Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH Robiatul Adawiyah, S.Kep 2009720045

KEPERAWATAN JIWA PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Desember 2013

A. TOPIK

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal. 2. Tujuan Khusus a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya b. Menyebutkan identitas penderita lain c. Berespon terhadap penderita lain d. Mengikuti aturan main e. Mengemukakan pendapat dan perasaannya

C. LANDASAN TEORITIS 1. Definisi Perilaku menarik diri adalah suatu usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (Budi Anna Keliat, 1999).

Isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap negatif dan mengancam (Townsend, 1998 dikutip Nita Fitria, 2009).

Menurut Depkes RI tahun 2000 kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Nita Fitria, 2009).

2. Faktor predisposisi dan presipitasi a. Faktor predisposisi Terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan. b. Faktor presipitasi Dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and Sundeen, 1995). c. Penyebab dari Menarik Diri Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. Tanda dan gejala harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995): 1) Mengejek dan mengkritik diri sendiri 2) Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri 3) Rasa bersalah atau khawatir 4) Manisfestasi fisik: tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan

penyalahgunaan zat. 5) Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan 6) Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan social 7) Menarik diri dari realitas 8) Merusak diri 9) Merusak atau melukai orang lain 10) Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah 3. Tanda dan gejala a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

b. Menghindar dari orang lain (menyendiri) c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk e. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas f. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. (Budi Anna Keliat, 1998) 4. Komplikasi dari Menarik Diri Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien

menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan eksternal. Gejala Klinis halusinasi : a. bicara, senyum dan tertawa sendiri b. menarik diri dan menghindar dari orang lain c. tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata d. tidak dapat memusatkan perhatian e. curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut f. ekspresi muka tegang, mudah tersinggung (Budi Anna Keliat, 1999)

D. KLIEN 1. Karakteristik dan Kriteria a. Klien kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan b. Klien menarik diri, kontak sosial kurang c. Klien dengan harga diri rendah d. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan e. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

f. Klien yang kooperatif 2. Proses Seleksi Proses seleksi dilakukan selama beberapa hari dengan mengobservasi dan wawancara di ruang rawat inap RSJIK yang direncanakan mengikuti terapi

aktivitas kelompok (TAK) kemudian dilakukan kontrak apakah klien bersedia atau tidak untuk ikut serta dalam terapi aktivitas kelompok (TAK).

E. PENGORGANISASIAN 1. Waktu Rabu, 4 Desember 2013 jam 15.30 16.00 2. Tim Terapis a. Leader b. Co Leader c. Fasilitator d. Observer : Robiatul Adawiyah, S.Kep : Nety Kurnia, S.Kep : Ahmad Fauzi, S.Kep :

3. Metode dan Media a. Metode b. Media : Mengenal nama teman : Kertas nama, gelas, bungkus korek api, speaker active

F. PROSES PELAKSANAAN 1. Orientasi (5 menit) a. Mengucapkan salam b. Memperkenalkan anggota yang hadir c. Membaca tata tertib pelaksanaan d. Membuat kontrak waktu e. Terapi menjelaskan tujuan TAK f. Menjelaskan topik yang akan dibahas 2. Kerja (20 menit) a. Leader menjelaskan menjelaskan topik dan jenis permainan. b. Leader menjelaskan manfaat permainan. c. Peserta menyimak penjelasan yang diberikan oleh leader. d. Leader menjelaskan bentuk terapi yang akan dilakukan.

Langkah-langkah: a. Klien menyebutkan masing-masing namanya dan diberi kertas nama yang di tempel di dada dalam posisi terbalik. Klien yang lain meyimak dan mengingat nama teman-temannya. b. Musik dinyalakan dan klien mulai memutar bungkus korek api bergiliran. Ketika musik berhenti, klien yang memegang bungkus korek api mengambil kertas berisi nama yang dikocok terapis. c. Klien harus menunjuk siapa pemilik nama di kertas tersebut. d. Jika klien berhasil, klien bisa duduk dan ikut kembali dalam permainan. e. Permainan terus berputar sampai terpilih lima klien yang gagal. f. Klien yang gagal mendapat hukuman dengan joget caisar dua putaran. 3. Terminasi (5 menit) a. Leader memberikan kesempatan kepada klien beristirahat sejenak b. Leader meminta tanggapan dari klien terhadap kegiatan yang telah ditakukan dan menanyakan bagaimana perasaannya setelah mengikuti TAK c. Menyimpulkan kegiatan yang sudah dilakukan dan memotivasi untuk mengikuti kegiatan selanjutnya d. Observer memberikan tanggapan terhadap jalannya TAK. e. Menutup acara f. Berdoa

Lampiran: Lembar Penilaian Kegiatan TAK Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Mengikuti perintah/atur an main dengan tepat Mendengar saat klien lain berbicara Mengungkap perasaan setelah selesai kegiatan Mengetahui nama dan usia klien lain Menyebut tujuan kegiatan

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Nama

Jumlah

Anda mungkin juga menyukai