Anda di halaman 1dari 4

BAYI DARI IBU PENYALAHGUNA OBAT RODNEY RIVERS

Penyebaran penggunaan obat terlarang dari negara maju ke banyak negara berkembang menghasilkan peningkatan penyalahgunaan obat di dunia. Survei yang dilakukan tahun 1995 menunjukkan tingkat yang memprihatinkan dari keterlibatan pemuda. Laporan tahunan (2001) situasi obat di UK kepada Komisi Monitoring Eropa terhadap obat-obat berbahaya, diantara usia 16-29 tahun. Dilaporkan menggunakan obat ditahun-tahun sebelumnya sebanyak lebih dari 500000 untuk usia 16-24 tahun menggunakan obat golongan A pada tahun 2000. Perbedaan wilayah tampak dengan peningkatan relatif penggunaan ecstasy, diazepam dan kokain di Skotlandia. Di Amerika Serikat pada tahun 1995 dipercaya bahwa 3 % dari 4,1 juta wanita penyalahguna obat adalah usia produktif dan pada tahun 1996survei dilanjutkan pada panyalahgunaan obat selama kehamilan. Dikarenakan kaitan penggunaan berbagai jenis obat, termasuk alkohol, maka hubungan sebab akibat tambahan antara eksposure obat terhadap fetus dan penilaian dampak terhadap neonatus menjadi sulit; laporan pribadi selama kehamilan juga tidak dapat dipercaya. Penilaian dampak jangka panjang eksposur obat terhadap fetus menjadi lebih bermasalah dikarenakan kesulitan dalam mengontrol komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan, mencakup solusio plasenta, tingkat kesehatan yang rendah, tempat tinggal yang kurang sehat, pengangguran dan kemiskinan sebagai akibat hubungan yang tidak memuaskan, masa dalam penjara dan ketidakstabilan sosial. Malnutrisi, infeksi pelvis kronis, HIV dan Hepatitis B,C dan D berperan besar terhadap ketidakmampuan ibu dalam memberikan perawatan yang sesuai untuk anak. Akhirnya, pilihan hubungan positif daripada negatif dalam publikasi mempengaruhi pembaca dalam persepsi efek obat terhadap fetus dan anak. Apakah seseorang dapat yakin bahwa kontrol yang dianggap normal benar-benar tidak pernah terpapar obat recreational selama kehamilan?. Penggunaan obat neuroaktif selama kehamilan menyebabkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir sebagai konsekuensi hilangnya obat selama kelahiran. Tanda gejala withdrawal neonatus, seperti yang ditekankan oleh

Volpe, adalah gangguan pergerakan dramatis, jitteriness. Obat-obat yang digunakan oleh wanita penyalahguna obat yang berhubungan dengan dengan gejala-gejala withdrawal neonatus disebutkan pada Tabel 26.1 dan gejala yang berhubungan dengan kejang withdrawal pada tabel 26.2. Narkotika Opiat Heroin memiliki lemak dan kelarutan membran yang tinggi dan dihidrolisa menjadi morfin. Morfin sendiri, komponen dari opium dengan aktivitas analgesik kuat, secara prinsip dimetabolisme menjadi 3 - dan 6 morfin glukuronida (M3G, M6) dan menjadi kodein. Dosis morfin, rasio M3G dan M6G adalah sama dalam plasma bayi baru lahir sedangkan pada anak dosisnya lebih besar. Karena molekul M3G lebih besar dan lebih polar daripada morfin, maka transfer plasenta dari bahan metabolit fetus ke sirkulasi matgernal menjadi terhalang dan akan terjadi akumulasi pada fetus. M6G memiliki efek analgesik 37 x lebih kuat daripada morfin sulfat, tetapi M3G memiliki efek perangsangan. Pada bayi baru lahir, meskipun perangsangan M3G dapat diblok oelh reseptor yang diduduki oleh morfin, namun saat kadar morfin menurun, M3G menjadi penyebab potensial timbulnya kejang. Hal ini dapat menjelaskan bagaimana morfin berperan sebagai obat pilihan utama pada kejang withdrawal akibat abstinensia heroin. Paparan Kronik Opiat Paparan kronik opiat pada binatang dan primata menyebabkan perubahan sel nukleus noradrenergik utama batang otak, lokus ceruleus (LC). Upregulation c-AMP, protein fosfoforilase dan ekspresi inti c-fos protooncogen yang meningkat menyebabkan perubahan dalam metabolisme dan perangsangan. Telah dilaporkan terjadi peningkatan sensitivitas postsinaptik dan reseptor beta adrenergik yang diinervasi oleh LC di thalamus, hipothalamus, medulla spinalis dan korteks serebri. Withdrawal Opiat Pada keadaan withdrawal atau hambatan oleh antagonis opiat, peningkatan pelepasan impuls neuron LC sebabkan deplesi adrenalin dalam kurun waktu 48-72 jam pada anjing dan dihubungkan dengan hipertensi,

penurunan denyut jantung, pH dan pO2 serta defekasi pada bayi domba. Pada kehamilan manusia, kadar adrenalin yang tinggi dari kelenjar adrenal fetus dan noradrenalin dari aktivasi sistem saraf simpatis, ditemukan dalam cairan amnion selama periode withdrawal opiat ibu, perubahan ini dapat dibalik dengan meningkatkan dosis methadone ibu. Peningkatan pelepasan impuls neuron LC pada tikus, paralel dengan tanda-tanda perilaku withdrawal dan sindrom, berasal dari perwakilan neuron LC sepanjang neuroaxis, yang dapat ditekan melalui aksi 2-agonis klonidin. Opiat dalam kehamilan Masalah yang dihadapi dengan penggunaan narkotika selama kehamilan telah diuraikan. Tujuan yang sebenarnya adalah untuk mengurangi paparan fetus terhadap kadar obat yang berfluktuasi dan episode withdrawal berulang, dengan menggantikan heroin dengan waktu paruhnya yang singkat, dengan obat toleransi silang sintetik seperti methadone atau buprenorphine. Percobaan acak dari program pemeliharaan methadone membuktikan berkurangnya penggunaan heroin, kematian dan kriminalitas dan dalam kehamilan menghasilkan kenaikan rata-rata berat lahir dan lingkar kepala yang besar. Digunakan secara oral, methadone memiliki bioavaibilitas tinggi dan waktu paruh panjang (20-30 jam), dimetabolisme di hati. Meskipun makin tinggi kadar plasma fetus saat lahir, makin cepat penurunan awal dan makin berat gejala withdrawal neonatus. Pada studi dimana bayi dikelompokkan berdasarkan derajat keparahan gejala withdrawal, waktu paruh plasma methadone adalah 16 jam pada kelompok berat dan 23 jam pada kelompok ringan; gejala withdrawal tidak timbul bila kadar methadone diatas 0,06 g/ml. Dosis ibu saat melahirkan tidak selalu berhubungan dengan derajat keparahan gejala withdrawal, walaupun secara umum makin rendah intake methadone ibu, semakin rendah insiden dan keparahan gejala withdrawal neonatus. Meskipun intake ibu kurang dari 20 mg/hari menghasilkan keluaran yang baik dan periode pengawasan neonatus yang lebih pendek selama di rumah sakit, tetapi selalu menjadi perhatian bahwa obat terlarang boleh digunakan untuk menghadapi pengaruh dari pengurangan dosis. Beberapa keberhasilan telah didapat dengan penghentian methadone selama kehamilan tetapi hal ini harus selalu diseimbangkan dalam menghadapi resiko penggunaan kembali obat terlarang dan ketidakstabilan fetus dengan gejala

withdrawal seperti hiperaktivitas fetus, takikardi pada Cardiotokografi dan lahir mati.

Anda mungkin juga menyukai