Anda di halaman 1dari 12

Invasi Persia pertama ke Yunani Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Ini

adalah artikel pilihan. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut. Invasi Persia pertama ke Yunani Bagian dari Perang Yunani-Persia Map Greco-Persian Wars-en.svg Peta invasi Persia pertama ke Yunani Tanggal 492 SM 490 SM Lokasi Thrakia, Makedonia, Kyklades, Euboia, Attika Hasil Persia menduduki kembali Thrakia dan menaklukkan Makedonia, Naxos, serta Kepulauan Kiklades. Yunani daratan tetap merdeka. Casus belli Bantuan Athena dan Eretria terhadap Pemberontakan Ionia Pihak yang terlibat Negara kota Yunani termasuk Athena dan Eretria Kekaisaran Persia Komandan Miltiades Muda Kallimakhos Mardonios, Datis, Artaphernes [sembunyikan] l b s Perang Yunani-Persia Pemberontakan Ionia Invasi Persia pertama ani Perang Liga Delos [sembunyikan] l b s Invasi pertama Persia ke Yunani Lindos Naxos Karystos Eretria Marathon Invasi Persia kedua Serangan balik Yun

Invasi Persia pertama ke Yunani adalah invasi yang dilakukan oleh Kekaisaran Per sia terhadap negara kota di Yunani pada Perang Persia. Invasi ini dimulai pada t ahun 492 SM, dan berakhir dengan kemenangan telak Athena pada Pertempuran Marath on pada tahun 490 SM. Invasi ini terdiri dari dua kampanye terpisah, dan dilakuk an atas perintah kaisar Persia Darius I dengan tujuan menghukum Athena dan Eretr ia, karena kedua negara kota itu telah membantu negara kota di Ionia selama mela kukan pemberontakan terhadap kekuasaan Persia. Selain itu Darius juga melihat ke sempatan untuk memperluas kekuasaannya ke Eropa, serta mengamankan perbatasan ba ratnya. Kampanye pertama pada 492 SM, dipimpin oleh Mardonios, berhasil menduduki kembal i Thrakia dan memaksa Makedonia menjadi negara klien Persia. Akana tetapi, armad a Mardonios dihantam badai di lepas pantai Gunung Athos sehingga kampanye itu ha rus dihentikan. Setahun kemudian, Darius mengirim utusan ke semua negara kota Yu nani, meminta mereka untuk tunduk pada Persia. Hampir semua negara kota bersedia tunduk, secuali Athena dan Sparta. Kedua negara kota itu bahkan membunuh utusan Darius. Akibatnya, Darius memerintahkan untuk dilaksanakannya kampanye selanjut nya. Kampanye kedua, pada tahun 490 SM, dilakukan di bawah komando Datis dan Artapher nes. Pertama-tama, ekspedisi diarahkan ke Pulau Naxos, yang berhasil ditaklukkan dan dibakar. Armada Persia kemudian mendatangi pulau-pulau lainnya di Kepulauan

Kyklades dan mereka menaklukkan tiap pulau yang mereka datangi. Setelah itu pas ukan Persia berlabuh di Eretria, yang kemudian dikepung, dan setelah beberapa ha ri, berhasil ditaklukkan. Eretria dihancurkan dan penduduknya dijadikan budak. P ada akhirnya pasukan Persia bergerak menuju Attika, mendarat di Marathon dan hen dak menuju Athena. Tapi di sana pasukan Persia harus menghadapi pasukan Athena. Meski berjumlah lebih sedikit, pasukan Athena berhasil meraih kemenangan dan men galahkan Persia pada Pertempuran Marathon. Kekalahan ini membuat pasukan Persia terpaksa kembali ke Asia. Meski gagal merai h keberhasilan penuh, namun pasukan Persia berhasil melaksanakan sebagian tujuan kampanye, yaitu menghukum Naxos serta Eretria dan menguasai sebagian besar wila yah Aigea. Namun, Darius masih tidak puas dengan kekalahan dari Ahena, oleh kare na itu dia bersiap melaksanakan kampanye berikutnya. Akan tetapi Darius terlebih dahulu meninggal, sehingga tanggung jawab invasi selanjutnya dikendalikan oleh penerusnya, Xerxes I, yang memimpin invasi kedua Persia ke Yunani, dimulai pada tahun 480 SM. Daftar isi 1 2 3 4 5 6 Sumber Latar belakang Kampanye pertama Diplomasi Pasukan Persia Kampanye kedua 6.1 Pengepungan Eretria 6.2 Pertempuran Marathon 7 Akibat 8 Signifikansi 9 Catatan kaki 10 Rujukan 10.1 Sumber kuno 10.2 Sumber modern 11 Pranala luar Sumber !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Herodotos Sumber utama untuk Perang Yunani-Persia adalah sejarawan Yunani Herodotos. Herod otos, yang disebut sebagai 'Bapak Sejarah',[1] lahir pada tahun 484 SM di Halika rnassos, Asia Kecil (ketika itu dikuasai oleh Persia). Dia menulis karyanya yang berjudul Historia sekitar tahun 440 430 SM, berusaha untuk melacak asal-usul Pera ng Yunani-Persia, yang ketika itu merupakan peristiwa yang belum terlalu lama be rlalu (perang itu berakhir pada tahun 450 SM).[2][3] Pendekatan Herodotos sepenu hnya baru, dan setidaknya di masyarakat Barat, dia tampaknya menciptakan 'sejara h' seperti yang kini diketahui.[3] Seperti dinyatakan oleh Holland:[3] Patung kepala Herodotos Untuk pertama kalinya, seorang penulis kronik memutuskan untuk melacak a sal-usul suatu konflik bukan ke masa silam yang begitu jauh demi terlihat menjad i sangat menakjubkan, bukan juga kepada tingkah laku dan keinginan dewa tertentu , bukan kepada klaim orang demi mewujudkan takdir, namun lebih kepada penjelasan yang dapat dia verifikasi secara pribadi. Banyak sejarawan kuno di kemudian hari yang, meskipun mengikuti jejak penulisan Herodotos, mengkritiknya, bermula dari Thukydides.[4][5] Meskipun demikian, Thuk ydides memilih untuk memulai catatan sejarahnya pada peristiwa dimana Herodotos menyelesaikan catatannya sendiri, yaitu pada Pengepungan Sestos, dan dengan demi kian Thukydides mungkin merasa bahwa tulisan Herodotos sudah cukup akurat sehing ga tak perlu dikoreksi atau ditulis lagi.[5][2] Plutarkhos mengkritik Herodotos dalam esainya "Mengenai Kejahatan Herodotos", menggambarkan Herodotos sebagai "P

hilobarbaros" (pencinta orang barbar), karena menurutnya Herodotos kurang memiha k Yunani. Ini menunjukkan bahwa Herodotos kemungkinan telah melakukan penulisan sejarah yang cukup netral dan tidak terlalu berat sebelah.[6] Pandangan negatif tentang Herodotos berlanjut hingga Eropa Renaisans, meskipun k aryanya tetap banyak dibaca.[7] Akan tetapi, sejak abad ke-19 reputasinya secara dramatis mengalami perbaikan akibat temuan-temuan arkeologis yang berulang kali menunjukkan bahwa catatan sejarahnya memang akurat.[8] Pandangan modern yang ki ni berlaku adalah bahwa Herodotos secara umum melakukan pekerjaan yang baik dala m karyanya Historia, namun beberapa rincian spesifiknya (terutama mengenai jumla h pasukan dan tanggal kejadian) harus dicermati dengan skeptisisme.[8] Meskipun demikian, masih ada beberapa sejarawan yang menganggap bahwa banyak bagian dari catatan Herodotos dikarang oleh dirinya sendiri.[9] Sejarawan Sisilia Diodoros Sikolos, yang menulis pada abad pertama SM dalam kary anya Bibliotheka Historika, juga membuat catatan sejarah mengenai Perang YunaniPersia, sebagian diambil dari sejarawan Yunani yang lebih awal, Ephoros. Catatan ini cukup konsisten dengan tulisan Herodotos.[10] Perang Yunani-Persia juga dic eritakan secara kurang rinci oleh sejumlah sejarawan kuno lainnya termasuk Pluta rkhos, Ktesias dari Knidos, dan disinggung oleh beberapa penulis lainnya, misaln ya penulis drama Aiskhylos. Bukti Arkeologis, misalnya Tiang Ular, mendukung beb erapa klaim spesifik Herodotos.[11] Latar belakang !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Yunani-Persia dan Pemberontakan I onia Peta Pemberontakan Ionia Invasi pertama Persia ke Yunani berakar langsung pada Pemberontakan Ionia, yang merupakan fase pertama pada Perang Yunani-Persia. Akan tetapi, invasi itu juga m erupakan akibat dari hubungan jangka panjang antara orang Yunani dan Persia. Pad a tahun 500 SM Kekaisaran Persia masih relatif mudah dan amat ekspansionistik, n amun rawan terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa taklukannya. [12][13][14] Lagipula, raja Persia, Darius, adalah seorang perebut takhta,[15] d an telah menghabiskan banyak waktu untuk memadamkan pemberontakan terhadap kekua saannya.[16][12] Bahkan sebelum Pemberontakan Ionia, Darius telah mulai memperlu as Kekaisaran Persia ke Eropa, menaklukkan Thrakia, dan memaksa Makedonia menjad i sekutu Persia.[17][18] Upaya ekspansi lebih jauh ke dunia Yunani kuno yang ter pecah-pecah kemungkinan tidak dapat terhindarkan.[13] Akan tetapi, Pemberontakan Ionia telah secara langsung mengancam kebersatuan Kekaisaran Persia, dan negara -negara kota di Yunani daratan tetap menjadi ancaman yang potensial terhadap kes tabilan Persia di masa depan.[19] Ini membuat Darius bertekad untuk menguasai da n menenangkan Yunani dan Aigea, serta menghukum negara kota yang terlibat dalam Pemberontakan Ionia.[19][20] Pemberontakan Ionia bermula dari ekspedisi ke Naxos yang berakhir dengan kegagal an. Upaya tersebut merupakan kerjasama antara satrap Persia Artaphernes dan tira n Miletos, Aristagoras.[21] Kegagalan ekspedisi itu membuat Artaphernes memutusk an untuk melengserkan Aristagoras dari jabatannya, namun sebelum itu sempat dila kukan, Aristagoras telah lebih dulu mundur dan memproklamasikan Miletos sebagai negara demokrasi.[21] Kota-kota Ionia lainnya mengikuti langkah ini, menumbangka n para tiran mereka yang ditunjuk oleh Persia, dan menyatakan bahwa mereka adala h negara demokrasi.[22][21][23] Artistagoras kemudian memohon dukungan dari nega ra-negara kota di Yunani daratan, namun hanya Athena dan Eretria yang bersedia m engirim pasukan.[24][25] Keterlibatan Athena dalam Pemberontakan Ionia muncul dari sederet keadaan yang r umit, bermula dari pendirian Demokrasi Athena pada akhir abad ke-6 SM.[24] Pada tahun 510 SM, dengan bantuan dari Kleomenes I, Raja Sparta, rakyat Athena mengus ir Hippias, penguasa tiran dari Athena.[26][27] Keluarga Hippias telah berkuasa selama 50 tahun, dengan ayah Hippias, Peisistratos, memerintah selama 36 tahun.

Hippias sendiri sudah berkuasa selama beberapa tahun dan sebenarnya ingin meneru skan kekuasaannya.[27] Setelah diusir dari Athena, Hippias mengungsi ke Sardis, tepatnya di istana satrap Persia, Artaphernes, dan menjanjikan kendali atas Athe na kepada Persia jika mereka bersedia membantunya untuk kembali berkuasa.[28][2] Relief Darius I dari Persia di Bisotun, Iran Sementara itu, Kleomenes membantu membangun tirani pro-Sparta dengan menempatkan Isagoras sebagai pemimpin di Athena,[29] bertentangan dengan Kleisthenes, pemim pin keluarga Alkmaionid yang secara teradisional cukup berpengaruh, yang mengang gap bahwa mereka sebenarnya merupakan pewaris alamiah atas kekuasaan di Athena.[ 30] Dengan tanggapan yang berani, Kleisthenes mengemukakan kepada rakyat Athena bahwa dia akan membentuk suatu 'demokrasi' di Athena, yang membuat para anggota aristokrasi ketakutan. Alasan Kleisthenes mengajukan hal yang radikal itu yang m embuat keluarganya kehilangan kekuasaan, tidak diketahui; kemungkinan dia merasa bahwa masa-masa kekuasaan aristokrasi akan segara berakhir; yang jelas, dia tak mau Athena menjadi negara boneka Sparta bagaimanapun caranya.[30] Akan tetapi, akibat usulannya, Kleisthenes dan keluarganya diusir dari Athena oleh Isagoras. Namun, rakyat Athena, yang telah dijanjikan dmokrasi, memberontak dan mengusir K leomenes dan Isagoras dari Athena.[31] Setelah itu Kleisthenes memperoleh kembal i kekuasaannya di Athena pada tahun 507 SM, dan dengan cepat mulai mendirikan pe merintahan demokrasi. Pendirian dmokrasi merevolusi Athena, yang kelak menjadi s alah satu kota paling maju di Yunani.[32] Kebebesan dan pemerintahan mandiri yan g baru saja diciptakan di Athena bermakna bahwa dengan demikian mereka secara kh usus menentang kembalinya tiranya Hippias, atau segala bentuk pendudukan oleh pi hak asing, baik oleh Sparta, Persia, maupun oleh bangsa lainnya.[31] Kleomenes tidak senang dengan semua kejadian itu, dan akhirnya dia berarak ke At hena dengan pasukan Sparta.[33] Usaha Kleomenes untuk memulihkan kekuasaan Isago ras di Athena berakhir dengan kegagalan. Akan tetapi rakyat Athena sudah keburu merasa takut dan memutuskan untuk mengirim utusan kepada Artaphernes di Sardis, untuk memohon bantuan dari Kekaisaran Persia.[34][29] Artaphernes meminta Athena memberinya 'tanah dan air', tanda tradisional untuk ketundukan, yang disetujui oleh utusan dari Athena itu.[34] Akan tetapi, para utusan itu dicela oleh rakyat ketika kembali ke Athena.[34][35] Kleomenes lalu berusaha menghasut suatu plot untuk memulihkan Hippias sebagai penguasa Athena. Rencananya gagal dan lagi-lagi Hippias harus melarikan diri ke Sardis. Hippias lalu membujuk Persia untuk mena klukkan Athena.[36] Athena mengirim utusan kepada Artaphernes untuk mencegahnya mengambil tindakan, namun Artaphernes hanya menyuruh orang Athena untuk menerima kembali Hippias sebagai tiran.[24] Orang Athena menolak keras hal ini, dan deng an demikian mereka secara terbuka menyatakan perang kepada Persia.[36] Dengan me njadi musuh Persia, Athena menjadi berada dalam posisi untuk mendukung kota-kota Ionia ketika mereka mulai melakukan pemberontakan.[24] Selain itu, kenyataan ba hwa demokrasi Ionia diilhami oleh Athena semakin mendorong Athena untuk mendukun g Pemberontakan Ionia, apalagi kota-kota Ionia dipercaya bermula sebagai kolonikoloni Athena.[24] Kota Eretria juga mengirim bantuan bagi orang Ionia dengan alasan yang tak sepen uhnya jelas. Kemungkinan faktornya adalah alasan perdagangan; Eretria adalah kot a dagang, yang perniagaannya terancam oleh dominasi Persia di Aigeia.[24] Herodo tos berpendapat bahwa Eretria mendukung pemberontakan sebagai balasan karena dul u orang Miletos pernah membantu Eretria dalam perang melawan Khalkis.[37] Athena dan Eretria mengirim satuan militer yang terdiri atas 25 trireme ke Asia Kecil untuk membantu pemberontakan.[2][38] Ketika berada di sana, pasukan Yunani mengejutkan dan mengalahkan pasukan Artaphernes, sebelum kemudian bergerak menu ju Sardis dan membumihanguskan kota itu.[39][40] Akan tetapi, setelah itu pasuka n Yunani dikejar-kejar hingga ke pantai oleh pasukan berkuda Persia dan kehilang an banyak tentara dalam prosesnya. Meskipun serbuan mereka bisa dibilang berakhi r sia-sia, Eretria dan Athena telah memicu kebencian kekal Darius, sehingga raja Persia itu bersumpah untuk menghukum kedua kota itu.[41] Kemenangan angkatan la

ut Persia dalam Pertempuran Lade pada tahun 494 SM mengakhiri Pemberontakan Ioni a, dan pada tahun 493 SM, tempat pertahanan pemberontak terakhir telah ditaklukk an oleh armada Persia.[42] Pemberontakan itu digunakan oleh Dairus sebagai alasa n untuk memperluas kekaisarannya ke pulau-pulau di Aigeia timur[43] dan Proponti s, yang sebelumnya bukan bagian dari wilayah kekuasaan Persia.[44] Berakhirnya P emberontakan Ionia memungkinan Persia untuk mulai merencanakan pergerakan mereka selanjutnya, yaitu memusnahkan ancaman dari Yunani terhadap Kekaisaran Persia, dan menghukum Athena serta Eretria.[45][46][22] Kampanye pertama Gunung Athos Pada musim semi tahun 492 SM sebuah pasukan ekspedisi, yang dipimpin oleh menant u Darius, Mardonios, dikirim ke Yunani, terdiri atas armada laut dan pasukan dar at.[47][48] Meskipun tujuan utamanya adalah menghukum Athen adan Eretria, eksped isi itu juga dilancarkan untuk menaklukkan sebanyak mungkin kota Yunani.[48][49] Berangkat dari Kilikia, Mardonios mengirim pasukan darat untuk berjalan ke Hell espontos, sedangkan dia sendiri memimpin armada laut.[48] Dia berlayar mengelili ngi pesisir Asia Kecil ke Ionia, di sana dia tinggal sebentar untuk menghapus ja batan tiran yang berkuasa di kota-kota Ionia. Mardonios menggantikan sistem tira ni dengan sistem demokrasi, meskipun demokrasi juga merupakan salah satu faktor dalam Pemberontakan Ionia.[48] Dari sana armada Persia meneruskan perjalanan ke Hellespontos, dan setelah semua sudah siap, kapal-kapal Persia menyeberangkan pasukan darat ke Eropa.[48][47] P asukan kemudian berarak melalui Thrakia, menaklukkan kembali daerah tersebut, ka rena sebelumnya pernah dikuasai oleh Persia pada tahun 512 SM, pada masa kampany e Darius melawan bangsa Skythia.[50] Setelah mencapai Makedonia, Persia memaksa Makedonia menjadi kerajaan klien (negara bawahan) Persia. Sebelumnya Makedonia s udah menjadi sekutu Persia namun tetap merdeka.[49] Sementara itu, armada Persia berlayar menyeberangi Thassos, dan membuat orang Th asos tunduk pada Persia.[49] Armada Persia lalu berlayar di sepanjang pesisir hi ngga sejauh Akanthos di Khalkidike, sebelum kemudian berupaya untuk memutari Gun ung Athos.[49] Akan tetapi, kapal-kapal Persia terjebak badai besar, yang membua t mereka terdampar di pesisir Athos.[47] Akibat dari badai itu adalah rusaknya 3 00 kapal dengan tewas dan hilangnya 200.000 tentara (menurut Herodotos).[49] Di tempat lain, ketika pasukan darat Persia sedang berkemah di Makedonia, suku B ryges, satu suku Thrakia lokal, melakukan serangan malam terhadap perkemahan Per sia, membunuh banyak tentara Persia dan melukai Mardonios.[51] Meskipun terluka, Mardonios berhasil memimpin pasukannya mengalahkan dan menguasai suku Bryges. D engan insiden yang menimpa armada laut dan pasukan daratnya, Mardonios akhirnya memimpin pasukan darat Persia kembali ke Hellespontos, sedangkan sisa-sisa kapal Persia juga mundur ke Asia.[51] Meskipun tujuan utama kampanye ini tidak tercap ai, namun Persia berhail memperluas wilayahnya dan mengamankan daerah perbatasan dengan Yunani. Ini membuat bangsa Yunani menyadari bahwa Darius memiliki tujuan tertentu terhadap mereka.[52] Diplomasi Setelah ekspedisi yang gagal, Darius beralih pada upaya diplomasi. Kemungkinan k arena dia beranggapan bahwa ekspedisi sebelumnya telah membuat orang Yunani meng etahui rencananya, dan barangkali dia merasa bahwa tekad kota-kota Yunani mulai melemah. Pada tahun 491 SM Darius mengirim utusan kepada semua negara kota Yunan i, meminta "tanah dan air," tanda tradisional untuk ketundukan.[53] Sebagian bes ar kota tunduk kepadanya, karena takut akan amarah Darius. Akan tetapi, di Athen a para utusan Darius dibunuh, sedangkan di Sparta utusan Darius dilempar ke dala m sumur.[52] Ini menjadikan jelas siapa yang akan menjadi lawan Persia dalam ben trokan selanjutnya, yaitu Sparta dan Athena. Kedua negara ini bekerja sama dalam menghadapai Persia meskipun keduanya pernah saling bermusuhan.[52]

Akan tetapi, Sparta kemudian dilanda kericuhan internal. Mulanya adalah ketika p enduduk Aigina tunduk kepada Persia, dan Athena, yang khawatir Persia akan menja dikan Aigina pangkalan angkatan laut, meminta Sparta untuk ikut campur.[54] Sala h satu dari dua raja Sparta, Kleomenes I, pergi ke Aigina untuk secara langsung mengkonfrontir penduduk Aigina, namun orang Aigina memnta kepada raja Sparta lai nnya, Demaratos, untuk mendukung sikap mereka.[55] Kleomenes menanggapi dengan m enyatakan bahwa Demaratos sudah tak berhak lagi menjabat sebagai raja. Dengan ba ntuan pendeta di Delphi, yang dia suap, Kleomenes berhasil menggantikan Demarato s dengan sepupunya Leotykhides.[54] Kini berhadapan dengan dua raja Sparta, raky at Aigina akhirnya menyerah dan menyerahkan sandera kepada Athena sebagai jamina n sikap mereka.[56] Akan tetapi, di Sparta fakta penyuapan Kleomenes kepada pend eta Delpi terungkap, dan dia pun diusir dari kota.[57] Kleomenes lalu berusaha m enggalang dukungan di Peloponnesos, yang membuat Sparta mengalah dan mengizinkan nya kembali ke kota.[54] Pada tahun 491 SM, Kleomenes dianggap gila dan dihukum penjara. Dia meninggal sehari kemudian.[54] Kleomenes digantikan oleh saduara ti rinya Leonidas I.[54] Memanfaatkan kericuhan di Sparta, yang secara efektif membuat Athena menjadi sen dirian, Darius memutuskan untuk melancarkan ekspedisi amfibi dengan tujuan mengh ukum Athena dan Eretria.[58] Pasukan dikumpulkan di Susa, dan berarak menuju Kil ikia, di sana armada laut telah bersiap.[58] Komando ekspedisi diberikan kepada Datis orang Mede dan Artaphernes, putra satrap Artaphernes. Ilustrasi infanteri yang bersenjatakan tombak dan pedang serta pemanah dalam pas ukan Persia Pasukan Persia Menurut Herodotos, armada yang dikerahkan oleh Darius terdiri atas 600 trireme.[ 47][59] Tidak disebutkan dalam sumber kuno berapa jumlah kapal angkut yang mengi ringinya, jika memang ada. Herodotos menyebutkan bahwa 3,000 kapal angkut mengir ingi 1,207 trireme pada invasi Xerxes tahun 480 SM.[60] Di kalangan sejarawan mo dern, beberapa menerima jumlah ini sebagai jumlah yang wajar; diduga bahwa jumla h 600 kapal itu meliputi trireme dan kapal angkut,[61][62] atau bahwa kapal angk utnya tidak termasuk dalam 600 kapal trireme itu.[63] Herodotos tidak menghitung jumlah pasukan Persia, hanya menyebutkan bahwa mereka merupakan "pasukan infanteri yang besar yang dikumpulkan dengan baik.[64] Dalam sumber-sumber kuno lainnya, penyair Simonides, yang agak sezaman, mengatakan ba hwa pasukan kampanye itu berjumlah 200.000 tentara, sedangkan penulis dari masa selanjutnya, Cornelius Nepos dari Romawi, menaksir jumlahnya 200,000 infanteri d an 10,000 kavaleri.[65] Plutarkhos dan Pausanias sama-sama memberi jumlah 300.00 0 tentara, begitu pula kamus Suda.[66][67][68] Plato dan Lysias memberi angka 50 0,000;[69][70] sedangkan Justinus 600,000.[71] Sejarawan modern pada umumnya menganggap bahwa angka-angka di atas terlalu berle bihan.[63] Salah satu cara untuk memperkirakan jumlah tentara Persia adalah deng an menghitung jumlah marinir yang dibawa oleh 600 trireme. Herodotos menuturkan bahwa tiap trireme pada invasi kedua ke Yunani membawa 30 marinir, tambahan untu k 14 marinir standar.[72] Dengan demikiam 600 trireme dapat membawa 18,000 26,000 infanteri.[63][73] Jumlah tentara Persia yang dikemukakan oleh para sejarawan be rkisar antara 18,000 100,000.[61][62][74][75][76] Akan tetapi, konsensusnya kemung kinan berada pada kisaran 25.000 tentara.[63][75] Ilustrasi prajurit berkuda bangsawan Persia Infanteri Persia yang dikerahkan dalam invasi kemungkinan bermacam-macam karena terdiri atas beragam kelompok etnis di seluruh Kekaisaran Persia. Akan tetapi, m enurut Herodotos, setidaknya ada kesamaan umum dalam jenis zirah dan gaya bertem pur.[77] Secara umum, pasukan Persia bersenjatakan busur dan panah, tombak pende k dan pedang, membawa perisai anyaman, dan mengenakan baju kulit.[77][78] Satu p engecualian untuk ini kemungkinan adalah pasukan orang-orang asli Persia, yang b erangkali mengenakan zirah sisik.[77] Beberapa kontingen dipersenjatai secara be

rbeda;[77] misalnya pasukan Saka terkenal sebagai pengguna kapak.[79] Kontingen elite infanteri Persia tampaknya diisi oleh orang asli Persia beserta orang Mede , Kissia dan Saka;[77] Herodotos secara khusus menyebutkan keberadaan tentara Pe rsia dan Saka di Marathon.[80] Gaya bertempur yang digunakan oleh Persia pertama -tama adalah menggunakan panah untuk melemahkan musuh sebelum kemudian melancark an pukulan mematikan dengan tombak dan pedang.[77] Perkiraan untuk kavaleri biasanya ada pada kisaran 1,000 3,000 tentara.[63][81] Ka valeri Persia biasanya berisi tentara dari etnis Persia, Baktria, Mede, Kissia, dan Saka; sebagaian besarnya kemungkinan bertempur sebagai kavaleri misil bersen jata ringan.[77][82] Armada Persia kemungkinan bersar disertai setidaknya bebera pa kapal angkut, karena kavaleri tidak dapat dibawa oleh trireme, meskipun Herod otos menyatakan sebaliknya. Lazenby memperkirakan bahwa diperlukan 30-40 kapal a ngkut untuk membawa 1000 kavaleri.[63] Kampanye kedua Setelah berkumpul, pasukan Persia berlayar dari Kilikia pertama-tama ke pulau Rh odos. Sebuah Kronik Kuil Lindos mengungkapkan bahwa Datis sempat mengepung kota Lindos namun berakhir dengan kegagalan.[83] Armada Persia kemudian bergerak ke utara di sepanjang pesisir Ionia ke menuju Sa mos, sebelum kemudian berbalik arah dengan cepat menuju Laut Aigea.[84] Mereka l alu berlayar menuju Naxos, dengan tujuan menghukum kota itu karena dulu pernah m enggagalkan ekspedisi Persia di sana satu dekade sebelumnya.[84] Ketika Naxos ak hirnya takluk oleh pasukan Persia, banyak penduduknya yang melarikan diri ke peg unungan; mereka yang tertangkap dijadikan budak.[85] Pasukan Persia lalu membumi hanguskan kota itu dan kuil-kuil orang Naxos.[47][85] Armada Persia meneruskan perjalanan dengan berlayar menuju Delos. Setiba di sana , penduduk Delos juga telah melarikan diri dari rumah-rumah mereka.[86] Setelah menunjukkan kemarahan Persia di Naxos, Datis berniat memberikan pengampunan kepa da kota-kota lainnya jika mereka berseida tunduk kepada Persia.[84] Dia mengirim utusan kepada rakyat Delos, mengumumkan:[86] Peta Kepulauan Kyklades Wahai orang-orang suci, mengapakah kalian pergi, dan dengan demikian men yalahartikan niatku? Adalah keinginanku sendiri, dan perintah sang baginda raja kepadaku, untuk tidak menghancurkan pulau tempat kelahiran dua dewa, baik pulaun ya maupun penduduknya. Maka kembalilah ke rumahmu dan bermukimlah di pulaumu. Datis lalu mengubur 300 talanton kemenyan di altar Apollo di Delos, untuk menunj ukkan rasa hormatnya kepada salah satu dewa pulau itu. Dari Delos, armada Persia berlayar dari pulau ke pulau di Laut Aigea untuk kemudian bergerak menuju Eretr ia. Dalam perjalanannya, pasukan Persia mengambil sandera dan tambahan tentara d ari tiap pulau.[84] Setelah berlayar melintasi Kyklades, armada Persia akhirnya tiba di ujung selata n Euboea, di Karystos. Penduduk Karystos menolak menyerahkan sandera kepada Pers ia. Akibatnya pasukan Persia mengepung mereka dan merusak lahan mereka, hingga a khirnya penduduk Karystos menyerah dan bersedia tunduk kepada Persia.[87] Pengepungan Eretria !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengepungan Eretria Satuan militer Persia berlayar menyusuri Euboia menuju target utama mereka yang pertama, Eretria.[88] Menurut Herodotos, rakyat Eretria mengalami perbedaan pend apat mengenai tindakan apa yang harus dilakukan: apakah harus melarikan diri ke dataran tinggi, tetap bertahan di dalam kota, atau menyerah kepada Persia.[88] P ada akhirnya, mayoritas orang memutuskan untuk tetap bertahan di dalam kota.[89] Orang Eretria tidak melakukan upaya apapun untuk menghentikan pasukan Persia ya ng berlabuh dan berarak maju menuju kota Eretria, sehingga dengan mudahnya pasuk an Persia mengepung kota itu.[89] Selama enam hari pasukan Persia menyerang temb

ok pertahanan Eretria, dengan korban di kedua pihak.[89] Pada hari ketujuh, dua orang Eretria yang terkemuka membuka gerbang dan menyerahkan kota itu kepada Per sia.[89] Eretria kemudian dihancurkan, sedangkan kuil-kuilnya dijarah dan dibaka r.[90][91] Selain itu, sesuai perintah Darius, semua penduduk Eretria dijadikan budak.[89] Pertempuran Marathon !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pertempuran Marathon Setelah menaklukkan Eretria, armada Persia berlayar ke selatan menuju pesisir At tika, dan berlabuh di pantai Marathon, kira-kira 25 mil (40 km) dari Athena, ata s nasihat Hippias,[47] putra dari mantan tiran Athena, Peisistratos.[92] Pasukan Athena, yang dibantu oleh sejumlah kecil pasukan Plataia, berarak menuju Marath on dan berhasil menghalangi dua jalur keluar dari dataran itu.[93] Pada saat yan g sama, pelari tercepat Athena, Pheidippides (atau Philippides) dikirim ke Spart a untuk memohon agar pasukan Sparta dikerahkan ke Marathon untuk membantu Athena .[93] Pheidippides tiba di Sparta ketika orang Sparta sedang merayakan festival Karneia, suatu periode perdamaian yang sakral. Dia diberitahu bahwa pasukan Spar ta tidak boleh bertempur hingga bulan purnama;[94] ini artinya Athena tidak dapa t mengharapkan bantuan Sparta untuk setidaknya sepuluh hari.[95] Dalam keadaan s eperti itu, pasukan Athena memutuskan untuk tidak langsung menyerang dan lebih m emilih posisi bertahan di Marathon.[93] Ilustrasi Pertempuran Marathon Kebuntuan berlangsung selama lima hari, sebelum akhirnya pasukan Athena (dengan alasan yang tak sepenuhnya jelas) memutuskan untuk menyerang pasukan Persia.[96] Meskipun pasukan Persia memiliki jumlah tentara yang lebih banyak, hoplites ter bukti secara efektif membawa dampak yang menghancurkan, menggulung sayap pasukan Persia sebelum kemudian mengobrak-abrik bagian tengah barisan Persia;[97] sisasisa pasukan Persia meninggalkan medan tempur dan melarikan diri menuju kapal-ka pal mereka.[78][98][80] Herodotos menutukan bahwa ditemukan 6400 mayat tentara P ersia di medan perang seusai pertempuran;[99] sedangkan pasukan Athena hanya keh ilangan 192 orang[99] dan Plataia 11 orang.[100] Tidak lama seusai pertempuran itu, Herodotos menuturkan bahwa armada Persia berl ayar di sekitar Tanjung Sounion untuk menyerang Athena secara langsung,[101] mes kipun beberapa sejarawan modern berpendapat bahwa usaha itu dilakukan oleh armad a Persia sebelum pertempuran.[102] Pasukan Athena jelas sadar bahwa kotanya masi h dalam bahaya, dan bergerak secepat mungkin untuk kembali ke Athena.[103] Pasuk an Athena tiba tepat waktu untuk mencegah armada Persia berlabuh di Athena. Meny adari bahwa kesempatan telah hilang, armada Persia berbalik arah dan kembali ke Asia.[103] Keesokan harinya, pasukan Sparta tiba di Marathon setelah menempuh ja rak sejauh 220 kilometer (140 mil) hanya dalam waktu tiga hari. Pasukan Sparta m enjelajahi medan tempur, dan meyakini bahwa pasukan Athena telah memperoleh keme nangan besar.[104] Akibat !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Yunani-Persia dan Invasi kedua Pe rsia ke Yunani Pertempuran Salamis (1868), karya Wilhelm von Kaulbach. Pertempuran Salamis meru pakan titik balik dalam invasi kedua Persia ke Yunani. Kekalahan Persia di Marathon untuk sementara waktu mengakhiri invasi Persia ke Y unani. Akan tetapi, dalam invasi tersebut, Thrakia dan kepulauan Kyklades dikuas ai oleh Persia, sedangkan Makedonia dijadikan negara bawahan oleh Persia. Dengan memperoleh banyak tambahan wilayah itu, Darius masih sangat ingin menaklukkan Y unani, dengan tujuan mengamankan bagian barat kekaisarannya.[105] Selain itu, At hena tetap belum dihukum atas perannya dalam Pemberontakan Ionia, dan baik Athen a maupun Sparta masih belum dihukum atas perlakukan buruk mereka kepada utusan P ersia.[106] Darius dengan demikian mulai mengumpulkan pasukan baru dengan jumlah tentara yan

g sangat banyak yang dia maksdukan untuk sepenuhnya menguasai Yunani. Akan tetap i, pada tahun 486 SM, bangsa taklukannya di Mesir memberontak, sehingga ekspedis i ke Yunani harus tertunda hingga waktu yang tak tentu.[106] Darius meninggal du nia dalam perjalanan ke Mesir, dan takhta Persia diwariskan kepada putranya Xerx es I.[107][108] Xerxes menghentikan pemberontakan Mesir, dan dengan sangat cepat memulai kembali persiapan untuk menyerbu Yunani.[109] Ekspedisi ini akhirnya si ap pada tahun 480 SM, dan dengan demikian invasi kedua Persia ke Yunani pun dimu lai; dalam ekspedisi ini pasukan Persia dipimpin langsung oleh Xerxes.[110][111] Pasukan Persia meraih keberhasilan awal pada Pertempuran Thermopylae dan Pertem puran Artemision (Agustus 480 SM).[112][113][114] Akan tetapi, kekalahan Persia dalam Pertempuran Salamis pada bulan September 480 SM menjadi titik balik dalam kampanye militer itu,[115][116][117] dan setahun kemudian ekspedisi itu berakhir dengan kemenangan telak Yunani dalam Pertempuran Plataia.[118][119][91] Signifikansi Bagi Persia, dua ekspedisi ke Yunani bisa dibilang merupakan suatu keberhasilan; wilayah-wilayah baru ditambahkan ke dalam kekaisaran dan Eretria berhasil dihuk um.[106] Hanya ada kegagalan kecil ketika invasi Persia dihentikan melalui kekal ahan mereka pada Pertempuran Marathon; kekalahan tersebut tidak terlalu berpenga ruh terhadap sumber daya militer Persia yang amat besar.[120] Namun bagi orang Y unani, peristiwa di Marathon merupakan suatu kemenangan besar.[121] Itu adalah p ertama kalinya orang Yunani dapat mengalahkan pasukan Persia, dan menunjukkan ba hwa Persia dapat dikalahkan, dan bahwa perlawanan, bukannya ketundukan, adalah m ungkin untuk dilakukan.[122] Hoplites Yunani dan prajurit Persia digambarkan sedang bertarung, abad ke-5 SM Kemenangan di Marathon adalah momen yang menentukan bagi demokrasi Athena yag ma sih muda, menunjukkan apa yang dapat dicapai melalui persatuan dan kepercayaan d iri; dan memang, pertempuran itu secara efektif benar-benar menandai dimulainya "zaman kejayaan" bagi Athena.[123] Ini juga berlaku bagi Yunani secara keseluruh an; "kemenangan mereka memberikan keyakinan kepada bangsa Yunani pada takdirnya yang akan berlangsung selama tiga abad, yang pada masa itulah kebudayaan barat l ahir".[3][124] Pendapat terkenal John Stuart Mill adalah bahwa "Pertempuran Mara thon, bahkan sebagai suatu peristiwa dalam sejarah Britania, lebih penting darip ada Pertempuran Hastings".[125] Secara militer, pelajaran utama bagi orang Yunani dari Pertempuran Marathon adal ah potensi pasukan hoplites bergaya phalanx. Gaya ini telah berkembang selama pe rang-perang yang menghancurkan di kalangan bangsa Yunani sendiri; karena tiap ne gara kota bertempur dengan cara yang sama, keuntungan dan kerugian hoplites berg aya phalanx belum terlihat dengan jelas.[126] Pertempuran Marathon adalah kesemp atan pertama bagi pasukan bergaya phalanx untuk menghadapi pasukan yang bersenja ta ringan, dan menunjukkan betapa efektifnya hoplites dalam pertempuran.[126] Fo rmasi phalanx masih rentan dalam menghadapi kavaleri (yang membuat pasukan Yunan i berhati-hati pada Pertempuran Plataia), namun jika digunakan dalam kondisi yan g tepat maka amat berpotensi menjadi senjata yang sangat berbahaya dan menghancu rkan.[127] Di pihak lain, Persia sepertinya tidak terlalu memerhatikan penyebab kekalahan m ereka di Marathon. Komposisi infanteri Persia pada invasi kedua tampak sama sepe rti pada invasi yang pertama, padahal pada masa itu di sejumlah daerah jajahan P ersia juga sudah tersedia hoplites dan infanteri berat lainnya.[128] Kemungkinan Persia bersikap begitu karena sebelum kalah di Marathon, pasukan Persia berhasi l mengalahkan sejumlah pasukan hoplites di beberapa kota lainnya di Yunani, sehi ngga Persia kemungkinan masih merasa bahwa infanteri mereka tidak kalah unggul d ibanding hoplites dan menganggap bahwa peristiwa di Marathon hanyalah suatu peny impangan.[128] Catatan kaki ^ Cicero, Mengenai Hukum I, 5

^ a b c d Bauer, hlm. 596 ^ a b c d Holland, hlm. xvi xvii. ^ Thukydides, Sejarah Perang Peloponnesos, 1.22 ^ a b Finley, hlm. 15. ^ Holland, hlm. xxiv. ^ David Pipes. "Herodotus: Father of History, Father of Lies". Diarsipkan da ri aslinya tanggal January 27, 2008. Diakses 2008-01-18. ^ a b Holland, hlm. 377. ^ Fehling, hlm. 1 277. ^ Diodoros Sikolos, Bibliotheka Historika ^ Catatan untuk Herodotos 9.81 ^ a b Holland, hlm. 47 55 ^ a b Holland, hlm. 58 62 ^ Holland, hlm. 203 ^ Bauer, hlm. 583-574 ^ Bauer, hlm. 575 ^ Toynbee, hlm. 256 ^ Bauer, hlm. 583-589 ^ a b Holland, hlm. 171 178 ^ Herodotos 5.105 ^ a b c Holland, hlm. 154 157 ^ a b Nadif, hlm. 8 ^ Herodotos 5.97 ^ a b c d e f Holland, hlm. 157 161 ^ Bauer, hlm. 595 ^ Bauer, hlm. 593 ^ a b Herodotos 5.65 ^ Herodotos 5.96 ^ a b Bauer, hlm. 593 ^ a b Holland, hlm. 131 132 ^ a b Holland, pp133 136 ^ R.M. Berthold. (2009). Dare To Struggle. The History and Society of Greec. hlm. 81-94 ^ Holland, hlm. 136 138 ^ a b c Holland, hlm. 142 ^ Bauer, hlm. 594 ^ a b Herodotos 5.96 ^ Herodotus V, 98 ^ Herodotos 5.99 ^ Holland, hlm. 160 ^ Bauer, hlm. 597 ^ Holland, hlm. 168 ^ Holland, hlm. 176 ^ Herodotos 6.31 ^ Herodotos 6.33 ^ Holland, hlm. 177 178 ^ Toynbee, hlm. 255 ^ a b c d e f Bauer, hlm. 598 ^ a b c d e Herodotos 6.43 ^ a b c d e Herodotos 6.44 ^ Holland, hlm. 153 ^ a b Herodotos 6.45 ^ a b c Holland, hlm. 178 179 ^ Herodotos 6.48 ^ a b c d e Holland, hlm. 179 181 ^ Herodotos 6.49 ^ Herodotos 6.73 ^ Herodotos 6.74 ^ a b Holland, hlm. 181 183 ^ Herodot0s 6.95

^ Herodotos 7.97 ^ a b Stecchini, Livio. "The Persian Wars". Diakses 2007-10-17. ^ a b Green, hlm. 90 ^ a b c d e f Lazenby, hlm. 46 ^ Herodotos 6.94 ^ Cornelius Nepos, Miltiades, 4 ^ Plutarkhos, Moralia, 305 B ^ Pausanias 4.22 ^ Suda, entri Hippias ^ Plato, Menexenos, 240 A ^ Lysias, Pidato Pemakaman, 21 ^ Justinus II, 9 ^ Herodotos 7.184 ^ Kampouris (2000) ^ Davis, hlm. 9 13 ^ a b Holland, hlm. 390 ^ Lloyd, hlm. 164 ^ a b c d e f g Lazenby, hlm. 23 29 ^ a b Holland, hlm. 195 197 ^ Holland, hlm. 17 18 ^ a b Herodotos 6.113 ^ ?st???a t?? ????????? ?????? (History of the Greek nation volume ?), Athen s 1971 ^ Lazenby, hlm. 232 ^ Lind. Chron. D 1 59 in Higbie (2003) ^ a b c d Holland, hlm.183 186 ^ a b Herodotos 6.96 ^ a b Herodotos 6.97 ^ Herodotus 6.99 ^ a b Herodotos 6.100 ^ a b c d e Herodotos 6.101 ^ Nadif, hlm. 9 ^ a b Toynbee, hlm. 257 ^ Herodotos 6.102 ^ a b c Holland, hlm. 187 190 ^ Bauer, hlm. 599 ^ Herodotus 6.105 ^ Lazenby, hlm. 59 62 ^ Nadif, hlm. 10 ^ Bauer, hlm. 600 ^ a b Herodotos 6.117 ^ Siegel, Janice (August 2, 2005). "Dr. J's Illustrated Persian Wars". Diaks es 2007-10-17. ^ Herodotos 6.115 ^ Holland, hlm. 191 194 ^ a b Herodotos 6.116 ^ Herodotos 6.120 ^ Holland, hlm. 177 ^ a b c Holland, hlm. 202 203 ^ Bauer, hlm. 600 ^ Holland, hlm. 206 208 ^ Holland, hlm. 208 211 ^ Bauer, hlm. 601 ^ Holland, hlm. 240 244 ^ Nadif, hlm. 11-12 ^ Bauer, hlm. 602 ^ Lazenby, hlm. 151 ^ Nadif, hlm. 12-15 ^ Bauer, hlm. 603-604 ^ Lazenby, hlm. 197

^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^ ^

Holland, hlm. 350 355 Bauer, hlm. 605 Holland, hlm. 200 Bauer, hlm. 605-606 Holland, hlm. 201 Holland, hlm. 138 Fuller, hlm. 11 32 Powell et al., 2001 a b Holland, hlm. 194 197 Holland, hlm. 344 352 a b Lazenby, p28

Rujukan

Anda mungkin juga menyukai