Anda di halaman 1dari 31

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kondisi

Fisik Wilayah Indonesia Di Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012

Fatima Jahro Rambe

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, (2) Peningkatan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelas VIII-1 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan tes tertulis, lalu dianalisis dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing meningkat sebesar 22,86%, (2) dan Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga meningkat sebesar 25,71%. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar. Kata kunci : Model pembelajaran snowball throwing, Hasil belajar, Aktivitas Belajar Pendahuluan Pendidikan yang berkualitas harus mampu sehingga meningkatkan yang potensi siswa mampu kompetensi dasar akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu pada tingkat

bersangkutan

menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai model belajar, kondisi siswa dan cara melakukan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Guru yang menguasai

menengah pertama terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di mata MTsN pelajaran 1 ilmu

Padangsidimpuan,

pengetahuan sosial terpadu diajarkan secara terpisah. Setiap guru mengajarkan bidang studi yang sesuai dengan latarbelakang
1

pendidikan masing-masing. Sekolah ini tidak memiliki guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan geografi sehingga sekolah membuat kebijakan bahwa guru yang mengajarkan bidang studi tersebut adalah guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan ekonomi. Kondisi berpengaruh mengajar ini tentu proses sangat belajar Proses

yang menekankan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar model dengan

menggunakan

pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing. Dan diharapkan pada saat proses belajar

mengajar siswa dapat lebih aktif, serta mengembangkan membangkitkan bertanya kreativitas keinginan dan siswa dapat untuk tersebut penerapan

terhadap yang

tentang

materi

dilaksanakan.

dibandingkan

dengan

pembelajaran yang digunakan didominasi oleh metode konvensional sehingga siswa kurang terlibat. Guru tersebut juga kurang mampu menggunakan media secara

pembelajaran konvensional. Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan

maksimal. Akibat dari cara mengajar seperti itu, banyak ditemukan siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak terjadi suasana yang bernuansa dialog, sarat dengan hapalan dan tidak ada

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan apakah dengan menerapkan tipe model Snowball

pembelajaran

kooperatif

pengembangan berpikir yang dilakukan guru yang pada akhirnya perolehan hasil belajar tidak sesuai dengan harapan. Hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia di Kelas VIII-1 kurang memuaskan dan hanya 61,38% siswa yang mampu mencapai nilai rata-rata 65, sementara Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) bidang studi geografi

Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1

Padangsidimpuan?

Kajian Pustaka Pengertian Belajar. Belajar dapat

diartikan sebagai proses mental yang terjadi dalam kegiatan diri seseorang berfikir, dan melibatkan terjadi

yang ditetapkan sekolah mencapai 70. Terkait hal ini dilakukan suatu perubahan dalam proses belajar mengajar
2

sehingga

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang

terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas

dari 4 sampai 7 orang, dengan struktur kelompoknya Keberhasilan bersifat belajar dari heterogen. kelompok

tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di

dalam proses belajar. Aktivitas Belajar. Aktivitas belajar

Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing menurut asal katanya berarti melempar bola salju dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan

merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Hasil Belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari proses dengan belajar yang dapat alat

menggunakan pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergilir di antara sesama siswa pada kelompok lain. Model ini dapat melatih siswa lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

diketahui

menggunakan

pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Model Pembejaran Kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
3

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Fase


Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar

Tingkah Laku Guru


Menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi siswa Menyajikan informasi tentang materi pembelajaran siswa - Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran Snowball Throwing - Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 7 orang siswa

- Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta Fase 4 Membimbing kelompok pembagian tugas kelompok bekerja dan belajar - Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota kelompok - Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru - Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain - Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberi penilaian/penghargaan Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain Memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok

Kerangka Berpikir. Belajar adalah aktivitas yang dilakukan untuk

hasil belajar siswa dalam pembelajaran karena guru tidak memiliki pemahaman akan kesesuaian model dengan materi. Hal ini membuat suasanan pembelajaran menjadi membosankan dan monoton. Dalam pembelajaran antaranya perkembangan dalam model di tipe

mencapai tujuan yang diinginkan, tujuan dari aktivitas belajar adalah tahu,

terampil, dan memiliki sikap lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam proses belajar mengajar, kesesuaian antara model pembelajaran dengan materi

pendidikan kooperatif

model

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada umumnya rendahnya

Snowball Throwing, tipe ini diarahkan kepada proses pembelajaran dalam

91

rangka meningkatkan aktivitas siswa dalam Aktivitas kegiatan siswa belajar dalam mengajar. model

penerapan kooperatif

model tipe

pembelajaran Throwing

Snowball

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan.

pembelajaran Snowball Throwing dapat dilihat dari 6 aspek yaitu aktivitas siswa dalam memperhatikan pelajaran,

aktivitas siswa dalam bertanya, aktivitas siswa dalam menulis, aktivitas siswa dalam menanggapi pertanyaan atau pendapat, aktivitas siswa yang Lokasi Metodologi Penelitian dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1 Padangsidimpuan, Jalan Sutan Soripada Mulia No.27 Kelurahan Sadabuan Utara,

bersemangat untuk menjalankan proses belajar mengajar. Pada mata pelajaran geografi pada materi kondisi fisik wilayah

Kecamatan

Padangsidimpuan yang

Padangsidimpuan

berlangsung

Indonesia model pembelajaran Snowball Throwing sangat memungkinkan untuk dipakai karena dapat membantu siswa untuk memiliki beberapa keterampilan sosial seperti bekerjasama,

pada awal semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Subjek Penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran

mendengarkan pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain,

2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Objek Penelilitan. Objek penelitian ini adalah penerapan pembelajaran

kemampuan bertanya, dan lain-lain yang sangat jarang dalam penerapan model pembelajaran konvensional. Maka dari itu, pembelajaran kooperatif Snowball Throwing diharapkan mampu

kooperatif model snowball throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Hipotesis Tindakan. Berdasarkan

Padangsidimpuan. Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah model

kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah :

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yakni aktivitas belajar dan


92

hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia. Defenisi Operasional. a)Penerapan

dengan guru kelas untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar, selain itu bentuk pratindakan yang lain yaitu dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang kepada adalah model

melihat hasil belajar siswa selama ini yang dilihat dari standar KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah.

pembelajaran kesempatan

memberikan siswa untuk

membagi hasil dan informasi dengan menggunakan kertas pertanyaan yang dibuat seperti bola dan dilempar kepada siswa pada kelompok lain. b) Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang mana kegiatan ini diukur oleh aspek yang harus dicapai yaitu menulis, melihat, bertanya, diskusi, dan

Pratindakan merupakan dasar sebelum penelitian ini dilaksanakan agar dapat dilihat sejauh mana peningkatan hasil belajar dapat tercapai. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kolaborasi dengan guru bidang studi. Dalam penelitian ini peneliti bersama guru yang merancang perencanaan, selain itu peneliti juga bertugas sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pelaku tindakan yang bertugas melaksanakan Rencana rancangan tindakan

memberi

tanggapan,

bersemangat. c) Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes tertulis dan lembar kerja siswa (LKS). Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

pembelajaran.

berdasarkan permasalahan yang ada, sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan saat pratindakan, kemudian diterapkan di lapangan sebagai bentuk perbaikan terhadap permasalahan yang ada. Proses penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: penyusunan rencana tindakan,

Pemilihan tindakan ini didasari oleh upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa yang berlangsung dalam tahapan refleksi, siklus yang berawal dari

perencanaan

tindakan,

tindakan,

pelaksanaan

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dimulai dengan pratindakan yang berbentuk wawancara

mengamati dan merefleksi, tindakan ini dilaksanakan dalam rangkaian siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.

93

Siklus pertama dirancang dengan hasil pratindakan dengan mengidentifikasi

Untuk

lebih

jelasnya

pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis siklus pertama dapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

permasalahan yang ada dan selanjutnya siklus kedua didasarkan atas hasil refleksi siklus pertama.

(RPP) di bawah ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan I

Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu

: MTsN 1 Padangsidimpuan : IPS-Geografi : VIII/I : 2 x 45 menit

A. Standar kompetensi Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian letak astronomis 2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia 4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap perbedaan waktu Indonesia

D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian letak astronomis

94

2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia 4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap perbedaan waktu Indonesia E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian letak astronomis 2. Sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Letak astronomis Indonesia 4. Perbedaan waktu Indonesia F. Sumber Pembelajaran Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Grafindo Buku Geografi SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga

G. Media Pembelajaran Peta Indonesia Atlas Globe

H. Kegiatan Belajar Mengajar Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Metode : ceramah, diskusi,tanya jawab

Langkah-langkah pembelajaran Tahap Pendahuluan Kegiatan Guru Mengucap salam Menyampaikan tujuan pembelajaran Memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menunjukkan pada peta tentang letak astronomis wilayah Indonesia Menjelaskan tentang letak astronomis Indonesia, defenisi garis lintang dan pengaruhnya, Kegiatan Siswa Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Waktu 2

Kegiatan inti Tindakan

Mendengarkan penjelasan guru

10

92

defenisi garis bujur dan pengaruhnya di Indonesia. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan kooperatif tipe Snowball Throwing Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibacakan guru

Bertanya tentang bagian yang belum dipahami dari materi Mendengarkan dan memperhatikan instruksi yang diberikan guru

Memanggil ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dan menjelaskan tugas tersebut Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masingmasing untuk mendiskusikan tugas tersebut Membagi kertas kerja kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru Meminta ketua kelompok untuk
93

Memperhatikan siapa teman sekelompoknya sesuai dengan yang ditetapkan guru dan duduk sesuai kelompok Ketua kelompok mendengarkan penjelasan guru, sedangkan siswa lain membaca buku Ketua kembali ke kelompok dan berdiskusi dengan anggota kelompok mengenai tugas yang diberikan guru Setiap kelompok menulis pertanyaan di kertas kerja

Ketua

kelompok

93

menggulung kertas pertanyaan dan ketua kelompok melemparkan pertanyaan yang telah ditulis kepada kelompok lain (kelompok 1 melempar ke kelompok 2,3,4,5, kelompok 2 melempar ke kelompok 1,3,4,5, demikian seterusnya) Meminta setiap kelompok menulis jawaban dari pertanyaan yang didapat dari siswa lain pada kertas kerja Secara acak meminta setiap kelompok untuk membacakan satu pertanyaan yang diterima dan jawaban yang telah ditulis pada kertas kerja secara bergantian Mengumumkan skor yang diperoleh setiap kelompok berdasarkan pertanyaan serta jawaban yang dibacakan dan memberikan penghargaan kepada kelompok dengan hasil yang terbaik. Meminta bantuan observer untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran sesuai dengan pedoman
94

menggulung kertas kerja dan melemparkannya kepada kelompok lain

Setiap kelompok menulis jawaban pada kertas kerja

18

Setiap kelompok membacakan pertanyaan dan jawaban yang tertulis

10

Memperhatikan hasil penilaian guru

Observasi

Mengikuti kegiatan Selama proses pembelajaran pembelajaran

Penutup

observasi Membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran Meminta siswa untuk membahasnya kembali di rumah serta menyuruh siswa memperlajari materi selanjutnya di buku dan internet Mengadakan evaluasi belajar siswa melalui post test dengan bentuk soal pilihan berganda untuk melihat tingkat keberhasilan yang dicapai siswa

Menyimpulkan pelajaran bersama guru Mendengarkan instruksi guru

Melakukan tes hasil belajar (post test)

10

I. Penilaian Teknik : Tes tertulis, Observasi aktivitas siswa

Bentuk instrumen : Pilihan ganda, Lembar Kerja Siswa, lembar observasi Instrumen : Pilihan Ganda

Petunjuk Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X). 1. Letak astronomis wilayah ditentukan berdasarkan. a. Lintang dan geografis b. Geografis dan geologis c. Batas laut territorial d. Lintang dan bujur 2. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak antara a. b. c. d. 60LU 90 LS dan 940 BT 1400 BT 60 LU 110 LS dan 950 BT 1410 BT 60 LU 150 LS dan 960 BT 1400 BT 60 LU 90 LS dan 970 BT 1410 BT

95

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar di atas, 1410BT tepat berada di perbatasan antara a. Kalimantan dan Malaysia b. Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste c. Batam dan Singapura d. Papua dan Papua Nugini 4. Berdasarkan letak astronomisnya, pulau paling selatan di Negara Indonesia adalah a. Rote b. We c. Sumba d. Miangas 5. Pak Tono melakukan perjalanan dari kota Samarinda pukul 11.00 WITA menuju kota Jayapura dengan lama perjalanan 5 jam. Pak Tono akan sampai pada tujuan pukul a. 16.00 WITA b. 17.00 WIT c. 18.00 WIB d. 19.00 WIT 6. Bila wilayah Indonesia bagian barat pukul 10.00 WIB. Maka waktu Greenwich Meridian Time (GMT) adalah pukul a. 03.00 b. 04.00 c. 06.00 d. 07.00 7. Gari lintang 00 di Negara Indonesia melalui kota a. Banda Aceh b. Merauke

96

c. Makassar d. Pontianak Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar tersebut untuk soal 8 dan 9.

8. Waktu Indonesia bagian barat antara lain meliputi a. Bali, Jawa, Madura,dan Sumatera b. Jawa, Madura, Sumatera,dan Kalimantan Barat c. Madura, Sumatera, Sulawesi,dan Nusa Tenggara Barat d. Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya,dan Nusa Tenggara Timur 9. Waktu Indonesia bagian tengah antara lain meliputi a. Papua dan Sumatera b. Papua dan Maluku c. Bali dan Nusa Tenggara Barat d. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat 10. Pak Doni berangkat dari Jakarta menuju Makassar pukul 06.00 WIB, dengan lama perjalanan 4 jam. Pak Doni akan sampai tujuan pada pukul a. 09.00 WIB b. 10.00 WITA c. 11.00 WITA d. 12.00 WIT

Kunci Jawaban: 1. D 2. B 3. D 4. A 5. B 6. A 7. D 8. B 9. C 10. C

97

Lembar Kerja Siswa Petunjuk: Isilah identitas anda terlebih dahulu. Nama Kelompok : :

Setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang akan dilemparkan kepada kelompok lain berkaitan dengan materi yang diajarkan, dengan ketentuan: Kelompok 1: Buatlah satu pertanyaan tentang pengertian letak astronomis. Kelompok 2: Buatlah satu pertanyaan mengenai sifat istimewa beberapa garis lintang di muka bumi. Kelompok 3: Buatlah satu pertanyaan mengenai fungsi garis bujur 00 dan garis bujur 1800. Kelompok 4: Buatlah satu pertanyaan tentang batas wilayah Indonesia secara astronomis. Kelompok 5: Buatlah satu pertanyaaan tentang fakta dari letak astronomis wilayah Indonesia.

Tabel Penilaian Aktivitas Siswa


No. Nama siswa Memperhatikan 3 2 1 Aspek yang dinilai Bertanya 3 2 1 Menyalin 3 2 1 Menanggapi Bersemangat 3 2 1 3 2 1 Jumlah

Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa Nilai Kualitatif Baik Cukup Kurang 3 2 1 Nilai Kuantitatif >11 6-10 <5

92

Padangsidimpuan, Diketahui, Guru Mata Pelajaran

Juli 2011

Mahasiswa Peneliti

Dra.Samsidar Harahap NIP. 19710304 1993032002 Berdasarkan temuan siklus pertama penulis

pada

Fatima Jahro Rambe NIM. 071233310049 refleksi yang digunakan perbaikan pada siklus

sebagai kedua.

berunding

dengan pengamat untuk menentukan langkah-langkah yang dilakukan

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus kedua penulis gambarkan pada Rencana Pelaksanaan di bawah ini. letak

dalam pelaksanaan siklus kedua. Dari hasil diskusi tersebut dibuat sebuah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan II Sekolah 1 Padangsidimpuan Mata Pelajaran Geografi Kelas/Semester Alikasi waktu menit A. Standar Kompetensi Memahami permasalahan : VIII/I : 2 x 45 : IPS: MTsN

Pembelajaran (RPP)

2. Mendeskripsikan geografis Indonesia

3. Mengidentifikasi hubungan letak geografis dengan di

perubahan Indonesia

musim

D. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan letak geografis 2. Mendeskripsikan geografis Indonesia 3. Mengidentifikasi hubungan letak geografis dengan di letak pengertian

sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk C. Indikator 1. Menjelaskan letak geografis pengertian

perubahan Indonesia E. Materi pelajaran

musim

1. Letak geografis Indonesia

93

2. Pengaruh letak geografis wilayah Indonesia 3. Perubahan Indonesia F. Sumber Pembelajaran Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit musim di

Grafindo Buku Geografi

SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga G. Media Pembelajaran Peta Indonesia Atlas

H. Kegiatan Belajar Mengajar Model pembelajaran :

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Metode ceramah, jawab Langkah-langkah pembelajaran diskusi, : tanya

94

Tahap Pendahuluan

Kegiatan Guru Mengucap salam Menyampaikan tujuan pembelajaran Memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menyebutkan musim yang terjadi di Indonesia Menjelaskan tentang letak geografis Indonesia dan pengaruhnya di Indonesia. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan

Kegiatan Siswa Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Waktu 2 3

Kegiatan inti Tindakan

Mendengarkan penjelasan guru

10

Bertanya tentang bagian yang belum dipahami dari materi Siswa duduk sesuai kelompok Siswa berdiskusi mengenai tugas yang diberikan guru dan menulis pertanyaan di kertas kerja

Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk Menghampiri setiap kelompok untuk membagikan tugas dan meminta siswa mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya Meminta ketua kelompok untuk menggulung kertas pertanyaan dan ketua kelompok melemparkan pertanyaan yang telah ditulis kepada kelompok lain secara bergantian Meminta setiap kelompok menulis jawaban atas pertanyaan yang didapat dari siswa lain pada kertas kerja Secara acak meminta setiap kelompok membacakan satu pertanyaan yang 95 diterima dan jawaban yang telah ditulis pada kertas kerja secara

Ketua kelompok menggulung kertas kerja dan melemparkannya kepada kelompok lain

Setiap kelompok menulis jawaban pada kertas kerja

25

Setiap kelompok membacakan pertanyaan dan jawaban yang tertulis

10

I. Penilaian Teknik penilaian : Tes

tertulis, Observasi aktivitas siswa Bentuk instrumen :Pilihan ganda,Lembar Kerja Siswa, lembar observasi Instrumen
Pilihan Ganda Petunjuk : Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X). 4.

3.

1. Letak suatu negara berdasarkan kenyataannya di permukaan bumi disebut letak a. Geologis b. Geografis c. Geomorfologis d. Astronomis 2. Perhatikan gambar di bawah ini!

5.

6.

Gambar tersebut menunjukkan letak geografis Indonesia secara geografis yaitu di antara

a. Benua Asia Benua Australia dan Samudera Hindia Samudera Atlantik b. Benua Asia Benua Australia dan Samudera Hindia Samudera Pasifik c. Benua Amerika Benua Australia dan Samudera Hindia Samudera Atlantik d. Benua Asia Benua Amerika dan Samudera Hindia Samudera Atlantik Penyebab terjadinya perubahan musim di Indonesia, yaitu a. Akibat banyak penduduk b. Banyak angin topan di Indonesia c. Pergeseran semu matahari ke belahan bumi utara dan ke belahan bumi selatan d. Indonesia terletak di daerah strategis Proses terjadinya angin muson di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaan dua benua yaitu a. Benua Asia dan Benua Australia b. Benua Australia dan Benua Antartika c. Benua Asia dan Benua Artik d. Benua Asia dan Benua Amerika Di bawah ini merupakan akibat iklim tropis di Indonesia, kecuali a. Batuannya mudah lapuk b. Adanya berbagai jenis tambang c. Tingginya temperature di Indonesia d. Terjadinya hujan zenithal Musim kemarau di Indonesia terjadi bulan a. April Oktober b. Oktober April c. Maret April d. Januari Maret

96

4. A 5. B 7. Perhatikan gambar di bawah ini! Petunjuk Lembar Kerja Siswa

9. B 10.C

Setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang akan

dilemparkan berhubungan dengan materi yang diajarkan, dengan Berdasarkan gambar di atas, arah panah tersebut menunjukkan terjadinya angin muson a. Timur b. Selatan c. Utara d. Barat 8. Indonesia mengalami musim penghujan pada bulan a. Oktober April b. April Oktober c. Januari Juni d. Juli Desember 9. Berdasarkan keputusan Sidang Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda pada 17 Desember 2002, Pulau Sipadan dan Ligitan termasuk wilayah kedaulatan Negara a. Indonesia b. Malaysia c. Thailand d. Singapura 10. Musim kemarau di Indonesia dipengaruhi oleh a. Angin laut b. Angin darat c. Angin muson timur d. Angin muson barat Kunci Jawaban 1. B 2. B 3. C 6. A 7. D 8. A ketentuan : Kelompok pertanyaan 1: Buatlah satu

tentang

pengertian

letak geografis Kelompok 2: Buatlah satu

pertanyaan tentang letak geografis Indonesia. Kelompok 3: Buatlah pertanyaan pengaruh Indonesia. Kelompok 4: Buatlah pertanyaan terjadinya Indonesia. Kelompok 5: Buatlah petanyaan mengenai satu penyebab mengenai angin satu proses di mengenai letak satu dua

geografis

muson

terjadinya perubahan angin muson dan musim di Indonesia.

Tabel Penilaian Aktivitas Siswa No. Nama siswa

Aspek yang din Memperhatikan Bertanya Menyalin 3 2 1 3 2 1 3 2 1

97

0 1 1 Diketahui, Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa Nilai Kualitatif Baik Cukup Kurang 3 2 1 >11 6-10 <5 Nilai Kuantitatif Dra.Samsidar Harahap NIP. 19710304 1993032002 NIM. 071233310049 Guru Mata Pelajaran

a d yang digunakan dalam pengumpulan a data dalam penelitian ini adalah n dengan observasi, tes, laporan, dan g s studi dokumentasi. 1) Observasi i dilakukan untuk mengumpulkan data d aktivitas siswa meliputi i mmemperhatikan, bertanya, menulis, p menanggapi, dan bersemangat dalam u pelaksanaan model Snowball a Throwing dengan menggunakan n , lembar observasi. 2)Tes tertulis, digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa yang dilakukan di setiap akhir siklus pelajaran. Sebelum J instrumen (alat pengumpul data) u digunakan di lapangan terlebih dahulu l i dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi product 2 moment. Sedangkan untuk mengukur

P Teknik Pengumpulan Data. Alat

98

kepercayaan dari suau instrument maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20. Uji coba instrumen dilakukan di kelas VIII-3 yang berjumlah 38 siswa dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal. Hasil uji coba menunjukkan bahwa n=38, rtabel = 0,320, diketahui rhitung > rtabel dan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas soal yang diperoleh adalah 0,79. Soal tersebut reliabel dan sudah mewakili kompetensi yang dituntut materi kondisi fisik wilayah Indonesia. 3) Lembar Kerja untuk Siswa (LKS),

evaluasi hasil belajar siswa. Instrumen merupakan seperangkat tugas yang harus diselesaikan oleh siswa.

Langkah-langkah

penyusunan

instrumen adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada RPP. 2) Membuat kriteria penilaian

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung dengan observasi. menggunakan Sebelum lembar proses

digunakan

mematangkan

pemahaman siswa mengenai materi yang telah dijelaskan kepada siswa di setiap akhir pertemuan. Pengembangan Instrumen

pengamatan dilakukan, peneliti bersama-sama menyatukan pemberian pengamat persepsi skor telah dalam penilaian

Penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes tertulis, dan lembar kerja siswa (LKS) sebagai alat
No. 1. Aspek yang diamati Memperhatikan

terhadap setiap aspek yang akan diamati. Adapun indikator

penilaian aktivitas siswa ini dapat dilihat pada tabel 2.


Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Tabel 2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar


a. b. c. a. b. c. a. b. c. Indikator penilaian Tidak memperhatikan Memperhatikan tapi kurang serius Memperhatikan dengan serius Tidak bertanya Hal yang ditanyakan tidak sesuai dengan materi yang dijelaskan guru Bertanya sesuai materi Tidak menulis Menulis tapi kurang lengkap Menulis materi dengan lengkap

2.

Bertanya

3.

Menulis

99

4.

Menanggapi

5.

Bersemangat

a. Tidak menanggapi b. Kurang serius dalam memberikan tanggapan sehingga tanggapan tidak sesuai dengan materi c. Memberikan tanggapan dan tanggapan sesuai dengan materi yang sedang diterangkan a. Tidak antusias terhadap materi yang diajarkan b. Kurang antusias terhadap materi yang diajarkan c. Antusias terhadap materi yang diajarkan

1 2 3 1 2 3

3) Membuat

kisi-kisi

tes

kompetensi dicapai

yang

ingin dalam

kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan aspek kognitif. Tes berbentuk

pembelajaran yaitu tingkat ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Untuk lebih jelasnya kisikisi tes dapat dilihat pada tabel 3.
Aspek yang dinilai Jumlah C3 1 5,6,10 6,10 5 3 6 1 1 8 20

pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan jawaban. sesuai empat Tes dengan Tabel 3. Kisi-kisi Tes
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Pengertian letak astronomis Menentukan letak astronomis Indonesia Pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia Pengertian letak geografis Letak geografis Indonesia Pengaruh letak geografis wilayah Indonesia Jumlah C1 1 2 1 3,7 5 C2 3,4 7,8,9 2 4,5,8,9 10

pilihan disusun

4) Menyusun instrumen LKS sesuai dengan materi yang disampaikan


No. 1. Aspek yang dinilai Pertanyaan

dengan kriteria penilaian sebagai berikut:


Skor 0 20 0 20

Tabel 4. Pedoman Penilaian LKS


a. b. a. b. Indikator Penilaian Pertanyaan tidak sesuai indikator Pertanyaan sesuai indikator Jawaban tidak tepat Jawaban tepat

2.

Jawaban

100

Teknik Analisis Data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu: 1. Tingkat aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus Standar Deviasi Ideal (Arikunto,2003) digolongkan kelompok. menjadi Aktivitas yang tiga belajar

2. Dasar untuk mengintarpretasikan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa maka digunakan rumus Standar Deviasi Ideal juga.

Dengan demikian diperoleh Skor Maksimal Ideal (SMi = 3) dan Standar Deviasi Ideal (SDi = 0,5). Dengan demikian maka dperoleh tingkat rata-rata

siswa dalam penelitian ini dilihat dari 5 aspek dimana masingmasing aspek memiliki skor maksimal menggunakan 3, rumus dengan tersebut

peraspek aktivitas belajar siswa sebagai berikut: a. Baik b. Cukup c. Kurang hasil : 2,01 3,00 : 1,00 2,00 : 0,00 0,90 belajar dianalisis

maka aktivitas belajar siswa 3. Ketuntasan dikelompokkan kategori, menjadi 3

secara deskriptif dengan melihat skor hasil belajar yang diperoleh dari skor post tes dan hasil LKS untuk setiap siklus. Hasil ketuntasan siswa

sehingga

diperoleh

nilai data yang dipergunakan sebagai berikut : a. Baik b. Cukup c. Kurang = 11 -15 = 6 - 10 = 5

diperoleh dari 60% skor pos tes ditambahkan dengan 40% skor LKS.

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, post tes dan LKS.

Siklus I Observasi. Hasil observasi siklus I yang diperoleh kriteria dikelompokkan yang telah

berdasarkan

ditentukan terdapat pada tabel 5:

Tabel 5.Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus I


No. 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang Jumlah Kategori Aktivitas Jumlah 11 24 0 35 Persentase 31.42 68.58 0.00 100.00

Sumber: Data Primer Olahan 2011

101

Hasil

pengamatan

aktivitas

sebanyak

(40,95%),

menyalin

belajar siswa menunjukkan bahwa siklus pertama secara keseluruhan pada umumnya termasuk kriteria

sebanyak (55,24%) dan menanggapi sebanyak (48,57%) masih kategori sedang, sehingga secara umum

cukup. Akan tetapi jika dilihat dari data peraspek diperoleh persentase yaitu memperhatikan sebanyak

(klasikal) hasil observasi aktivitas belajar siswa berdasarkan tabel 6, menunjukkan rata-rata sebesar 1,69 (56,19%), artinya hanya tergolong sedang sehingga perlu dilakukan

(67,62%) dan bersemangat sebanyak (68,57%) Sedangkan dengan untuk kategori aspek baik.

bertanya

perbaikan pada siklus berikutnya.

Tabel 6. Aktivitas Belajar Siswa Peraspek Pada Siklus I


No Aspek Yang Dinilai F 3 Skala Nilai 2 1 F SC F SC 48 12 26 28 50 164 5 28 2 20 4 59 5 28 2 20 4 59 Jumlah F SC 35 35 35 35 35 175 71 43 58 51 72 295 Rata rata 2.03 1.23 1.66 1.46 2.06 8.49 1.69 Kategori Persen tase (%) 67.62 40.95 55.24 48.57 68.57 280.95 56.19

S C 1. Memperhatikan 6 18 24 2. Bertanya 1 3 6 3. Menyalin 10 30 13 4. Menanggapi 1 3 14 5. Bersemangat 6 18 25 24 72 82 Jumlah Rata-rata Sumber : Data Primer Olahan 2011

Baik Sedang Sedang Sedang Baik Sedang

Hasil

belajar.

Ketuntasan

hasil

(Me) sebesar 73,86 dan modus (Mo) sebesar 75,03. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.

belajar pada siklus I mempunyai rentang nilai antara 60,00 sampai 96,00. Nilai rata-rata 73,14, median

Tabel 7.Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelas Interval 60-65 66-71 72-78 79-84 85-90 91-96 Jumlah Sumber: Data Primer Olahan 2011 Frekuensi 8 4 14 7 1 1 35 Persentase (%) 22.85 11.43 40.00 20.00 2.86 2.86 100.00

102

Siswa

yang

mencapai

tingkat

persentase ketuntasan klasikal telah mencapai paling sedikit 85%. Siklus II Observasi. Observasi dilakukan setiap pertemuan, secara umum aktivitas belajar siswa pada siklus II lebih baik dan mangalami peningkatan. Secara individual siswa yang memiliki

ketuntasan belajar secara individu hanya 25 orang nilai (71,43%) KKM data secara yang 70. tersebut klasikal

memiliki Berdasarkan

menunjukkan

ketuntasan klasikal hasil belajar siswa hanya mencapai 71,43%, dapat

dikatakan belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika

aktivitas belajar berkategori cukup ada 16 orang (45,15%) dapat dilihat pada tabel 8.

No. 1. 2. 3.

Tabel 8. Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus II Kategori Aktivitas Jumlah Persentase Baik 19 54.85 Cukup 16 45.15 Kurang 0 0.00 Jumlah 35 100.00 Selain itu, nilai rata-rata cukup signifikan secara klasikal

Sumber: Data Primer Olahan 2011

peraspek aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan

mencapai skor 2,09. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9:

Tabel 9. Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II


No Aspek Yang Dinilai Skala Nilai

3 F SC F

2 SC F 1 22 1 17 1 42

1 S C 1 22 1 17 1 42

Jumlah

F 35 35 35 35 35 175

SC 87 50 84 57 88 366

Ratarata

Kategori

Persen tase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

54 16 32 6 11 22 45 19 38 12 14 28 57 15 30 174 75 150 Rata-rata Sumber: Data Primer Olahan 2011

Memperhatikan Bertanya Menyalin Menanggapi Bersemangat Jumlah

18 2 15 4 19 58

2.49 1.43 2.40 1.63 2.51 10.46 2.09

Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik

82,86 47.62 80.00 54.23 83.81 348,58 69.71

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat secara umum rata-rata aktivitas siswa siklus II tergolong baik (69,71%).

Setiap

aspek

aktivitas

mengalami

peningkatan secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,86%,

103

artinya terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

disampaikan guru. Selama ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru jarang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya dan memberikan tanggapan mengenai

materi yang dipelajari. Hasil belajar belajar. Ketuntasan nilai hasil rentang

diterima. Akan tetapi aspek bertanya dan menanggapi walaupun meningkat tetapi peningkatan lebih rendah

mempunyai

antara 66,00 94,00. Nilai rata-rata 81,66, median (Me) sebesar 82,25, dan modus (Mo) sebesar 81,17. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 10:

dibandingkan dengan aspek lain. Hal ini dikarenakan siswa tidak siap untuk bertanya dan menanggapi materi yang

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelas Interval 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 Jumlah Sumber: Data Primer Olahan 2011 Frekuensi 1 6 5 10 5 8 35 Persentase (%) 2.85 17.15 14.29 28.57 14.29 22.85 100.00

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar 97,14%. secara klasikal mencapai maka

ketuntasan klasikal telah mencapai paling sedikit 85%. Secara umum dapat dinyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada materi kondisi fisik wilayah meningkatkan belajar siswa. Indonesia aktivitas dan dapat hasil hasil

Dengan

demikian

ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dapat dikatakan sudah

mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika persentase
104

Peningkatan

belajar terlihat dari penilaian lembar kerja siswa (LKS) dan hasil pos tes pada setiap siklus.

meningkat sebesar 25,71% dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan. penelitian Berdasarkan dilakukan hasil maka diajukan diterima. dalam Artinya model penelitian bahwa dapat dengan

menerapkan

pembelajaran

yang

kooperatif tipe snowball throwing pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia dapat meningkatkan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa. Saran. Kesimpulan dari penelitian ini memberi berikut: 1. Kepada guru geografi yaitu: (a) agar selalu berusaha menggunakan model pembelajaran kooperatif beberapa saran sebagai

kooperatif tipe snowball throwing secara keseluruhan meningkat

yaitu sebesar 22,86% dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian model pembelajaran siswa aktivitas ini dapat untuk siswa

membantu meningkatkan selama proses

pembelajaran,

khususnya tipe snowball throwing dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang terpusat pada siswa sehingga selama proses

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, kesempatan serta pada memberi siswa untuk

pembelajaran siswa menjadi aktif sedangkan guru sebagai pengarah atau pembimbing dalam proses pembelajaran, (b) meningkatkan hubungan emosional antara guru dengan siswa sehingga aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian guru tidak hanya menyampaikan teori

berinteraksi dan belajar bersamasama siswa yang berbeda

latarbelakang. 2. Ketuntasan hasil belajar siswa setelah penerapan kooperatif model tipe

pembelajaran

snowball throwing secara klasikal

105

tetapi

menumbuhkan

semangat

belajar siswa. 2. Kepada siswa, hendaknya lebih aktif mempersiapkan diri belajar di rumah tentang materi selanjutnya. Dengan demikian siswa lebih siap untuk menerima materi dari guru. Kesiapan siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam bertanya dan memberikan tanggapan. 3. Kepada kepala sekolah, agar untuk

Alam, Sosial dan Budaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas IV SDN Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. Skripsi. Bandung: PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, (Online), (http://repository.upi.edu/operat or/upload/s_a0651_0810231_ab strak.pdf, diakses 13 April 2011. Junaidi, Wawan. 2010. Cara Aktivitas (Online),

menyarankan menggunakan

guru-guru

Meningkatkan Belajar, (http://wawan-

model-model

pembelajaran yang bervariasi guna peningkatan hasil belajar siswa.

junaidi.blogspot.com/2010/07/ aktivitas-belajar-siswa.html)

Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2003. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. -------.2008.Penelitian Tindakan

diakses 13 April 2011. Kusnandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Sebagai Profesi Tindakan Kelas

Pengembangan Guru. Jakarta:

Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Djamarah, Syaiful Bahri,dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Hodijah, Imas. 2010. Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Konsep Kenampakan
106

Rajawali Pers. Layaba, Jakoba. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui

Model Pembelajaran Snowball Throwing Siswa Kelas V SDN Susukanrejo I-II

Kecamatan Pohjentrek Kabupa ten Pasuruan. Skripsi. Malang: Fakultas

Ekonomi Universitas Malang ( Online), (http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KS DP/article/view/9004, diakses 20 April 2011). Munawar, Indra.2009. Pengertian Belaj ar , (Online), (http://indramuna war.blogspot.com/2009/06/pen gertian-belajar.html, diakses 15 April 2011). Nadzir. 2010. Model Snowball Throwi ng Dalam Meningkatkan Kema mpuan Membaca Pemahaman Siswa, ( Online),(http://dindaachmad.bl ogspot.com/2010/03/artikel.ht ml, diakses tanggal 23 Desember 2010). Ruhimat, Mamat.2006. IPS Geografi Kelas VIII. Jakarta: Grafindo. Rusantiningsih. 2008. Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://ru stantiningsih2008.wordpress.c om/2008/10/18/meningkatkanhasil-belajar-ips-melaluikolaborasi-model-quantumteaching-dan-snowballthrowing/, diakses 24 Februari 2011).

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Raja Grafindo. Simanjuntak, Lastri. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar akuntansi Siswa pada Pokok Bahasan Pengelolaan Order Penjualan Di Kelas XI Ak SMK Marisi Medan Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi . FE, Medan. Universitas Negeri Medan. Slameto. 2010. Belajar Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Solihatin, Etin dan Raharjo.2009.Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara. Sunarsi. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowb all Throwing. Jurnal Pendidika n, (Online), Hlm.17-

27 (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/117081727.pdf, diakses 15 April 2011). Surya,M. 1997. Pengertian Belajar, ( Online), (http://cafestudi061.w ordpress.com/2008/09/11/peng ertian-belajar-dan-perubahan-

107

perilaku-dalam-belajar/, diakses 15 April 2011). Tim Abdi Guru. 2006. IPS Geografi Kelas VIII. Jakarta : Penerbit Erlangga. Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta : Kencana Widodo, P.Slamet. 2008. Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya dalam Pelajaran Pendidikan Kewarga negaraan. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ad min/jurnal/813094255.pdf, diakses 15 April 2011).

108

109

Anda mungkin juga menyukai