Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah berupa prasasti dari abad ke-7 Masehi, di daerah Palembang-Bangka dan Jambi dalam huruf Pallawa dan bahasanya masih bercampur dengan kata-kata sansakerta
Dari daerah Batanghari, bahasa Melayu tersebar ke seluruh negara jajahan Sriwijaya, kemudian dipergunakan di seluruh Semenanjung Malaka, pantai timur pulau Sumatera serta daerah pesisir kepulauan Nusantara lainnya. Bahasa Melayu menjadi bahasa pelayaran dan perniagaan, karena bahasa itulah yang digunakan para pedagang antar kepulauan Indonesia (Drewes, 1948:8). Mulai abad 16 Masehi terdapat surat-surat dari raja-raja Maluku kepada raja-raja Portugis serta surat-surat perjanjian perdagangan lada yang ditulis dalam bahasa Melayu.
berpuluh-puluh jumlahnya dari tahun 1632 sudah diserahkan kepada Universitas Oxford, Inggris Naskah-naskah penting dikumpulkan dalam sebuah karangan oleh Ph. S. van Ronkel dalam BKI; jilid II, tahun 1896. Terdapat di perpustakaan Cambridge. Naskah-naskah tersebut diperoleh dari seorang pedangang bernama Elbinck, ia membeli naskah itu dari seorang Arab, naskah itu disalin. Van Ronkel mengumpulkan naskah-naskah yang terdapat dalam Museum Pusat Jakarta. Dalam verhandeling KBG. Jilid 57, th 1909. ia juga mengumpulkan naskah-naskah mElayu dan Sunda yang terdapat dalam Bibliotheek di Leiden. Nama naskah itu ditulis di dalam KBG, th,1921. Naskah-naskah yang dikumpulkan dalam Koningklijk Instituut di De Haag dan Brussel.
Naskah melayu tertua diperkirakan muncul abad 16 ini, ditulis dalam huruf Melayu, huruf yang berasal dari alphabet Arab yang mengalami beberapa perubahan dan tambahan sesuai kebutuhan bunyi dalam bahasa Melayu. Peninggalan paling tua ialah piagam Trengganu dari tahun 1303 (Stapel, 1939:316) Orang Melayu sendiri sering menyebut bahasanya sebagai bahasa Jawi yang berarti bahasa yang mendapat tempat . Jenis Karya dalam Bahasa Melayu Mulai Abad 7 hingga Abad 15 1.Prasasti (epigrafi, tulisan huruf Pallwa) 2.Sastra Lisan (Oral Tradition) 3.Naskah-Naskah
3. Ohaio
Sajak empat baris dengan rytme yang sama digunakan orang saat melakukan pekerjaan berat, umpanya menarik perahu, terkadang isinya doa agar selamat. 4. Tenke (=doddenzang) Nyanyian rahasia milik pendeta atau pawang. Dilakukan jika orang mati, dsb. 5. Wurake Nyanyian milik pendeta untuk menyembuhkan orang sakit jiwa, dengan perantaraan makhluk halus