Anda di halaman 1dari 2

Resiko tinggi terhadap kekerasan : diarahkan pada diri sendiri atau orang lain.

Cara menangani resiko tinggi terhadap kekerasan dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu dengan latihan fisik, verbal, spiritual dan kepatuhan terhadap penggunaan obat. Latihan fisik berupa latihan yang dilakukan secara fisik untuk menyalurkan kemarahan klien. Contoh latihan fisik misalnya adalah memukul-mukul kantong berisi pasir (sasak tinju), klien dapat membayangkan bahwa sasak tinju tersebut adalah seseorang atau sesuatu yang tidak klien sukai. Hal ini merupakan cara yang aman dalam menyalurkan kemarahan pasien terhadap seseorang ataupun sesuatu yang tidak klien sukai tersebut. Cara kedua adalah melatih kontrol marah dengan cara verbal. Contoh melatih marah dengan cara verbal adalah mengungkapan perasaan marah secara verbal seperti saya marah sama kamu. Hal ini dapat membuat orang disekitar klien (tenaga kesehatan maupun keluarga) sadar terhadap apa yang tidak disukai oleh klien dan dapat membuat klien tersebut marah. Dengan mengetahui penyebab klien marah, tenaga kesehatan dapat menghindari penyebab kemarahan klien. Cara selanjutnya adalah melatih pasien mengontrol prilaku kekerasan secara spiritual, misalnya dengan cara berdoa, shalat, dan berwudhu. Hal tersebut memungkinkan klien mendapatkan ketenangan batin saat lebih mendekatkan dirinya kepada tuhannya. Cara terakhir untuk mengontrol perilaku kekerasan yang dilakukan klien adalah mengawasi kepatuhan klien dalam meminum obatnya (terapi farmaka). Meminum obat dapat mengontrol emosi klien, karena obat beberapa obat psikotik memiliki efek sebagai obat penenang. Intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mengontrol perilaku kekerasan klien selain 4 cara diatas adalah dengan cara meminimalisir bahaya yang mugkin dapat terjadi, misalnya dengan menjauhkan semua benda-benda yang dapat membahayakan dari lingkungan sekitar pasien. Hal ini dikarenakan jika pasien sedang berada dalam keadaan gelisah, bingung, pasien tidak akan menggunakan benda-benda tersebut untuk

membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu memiliki staf yang cukup dan kuat secara fisik yang dapat membantu mengamankan pasien jika dibutuhkan. Hal ini dibutuhkan untuk mengontrol situasi dan juga memberikan keamanan fisik kepada staf. Selain itu perawat juga bisa menciptakan lingkungan pasien pada tingkat stimulus yang rendah, misalnya penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi yang sederhana, tingkat kebisingan rendah. Lingkungan yang penuh dengan stimulus dapat meyebabkan tingkat ansietas meningkat, individu-individu yang ada (kerumunan orang yang cukup bayak) mungkin dirasakan sebagai suatu ancaman karena mencurigakan, sehingga akhirnya membuat klien agitasi.

Cara menangani resiko tinggi terhadap kekerasan yang telah dijelaskan diatas memiliki tujuan jangka pendek den tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendeknya adalah dalam 2 minggu klien dapat mengenal tanda-tanda peningkatan ansietas dan kegelisahan dan melaporkan kepada perawat agar dapat diberikan intervensi sesuai kebutuhan. Sedangkan, tujuan jangka panjangnya adalah pasien tidak akan membahayakan dirinya dan orang lain selama di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai