Anda di halaman 1dari 28

HUKUM-HUKUM SYIRKAH

H. Sigit Purnawan Jati, S.Si, MSI

POKOK BAHASAN
1. PENGERTIAN SYIRKAH 2. HUKUM SYIRKAH 3. RUKUN & SYARAT SYIRKAH 4. MACAM-MACAM SYIRKAH ISLAMI 4.1. SYIRKAH AMLAK 4.2. SYIRKAH AKAD (1) SYIRKAH INAN (2) SYIRKAH ABDAN (3) SYIRKAH MUDHARABAH (4) SYIRKAH WUJUH (5) SYIRKAH MUFAWADHAH 5. SYIRKAH KAPITALIS : PT & KOPERASI.

PENGERTIAN SYIRKAH


Syirkah menurut pengertian bahasa = mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya. (An-Nabhani, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, hal. 134).

PENGERTIAN SYIRKAH


Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha/bisnis dengan tujuan memperoleh keuntungan.
(An-Nabhani, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, hal. 134).

HUKUM SYIRKAH
Hukumnya jiz (mubah). Dalilnya As-Sunnah, a.l. (1) Nabi SAW men-taqrir muamalah syirkah. (2) Nabi SAW bersabda :

"Allah Azza wa Jalla telah berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang bersyirkah selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku keluar dari keduanya." [HR. Abu Dawud, al-Baihaqi, dan adDaruquthni]

RUKUN & SYARAT SYIRKAH

Rukun syirkah ada 3 (tiga) :


1. Dua pihak yang berakad (qidni), syaratnya : memiliki ahliyah attasharruf (kecakapan melakukan tindakan hukum); 2. Obyek akad (maqd alayhi), mencakup pekerjaan (amal) dan/atau modal (ml); 3. Shighat (ijab-kabul).

RUKUN & SYARAT SYIRKAH


Syarat sah syirkah ada 2 (dua) :
1. obyek akadnya berupa tasharruf, yaitu perbuatan atau perkataan yang mempunyai akibat hukum. Contoh : menerima barang (perbuatan), atau mengadakan akad jualbeli (perkataan). 2. obyek akadnya dapat diwakilkan (qabilun li al-wakalah), agar keuntungan syirkah menjadi hak bersama di antara para syark (mitra usaha). (An-Nabhani, 1990: 146).

MACAM-MACAM SYIRKAH
Secara garis besar ada 2 (dua) macam syirkah :
1. SYIRKAH AMLAK= kepemilikan bersama oleh dua pihak atau lebih atas suatu barang yang diperoleh melalui salah satu sebab kepemilikan, seperti hibah, jual beli, waris, dll. 2. SYIRKAH AKAD = akad antara dua pihak atau lebih dalam pekerjaan (amal) dan/atau modal (mal) atau keuntungan.

MACAM-MACAM SYIRKAH

Syirkah Akad dapat dibagi lagi menjadi 5 (lima) macam :


(1) SYIRKAH INAN (2) SYIRKAH ABDAN (3) SYIRKAH MUDHARABAH (4) SYIRKAH WUJUH (5) SYIRKAH MUFAWADHAH

MODEL SYIRKAH INAN


ADALAH SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, PENGELOLA SEKALIGUS PEMODAL PIHAK KEDUA, PENGELOLA SEKALIGUS PEMODAL

PENGELOLA & PEMODAL

PENGELOLA & PEMODAL

SYIRKAH INAN
Syirkah Inan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masingmasing memberi konstribusi kerja (amal) dan modal (ml). Modal harus berupa uang (nuqd); barang (urdh) (misal rumah) tidak boleh dijadikan modal syirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya (qmah al-urdh) pada saat akad.

SYIRKAH INAN
Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha (syark) berdasarkan porsi modal. Diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam kitab Al-Jmi, Ali bin Abi Thalib ra. berkata : "Kerugian didasarkan atas besarnya modal, sedangkan keuntungan didasarkan atas kesepakatan mereka (pihak-pihak yang bersyirkah)." (An-Nabhani, 1990: 151).

MODEL SYIRKAH ABDAN


ADALAH SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, BERKONTRIBUSI AMAL (PEKERJAAN) PIHAK KEDUA, BERKONTRIBUSI AMAL (PEKERJAAN)

PENGELOLA

PENGELOLA

Pengelola di sini, maksudnya orang yang berkontribusi kerja (amal), tanpa memberi modal (maal).

SYIRKAH ABDAN
Konstribusi kerja dapat berupa kerja pikiran (seperti penulis) ataupun kerja fisik (seperti pekerjaan tukang kayu, sopir, pemburu, nelayan, dst) Tidak disyaratkan kesamaan keahlian, boleh berbeda profesi. Jadi, boleh misalnya terdiri dari beberapa tukang kayu dan tukang batu.

SYIRKAH ABDAN
Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan halal. Tidak boleh berupa pekerjaan haram, misalnya, merampok, membunuh, berburu babi hutan (celeng), dll Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak sama di antara mitra-mitra usaha (syark).

SYIRKAH MUDHARABAH
Syirkah mudhrabah = syirkah antara dua pihak atau lebih dengan ketentuan, satu pihak memberikan konstribusi kerja (amal), sedangkan pihak lain memberikan konstribusi modal (ml) Dalam syirkah ini, kewenangan melakukan tasharruf hanyalah menjadi hak pengelola (mudhrib/mil). Pemodal tidak berhak turut campur dalam tasharruf. Namun pengelola terikat dengan syarat yang ditetapkan pemodal.

MODEL MUDHARABAH I
MODEL PERTAMA : SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, PEMODAL (SHAHIBUL MAL), PIHAK KEDUA, PENGELOLA (AMIL / MUDHARIB)

PEMODAL

PENGELOLA

MODEL MUDHARABAH II
MODELKEDUA: SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, PEMODAL, PIHAK KEDUA, PENGELOLA SEKALIGUS PEMODAL

PEMODAL

PENGELOLA & PEMODAL

MODEL MUDHARABAH III


MODEL KETIGA : SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, GABUNGAN DUA PEMODAL ATAU LEBIH PIHAK KEDUA, PENGELOLA

PEMODAL PENGELOLA
PEMODAL

SYIRKAH MUDHARABAH
Dalam syirkah mudhrabah, Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan di antara pemodal dan pengelola modal, sedangkan kerugian ditanggung hanya oleh pemodal. Namun pengelola modal turut menanggung kerugian, jika kerugian itu terjadi karena kesengajaannya atau karena melanggar syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal. (Al-Khayyath, Asy-Syarkt f asy-Syarah al-Islmiyyah, 2/66).

SYIRKAH WUJUH
Syirkah wujh adalah syirkah yang didasarkan pada wujh (kedudukan, ketokohan, atau keahlian) seseorang di tengah masyarakat. Terdapat 2 (dua) bentuk/model syirkah wujuh : 1. Syirkah wujuh yang termasuk kategori syirkah mudharabah. 2. Syirkah wujuh yang termasuk kategori syirkah abdan..

SYIRKAH WUJUH MODEL I


MODEL PERTAMA : SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, GABUNGAN DUA PENGELOLA ATAU LEBIH PIHAK KEDUA, PEMODAL

PENGELOLA PEMODAL PENGELOLA

SYIRKAH WUJUH
Syirkah wujh model pertama ini, adalah syirkah antara dua pihak (misal A dan B) yang sama-sama memberikan konstribusi kerja (amal), dengan pihak ketiga (misalnya C) yang memberikan konstribusi modal (ml). Pihak A dan B adalah tokoh masyarakat. Syirkah semacam ini hakikatnya termasuk dalam syirkah mudhrabah sehingga berlaku ketentuan-ketentuan syirkah mudhrabah padanya

SYIRKAH WUJUH MODEL II


MODEL KEDUA : SYIRKAH ANTARA 2 (DUA) PIHAK YAITU : PIHAK PERTAMA, PENGELOLA (A) PIHAK KEDUA, PENGELOLA (B) MEMBELI BARANG SECARA KREDIT DARI C.

PENGELOLA (A) PEDAGANG

PENGELOLA (B)

SYIRKAH WUJUH
Syirkah wujh model kedua, adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang ber-syirkah dalam barang yang mereka beli secara kredit, atas dasar kepercayaan pedagang kepada keduanya, tanpa konstribusi modal dari masing-masing pihak (AnNabhani, 1990: 154). Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan. Syirkah wujh kedua ini hakikatnya termasuk dalam syirkah abdan (An-Nabhani, 1990: 154).

SYIRKAH MUFAWADHAH
Syirkah mufwadhah = syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua jenis syirkah di atas (syirkah inn, abdan, mudhrabah, dan wujh). (AnNabhani, 1990: 156; Al-Khayyath, 1982: 25). Syirkah mufwadhah dalam pengertian ini, menurut An-Nabhani adalah boleh. Sebab, setiap jenis syirkah yang sah ketika berdiri sendiri, maka sah pula ketika digabungkan dengan jenis syirkah lainnya. (An-Nabhani, 1990: 156).

SYIRKAH MUFAWADHAH

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan. Kerugian ditanggung sesuai dengan jenis syirkah-nya; 1. Ditanggung oleh para pemodal sesuai porsi modal, jika berupa syirkah inn, 2. Ditanggung pemodal saja, jika berupa syirkah mudhrabah, 3. Ditanggung mitra-mitra usaha berdasarkan persentase barang dagangan yang dimiliki, jika berupa syirkah wujh.

WASSALAAM

Anda mungkin juga menyukai