Anda di halaman 1dari 14

BIRO HUKUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEI 2013

LATAR BELAKANG
Penggantian Antar Waktu anggota legislatif Daerah pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari penempatan anggota legislatif itu sendiri, fenomena PAW ini seringkali menimbulkan sengketa hukum dikemudian hari, terutama apabila ada salah satu pihak (umumnya mereka yang dikenakan pemecatan/ penggantian) yang merasa dirugikan dengan diperlakukan tidak adil oleh partainya. Pihak yang dirugikan dan memperjuangkan hakhaknya tersebut biasanya menempuh upaya hukum melalui lembaga peradilan baik PTUN maupun Pengadilan Negeri.

DASAR HUKUM PAW

Undang-undang 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009. Undang-undang 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ditegaskan perihal syarat-syarat pemberhentian antar waktu.

TITIK BERAT PERATURAN PAW

Pengaturan tentang PAW anggota DPRD diatur di dalam Pasal 383 Undang-undang Nomor 27 tahun 2009 yang menegaskan anggota DPRD Kabupaten/ Kota berhenti antar waktu karena meninggal dunia, mengundurkan diri dan diberhentikan.

TAHAPAN PAW
Berdasarkan ketentuan Pasal 383 ayat (2) huruf (e) Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009: Pengusulan pemberhentian oleh Dewan Perwakilan Cabang Persetujuan Rapat DPRD Pengusulan PAW kepada Gubernur Peresmian PAW oleh Gubernur/Bupati/ Walikota

PAW DALAM DIAGRAM


Diajukan kepada Gubernur dalam hal DPRD Kab/Kot Menteri Dalam Negeri utk DPRD Propinsi

Usulan PAW Oleh Partai Politik

Diajukan ke DPRD

KPUD melakukan Verifikasi Persyaratan Calon

Pengambilan Sumpah jabatan Sebagai anggota DPRD

SEBAB PELAKSANAAN PAW


Meninggal dunia Mengundurkan diri Diberhentikan karena alasan tertentu, apabila: Tidak melaksanakan tugas secara berkelanjutan/tetap selama 3 bulan berturut-turut tanpa keterangan. Melanggar sumpah janji jabatan dan kode etik Dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang diancam pidana penjara 5 Tahun/ lebih Tidak menghadiri rapat paripurna 6 kali berturut-turut Diusulkan oleh parpolnya sesuai ketentuan perundangundangan Tidak memenuhi syarat sebagai anggota DPRD Melanggar larangan yang diatur dalam perundang-undangan Diberhentikan sebagai anggota Parpol Menjadi anggota Parpol lain.

SEBAB PAW DALAM INTERN PARPOL


Perpecahan kepengurusan parpol Tindakan pidana Perbedaan pandangan terkait orientasi kepentingan parpol yang didasarkan pada AD/ART Kepentingan kepengurusan parpol

PRINSIP-PRINSIP POKOK PAW


Tenggat Waktu PAW Persyaratan PAW Prosedur PAW (tata cara dan batas waktunya) Keputusan PAW Konsekwensi PAW

ALASAN PENGAJUAN GUGATAN PAW DI PENGADILAN

Merupakan Perbuatan Melawan Hukum (perdata) Tidak sesuai dengan Kewenangan Tidak sesuai dengan Prosedur PTUN Tidak sesuai dengan substansi Bertentangan dengan AAUPB

PENYELESAIAN PERMASALAHAN DI PENGADILAN (PN/PTUN/MA) Gugatan


Dismisal proses/ pemeriksaan Jawaban Replik Duplik Pembuktian (saksi/ tertulis) Kesimpulan Putusan tingkat pertama (PN/ PTUN) Memori/ Kontra Memori Banding Putusan Tingkat Banding (PT. TUN) Memori/ Kontra Memori Kasasi Putusan Tingkat Kasasi (MAHKAMAH AGUNG) Memori/ Kontra Memori PK Putusan Peninjauan Kembali (MAHKAMAH AGUNG)

TINDAK LANJUT PUTUSAN PENGADILAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP/ INKRACHT


MENANG

SK PAW TETAP BERLAKU SEBAGAIMANA MESTINYA

KALAH

MELAKSANAKAN PUTUSAN YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP DENGAN MEMPERBAIKI OBJEK GUGATAN ATAU MENERBITKAN KEMBALI SK PAW

KESIMPULAN DAN SARAN DALAM UPAYA ANTISIPASI PERMASALAHAN PAW


Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan baik Pembenahan internal partai Hubungan yang baik antar intern anggota partai Hubungan yang baik antar anggota partai dengan partai Hubungan yang baik antara anggota partai dengan partai lainnya

TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai