Disusun oleh:
Novan Ardiansyah Ismail Harun Ziha 12100112043 12100112005
Sinusitis
merupakan penyakit yang sering dijumpai. Di Amerika Serikat, sejak tahun 1990an, sinusitis merupakan kasus yang sering dijumpai di tempat praktek.
secara signifikan dan menjadi salah satu alasan utama penggunaan antibiotik serta produktivitas kerja yang menurun. Insidensinya di Indonesia belum diketahui secara pasti.
sering terkena. Hal ini disebabkan karena kedua sinus ini sudah terbentuk dari lahir.
Berbagai faktor fisik, kimia, saraf,
hormonal, emosional, defisiensi gizi serta menurunnya daya tahan tubuh dapat pula menjadi etiologi sinusitis.
Perubahan
faktor lingkungan baik iklim, kelembaban serta polutan dapat menjadi predisposisi infeksi.
Anatomi Sinus
Sinus paranasal terdiri dari: Maksila Frontal, Ethmoid Sfenoid
usia 8-10 tahun dan berasal dari rongga hidung bagian posterosuperior.
hidung. Sinus maksila, ethmoid anterior dan frontal bermuara ke meatus media dan sinus ethmoid posterior bermuara ke meatus superior. Sinus sfenoid bermuara ke ressesus sfenoethmidalis.
Histologi Sinus
Epitel respirasi (epitel bertingkat silidris bersilia)
langsung
dengan
Fisiologi Sinus
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditoning)
Sinusitis
Definisi
Sinusitis merupakan radang mukosa sinus paranasal. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.
Klasifikasi Sinusitis
Newman (1994)
tahun
Spector dan Benstein (1998)
Akut: < 4 minggu Sub akut: 4-12 minggu Akut rekuren: gejala akut 7-10 hari, 4 episode dalam 1 tahun Kronik: > 12 minggu Eksaserbasi akut pada kronik: gejala memburuk pada kronik
Peter A. Hilger
1. 2. 3. 4.
Sinusitis Infeksiosa Sinusitis Akut Sinusitis Kronik Sinusitis non-infeksiosa: Barosinusitis, Sinusitis alergika
Etiologi
Penyebab sinusitis tergantung dari klasifikasi sinusitis akut dan kronis.
infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen) berenang dan menyelam trauma barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa
kelainan anatomi
Faktor Predisposisi
Faktor lokal: udara dingin dan kering, obat Faktor Regional: infeksi gigi, trauma, polip nasal, tumor
Patofisiologi
Sinusitis Akut
Gejala sistemik
Demam dan rasa lesu
Gejala lokal
Pada hidung terdapat ingus kental yang kadang-kadang
berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. Hidung tersumbat Rasa nyeri pada sinus yang terkena Kadang-kadang ada nyeri alih (referred pain)
dan kadang-kadang menyebar ke alveolus sehingga terasa nyeri di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga.
Rasa nyeri pada sinusitis etmoid di pangkal hidung dan
kantus medius. Kadang-kadang dirasakan nyeri di bola mata atau dibelakangnya, dan nyeri bertambah jika bola mata digerakan. Nyeri alih dirasakan di pelipis(parietal)
Pemeriksaan fisik
Sinusitis akut akan tampak pembengkakan di daerah
muka pembengkakan pada sinus maksila akan terlihat pada pipi dan kelopak mata bawah, pada sinisitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis etmoid jarang ada pembengkakan, kecuali bila ada komplikasi.
frontal, maksila dan etmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari meatus superior.
Pemeriksaan radiologik
Waters, PA dan lateral. Akan tampak perselubungan atau
penebalan mukosa atau batas cairan-udara (air fluid level) pada sinus yang sakit
Pemeriksaan Mikrobiologik
Dari sekret rongga hidung dapat ditemukan bermacam-
macam bakteri yang merupakan flora normal atau kuman patogen seperti Pnemococcus, streptococcus, staphylococcus dan Haemophilus influenza. Mungkin juga ditemukan virus atau jamur.
TERAPI
Medikamentosa Antibiotik 10-14 hari, golongan penisillin Dekongestan lokal berupa tetes hidung Analgetik
Pembedahan Bila terjadi komplikasi ke orbital atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat akibat karena ada sekret yang tertahan akibat sumbatan.
tanda radang akutnya (demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda.
Pada rinoskopi anterior tampak sekret purulen di meatus
medius atau superior. Pada rinoskopi posterior tampak sekret purulen di nasofaring. Pada pemeriksaan traniluminasi tampak sinus yang sakit suram atau gelap.
Terapinya mula-mula diberikan medikamentosa, bila perlu
luas atau yang sesuai dengan tes resistensi kuman, selama 10-14 hari. Obat-obat simtomatis seperti dekongestan lokal 5-10 hari, analgetik, antihistamin atau dengan mukolitik.
Tindakan
dapat berupa diatermi dengan sinar gelombang pendek (ultra short waves diathermy), sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus.
atau antrostomi. Pada sinusitis etmoid, sfenoid atau frontal yang letak muaranya di bawah, dilakukan pencucian sinus dengan cara proetz (proetz displacement therapy).
Sinusitis Kronis
Sinusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa saja. Harus dicari faktor penyebab dan faktor predisposisinya.
Polusi bahan kimia membuat silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung. Perubahan mukosa hidung juga dapat terjadi karena alergi dan defisiensi imunologik.
Perubahan
mukosa hidung menyebabkan mudah terinfeksi dan infeksi kronis terjadi apabila pengobatan sinusitis akut tidak sempurna. Dengan adanya infeksi, terdapat edema konka, sehingga drenase sekret terganggu. Dengan drenase terganggu menyebabkan silia rusak dan seterusnya.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Gejala Subjektif
Gejala subjektif sangat bervariasi, dari ringan sampai
nasifaring
Gejala faring yaitu rasa tidak nyaman ditenggorokan Gejala telinga, berupa pendengaran terganggu, oleh karena
lakrimalis
Gejala saluran napas berupa batuk, dan kadang-kadang terdapat
komplikasi di paru, berupa bronkitis atau bronkiektasis atau asma bronkial, sehingga terjadi penyakit sinobronkitis.
Gejala di saluran cerna, oleh karena mukopus yang tertelan. Dapat
terjadi gastroenteritis.
sekret di nasofaring yang mengganggu pasien. Sekret dinasofaring (post nasal drip) yang terus-menerus bisa menyebabkan batuk kronis.
Nyeri kepala pada sinusitis kronis biasanya pagi hari,
dan akan hilang atau hilang pada siang hari. Penyebabnya belum biketahui pasti, tetapi mungkin karena pada malam hari terjadi penimbunan ingus dalam rongga hidung dan sinus serta stasis vena.
purulen
di
Pemeriksaan Mikrobiologik
Biasanya merupakan infeksi campuran dari bermacam-macam mikroba, seperti kuman aerob S. aureus, S. viridans, H. Influenza dan kuman anaerob peptostreptococcus dan fusobakterium.
Terapi
Pada sinusitis kronik perlu diberikan terapi antibiotika
untuk mengatasi infeksinya dan obat-obatan simtomatis lainnya. Antibiotika diberikan sekurangkurangnya 2 minggu.
Selain
itu dapat dibantu juga dengan diatermi gelombang pendek selama 10 hari di daerah sinus yang sakit.
maksila dapat dilakukan pungsi atau antrostomi dan irigasi sinus, sedangkan untuk sinusitis etmoid, frontal dan sfenoid dilakukan pencucian proetz.
Irigasi dan pencucian sinus ini dilakukan 2 kali dalam
seminggu. Bila setelah 5 kali atau 6 kali tidak ada perbaikan dan klinis masih banyak sekret perulen, berarti mukosa tidak dapat kembali normal (perubahan irreversible), maka perlu dilakukan operasi radikal.
Pembedahan Radikal
Bila pengobatan konservatif gagal, dilakukan terapi
radikal, yaitu mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drenase dari sinus yang terkena. Untuk sinus maksila dilakukan operasi Caldwell-luc, sedangkan untuk sinus etmoid dilakukan etmoidektomi yang bisa dilakukan dalam hidung atau dari luar hidung.
Drenase sekret pada sinus frontal dapat dilakukan
intranasal atau ekstranasal, seperti pada operasi killian. Drenase sinus sfenoid dilakukan intranasal.
sinus paranasal menggunakan endoskopi fungsional (BSEF). Prinsifnya ialah membuka dan membersihkan daerah kompleks ostiomeatal yang menjadi simbol penyumbatan dan infeksi, sehingga ventilasi dan drenase sinus dapat lancar kembali melalui ostium alami, dengan demikian mukosa sinus akan kembali normal.
Komplikasi Sinusitis
Komplikasi Orbita4,5, paling sering diakibatkan pleh
Osteomielitis dan abses subperiosteal4,5 Paling sering terjadi pada sinus frontalis. Biasanya
terjadi pembengkakan alis mata, nyeri tekan dahi, edema supraorbita, dan mata menjadi tertutup. Timbul fluktuasi, destruksi tulang, dan pembengkakan jaringan lunak.
Komplikasi Intrakranial4,5
Meningitis akut Abses Dura Abses Otak
penurunan berat badan, kekeksia sedang, demam derajat rendah sore hari (sangat tinggi menggigil dan tajam pada fase akut), nyeri kepala berulang, serta mual muntah.
Kelainan Paru4
Seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis
Mukokel5
Terima Kasih