Anda di halaman 1dari 92

Regional Analgesia

dr.Ganda P.Sibabiat,SpAn,KIC

Definisi :
Penggunaan obat analgetik lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik dan motorik, sehingga impuls nyeri dari suatu bagian tubuh di blokir untuk sementara waktu dan pasien tetap dalam keadaan sadar.

Sejarah analgetik lokal


Pertama yang digunakan sebagai analgetik lokal adalah coccaine. Obat ini songat toksis dan bersifat addiksi. Setelah coccaine, ditemukan Procaine (Novocaine) Kebanyakan analgetik lokal yang digunakan berikatan dengan hydrochlorida Pada jaringan tubuh yang terinfeksi, asam yang terdapat dalam pus menyebabkan aktifitas analgetik lokal yang digunakan berkurang

Analgetik Iokal dikenal ada 2 golongan


1. Golongon Amida, misalnya Lignocaine (Xylocaine. Lidocaine),Bupivacaine, (Marcaine) 2. Golongon Ester, misalnya Procaine (Novocaine), Tetracaine (Pantocaine)

Toksisitas dari analgetik lokal, dapat disebabkan oleh :


1. Dosis yang digunakan melebihi dosis maksimum 2. Dosis yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tetapi obat masuk kedalam pembuluh darah, sehingga konsentrasi zat-zat tersebut tinggi didalam darah 3. Dosis sesuai tetapi pasien sangat sensitif terhadap obat tersebut

Faktor yang mempengaruhi toksisitas


A. B. C. D. Kwantitas obat Konsentrasi obat Dicampur adrenalin atau tidak Perdarahan ditempat suntikan, Misalnya : absorbsi di hidung, pharynx, dan traktus respiratorius sangat cepat E. Hipersensitif F. Umur, status fisik dan berat badan, G. Adanya penyakit hati (liver) atau penyakit ginjal (renalis)

Efek samping analgetik lokal


1. Terhadap Central Nervus System (CNS) dapat berupa :
Stimulasi Depresi : lemas, tremor, konvulsi : kesadaran menurun, koma

Pengobatan: Diazepam, mencegah konvulsi, Thiopental dengan dosis kecil (50 mg), Oksigen, Ventilasi buatan dengan O2 100%.

2. Terhadap sistem kardiovaskuler:


Pulse : bradicardia, henti jantung (cardiac arrest) Tekanan darah : hipotensi, kolaps kardiovaskuler

Pengobatan : Cairan intravena, penggunaan vasopressor, sulfas atropin, dan bila perlu 02

3. Tehadap sistem respirasi :


Depresi pernapasan sampai apnoe
Pengobatan: Bebaskan jalan napas, Berikan 02 dengan masker, Pernapasan kontrol atau assisted

4. Fenomena alergi:
Bronchospasme, Urtikaria, Hipotensi, Reaksi terhadap obat vosokonstriksi: Misalnya: Takikardi, palpitasi, hipertensi,

Konsentrasi analgetik Iokal yang sering digunakan


1. Lignocaine
A. Topikal 2 - 4 % atau 10% Larynx, pharynx B. Infiltrasi 0,25 - 0,5 % + adrenalin 1/200000 C. Nerve block 1-2 % + adrenalin l/200000 D. Spinal 5 % hiperbarik Durasi 3/4 jam sampai 1 jam 1 - 1 jam bila ditambah adrenalin

Dosis maksimum
Lignocaine + adrenalin tiap berat badan 70 kg adalah 500 mg (7 mg/kgbb)

Dosis maksimum
Plain Lignocaine 200 mg (3 mg/kgbb)

2. Bupivacaine (Marcaine)
Potensinya 4 kali Lignocaine Durasi 5-6 jam Dosis 2 mg/kgbb Sediaan 0.25% + adrenalin I/200 000, atau 0,5 % + adrenalin I/200000

3. Cinchocaine (Nupercaine)
Lebih toksis daripada Lignocaine Durasi 2- 3 jam. Sediaan 1 ampul = 15 mg

4. Amethocaine Hydrochlorida = Pontocaine = Tetracaine

Digunakan sebagai: Infiltrasi, caudal dan spinal analgesi Durasi 2 jam Onset of action 5-10 menit Dosis maksimal untuk spinal 20 mg

Vasokonstriktor
Analgetik lokal yang tersedia ada yang sudah dicampur vasokonstriktor ada pula yang belum dicampur. Hampir seluruh analgetik lokal bersifat dilatasi pembuluh darah, kecuali cocaine.

Vasokonstriktor menghasilkan vosokonstriksi pada tempat suntikan dan akan memberi efek :
Peningkatan duration of action Menurunkan absorbsi obat kedalam sirkulasi Konsentrasi adrenalin yang digunakan adalah 1/200000

Campuran analgetik lokal dan adrenalin tidak dianjurkan pada :


1. 2. 3. 4. 5. Operasi jari-jari tangan Operasi jari-jari kaki Operasi telinga Operasi penis Pasien hipertensi, sakit jantung, tirotoksikosis, DM berat

Tempat kerja analgetik lokal


Analgetik lokal digunakan untuk memutuskan hantaran rasa sakit dari tempat terluka ke otak. Ini dapat dilakukan dengan cara :
Topikal, Inflltrasi, Nerve/ plexus block, Spinal atau subarachnoid block, Epidural block,

Cortex cerebral Subarachnoid space Epidural space Paravertebral space

Nerve

Nerve ending

Topikal Analgesia
Dapat disemprot atau digosok pada permukaan membran mukosa, misalnya : mulut, hidung, pharynx, mata, urethra

Infiltrasi
Disuntik subkutan sehingga menghasilkan analgesia, misalnya menjahit luka, operasioperasi minor

Nerve block
Dengan menyuntik analgetik lokal didekat nerve

Pleksus block
Sama seperti nerve block, tetapi dengan cara ini daerah yang di block lebih luas

Spinal block
Analgetik lokal disuntik ke dalam subarachnoid Nerve yang berjalan pada space subarachnoid, terdiri dari serat sensoris (Posterior Nerve Roots), dan serat motorik (Anterior Nerve Roots)

Epidural block
Analgetik lokal disuntikkan pada ruang diluar duramater

Keuntungan penggunaan analgetik lokal


A. Teknik sederhana B. Pengaruh terhadap fungsi tubuh rendah sekali. Khusus digunakan pada pasien-pasien yang menderita :
Penyakit jantung Penyakit traktus respiratorius Penyakit hati (liver) Penyakit ginjal Problem endocrine,misalnya : DM, thyroid, myasthenia gravis.

C. D. E. F. G. H.

Komplikasi terhadap pasien sedikit Post operatif perawatan yang sedikit Murah Polusi tidak ada Sedikit pendarahan selama operasi Bila digunakan pada operasi minor, lama tinggal di rumah sakit lebih cepat

Persiapan pasien
1. Pasien yang direncanakan teknik regional analgesi harus dilakukan kunjungan pre operatif 2. Pasien puasa selama 4-6 jam 3. Premedikasi diberikan pada keadaan pasien yang nervous (cemas) 4. Pasang Intravenous line 5. Tekanan darah di monitor 6. Peralatan yang digunakan untuk mengatasi reaksi toksis obat harus tersedia

7. Dosis total campuran analgetik lokal + adrenalin harus dihitung sebelum digunakan 8. Teknik regional analgesi ini harus dilakukan dalam keadaan aseptic 9. Teknik yang akan dilakukan harus dibicarakan dan diterangkan terlebih dahulu oleh dokter anestesi

Teknik pemberian analgetik lokal


A. B. C. D. E. F. G. Brachial Plexus Block axillary approach Intravenous Lignocaine Block (BIER BLOCK) Field Block for Herniorrhaphy Spinal analgesi Penile Block Caudal Block Dental block

BRACHIAL PLEXUS BLOCK AXILLARY APPROACH


Lengan atas dipersyarafi oleh kumpulan syaraf yang disebut plexus brachialis Plexus ini dibentuk oleh ramus anterior dari C5 C8 dan Th I Plexus ini berjalan antara otot scalenus anterior dan scalenus medius Nervus ini bersama-sama arteri dan vena axillaries berada dalam Fascial Sheath Plexus ini dapat diblok pada bagian atas iga 1 dan ini disebut Supraclavicular Block

Resiko yang terjadi pada cara ini :


Pneumothorax Stellata ganglion block Phrenic nerve block Hematoma Injeksi ke intravascular

Plexus ini dapat diblok dibagian bawah leher diantara kedua otot scalenus, teknik ini disebut Interscaleneus block. Plexus ini juga dapat diblok di axilla dan ini disebut Axillaris block

Caranya : 1. Pasien dapat di premedikasi dengan analgetik atau sedativa 2. Intravenous line 3. Tekanan darah dimonitor 4. Ketiak dicukur bila diperlukan 5. Posisi pasien
Supine. Lengan atas di abduksi 90 Lengan bawah dibuat flexi don rotasi external

6. Ahli anestesi pakai sarung tangan sebelumnya 7. Analgetik lokal yang dipersiapkan,
Lignocaine 1% + adrenalin 1/200.000 sebanyak 3040 ml atau 1/4 % Bupivacaine + adrenalin 1/200.000 adrenalin sebanyak 50 ml

8. Jarum ukuran 23 dengan tube disambung pada spuit yang berisi analgetik local 9. Tourniquet dipasang di bagian distal suntikan, untuk mencegah penyebaran analgetik local ke bawah.
Pemasangan tourniquet merupakan kontra indikasi pada pasien dengan Sickle Cell Anemia dan penyakit pembuluh darah perifer

10. Raba arteri axillaries,



Raba pada titik tertinggi dari axilla Disamping bawah bagian otot pectoralis mayor Fiksasi arteri tersebut kearah humerus
Arah jarum menuju arteri axillaries Rasakan jarum menembus sheat Terjadi parasthesia (electric shock atasi sakit) yang menjalar ke jari-jari (keadaan ini harus didapati)

11. Peletakan jarum

12. Analgetik lokal disuntikan, sesudah diaspirasi tidak ada darah yang keluar, 13. Waktu diaspirasi ada darah keluar jarum ditarik sampai darah tidak ada, kemudian analgetik lokal dapat disuntikan, 14. Tourniquet dipertahankan 5 - 10 menit

15.Kadang-kadang dengan cara ini ada 2 nerve tidak terblok. yaitu :


A. Nerve Musculocutaneus Nervus ini mempersyarafi bagian lateral dari lengan atas. Untuk mencegah hal tersebut dianjurkan untuk menyuntikkan lokal analgetik tersebut setinggi mungkin pada bagian axilla. Bila perlu suntikan 5 ml analgetik lokal pada daerah 2,5 cm distal sendi siku dan lateral tendon biceps B. Nerve Intercostobrachialis Nerve ini mempersyarafi setengah bagian medial Lengan alas.

Komplikasi yang dapat terjadi


Obat masuk intravaskuler Infeksi Hematom Trauma pada nerve

Cara ini sering digunakan untuk operasioperasi daerah tangan dan kaki Harus diperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini:
1. Tidak boleh digunakan pada penderita Sickle Cell Anemia (Tourniquet dapat merangsang terjadinya krisis sickling) 2. Selalu gunakan plain xylocain. Adrenalin pada campuran xylocain dapat menyebabkan gangren pada extremitas 3. Selalu dipersiapkan peralatan resusitasi untuk mengatasi efek toksis dari analgetik lokal 4. Melepas cuff yang dipasang harus hati-hati

Teknik The Bier Block


A. B. C. D. Premedikasi pasien bila perlu Pasang intravenous line Tekanan darah dimonitor Letakkan cuff setinggi mungkin pada lengan atas pasien Pasang jarum infus pada lengan yang akan diblok Pengosongan vena-vena pada ekstremitas dilakukan Esmarch bandage Cuff diisi 100 mmHg diatas tekanan sistolik Suntik lignocaine 0,5% sebanyak 30 - 40 ml tanpa adrenalin, Operasi diharapkan selesai dalam waktu 30-40 menit

E.
F.

G. H.

Cara melepaskan cuff :


1. Dianjurkan minimal sesudah 30 menit penyuntikan Lignocaine 2. Sesudah pelepasan cuff 30 menit kemudian harus diawasi apakah ada gejala-gejala toksis 3. Jangan melepas cuff lebih dari 1 jam

Resiko dari cara ini


1. Sejumlah besar analgetik lokal dapat langsung masuk ke sirkulasi yang memungkinkan akan terjadi reaksi toksis, 2. Daerah dibawah cuff sering terasa sakit, Untuk mengatasi hal tersebut, dipasang cuff kedua dibagian distal cuff pertama. Cuff pertama dikempeskan (deflated) sesudah cuff kedua diisi (inflated).

Kontraindikasi The Bier Block:


1. Pasien tidak bersedia atau secara psikologis tidak nyaman 2. Pasien memiliki penyakit pembuluh darah perifer atau penyakit neurologis 3. Hipersensitif terhadap analgetik lokal 4. Penyakit sickle cell anemia 5. Anak kurang dari 7 tahun

Indikasi
Operasi-operasi dibawah sendi siku pada tangan dan dibawah sendi lutut pada kaki

Penile Block
Digunakan untuk sirkumsisi Sensasi gland penis dipersarafi oleh nervus dorsalis penis, nervus ini bersama dengan arteri muncul dibawah symphisis pubis berjalan ditengah melintasi dorsum penis.

Dosis Bupivacaine tanpa adrenalin


0 - 12 bulan I - 5 tahun Bupivacaine 0,5 % I Bupivacaine 0,5 % 3 cc cc

6 - 12 tahun
13- 20 tahun

Bupivacaine 0,5 % 4
Bupivacaine 0,5 %

cc

5-7 cc

> 40

tahun

Bupivacaine 0,5 %

7 cc

TEKNIK PENILE BLOCK


1. Asepsis / antisepsis daerah yang akan disuntik 2. Jari 2 dan 3 dari tangan kiri meraba bagian bawah simphysis pubis 3. Dengan menggunakan tangan kanan di tusukan jarum nomor 25 diantara jari 2 dan 3 sampai terasa tersentuh tulang 4. Kemudian jarum di arahkan ke bagian inferior arcus simphysis pubis, tetapi jangan terlalu dalam, selanjutnya diaspirasi 5. Disuntikkan analgetik lokal

Komplikasi yang mungkin terjadi


1. Suntikan masuk ke intravena terjadi reaksi toksik 2. Hematoma

CAUDAL ( SACRAL) EPIDURAL ANALGESI


Sacrum adalah tulang yang berbentuk triangular yang dibentuk oleh 5 vertebrae sacral dan ber articulatio dengan lumbal vertebrae Bagian bawahnya berhubungan dengan tulang coccygeus

Sacral canal
Merupakan ruangan di dalam sacrum Bagian atas berhubungan dengan canal vertebrae lumbal Bagian bawah adalah sacral hiatus yang berhubungan dengan sacrococcygeal membrane

Bagian dari sacral canal


A. Dural sac berakhir di bawah pada sacral II pada level pertemuan garis posterior superior iliac spines B. Nerve sacral dan coccygeal C. Plexus venous D. Jaringan lemak

Teknik epidural analgesi


1. Pasien left lateral dengan perut ke dinding thorax 2. Hiatus sacral ditandai dengan cara :
A. Ujung coccyx diraba B. Raba hiatus pada ujung akhir dari lipatan intergluteal

3. Asepsis dan antisepsis 4. Jarum nomor 21 disuntik dengan sudut 20 dari permukaan kulit 5. Jarum masuk ke canal sacral 6. Jangan menusuk dural sac yang berakhir di bawah dari sacral II

7. Di aspirasi apakah ada darah atau cairan serebro spinal 8. Disuntikkan 8 ml analgetik lokal, di tunggu 5 menit lalu sisanya disuntikkan

Obat yang dipakai


20 - 30 ml 0,5 % + 1/200000 adrenalin atau 20 - 30 ml 1,5 % lignocaine + 1/200.000 adrenalin

Tanda-tanda keberhasilan suntikan


1. Tidak ada pembengkakan pada dorsum sacrum sesudah suntikan, 2. Tidak ada resistensi selama menyuntik.

Keuntungan
1. Tidak terjadi post operative headache 2. Minimal depresi kardiovaskuler 3. Dapat untuk post operatif analgesi

Kerugian
1. Memerlukan waktu untuk terjadinya analgesia 2. Kurang Akurat dalam mengontrol analgesi 3. Teknik sulit, 10% gagal oleh karena anatomi yang abnormal 4. Risiko menyuntik subarachnoid 5. Terjadi toksis oleh karena absorbsi besar dari analgetik lokal 6. Hipotensi

Indikasi
Operasi perineal Pasien yang berobat jalan Baik untuk anal, gynecologikal, urologik dan kasus obstetric Sebagai post operatirf analgesi sesudah hemorrhoidectomie, sirkumsisi

Kontra Indikasi
Infeksi sacrum Gangguan perdarahan Pasien tidak kooperatif Sectio Caesaria Anatomical abnormal Obesity

Spinal Analgesi
Columna Vertebralis terdiri dari :
7 Cervical 12 Thoracal 5 Lumbal 5 Sacral 4-5 Coocygeal

Antara 2 vertebrae terdapat discus intervertebralis yang terdiri dari fibro cartilagenous Columna vertebralis mempunyai 4 curves:
2 curve Conveks (cembung) yaitu pada cervical dan lumbal 2 curve Concave (cekung)yaitu pada anterior thoracal dan sacral

Spinal Cord
Adalah perpanjangan dari otak dan spinal cord ini mengisi canal vertebralis. Spinal cord berkembang dari cervical I (Atlas) sampai ke bagian atas lumbal II Pada fetus, spinal cord menempati semua canalis vertebralis Pada orang dewasa, spinal cord menempati 2/3 dari canalis vertebralis

Lapisan Spinal Cord


Durameter adalah lapisan fibrous yang kuat dan berakhir pada bagian bawah sacral II Arachnoid mater yaitu lapisan yang sangat tipis dan transparan

Cerebro Spinal Fluid


Cairan ini menempati ruangan antara piamater dan arachnoid mater Ruangan ini disebut Subarachnoid space Analgetik lokal disuntikan ke dalam subarachnoid selama spinal anestesi

Nervus Spinalis
Ada 31 nervus spinalis dan setiap nervus ini bergabung dari anterior dan posterior nerve root Anteror root adalah motorik Posterior root adalah sensorik Nerve root diblok oleh analgetik lokal selama spinal anestesi

Level Segmental
Perineum S1 L1 Inguinal area L1 Umbilicus T10 Xyphoideus T8 Niple T4 T5 Clavicle C3-C4

Cara melakukan spinal analgesi


Midline approach
Lapisan-lapisan kulit :
Kulit Jaringan subkutan dan lemak Otot Ligamentum supraspinosus Ligamentum intraspinosus Ruang ekstradural Duramater dan arachnoid Cairan cerebrospinal

Lateral approach
Lapisan-lapisan :
Kulit Jaringan subkutan dan lemak Otot Ligamentum flavum Ruang ekstradural Duramater dan arachnoid Cerebro spinal fluid

Teknik spinal analgesi


Bersihkan lokasi/daerah yang hendak disuntik (kalau perlu dibersihkan dari bulubulu yang ada) Cek tekanan darah IV line & berikan cairan Pastikan peralatan dipersiapkan sebelum dilakukan spinal analgesi
Mis: Ephedrine/ vasopressor, oksigen, apparatus anestesi dan ventilator, suction

2 cara untuk melakukan spinal analgesia


Lateral posisi Posisi duduk

Posisi lateral Pasien tidur miring lateral, seseorang berdiri di depan pasien, satu tangan ada di belakang leher, satu tangan yang lain di belakang kedua lutut. Dengan menarik bagian leher dan belakang sendi lutut, intervertebralis terbuka

Posisi duduk Pasien duduk di trolly,disuruh membungkukkan badannya, kaki diletakkan di kursi, lengan menyilang dada
Dokter anestesi cuci tangan dan pakai hand schoen steril Aseptik dan antiseptik pada daerah yang akan disuntik sedikit luas dengan bethadine Raba crista iliaca, perpotongan dengan garis tengah kanan dan kiri adalah L4-5

Analgetik local Suntik jarum spinal nomor yang kecil (no. 25-29) boleh pakai introducer/ langsung Jarum sampai menembus duramater Dengan tanda keluarnya CSF Suntikkan analgetik lokal, sesudah suntikan obat bekerja pada jaringan nervous dan sebagian obat diabsorbsi ke dalam plexus venous Setelah 10 menit, terjadi kerja yang fix dari obat tersebut

Faktor penyebab penyebaran analgetik lokal di dalam ruang subarachnoid


Posture badan Gravity dari cairan analgetik lokal terhadap lebih ringan atau lebih berat Volume analgetik lokal yang disuntikkan Kecepatan suntikan Barbotage: aspirasi CSF ke spuit lalu disuntik ke subarachnoid Tekanan Cerebro spinal fluid, keadaan ini meningkat pada kehamilan sehingga dosis/ volume kecil analgetik lokal sudah tercapai yang diinginkan Umur Makin tinggi tempat penyuntikan, makin tinggi kemungkinan penyebaran analgetik lokal

Obat analgetik lokal yang dipakai


Bupivacaine/ Marcaine : 2,5 4 ml Lignocaine 5% Amethocaine/ Pontocaine

Pengawasan pasien sesudah spinal analgesi


Tekanan darah, harus dicek setiap menit selama 1-5 menit pertama dilanjutkan setiap 5 menit, umumnya terjadi hipotensi Pulse rate, biasanya rendah, bila pulse rendah biasanya bersamaan dengan tekanan darah yang rendah Respirasi, umumnya depresi Colour, sianosis dan pucat Kondisi umum, keringat, nervous, nausea, kering

Komplikasi spinal analgesi


Komplikasi yang terjadi segera/ immediate Komplikasi yang lambat/ late

Komplikasi yang segera


Cardiovaskular system
Tekanan darah rendah, ini disebabkan karena:
Blok simpatis vasodilatasi pembuluh darah perifer venous return menurun blood pressure menurun Nervus simpatis ke jantung diblok menyebabkan bradikardi dan cardiac output menurun Efek analgetika lokal, obat diabsorbsi dan bekerja pada otot polos pembuluh darah dan obat ini mendepresi myocardium CSF turun

Pencegahan hipotensi
Harus jelas bahwa hipotensi bukan oleh karena perdarahan yang banyak dan adanya perdarahan di abdomen
Buat posisi kepala lebih rendah, ini akan menghasilkan venous return, ini dilakukan bila analgetik lokal sudah fix kerjanya Tekanan darah < 90 mmHg infus kristaloid secara cepat 500 cc Tekanan darah < 80 mmHg Ephedrin 15 gr diberikan I.V Masker oksigen Atropin 0,3 gr bila hipotensi disertai bradikardi

Spontan respirasi
Pernapasan dapat lambat dan dangkal oleh karena nerve intercostalis terblok, atau pernapasan berhenti paralysis pusat pernapasan (total spinal) Pemberian oksigen harus diberikan Bila pernapasan inadequate buat assisted Bila tetap tidak adequate harus diintubasi dan pernapasan kontrol

Nausea dan muntah Dapat disebabkan beberapa penyebab:


Hipotensi, bila nausea dan vomiting harus segera dipikirkan tekanan darahnya Hipoksia Tarikan pada saraf oleh operator Morphin atau pethidin diberikan sebagai premedikasi Takut, nervous

Pengobatan
Largactil atau phenergan, bila tekanan darah normal Droperidol 1-2 mg I.V

Putusnya jarum
Ini merupakan komplikasi yang serius, pasien harus difoto x-ray dan jarum harus segera diambil

Total Spinal
Tekanan darah turun, dapat terjadi cardiac arrest Respirasi dangkal Pasien menjadi dingin dan biru

Reaksi sistemik akibat lokal analgetik, mungkin disebabkan:


Dosis yang besar dari lokal analgetik Lokal analgetik masuk ke pembuluh darah Absorbsi yang cepat Penurunan penghancuran lokal analgetik, misalnya penyakit liver

Komplikasi yang lambat


Pusing
Disebabkan oleh kebocoran dari CSF melalui lubang di duramater, sehingga terjadi penurunan tekanan di ruang subarachnoid Gambaran pusing ini :
Berbeda satu dengan yang lain Semakin sakit bila duduk dan berkurang bila tiduran Rangsangan luar, sinar dan keributan menyebabkan bertambah pusing Sakit/pusing biasanya di occipital dan di leher Berkurang dengan tekanan pada perut

Pengobatan pusing
Tergantung ukuran jarum spinal yang dipakai

Nomor jarum Insiden pusing 18 G 25-35% 20 G 10-20% 22 G 8-15% 25 G 2-5%

Pencegahan

Pakai jarum yang halus Hindari tusukan multipel Hindari batuk dan ketegangan Post operatif kepala rendah 6 jam
Banyak minum Sedasi I.V infusion bila tak ada kontra indikasi Epidural blood patch

Pengobatan

Sakit pinggang
Pengobatan
Letakkan bantal kecil di daerah lumbal Sedasi

Pencegahan
Hindari traumatic pressure

Retensi urine
Pencegahan pasang kateter

Sepsis atau infeksi


Dapat berbentuk
Ekstrakaudal abses Meningitis Encephalitis Radiculitis

Meningism
Iritasi meningen tanpa infeksi, SCF normal

Paralisis N. cranialis
Umumnya paralisis nervus cranialis ke 6 yang ditandai dengan pasien melihat double selama 5-11 hari post operatif disertai pusing dan terjadi pada 1 dari 300 pasien Penyebab paralisis dari cranialis ini oleh karena menurunnya CSF

Indikasi Spinal analgesi


Untuk operasi-operasi dibawah umbilicus, pada pasien yang sehat :
Routine anaesthetic Pasien dengan lambung penuh General anaesthetic kontra indikasi,misalnya acute tractus respiratorius infeksi, DM atau liver disease Melihat harga yang lebih murah

Kontraindikasi spinal analgesi


Infeksi didaerah belakang Anak muda Pasien tidak kooperatif dan pasien dengan pusing kronis Pasien yang sangat sakit
Perdarahan dari beberapa tempat Dehidrasi Hipotensi oleh karena beberapa sebab Penyakit jantung, MCI

Deformitas tulang belakang Kelainan masa pembekuan CNS normal GIT perforasi Prostat membesar spinal analgesi sering menyebabkan retensi urine

Keuntungan spinal analgesi


Teknik sederhana dibanding GA Murah Aman, pasien tidak diberikan bermacam-macam obat Pasien sadar dan pernapasan spontan Kondisi operasi baik
Abdomen rileks Analgetik baik Menurunkan perdarahan Intestine kontraksi Tidak ada resiko ledakan Tidak ada komplikasi paru

Kerugian spinal analgesi


Tidak semua pasien suka dalam keadaan sadar selama operasi Cara ini bukan tanpa komplikasi

Epidural block
Lokal analgetik disuntik diluar duramater Lokal analgetik bekerja pada nerve roots Keuntungan dibanding spinal analgtika
Tak ada post operatif headache Bahaya infeksi agak kurang

Kerugian dibanding spinal


Teknik sedikit lebih sulit,space epidural ditandai dengan adanya negative pressure Waktu melakukan epidural lebih lama dari spinal Onset analgetika sesudah epidural lebih lambat Volume analgetik lokal banyak dipakai pada epidural, ini yang menyebabkan lebih mahal dan juga akan lebih mudah timbul reaksi toksis Kemungkinan volume yang besar masuk ke subarachnoid sangat berbahaya

Anda mungkin juga menyukai