pemikiran logika dan sama sekali tidak terkait dengan masalah agama atau bahkan etika dan prinsip-prinsip dasar. 3. Mitos ketiga menyatakan bahwa etika dalam bisnis adalah berhubungan. Mitos ini adalah salah satu dari mitos yang paling populer, dan ini dipegang sebagai dasar bahwa tidak ada cara yang diyakini benar atau salah. Benar atau salah tergantung dari kacamata dari yang menyatakannya atau yang terlibat.

4. Mitos keempat menyatakan bahwa bisnis yang baik berarti mempunyai etika yang baik. Alasan dari pernyataan ini bahwa sebuah perusahaan akan selalu menjaga kesan sebuah perusahaan yang baik, menerapkan keadilan dan mempunyai perjanjian kerjasama yang baik dengan pelanggan maupun dengan karyawan untuk mendapatkan keuntungan yang terlegitimasi, legal. Sehingga secara tidak langsung sebuah perusahaan yang bekerja dengan baik otomatis mempunyai etika yang baik. 5. Mitos kelima menyatakan bahwa informasi dan perhitungan adalah sesuatu yang amoral. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa informasi dan perhitungan pada dasarnya berada pada area kelabu ( grey area). Ini menggambarkan bahwa pilihan tindakan yang dilakukan oleh dianggap

tingkah laku yang tidak sopan. tengah antara oposisi yang kembar ( binary opposition) dimana sisi kiri adalah buruk dan sisi kana adalah baik, dan perusahaan akan memilih keadaan di tengah atara baik dan buruk.

ETIKA DAN TINGKAH LAKU BISNIS Berbicara tentang etika, maka tidak akan lepas dari penilaian seseorang dalam satu komunitas atau komunitas terhadap gambaran tingkah laku seseorang yang berwujud secara nyata dalam kaitannya dengan orang lain atau kelompok orang lain. Tingkah laku tersebut yang dianggap oleh sekelompok orang sebagai tingkah laku yang baik atau tingkah laku yang tidak baik, khususnya dalam hal berhubungan antar manusia. Biasanya penilaian dalam hubungan antar manusia apabila terkait dengan etika akan tergambar suatu kondisi yang dianggap tingkah laku sopan atau dianggap tingkah laku tidak sopan, bermoral atau tidak bermoral. Begitu juga hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya terdapat tingkatan etika tertentu yang sering disebut sebagai etika lingkungan yaitu bagaimana manusia memperlakukan lingkungan alamnya agar hasil

perlakuannya tidak merugikan orang lain sehingga tidak dianggap sebagai pelanggaran etika. Dalam kaitan antra hubungan manusia dengan lingkungan alam maka etika yang terwujud akan dicirikan dengan bentuk-bentuk moral atau imoral. Sehingga pada prinsipnya, berbicara tentang etika, maka mau tidak mau akan mengarah pada suatu pedoman dalam pemikiran manusia secara berkelompok, hal-hal yang dianggap melanggar dan hal-hal yang dianggap tidak melanggar moralitas. Moralitas secara umum dapat diartikan sebagai pedoman yang dipakai oleh individu atau kelompok untuk memberi penilaian tentang tingkah laku sebagai sesuatu yang baik atau tidak baik, benar atau salah. Pedoman ini merupakan pedoman buat semua pihak sebagai sebuah komunitas atau bahkan manusia pada hal-hal tertentu, sebuah pedoman yang berlaku umum Seseorang dapat dihadapkan pada pesoalan moralitas yang kompleks dimana individu tersebut harus segera memilih, misalnya seorang pegawai salah satu departemen yang harus melakukan aktivitas yang berkenaan dengan proyek dalam suatu unit kerja tertentu. Dalam kenyataannya, apabila proyek tersebut

dilakukan maka akan tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya, sedangkan apabila tidak dilaksanakan, maka uang proyek tersebut akan menjadi hangus. Individu tersebut dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus dapat menyelesaikan proyek tersebut meskipun waktunya tidak mencukupi. Oleh karena itu, dia harus melakukan manipulasi kegiatan sehingga uang proyek dapat dicairkan. Di [pihak lain, guang untuk proyek tersebut akan hangus dan harus dikembalikan kepada negara. Kondisi ini akan berdampak pada anggaran tahun berikutnya, akan dikurangi karena dianggap akan gagal apabila masih tetap seperti kondisi sekarang. Akibat lanjutan adalah anggaran secara keseluruhan untuk unit dimabna dia bekerja akan dikurangi sehingga akan bermasalah dengan teman-teman sekerjanya. Padahal keterlambatan aktivitas yang dilaksanakan oleh unitnya lebih banyak disebabkan oleh keterlambatan instansi lain dalam mencairkan uang sehingga waktu pelaksanaan aktivitas menjadi berkurang Dengan kejadian-kejadian tersebut yang seakan tidak ada ujung pangkalnya, maka dia harus menyelesaikan masalah yang ada dihadapannya yaitu membuat laporan proyek sekenanya agar supaya uang tetap cair dan anggaran tahun berikutnya tetap tidak dipotong sehingga seluruh karyawan teman sekerjanya tetap dapat menikmati penghasilan yang cukup. Kondisi ini terdapat beberapa moralitas, yang pertama adalah kejujuran harus ditegakan, sedangkan bila mengutamakan kejujuran maka proyek tidak berjalan dan anggaran akan dipotong. Kedua adalah kesetiakawanan guna menolong orang banyak dan keluarga perlu diutamakan, dan proyek harus dilaksanakan kendati harus melakukan manipulasi data. Dilema ini umum dialami oleh individu-individu yang bekerja dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan yang dituntut untuk elastis, dalam mengatasi dilema ini diperlukan suatu bentuk nurani yang tedapat didalam diri individu yang terkena dilema tersebut, dilema antara kenyataan yang harus dihadapi dan aturan sebaiknya yang dituju. Moralitas ini akan menyebabkan orang akan mengaca pada hati nurani diri sendiri, sehingga biasanya akan meminta ' pertolongan ' pada norma

agama dalam memecahkan dilema ini. Maka pertanyaan selanjutnya adalah MENGAPA BERETIKA MENJADI SULIT?

MODEL ETIKA DALAM BISNIS Carroll dan Buchollz (2005) membagi tiga tingktan manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam bisnisnya 1. Immoral Manajemen. Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis.Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umunya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dala internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Immoral manajemen sangat banyak ditemukan dalam komunitas kita. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahankelemaan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri mereka secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika, bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya. 2.Amoral Manajemen Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah Amoral Manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali yang disebut dengan etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen ini tipe amoral ini, yaitu pertama : manajer yang dikenal tidak sengaja berbuat amoral ( unintentional amoral manager ). Tipe ini adalah manajer yang dianggap kurang peka, bahwa segala keputusan bisnis yang mereka perbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan pada aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Atau oleh para pakar menyebutkan mereka sebagaimanajer "ceroboh" atau kurang perhatiannya terhadap implikasi altivitas mereka terhadap para steakholdernya. Manajer tipe

ini mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak dapat melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis mereka apakah sudah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer seperti ini biasanya mereka lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan menjadikan hukum sebagai pedoman dalam aktivitas mereka. Tipe ke dua adalah tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalanya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain. Namun demikian manajer dengan tipe ini terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis. Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-pertimbangan etika dan moralitas. 3. Moral Manajemen. Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral Manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakan pada level standar tertinggi dari segala bentuk perilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini tidak hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku umum juga telah terbiasa meletakan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini tentu saja menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tetapi hanya jika bisnis yang dijalankannya dapat diterima secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Hukum bagi mereka dilihat sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga aktivitas dan tujuan bisnisnya akan diarahkan untuk melampaui atau melebihi dengan apa yang disebut sebagai tuntutan hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip etika seperti, keadilan, kebenaran dan emas ( golden rule) sehingga pedoman dalam segala keputusan bisnis yang diambilnya. Ketika dilema etika muncul, manajer dengan

tipe ini menanggung atau memikul posisi kepemimpinan untuk perusahaanperusahaan dan industrinya.

SUMBER NILAI-NILAI ETIKA 1. Agama 2. Filosofi 3. Pengalaman dan Perkembangan Budaya 4. Hukum.

Secara garis besar dimana pun kita berada maka kita akan dihadapkan pada empat hal yang dipandang sebagai sumber nilai-nilai etika dalam komunitas, yaitu agama, filosofi, pengalaman yang berasal dari budaya, dan hokum.ke empat hal ini mengandung sekimpuln nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam mengontrol perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari begitu juga dalam bisnis. Setiap manajer dimana dunia akan terikat dengan nilai-nilai ini dalam setiap pengambilan keputusan bisnisnya. Nilai etika akan menjadi suatu mekanisme yang mengontrol perileku dalam bisnis dan juga dalam kehidupan kita lainnya( Steiner dan John 2006) Khususnya etika yang bersumberkan pada agama seperti yang diungkapkan oleh Max Weber The protestan Ethic and The spirit of Capitalism (1904-5) menjadi tegak awal keyakinan orang adanya hubungan erat antara (ajaran-ajaran) agama dan etika kerja, atau antara penerapan ajaran agama dengan pembangunan ekonomi. Etika sebagai ajaran baik buruk, benar salah, atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama.Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi barat menunjuk pada kitab Injil (Bible), dan etika ekonomi yahudi banyak menunjuk pada kitab Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-Quran. Etika yang bersumber dari agama mengandung prinsip yang berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran yang berkaitan sikap dan perilaku yang di kasih tuhan .

Hans Kung (2005) menyebutkan pada intinya ada persamaan prinsip-prinsip nilai-nilai dasar etika yang ada dalam ketiga agama Nabi Ibrahim ini yaitu : Keadilan : kejujuran, mempergunakan kekuatan untuk menjaga kebenaran. Saling menghormati : Cinta dan perhatian terhadap orang lain. Pelayanan : manusia hanya pelayan, pengawas sumber-sumber alam. Kejujuran : kejujuran dan sikap dapat dipercaya dalam semua hubungan manusia, dan integritas yang kuat. Etika bisnis menurut ajaran Islam digali langsung dari Al-Quran dan Hadits Nabi. Dalam ajaran Islam, Etika bisnis dalam islam menekankan pada empat hal, yaitu : Kesatuan (unity), Keseimbangan (equilibrium), Kebebasan (free Will), dan Tanggungjawab ( responsibility), Mubyarto Etika, Agama dan Sistem Ekonomi 2002). Ajaran Islam memandang bahwa manusia sebagai wakil (khalifah) Allah di dunia tidak mungkin bersifat individualistic karena semua (kekayaan) yang ada dibumi adalah milik allah semata, dan manusia adalh kepercayaannya di bumi. Sehingga salah satu wujud penerapannya misalnya larangan Riba, maka pemilik modal selalu terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan miliknya, bahkan terhadap buruh yang dipekerjakannya. Perusahaan

dalam system ekonomi islam adalah perusahaan keluarga, bukan perseroan terbatas yang pemegang sahamnya dapat menyerahkan pengelolaan perusahaan begitu saja pada orang yang ditunjuk sebagai direktur atau manajer yang digaji. Sehubungan dengan system ini, maka tidak ada perusahaan yang menjadi sangat besar, seperti di dunia kapitalis Barat, tetapi juga tidak ada perusahaan yang tiba-tiba bangkrut atau

dibangkrutkan. Etika bisnis Islammenjungjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat kekeluargaan (brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang islami gaji karyawan dapat diturunkan jika perusahaan benar-benar merugi, dan karyawan juga dapat bonus jika keuntungan

meningkat. Buruh muda yang masih tinggal bersama orang tua dapat dibayar lebih rendah, sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat dibayar lebih tinggi disbanding dengan rekan-rekan yang lebih muda.

Bisnis Islam Sebagai Solusi Berkeadilan Apakah dalam bisnis diperlukan etika atau moral ? Jawabannya , tentu sangat diperlukan dalam rangka melangsungkan bisnis secara teratur, terarah dan bermartabat. Bukanlah manusia mahluk bermartabat ? Islam sebagai agama yang telah sempurna sudah barang tentu memberikan rambu-rambu dalam melakukan teransaksi, istilah al-tijaroh, al-baiu, tadayantum,dan isytara,(Muhammad dan Lukman ,2002) yang disebut dalam Al-Quran sebagai pertanda bahwa islam memiliki perhatian serius tentang dunia usaha atau perdagangan. Dalam menjalankan usaha dagangnya, seorang muslim harus tetap berada dalam rambu-rambu tersebut. Rasulullah saw,telah memberikan contoh yang dapat diteladani dalam berbisnis, misalnya: 1. Kejujuran Kejujuran merupakan sifat yang langka dan nyaris tiada dalam dunia praktek ekonomi dan bisnis saat ini. Sifat jujur dalam perniagaan menjadi suatu yang asing ditengah dominasi praktek-praktek usaha kotor yang bisa menghanyutkan siapa saja yang berkecimpung di dalamnya. Maka tidak heran apabila kemudian muncul sebuah stigma bahwa kalau tidak mengikuti arus, usaha akan mandek dan sulit dijalankan. Kenyataan ini menunjukan keimanan kepada Allah, zat yang memberikan rezeki, telah hilang dari diri umat sehingga mereka menjadi permisif,egois, dan menghalalkan berbagai cara demi melampiaskan keinginan. Islam memberikan inisiatif bahwa berlaku jujur dalam berusaha, sekalipun berat, merupakan salah satu sebab diberkatinya usaha, Rasulullah telah bersabda : Penjual dan pembeli berhak memperoleh hak khiyar selama mereka belum berpisah . Jika mereka berlaku jujur

dan menjelaskan apa adanya akan diberkati dalam transaksinya. Jika keduanya menutup nutupi, dan berdusta, maka sekalipun mendapatkan keuntungan itu akan kehilangan berkah ( HR Bukhari Muslim). Suatu ketika Rasulullah saw melewati seorang pedagang di pasar. Di samping pedagang tersebut terdapat seonggok makanan. Rasulullah saw. Memasukan tangannya yang mulia ke dalam makanan itu , dan beliau merasakan ada sesuatu yang basah diagaian bawah makanan , Rasulullah saw. Bertanya kepada pedagang : Apa ini wahai pedagang ? orang itu menjawab : makanan itu terkena air hujan, wahai rasulullah saw. Kemudian rasulullah bersabda : mengapa engkau tidak

menaruhnya diatas, agar bisa diketahui pembeli ? Barang siapa menipu kami , dia tidak termasik golongan kami.

2. Keadilan Islam sangat menganjurkan berbuat adil dalam berbisnis dan melarang berbuat curang atau berlaku zalim. Rasulullah saw diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang , yaitu orang-orang yang apa bila menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang lain selalu dikurangi. Kecurangan dalam berbisnis pertandakehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan berbisnis adalah kepercayaan. Sebagaiman firman Allah dalam menjelaskan

dalam surat Al- Israa {17}:35: Sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar, itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Dipertegas lagi dalam surat Al-Muthaffifin (83}; 1-3 : Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari oarang lain mereka dipenuhi, Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang , mereka mengurangi. 3. Amanah.

Sifat amanah erat sekali dengan sifat kejujuran (shidik). Sifat amanah sendiri merupakan sebuah refleksi dari kuat atau tipisnya iman seseorang. Rasulullah saw. Bahkan mengkatagorikan orang yang tidak menjaga amanah sebagai orang munafik, yang tidak memiliki integritas bagi diri dan agamanya. Rasulullah telah bersabda Tiga perkara yang apabila salah satu ada dalam diri seseorang, maka dia seorang munafik meskipun dia berpuasa, shalat dan mengaku sebagai seorang muslim. Tiga perkara itu adalah apabila berbicara ia bohong, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila dipercaya ia berkhianat (HR Bukhari Muslim).

4. Nasihat Menasihati. Yang dimaksud dwengan nasihat di sini adalah tiap individu yang terlibat dalam usaha bisnis selalu menyayangi kebaikan dan keutamaan bagi orang lain sebagai mana ia mencintai kebaikan itu bagi dirinya sendiri. Misalnya dalam konteks jual-beli, setiap orag yang terlibat dalam transaksi harus menjelaskan sifat-sifat dan ciri-ciri barang yang diperjualbelikan sehingga kalau ada cacat dapat diketahui sipembeli. Kalau ia tidak menjelaskannya, pada hakekatnya ia telah menimpakan kerugian kepada orang lain. Syariah islammemberikan kemudahan dalam transaksi dengan adanya hak opsi (khiyar) untuk memebrikan kesempatan kepada calaon pembeli memperoleh kejelasan dalam mendapatkan produk yang akan dibeli. Pada saat yang sama pemebeli diwajibkan memenuhi kewajiaban opsi tersebut dan dilarang menutupi aib yang ada di dalamnya.

5. Barang yang dijual harus halal dalam hal zat dan cara memperolehnya. Berbisnis dalam islam boleh dengan siapapun tanpa melihat agama dan keyakinan mitra bisnis. Ini persoalan muamalah duniawiyah, yang penting barangnya halal, Halal dan haram adalah persoalan prinsipil. Memperdagangkan atau melakukan transaksi barang yang haram,

misalnya Alkohol, narkoba, dilarang dalam islam ( Muhammad dan Lukman ).

PENGGAGAS DAN AKTIVIS EKONOMI ISLAM Suatu survey pemikiran ekonomi islam berhasil menyusun penggagas, pemikir, dan aktivis ekonomi islam secara kronologis walaupun belum begitu memadai Seperti : 1. Zaid bin Ali (80-120H/699-738M) Zaid adalah penggagas awal penjualan suatu komoditi secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari pada harga tunai. 2. Abu Hanifah (80-150H/699-767 M). Abu Hanifah lebih dikenal sebagai imam mazhab hukum yang sangat rasionalistis dan dikenal juga sebagai penjahit pakaian dan pedagang dari Kufah, Irak. Dia menggagas keabsahan dan keshahihan hukum kontrak jual-beli yang dikenal dewasa ini dengan bayal-salam dan al murabahah. 3. Al-AwazaI (88-157H/707-774M) Nama lengkapnya Abdurahman al-AwazaI yang berasal dari Beirut, Lebanon. Dan hidup sezaman dengan Abu Hanifah . Dia adalah penggagas orisinal dalan ilmu ekonomi syariah. Gagasan-gagasannya , antara lain, kebolehan dan kesohihan sistem muzaraah sebagai bagian dari bentuk murabahah dan membolehkan pinjaman modal, baik dalam bentuk tunai atau sejenis. 4. Imam Malik bin Anas ( 5. Abu Yusuf ( ahli hukum teman Abu Hanifah ) penulis pertama buku tentang perpajakan.

N A M A NPM SMT/JUR

: : :

Setelah membaca paparan di atas saya, jadi memahami dan dapat menjelaskan tentang........................................................................................... .....................................................................................................................dan ingim menanyakan mengenai

.......................................................................................................................................... .................................................................................................................

SISTIMATIKA PROPOSAL BISNIS

.BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Jelaskan kondisi-kondisi obyektif secara singkat yang mendorong

pengembangan usaha bagaimana dampaknya terhadap perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam rangka pengembangan perusahaan secara lebih luas.

B Maksud dan Tujuan Jelaskan maksud penyusunan proposal ini dan tujuan yang hendak dicapai

C Usaha yang akan dikembangkan.

BAB II DESKRIPSI KELAYAKAN ASPEK

a. Pemasaran Uraikan perkiraan (a). volume permintaan, baik untuk konsumsi industri maupun akhir, (b) volume penjualan yang mampu diraih serta daerah pemasarannya, ( c) program pemasaran, dan (d) kebijakan harga dan target penjualan.

b. Aspek yuridis jelaskan landasan hukum pendirian perusahaan dan kelengkapan persyaratan formal lainnya.

c. Aspek organisasi dan manajemen

Berikan informasi (a) keadaan organisasi perusahaan, seperti struktur dan personalianya, (b) kepemilikan, (c) pola manajemen ( d) pembagian tugas, (e) jumlah karyawan

d. Aspek teknis produksi Uraikan (a) kebutuhan mesin dan peralatan lain yang diperlukan, (b) pemasok dan kapasitas pemasok, (c) lokasi tempat usaha, (d) persediaan, (e) jumlah tenaga kerja, ( f) persoalan limbah dan penanganannya.

e. Aspek finansial Uraikan kebutuhan modal investasi dan modal kerja, (b) arus kas masuk dan kas keluar (c) anggaran biaya produksi dan pemasaran, serta (d) jadwal pengembalian kredit.

f. Aspek sosial Berikan informasi dampak yang diperkirakan terjadi dengan adanya proyek ini terhadap kesejateraan masyarakat sekitar lokasi perusahaan.

BAB III KESIMPULAN Berikan kesimpulan hasil analisis kelayakan tiap aspek secara keseluruhan

BAB IV PENUTUP Uraikan harapan -harapan yang diinginkan perusahaan dengan penyusunan proposal ini

TIPE-TIPE PERUSAHAAN

Perusahaan apabila dilihat dari jumlah pemiliknya dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan. Perusahaan perseorangan didirikan dan dimiliki oleh satu atau beberapa oarng pengusaha yang bekerja sama dalam satu persekutuan. Perusahaan

perseorangan meliputi perusahaan dagang, usaha dagang, perusahaan bangunan,perusahaan otobis, kemudian perusahaan persekutuan meliputi persekutuan perdata, firma, persekutuan komanditer,dan perseroan terbatas. Apabila dilihat dari status pemiliknya, perusahaan diklasifikasikan pada tipe perusahaan swasta dan perusahaan negara atau badan usaha milik swasta dan badan usaha milik negara . Perusahaan swasta adalah perusahaan yang didirikan dan dimilki pihak swasta, sedangkan perusahaan negara/badan usaha milik negara didirikan oleh negara. Selanjutnya tipe perusahaan pun dibagi berdasarkan status badan hukumnya yaitu perusahaan berbadan hukum dan perusahaan bukan badan hukum contohnya perusahaan badan hukum adalah perseroan terbatas, koprasi dan yayasan. contoh perusahaan non badan hukum yaitu perusahaan dagang,firma dan CV

PENGELOLAAN PERUSAHAAN Kesuksesan setiap perusahaan akan sangat tergantung pada manajemen yang efektif. Para manajer diibaratkan sebagai pengemudi mobil, yang akan menentukan arah yang akan ditempuh oleh mobil tersebut untuk sampai ke tempat tujuan. Akan tetapi mengelola perusahaan jauh lebih kompleks dari pada mengemudikan sebuah mobil. Oleh karena itu mengemudikan atau menjalankan manajemen perusahaan merupakan tantangan yang perlu ditangani secara profesional. Semangat dan ketekunan kerja saja tidak

menjamin kesuksesan manajemen dalam mengelola kegiatan perusahaan. Berbagai jenis keahlian diperlukan untuk dapat mengelola perusahaan dengan efisien dan efektif (menguntungkan) terutama dalam beberapa hal seperti mengelola lingkungan, mengelola pasar, dan keuangan. Pengelolan lingkungan baik secara eksternal maupun internal. Secara eksternal yaitu bagaimana menjaga hubungan baik dengan pelanggan/konsumen dan pemasok barang-barang kebutuhan perusahaan dengan tetap terjaga dengan baik, serta dengan lingkungan masyarakat dimana perusahaan itu berada. Secara internal perusahaan juga harus menjaga keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan para karyawan karena pada dasranya keuntungan perusahaan itu didapatkan dan diberikan oleh para karayawannya.Ada beberapa teori

untuk dapat memahami karakteristik karyawan, seperti ; Teori abraha A Maslow yang populer dengan MASLOW'S THEORY OF MOTIVATION beliau membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan 1.kebutuhan fiologis 2.kebutuhan keselamatan dan perlndungan 3.kebutuhan cinta 4.kebutuhan penghargaan 5.kebutuhan aktualisasi diri. selain itu teori motivasi dikembangkan pula oleh DAVID C MC CLELLAND menurtnya didalam diri manusia bergejolak tiga motif yaitu achievement motivation, afiliaton motivation dan power motivation. Teory X dan teori Y Mc Gregor Teori X mengasumsikan bahwa kebanyakan orang lebih suka di[pimpin , tidak punya tanggung jawab dan ingin selamat saja, ia dimotivasi oleh uang, keuntungan dan ancaman hukuman. Manajer yang menganut teori X akan menerapkan sistem pengawasan dan disiplin yang ketat. SedangkanTeori Y mengasumsikan bahwa orang malas itu, bukan karena

bakat atau pembawaan sejak lahir, semua orang sebenarnya bersifat kreatif. Manajer yang menganut teori Y menerapkan sistem pembinaan dalam membangkitkan dan merangsang kreativitas kerjanya. Theory Z Gaya Jepang ( William G. Ouchi )

1. Sekali oarang Jepang bekerja pada satu perusahaan, ia tidaka akan punya niat untuk bekerja ke tempat lain, karena ia pindah, akan memulai dari nollagi. 2. mengutamakan rasa kebersamaan, rasa intim dalam kelompok, sehingga tiap kelompok mengutamakan keberhasilan bersama, bukan mengutamakan keberhasilan individu. 3. menanamkan rasa penuh kepercayaan pada bawannya dan mengikut sertaka mereka dalam mengambil keputusan. 4. mengutamakan pengalaman dan senioritas dalam sistem penggajiannya.

MANAJEMEN PEMASARAN Istilah Pemasaran dalam bahasa ingris dikenal dengan nama Marketing. Kata marketing ini boleh dikata sudah diserap ke dalam bahsa kita, namun juga diterjemahkan dengan istilah Pemasaran.Memasarkan barang bukan berarti hanya menawarkan barang atau menjual barang tetapi lebih luas dari itu, di dalam tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual

mengangkut/mengirim barang, menyimpan , menyortir dengan berbagai cara dan sebagainya. oleh karena itu, sebaiknya kita lihat beberapa pengertian marketing sebagai berikut : 1. Charles F. Philips Ph.D dan Delbert J. Duncan Ph.D dalam bukunya " Marketing Principles and Method " menyatakan bahwa marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan konsumen industri. 2. Maynar dan Beckman menyatakan dalam bukunya Principles of Marketing Marketing berarti segala usaha yang meliputi menyalurkan barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi. 3. Paul D. Converse dan Fred M. Jones dalam bukunya Introductions to Marketing mengemukakn bahwa dunia busines itu terbagi dalam dua bagian yaitu : Production and Marketing, Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang sedangkan marketing diartika sebagai memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.

4. William J. Shultz dalam bukunya Outlines of Marketing mengartikan marketingn atau distribusi adalah usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. 5. Reyburn D Tousley Ph.D, Eguene Clark, Ph.D, Fred E. Clark Ph.D dalam bukunya Principles of Marketing menyatakan marketing terdiri dari usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa dan termasuk distribusinya. 6. Dari buku Element of Marketing yang dikarang oleh Paul D. Convarse Harvey W. Huegy dan Robert V. Michell Marketing didefinisikan sebagai kegiatan membeli dan menjual dan termasuk didalamnya kegiatan

menyalurkan barang dan jasa diantara produsen dan konsumen. Evolusi Manajemen Pemasaran. Evolusi yang terdapat dalam perkembangan kehidupan manajemen pemasaran adalah : 1. Orientasi pada produksi (Product Concept) 2. Orientasi Penjualan ( Selling Concept) 3. Orientasi Pasar (Marketing Concept) 4. Orientasi pada Rasa Tanggung jawab( responsibility Concept) Perbedaan antara Penjualan dengan Pemasaran Selling : 1. Menekankan kegiatan pada produk 2. Perusahaan menjualnya 3. Manajemen disini berorientasi pada bagaimana tercapainya penjualan sebesar-besarnya. 4. Rencananya biasanya berjangka pendek, dengan kata lain produk sekarang, harus dipasarkan sekarang. Marketing : 1. Menekankan pada apa yang diinginkan konsumen mula-mula membuat produk, kemudian berusaha

2. Perusahaan mula-mula meneliti apa keinginan konsumen, kemudian merancang bagaiman membuat produk tersebut, agar memuaskan selera konsumen 3. Manajemen berorientasi pada profit ,dalam artian laba total,bukan laba per unit 4. Rencana dibuat dalam jangka panjang, dalam arti memikirkan pertumbuhan perusahaan untuk masa yang akan dating ( William J. Stanton, (1981), Fundamental of Marketing, Mac Graw Hill Inc ) STRATEGI PEMASARAN 1. Marketing Segmentation 2. Marketing Mix 3. Marketing Budget 4. Timing ( Alex D.Triyana Menerapkan strategi Marketing di Indonesia CARA KAYA MELALUI MARKETING ; 1. Anda punya produk & jasa , kemudian anda jago menjual maka anda bisa untung banyak &kaya 2. Anda tidak punya produk &jasa, anda jadi orang tengah ( makelar /distributor/agen) dan anda jago menjual , anda bisa untung banyak &kaya 3. Anda tidak punya produk & Jasa ,anda jago menjual & marketing , anda jadi konsultan , menerima bayaran besar, komisi/bagi hasil, mendapatkan saham, anda jadi kaya 4. Karena anda jago marketing &negosiasi, anda beli perusahaan yang tidak laku, anda perbaiki perusahaan tersebut, anda jual sahamnya sebagian atau semuanya dengan harga yang tinggi, anda jadi kaya.( Tung Desem Waringin, Marketing

Revolution)

,,,

Anda mungkin juga menyukai