Fisik Wilayah Indonesia Di Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, (2) Peningkatan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing di Kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian kelas VIII-1 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan tes tertulis, lalu dianalisis dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing meningkat sebesar 22,86%, (2) dan Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga meningkat sebesar 25,71%. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar. Kata kunci : Model pembelajaran snowball throwing, Hasil belajar, Aktivitas Belajar Pendahuluan Pendidikan yang berkualitas harus mampu sehingga meningkatkan yang potensi siswa mampu kompetensi dasar akan berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu pada tingkat
bersangkutan
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai model belajar, kondisi siswa dan cara melakukan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Guru yang menguasai
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di mata MTsN pelajaran 1 ilmu
Padangsidimpuan,
pengetahuan sosial terpadu diajarkan secara terpisah. Setiap guru mengajarkan bidang studi yang sesuai dengan latarbelakang
1
pendidikan masing-masing. Sekolah ini tidak memiliki guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan geografi sehingga sekolah membuat kebijakan bahwa guru yang mengajarkan bidang studi tersebut adalah guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan ekonomi. Kondisi berpengaruh mengajar ini tentu proses sangat belajar Proses
yang menekankan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar model dengan
menggunakan
pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing. Dan diharapkan pada saat proses belajar
mengajar siswa dapat lebih aktif, serta mengembangkan membangkitkan bertanya kreativitas keinginan dan siswa dapat untuk tersebut penerapan
terhadap yang
tentang
materi
dilaksanakan.
dibandingkan
dengan
pembelajaran yang digunakan didominasi oleh metode konvensional sehingga siswa kurang terlibat. Guru tersebut juga kurang mampu menggunakan media secara
pembelajaran konvensional. Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan
maksimal. Akibat dari cara mengajar seperti itu, banyak ditemukan siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak terjadi suasana yang bernuansa dialog, sarat dengan hapalan dan tidak ada
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan apakah dengan menerapkan tipe model Snowball
pembelajaran
kooperatif
pengembangan berpikir yang dilakukan guru yang pada akhirnya perolehan hasil belajar tidak sesuai dengan harapan. Hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia di Kelas VIII-1 kurang memuaskan dan hanya 61,38% siswa yang mampu mencapai nilai rata-rata 65, sementara Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) bidang studi geografi
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1
Padangsidimpuan?
diartikan sebagai proses mental yang terjadi dalam kegiatan diri seseorang berfikir, dan melibatkan terjadi
yang ditetapkan sekolah mencapai 70. Terkait hal ini dilakukan suatu perubahan dalam proses belajar mengajar
2
sehingga
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang
terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas
dari 4 sampai 7 orang, dengan struktur kelompoknya Keberhasilan bersifat belajar dari heterogen. kelompok
tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing menurut asal katanya berarti melempar bola salju dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Hasil Belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari proses dengan belajar yang dapat alat
menggunakan pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergilir di antara sesama siswa pada kelompok lain. Model ini dapat melatih siswa lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
diketahui
menggunakan
pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Model Pembejaran Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
3
- Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta Fase 4 Membimbing kelompok pembagian tugas kelompok bekerja dan belajar - Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota kelompok - Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru - Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain - Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberi penilaian/penghargaan Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain Memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok
hasil belajar siswa dalam pembelajaran karena guru tidak memiliki pemahaman akan kesesuaian model dengan materi. Hal ini membuat suasanan pembelajaran menjadi membosankan dan monoton. Dalam pembelajaran antaranya perkembangan dalam model di tipe
mencapai tujuan yang diinginkan, tujuan dari aktivitas belajar adalah tahu,
terampil, dan memiliki sikap lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam proses belajar mengajar, kesesuaian antara model pembelajaran dengan materi
pendidikan kooperatif
model
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada umumnya rendahnya
91
rangka meningkatkan aktivitas siswa dalam Aktivitas kegiatan siswa belajar dalam mengajar. model
penerapan kooperatif
model tipe
pembelajaran Throwing
Snowball
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan.
pembelajaran Snowball Throwing dapat dilihat dari 6 aspek yaitu aktivitas siswa dalam memperhatikan pelajaran,
aktivitas siswa dalam bertanya, aktivitas siswa dalam menulis, aktivitas siswa dalam menanggapi pertanyaan atau pendapat, aktivitas siswa yang Lokasi Metodologi Penelitian dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 1 Padangsidimpuan, Jalan Sutan Soripada Mulia No.27 Kelurahan Sadabuan Utara,
bersemangat untuk menjalankan proses belajar mengajar. Pada mata pelajaran geografi pada materi kondisi fisik wilayah
Kecamatan
Padangsidimpuan yang
Padangsidimpuan
berlangsung
Indonesia model pembelajaran Snowball Throwing sangat memungkinkan untuk dipakai karena dapat membantu siswa untuk memiliki beberapa keterampilan sosial seperti bekerjasama,
pada awal semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Subjek Penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 MTsN 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran
2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Objek Penelilitan. Objek penelitian ini adalah penerapan pembelajaran
kemampuan bertanya, dan lain-lain yang sangat jarang dalam penerapan model pembelajaran konvensional. Maka dari itu, pembelajaran kooperatif Snowball Throwing diharapkan mampu
kooperatif model snowball throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia kelas VIII-1 MTsN 1
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Hipotesis Tindakan. Berdasarkan
kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah :
hasil belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia. Defenisi Operasional. a)Penerapan
dengan guru kelas untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar, selain itu bentuk pratindakan yang lain yaitu dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang kepada adalah model
melihat hasil belajar siswa selama ini yang dilihat dari standar KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah.
pembelajaran kesempatan
membagi hasil dan informasi dengan menggunakan kertas pertanyaan yang dibuat seperti bola dan dilempar kepada siswa pada kelompok lain. b) Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang mana kegiatan ini diukur oleh aspek yang harus dicapai yaitu menulis, melihat, bertanya, diskusi, dan
Pratindakan merupakan dasar sebelum penelitian ini dilaksanakan agar dapat dilihat sejauh mana peningkatan hasil belajar dapat tercapai. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kolaborasi dengan guru bidang studi. Dalam penelitian ini peneliti bersama guru yang merancang perencanaan, selain itu peneliti juga bertugas sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pelaku tindakan yang bertugas melaksanakan Rencana rancangan tindakan
memberi
tanggapan,
bersemangat. c) Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes tertulis dan lembar kerja siswa (LKS). Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
pembelajaran.
berdasarkan permasalahan yang ada, sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan saat pratindakan, kemudian diterapkan di lapangan sebagai bentuk perbaikan terhadap permasalahan yang ada. Proses penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: penyusunan rencana tindakan,
Pemilihan tindakan ini didasari oleh upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa yang berlangsung dalam tahapan refleksi, siklus yang berawal dari
perencanaan
tindakan,
tindakan,
pelaksanaan
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dimulai dengan pratindakan yang berbentuk wawancara
mengamati dan merefleksi, tindakan ini dilaksanakan dalam rangkaian siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.
93
Untuk
lebih
jelasnya
pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis siklus pertama dapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
permasalahan yang ada dan selanjutnya siklus kedua didasarkan atas hasil refleksi siklus pertama.
A. Standar kompetensi Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian letak astronomis 2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia 4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap perbedaan waktu Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian letak astronomis
94
2. Menjelaskan sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Menentukan letak astronomis wilayah Indonesia 4. Mengindentifikasi pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia terhadap perbedaan waktu Indonesia E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian letak astronomis 2. Sifat-sifat istimewa garis lintang dan bujur di dunia 3. Letak astronomis Indonesia 4. Perbedaan waktu Indonesia F. Sumber Pembelajaran Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Grafindo Buku Geografi SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga
H. Kegiatan Belajar Mengajar Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Metode : ceramah, diskusi,tanya jawab
Langkah-langkah pembelajaran Tahap Pendahuluan Kegiatan Guru Mengucap salam Menyampaikan tujuan pembelajaran Memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menunjukkan pada peta tentang letak astronomis wilayah Indonesia Menjelaskan tentang letak astronomis Indonesia, defenisi garis lintang dan pengaruhnya, Kegiatan Siswa Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Waktu 2
10
92
defenisi garis bujur dan pengaruhnya di Indonesia. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan kooperatif tipe Snowball Throwing Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibacakan guru
Bertanya tentang bagian yang belum dipahami dari materi Mendengarkan dan memperhatikan instruksi yang diberikan guru
Memanggil ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dan menjelaskan tugas tersebut Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masingmasing untuk mendiskusikan tugas tersebut Membagi kertas kerja kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru Meminta ketua kelompok untuk
93
Memperhatikan siapa teman sekelompoknya sesuai dengan yang ditetapkan guru dan duduk sesuai kelompok Ketua kelompok mendengarkan penjelasan guru, sedangkan siswa lain membaca buku Ketua kembali ke kelompok dan berdiskusi dengan anggota kelompok mengenai tugas yang diberikan guru Setiap kelompok menulis pertanyaan di kertas kerja
Ketua
kelompok
93
menggulung kertas pertanyaan dan ketua kelompok melemparkan pertanyaan yang telah ditulis kepada kelompok lain (kelompok 1 melempar ke kelompok 2,3,4,5, kelompok 2 melempar ke kelompok 1,3,4,5, demikian seterusnya) Meminta setiap kelompok menulis jawaban dari pertanyaan yang didapat dari siswa lain pada kertas kerja Secara acak meminta setiap kelompok untuk membacakan satu pertanyaan yang diterima dan jawaban yang telah ditulis pada kertas kerja secara bergantian Mengumumkan skor yang diperoleh setiap kelompok berdasarkan pertanyaan serta jawaban yang dibacakan dan memberikan penghargaan kepada kelompok dengan hasil yang terbaik. Meminta bantuan observer untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran sesuai dengan pedoman
94
18
10
Observasi
Penutup
observasi Membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran Meminta siswa untuk membahasnya kembali di rumah serta menyuruh siswa memperlajari materi selanjutnya di buku dan internet Mengadakan evaluasi belajar siswa melalui post test dengan bentuk soal pilihan berganda untuk melihat tingkat keberhasilan yang dicapai siswa
10
Bentuk instrumen : Pilihan ganda, Lembar Kerja Siswa, lembar observasi Instrumen : Pilihan Ganda
Petunjuk Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X). 1. Letak astronomis wilayah ditentukan berdasarkan. a. Lintang dan geografis b. Geografis dan geologis c. Batas laut territorial d. Lintang dan bujur 2. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia terletak antara a. b. c. d. 60LU 90 LS dan 940 BT 1400 BT 60 LU 110 LS dan 950 BT 1410 BT 60 LU 150 LS dan 960 BT 1400 BT 60 LU 90 LS dan 970 BT 1410 BT
95
Berdasarkan gambar di atas, 1410BT tepat berada di perbatasan antara a. Kalimantan dan Malaysia b. Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste c. Batam dan Singapura d. Papua dan Papua Nugini 4. Berdasarkan letak astronomisnya, pulau paling selatan di Negara Indonesia adalah a. Rote b. We c. Sumba d. Miangas 5. Pak Tono melakukan perjalanan dari kota Samarinda pukul 11.00 WITA menuju kota Jayapura dengan lama perjalanan 5 jam. Pak Tono akan sampai pada tujuan pukul a. 16.00 WITA b. 17.00 WIT c. 18.00 WIB d. 19.00 WIT 6. Bila wilayah Indonesia bagian barat pukul 10.00 WIB. Maka waktu Greenwich Meridian Time (GMT) adalah pukul a. 03.00 b. 04.00 c. 06.00 d. 07.00 7. Gari lintang 00 di Negara Indonesia melalui kota a. Banda Aceh b. Merauke
96
c. Makassar d. Pontianak Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar tersebut untuk soal 8 dan 9.
8. Waktu Indonesia bagian barat antara lain meliputi a. Bali, Jawa, Madura,dan Sumatera b. Jawa, Madura, Sumatera,dan Kalimantan Barat c. Madura, Sumatera, Sulawesi,dan Nusa Tenggara Barat d. Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya,dan Nusa Tenggara Timur 9. Waktu Indonesia bagian tengah antara lain meliputi a. Papua dan Sumatera b. Papua dan Maluku c. Bali dan Nusa Tenggara Barat d. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat 10. Pak Doni berangkat dari Jakarta menuju Makassar pukul 06.00 WIB, dengan lama perjalanan 4 jam. Pak Doni akan sampai tujuan pada pukul a. 09.00 WIB b. 10.00 WITA c. 11.00 WITA d. 12.00 WIT
97
Lembar Kerja Siswa Petunjuk: Isilah identitas anda terlebih dahulu. Nama Kelompok : :
Setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang akan dilemparkan kepada kelompok lain berkaitan dengan materi yang diajarkan, dengan ketentuan: Kelompok 1: Buatlah satu pertanyaan tentang pengertian letak astronomis. Kelompok 2: Buatlah satu pertanyaan mengenai sifat istimewa beberapa garis lintang di muka bumi. Kelompok 3: Buatlah satu pertanyaan mengenai fungsi garis bujur 00 dan garis bujur 1800. Kelompok 4: Buatlah satu pertanyaan tentang batas wilayah Indonesia secara astronomis. Kelompok 5: Buatlah satu pertanyaaan tentang fakta dari letak astronomis wilayah Indonesia.
Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa Nilai Kualitatif Baik Cukup Kurang 3 2 1 Nilai Kuantitatif >11 6-10 <5
92
Juli 2011
Mahasiswa Peneliti
Dra.Samsidar Harahap NIP. 19710304 1993032002 Berdasarkan temuan siklus pertama penulis
pada
Fatima Jahro Rambe NIM. 071233310049 refleksi yang digunakan perbaikan pada siklus
sebagai kedua.
berunding
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus kedua penulis gambarkan pada Rencana Pelaksanaan di bawah ini. letak
dalam pelaksanaan siklus kedua. Dari hasil diskusi tersebut dibuat sebuah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan II Sekolah 1 Padangsidimpuan Mata Pelajaran Geografi Kelas/Semester Alikasi waktu menit A. Standar Kompetensi Memahami permasalahan : VIII/I : 2 x 45 : IPS: MTsN
Pembelajaran (RPP)
perubahan Indonesia
musim
D. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan letak geografis 2. Mendeskripsikan geografis Indonesia 3. Mengidentifikasi hubungan letak geografis dengan di letak pengertian
sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk C. Indikator 1. Menjelaskan letak geografis pengertian
musim
93
2. Pengaruh letak geografis wilayah Indonesia 3. Perubahan Indonesia F. Sumber Pembelajaran Buku IPS SMP/MTs Kelas VIII Penerbit musim di
SMP/MTs Kelas VIII Penerbit Erlangga G. Media Pembelajaran Peta Indonesia Atlas
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Metode ceramah, jawab Langkah-langkah pembelajaran diskusi, : tanya
94
Tahap Pendahuluan
Kegiatan Guru Mengucap salam Menyampaikan tujuan pembelajaran Memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menyebutkan musim yang terjadi di Indonesia Menjelaskan tentang letak geografis Indonesia dan pengaruhnya di Indonesia. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan
Waktu 2 3
10
Bertanya tentang bagian yang belum dipahami dari materi Siswa duduk sesuai kelompok Siswa berdiskusi mengenai tugas yang diberikan guru dan menulis pertanyaan di kertas kerja
Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk Menghampiri setiap kelompok untuk membagikan tugas dan meminta siswa mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya Meminta ketua kelompok untuk menggulung kertas pertanyaan dan ketua kelompok melemparkan pertanyaan yang telah ditulis kepada kelompok lain secara bergantian Meminta setiap kelompok menulis jawaban atas pertanyaan yang didapat dari siswa lain pada kertas kerja Secara acak meminta setiap kelompok membacakan satu pertanyaan yang 95 diterima dan jawaban yang telah ditulis pada kertas kerja secara
Ketua kelompok menggulung kertas kerja dan melemparkannya kepada kelompok lain
25
10
tertulis, Observasi aktivitas siswa Bentuk instrumen :Pilihan ganda,Lembar Kerja Siswa, lembar observasi Instrumen
Pilihan Ganda Petunjuk : Bacalah soal dengan cermat, lalu pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (X). 4.
3.
1. Letak suatu negara berdasarkan kenyataannya di permukaan bumi disebut letak a. Geologis b. Geografis c. Geomorfologis d. Astronomis 2. Perhatikan gambar di bawah ini!
5.
6.
Gambar tersebut menunjukkan letak geografis Indonesia secara geografis yaitu di antara
a. Benua Asia Benua Australia dan Samudera Hindia Samudera Atlantik b. Benua Asia Benua Australia dan Samudera Hindia Samudera Pasifik c. Benua Amerika Benua Australia dan Samudera Hindia Samudera Atlantik d. Benua Asia Benua Amerika dan Samudera Hindia Samudera Atlantik Penyebab terjadinya perubahan musim di Indonesia, yaitu a. Akibat banyak penduduk b. Banyak angin topan di Indonesia c. Pergeseran semu matahari ke belahan bumi utara dan ke belahan bumi selatan d. Indonesia terletak di daerah strategis Proses terjadinya angin muson di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaan dua benua yaitu a. Benua Asia dan Benua Australia b. Benua Australia dan Benua Antartika c. Benua Asia dan Benua Artik d. Benua Asia dan Benua Amerika Di bawah ini merupakan akibat iklim tropis di Indonesia, kecuali a. Batuannya mudah lapuk b. Adanya berbagai jenis tambang c. Tingginya temperature di Indonesia d. Terjadinya hujan zenithal Musim kemarau di Indonesia terjadi bulan a. April Oktober b. Oktober April c. Maret April d. Januari Maret
96
9. B 10.C
dilemparkan berhubungan dengan materi yang diajarkan, dengan Berdasarkan gambar di atas, arah panah tersebut menunjukkan terjadinya angin muson a. Timur b. Selatan c. Utara d. Barat 8. Indonesia mengalami musim penghujan pada bulan a. Oktober April b. April Oktober c. Januari Juni d. Juli Desember 9. Berdasarkan keputusan Sidang Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda pada 17 Desember 2002, Pulau Sipadan dan Ligitan termasuk wilayah kedaulatan Negara a. Indonesia b. Malaysia c. Thailand d. Singapura 10. Musim kemarau di Indonesia dipengaruhi oleh a. Angin laut b. Angin darat c. Angin muson timur d. Angin muson barat Kunci Jawaban 1. B 2. B 3. C 6. A 7. D 8. A ketentuan : Kelompok pertanyaan 1: Buatlah satu
tentang
pengertian
pertanyaan tentang letak geografis Indonesia. Kelompok 3: Buatlah pertanyaan pengaruh Indonesia. Kelompok 4: Buatlah pertanyaan terjadinya Indonesia. Kelompok 5: Buatlah petanyaan mengenai satu penyebab mengenai angin satu proses di mengenai letak satu dua
geografis
muson
97
0 1 1 Diketahui, Tabel Penilaian Peningkatan Aktivitas Siswa Nilai Kualitatif Baik Cukup Kurang 3 2 1 >11 6-10 <5 Nilai Kuantitatif Dra.Samsidar Harahap NIP. 19710304 1993032002 NIM. 071233310049 Guru Mata Pelajaran
a d yang digunakan dalam pengumpulan a data dalam penelitian ini adalah n dengan observasi, tes, laporan, dan g s studi dokumentasi. 1) Observasi i dilakukan untuk mengumpulkan data d aktivitas siswa meliputi i mmemperhatikan, bertanya, menulis, p menanggapi, dan bersemangat dalam u pelaksanaan model Snowball a Throwing dengan menggunakan n , lembar observasi. 2)Tes tertulis, digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa yang dilakukan di setiap akhir siklus pelajaran. Sebelum J instrumen (alat pengumpul data) u digunakan di lapangan terlebih dahulu l i dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi product 2 moment. Sedangkan untuk mengukur
98
kepercayaan dari suau instrument maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20. Uji coba instrumen dilakukan di kelas VIII-3 yang berjumlah 38 siswa dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal. Hasil uji coba menunjukkan bahwa n=38, rtabel = 0,320, diketahui rhitung > rtabel dan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid. Sedangkan reliabilitas soal yang diperoleh adalah 0,79. Soal tersebut reliabel dan sudah mewakili kompetensi yang dituntut materi kondisi fisik wilayah Indonesia. 3) Lembar Kerja untuk Siswa (LKS),
evaluasi hasil belajar siswa. Instrumen merupakan seperangkat tugas yang harus diselesaikan oleh siswa.
Langkah-langkah
penyusunan
instrumen adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada RPP. 2) Membuat kriteria penilaian
digunakan
mematangkan
pemahaman siswa mengenai materi yang telah dijelaskan kepada siswa di setiap akhir pertemuan. Pengembangan Instrumen
pengamatan dilakukan, peneliti bersama-sama menyatukan pemberian pengamat persepsi skor telah dalam penilaian
Penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes tertulis, dan lembar kerja siswa (LKS) sebagai alat
No. 1. Aspek yang diamati Memperhatikan
2.
Bertanya
3.
Menulis
99
4.
Menanggapi
5.
Bersemangat
a. Tidak menanggapi b. Kurang serius dalam memberikan tanggapan sehingga tanggapan tidak sesuai dengan materi c. Memberikan tanggapan dan tanggapan sesuai dengan materi yang sedang diterangkan a. Tidak antusias terhadap materi yang diajarkan b. Kurang antusias terhadap materi yang diajarkan c. Antusias terhadap materi yang diajarkan
1 2 3 1 2 3
3) Membuat
kisi-kisi
tes
kompetensi dicapai
yang
ingin dalam
pembelajaran yaitu tingkat ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Untuk lebih jelasnya kisikisi tes dapat dilihat pada tabel 3.
Aspek yang dinilai Jumlah C3 1 5,6,10 6,10 5 3 6 1 1 8 20
pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan jawaban. sesuai empat Tes dengan Tabel 3. Kisi-kisi Tes
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Pengertian letak astronomis Menentukan letak astronomis Indonesia Pengaruh letak astronomis wilayah Indonesia Pengertian letak geografis Letak geografis Indonesia Pengaruh letak geografis wilayah Indonesia Jumlah C1 1 2 1 3,7 5 C2 3,4 7,8,9 2 4,5,8,9 10
pilihan disusun
2.
Jawaban
100
Teknik Analisis Data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu: 1. Tingkat aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus Standar Deviasi Ideal (Arikunto,2003) digolongkan kelompok. menjadi Aktivitas yang tiga belajar
2. Dasar untuk mengintarpretasikan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa maka digunakan rumus Standar Deviasi Ideal juga.
Dengan demikian diperoleh Skor Maksimal Ideal (SMi = 3) dan Standar Deviasi Ideal (SDi = 0,5). Dengan demikian maka dperoleh tingkat rata-rata
siswa dalam penelitian ini dilihat dari 5 aspek dimana masingmasing aspek memiliki skor maksimal menggunakan 3, rumus dengan tersebut
peraspek aktivitas belajar siswa sebagai berikut: a. Baik b. Cukup c. Kurang hasil : 2,01 3,00 : 1,00 2,00 : 0,00 0,90 belajar dianalisis
secara deskriptif dengan melihat skor hasil belajar yang diperoleh dari skor post tes dan hasil LKS untuk setiap siklus. Hasil ketuntasan siswa
sehingga
diperoleh
nilai data yang dipergunakan sebagai berikut : a. Baik b. Cukup c. Kurang = 11 -15 = 6 - 10 = 5
diperoleh dari 60% skor pos tes ditambahkan dengan 40% skor LKS.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, post tes dan LKS.
Siklus I Observasi. Hasil observasi siklus I yang diperoleh kriteria dikelompokkan yang telah
berdasarkan
101
Hasil
pengamatan
aktivitas
sebanyak
(40,95%),
menyalin
belajar siswa menunjukkan bahwa siklus pertama secara keseluruhan pada umumnya termasuk kriteria
sebanyak (55,24%) dan menanggapi sebanyak (48,57%) masih kategori sedang, sehingga secara umum
cukup. Akan tetapi jika dilihat dari data peraspek diperoleh persentase yaitu memperhatikan sebanyak
(klasikal) hasil observasi aktivitas belajar siswa berdasarkan tabel 6, menunjukkan rata-rata sebesar 1,69 (56,19%), artinya hanya tergolong sedang sehingga perlu dilakukan
(67,62%) dan bersemangat sebanyak (68,57%) Sedangkan dengan untuk kategori aspek baik.
bertanya
S C 1. Memperhatikan 6 18 24 2. Bertanya 1 3 6 3. Menyalin 10 30 13 4. Menanggapi 1 3 14 5. Bersemangat 6 18 25 24 72 82 Jumlah Rata-rata Sumber : Data Primer Olahan 2011
Hasil
belajar.
Ketuntasan
hasil
(Me) sebesar 73,86 dan modus (Mo) sebesar 75,03. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.
belajar pada siklus I mempunyai rentang nilai antara 60,00 sampai 96,00. Nilai rata-rata 73,14, median
102
Siswa
yang
mencapai
tingkat
persentase ketuntasan klasikal telah mencapai paling sedikit 85%. Siklus II Observasi. Observasi dilakukan setiap pertemuan, secara umum aktivitas belajar siswa pada siklus II lebih baik dan mangalami peningkatan. Secara individual siswa yang memiliki
ketuntasan belajar secara individu hanya 25 orang nilai (71,43%) KKM data secara yang 70. tersebut klasikal
memiliki Berdasarkan
menunjukkan
dikatakan belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika
aktivitas belajar berkategori cukup ada 16 orang (45,15%) dapat dilihat pada tabel 8.
No. 1. 2. 3.
Tabel 8. Kategori Aktivitas Siswa Pada Siklus II Kategori Aktivitas Jumlah Persentase Baik 19 54.85 Cukup 16 45.15 Kurang 0 0.00 Jumlah 35 100.00 Selain itu, nilai rata-rata cukup signifikan secara klasikal
mencapai skor 2,09. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9:
3 F SC F
2 SC F 1 22 1 17 1 42
1 S C 1 22 1 17 1 42
Jumlah
F 35 35 35 35 35 175
SC 87 50 84 57 88 366
Ratarata
Kategori
1. 2. 3. 4. 5.
18 2 15 4 19 58
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat secara umum rata-rata aktivitas siswa siklus II tergolong baik (69,71%).
Setiap
aspek
aktivitas
mengalami
103
artinya terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
disampaikan guru. Selama ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru jarang memberikan kesempatan
materi yang dipelajari. Hasil belajar belajar. Ketuntasan nilai hasil rentang
diterima. Akan tetapi aspek bertanya dan menanggapi walaupun meningkat tetapi peningkatan lebih rendah
mempunyai
antara 66,00 94,00. Nilai rata-rata 81,66, median (Me) sebesar 82,25, dan modus (Mo) sebesar 81,17. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 10:
dibandingkan dengan aspek lain. Hal ini dikarenakan siswa tidak siap untuk bertanya dan menanggapi materi yang
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelas Interval 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 Jumlah Sumber: Data Primer Olahan 2011 Frekuensi 1 6 5 10 5 8 35 Persentase (%) 2.85 17.15 14.29 28.57 14.29 22.85 100.00
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar 97,14%. secara klasikal mencapai maka
ketuntasan klasikal telah mencapai paling sedikit 85%. Secara umum dapat dinyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada materi kondisi fisik wilayah meningkatkan belajar siswa. Indonesia aktivitas dan dapat hasil hasil
Dengan
demikian
mencapai tingkat ketuntasan belajar, karena suatu kelas dikatakan tuntas dalam belajar jika persentase
104
Peningkatan
belajar terlihat dari penilaian lembar kerja siswa (LKS) dan hasil pos tes pada setiap siklus.
meningkat sebesar 25,71% dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan. penelitian Berdasarkan dilakukan hasil maka diajukan diterima. dalam Artinya model penelitian bahwa dapat dengan
menerapkan
pembelajaran
yang
kooperatif tipe snowball throwing pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia dapat meningkatkan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa. Saran. Kesimpulan dari penelitian ini memberi berikut: 1. Kepada guru geografi yaitu: (a) agar selalu berusaha menggunakan model pembelajaran kooperatif beberapa saran sebagai
yaitu sebesar 22,86% dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian model pembelajaran siswa aktivitas ini dapat untuk siswa
pembelajaran,
khususnya tipe snowball throwing dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang terpusat pada siswa sehingga selama proses
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, kesempatan serta pada memberi siswa untuk
pembelajaran siswa menjadi aktif sedangkan guru sebagai pengarah atau pembimbing dalam proses pembelajaran, (b) meningkatkan hubungan emosional antara guru dengan siswa sehingga aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian guru tidak hanya menyampaikan teori
latarbelakang. 2. Ketuntasan hasil belajar siswa setelah penerapan kooperatif model tipe
pembelajaran
105
tetapi
menumbuhkan
semangat
belajar siswa. 2. Kepada siswa, hendaknya lebih aktif mempersiapkan diri belajar di rumah tentang materi selanjutnya. Dengan demikian siswa lebih siap untuk menerima materi dari guru. Kesiapan siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam bertanya dan memberikan tanggapan. 3. Kepada kepala sekolah, agar untuk
Alam, Sosial dan Budaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas IV SDN Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. Skripsi. Bandung: PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, (Online), (http://repository.upi.edu/operat or/upload/s_a0651_0810231_ab strak.pdf, diakses 13 April 2011. Junaidi, Wawan. 2010. Cara Aktivitas (Online),
menyarankan menggunakan
guru-guru
model-model
junaidi.blogspot.com/2010/07/ aktivitas-belajar-siswa.html)
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2003. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. -------.2008.Penelitian Tindakan
diakses 13 April 2011. Kusnandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Sebagai Profesi Tindakan Kelas
Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Djamarah, Syaiful Bahri,dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Hodijah, Imas. 2010. Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Konsep Kenampakan
106
Rajawali Pers. Layaba, Jakoba. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Ekonomi Universitas Malang ( Online), (http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KS DP/article/view/9004, diakses 20 April 2011). Munawar, Indra.2009. Pengertian Belaj ar , (Online), (http://indramuna war.blogspot.com/2009/06/pen gertian-belajar.html, diakses 15 April 2011). Nadzir. 2010. Model Snowball Throwi ng Dalam Meningkatkan Kema mpuan Membaca Pemahaman Siswa, ( Online),(http://dindaachmad.bl ogspot.com/2010/03/artikel.ht ml, diakses tanggal 23 Desember 2010). Ruhimat, Mamat.2006. IPS Geografi Kelas VIII. Jakarta: Grafindo. Rusantiningsih. 2008. Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://ru stantiningsih2008.wordpress.c om/2008/10/18/meningkatkanhasil-belajar-ips-melaluikolaborasi-model-quantumteaching-dan-snowballthrowing/, diakses 24 Februari 2011).
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Raja Grafindo. Simanjuntak, Lastri. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar akuntansi Siswa pada Pokok Bahasan Pengelolaan Order Penjualan Di Kelas XI Ak SMK Marisi Medan Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi . FE, Medan. Universitas Negeri Medan. Slameto. 2010. Belajar Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Solihatin, Etin dan Raharjo.2009.Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara. Sunarsi. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowb all Throwing. Jurnal Pendidika n, (Online), Hlm.17-
27 (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/117081727.pdf, diakses 15 April 2011). Surya,M. 1997. Pengertian Belajar, ( Online), (http://cafestudi061.w ordpress.com/2008/09/11/peng ertian-belajar-dan-perubahan-
107
perilaku-dalam-belajar/, diakses 15 April 2011). Tim Abdi Guru. 2006. IPS Geografi Kelas VIII. Jakarta : Penerbit Erlangga. Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta : Kencana Widodo, P.Slamet. 2008. Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya dalam Pelajaran Pendidikan Kewarga negaraan. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ad min/jurnal/813094255.pdf, diakses 15 April 2011).
108
109