Anda di halaman 1dari 10

Seorang Pasien dengan Bicara Kacau dan Duduk di tengah Ramai Jalan

KELOMPOK 4

ANINDITA JUWITA P ANISA DESTYA RAHMASARI ANITA ANGGITIA PERMANA ARIANTI ANGGRAINI ARIE REZA ARINA MANA SIKANA ARYC OKTARIAN JAYA ASEPTRI WIJAYA ASTI MEIDIANTI AYU NINGTIYAS NUGROHO AYUNIZA HARMAYATI BAYU AULIA RIENSYA BENA MIRALDA PUSTIKANYA BENEKDITUS DHEWA SETIADHARMA BIRRI IFKAR NADIRAH BINTI ROSLAN NADHRATUL NADHIRA BT ZULKIFLI

030.08.031 030.08.032 030.08.033 030.08.037 030.08.038 030.08.039 030.08.043 030.08.044 030.08.045 030.08.049 030.08.051 030.08.055 030.08.056 030.08.057 030.08.061 030.08.288 030.08.289

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA, 12 NOVEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguan klinis, banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Mula-mula Emil Kreaplin (18-1926) menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah yang menekankan proses kognitif yang berbeda dan onset pada masa awal. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh Eugen Bleuler (1857-1939), untuk menggambarkan munculnya perpecahan antara pikiran, emmosi dan perilaku pada pasien yang mengalami gangguan ini. Bleuler mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan 4A antara lain : Asosiasi, Afek, Autisme dan Ambivalensi. Prevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 persen dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun. Skizofrenia adalah sama-sama prevelensinya antara laki-laki dan wanita. Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan perjalaan penyakit . Laki-laki mempunyai onset skizofrenia yang lebih awal daripada wanita. Lebih dari setengah semua pasien skizofrenik laki-laki tetapi hanya sepertiga pasien skizofrenik wanita mempunyai perawatan dirumah sakit psikiatrik yang pertamanya sebelum usia 25 tahun. Usia puncak onset untuk lakilaki adalah 15 sampai 25 tahun; untuk wanita usia puncak adalah 25 sampai 35 tahun. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa laki-laki adalah lebih mungkin dari pada wanita untuk terganggu oleh gejala negatif dan bahwa wanita lebih mungkin memiliki fungsi sosial yang lebih baik daripada laki-laki.

BAB II LAPORAN KASUS Tn. Yudi 19 tahun dibawa oleh polisi dan keluarganya ke UGD RS Subur dengan bicara kacau dan duduk di tengah ramai jalan. Menurut pasien hal itu ia lakukan karena ada suara- suara yang menyuruhnya. Pasien mengatakan sejak beberapa tahun yang lalu ia merasakan orang- orang di sekitarnya sudah berubah, ia mulai menarik diri dan diam di kamar sepanjang hari sampai akhirnya ia di DO oleh pihak sekolah. Ia sering mendengar suara- suara untuk berbuat jahat serta terdapat dua atau tiga suara yang membicarakan dan mengkomentari tentang perilakunya. Pasien menyangkal memakai obat- obat dan alkohol. Pada pemeriksaan pasien tampak pucat, kurus, penampilannya lusuh dan kotor dan tidak mandi berhari- hari. Kesadaran biologik, kompos mentis, kesadaran psikologik terganggu. Pembicaraan kacau. Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan. Afek tumpul, dangkal. Tak dapat dirabarasakan, skala deferensiasi sempit. Tilikan derajat 1, terdapat waham bizar, halusinasi auditorik. Dari alloanamnesis diperoleh pasien sering kejangkejang sejak kecil sampai usia 5 tahun, pendidikan sampai kelas V SD dan sering tinggal kelas. Keadaan ekonomi keluarga sulit, pasien tidak pernah berobat ke dokter. Walaupun sudah berusia 19 tahun, pasien masih tampak seperti anak- anak, sering merasa puas diri dan tertawa menyeringai. Pada pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak ditemukan kelainan yang berarti. Pada roentgen thorax terdapat infiltrat di kedua apex paru- paru. Cor: tak ada kelainan.

STATUS PSIKIATRI

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Alamat Nama orang tua Pekerjaan orang tua : Tn. Yudi : 19 tahun : laki-laki :::-

Pendidikan Terakhir : kelas V SD

RIWAYAT PSIKIATRI 1. Keluhan utama: Pasien bicara kacau dan duduk di tengah ramai jalan 2. Riwayat gangguan sekarang

3. Riwayat gangguan dahulu pasien sering kejang- kejang sejak kecil sampai usia 5 tahun

4. Riwayat Psikiatri

5. Kondisi medic umum/ fisik Pasien tidak pernah mengalami sakit yang menyebabkan pasien harus dirawat di rumah sakit. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala.

6. Riwayat penggunaan zat: 7. Riwayat kehidupan pribadi: 8. Riwayat Keluarga: 9. Riwayat social/ ekonomi: keadaan ekonomi keluarga sulit, sehingga pasien tidak pernah berobat ke dokter. STATUS MENTAL A. Deskripsi umum 1. Penampilan

Pada pemeriksaan pasien tampak pucat, kurus, penampilannya lusuh dan kotor dan tidak mandi berhari- hari. Kesadaran biologik, kompos mentis. Walaupun sudah berusia 19 tahun, pasien masih tampak seperti anak- anak, sering merasa puas diri dan tertawa menyeringai.

2. Kesadaran Kesadaran biologis Kesadaran psikologis 3. Pembicaraan Pembicaraan kacau. Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan. Afek tumpul, dangkal. Tak dapat dirabarasakan, skala deferensiasi sempit. Tilikan derajat 1, terdapat waham bizar, halusinasi auditorik. : Compos mentis : Tergangu

B. Alam Perasaan 1. Afek 2. Ekspresi afektif : Tumpul, dangkal

Stabilitas Pengendalian Ekspresi Echt / unecht Dalam / dangkal Empati Skala differensiasi Keserasian

: Stabil : Cukup : Tumpul : Echt : Dangkal : Tidak dapat diraba rasakan : Menyempit : Tidak Serasi

C. Fungsi intelektual (kognitif) 1. Taraf Pendidikan 2. Daya konsentrasi 3. Daya Orientasi Personal Daya Orientasi Waktu Daya Orientasi Tempat 4. Daya Ingat Jangka Panjang Daya Ingat Jangka Pendek Daya Ingat Sesaat 5. Pikiran Abstrak 6. Kemampuan Menolong Diri : Kurang ( tidak tamat SD) ::::::::: Kurang

D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi 2. I l u s i 3. Depersonalisasi 4. Derealisasi : Auditorik 2nd order dan 3rd order : Tidak ada : Tidak ada : ada

E. Proses fikir

1. Bentuk fikir 2. Arus fikir Produktifitas Kontinuitas Fikiran Hendaya Berbahasa 3. I s i F i k i r Preokupasi Waham Kuantitas

: tidak sistematis

: Kurang : Asosiasi Inkoheren : Tidak ada

: Tidak ada : Waham bizzare. : banyak

F. Pengendalian impuls

:Cukup

G. Daya nilai 1. Daya Nilai Sosial 2. Uji Daya Nilai 3. Daya penilaian realita :::-

H. Tilikan (Insight)

: Derajat I

I. Taraf Dapat dipercaya

:-

IV. STATUS FISIK A. Status umum Keadaan Umum Kesadaran :Baik : Compos Mentis

Pada pemeriksaan fisik: Normal Pada roentgen thorax terdapat infiltrat di kedua apex paru- paru. Cor: tak ada kelainan.

B. Status Neurologis

Tanda rngsng meningeal : Reflek2 fisiologis Reflek2 patologis ::-

C. Pemeriksaan Laboratorium laboratorium tidak ditemukan kelainan yang berarti. D. Radiologik: Pada roentgen thorax terdapat infiltrat di kedua apex paru- paru

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Aksis I : Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan dalam : 1. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realitas. 2. Psikosis fungsional karena : - Tidak ada penurunan kesadaran neurologis. - Tidak ada faktor organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan etiologi terhadap gangguan tersebut. Berdasarkan DSM-IV kasus ini dapat digolongkan kedalam: 1. Skizofrenia, karena : A. Gejala karakteristik : Dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil) 1. Waham 2. Halusinasi : Bizzare : halusinasi auditorik( 2nd dan 3rd order)

3. Bicara terdisorganisasi : Asosiasi inkoherensi 4. Perilaku terdisorganisasi : Telanjang keluar rumah dan masuk ke rumah orang kemudian mengambil barang orang lain, keluryuran

selama 10 hari, marah marah, mengamuk sambil membanting barang barang tanpa alasan yang jelas. 5. Gejala Negatif : Afek tumpul B. Terdapat disfungsi sosial, pekerjaan dan perawatan diri C. Gangguan sudah berlangsung secara terus menerus lebih dari 6 bulan. D. Bukan gangguan skizoafektif dan alam perasaan E. Bukan akibat gangguan zat atau kondisi medis umum. F. Tidak ada hubungan dengan gangguan pervasif 2. Menurut DSM-IV dapat dikategorikan sebagai tipe Terdisorganisasi,karena: a. Semua yang berikut ini adalah menonjol 1. Bicara terdisorganisasi 2. Perilaku terdisorganisasi 3. Afek tumpul b. Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : : : : : -

VIII. DAFTAR PROBLEM 1. Organobiologik 2. Psikologik : Faktor herediter atau tidak : Waham bizzare, halusinasi auditorik 2nd order dan 3rd order, halusinasi auditorik, perilaku kacau 3. Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial

IX. PROGNOSIS Dubia ad malam A. Faktor yang memperberat : onset muda ( 19 tahun ) belum menikah serangan telah beberapa kali (kronis) riwayat pengobatan tidak teratur ada faktor herediter Riwayat pramorbid yang buruk Perilaku menarik diri B. Faktor yang memperingan : pernah bekerja Adanya dukungan keluarga

Anda mungkin juga menyukai