Anda di halaman 1dari 25

BAB II PEMBAHASAN A. Undang-undang No.

14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Undang-Undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 terdiri dari: 8 Bab dan 84 Pasal, 205 ayat, yang memuat tentang: 1. Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat 2. Tentang Guru: 1 Bab, 37 Pasal, 96 ayat 3. Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat BAB IV GURU Bagian Ke 1: Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi (Ps 8-13) Bagian Ke-2: Hak dan Kewajiban (Ps 14-20) Bagian Ke-3: Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 21-23) Bagian Ke-4: Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Ps 24-31) Bagian Ke-5: Pembinaan dan Pengembangan (Ps 32-35) Bagian Ke-6: Penghargaan (Ps36-38) Bagian Ke-7: Perlindungan (Ps39) Bagian Ke-8: Cuti (Ps 40) Bagian Ke-9: Organisasi Profesi dan Kode Etik (Ps 41-44) BAB V DOSEN Bagian Ke-1: Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi dan Jabatan Akademik (Ps 45-50) Bagian Ke-2: Hak dan Kewajiban Dosen (Ps 51-60) Bagian Ke-3: Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 61-62) Bagian Ke-4: Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian (Ps 63-69) Bagian Ke-5: Pembinaan dan Pengembangan (Ps 69-72) Bagian Ke-6: Penghargaan (Ps 73-74) Bagian Ke-7: Perlindungan (Ps 75)

Bagian Ke-8: Cuti (Ps 76)

Berikut adalah rangkuman isi dari Undang-undang No.14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (ps.1:1) PENGAKUAN Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan: sertifikat pendidik (ps.2 dan ps.3) SERTIFIKASI Sertifikasi pendidik guru dan dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang: memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, dan ditetapkan oleh pemerintah (ps.11:2 dan 47:2) FUNGSI GURU DAN DOSEN Guru sebagai tenaga profesional: Berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (ps.4). Dosen sebagai tenaga profesional: Berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (ps.5) TUJUAN Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan: Melaksanakan sistem pendidikan nasional, mewujudkan tujuan pendidikan nasional (ps.6) PERSYARATAN GURU Guru wajib memiliki: Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma Empat (S1 atau D-IV), kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (ps.8 s/d 12). Standarnisasi penyelenggaraan pendidikan. Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan (yayasan-

yayasan) yang tidak jelas keberadaannya. Dalam pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan yang belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan dan standart mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan tersebut terkesan memaksakan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan, sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak, karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan baik dll. Penyelenggara pendidikan seperti diatas jumlahnya cukup besar di indonesia. Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan di masyarakat baik itu negeri maupun swasta KEWAJIBAN GURU Merencanakan pembelajaran, proses, evaluasi; Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik; Bertindak obyektif dan tidak

diskriminatif; Menjunjung tinggi perundang-undangan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa (ps.20) HAK GURU Guru Mempunyai Hak: Memperoleh penghasilan dan kesejahteraan sosial; Promosi dan penghargaan; Perlindungan melaksanakan tugas dan HKI; Kesempatan meningkatkan kompetensi; Memanfaatkan sarana dan prasarana; Kebebasan dalam penilaian dan penentuan kelulusan, penghargaan; Rasa aman dan jaminan keselamatan; Kebebasan berserikat dalam organisasi profesi; Kesempatan berperan dalam kebijakan pendidikan; Kesempatan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; Pelatihan dan pengembangan profesi (ps.14.1) PENGHASILAN DI ATAS KEBUTUHAN MINIMUM: Gaji pokok, Tunjangan yang melekat pada gaji, Tunjangan profesi, Tunjangan fungsional, Tunjangan khusus, Maslahat tambahan (Ps 15). MASLAHAT TAMBAHAN Berupa tambahan kesejahteraan dalam bentuk: Tunjangan pendidikan, Asuransi pendidikan, Beasiswa, Penghargaan bagi guru, Kemudahan untuk

memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, Pelayanan kesehatan, Dan bentuk lainnya (Pasal 19 ayat 1) LINGKUP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU kompetensi pedagogik kompetensi kepribadian kompetensi profesional kompetensi sosial (Pasal 10 ayat 1). Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia. Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi

profesional`merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. PERLINDUNGAN TERHADAP GURU (Ps.39) 1. Perlindungan hukum terhadap: tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari peserta didik, orang tua, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain 2. Perlindungan profesi terhadap: pemutusan hubungan kerja, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan menyampaikan pandangan, pelecehan thd. Profesi, pembatasan/pelarangan lain yang menghambat guru melaksanakan tugas. 3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja,terhadap: resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain. KEWAJIBAN PEMENUHAN KEBUTUHAN GURU (Pasal 24)

Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru (jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi) untuk dikmen dan diksus pendidik usia dini, dikdas dan dikmen; Pemerintah Provinsi pendidik usia dini dan dikdas Swasta wajib memenuhi kebutuhan gurunya. Hal-hal spesifik Guru yang diangkat oleh

Pemerintah atau pemda dapat ditempatkan pada jabatan struktural (Ps 26:1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemda dapat dipindahtugaskan antar provinsi/kabupaten/kota/kecamatan maupun antar satuan pendidikan karena alasan kebutuhan satuan pendidikan dan/atau promosi (Ps 28:1). Guru yang bertugas di daerah khusus memperoleh hak yang meliputi kenaikan pangkat rutin secara otomatis, kenaikan pangkat istimewa 1 (satu) kali dan perlindungan dalam pelaksanaan tugas (Ps 29:1)

B. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan PP No.19 terdiri dari12 bab dan 91 pasal BAB I KETENTUAN UMUM (ps1) BAB II LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN (ps 2-4) BAB III STANDAR ISI (ps 5-18) BAB IV STANDAR PROSES (ps 19-24) BAB V STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (ps 25-27) BAB VI STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (ps 28-41) BAB VII STANDAR SARANA DAN PRASARANA (ps 42-48) BAB VIII STANDAR PENGELOLAAN (ps 49-61) BAB IX STANDAR PEMBIAYAAN (ps 62) BAB X STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN (ps 63-72) BAB XI BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP) (ps 7377) BAB XII EVALUASI (ps 78-85) BAB XIII AKREDITASI (ps 86-88) BAB XIV SERTIFIKASI (ps 89-90) BAB XV PENJAMINAN MUTU (ps 91-93) BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN (ps 94-95) BAB XVII KETENTUAN PENUTUP (ps 96)

Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (ps 1:1) RUANG LINGKUP SNP Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: (ps2) a. standar isi; Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang memuat memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. (ps 5) b. standar proses; Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (ps 20) c. standar kompetensi lulusan; Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (ps 25:1). Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri (ps 27:1). Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi (ps 27:2) d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yangbmeliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (ps 42:1). Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,

tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (ps 42:2) f. standar pengelolaan; Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan kemandirian, manajemen kemitraan, berbasis sekolah yang ditunjukkan dan dengan

partisipasi,

keterbukaan,

akuntabilitas.

Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundangundangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.(ps 49) Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah Daerah Realisasi rencana kerja tahunan wajib belajar, penuntasan pemberantasan buta aksara, peningkatan status guru sebagai profesi, akreditasi pendidikan, dan lain-lain disetujui dan dipertanggungjawabkan oleh Gubernur atau

Bupati/Walikota (ps 59) g. standar pembiayaan h. standar penilaian pendidikan (ps 63) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1) penilaian hasil belajar oleh pendidik; 2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan 3) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: 1) penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan 2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi

FUNGSI SNP

10

Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (ps 3) TUJUAN SNP Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (ps 4) BSNP BSNP berwenang: (ps 76:3) 1) mengembangkan Standar Nasional Pendidikan; 2) menyelenggarakan ujian nasional; 3) memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dan pemerintah daerah dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. 4) merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah EVALUASI Evaluasi kinerja pendidikan dapat dilakukan oleh satuan pendidikan, Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau organisasi profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam dilaksanakan oleh (ps 87): 1) BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan penddikan jalur formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; 2) BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan tinggi; dan 3) BAN-PNF terhadap progam dan/atau satuan pendidikan jalur nonformal

SERTIFIKASI Pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam dokumen ijazah dan/atau sertifikat kompetensi sebagai tanda bahwa peserta didik yang bersangkutan telah lulus dari satuan pendidikan (ps 89)

11

C. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 Tentang Guru PP No.74 Tahun 2008 memiliki 9 bab dan 68 pasal, yaitu sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM (ps 1) BAB II KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI (ps 2-14) BAB III HAK (ps 15-51) BAB IV BEBAN KERJA (ps 52-54) BAB V WAJIB KERJA DAN POLA IKATAN DINAS (ps 55-57) BAB VI PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMINDAHAN (ps 58-62) BAB VII SANKSI (ps 63-64) BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN (ps 65-67) BAB IX KETENTUAN PENUTUP (ps 68) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru wajib memiliki sertifikat pendidik. Guru berhak mendapatkan gaji dan mengikuti organisasi profesi (ps 1:1-6) KOPETENSI YANG HARUS DIMILIKI GURU 1. Kompetensi pedagogik, meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; pemahaman terhadap peserta didik; pengembangan kurikulum atau silabus; perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; pemanfaatan teknologi pembelajaran; evaluasi hasil belajar; dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian, meliputi; beriman dan bertakwa; berakhlak mulia; arif dan bijaksana; demokratis; mantap; berwibawa; stabil; dewasa; jujur; sportif; menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. 3. Kompetensi sosial meiputi: berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;menggunakan teknologi komunikasi dan informas secara fungsional; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga

12

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. 4. Kompetensi professional meliputi: materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu HAK GURU Tunjangan profesi, tunjangan fungsional dan tunjangan khusu diberikan kepada Guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi Guru oleh Departemen; 2) memenuhi beban kerja sebagai Guru; 3) mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang dimilikinya; 4) terdaftar pada Departemen sebagai Guru Tetap; 5) berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; dan tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas MASLAHAT TAMBAHAN Maslahat tambahan diperoleh dalam bentuk: 1) tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan bagi Guru; dan 2) kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/ atau putri Guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain PENGHARGAAN

13

Penghargaan kepada Guru dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat prestasi kerja luar biasa baiknya, kenaikan jabatan, uang atau barang, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain BEBAN KERJA GURU Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: a. merencanakan pembelajaran; b. melaksanakan pembelajaran; c. menilai hasil pembelajaran; d. membimbing dan melatih peserta didik; dan e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru IKATAN DINAS Calon Guru yang akan mengikuti pendidikan ikatan dinas harus menandatangani pernyataan tertulis bermaterai tentang kesediaannya untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil dan ditempatkan dinwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Pengangkatan dan penempatan Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah wajib menandatangani pernyataan kesanggupan untuk ditugaskan di Daerah Khusus paling singkat selama 2 (dua) tahun Daerah dan bertugas di Daerah Khusus berhak atas rumah dinas yang memenuhi standar kelayakan huni sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya. PEMINDAHAN Pemindahan Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilakukan setelah Guru yang bersangkutannbertugas pada satuan pendidikan paling singkat selama 4 (empat) tahun, kecuali Guru yang bertugas di Daerah Khusus (ps 62 : 4) SANKSI

14

Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi Akademik, kompetensi, dan Sertifikat Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 82 ayat (2) UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk memenuhinya, kehilangan hak untuk mendapat tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. SERTIFIKASI Guru dalam jabatan diberi Sertifikat Pendidik secara langsung apabila: 1) sudah memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau 2) sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c. 3) Guru dalam jabatan yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan yang diampunya, keikutsertaannya dalam pendidikan profesi uji kompetensi yang diikutinya dilakukan berdasarkan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang diampunya; 4) Guru yang memenuhi persyaratan pada satuan pendidikan yang belum memenuhi ketentuan rasio peserta didik terhadap tetap menerima tunjangan profesi.

D. Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2009 Tentang Dosen

15

Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2009 Tentang Dosen terdiri dari: 8 Bab dan 46 Pasal, yang terdiri dari: BAB I KETENTUAN UMUM (ps 1) BAB II SERTIIFIKASI (ps 2-7) BAB III HAK (ps 8-32) Bagian Ke-1: Tunjangan Profesi Bagian Ke-2: Tunjangan Khusus Bagian Ke-3: Tunjangan Kehormatan Bagian Ke-4: Kesetaraan Tunjangan Bagian Ke-5: Maslahat Tambahan Bagian Kee-6: Promosi Bagian Ke-7: Penghargaan Bagian Ke-8: Perlindungan dalam Melaksanakan Tugas dan Hak atas Kekayaan Intelektual Bagian Ke-9:Peningkatan Kompetensi, Akses Sumber Belajar, Informasi, Sarana dan Prasarana Pembelajaran, serta Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Bagian Ke-10:Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan Bagian Ke-11:Pemberian Penilaian dan Penentuan Kelulusan Mahasiswa Bagian Ke-12: Kebebasan untuk Berserikat dalam Organisasi Profesi Bagian Ke-13: Cuti BAB IV WAJIB KERJA DAN IKATAN DINAS BAB V PENGANGKATAN, PENEMPATAN, DAN PEMINDAHAN BAB VI SANKSI Berikut adalah rangkuman isi dari PP No.37 Tahun 2009 Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

16

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (ps 1:1) PENGAKUAN Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai tenaga profesional. (ps 1:5) SERTIFIKASI Sertifikasi pendidik untuk dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh Pemerintah (ps 5:1). Pemberian sertifikat pendidik bagi dosen dilakukan melalui sertifikasi dengan mempertimbangkan penilaian portofolio pengalaman pendidikan dan penelitian serta kegiatan akademik atau profesional lain yang diperoleh selama bertugas (ps 3-5) HAK DOSEN Mendapatkan tunjangan, tunjangan khusus, dan tunjangan kehormatan (ps 8-10). Dosen yang melaksanakan tugas keprofesionalan-nya berhak mendapatkan penghargaan. (ps 19:1). Dosen memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan mahasiswa secara objektif, transparan, dan akuntabel. (ps 29) PENGHASILAN DI ATAS KEBUTUHAN MINIMUM Tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan tunjangan kehormatan bagi dosen tetap yang bukan pegawai negeri sipil diberikan sesuai dengan kesetaraan tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang berlaku bagi dosen pegawai negeri sipil (ps 11) MASLAHAT TAMBAHAN Maslahat tambahan diperoleh dalam bentuk: tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi dosen dan kemudahan untuk

17

memperoleh pendidikan bagi putra-putri dosen, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain. (ps.13) PERLINDUNGAN TERHADAP DOSEN Dosen berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan yang diperoleh melalui perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. (ps 22: 1&2) Dosen mendapatkan perlindungan Hak atas kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hak cipta, hak paten, hak merek, hak desain industri, hak rahasia dagang, dan hak desain tata letak sirkuit terpadu atas segala bentuk karya akademik dan/atau profesional.(ps 25) KEWAJIBAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DOSEN Dosen yang ditugaskan menjalani wajib kerja memperoleh tunjangan

wajib kerja setara dengan tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan/atau tunjangan kehormatan bagi professor selama menjalankan tugas sebagai dosen sesuai dengan penetapan kesetaraan jabatan akademik (ps 33:3). Dosen yang bertugas di daerah khusus berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya (ps 37:2) SANKSI BAGI DOSEN Dosen yang tidak dapat memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (ps 39:1) E. Permendiknas RI No.16 Tahun 2007 Tentang Standar Kulaifikasi Akademik dan Kompetensi Guru KUALIFIKASI AKADEMIK GURU

18

Guru PAUD/TK/RA : minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi Guru SD/MI : harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Guru SMP/MTs : memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Guru SMA/MA dan Guru SMK/MAK: memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Guru SDLB/SMPLB/SMALB : harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan : Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

STANDAR KOMPETENSI GURU Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK*.

19

DIBAWAH INI ADALAH SALAH SATU

KOMPETENSI GURU MATA

PELAJARAN BIOLOGI PADA SMA/MA, SMK/MAK* a) Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori biologi serta penerapannya secara fleksibel. b) Memahami proses berpikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala alam. c) Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam/biologi. d) Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait. e) Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum biologi. f) Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika kimia dan matematika untuk menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi. g) Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. h) Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah. i) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait. j) Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah. k) Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium dan lapangan. l) Merancang eksperiment biologi untuk keperluan pembelajaran atau penelitian. m) Melaksanakan eksperiment biologi dengan cara yang benar.

20

F. Permendiknas RI No.18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Terdapat 8 pasal yang berisi tentang sertifikasi bagi guru, yaitu: Pasal 1 Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidikan untuk guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) Pasal 2 Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio berupa pengumpulan dokumen berupa kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, keikutsertaan dalam forum ilmiah, dan karya pengembangan profesi. Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio akan mendapat sertifikat pendidik. Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio agar mencapai nilai lulus; atau mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan ujian mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional Pasal 3 Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib mela-porkan guru dalam jabatan yang sudah mendapat sertifikat pendidik kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) untuk memperoleh Nomor Registrasi Guru Pasal 4

21

Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menentukan peserta sertifikasi berdasarkan kuota yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Pasal 5 Dalam melaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan mengacu pada pedoman sertifikasi guru dalam jabatan yang ditetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pasal 6 Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Pemerintah Daerah yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui Dana Alokasi Umum ter-hitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. Pasal 7 Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006 dan telah me-miliki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh tunjangan profesi pendidik terhitung mulai 1 Oktober 2007. Pasal 8: Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan G. Permendiknas RI No.32 Tahun 2007 Tentang Bantuan Kesejahteraan Bagi Guru yang Bertugas di Daerah Khusus Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2007 tentang bantuan kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus.

22

Hal-hal yang dipertimbangkan adalah Bantuan kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus, dalam rangka peningkatan kinerja guru baik yang berstatus PNS maupun Non PNS yang bertugas di daerah khusus serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal, perlu memberi bantuan kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus. Maka, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Bantuan Kesejahteraan bagi Guru yang bertugas di Daerah Khusus. Undang-undang yang mendukung, diantaranya yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586); 2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M/2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2005; Dari hasil keputusan,maka ditetapkan 9 pasal yang menjelaskan tentang definisi, persyaratan, dan tata cata melaksakan bantuan kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus. Pasal satu berisi definisi dari bantuan kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus, syarat dari guru tersebut, dan spesifikasi daerah yang dimaksud. Pasal dua menjelaskan tata cara atau prosedur pelaksanaan kegiatan. Di dalamnya disebutkan bahwa Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati menentukan guru, Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur menghimpun dan memeriksa kebenaran penerima bantuan kesejahteraan yang diusulkan oleh Bupati atau pejabat, selanjutnya menyampaikannya kepada Menteri Pendidikan Nasional melalui Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan menerima. Tapi akan mengembalikan kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubenur untuk diperbaiki apabila daftar nama penerima bantuan yang tidak sesuai dengan peraturan ini. Dan apabila Gubernur

23

belummenyampaikan usulan sampai batas waktu yang ditetapkan, maka dapat dikembalikan kepada kas negara. Pasal tiga dan empat berisi waktu pelaksanaan kegiatan. Pasal lima berisi tentang hal-hal yang dapat menyebabkan dihentikan atau dibatalkannya kegitan.Pasal enam menjelaskan bahwa harus adanya laporan tentang sebab bila kegiatan ini dihentikan disuatu tempat. Pasal 7 yakni semua instansi yang terkait dengan pelaksanaan pemberian bantuan kesejahteraan harus melakukan koordinasi dengan baik. Pasal 8 tentang mekanisme pengusulan dan penetapan penerima bantuan dan tata cara penyaluran dana bantuan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Dan terakhir, pasal 9 berisi ketentuan bahwa Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Maka dengan adanya peraturan ini, tentunya untuk mencegah penyimpangan dari prosedur guna menghasilkan tujuan yang sesuai. Setiap individu pun perlu merinci secara detail dan lebih mengerti bagaimana tata cara dilaksakan dan mengapa tata cara tersebut harus menjadi pedoman dalam melaksanakan program ini.

H. Permendiknas RI No.42 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Dosen Dari Peraturan menteri pendidikan nasional RI nomor 42 tahun 2007 tentang sertifikasi dosen di atas, maka penjelasannya, yakni: a. Pasal 1 tentang arti dari sertifikasi dosen. Sertifikasi dosen proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen dalam jabatan. Syarat sertifikasi: a. Diikuti oleh dosen yang telah memiliki kualifikasi akademik sekurangkurangnya program magister (S2)/setara b. Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun

24

c.

Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya Asisten Ahli.

Sertifikasi dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. 2. Pasal 2 berisi tentang beberapa hal yang harus diikuti untuk mendapat sertifikasi dosen, yakni: a. Uji kompetensi yang berupa penilaian portofolio untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan : 1) kualifikasi akademik dan unjuk kerja Tridharma perguruan tinggi; 2) persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kepribadian; 3) Pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan pengembangan Tridharma perguruan tinggi. b. Dosen yang tidak lulus penilaian portofolio dapat melakukan kegiatankegiatan pengembangan profesionalisme untuk dinilai kembali dalam program sertifikasi selanjutnya sampai memenuhi standar kelulusan. 3. Pasal 3 berisi tentang penetapan oleh Menteri Pendidikan Nasional mengenai kuota peserta sertifikasi dosen setiap tahun yang berpedoman pada kriteria dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 4. Pasal 4 berisi tentang syarat-syarat Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi dosen: a) wajib memberi Nomor Pokok Pe-serta Sertifikasi b) wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mengenai jumlah, perubahan jumlah, dan kelulusan peserta c) sertifikasi dosen d) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan nomor registrasi dosen bersertifikat berdasarkan laporan kelulusan dari perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi dosen kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan

25

5.

Pasal 5 tentang pernyataan tentang dosen dalam jabatannya, yakni Sertifikasi dosen tidak berlaku untuk dosen yang telah menduduki jabatan akademik Guru Besar/Profesor. Serta, dosen yang telah menduduki jabatan akademik Guru Besar/Profesor dinyatakan telah memiliki sertifikat pendidik

6. Pasal 6 berisi bahwa dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak memperoleh tunjangan profesi dosen sesuai peraturan perundang-undangan. 7. Pasal 7 yakni berisi tentang Pelaksanaan sertifikasi dosen dan kriteria serta tugas sertifikator mengacu pada pedoman sertifikasi dosen yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 8. Yang terakhir, yakni Pasal 8 yang berisi bahwa Peraturan Menteri mulai berlaku sesuai ketetapan

I. Permendiknas RI No.11 Tahun 2008 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Pasal I Ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan diubah menjadi sebagai berikut. Pasal 6 (1) Guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan hukum penyelenggara pendidikan yang menjadi peserta sertifikasi pada tahun berjalan dan telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional pada tahun berjalan, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu, berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan terhitung mulai bulan Januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik.

26

(2) Guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan hukum penyelenggara pendidikan yang menjadi peserta sertifikasi pada sebelum tahun berjalan dan telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional pada tahun berjalan, dan melaksanakan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu, berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan terhitung mulai bulan berikutnya setelah bulan dikeluarkannya sertifikat pendidik. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007. (3) Guru yang melaksanakan beban kerja di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memperoleh tunjangan profesi pendidik setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat yang ditunjuk. Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RU Nomor 11 Tahun 2008 mengenai Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa: Pasal I, berisi ketentuan pasal 6 peraturan menteri pendidikan nasional nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan diubah menjadi sebagai berikut. Pasal 6: Guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan hukum penyelenggara pendidikan yang menjadi peserta sertifikasi pada tahun berjalan dan telah

memilikipersyaratan-persyaratan. Pasal ll dan lll berisi syarat-syarat pula dan guru memperoleh tunjangan profesi pendidik setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan

27

Nasional atau pejabat yang ditunjuk. Maka untuk mendapatkan sertifikasi ada tata cara tertentu dan itu perlu dirinci satu-persatu untuk hasil yang sesuai dengan peraturan, dan mencegah penyimpangan dari peraturan tersebut.

J. Permendiknas RI No.17Tahun 2008 Tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Menteri Penndidikan Nasional RI No.42 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Dosen Berdasarkan keputusan, maka ditetapkan : PERATURAN PERUBAHAN PENDIDIKAN MENTERI PERTAMA NASIONAL PENDIDIKAN ATAS NASIONAL TENTANG PERATURAN MENTERI TAHUN 2007 TENTANG

NOMOR 42

SERTIFIKASI DOSEN. Pasal I: Mengubah ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen menjadi: "Pasal 5 (1) Sertifikasi dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 tidak berlaku untuk dosen yang akademik Guru Besar/Profesor. Peraturan menteri pendidikan nasional RI nomor 42 tahun 2007 Pasal 1 sampai pasal 4 yang berisi tentang: Syarat sertifikasi, beberapa hal yang harus diikuti untuk mendapat sertifikasi dosen, penetapan oleh Menteri Pendidikan Nasional mengenai kuota peserta, dan syarat-syarat Perguruan Tinggi penyelenggara. (2) Dosen yang telah menduduki jabatan akademik Guru Besar/Profesor dinyatakan telah memiliki sertifikat pendidik (3) Sertifikat pendidik bagi Guru Besar/Profesor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi." Jadi, secara jelas disebutkan dalam pasal tersebut, bahwa sertifikat pendidik bagi guru besar/professor diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. telah menduduki jabatan

Anda mungkin juga menyukai