Kejang Demam .
Kejang Demam .
Definisi
Kejang demam - Febrile seizures
Kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh di atas 38.4C tanpa adanya infeksi SSP atau gangguan elektrolit pada anak di atas usia 1 bulan tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya Umumnya berusia 6 bulan 5 tahun
(ILAE, 1993)
Kejang demam
Klasifikasi
Kejang demam kompleks Kejang demam sederhana
(ILAE,1993)
Kejang demam
Kejang demam sederhana
Berlangsung singkat, tonik-klonik,umum, tidak berulang dalam 24 jam
(ILAE,1993;Stafstrom,2002)
11/17/2013
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Darah tepi lengkap, elektrolit, gula darah
(Level II-2, rekomendasi D)
(Gerber dan Berliner, 1981; AAP, 1996)
Pungsi lumbal
Usia < 12 bulan sangat dianjurkan Usia 12 18 bulan dianjurkan Usia > 18 bulan selektif
(Level III, rekomendasi E)
(AAP, 1996)
11/17/2013 5
Tatalaksana Pengobatan
kejang - Pasca kejang jangka panjang
- Saat
11/17/2013
0-10 mnt
Hospital/ED
Diazepam 0,25-0,5mg/kg/iv/io (kec 2mg/mnt, max dosis 20mg) atau Midazolam 0,2mg/kg/iv bolus atau Lorazepam 0,05-0,1mg/kg/iv (rate <2mg/mnt)
10-20 mnt
Monitor
Tanda vital EKG Gula darah Elektrolit serum (Na, K, Ca, Mg, Cl) Analisa Gas Darah
Koreksi kelainan
Fenitoin 20mg/kg/iv (20mnt /50ml NS) Max 1000mg Phenobarbitone 20mg/kg/iv (rate >5-10min; max 1g) Refrakter Pentotal - Tiopental 5 8 mg/kg/iv Propofol 3-5mg/kg/infusion Pulse oxymetri 20-30 mnt
KEJANG (-) 4 5 mg/kg 12 jam kemudian ICU Midazolam 0,2mg/kg/iv bolus Dilanjut infus 0,02-0,4 mg/kg/jam
30-60 mnt
Pengobatan
Prinsip pengobatan cegah kejang
Kejang demam sederhana
Terapi intermitten
11/17/2013
10
Pengobatan
Antipiretik
Sangat dianjurkan walaupun tidak terbukti mengurangi risiko berulangnya kejang
(Level I, rekomendasi E)
Asetaminofen 10 15 mg/kg diberikan 4 kali Parasetamol 10-15 mg/kg/kali, diberikan 4-6 kali Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, diberikan 3-4 kali
(Camfield dkk, 1980; Schnaiderman dkk, 1993)
11/17/2013 11
Pengobatan
Antikonvulsan
Diazepam oral 0,3 0,5 mg/kg setiap 8 jam saat demam, menurunkan risiko berulangnya kejang
(Level I, rekomendasi E)
(Knudsen, 1991; Rosman dkk, 1993)
Pengobatan
Pengobatan rumatan
Fenobarbital 3 6 mg/kg atau asam valproat 15 40 mg/kg setiap hari efektif menurunkan risiko berulangnya kejang
(Level I)
Shortcut (2) to DSC F0002.lnk Shortcut (2) to DSC F0002.lnk
Kejang demam benign Perlunya pengetahuan efek samping obat, ok nya diberikan secara selektif
(rekomendasi D)
(AAP, 1995; AAP, 1999; Knudsen, 2000)
11/17/2013
13
Pengobatan
Dianjurkan profilaksis terus menerus:
Kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (paresis Tods, CP, hidrosefalus) Kejang lama > 15 menit Kejang fokal
Dipertimbangkan:
Kejang berulang dalam 24 jam Bayi usia < 12 bulan Kejang demam kompleks berulang > 4 kali
11/17/2013
14
Prognosis
Faktor risiko berulangnya kejang demam
Riwayat KD dalam keluarga Usia kurang dari 14 bulan Tingginya suhu sebelum kejang Lamanya demam demam 1 jam
Bila semua faktor risiko ada kemungkinan berulang 80 %, satu faktor 10 15%
(Berg dkk, 1992; Knudsen,1996)
11/17/2013
15
Prognosis
Faktor risiko menjadi epilepsi
Perkembangan saraf terganggu Kejang demam kompleks Riwayat epilepsi dalam keluarga Lamanya demam
Risiko epilepsi 4 6%, meningkat bila ada 2 faktor menjadi 10 15% Jarang menimbulkan kecacadan serta kematian
(Ellenberg da Nelson, 1978; NIHF, 1980;Knudsen, 1998.)
11/17/2013 16
Indikasi rawat
Kejang demam pertama kali Kejang demam pada usia < 1 tahun Kejang demam kompleks Hiperpiraksia ( suhu di atas 40 0C) Pasca kejang anak tidak sadar atau lumpuh (Tods paresisi) Permintaan orangtua
Kesimpulan
KD adalah kejang akibat demam ok proses ekstrakranium Pengobatan
Antipiretik, diazepam oral, diazepam rektal (intermitten) Asam valproat dan fenobarbital selama 1 tahun (rumatan)
Edukasi bagi orang tua ukur suhu, cara pemberian obat dan penanganan kejang
11/17/2013 19
Kasus
Anak laki-laki, 3 tahun dg BB 15 kg, datang dgn kejang 1 kali, kejang hanya tangan dan kaki kiri, sebelumnya anak demam baru 2 jam. Sampai di IGD, anak tidak kejang lagi Px : T 39 0C, Faring hiperemis Dx ? Th ?
MENINGITIS BAKTERIALIS
Batasan
Infeksi bakteri pd permukaan selaput dan ruang subaraknoid otak atau sumsum tulang belakang yg disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
Etiologi
- 0-2 bln : Escherichia coli, streptococcus agalactiae (group B) - 3bln-9 thn : H.Influenzae type B, S.Pneumonie, N.Meningitidis - 9-18 thn : Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis
Patogenesis
Fokus infeksi, komponen bakteri hematogen/perkontinuitatum/implantasi langsung masuk ke ruang subaraknoid, melalui permeabilitas sawar darah otak akibat adanya reaksi dg mediator peradangan (IL-1, TNF) protein LCS , pleositosis TIK hipoksia glukosa LCS , laktat LCS
Bentuk Klinis - Akut : gejala meningitis muncul dl 72 jam setelah panas - Subakut : gejala meningitis > 72 jam setelah panas, biasanya pd kasus dg partial treatment
Komplikasi - Dini (early) : efusi subdural, abses serebri, ventrikulitis, SIADH (sindroma inappropriate antidiuretik hormone), edema serebri, syok septik, DIC - Lanjut (late) : gangguan mental, pendengaran, penglihatan, defisit neurologis, hidrosefalus, epilepsi.
Prognosis
- Tergantung umur serta kecepatan / ketepatan pengobatan. - Angka kematian pd neonatus 15-20%, bayi/anak 10%. - Yg hidup dg sekuele neurologis 14%
Diagnosis
1. Gejala klinis : - Tidak ada patognomonik utk meningitis, bervariasi tergantung : umur, lama sakit dan reaksi anak terhadap infeksi - GK pd bayi : panas, hiperirritable, ggn kesadaran, poor muscle tone, kejang, UUB membonjol, muntah - GK pd anak : panas, sakit kepala, nausea, muntah, photophobia, irritabilitas, letargi ggn kesadaran, kejang. Gejala neurologis : GRM ( Kaku kuduk, Tanda Brudzinky I & II, tanda kernig)
Diagnosis
2. Laboratorium a. Pemeriksaan darah tepi - Leukositosis dg pergeseran ke kiri - LED meningkat b. LCS - Opalesen s/p keruh ( Std dini jernih) - Reaksi Nonne & pandy + s/d +++ - Jlh sel ratusan s/d ribuan, tu PMN - Kadar glukosa menurun - Kadar protein meningkat - CRP positif - Mikrobiologi : dx pasti ditemukan kuman Pd LCS melalui pengecatan, kultur.
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA - AB sesuai kuman penyebab dan mampu melewati Blood brain barrier - AB polifragmasi sbl diketahui kuman penyebab - Ampisilin 300-400 mg/kgBB/hari dl 4 dosis (Max 4 gram/hari) dan kloramfenikol 75-100 mg/kgBB/hari dl 4 dosis (Max 2 gr/hr) - Sefalosporin generasi ke III : ceftriaxon 100 mg/kgBB/hari, dosis sekali sehari (Max 2 gr/hari), cefotaxim 200 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA - Perubahan AB sesuai dg hasil resistensi tes - Antikovulsan diberikan bila kejang - Untuk mengatasi edema otak diberikan kortikosteroid 0,2-0,3 mg/kgBB/kali, diberikan 6-8 jam selama 4-5 hari Atau Mannitol 20% 0,5-1 gr/kgBB/hari diberikan perinfus dl waktu 30 menit, tiap 8 jam selam 2-3 hari.
PENATALAKSANAAN
2. SUPPORTIF - IUFD dg cairan glukosa NaCl 2:1 dg jlh kebutuhan pd 2 hari pertama, hal ini untuk mencegah udema serebri - Bl tidak ada muntah, diberikan mknan peroral/sonde - Pengaturan posisi mencegah pneumoni ortostatik/dekubitus - Pencegahan kekeringan kornea dg tetes mata steril atau salap AB - Kompres hangat jika hiperpireksia.
TINDAK LANJUT
PEMANTAUAN Fs vital, keseimbangan cairan & elektrolit Tanda TIK : kesadaran menurun progresif Tonus otot Kejang yg tdk teratasi Fontanella menonjol Bradipnoe Tekanan darah Px kemajuan klinis 48 jam, jk tidak maju, ulangi LP. Jk gambaran liquor tidak membaik, ganti antibiotika, atau sesuaikan dengan hasil uji sensitivitas. Komplikasi penyakit, dg mengukur LK (pd UUB yg belum menutup), kemajuan klinis yg tidak memadai: ventrikulitis, subdural efusi, abses otak Transluminasi, USG kepala, CT Scan Defisit neurologis : fisioterapi
Tindak lanjut di poliklinik : semua penderita dinilai KU, status neurologik & pencapaian tumbuh kembangnya setelah 2 minggu pulang tes pendengaran & pengukuran LK kepala. Bl tdk ada kelainan, kontrol 1 bulan, minimal dl 1 thn.
Batasan Infeksi yang mengenai jaringan otak, disebabkan berbagai macam mikroorgnisma terutama oleh virus Etiologi - 60% unknown - Dr penyebab yg diketahui, 67% berhub dg penyakit infeksi pd anak spt parotitis, varisela, morbili dan rubela, 20% dr kel arbovirus & herpes simplex, 5% dr kel enterovirus.
ENSEFALITIS
PETUNJUK DIAGNOSIS 1. GEJALA KLINIK - Gejala dpt ringan s/p berat, tergantung jenis virus & jar otak yg terkena. Ringan apabila tidak ada sekuelle dan tdk ada gejala neurologis. Berat bila didapatkan gejala neurologis & sekuelle. - GK : Panas mendadak tinggi (hiperpireksia), sakit kepala, Nausea, muntah, Kesadaran cepat menurun (letargi, stupor, dan koma), Kejang umum/fokal/twiching. - Defisit neurologis : paresis, paralisis, afasia, dan reflek okulovestibular menghilang. - Pd post infeksius ensefalitis penyakit primer dpt membantu diagnosis, mis : mump, morbili, varicella.
PETUNJUK DIAGNOSIS 2. Laboratorium LCS dlm batas normal (warna jernih, jlh sel 50-200, dg dominasi sel limfosit, kadar protein N/ , dan glukosa normal) Diagnosis pasti dg isolasi virus dr LCS 3. EEG Proses inflamasi yg difus (aktivitas lambat bilateral)
PENGOBATAN 1. Terapi kausal tidak ada, krn umumnya disebabkan oleh virus. Terapi berupa simptomatis & supportif 2. Simptomatik - Kejang dg diazepam - Antipiretik untuk hiperpireksia - Untuk mengatasi edema otak : kortikosteroid: dexametason 0.2-0.3 mg/kgBB/kali, 6-8 jam, selama 4-5 hari. - Untuk mencegah udema otak kortikosteroid.
PENGOBATAN 3. Suportif - IVFD 2:1, kebutuhan pada 2 hari pertama - Pemberian O2 - Posisi diubah-ubah - Nutrisi adekuat 4. Profilaksis Antibiotika Beri PP 50.000 IU/kgBB/hari, Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis, Ampisislin 100 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis Gentamisin 5 mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis. Diberikan sp 10 hari. Jk msh panas 3 hr setelah pengobatan fikirkan komplikasi atau antibiotikanya tidak adekuat.
INDIKASI LUMBAL PUNGSI 1. Kejang a twitching 2. Paresis a paralisis 3. Koma 4. UUB membonjol 5. Kaku kuduk dg kes menurun 6. TBC milier 7. Sepsis 8. Unknown fever 9. Leukemia 10.Mastoididtis kronik
KONTRA INDIKASI LP - Syok - TIK krn SOL - Kel pembekuan yg belum diobati - TIK krn meningitis BUKAN KI, tetapi harus hati-hati.