Anda di halaman 1dari 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi 1. ARDS adalahn suatu sindrom gagal nafas akut akibat kerusakan sawar membran kapiler alveoli sehingga menyebabkan edema paru akibat peningkatan permeabilitas (Idrus.dkk, 2002). 2. ARDS adalah istilah untuk mengambarkan kondisi fungsi paru yang mengakibatkan gagal nafas (Darmantyo, 2007). 3. ARDS merupakan keadaan gagal nafas mendadak yang tiimbul pada klien dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya (Arif , 2008). 4. ARDS adalah bentuk kegagalan pernafasan parah yang terkait dengan infiltrat paru yang berasal dari beberapa faktor yang mengakibatkan kerusakan selaput kapiler alveoli dengan akumulasi cairan dalam ruang udara di paru paru (Nancy , 2008). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan ARDS adalah penyakit akut dan progresif dari kegagalan pernafasan disebabkan terhambatnya proses difusi oksigen dari alveolar ke kapiler yang disebabkan oleh karna terdapatnya edema yang terdiri dari cairan koloid protein baik interseluler maupun intraalveolar .

B. Anatomi Sistem Respirasi

Secara garis besar urutan saluran pernapasan manusia adalah sebagai berikut : Rongga hidung - faring - trakea - bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

1. Alat Pernafasan a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis) Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).Selaput lendir berfungsi

menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. b. Faring Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 3 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan, saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang dan saluran yang berhubungan dengan laring (laringofarings). Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring tempat akan

menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan. c. Trakea Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. d. Cabang-cabang Trakea (Bronkus) Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabangcabang lagi menjadi bronkiolus. e. Paru-paru (Pulmo) Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada 2 bagian yaitu paru-paru kanan

(pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,

disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter 1mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan berakhir tidak pada bersilia. gugus Bronkiolus kantung

udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan

2. Mekanisme Respirasi Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran gas yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler

Pernapasan dalam adalah pertukaran gas yang terjadi antara udara dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan udara(inspirasi) dan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan mekanisme

pengeluaran

udara (ekspirasi), maka

pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. 2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Pernapasan Perut Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. 1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. 2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Penatalaksanaan Medis a. Pencegahaan Pada klien dengan ARDS posisi semifowler dilakukan untuk mengurangi regurgitasi asam lambung. Pada klien dengan ARDS yang mendapat makanan melalui pita nasogastrik, penting untuk berpuasa selama 8 jam sebelum operasi yang akan mendapat anestesia umum agar lambung kosong. Selain berpuasa selama 8 jam pemberian antasida dan simetide sebelum operasi pada klien yang akan mendapat anastesia umum dilakukan untuk menurunkan keasamaan lambung sehingga jika terjadi aspirasi , kerusakan paru akan lebih kecil. Setiap keadaan syok harus diatasi secepatnya dan harus selalu memakai filter untuk transfusi darah guna menangulagi sepsis dengan antibiotik yang adekuat, dan jika perlu hilangkan sumber infeksi dengan tindakan operasi. Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada klien dengan resiko ARDS selama masa laten, jika klien mengalami sesak nafas, segera dilakukan gas darah arteri (Astrup). b. Pengobatan Pemberian cairan harus dilakukan secara saksama, terutama jika ARDS disertai kelainan fungsi ginjal dan sirkulasi, sebab dengan adanya kenaikan permeabilitas kapiler paru cairan dari sirkulasi merembes ke jaringan interstisial dan memperberat edema paru. Cairan yang diberikan harus cukup untuk

mempertahanakan sirkulasi yang adekuat ( denyut jantung yang tidak cepat, ekstermitas hangat, dan diuresis yang baik ) tanpa menimbulkan edema atau memperberat edema paru. Jika perlu, dimonitor dengan kateter Swan Ganz dan teknik thermodelution untuk mengukur curah jantung. Pemberian albumin tidak terbukti efektif pada ARDS, sebab pada kelainan permeabilitas yang luas, albumin akan ikut masuk ke ruang ekstravaskuler. Peranan kortikosteroid pada ARDS masih diperdebatkan. Kortikosteroid biasanya diberikan pada dosis besar, pemberian metilprednisolon 30 mg/kgBB secara intravena setiap 6 jam sekali lebih disukai, kortikosteroid terutama diberikan pada syok sepsis.

Pemeriksaan Diagnostik

a.

Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan fungsi ventilasi a. Frekuensi pernafasan per menit b. Volume tidal c. Ventilasi semenit d. Kapasitas vital paksa e. Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik f. Daya inspirasi maksimum g. Rasio ruang mati/volume tidal h. PaCO2, mmHg 2. Pemeriksaan status oksigen 3. Pemeriksaan status asam-basa 4. Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal pada PaO2, PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 lebih dari 50 mmHg, dan pH < 7,35. 5. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan SaO2 6. Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi) menunjukkan peningkatan 7. Hitung darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis dan kultur (darah, sputum) untuk menentukan penyebab utama dari kondisi pasien. 8. Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit yang mendasarinya. 9. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan, disritmia.

Anda mungkin juga menyukai