SULVINAJAYANTI P1400212020
KESENJANGAN
Suatu teknik analisis yang bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan antara posisi organisasi pada saat sekarang dan posisi organisasi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
Ketimpangan atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
KESENJANGAN SOSIAL
KEMISKINAN STRUKTURAL
Tidak ada atau lambannya mobilitas sosial. Terletak dalam kungkungan struktur sosial yang menyebabkan kekurangan hasrat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Struktur sosial melahirkan corak rintangan yang menghalangi untuk maju. Pola stratifikasi. Unskilled labourerds.
PENGERTIAN KEMISKINAN
BAPPENAS (1993) Kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena keadaan yang tidak daat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. p
LEVITAN (1980) Kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
MARCELINUS MOLO (1994) Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
CIRI BUDAYA KEMISKINAN 1. Fatalisme 2. Rendahnya tingkat aspirasi 3. Rendahnya kemauan mengejar sasaran 4. Kurang melihat kemajuan pribadi 5. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan 6. Perasaan untuk selalu gagal 7. Perasaan menilai diri sendiri negatif 8. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar 9. Tingkat kompromis yang meyedihkan
Orang-orang Kaya Atau Pengusaha Tumbuh Sangat Cepat Menjadi 7 Persen, Sedangkan Orang Miskin Hanya Tumbuh Mencapai 2 Persen
Majalah Forbes mencatat 40 orang terkaya di Indonesia pada 2012 yang bergelimang harta hingga US$88,6 miliar. Bandingkan dengan jumlah orang miskin yang menurut data Badan Pusat Statistik per Maret 2012 mencapai lebih dari 30 juta orang dengan pengeluaran cuma sekitar Rp240 ribu per orang per bulan.
Perbedaan antara si kaya dengan si miskin akan tetap ada, dalam sistem sosial ekonomi manapun. Yang lebih diperlukan adalah bagaimana lebih sehingga mendekati perasaan keadilan sosial.
memperkecil
kesenjangan
lebih
Undang-Undang Penanaman Modal Asing, persyaratan dan peraturan yang lebih ringan dan menarik kepada investor. Kegiatan industri meningkat tajam, sehingga terjadi peningkatan GDP. Tahun 1970 = 9% Tahun 1992 = 17% (Booth dan McCawley, 1986:82 dan Sjahrir 1993:16)
Perusahaan besar konglomerat menguasai berbagai kegiatan produksi murni, seperti: Produksi, eksploitasi hasil hutan, konstruksi, industri otomotif, transportasi, perhotelan, makanan, perbankan, jasa-jasa keuangan, dan media komunikasi
Diperkirakan 200 konglomerat menguasai 58% PDB, sedangkan usaha-usaha rakyat kecil dan tradisional hanya 8%.
STRATIFIKASI SOSIAL
Max Weber
Kelas sosial merupakan stratifikasi sosial yang berkaitan
dengan hubungan produksi dan penguasaan kekayaan.
Sedangkan status sosial merupakan manifestasi dari stratifikasi sosial yang berkaitan dengan prinsip yang dianut oleh komunitas dalam mengkonsumsi kekayaannya dan/atau gaya hidupnya.
Fungsi Lahan
Dimensi Sosiologis: dianalisis secara struktural dan/atau kultural. Dimensi Ekonomi (pertanian): diananlisis dari pola-pola manajemen usaha tani yang dilakukan petani. Dimensi Ekologi (manusia): dianalisis dari situasi hubungan koeksistensial antara sistem sosial dengan ekosistem, dalam upayanya untuk mencapai keseimbangan yang dinamis (steady state).
1.
Perspektif Phisiokrat (Francois Quesnay) Lahan sebagai sumber daya pertanian yang memiliki hasil lebih untuk didistribusikan keseluruh komponen masyarakat. 2. Perspektif Klasik (David Ricardo) Lahan sebagai sumber daya yang bisa menghasilkan sewa lahan (rent). 3. Perspektif Ekonomi Moral (James C. Scott) Lahan sebagai instrument untuk menjalin hubungan sosial yang berlandaskan pada moralitas. 4. Perspektif Ekonomi Politik (Samuel L. Popkin) Lahan sebagai sumber daya untuk melakukan suatu permainan politik. 5. Perspektif Ekologi Manusia (A.Terry Rambo) Lahan sebagai sumber daya yang bisa ditra nsformasikan ke dalam suatu sistem sosial.
1. Menilai diri sendiri (self ranking) / subyektif. 2. Menilai posisi seseorang dalam komunitas / obyektif. 3. Menggunakan indikator-indikator interaksi. 4. Menggunakan indikator-indikator secara khusus.
Mengukur distribusi barang dan jasa. Contoh: sistem penggajian karyawan. Mengkorelasikan berbagai faktor yang menjadi dasar terbentuknya stratifikasi sosial. Mengukur kecepatan perubahan dan implikasi.
Apapun status sosial kita, pada akhirnya akan tetap berada di tempat yang sama ketika sudah tiba waktunya. SEKIAN DAN TERIMA KASIH