Current Concepts Chronic Urticaria
Current Concepts Chronic Urticaria
KK
Presented by
Urtikaria Kronis
Urtikaria kronis adalah terjadinya bercak luas setiap hari atau hampir setiap hari selama minimal enam minggu. Terjadi pad
Rangsangan fisik pada kulit menyebabkan urtika lokal, gatal, dan terkadang angioedema. Dua kali lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki.10
Gambar 1
A adalah foto laki-laki 36 tahun dengan urtikaria kronik. B adalah foto perempuan 42 tahun dengan vaskulitis urtikaria.
Gambar 2
A adalah foto laki-laki 20 tahun dengan dermatografisme. B adalah foto laki-laki 41 tahun dengan delayed pressure urticarial.
Tabel 1
Lihat file word
Gejala Klinis
Edematosa, kemerahan, dan dikelilingi oleh bercak merah cerah. Sangat gatal, ditemukan dimana saja pada kulit berambut, dan berlangsung kurang dari 24 jam. Pada bagian tengahnya bersih sehingga menghasilkan pola annular. Pembengkakan angioedema berasal dari subkutan atau submukosa dan dapat bertahan lebih lama dari bercak, tergantung pada ukuran. Bercak yang berlangsung lebih dari 24 jam dapat dipikirkan kemungkinan diagnosis lain, termasuk vaskulitis urtikaria.11, 12
Gambaran Histopatologis
Tidak ada kerusakan pembuluh darah, debris, atau ekstravasasi sel darah merah.
Beberapa pasien dengan urtikaria kronis memiliki bukti adanya neutrofil pada biopsi kulit di kapiler dan pos kapiler dinding venular tanpa disertai kerusakan struktur. Kulit yang terkena juga berisi peningkatan jumlah sel mast.23
Tabel 2
Lihat file word
Patofisiologi
Histamin sebagai mediator utama urtikaria yang berasal dari sel mast kulit.25
Diantara sampel kulit dari 13 pasien, 12 pasien memiliki konsentrasi histamin yang lebih tinggi pada jaringan dengan lesi daripada jaringan tanpa lesi.
Autoantibodi penting dalam menjelaskan mengapa beberapa orang menderita keparahan urtikaria kronis tanpa remisi.
Di antara 624 pasien dengan urtikaria kronis idiopatik, 90 pasien (14 %) memiliki bukti laboratorium autoimun tiroid, dibandingkan dengan angka yang diharapkan pada populasi umum yaitu kurang dari 6 %.38 44 pasien dari 90 pasien memiliki bukti klinis thyroid disease.38
Pada tahun 1970-an, reaksi terhadap pengawet makanan dan zat aditif dilaporkan sebanyak 39 dari 52 pasien dengan urtikaria kronis dan angioedema.39 Dalam penelitian terkontrol dengan placebo menggunakan pengujian secara oral, tidak lebih dari 10 persen pasien dengan urtikaria kronis bereaksi terhadap zat aditif
Diagnosis
Gambar 3. Algoritma Diagnosis Urtikaria Kronis Lihat file word
Pengobatan
Terapi utama dengan antihistamin. Kortikosteroid oral digunakan untuk pasien dengan gejala parah yang tidak memberikan respon dengan antihistamin.
Antihistamin H1 dengan efek sedasi rendah merupakan yang paling penting pada pengobatan lini pertama. Pasien dengan urtikaria kronis yang penyebabnya dapat dihindari diberikan pengobatan simptomatik.
Pengobatan (lanjutan)
Terfenadine (60 mg dua kali sehari oral) merupakan terapi yang cukup kuat untuk kasus yang ringan.
Dosis antihistamin yang dapat memberikan efek sedasi pada pasien, termasuk 25 mg hydroxyzine, bermanfaat pada waktu tidur. Doksepin, obat antidepresan trisiklik dengan aktivitas antihistamin H1, sangat berguna ketika urtikaria parah disertai dengan kecemasan dan depresi.
Pengobatan (lanjutan)
Delayed pressure urticaria, ketika beersamaan dengan urtikaria kronis, umumnya merespon buruk terhadap H1 atau H2 antihistamin.53 Meskipun tidak ada antihistamin yang aman selama kehamilan, klorfeniramin dan tripelennamine memiliki catatan keamanan yang baik.54, 55 Pada pasien dewasa, obat ini paling baik diberikan setiap hari sebagai dosis tunggal 30 mg secara oral (prednisolon atau prednison) pada pagi hari.
TERIMAKASIH
Presented by