Anda di halaman 1dari 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Katarak 2.1.1. Pengertian Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan. Seseorang yang mengalami katarak penglihatannya menjadi berkabut/buram. Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di bagian belakang mata, bersifat sensitif terhadap cahaya. Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan diterima oleh lensa mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau gambar tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami. ( lyas, !""#$ 2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ter a!inya katarak a. %iabetes %iabetes juga dapat menyebabkan penderita mengalami katarak atau pandangan menjadi buram akibat rusaknya lensa mata. Rusaknya lensa mata ini disebabkan karena gula membentuk suatu lapisan dan menutup lensa mata sehingga menghalangi cahaya yang masuk ke bola mata. Katarak dapat disembuhkan melalui operasi mata dengan cara menggantikan lensa mata yang rusak dengan lensa plastik. Katarak umumnya merupakan masalah bagi orang usia lanjut, tetapi pada penderita %iabetes &ellitus yang tidak terkontrol dengan baik katarak dapat terjadi pada
1

usia yang lebih muda. %iperkirakan proses terjadinya katarak pada penderita diabetes mellitus adalah akibat penumpukkan 'at('at sisa metabolisme gula oleh sel(sel lensa mata. %alam keadaan kadar gula normal, penumpukkan at('at sisa ini tidak terjadi. )ila kadar gula darah meningkat, maka perubahan glukosa oleh aldose reduktase menjadi sorbitol meningkat. Selain itu perubahan sorbitol menjadi fruktose relatif lambat dan tidak seimbang sehingga kadar sorbitol dalam lensa mata meningkat ( lyas, !""*$. %isusun suatu hipotesa bah+a sarbitol menaikkan tekanan osmose intraseluler dengan akibat meningkatkan +ater uptake dan selanjutnya secara langsung maupun tidak langsung terbentuklah katarak. Pengaruh klinis yang lama akan mengakibatkan terjadinya katarak lebih dini pada pasien diabetes dibandingkan dengan pasien non diabetes ( lyas, !""*$. b. Pekerjaan yang beresiko mengalami paparan sinar ultra,iolet berlebihan. Sinar ultra,iolet dari matahari dapat mempercepat kekeruhan pada lensa mata. Seseorang dengan pekerjaan sehari(hari sering terpapar sinar ultra,iolet meningkatkan faktor risiko katarak, seperti petani, nelayan, tukang lass dan pekerjaan(pekerjaan yang lebih banyak menuntut pekerja berada di ba+ah terik matahari. )ukti epidemiologi menunjukkan bah+a paparan dengan +aktu yang lama radiasi ultra,iolet, dihubungkan dengan peningkatan risiko dari katarak sub kapsular. )erbagai penelitian telah berhasil membuktikan adanya hubungan antara radiasi ultra ,iolet yang berasal dari sinar matahari dan kejadian katarak -asil peneilitian ilmu dasar seperti biokimia, fotokimia dan histologi sangat menunjang konsep bah+a radiasi ultra ,iolet dapat mempercepat proses terjadinya
2

katarak. Sinar ultra ,iolet akan diserap oleh protein lensa terutama asam amino aromatik, yaitu triptofan, fenil alanin dan tirosin sehingga menimbulkan reaksi foto kiraia dan menghasilkan fragmen molekul yang disebut radikal bebas, seperti anion superoksida, hidroksil dan spesies oksigen reaktif seperti hidrogen peroksida yang semuanya bersifat toksis. Selanjutnya radikal bebas ini akan menimbulkan reaksi patologis dalam jaringan lensa dan senya+a toksis lainnya sehingga terjadi reaksi oksidatif pada gugus sulfhidril protein. Reaksi oksidatif akan mengganggu struktur protein lensa sehingga terjadi cross link antar dan intra protein dan menambah jumlah high molecular weight protein sehingga terjadi agregasi protein tersebut, kemudian akan menimbulkan kekeruhan lensa yang disebut katarak. c. .sia lanjut Sebagian besar penyebab terjadinya penyakit katarak karena bertambahnya usia atau proses degeneratif seseorang. Pada umunya penyakit ini terjadi pada usia lanjut, data setatistik juga menunjukkan sekitar /"0 penderita katarak berada pada usia diatas 1# tahun. Sekitar #"0 orang yang berusia 2# sampai 3# tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak ( lyas, !""#$. Sebab para penderita katarak pada a+alnya tidak menyadari jika dirinya terkena penyakit tersebut. Sehingga pada umumnya mereka menganggap daya penglihatannya berkurang diakibatkan faktor usia. &akanya mereka enggan untuk berobat atau berkonsultasi kepada dokter. -al ini karena penyakit tersebut memang tidak langsung menyerang/ terasa sakitnya. Sebab penyakit ini terjadi secara perlahan(lahan sehingga penderita tidak merasakannya. Pada a+al serangan, penderita katarak merasa

gatal(gatal pada mata, air matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat selaput seperti a+an di depan penglihatannya. 4+an yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. )ila sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya. d. 5edera mata pada lensa Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungti,a, sklera, kornea dan lensa$ dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan$. )enturan tumpul juga bisa menyebabkan patah tulang di sekeliling mata. )ola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. &eskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat. 5edera mata harus diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan ( lyas, !""#$. %alam !6 jam pertama setelah terjadinya cedera, darah yang merembes ke dalam kulit di sekitar mata biasanya menyebabkan memar (kontusio$, biasanya disebut mata hitam. 7ika suatu pembuluh darah di permukaan mata pecah, maka permukaan mata akan menjadi merah. Perdarahan ini biasanya bersifat ringan. Kerusakan pada mata bagian dalam seringkali lebih serius dibandingkan kerusakan pada permukaan mata. Perdarahan di dalam bilik anterior (hifema traumatik$ merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter spesialis mata.
4

Perdarahan berulang dan peningkatan tekanan di dalam mata bisa menyebabkan kornea menjadi merah sehingga penglihatan menjadi berkurang dan meningkatkan resiko terjadinya glaukoma. Penyebab cedera permukaan mata lainnya adalah pecahan kaca, partikel yang terba+a angin dan ranting pohon. Pega+ai yang di tempat kerjanya cenderung banyak memiliki pecahan(pecahan kecil yang berterbangan di udara, sebaiknya menggunakan kacamata pelindung. Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menyebabkan nyeri dan menimbulkan perasaan ada sesuatu di mata. 8ejala lainnya adalah kepekaan terhadap cahaya, mata merah, perdarahan dari pembuluh darah pada permukaan mata atau pembengkakan mata dan kelopak mata. Penglihatan bisa menjadi kabur.

2.1.". Patofi#io$ogi 9erdapat ! teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan sklerosis: *. 9eori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitellensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. 4ir yang banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yangmenyebabkan kekeruhan lensa. !. 9eori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. &akin lama serabut tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa. Perubahan yang terjadi pada lensa : *. Kapsula a. &enebal dan kurang elastic (; dibanding anak$
5

b. &ulai presbiopia c. )entuk lamel kapsul berkurang atau kabur d. 9erlihat bahan granular !. <pitel(makin tipis a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat$ b. )engkak dan ,akuolisasi mitokondria yang nyata =. Serat lensa a. Serat irreguler b. Pada korteks jelas kerusakan serat sel c. )ro+n sclerotic nucleu, sinar .> lama kelamaan merubah protein nukelus lensa, sedang +arna coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal d. Korteks tidak ber+arna karenai kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto oksidasi. Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina.

2.1.%. &e a$a k$ini# Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Proses ini tidak terjadi dalam +aktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara
6

mendadak. Katarak terdiri dari 6 stadium, yaitu : stadium a+al (insipien$, stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur. Pada stadium a+al (katarak insipien$ kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari(hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti : a. Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya. b. ?arna terlihat pudar. c. Sulit melihat saat malam hari. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. 8ejala ini terjadi saat katarak bertambah luas. (?ijayana, !""=$

2.1.'. (iagno#i# %iagnosis katarak dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan ,isus untuk mengetahui kemampuan melihat pasien. >isus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya. Pemeriksaan yang sangat penting yaitu test

pembelokan sinar yang dapat mendeteksi pupil &arcus 8unn dan defek pupil aferen relatif yang mengindikasikan lesi saraf optik. Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk e,aluasi opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungti,a, kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati(hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat 'onular juga dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Kemudian lakukan pemeriksaan shado+ test untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam e,aluasi dari intergritas bagian belakang harus dinilai. &asalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan penglihatan. 2.1.). Penata$ak#anaan Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. 4kan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat(obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh. Penatalaksanaan definitif untuk katarak adalah ekstraksi lensa. Lebih dari bertahun(tahun, tehnik bedah yang ber,ariasi sudah berkembang dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. -ampir bersamaan dengan e,olusi @L yang digunakan, yang ber,ariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. )ergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada ! tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi ( 55<$ dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (<55<$. )erikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu 55<, <55<, dan phacoemulsifikasi. *. ntra 5apsular 5ataract <Atraction ( 55<$
8

9indakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada 55< tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. 55< tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 6" tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, u,eitis, endoftalmitis, dan perdarahan. !. <Atra 5apsular 5ataract <Atraction ( <55< $ 9indakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada ri+ayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. =. Phacoemulsification Phakoemulsifikasi (phaco$ maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar !(=mm$ di kornea. 8etaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin P-45@

akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa ntra @kular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan akti,itas sehari(hari.9ehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. 9ehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu. 6. S 5S 9eknik operasi Small ncision 5ataract Surgery (S 5S$ yang merupakan teknik

pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah. #. B48 Laser &elubangi kapsul posterior sehingga terdapat lubang. Prosedur ini kerjanya cepat dan tidak sakit. ndikasi: @pasifikasi kapsul posterior pada katarak sekunder, Perifer

ridotomy pada penderita glaukoma sudut tertutup akut, pan retinal photocoagulation pada penderita diabetic retinopathy. 4pabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut: a. Kacamata afakia yang tebal lensanya b. Lensa kontak

10

c. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat. Kekuatan implan lensa intraokuler yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea. Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi ,isual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan. Pera+atan Pasca )edah 7ika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas ra+at jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati(hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama ! bulan. &atanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( )iasanya 1(3 minggu setelah operasi $. Selain itu juga akan diberikan obat untuk :
11

( &engurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan. ( 4ntibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak sempurna. ( @bat tetes mata steroid. @bat yang mengandung steroid ini berguna untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah. ( @bat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah. -al yang boleh dilakukan antara lain : ( &emakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan ( &elakukan pekerjaan yang tidak berat ( )ila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas. Bang tidak boleh dilakukan antara lain : ( 7angan menggosok mata ( 7angan menggendong yang berat ( 7angan membaca yang berlebihan dari biasanya

12

( 7angan mengedan keras se+aktu buang air besar 7angan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

2.1.*. Komp$ika#i a. Komp$ika#i Intra +peratif <dema kornea, 5@4 dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi ,itreus, incacerata kedalam luka serta retinal light toAicity. ,. Komp$ika#i (ini Pa#-a +peratif ( 5@4 dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, bro+n(&cLean syndrome (edema kornea perifer dengan

daerah sentral yang bersih paling sering$. ( Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps ,itreus. ( Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak sempurna, astigmatismus, u,eitis anterior kronik dan endoftalmitis. ( Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi. -. Komp$ika#i .am,at Pa#-a +peratif ( 4blasio retina ( <ndoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan ,irulensi rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler
13

( Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah malformasi lensa intraokuler jarang terjadi. 2.1./. Progno#i# 4pabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak umumnya baik. 2.1.0. Pen-egahan Katarak tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal(hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhadap sinar ultra,iolet dengan menggunakan kacamata gelap, dan sebagainya. Pemberian intake antioksidan seperti ,itamin 4, 5, dan < secara teori bermanfaat

2.2. Peker a Batu Bata )eberapa peristilahan mengenai tenaga kerja dipengaruhi oleh posisi dan tempat tenaga kerja tersebut bekerja. &isalnya ada yang menyebut buruh, karya+an atau pega+ai. Camun sesungguhnya dapat dipahami bah+a maksud dari semua peristilahan tersebut adalah sama, yaitu: orang yang bekerja pada orang lain dan mendapat upah sebagai imbalannya. &aka berdasarkan rumusan tersebut, maka yang dimaksud dengan tenaga kerja

(pekerja/karya+an/buruh/buruh atau pega+ai itu mencakup pega+ai s+asta maupun pega+ai negeri (Sipil dan &iliter$ (Prinst, *//6$. &aimun (!""6$ berpendapat pekerja/buruh de+asa (biasa disebut pekerja/ buruh$ adalah tiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. %i mana dalam
14

definisi tersebut dua unsur yaitu unsur orang yang bekerja dan unsur menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Selanjutnya &aimun (!""6$ menyebutkan bah+a tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pengertian tenaga kerja mencakup pekerja/buruh, pega+ai negeri, tentara, orang yang sedang mencari pekerjaan, orang-orang yang berprofesi bebas seperti pengacara, dokter, pedagang, penjahit dan ain- ain! "en#r#t $n%ar &1991' (enyeb#tkan bah%a tenaga kerja ada ah tiap orang yang (a(p# (e ak#kan pekerjaan di da a( ata# di #ar h#b#ngan kerja g#na (enghasi kan barang-barang dan ata# jasa #nt#k (e(en#hi keb#t#han (asyarakat! )engertian ini sangat #as karena (e ip#ti j#ga pega%ai negeri yang bekerja pada *nstansi pe(erintah yang di ind#ngi #ndang-#ndangan kepega%aian! +edangkan b#r#h ada ah pekerja di s#at# per#sahaan, dan da a( (e ak#kan pekerjaannya har#s t#nd#k pada perintah dan perat#ran kerja yang diadakan o eh peng#saha &(ajikan' yang bertangg#ng ja%ab da a( ingk#ngan per#sahaannya, dan b#r#h,pekerja akan (e(pero eh #pah serta ja(inan hid#p peng#saha &(ajikan'! "en#r#t +#prihanto &1986' tenaga kerja terbagi 2 jenis, yait#angkatan kerja &labour force' dan b#kan angkatan kerja! $ngkatan kerja terdiri dari go ongan yang bekerja dan go ongan yang (engangg#r dan (encari pekerjaan! .e o(pok b#kan angkatan kerja (asih dibagi agi yait#
15

ainnya yang %ajar dari

go ongan yang berseko ah, go ongan yang (eng#r#s r#(ah tangga dan go ongan yang ain ata# peneri(a pendapatan ata# ke o(pok potensia alboruf force! )ekerja,b#r#h (er#pakan bagian dari tenaga kerja yait# tenaga kerja yang bekerja di da a( h#b#ngan kerja, di ba%ah perintah pe(beri kerja &bisa perseroan, peng#saha, dan h#k#( ata# ada ainya, dan atas jasa da a( bekerja yang bersangk#tan (eneri(a #pah ata# i(ba an da a( bent#k ain, dengan kata ain tenaga kerja diseb#t sebagai pekerja,b#r#h bi a ia (e ak#kan pekerjaan di da a(! h#b#ngan kerja dan di ba%ah perintah orang ain dengan (eneri(a #pah ata# i(ba an da a( bent#k ain! /enaga kerja yang bekerja di ba%ah perintah orang ain dengan (eneri(a #pah ata# i(ba an da a( bent#k ain tetapi tidak di da a( h#b#ngan kerja seperti t#kang se(ir sepat#, b#kan (er#pakan pekerja &"ai(#n, 2004'! 2.2.1. .ingkungan Ker a Dormulasi lingkungan kerja yang dianjurkan adalah sebagai berikut Pemisahkan fasilitas peralatan kerja yang dapat menimbulkan panas di tempat bekerja dan menggunakan material yang sudah diisolasi untuk meminimalkan pengeluaran panas pada area kerja yang lainnyaE Peningkatkan aliran udara dengan menggunakan ,entilasi yang memadai atau sistem mesin pendingin ruangan yang memadai, terutama di tempatFtempat kerja seperti dapurF dapur dan petiFpeti logam kontener.

16

-indarilah bekerja di ba+ah sinar terik matahari langsung dan memasang alat pencegah panas matahari sementara jika memungkinkan.

2.2.2. Pengaturan Ker a Dormulasi pengaturan kerja yang dianjurkan adalah sebagai berikut &enghindari bekerja di lingkungan yang panas dalam +aktu yang lama. Perhatikan laporan cuaca, dan semua ataupun sebagian besar pekerjaan haruslah dijad+alkan &eminimalkan pekerjaan fisik yang mengharuskanmenggunakan alatFalat mekanik di tempat kerja. &embuat pengaturan kerja bagi para pekerja untuk istirahat di tempat yang sejuk atau daerah teduh selama periode +aktu panas. &emperbolehkan karya+an untuk istirahat secara teratur atau merotasi ke sisi lain tempat kerja dalam jam kerja untuk mengurangi serangan panas pada lingkungan kerja yang panas. 2.2.". Ke#ehatan Ker a &emberi perhatian khusus harus diberikan pada setiap laporan yang disampaikan oleh pekerja yang menderita gejala serangan ha+a panas. Para pekerja harus dilatih untuk memperhatikan respon tubuhnya. )ilamana terjadi gejala serangan ha+a panas, mereka harus segera menginformasikan kepada atasannya dan mengambil tindakanFtindakan memadai secepatnya. )eberapa pekerja mungkin mempunyai kesulitanFkesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja yang panas karena keadaan kondisi kesehatan mereka atau efek dari obat F obatan. Para majikan harus memikirkan hal ini dan mempertimbangkan pemberian
17

rekomendasi bagi para pekerja untuk pergi ke dokter saat akan memberikan tugas kerja bagi para pekerja tersebut.

Bagan 2.1: Skema rujukan pelayanan kesehatan dalam departeman kesehatan 2.%. 1ana emen Pu#ke#ma# Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kedua kata itu digabungkan menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Manegere diterjemahkan ke dalam bahasa nggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. 4khirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa ndonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (.sman, !""1$. Pengertian manajemen cenderung menunjukan ,ariasi. 4da dua ma'hab dalam mendefinisikan manajemen. &a'hab pertama menekankan optimasi dan koordinasi pemanfaatkan sumber(sumberdaya dan tugas(tugas ke arah pencapaian

18

tujuan. %efinisi ini seperti diformulasikan oleh Szilagyi (*/3*$ : Management as process o interacting resources and tasks toward the achie!ement o stated organizational goals". &a'hab kedua menekankan fungsi(fungsi manajemen untuk mencapai tujuan seperti didefiniskan oleh Stoner (*//!$ : Management is the process o planning, organizing, leading and controlling the work o organization mem#ers and using all a!aila#le organizational resources to reach stated organizational goals". (Sutisna <, !""/$ )eberapa batasan tentang manajemen banyak dibuat para ahli, diantaranya adalah (Sutisna <, !""/$ : *. &anajemen adalah pencapaian tujuan(tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang lain ($erry$E !. &anajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (%ollett$E =. &anajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasikan kegiatan(kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan$ yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja (&!ance!ich$E 6. &anajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan penga+asan usaha(usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumbersumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stones$E #. &anajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan dia+asi (&ncyclopedia o sosial sciences$E 1. &anajemen adalah upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan ('oontz dan ()*onnell$. .ntuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan a'as penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen

19

puskesmas yag baik. &anajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi(fungsi manajemen. 4da tiga fungsi manajemen pusksesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Penga+asan dan Pertanggungja+aban. manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan(%epkes R , !""6$. %ari uraian beberapa pengertian manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan bah+a manajemen Puskesmas diselenggarakan sebagai (Sutisna <, !""/$ : *. Proses pencapaian tujuan PuskesmasE !. Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pega+ai Puskesmas ( management #y o#jecti!es atau &)@$ menurut *ruckerE =. Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan efekti,itas PuskesmasE 6. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalahE #. Proses kerjasama dan kemitraan dalam pencapaian tujuan PuskesmasE 1. Proses mengelola lingkungan .ntuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien, pimpinan Puskesmas dituntut untuk melaksanakan fungsi(fungsi manajemen, yaitu fungsifungsi yang harus dilaksanakan oleh pimpinan Puskesmas secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan. )anyak ahli manajemen mengemukakan teori tentang fungsi(fungsi manajemen, tergantung dari sudut pandangnya. Persoalannya adalah hingga de+asa ini belum ada kesepakatan tentang fungsifungsi manajemen. 4da beberapa rumusan fungsi(fungsi manajemen, sebagai berikut (Sutisna <, !""/$: *. +lanning, (rganizing, ,ctuating, -ontrolling (P@45$ menurut $erryE

20

!. +lanning, (rganizing, Moti!ating, -ontrolling (P@&5$ menurut Mee. =. +lanning, (rganizing, -ommanding, -oordinating, -ontrolling (P@555$, menurut %ayol. 6. +lanning, (rganizing, /eading, -ontrolling (P@L5$ menurut Stoner dan %reemanE #. +lanning, (rganizing, *irecting, -ontrolling (P@%5$ menurut +earce dan 0o##insonE 1. +lanning, (rganizing, Sta ing, *irecting, -ontrolling (P@S%5$ menurut 'oonzt dan ()*onnelE 2. +lanning, (rganizing, Sta ing, /eading, -ontrolling (P@SL5$, menurut 'oontz dan 1ehrichE 3. +lanning, (rganizing, Sta ing, *irecting, -oordinating, 0eporting, Budgeting (P@S%5@R)$ menurut 2ullickE /. +lanning, +rogramming, Budgetting, System (PP)S$ menurut Mc. 3amaraE *". %orecasting, +lanning, (rganizing, -oordinating, -ommanding, -ontrolling (DP@555$ menurut 4rwich. Dungsi manajemen yang digunakan oleh Puskesmas diadaptasi dari fungsi manajemen yang dikemukakan oleh $erry dengan penambahan fungsi e!aluating (Penilaian$, sehingga fungsi( fungsi manajemen Puskesmas adalah sebagai berikut (Sutisna <, !""/$: *. +lanning (Perencanaan$E !. (rganizing (Pengorganisasian$E =. ,ctuating (Penggerakan Pelaksanaan$E 6. -ontrolling (Penga+asan/Pembimbingan$E #. &!aluating (Penilaian$.

21

+lanning (Perencanaan$ adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan Puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya. 9anpa ada fungsi perencanaan Puskesmas, tidak ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan Puskesmas. &elalui fungsi perencanaan Puskesmas akan ditetapkan tugas(tugas pokok staf dan dengan tugas(tugas ini pimpinan Puskesmas akan mempunyai pedoman super,isi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas(tugasnya. (rganizing (Pengorganisasian$ adalah serangkaian kegiatan manajemen untuk

menghimpun semua sumber daya yang dimiliki Puskesmas dan memanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan Puskesmas. 4tas dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses pengintegrasian semua sumber daya yang dimiliki Puskesmas. ,ctuating (directing, commanding, moti!ating, in luencing$ atau fungsi penggerakan pelaksanaan Puskesmas adalah proses pembimbingan kepada staf agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas(tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Kepemimpinan yang efektif, pengembangan moti,asi, komunikasi, dan pengarahan sangat membantu suksesnya pelaksanaan fungsi aktuasi. -ontrolling (penga+asan dan pengendalian$ adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai rencana yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi penyimpanagan. Pelaksanaan fungsi manajemen ini memerlukan perumusan standar kinerja (standard per ormance$. &!aluating (Penilaian$ adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria

22

yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta memberikan saransaran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Sutisna <, !""/$ &eskipun kelima fungsi manajemen tersebut terpisah satu sama lain, tetapi sebagai suatu kesatuan proses, dimana kelimanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Kelima fungsi ini sifatnya sekuensial, artinya fungsi yang satu mendahului fungsi yang lainnya, dimana akti,itas manajerial dimulai dengan planning dan berakhir pada e!aluating. 7ika perencanaan (planning$ telah disusun, kemudian struktur organisasi dirancang sedemikian rupa agar setiap tugas dan hubungan antar unit kerja dalam organisasi dapat merealisasikan rencana (organizing$. 7ika struktur organisasi telah dirancang, maka pimpinan memilih dan menetapkan personalia dengan kualifikasi yang tepat untuk menempati posisi dalam struktur organisasi dan mengerjakan berbagai tugas. Kemudian indi,idu atau tim yang bekerja dalam organisasi digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak atau bekerja efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan (actuating$. 4khirnya semua akti,itas atau operasi organisasi dikontrol untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan (controlling$, kemudian hasil yang dicapai dibandingkan dengan tolok ukur atau kriteria kinerja yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran( saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan program ( e!aluating5 (Sutisna <, !""/$

23

Bagan 2.2 : +emikiran manajemen sistem ter#uka (Sutisna <, !""/$

24

Anda mungkin juga menyukai