Anda di halaman 1dari 1

FAKTOR GENETIK Prevalensi pasien scleroderma terbanyak adalah perempuan dengan perbandingan 2:1 sampai 4:1 dengan pasien

laki laki. Skleroderma penyakit yang tidak diturunkan sesuai dengan hukum Mendel. Kembar dizigot dan monozigot menunjukkan kekerapan yang berbeda. Akan tetapi, faktor genetik masih menjadi salah satu penyebab utama terjadinya penyakit ini. Resiko penyakit autoimun lain termasuk systemic lupus erythematosus (SLE) dan rheumatoid arthritis (RA) meningkat pada keturunan pertama pasien skleroderma.

Faktor genetic yang mempengaruhi scleroderma terdiri dari banyak gen yang mempengaruhi. Faktor genetic tersebut umumnya tidak akan berkembang tanpa adanya interaksi dengan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Gen yang berpengaruh diantaranya adalah gen yang berepran dalam pembentukan system imun, diantaranya IRF5 , STAT4 , BANK1 dan BLK Penelitian genetik lainnya menunjukkan polimorfisme gen kandidat, terutama gen yang berhubungan dengan regulasi imunitas, inflamasi, fungsi vaskuler dan homeostasis jarigan ikat. Hubungan yang lemah antara single nucleotide polymorphisms (SNPs) dengan skleroderma telah dilaporkan pada gen yang mengkode angiotensin-converting enzyme

(ACE), endothelin 1, nitric oxide synthase, B-cell markers (CD19), kemokin (monocyte chemoattractantprotein 1) dan reseptor kemokin, sitotokin (interleukin (IL)-1 alpha, IL-4, dan tumor necrosis factor (TNF)-alpha), growth factors dan reseptornya (connective tissue growth factor [CTGF] and transforming growth factor beta [TGF-beta]) dan protein matriks ekstraseluler (fibronectin, fibrillin, and SPARC) Sklerosis sistemik juga berhubungan dengan HLA, misalnya HLA-A1, B8-DR3 atau dengan DR3 dan DR-2, terjadi pula peningkatan pemecahan kromosom.

Anda mungkin juga menyukai