Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN

Heru Kurniawan, M.Pd.

KUNCI JAWABAN
Soal 1. Untuk dapat menggunakan Analisis Variansi sebagai statistik uji, diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Sebutkan! Jawab: Syarat Uji Analisis Vaiansi (Anava) adalah sebagai berikut: a. Sampel diambil dari populasi secara random (acak). b. Sampel independen dalam populasinya. c. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. d. Sampel memiliki variansi yang homogen. 2. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, tiap siklus memuat 4 tahapan. Sebutkan! Jawab Tahapan PTK a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Observasi d. Refleksi 3. Mengapa dalam penelitian pendidikan disebut penelitian eksperimen semu? Jawab Penelitian pendidikan disebut penelitian eksperimentasi semu karena dalam penelitian pendidikan, peneliti tidak bisa mengkontrol semua variabel yang ada. Maksudnya begini.... Pendidikan adalah suatu proses. Di dalam kelas banyak sekali faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, misal suasana kelas, tingkat kebisingan, keikutsertaan bimbingan belajar, tadi malam belajar atau tidak, dan sebagainya. Nah... Dalam penelitian eksperimen, faktor-faktor tersebut sebenarnya ada namun oleh peneliti

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. tidak dipandang sebagai sesuatu yang ada. Jadi dengan kata lain bersifat semu. Bagi peneliti, faktor yang terjadi di dalam kelas hanyalah variabel yang dia teliti saja (metode) dan mengabaikan semua variabel lainnya. NB. Lihat di proposal Anda BAB III. 4. Mengapa dalam penelitian eksperimen, pengambilan sampel menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan? Jawab Karena jika terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel, maka bisa dipastikan generalisasi keputusan/kesimpulan penelitian dari sampel ke populasi bisa salah. NB. Ingat ketika saya menjelaskan tentang penelitian yang mengatakan 80% mahasiswi di Jogjakarta sudah tidak perawan. Itu merupakan contoh generalisasi kesimpulan penelitian yang bisa jadi salah karena kesalahan dalam pemilihan sampel. 5. Sebutkan beberapa teknik sampling yang Anda ketahui! Jawab a. Simple Random Sampling b. Cluster Random Sampling c. Stratified Random Sampling d. Stratified Cluster Random Sampling NB. Harusnya ini sangat mudah sekali. 6. Pak Heru melakukan penelitian eksperimen dengan tata letak data sebagai berikut. Lingkungan Belajar Baik (b1) Tidak Baik (b2) Metode TGT (a1) a1 b1 a1 b2 Metode STAD (a2) a2 b1 a2 b2 Kebetulan, hasil keutusan uji menyatakan H0AB ditolak. Berdasarkan Metode keputusan uji tersebut, selanjutnya Pak Heru tidak melakukan uji lanjut

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. pasca anava. Menurut pendapat Anda, apakah langkah yang diambil Pak Heru sudah tepat? Jelaskan jawaban Anda! Jawab Sebelum pertanyaa di atas kita jawab, perhatikan yang berikut ini. Anda harus paham bahwa pada anava dua jalan ada tiga keputusan hipotesis yang diperoleh. Hal ini ditunjukkan dari komputasi yang menghasilkan Fa, Fb, dan Fab. Dimana Fa menunjukkan perbedaan pengaruh antar baris, Fb menunjukkan pengaruh perbedaan antar kolom, dan Fab menunjukkan ada tidaknya interaksi antara baris dan kolom. Jika H0A ditolak, maka kesimpulan ujinya mengatakan adanya perbedaan pengaruh antara baris pertama, baris kedua, dan seterusnya. H0B ditolak, maka kesimpulan ujinya mengatakan adanya perbedaan antara kolom pertama, kolom kedua, dan seterusnya. H0AB ditolak, maka kesimpulan ujinya mengatakan adanya interaksi antara baris dan kolom. Pada kasus di atas diperoleh hasil H0AB ditolak. Anda harus paham bahwa, jika H0AB ditolak, maka Anda harus melakukan uji lanjut pasca anava (uji Komparasi Ganda). Sebenarnya yang diuji dalam interaksi itu apa? Yang diujikan dalam interaksi adalah membandingkan antar sel. Dari tata letak data di atas menunjukkan terdapat 4 sel, yaitu 1. siswa dengan lingkungan belajar baik yang dikenai STAD 2. siswa dengan lingkungan belajar baik yang dikenai TGT 3. siswa dengan tingkungan belajar tidak baik yang dikenai STAD 4. siswa dengan lingkungan belajar tidak baik yang dikenai TGT. Kalau terdapat interaksi secara grafik digambarkan sebagai dua garis yang bersilangan, contohnya sebagai berikut Metode Metode TGT (a1) Metode STAD (a2) Secara data, interaksi dapat terlihat jika rataan sel tidak mengikuti rataan marginalnya. Lingkungan Belajar Baik (b1) Tidak Baik (b2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. Kita berikan contoh data sebagai berikut. Metode Metode TGT (a1) Metode STAD (a2) Rataan Marginal Perhatikan! Pada rataan marginal, baris pertama lebih besar dari baris kedua (7.5 > 6) o Pada kolom Lingkungan belajar baik, baris pertama lebih baik daripada baris kedua (9 > 5). Artinya rataan selnya mengikuti rataan marginal. o Pada kolom Lingkungan belajar tidak baik, baris pertama tidak lebih baik daripada baris kedua (6 < 7). Artinya rataan selnya tidak mengikuti rataan marginal. Pada rataan marginal, kolom pertama lebih besar dari kolom kedua (7 > 6.5) o Pada baris metode TGT, kolom pertama lebih baik daripada kolom kedua (9 > 6). Artinya rataan selnya mengikuti rataan marginal. o Pada baris metode STAD, kolom pertama tidak lebih baik daripada kolom kedua (5 < 7). Artinya rataan selnya tidak mengikuti rataan marginal. Dalam kasus seperti itulah interaksi akan terjadi. Sekali lagi, jika rataan sel tidak mengikuti rataan marginalnya, maka uji akan mengatakan terdapat interaksi. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan antara sel digunakan uji komparasi ganda antar sel. Jadi jawaban pertanyaan di atas, langkah Pak Heru yang tidak melakukan uji lanjut pasca anava adalah kurang tepat. Lingkungan Belajar Baik (b1) Tidak Baik (b2) 9 6 5 7 7 6.5 Rataan Marginal 7.5 6

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. 7. Pak Heru melakukan penelitian eksperimen. Metode yang diteliti adalah Metode STAD dan metode Ekspositori, sedangkan variabel atribut yang dipakai adalah motivasi yang dibedakan ke dalam motivasi tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil perhitungan diperoleh rangkuman anava dua jalan dengan sel tak sama sebagai berikut. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber Metode Motivasi Interaksi Galat Total JK 1616.064 6962.335 3017.934 41184.4 52780.73 dk 1 2 2 107 112 RK 1616.064 3481.167 1508.967 384.901 Fobs F 3.94 3.09 3.09 Keputusan

Bagaimana kesimpulan penelitian di atas? Jawab Anda perhatikan bahwa kolom Fobs dan kolom keputusan pada soal masih kosong. Anda harus melakukan perhitungan terlebih dahulu. Jika perhitungan Anda benar, maka akan diperoleh Fa = 4.199 sehingga keputusan ujinya H0A ditolak. Fb =9.044 sehingga keputusan ujinya H0B ditolak. Dan Fab = 3.920 sehingga keputusan ujinya H0AB ditolak. Sehingga diperoleh Kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara metode STAD dan metode ekspositori terhadap prestasi belajar matematika. 2. Ada perbedaan pengaruh antara masing-masing tingkatan motivasi (tinggi, sedang, dan rendah) terhadap prestasi belajar matematika. 3. Ada interaksi antara metode belajar dan motivasi terhadap prestasi belajar matematika.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. 8. Seorang peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5% yang melibatkan 20 responden. Hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: H0 H1 : Metode A < Metode B : Metode A > Metode B

Dari hasil komputasi diperoleh tobs = 3,579. a. Jika t0,05;20 = 3,256, bagaimana keputusan dan kesimpulan ujinya? b. Jika taraf signifikansinya diubah menjadi 10%, apakah keputusan dan kesimpulan uji pada poin a) masih tetap berlaku? Jawab a. Dari data di atas jelas mengatakan bahwa metode A lebih baik daripada metode B. b. Pada point a) peneliti menggunakan = 5% sedangkan pada point b) peneliti menggunakan = 10%. Jika di gambar pada grafik distribusi-t, maka daerah kritik akan bergeser ke kiri (ingat berdasarkan hipotesis di atas, maka dilakukan uji hipotesis ekor kanan). Sehingga

tobs

= 3,579 DK.

Sehingga H0 ditolak. Sehingga keputusan uji mengatakan bahwa

tobs = 3,579 tetap menjadi anggota daerah kritik. Sehingga kesimpulan


uji akan tetap berlaku. NB. Kasus akan berbeda jika peneliti mengubah menjadi 1%. Maka yang terjadi adalah jika di gambar pada grafik distribusi-t, maka daerah kritik akan bergeser ke kanan. Sehingga

tobs

bisa jadi bukan lagi

menjadi daerah kritik, akibatnya kesimpulan uji bisa tidak berlaku lagi. 9. Diberikan kesimpulan Uji Anava 2 Jalan sebagai berikut: 1. H0A ditolak 2. H0B ditolak 3. H0AB ditolak Dari hasil komputasi yang telah dilakukan, diperoleh rataan sebagai berikut.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. Rataan dan Jumlah Rataan Metode Belajar Pmbljr. STAD Pmbljr. Ekspositori Rataan Marginal Motivasi Belajar Tinggi 76.800 55.0909 65.945 Sedang 57.600 61.250 59.425 Rendah 49.222 44.182 46.702 Rataan Marginal 61.207 53.508 57.357

a. Apakah Anda akan melakukan uji lanjut pasca anava? Mengapa? b. Apakah Anda akan melakukan uji komparasi ganda antar baris? Mengapa dan bagaimana kesimpulannya? c. Apakah Anda akan melakukan uji komparasi ganda antar kolom? Mengapa? Jawab. Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perhatikan penjelasan berikut ini. Sebagaimana telah dijelaskan pada jawaban soal nomor 6 di depan, uji Anava hanya mengantarkan peneliti untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan saja. Dengan kata lain, Anava tidak dapat menjelaskan manakah yang lebih baik di antara variabel-variabel tersebut. Lebih jelasnya perhatikan soal di atas. Pak Heru ingin meneliti manakah yang lebih baik antara variabel metode (yang dibedakan ke dalam STAD dengan ekspositori). Anava hanya memberi tahu Pak Heru bahwa antara STAD dan ekspositori masing-masing memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika. Anava tidak dapat menjelaskan manakah di antara STAD dan ekspositori yang memberikan pengaruh lebih baik terhadap prestasi. Sudah paham ndak...? Begitu pula pada variabel motivasi. Anava tidak dapat menjelaskan tingkatan motivasi yang mana (tinggi, sedang, atau rendah) memberikan pengaruh lebih baik terhadap prestasi belajar siswa. Untuk menjawab itu, maka diperlukan Uji Lanjut Pasca Anava. a. Dari penjelasan pada jawaban soal no 6 di atas jelas mengatakan bahwa jika H0AB ditolak, maka Anda harus melakukan uji lanjut pasca Anava. Mengapa? Untuk mengetahui efek interaksi yang terjadi.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. b. Perhatikan bahwa dalam kasus penelitian di atas, hanya melibatkan 2 baris saja, yaitu antara STAD dan ekspsitori. Sehingga Anda tidak perlu melakukan uji komparasi ganda antar baris. Lho...Bukankah peneliti ingin mengetahui manakah yang lebih baik antara STAD dengan ekspositori, sedangkan anava tidak dapat menjawabnya. Betul sekali. Untuk mengetahi manakah yang lebih baik antara STAD dengan ekspositori cukup dengan melihat rataan marginalnya saja. Dari tabel terlihat bahwa Rataan marginal STAD > Rataan marginal ekspositori, sehingga hal ini mengatakan STAD lebih baik daripada ekspositori. Lalu bagaimana jika kita tetap melakukan uji komparasi ganda antar baris? Apakah tidak diperbolehkan? Jika Anda nekat ingin melakukan uji komparasi ganda antar baris maka diperbolehkan, namun dipastikan uji komparasi ganda antar baris akan menunjukkan bahwa STAD lebih baik daripada ekspositori. Sehingga melakukan uji komparasi ganda dalam kasus ini bisa dikatakan sebagai hal yang siasia. c. Penelitian di atas melibatkan 3 kolom. Sehingga Anda harus melakukan uji komparasi ganda antar kolom. Karena dengan uji tersebut akan diketahui manakah di antara motivasi tinggi, sedang atau rendah yang memberikan pengaruh paling baik terhadap prestasi. Apakah kita tidak bisa melihatnya dari rataan marginal? Tentu kita tidak bisa melihatnya. NB. Jika tata letak data menggunakan faktorisasi 2 x 2 dan H0 semuanya ditolak, maka: a) Anda tidak perlu melakukan uji komparasi ganda antar baris. Karena hanya ada dua hal (baris) saja yang dibandingkan. Sehingga untuk mengetahui mana yang lebih baik, cukup melihatnya dari rataan marginalnya saja. b) Anda tidak perlu melakukan uji komparasi ganda antar kolom. Karena hanya ada dua hal (kolom) saja yang dibandingkan. Sehingga untuk mengetahui mana yang lebih baik, cukup melihatnya dari rataan marginalnya saja.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PURWOREJO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENELITIAN PENDIDIKAN
Heru Kurniawan, M.Pd. c) Anda perlu melakukan uji komparasi ganda antar sel. Karena untuk melihat lebih jauh pengaruh perbedaan antar sel yang terjadi. 10. Dalam anava dua jalan digunakan tata letak data sebagai berikut. Metode Tinggi Motivasi Sedang Rendah

Metode A Metode B Metode C a. Berdasarkan tata letak data di atas, berapa kali Anda melakukukan uji normalitas? Sebutkan sampel mana saja yang diuji! b. Berdasarkan tata letak data di atas, berapa kali Anda melakukan uji Homogeitas Variansi? Sebutkan H0-nya! Jawab a. 6 kali 1. Sampel kelas yang dikenai metode A 2. Sampel kelas yang dikenai metode B 3. Sampel kelas yang dikenai metode C 4. Sampel kelas pada siswa dengan motivasi tinggi 5. Sampel kelas pada siswa dengan motivasi rendah 6. Sampel kelas pada siswa dengan motivasi sedang b. 2 kali 1. 2.

metodeA = metodeB = metodeC

motivasi _ tinggi = motivasi _ sedang = motivasi _ rendah

SEMOGA PENJELASAN INI DAPAT MEMBERIKAN PEMAHAMAN DAN PENCERAHAN. AMIIIN

Anda mungkin juga menyukai