Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yoan Budiyanto Nim : 106010200111027

TUGAS PRIBADI HUKUM PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN

1. Runtutan kasus ini adalah, Pak Umar dan Pak Hasan bersama-sama sepakat membentuk suatu persekutuan dagang yang berbentuk Firma dengan nama Firma Alam Sejahtera pada tahun 2000. Dimana Pak Umar bertindak sebagai pendiri sekaligus Direktur Firma dan Pak Hasan bertindak sebagai pendiri sekaligus bendahara Firma. Dalam perkembangannya bisnis firma Alam Sejahtera menurun seiring dengan terjadinya krisis moneter tahun 2008, sehingga firma Alam Sejahtera, mempunyai tunggakan hutang sebesar 100 juta rupiah kepada PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo, disamping itu dia juga mempunyai hutang yang telah jatuh tempo kepada PT. Bank Rakyat Indonesia sebesar 200 juta rupiah dan PT Jaya Giri Pasuruan sebesar 50 juta rupiah. Karena dirasa semakin lama kondisi keuangan dari firma Alam Anugerah semakin menurun dan beban hutang yang ditanggung makin membengkak akibat bunga kredit, maka Firma Alam Anugerah pada tahun 2009 mengajukan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga Surabaya. Karena debiturnya berbentuk Firma, maka permohonan pailit atas nama pribadi anggota firma yaitu Pak Umar dan Pak Hasan. Dan permohonan pailit dikabulkan dengan putusan Pengadilan Niaga Nomor 123 Tahun 2009 tertanggal 20 Januari 2009, dengan pertimbangan bahwa debitur mempunyai hutang yang telah jatuh tempo ke pada dua orang krediturnya yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia sebesar utang pokok 200 juta rupiah ditambah bunga 25 juta rupiah dan PT Jaya Giri Pasuruan sebesar 50 juta rupiah ditambah bunga 10 juta rupiah. Direksi PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo sebagai salah satu kreditur Firma Alam Anugerah mengajukan perlawanan terhadap putusan tersebut, dan meminta Pengadilan Niaga membatalkan Putusan Pailit Pengadilan Niaga Nomor 123 Tahun 2009, dengan dalil bahwa 1. Ada Indikasi bahwa debitur pailit Firma Alam Anugerah dalam hal ini Pak Umar sebagai pendiri sekaligus Direktur dan Pak Hasan sebagai pendiri sekaligus bendahara, dianggap telah melakukan tindakan melawan hukum, karena 2 tahun sebelum permohonan pailit, harta pribadi anggota firma (pak Umar dan Pak Hasan) telah dialihkan kepada pihak lain sehingga harta pribadi sebagai tambahan bila harta firma tidak mencukupi untuk membayar hutang menjadi kecil, akibatnya piutang sebesar 100 juta rupiah kepada PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo (pihak yang mengajukan perlawanan) tidak terbayar sehingga perbuatan debitur melanggar pasal 397 KUHP. 2. Pengadilan Niaga seharusnya membatalkan Putusan Pailit Debitur (Pak Umar dan Pak Hasan) untuk memberi kesempatan kepada PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo (pihak yang mengajukan perlawanan) untuk membuktikan adanya dugaan tindakan melawan hukum pihak debitur dan serta memproses tidak kecurangan dari pihak debitur.

3.

Tidak ada usaha maksimal dari Pak Umar sebagai pendiri sekaligus Direktur dan Pak Hasan sebagai pendiri sekaligus bendahara Firma Alam Anugerah untuk menjalankan usahanya sebagaimana layaknya suatu perusahaan.

Kemudian Pengadilan Niaga Surabaya menolak perlawanan dengan alasan bahwa : 1. Perlawanan yang diajukan oleh PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo tidak beralasan. Dengan dalil bahwa wewenang Pengadilan Niaga hanya di bidang kepailitan bukan kecurangan bisnis, yang bersifat hukum pidana, seharusnya Direksi PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo mengajukan ke Pengadilan Negeri. 2. Laporan sebagian kreditur (PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo) menyangkut adanya indikasi melawan hukum, tidak cukup kuat dijadikan alasan bagi majelis hakim untuk menunda apalagi membatalkan kepailitan, karena sistem Pengadilan di Indonesia menganut azas praduga tak bersalah (presumption of innocent). 3. Apabila permohonan PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo, agar Pengadilan Niaga

memproses dugaan kecurangan pihak debitur maka melanggar asas-asas dalam hukum kepailitan yaitu cepat dan pembuktian bersifat sumir (sederhana), bila permohonan itu dikabulkan waktu PKPU yang 270 hari pasti akan terlewati Selanjutnya Direksi PT Perkebunan Atas Angin Probolinggo mengajukan kasasi ke MA (Mahkamah Agung) atas putusan Pengadilan niaga.

2.

Putusan pada Tingkat Kasasi apabila saya menjadi hakim MA adalah :

PUTUSAN No. 306 K/Pdt.Sus/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAHAGUNG

Memeriksa perkara perdata khusus (Kepailitan) tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara : PT. PERKEBUNAN ATAS ANGIN PROBOLINGGO, berkedudukan di Jalan Patimura No. 6 Kota Probolinggo Propinsi Jawa Timur, dalam hal ini memberi kuasa kepada DEDI HADIYAT, SH., Advokat/Penasehat Hukum, berkantor pada Biro Hukum PT.

PERKEBUNAN INDONESIA LESTARI beralamat di di Jalan Patimura No. 6 Kota Probolinggo Propinsi Jawa Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 Februari 2010 ; Para Pemohon Kasasi; melawan: 1. PAK UMAR, selaku Pendiri sekaligus Direktur FIRMA ALAM SEJAHTERA (debitur pailit) berkedudukan di Jalan Mesjid II No.6, Surabaya ; 2. PAK HASAN, selaku Pendiri sekaligus Bendahara FIRMA ALAM SEJAHTERA (debitur pailit) berkedudukan di Jalan Tengku Umar No.17, Surabaya Mahkamah Agung ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan perlawanan di muka persidangan Pengadilan Niaga Surabaya ; pada pokoknya atas dalil-dalil yang diajukan Pemohon kasasi. Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung berpendapat : Bahwa alasan-alasan perlawan sebagai dasar permohonan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan, sebab Judex Facti Pengadilan Niaga pada putusan Pengadilan Niaga Surabaya Nomor 123 Tahun 2009, dalam putusannya yang menerima permohonan pernyataan Pailit sudah tepat. Karena : 1. Unsur kepailitan pada 2 UUK dan PKPU telah terpenuhi, yaitu adanya dua kreditur dan adanya utang yang telah jatuh tempo. 2. Alasan Pengadilan Niaga tentang Penolakan Perlawanan atas putusan pailit Pengadilan Niaga Nomor 123 Tahun 2009 tertanggal 20 Januari 2009, sudah tepat. 3. Makamah Agung berpendapat bahwa apabila ditemukan ada unsur melawan hukum seperti yang dituduhkan pihak Pemohon Kasasi, maka pemohon kasasi diharuskan mengajukan gugatan terlebih dahulu di Pengadilan Negeri dan tidak menghalangi proses kepailitan. Jadi putusan kasasi adalah menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT PERKEBUNAN ATAS ANGIN PROBOLINGGO tersebut ; Menghukum para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2010 oleh H. M. Adib Maulana, SH, MH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Yoan Budiyanto, SH. dan Antamara, SH. Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut dan Vini Ria Arofa. SH, MH, Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak. Hakimhakim Anggota, K e t u a, ttd/ ttd/ H. M. Adib Maulana, SH H.M. Yoan Budiyanto, SH. MM. ttd/ Antamara, SH.

Anda mungkin juga menyukai