Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BAKTERIOLOGI

Oleh

Nama : Nurul Kusuma Wardani Nim : B1J0101087

Mycobacterium tuberculosis

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKUKTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

Sebagian besar dinding bakteri terdiri atas asam lemak (lipid), peptidoglikan, dan arabinumannan. Lipid inilah yang membuat bakteri lebih tahan terhadap asam (asam alcohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Bakteri dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena bakteri berada dalam sifat dormant (bakteri tidak berkembang biak, seolah-olah bakteri telah mati). Dari sifat dormant ini bakteri dapat bangkit kembali dan menjadi penyakit tuberkulosis menjadi aktif lagi. Sifat lain dari bakteri ini ialah aerob (hidup dalam suasana yang kaya akan oksigen) sifat ini menunjukkan bahwa bakteri ini lebih banyak menyerang jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energi. Dalam hal ini terkesan oksigen pada bagian apical paru-paru lebih tinggi dari bagian lain sehingga pada bagian apical inilah prediksi tempat penyakit tuberculosis (Hiswani M.Kes, 2010). Pada jaringan basil tuberculosis adalah bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x3m. Jika sudah terwarnai dengan bahan celup dasar, organisme ini tidak dapat diwarnai dengan alcohol. Tanpa menghiraukan pengobatan iodine. Basil tuberculosis sejati ditandai dengan tahan asam, yaitu 95% etil alcohol mengandung 3% asam hidroklorat dengan cepat menghilangkan semua warna bakteri kecuali mikobakterium. Sifat tahan asam ini tergantung pada integritas selubung yang terbuat dari lilin. Tekhnik pewarnaan Ziehl-Neelsen digunakan untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam. Dinding bakteri terdiri dari beberapa komponen, yaitu lipid, protein, dan polisakarida. Dinding sel mikobakterium dapat menginduksi reaksi hipersensitivitas lambat dan beberapa resistensi terhadap infeksi serta dapat menggantikan seluruh sel mikobakterium pada Adjuvant Freud. Kandungan sel mikobakterium hanya membangkitkan reaksi hipersensitivitas lambat pada binatang yang sebelum nya tersensitisasi (Ridwan, dkk , 1985). Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan

asam. Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan

kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60% (Simbahgaul, 2008). Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Indah, 2010). Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20C selama 2 tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit (Asril, 2003). Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Mikobakteria mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain karena sifatnya yang cukup kompleks dan dinding selnya yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih 18 jam. Karena pertumbuhannya yang lamban, seringkali sulit untuk mendiagnostik tuberculosis dengan cepat. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab (Simbahgaul, 2008).

Mycobacterium tuberculosis berasal dari genus mycobacterium. Genus ini memiliki sekitar 100 spesies lain. Selain Mycobacterium tuberculosis, yang terkenal adalah Mycobacterium leprae. Beberapa situasi dan kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya TBC meliputi lingkungan atau tempat yang lembab, sirkulasi udara yang minim, dan sinar matahari yang kurang, turunnya kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, maka sel darah putih akan menjadi benteng pelindung dari bakteri TB. Tapi jika sistem imunnya berkurang, maka kuman akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Jenis kelamin dan usia, umumnya jenis kelamin laki-laki dan orang dewasa lebih berisiko terkena TBC, alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan, konsumsi alkohol dan obat-obatan bisa memperlemah sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terinfeksi. Diet yang terlalu ketat juga dapat mempengaruhi , ketika seseorang melakukan diet dengan ketat, maka ia tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup serta kurangnya konsumsi kalori yang membuatnya berisiko tinggi terkena TBC. Situasi dan kondisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap muncul dan menyebarnya bakteri mikobakterium tuberklosa yang merupakan bakteri yang berperan sekali dalam kemunculannya penyakit TBC. TB timbul berdasarkan kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin. penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas. atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Secara klinis, TB dapat terjadi melalui infeksi

primer dan paska primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena kuman TB untuk pertama kalinya. Setelah terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli (gelembung paru) terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-5 minggu. Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB dengan cara menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat. Ada beberapa kuman yang menetap secara "persisten" atau dormant", sehingga daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan perkembangbiakan kuman, akibatnya yang

bersangkutan akan menjadi penderita TB dalam beberapa bulan. Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan berlangsung tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi pada orang-orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular. Masa inkubasi sekitar 6 bulan. Infeksi paska primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer (Gery, 2008). Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas tubuh dengan melakukan reaksi inflamasi Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ,basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil; gumpalan yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkhus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang-biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel

epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini membutuhkan waktu 10 20 hari. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).Bentukbentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada

pemeriksaan foto rontgen (Irman, 2007).

Gambar1. Koloni bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah di kultur

Gambar 2. Bentuk Bakteri Mycobacterium tuberculosis

Gambar 3. Mekanisme Bakteri Mycobacterium tuberculosis Menyerang jaringan tubuh

DAFTAR REFERENSI Bahar, Asril. 2003. Ilmu Penyakit Dalam / TB Paru Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Drh. Hiswani Mkes. 2010. Morfologi Mycobacterium tuberculosis. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan E/17 Jakarta: EGC. Jurnal Tuberkulosis Indonesia Edisi September 2006, Penerbit Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. Http://www.totalkesehatananda.com/tuberculosis1.html. Oktober 2013. Diakses tanggal 20

Masood, Ridwan., Yogesh Kumar Sharma, and T.A Venkitasubramanian. 1985. Metabolisme of Mycobacteria. J. Biosci., Vol. 7, Numbers 3 & 4, pp 421431 Department of Biochemistry, Vallabhbhai Patel Chest Institute, University of Delhi, Delhi 110007, India. Simbahgaul. 2008. Mikrobakteria. http://www.simbahgaul.wordpress.com Diakses pada tanggal 05 Maret 2009. Schmitz, Gery. 2008. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta: EGC Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. Todar, Kenneth. 2009. Mycobacterium tuberculosis and Tuberculosis. http://www.textbookofbacteriology.net Diakses pada tanggal 09 Maret 2009.

Anda mungkin juga menyukai