Anda di halaman 1dari 57

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang dimaksud disini bukan bersifat informal melainkan bersifat formal meliputi proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Sukmadinata (2004: 0! mengatakan bahwa "pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik# untuk men$apai pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan". %nteraksi ini disebut interaksi pendidikan# yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan# yaitu lingkungan keluarga# sekolah# dan masyarakat. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam keberhasilan program pendidikan. &arena matematika sebagai bagian dari pendidikan akademis dan merupakan ilmu dasar bagi disiplin ilmu yang lain sekaligus sebagai sarana bagi siswa agar mampu berpikir logis# kritis# dan sistematis. 'alam kegiatan belajar(mengajar# siswa adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran# sehingga inti dari proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam men$apai suatu tujuan pengajaran. )ujuan pengajaran akan ter$apai jika siswa berusaha se$ara aktif untuk men$apainya. &eaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik tetapi juga dari segi kejiwaan.

'alam kegiatan belajar(mengajar# siswa dituntut aktif dan mandiri. Proses belajar mengajar yang masih tradisional dan kurang aktifnya siswa dalam belajar menyebabkan siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. *ika guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dan ide( idenya# maka siswa akan menjadi pasif dalam proses pembelajaran# +uru merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar matematika. Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menyampaikan materi pada siswa. ,leh karena itu# pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan mengajar guna menjadi guru profesional. Peningkatan kemampuan guru adalah salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan. &emampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tetap memperhatikan antara lain materi# waktu dan jumlah siswa di kelas. +uru dalam kemampuan mengajar diharapkan dapat menyampaikan materi yang dapat membangkitkan keaktifan siswa dan mudah diterima oleh siswa. -erdasarkan wawan$ara dengan guru bidang studi matematika di SMP .egeri / 0ubuklinggau bahwa nilai rata(rata bidang studi matematika masih rendah. Siswa sendiri pada umumnya masih menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan karena tingkat kesulitan dianggap tinggi. 1al ini mungkin disebabkan dalam mempelajari matematika siswa kurang menguasai konsep dan kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran# karena pola pengajaran yang diterapkan adalah pola yang menga$u

pada paradigma lama# yaitu pola pengajaran klasikal yang lebih berpusat pada guru di depan kelas sebagai sumber utama pengetahuan. Pola seperti ini juga diterapkan dalam pembelajaran matematika sehingga pelajaran matematika yang selama ini dianggap sangat sulit menjadi membosankan. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini $enderung pada pen$apaian target kurikulum# lebih mementingkan pada penghafalan materi bukan pada pemahan konsep. 1al ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran didalam kelas yang selalau didominasi oleh guru. Pada penyampaian materi# biasanya guru menggunakan metode $eramah# dimana siswa hanya duduk# men$atat dan mendengarkan apa yang disampaikan dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. 2kibatnya# siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sehingga tidak ada moti3asi dalam diri siswa untuk berusaha memahami pelajaran tersebut. 'alam pembelajaran yang berpusat pada guru# biasanya guru menyiapkan materi dan $ontoh soal untuk disampaikan didepan kelas# sedangkan siswa hanya duduk# mendengarkan# lalu men$atat semua materi yang diberikan oleh guru. 'alam hal ini peran siswa kurang terlihat# siswa tidak aktif bertanya ketika guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. 4mumnya siswa lebih memilih diam dan menerima apa adanya yang disampaikan oleh guru dan mengerjakan soal se$ara indi3idu. Suasana kelas juga perlu diren$anakan dan dibangun sedemikian rupa# sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. 'alam interaksi ini# siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan

mereka untuk men$intai proses belajar mengajar. 'alam suasana belajar yang penuh persaingan# sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan se$ara aktif. ,leh karena itu# pengajar perlu men$iptakan suasana belajar yang sedemikian rupa# sehingga siswa bekerja sama se$ara gotong royong. Model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas terstruktur disebut model pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. 5ooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok( kelompok ke$il yang berjumlah 4(6 orang se$ara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (%sjoni# 20 0: 7! Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang diran$ang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share digunakan untuk mengajarkan pelajaran atau menge$ek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. +uru men$iptakan interaksi yang dapat mendorong rasa ingin tahu# ingin men$oba# bersikap mandiri# dan rasa ingin maju. +uru memberi informasi yang mendasar saja sebagai dasar pijakan bagi anak didik dalam men$ari dan menemukan sendiri informasi lainnya. Menurut 0ie (2002:78!# Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini memberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini jelas sekali sangat menuntut siswa untuk aktif dalam belajar dan diskusi.

-erdasarkan uraian latar belakang di atas# penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul 99Pengaruh Model Pembelajaran &ooperatif )ipe Think-Pair-Share )erhadap 1asil -elajar Matematika Siswa &elas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau".

B. Rumusan Masalah ;umusan masalah dalam penelitian ini adalah "2pakah ada pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau<=.

C. Batasan Masalah Penulis membatasi materi yang akan diteliti yaitu pada materi pokok bentuk aljabar.

D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut# maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau.

E. Manfaat Penelitian 1asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat adalah sebagai berikut: a. Siswa dapat meningkatkan moti3asi dalam proses belajar dengan hasil belajar siswa yang lebih baik serta melatih dan membiasakan siswa dan saling membantu dengan sesama teman untuk men$apai hasil belajar yang lebih baik lagi. b. +uru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas sehingga dapat dipahami dengan baik oleh siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.

. Angga!an Dasar 2nggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus jelas akan berfungsi sebagai hal(hal yang dipahami berpijak pada penelitian (2rikunto# 2006:67!. 2nggapan dasar dalam penelitian ini adalah jika dalam setiap kelompok siswa dapat bekerja sama dan bertanggung jawab pada tugas yang harus diselesaikan dan menyampaikan hasil kerja kelompok mereka kepada kelompok lain# maka melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau.

". Penjelasan Istilah 4ntuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan# perlu adanya penjelasan istilah. -eberapa istilah yang perlu dijelaskan adalah : . Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang ditimbulkan atau yang akan terjadi setelah diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah pembelajaran yang merangsang akti3itas siswa untuk berfikir dan mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman# dan juga merangsang keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas.

/. 1asil belajar yang dimaksud adalah kemampuan kognitif setelah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.

BAB II #A$IAN PU%TA#A


A. Deskri!si Te&retik '. Pengertian Belajar Matematika Menurut Soemanto (2006: 04!# belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. 'engan belajar# manusia melakukan perubahan atau perkembangan. Semua akti3itas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar# sehingga belajar itu bukan sekedar pengalaman# melainkan proses untuk memperbaiki ke$akapan tingkah laku. -elajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru se$ara keseluruhan# sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto# 200/:2!. Menurut pengertian tersebut# belajar adalah suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. -elajar bukan hanya mengingat# akan tetapi lebih luas daripada itu# yakni mengalami. 1asil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan# melainkan perubahan kelakuan. 'ari definisi(definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya suatu akti3itas untuk men$apai suatu perubahan tingkah laku yang mengandung tiga aspek yakni aspek pengetahuan# nilai dan sikap serta keterampilan. 2dapun faktor(faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa

adalah sebagai berikut : . >aktor internal (faktor dari dalam siswa!# yakni keadaan?kondisi jasmani dan rohani siswa.

2. >aktor eksternal (faktor dari luar siswa!# yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. /. >aktor pendekatan belajar# yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi(materi pembelajaran (Syah# 200 : /0!. 'ari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah# matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit. Menurut *ohnson dan Myklebust (dalam 1andayani# 200A:A! bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan(hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. 0erner (dalam 1andayani# 200A:A! juga mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa uni3ersal yang juga memungkinkan manusia memikirkan# men$atat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. 'ari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat sosial# maksudnya yaitu matematika bukan ilmu yang bersifat abstrak melainkan suatu $ara peme$ahan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. -elajar matematika pada hakikatnya adalah akti3itas mental yang tinggi untuk memahami arti struktur(struktur# hubungan(hubungan# simbol(simbol kemudian menerapkannya dalam situasi yang nyata. *adi# belajar matematika

adalah suatu proses aktif yang sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang dapat mengakibatkan terjadinya tingkah laku. (. Hasil Belajar Menurut Bulaiha (dalam 1aris dan *ihad# 200@: A!# mengemukakan bahwa C1asil belajar yang dinilai dalam pelajaran matematika ada tiga aspek. &etiga aspek itu adalah pemahaman konsep# penalaran dan komunikasi# serta peme$ahan masalah". Sedangkan menurut *ihad dan 1aris (200@: 7!# menyatakan bahwa hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku siswa se$ara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. *uliah (dalam *ihad dan 1aris! juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang telah menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. *adi# dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan(kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil men$apai tujuan(tujuan pembelajaran. D3aluasi atau penilaian yang dilakukan merupakan tindak lanjut atau $ara untuk memperoleh hasil belajar dan mengukur tingkat penguasaan siswa. &emajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. 4ntuk memperoleh hasil belajar siswa yang baik# tentumya tidak terlepas dari model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. 2dapun faktor(faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut 'alyono (2008:77! dapat digolongkan menjadi empat# yaitu :

. &esehatan &esehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar# karena jika kesehatan rohani (jiwa! kurang baik akan mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar dan mengurangi semangat belajar. . 2. %nteligensi dan -akat %nteligensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seorang yang memiliki inteligensi tinggi pada umumnya mudah belajar dan hasilnya pun $enderung memiliki inteligensi rendah. 5enderung mengalami kesukaran dalam belajar# lambat berpikir# sehingga prestasi belajarnya pun rendah. -akat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. *adi inteligensi dan bakat sangat erat hubungannya dan tidak dapat dipisahkan C*ika seseorang memiliki inteligensi yang tinggi dan bakatnya ada di dalam bidang yang dipelajarinya# maka proses belajarnya akan lan$ar dan sukses dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah". /. Minat dan Moti3asi Minat dan Moti3asi adalah dua aspek yang besar pengaruhnya terhadap pen$apaian prestasi belajar. Minat timbul karena daya tarik dari luar dan juga dari hati. Minat belajar yang besar $enderung menghasilkan prestasi yang tinggi# sebaiknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Moti3asi berbeda dengan minat karena daya penggerak?pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar diri. Moti3asi yang berasal dari dalam diri adalah dorongan yang datang dari hati pada umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Moti3asi yang berasal dari luar (lingkungan! dorongan yang datang dari luar orang tua# masyarakat# guru# teman(teman dan lain(lain. 1al yang ada pada diri indi3idu yang juga berpengaruh terhadap kondisi belajar adalah situasi afektif# selain ketenangan dan ketentraman psikis juga moti3asi untuk belajar. -elajar perlu didukung oleh moti3asi yang kuat dan konstan. Moti3asi yang lemah serta tidak konstan akan menyebabkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. 4. >aktor 0ingkungan &eberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (masyarakat# keluarga# sekolah!. &eluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan# yang memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. 0ingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi

perkembangan belajar para siswanya. 0ingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan sekolah# sarana dan prasarana belajar yang ada# sumber belajar# media belajar# dan lain(lain. 0ingkungan masyarakat dimana siswa atau indi3idu berada juga dalam berpengaruh terhadap semangat dan akti3itas belajarnya. 0ingkungan

masyarakat dimana warga memiliki latar belakang pendidik yang $ukup# terdapat lembaga(lembaga pendidik dan sumber(sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan

perkembangan belajar generasi mudanya. ). M&*el Pem+elajaran #&&!eratif ,Cooperative LearningPembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk men$apai tujuan pembelajaran. Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu se$ara bersama(sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut %sjoni (20 0: 7! cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok(kelompok ke$il yang berjumlah 4(6 orang se$ara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan menurut 0ie (dalam %sjoni# 20 0: 6!# "cooperative learning adalah pembelajaran gotong royong# yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas(tugas yang terstruktur". *ihad dan 1aris (200@:/0! mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif ini memiliki $iri($iri adalah sebagai berikut : a. 4ntuk menuntaskan materi belajarnya# siswa belajar dalam kelompok se$ara kooperatif. b. &elompok dibentuk dari siswa(siswa yang memiliki kemampuan tinggi# sedang dan rendah.

$. *ika dalam kelas terdapat siswa(siswa yang terdiri dari beberapa ras# suku# budaya# jenis kelamin yang berbeda# maka diupayakan agar dalam setiap kelompokpun terdiri dari ras# suku# budaya# jenis kelamin yang berbeda pula. d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. )ujuan utama dalam model pembelajaran cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar se$ara berkelompok bersama teman(temannya dengan $ara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka se$ara berkelompok (%sjoni# 20 0:2 !. 'alam hal ini sebagian besar akti3itas pembelajaran berpusat pada siswa# yakni mempelajari materi pembelajaran# berdiskusi untuk menyelesaikan masalah (tugas!. Peran guru dalam pelaksanaan cooperative learning adalah sebagai fasilitator# mediator# dire$tor(moti3ator# dan e3aluator. 0ie (2002:/0! mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. 4ntuk mendapat hasil maksimal# lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan# kelima unsur tersebut adalah : . Saling ketergantungan positif. 2. )anggung jawab perseorangan. /. )atap muka. 4. D3aluasi proses kelompok. 7. &omunikasi antar anggota. 'alam proses pembelajaran kooperatif ini juga mempunyai

langkahElangkah seperti ter$antum pada tabel 2. dibawah ini :

Ta+el (.' Langkah.langkah !em+elajaran k&&!eratif ase . In*ikat&r


Menyampaikan tujuan dan moti3asi siswa Menyajikan informasi.

Tingkah laku guru


+uru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin di$apai pada pelajaran tersebut dan memoti3asi siwa belajar# +uru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan ba$aan.

2.

/.

Mengorganisasikan siswa +uru menjelaskan kepada siswa bagaimana dalam kelompok( $aranya membentuk kelompok belajar dan kelompok belajar. membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efisten. Membimbing kelompok belajar. D3aluasi. +uru membimbing kelompok(kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas. +uru menge3aluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing(masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. +uru men$ari $ara untuk menghargai upaya atau hasil belajar indi3idu maupun kelompok.

4. 7.

6.

Memberikan penghargaan.

*aroli$k F parker (dalam %sjoni# 20 0:24! mengatakan bahwa keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif ini adalah : . Saling ketergantungan yang positif. 2. 2danya pengakuan dalam merespon perbedaan indi3idu. /. Siswa dilibatkan dalam peren$anaan dan pengelolaan kelas. 4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 7. )erjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. 6. Memiliki banyak kesempatan untuk meng(ekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

'Gaki (200A! menyatakan kelemahan model pembelajaran kooperatif ini adalah sebagai berikut : a! +uru khawatir bahwa akan terjadi keka$auan di kelas. b! -anyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. $! Perasaan was(was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. lain. d! -anyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau se$ara adil# bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. /. Ma0am.Ma0am M&*el Pem+elajaran #&&!eratif -erbagai teknik pembelajaran cooperative learning dipaparkan di bawah ini. )ipe(tipe yang dipaparkan di bawah ini bisa dipakai berulang(ulang dengan berbagai bahan pelajaran# situasi# ataupun siswa. . Men$ari Pasangan. Model pembelajaran kooperatif tipe men$ari pasangan (make a match! dikembangkan oleh 0orna 5urran. Salah satu keunggulan Model pembelajaran kooperatif tipe men$ari pasangan adalah siswa men$ari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 2. -ertukar Pasangan. Model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.

/. -erkirim Salam dan Soal. Model pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterempilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman sekelasnya. &egiatan berkirim salam dan soal $o$ok untuk persiapan menjelang tes dan ujian. 4. &epala -ernomor. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor (Numbred Heads! dikembangkan oleh Spen$er &agan. Model pembelajaran tipe kepala bernomor ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide(ide dan mempertimbang jawaban yang paling tepat. Selain itu# Model pembelajaran tipe kepala bernomor ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. 7. 'ua )inggal 'ua )amu. Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu ( two stay two stray! dikembangkan oleh Spen$er &agan dan bisa digunakan bersama dengan teknik kepala bernomor. 6. *igsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikembangkan oleh 2ronson et al. sebagai model pembelajaran cooperative learning. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini bisa digunakan dalam pengajaran memba$a# menulis# mendengarkan# dan berbi$ara.

8. -erpikir(-erpasangan(berbagi.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share atau berpikir( berpasangan(berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang diran$ang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. 'alam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran yang diminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Pada langkah terakhir guru meminta pasangan(pasangan untuk berbagi dengan ke seluruh kelas yang telah mereka bi$arakan.

1. M&*el Pem+elajaran #&&!eratif Ti!e Think-Pair-Share


Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang diran$ang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Menurut >adholi (200A!# Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.. 'alam model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share ini guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran yang diminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Pada langkah terakhir guru meminta pasangan(pasangan untuk berbagi dengan ke seluruh kelas yang telah mereka bi$arakan. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share memberi waktu kepada siswa untuk berpikir dan merespon serta saling membantu yang lain dan

digunakan untuk mengajarkan pelajaran atau menge$ek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. +uru men$iptakan interaksi yang dapat mendorong rasa ingin tahu# ingin men$oba# bersikap mandiri# dan rasa ingin maju. +uru memberi informasi yang mendasar saja sebagai dasar pijakan bagi anak didik dalam men$ari dan menemukan sendiri informasi lainnya.

Model Pembelajaran &ooperatif )ipe Think-Pair-Share dikembangkan oleh >rank 0yman (Think-Pair-Share! dan Spen$er &agan (Think-Pair-Square! sebagai struktur kegiatan pembelajaran cooperative learning. Model Pembelajaran &ooperatif )ipe Think-Pair-Share ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. &eunggulan lain dan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. 'engan metode klasikal yang

memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. Model Pembelajaran &ooperatif )ipe Think-Pair-Share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini bisa dtgunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. 2dapun $ara pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah sebagai berikut : . +uru membagi siswa dalam kelompok dan memberikan tugas kepada semua kelompok. 2. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. /. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya (0ie# 2002:7@!.

20

Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki prosedur yang diterapkan se$ara eksplisit untuk memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berfikir# menjawab dan saling membantu satu sama lain. 'alam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga guru menyajikan satu materi dalam waktu pembahasan yang relatif singkat. Setelah itu giliran siswa untuk memikirkan se$ara mendalam tentang apa yang telah
dijelaskan.

0angkah(langkah yang perlu diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share menurut >adholi (200A! adalah sebagai berikut: . )ahap pertama : Think (berfikir!. +uru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran. &emudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut se$ara mandiri untuk beberapa saat. 2. )ahap kedua : Pairing (berpasangan!. +uru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama.. -iasanya guru mengiGinkan tidak lebih dari 4 atau 7 menit untuk berpasangan. /. )ahap ketiga : Sharing (berbagi!. Pada tahap akhir# guru meminta pasangan dengan kelompoknya tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas se$ara keseluruhan mengenai yang telah mereka bi$arakan. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share menganut sistem gotong royong yang men$egah terjadinya keagresifan dalam kompetisi dan

keterasingan dalam sistem indi3idual tanpa mengorbankan aspek kognitif. 'engan adanya sistem gotong royong# siswa dapat membantu satu sama lain. Siswa yang merasa mampu akan memberi bantuan kepada siswa yang belum mampu pada saat melakukan diskusi. 1al ini akan berdampak positif pada hasil belajar siswa# karena siswa merasa lebih nyaman apabila mandapat bantuan dari temannya sendiri daripada oleh gurunya. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share memberikan hasil belajar baik karena terjadi interaksi tatap muka dalam anggota kelompok dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal. 2dapun langkah(langkah

penelitian yang akan digunakan pada model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share adalah sebagai berikut : . +uru memberikan tes awal (pretes! kepada siswa. 2. +uru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. /. +uru membentuk kelompok(kelompok ke$il dengan anggota 2 E 6 siswa dan dibuat heterogen. 4. +uru menjelaskan materi tentang operasi bentuk aljabar# kemudian memberikan soal latihan dalam bentuk 0&S. 7. Siswa diminta untuk mengerjakan soal se$ara mandiri untuk beberapa saat. 6. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. 8. kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat.

22

@. +uru memberi kesempatan kepada kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas# diikuti dengan kelompok lain yang memperoleh hasil yang berbeda sehingga terjadi proses berbagi?sharing pada diskusi kelas. A. +uru menge3aluasi terhadap hasil peme$ahan masalah yang telah mereka diskusikan. 0. +uru memberikan kesimpulan akhir dari diskusi kelas. . +uru memberikan postes kepada siswa. 1ambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran antara lain dari segi siswa# yakni : siswa(siswa yang pasif. )ahap pair (berpasangan! yang seharusnya menyelesaikan soal dengan berdiskusi dengan pasangan satu bangku tetapi masih suka memanfaatkan kegiatan ini untuk berbi$ara di luar materi pelajaran# menggantungkan pada pasangan dan kurang berperan aktif dalam menemukan penyelesaian serta menanyakan jawaban dari soal tersebut pada pasangan yang lain. 4ntuk mengatasi hambatan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share# yaitu guru akan berkeliling kelas dengan mengingatkan kembali tahap(tahap yang harus siswa dilalui. 1al ini dilakukan agar siswa tertib dalam melalui setiap tahapnya dalam proses pembelajaran ini. +uru akan memberikan poin pada siswa# jika siswa tersebut mengajukan pertanyaan# menjawab pertanyaan atau memberikan sanggahan pada tahap share (berbagi!. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain# serta bekerja saling membantu dalam

2/

kelompok(kelompok ke$il. 'alam hal ini guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi sehingga ter$iptanya suasana belajar yang lebih hidup# aktif# kreatif# dan menyenangkan. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini juga memiliki kelebihan dan kelemahannya menurut >adholi (200A! adalah sebagai berikut : &elebihan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah :memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir# menjawab# dan saling membantu satu sam lain. Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah: Membutuhkan koordinasi se$ara bersamaan dari berbagai akti3itas# membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas# peralihan dari seluruh kelas ke kelompok ke$il dapat menyita waktu pengajaran yang berharga.4ntuk itu guru harus dapat membuat peren$anaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. 2. Uraian Materi Pelajaran

a. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar a! Penjumlahan bentuk aljabar Sifat E sifat dalam operasi penjumlahan . Sifat komulatif 2. Sifat assosiatif /. Sifat distributif :aHbIbHa : (a H b! H $ I a H (b H $ ! : a (b H $! I ab H a$ : (a H b!$ I a$ H b$

24

b! Pengurangan bentuk aljabar 'alam operasi pengurangan berlaku sifat distributif yaitu : . ab E a$ I a(b ( $! I (b ( $!a 2. E ab E a$ I ( a(b E $! I (b H $!((a! /. E ab H a$ I ( a(b ( $! I (b E $!((a! 'engan menggunakan ketentuanEketentuan di atas# maka hasil penjumlahan maupun pengurangan pada bentuk aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan memperhatikan suku(suku yang sejenis. $! Perkalian dan pembagian bentuk aljabar . Perkalian bentuk aljabar 2. Perkalian suatu bilangan dengan suku dua -entuk umum : km (a H b! I kma H kmb km (a E b! I (kma E kmb! 'engan k#m# dan n suatu bilangan dan a#b 3ariabel suku dua. /. Perkalian suku dua dengan suku dua -entuk umum : ii. m (a H b! I ma H mb iii. m (a E b! I (ma E mb! i3. 3.
m ( a + b! I ( a b! I a b + m m a b m m

'engan m 3ariabel suku satu# a dan b 3ariabel suku dua.

27

a! Pembagian bentuk aljabar *ika dua bentuk aljabar memiliki faktor(faktor yang sama# maka hasil pembagian kedua bentuk aljabar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dengan memperhatukan faktor(faktor yang sama. Pada pembagian bentuk aljabar# jika pembagiannya merupakan suku satu maka hasil pembagian dapat ditentukan dengan $ara bagi kurung seperti hasil pembagian dapat ditentukan dengan $ara bagi kurung seperti pembagian pada bilangan positif. /. Pemangkatan suku(suku bentuk aljabar pemangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang untuk bilangan yang sama. *adi# untuk sembarang bilangan a# maka a2 I a J a. 4. Pemangkatan suku(suku dua bentuk aljabar Pemangkatan suatu bilangan yang diperoleh dari perkalian berulang untuk bilangan yang sama. 'alam menentukan hasil pemangkatan suku dua# koefisien dari suku(sukunya dapat diperoleh dari bilangan(bilangan pada segitiga pas$al.

B. Hasil Penelitian 3ang Rele4an -erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh 1ernawati yang berjudul : =Penerapan Model pembelajaran Cooperative earning )ipe Think Pair Share !TPS" 4ntuk Meningkatkan 1asil -elajar Siswa &elas :%%%D SMP . 4 )egal 'alam Pokok -ahasan Sistem Persamaan 0inear 'ua :ariabel# dengan kesimpulan : penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe

26

Think Pair and Share !TPS" maka hasil belajar siswa kelas VIII E SMP N 14 Tegal pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear D a Variabel dapat ditingkatkan!

C. Hi!&tesis Penelitian Menurut 2rikunto (2006:8 !# hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap parmasalahan penelitian# sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 1ipotesis dalam penelitian ini adalah "ada pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri /

0ubuklinggau.=

28

BAB III MET5DEL5"I PENELITIAN


A. Desain Penelitian -erdasarkan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut 2rikunto (2006:/! CPenelitian eksperimen adalah suatu $ara untuk men$ari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor(faktor lain yang mengganggu". ;an$angan yang digunakan adalah eksperimen murni?eksperimen

sungguhan. 'ikatakan true eksperimental (eksperimen yang betul(betul!# karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua 3ariabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sugiyono# 2006: 0!. Selain itu digunakan eksperimen murni karena pada pelaksanaannya sampel diambil se$ara a$ak dari populasi dan kemudian sampel dibagi menjadi dua kelas# yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2dapun desain penelitian yang digunakan berbentuk control group pretest-postest yang melibatkan dua kelompok# adalah sebagai berikut : Ta+el ).' Desain Eks!erimen "ru! Eks!erimen #&ntr&l Pretes #
#/

6aria+el terikat K (

P&stes
#2 #4

2@

&eterangan : K I 2da perlakuan ( I )idak menerima perlakuan.

, I Pretes kelas eksperimen ,2 I Pretes kelas kontrol ,/ I Postes kelas eksperimen ,4 I Postes kelas kontrol

B. P&!ulasi *an %am!el Penelitian . Populasi Sugiyono (200A:6 !# populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek ?subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau tahun pelajaran 20 0?20 yang terdiri dari tiga

kelas. Perin$ian jumlah populasi di setiap kelas seperti tertera pada tabel dibawah ini Ta+el ).( P&!ulasi Penelitian .o 2 / &elas :%%%2 :%%%:%%%5 *umlah 0aki E laki 7 8 7 47 Perempuan 20 8 A 76 *umlah /7 /4 /4 0/

Sumber : )ata 4saha SMP .egeri / 0ubuklinggau )ahun Pelajaran 20 0?20

2A

2. Sampel Sugiyono (200A:62!# sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. -ila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi# misalnya karena keterbatasan dana# tenaga# dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. 'alam penelitian ini sampel diambil se$ara a$ak# yaitu dua kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau. dari hasil pengundian

diperoleh sampel# yaitu kelas :%%%- sebagai kelas eksperimen berjumlah /4 siswa dan kelas :%%%5 sebagai kelas kontrol berjumlah /4 siswa. Ta+el ).) %am!el Penelitian .o 2 &elas :%%%:%%%5 *umlah 0aki E laki 8 7 /2 Perempuan 8 A /6 *umlah /4 /4 6@

Sumber : )ata 4saha SMP .egeri / 0ubuklinggau )ahun Pelajaran 20 0?20

C. Teknik Pengum!ulan Data )eknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. )es adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan# pengetahuan intelegensi# kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh indi3idu atau kelompok (2rikunto# 2006: 70!. )es dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pretes! dan sesudah (postes! materi diajarkan. )es yang diberikan berbentuk soal essay sebanyak lima soal.

/0

D. Pengujian Instrumen Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu soal diuji $oba. 4ji $oba dilakukan untuk mengetahui kualitas dan mutu soal yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. )es dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi kriteria tes# yaitu untuk mengetahui apakah soal tersebut 3alid dan reliabel untuk digunakan dan juga untuk mengetahui daya pembeda dan tingkat kesukarannya. ! :aliditas Menurut 2rikunto (2006: 6@!# 3aliditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat(tingkat ke3alidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan 3alid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji 3aliditas dengan rumus korelasi product moment dari pearson adalah sebagai berikut :
r$y I

{N &

N &% ( & )( % )
2

( & )

}{N %

( % )

2rikunto (2006: 80!

&eterangan :
r$y I koefisien korelasi antara 3ariabel J dan 3ariabel y

. I skor butir soal K I skor total L I banyak sampel Selanjutnya uji(t dengan rumus :

t I

r$y

n 2 r$y 2

(Sugiyono# 200A: 2/0!

'imana :

t
r n

I 'istribusi student I &oefisien korelasi hasil rhitung I -anyak data

'istribusi (tabel t! untuk

I 0.07 dan derajat kebebasan (dk I n(2!

&aidah keputusan : jika thitung M tt abel berarti 3alid# sebaliknya


t hitung

N tt abel berarti tidak 3alid

*ika instrumen itu 3alid# maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r! sebagai berikut : 2ntara 0.@00 sampai dengan .000 2ntara 0.600 sampai dengan 0.8AA 2ntara 0.400 sampai dengan 0.7AA 2ntara 0.200 sampai dengan 0./AA 2ntara 0.000 sampai dengan 0. AA : Sangat tinggi : )inggi : 5ukup tinggi : ;endah : Sangat rendah (tidak 3alid!

'ata hasil perhitungan (lampiran -! dapat dirangkum hasil analisis 3aliditas butir soal pada tabel /.4 : Ta+el )./ Reka!itulasi Hasil Analisis 6ali*itas Tes !enguasaan materi !&k&k +entuk alja+ar
.omor soal 2 / 4 7 6 8 .ilai rJy 0#/2 0#/4 0#4/ 0#77 0#80 0#27 0#@2 thitung 2#2/ 2#70 /#4@ 4#87 8#44 2#2/ 0#A4 ttabel 2#02 2#02 2#02 2#02 2#02 2#02 2#02 &eterangan :aliditas rendah :aliditas rendah :aliditas sedang :aliditas sedang :aliditas tinggi :aliditas rendah :aliditas sangat tinggi

0#@/

#0@

2#02

:aliditas sangat tinggi

/2

2! ;eliabilitas ;ealibilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat

kekonsistenan suatu soal tes. 4ntuk mengukur tingkat kekonsistenan soal ini digunakan perhitungan 'lpha Crombach. ;umus yang digunakan dinyatakan dengan :
n I n

si 2 2 st

(*ihad dan 1aris# 200@: @0!

&eterangan :
r

I &oefisien realibilitas tes yang di$ari I -anyaknya butir soal


2 i

s
St
2

I *umlah 3arians skor tiap butir soal I :arians skor total &lasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya derajat reliabilitas suatu

tes adalah sebagai berikut :


r

O 0.20 O 0.40 O 0.60

'erajat relialibilitas sangat rendah 'erajat relialibilitas rendah 'erajat relialibilitas sedang

0.20 N r 0.40 N r 0.60 N r 0#@0 N r

O 0.@0 'erajat relialibilitas tinggi O .00 'erajat relialibilitas sangat tinggi

Setelah data hasil uji $oba dianalisis dengan menggunakan rumus di atas# diperoleh reliabilitas sebesar 0#6@# maka instrumen penelitian ini memiliki derajat reliabilitas tinggi# sehingga dapat diper$aya sebagai alat ukur.

//

/! 'aya Pembeda Menurut 2rikunto (2007:2 !# daya pembeda soal adalah kemampuan

sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi! dengan siswa yang bodoh. 2dapun rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal adalah sebagai berikut : 'P I
*S ' *S ( atau 'P I S) ' *S ' *S ( S) (

Suherman dan Sukjaya (dalam Sukasno# 2006:86! &eterangan : 'P *S2 *SS%2 S%I %ndeks daya pembeda I *umlah skor kelompok atas. I *umlah skor kelompok bawah. I *umlah skor ideal kelompok atas. I *umlah skor ideal kelompok bawah

&lasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah : 'P O 0#00 0#00 N 'P O 0#20 0#20 N 'P O 0#40 0#40 N 'P O 0#80 0#80 N 'P O #00 Sangat jelek *elek 5ukup -aik Sangat baik

'ata hasil perhitungan (lampiran -!# dapat dikemukakan rekapitulasi hasil analisis daya pembeda tes penguasaan materi pokok bentuk aljabar seperti pada tabel /.7 dibawah ini:

/4

Ta+el ).1 Reka!itulasi Hasil Analisis Da3a Pem+e*a Tes Penguasaan Materi P&k&k Bentuk Alja+ar .omor soal 2 / 4 7 6 8 @ *umlah skor kelompok atas @ 22 28 2A 28 /@ 74 /@ *umlah skor kelompok bawah @ 7 4 0 / // 0 *umlah skor ideal kelompok atas?bawah 20 /0 /0 /0 /0 40 @0 60 'aya pembeda ('P! 0#70 0#2/ 0#4/ 0#6/ 0#@0 0# / 0#66 0#6/ &et baik 5ukup baik -aik
Sangat -aik

*elek -aik -aik

4! )ingkat &esukaran )ingkat kesukaran ()&! pada masing(masing butir soal dihitung dengan menggunakan : %& I
*S ' + *S ( 2.S) '

atau %& I

*S ' + *S ( 2.S) (

Suherman dan Sukjaya (dalam Sukasno# 2006:8@! &eterangan : %& *sa *SS%2 S%I %ndeks kesukaran I *umlah skor kelompok atas. I *umlah skor kelompok bawah. I *umlah skor ideal kelompok atas. I *umlah skor ideal kelompok bawah.

&lasifikasi interpretasi untuk indeks kesukaran yang banyak digunakan adalah : %& I 0#00 Soal terlalu sukar

/7

0#00 N %& O 0#/0 0#/0 N %& O 0#80 0#80 N %& O #00

Soal sukar Soal sedang Soal mudah

'ari hasil perhitungan (lampiran -! dapat dikemukakan rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran tes penguasaan materi pokok bentuk aljabar seperti pada tabel /.6 dibawah ini: Ta+el ).2 Reka!itulasi Hasil Analisis Tingkat #esukaran Tes Penguasaan Materi P&k&k Bentuk Alja+ar
*umlah skor kelompok bawah *umlah skor ideal kelompok )ingkat kesukaran ()&!

.omo r soal 2 / 4 7 6 8 @

*umlah skor kelompok atas @ 22 28 2A 28 /@ 74 /@

&et Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang

@ 7 4 0 / // 0

atas?bawah 20 /0 /0 /0 /0 40 @0 60

0#67 0#6 0#6@ 0#67 0#70 0#@A 0#/4 0#/2

-erdasarkan analisis hasil uji $oba tes hasil belajar# maka rekapitulasi hasil uji $oba tes dapat dilihat pada tabel /.8 :

Ta+el ).7 Reka!itulasi Hasil Uji C&+a Tes Penguasaan Materi P&k&k Bentuk Alja+ar
.o soal

:aliditas 0#/2
;endah

'aya pembeda 0#70 -aik

)ingkat kesukaran 0#67 Sedang

&eterangan
)idak dapat dipakai

/6

2 / 4 7 6 8 @

0#/4 0#4/ 0#77 0#80 0#27 0#@2 0#@/

;endah Sedang Sedang )inggi ;endah Sangat tinggi Sangat tinggi

0#2/ 0#4/ 0#6/ 0#@0 0# / 0#66 0#6/

5ukup -aik

-aik
Sangat -aik *elek

0#6 0#6@ 0#67 0#70 0#@A 0#/4 0#/2

Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang

)idak dapat dipakai 'apat dipakai 'apat dipakai 'apat dipakai )idak dapat dipakai 'apat dipakai 'apat dipakai

-aik -aik

E. Teknik Analisis Data . Menentukan skor rata(rata dan simpangan baku. Menetukan skor rata(rata dan simpangan baku pada tes awal dan tes akhir belajar pada kelas yang menggunakan pembelajaran Think-Pair-Share dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut : SI &eterangan : S
$

( $

(n )

dengan & I

$
n

(Sugiyono# 200A:78!

I Simpangan baku I Skor rata(rata I *umlah semua skor I *umlah sampel keseluruhan

$
n

2. 4ji .ormalitas 'ata ( 2 ! 4ji normalitas ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data# rumus yang digunakan adalah uji ke$o$okan 2 ($hi kuadrat!# yaitu :
2 I

( +0 +h ) 2
+h

(Sugiyono# 200A:@ !

&eterangan :

/8

2 I 5hi kuadrat yang di$ari


+
0

I >rekuensi dari hasil obser3asi

+ h I >rekuensi yang diharapkan

Selanjutnya 2 hitung dibandingkan dengan t abel dengan taraf keper$ayaan

2 #

7P dan dk I j E # dimana j adalah banyaknya kelas inter3al# jika 2 hitung N

2t abel .

Maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dan dalam hal lainnya tidak dapat berdistribusi normal. /. 4ji 1omogenitas 4ji homogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dimaksudkan adalah mengetahui keadaan 3arians antara kedua kelompok# sama atau beda. Pengujian homogenitas ini mengujikan uji 3arians dua buah peubah. 4ji statistiknya dengan menggunakan uji ># dengan rumus Sugiyono (20 0:287! dibawah ini : > I :arians terbesar :arians terke$il

4. 4ji &esamaan 'ua ;ata(rata 4ji kesamaan rata(rata ini digunakan untuk menguji kesamaan antara dua rata(rata. 'alam hal ini antara data kelompok eksperimen dan data kelompok kontrol.

/@

a!

*ika kedua data tersebut berdistribusi normal dan homogen# maka uji yang digunakan adalah uji(t dengan rumus :
& &2

t I

dengan S I
n2

( n ! S + (n2 ! S 2 (Sudjana# 2007: n + n2 2

2/A! keterangan : t I Perbedaan rata(rata kedua sampel.


2

s
s2
&
&

I :arians terbesar. I :arians sampel terke$il. I .ilai rata(rata sampel eksperimen.

I .ilai rata(rata sampel kontrol. I *umlah sampel eksperimen. I *umlah sampel kontrol.

n
n2

&riteria pengujian adalah terima H 0 jika t hitung N t tabel pada taraf nyata 0.07 b! dan dk I ( n + n2 2 ) .

*ika kedua data berdistribusi normal dan tidak homogen# maka uji statistika yang digunakan adalah uji(t semu (t
& &2

) dengan rumus :

t I

S S + 2 n n2

(Sudjana# 2007:24 !

&eterangan :
t

I 4ji(t semu

/A

& I .ilai rata(rata kelompok eksperimen


&2

I .ilai rata(rata kelompok kontrol

n I -anyak sampel kelas eksperimen


n 2 I -anyak sampel kelas kontrol

I :arians terbesar

2 S 2 I :arians terke$il

kriteria penguji adalah terima H 0 # jika dan tolak H 0 dalam hal lainnya. 'engan : , I

w t + w2 t 2 N t w + w2

w t + w2 t 2 w + w2

S n
t

# ,2 I

S2 n2

t I

) .( n2 2

. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP .egeri / 0ubuklinggau kelas :%%% berjumlah dua kelas pada semester pertama tahun pelajaran 20 0?20 .

pelaksanaan dilakukan se$ara langsung oleh peneliti dan sesuai dengan jadwal yang berlaku di sekolah. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada materi pokok bentuk aljabar. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan penelitian tes awal# melaksanakan pembelajaran# dan tes akhir. )es awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi pokok bentuk aljabar# sedangkan tes akhir digunakan

40

untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dari tanggal /0 *uli 20 0 sampai dengan 2/ 2gustus 20 0.

". Pr&se*ur Penelitian )ahapan atau prosedur penelitian yang dilaksanakan dimulai dari pembuatan proposal penelitian# persiapan# analisis data hingga menarik kesimpulan. )ahapan atau prosedur yang dilaksanakan tersebut meliputi : . )ahap Persiapan Sebelum mengadakan penelitian penulis harus mempersiapkan semua yang berhubungan dengan pelaksanan penelitian diantaranya adalah : a! mempersiapkan surat iGin penelitian. b! Mempersiapkan ran$angan pembelajaran tentang materi pokok bentuk aljabar. $! Mempersiapkan instrumen tes hasil belajar. d! Melaksanakan uji $oba instrumen tes hasil belajar. 2. )ahap Pelaksanaan )ahap pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a! Memberikan tes awal sebelum materi diajarkan. b! Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilakukan langsung oleh peneliti di sekolah menengah pertama negeri / kelas :%%% semester ganjil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan lima kali pertemuan. $! Melaksanakan tes akhir setelah proses pembelajaran berakhir. )ujuan pelaksanaan tes akhir ini adalah untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar pada kedua tersebut# yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. -entuk tes yang diberikan adalah uraian sebanyak lima soal. /. )ahap akhir. )ahap akhir yang dilakukan oleh peneliti adalah penskoran# data hasil tes# menganalisa data# dan menarik kesimpulan.

BAB I6 HA%IL PENELITIAN DAN PEMBAHA%AN


A. Hasil Penelitian . Statistik 'eskriptif 1asil penelitian

42

Setelah dilakukan pengolahan data skor pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh statistik deskriptif sebagaimana pada tabel 4. berikut : Ta+el /.' %tatistik Deskri!tif %k&r Pretes Dan P&stes #el&m!&k Eks!erimen *an #&ntr&l
Tes Pretes Postes . /4 /4 #el&m!&k Eks!erimen Kmin Kmaks $ 2 #84 72. 8 /0#A@ 67#22 00 @2#84 S /#28 0# @ . /4 /4 #el&m!&k #&ntr&l Kmin Kmaks $ 4#/7 4/#4@ 26#06 48#@/ 00 82#8@ S
0#08 2#@/

-erdasarkan tabel 4. di atas bahwa jumlah siswa (.! pretes sebanyak /4 siswa# dengan skor rata(rata pretes kelompok eksperimen adalah /0#A@ dan skor rata(rata kelompok kontrolnya adalah 26#06. dengan simpangan baku kelas eksperimen adalah /#28 dan simpangan baku kelas kontrol adalah 0#08. Pada nilai pretes kelas eksperimen untuk Kmin adalah 2 #84 dan Kmaks 72# 8# dan kelompok kontrol Kmin adalah 4#/7 dan Kmaks 72# 8. *umlah siswa (.! postes sebanyak /4 siswa# dengan skor rata(rata postes kelompok eksperimen @2.84 dan skor rata(rata kontrol adalah 82#8@ dengan simpangan baku kelas eksperimen adalah 0# @ dan simpangan baku kelas kontrol adalah 2#@/. .ilai postes kelas eksperimen untuk Kmin adalah 67#22 dan Kmaks adalah 00. dan nilai postes kelas kontrol untuk Kmin 48#@/ dan Kmaks 00. ;ata( rata skor postes kelompok eksperimen relatif lebih besar dari kelompok kontrol. -egitu pula dengan simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. 4ntuk memberikan gambaran lebih jelas skor rata(rata kedua kelompok# berdasarkan kelompok penelitian disajikan pada diagram berikut : Diagram /.'

4/

%k&r Rata.rata Pretes *an P&stes #elas Eks!erimen Dan #elas #&ntr&l
100 80 60 40 20 0 Pretes Postes Eksperim en Kontrol

'iagram 4.

memperlihatkan rata(rata hasil pretes dan postes pada

kelompok peneliti. Selisih skor rata(rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 4#A2. 1al ini menunjukkan bahwa skor rata(rata pretes kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan skor rata(rata pretes kelas kontrol. Sedangkan selisih skor rata(rata postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah A#A6. 1al ini menunjukkan bahwa skor rata(rata postes kelas eksperimen $ukup berbeda dengan skor rata(rata postes kelas kontrol. 2. 2nalisis &emampuan 2wal Siswa &emampuan awal siswa sebelum diberikan pembelajaran materi pokok bentuk aljabar merupakan data penelitian yang diperoleh dari tes awal (pretes!. Pelaksanaan pretes berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang suatu materi sebelum dilakukan pembelajaran. 4ntuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan analisa uji kesamaan rataIrata. Sebelum dilakukan uji kesamaan rata(rata terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. a! 4ji .ormalitas Skor Pretes

44

4ji normalitas bertujuan untuk mengetahui data hasil tes siswa berdistribusi normal atau tidak# untuk lebih jelasnya uji perhitungan normalitas ini dapat dilihat pada lampiran 5. Pasangan hipotesis yang diuji adalah: 1o : Sampel berada pada populasi yang berdistribusi normal. 1a : Sampel berada pada populasi yang tidak berdistribusi normal kriteria pengujiannya adalah 2 hitung dibandingkan dengan t abel dengan taraf keper$ayaan 7P dan dk I j E # dimana j adalah banyaknya kelas inter3al# jika

2 #

2 hitung N

2t abel # maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dan

dalam hal lainnya tidak berdistribusi normal. ;ekapitulasi hasil uji normalitas data pretes kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Ta+el /.( Hasil Uji N&rmalitas %k&r Pretes kelas &elas Dksperimen &ontrol

2 hitung
A#/2/A #2 70

dk 7 7

2tabel
.08 .08

&esimpulan .ormal .ormal

)abel 4.2 menunjukkan bahwa nilai 2 hitung data pretes untuk kelas eksperimen adalah A#/2/A dengan 2tabel adalah #08. berarti

2 hitung N

2tabel # maka 1o diterima dan berdistribusi normal. Pada kelas kontrol juga
ditunjukkan bahwa nilai 2 hitung data pretes untuk kelas kontrol adalah #2 70

47

dengan 2tabel adalah

#08. berarti 2 hitung N 2 tabel # maka 1o diterima dan

berdistribusi normal. -erdasarkan ketentuan uji normalitas dengan menggunakan uji 2 ($hi kuadrat! dapat disimpulkan bahwa masing(masing kelompok data untuk pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf keper$ayaan = 0#07 dan derajat kebebasan (dk! I 7. b! 4ji 1omogenitas Skor Pretes Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal# maka yang perlu dilakukan adalah pengujian homogenitas sampel# hal tersebut untuk mengetahui kesamaan tiap 3arians sampel yang diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1ipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: 1o : 1a :
2 2 = 2 # sampel 1omogen 2 2 # sampel tidak 1omogen

&riteria pengujian tolak 10 jika >hitung Q >tabel dengan adalah dk pembilang dan n 2 (

I 0#07#

n E

adalah dk penyebut# &arena dk I (//#//! tidak

terdapat dalam tabel distributif > maka diambil dk I (/4#40! dengan taraf keper$ayaan

I 0#07# dimana >hitung I #/2 dan >tabel I #84# karena >hitung N >tabell

maka 1o diterima. 'engan demikian kedua 3arians pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. -erdasarkan perhitungan statistik (lampiran 5! tentang skor pretes maka rekapitulasi uji normalitas dan homogenitasnya dapat dilihat pada tabel 4./ berikut: Ta+el /.) Reka!itulasi Hasil Uji N&rmalitas Dan H&m&genitas %k&r Pretes

46

#elas Dksperimen &ontrol

Uji N&rmalitas .ormal .ormal

Uji H&m&genitas 1omogen

-erdasarkan tabel 4./ di atas jelaslah bahwa data uji normalitas dan uji homogenitas skor kelompok eksperimen dan kontrol adalah berdistribusi normal dan homogen# sehingga uji kesamaan rata(rata yang digunakan adalah uji(t. $! 4ji &esamaan ;ata(rata Skor Pretes 4ji kesamaan rata(rata bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka uji kesamaan rata(rata yang digunakan adalah uji(t. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah: 1o I ;ata(rata kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda se$ara signifikan. 1a I ;ata(rata kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda se$ara signifikan. &riteria pengujian adalah terima H 0 jika t hitung N t tabel pada taraf nyata

I 0.07 dan dk I ( n + n2 2) . -erikut merupakan tabel hasil uji(t

terhadap skor pretes: Ta+el /./ Hasil Uji.t terha*a! %k&r Pretes &elas Dksperimen &ontrol thitung #84 dk 66 ttabel #A@ &esimpulan 1o diterima

48

-erdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh nilai thitung I #84 dan nilai ttabel I #A@0# maka thitung N ttabel artinya 10 diterima. 'engan demikian rata E rata nilai pretes kelas eksperimen dan rata E rata nilai pretes kelas kontrol adalah sama atau tidak berbeda se$ara signifikan. . /. &emampuan 2khir Siswa &emampuan akhir siswa delam penguasaan materi pokok bentuk aljabar merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Pelaksanaan postes dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare dengan yang pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share di kelas :%%% SMP .egeri / 0ubuklinggau. 4ntuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan akhir siswa kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan analisa uji perbedaan rataIrata. Sebelum dilakukan uji perbedaan rata(rata terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. a! 4ji .ormalitas Skor Postes 4ji normalitas bertujuan untuk mengetahui data hasil tes siswa berdistribusi normal atau tidak# untuk lebih jelas uji normalitas ini dapat dilihat pada lampiran 5. Pasangan hipotesis yang diuji adalah: 1o : sampel berada pada populasi yang berdistribusi normal. 1a : sampel berada pada populasi yang tidak berdistribusi normal

4@

kriteria pengujiannya adalah 2 hitung dibandingkan dengan t abel dengan taraf keper$ayaan 7P dan dk I j E # dimana j adalah banyaknya kelas inter3al# jika

2 #

2 hitung N

2t abel # maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dan

dalam hal lainnya tidak berdistribusi normal. 1asil uji normalitas data postes kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Ta+el /.1 Hasil Uji N&rmalitas %k&r Tes Akhir kelas &elas Dksperimen &ontrol

2 hitung
6#2/46 4# 4 7

dk 7 7

2tabel
.08 .08

&esimpulan .ormal .ormal

)abel 4.7 menunjukkan bahwa nilai 2 hitung data postes untuk kelas eksperimen adalah 6#2/46 dengan 2tabel adalah #08. berarti 2 hitung N 2tabel

# maka 1o diterima dan berdistribusi normal. Pada kelas kontrol juga ditunjukkan bahwa nilai 2 hitung data pretes untuk kelas kontrol adalah 4# 4 7 dengan 2tabel adalah #08. berarti

2 hitung N 2 tabel # maka 1o diterima dan berdistribusi


2

normal. -erdasarkan ketentuan uji normalitas dengan menggunakan uji

($hi kuadrat! dapat disimpulkan bahwa masing(masing kelompok data untuk postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf keper$ayaan = 0#07 dan derajat kebebasan (dk! I 7. b! 4ji 1omogenitas Skor Postes

4A

Setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal# maka yang perlu dilakukan adalah pengujian homogenitas sampel# hal tersebut untuk mengetahui kesamaan tiap 3arians sampel yang diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol # yang terdapat dari suatu populasi siswa SMP .egeri / 0ubuklinggau pada mata pelajaran matematika. Pasangan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: 10 : 1a :
2 2 = 2 # sampel 1omogen 2 2 # sampel tidak 1omogen

&riteria pengujian tolak 1o jika >hitung Q >tabel dengan adalah dk pembilang dan n 2 (

I 0#07#

n E

adalah dk penyebut# &arena dk I (//#//! tidak

terdapat dalam tabel distributif > maka diambil dk I (/4#40! dengan taraf keper$ayaan

I 0#07# dimana >hitung I #26 dan >tabel I #84# karena >hitung N >tabel

maka 1o diterima. 'engan demikian kedua 3arians skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. -erdasarkan perhitungan statistik (lampiran 5! tentang uji homogenitas skor postes maka rekapitulasi uji normalitas dan homogenitas skor postes dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Ta+el /.2 Reka!itulasi Hasil Uji N&rmalitas Dan H&m&genitas %k&r P&stes #elas Dksperimen &ontrol Uji N&rmalitas .ormal .ormal Uji H&m&genitas 1omogen

-erdasarkan tabel 4.6 di atas jelaslah bahwa data uji normalitas dan uji homogenitas skor postes kelompok eksperimen dan kontrol adalah berdistribusi

70

normal dan homogen# sehingga uji kesamaan rata(rata yang digunakan adalah uji(t. $! 4ji &esamaan ;ata(rata Skor Postes 4ji kesamaan rata(rata bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan akhir siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukannya uji normalitas dan uji homogenitas skor postes# maka uji perbedaan rata(rata yang digunakan adalah uji(t. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah: 1a I ;ata(rata kemampuan akhir kelompok eksperimen lebih besar atau sama dengan kelompok kontrol. 1o I ;ata(rata kemampuan akhir kelompok eksperimen lebih ke$il daripada kelompok kontrol. &riteria pengujian adalah terima H 0 jika t hitung N t tabel pada taraf nyata

I 0.07 dan dk I ( n + n2 2) . -erikut merupakan tabel hasil uji(t

terhadap nilai postes. Ta+el /.7 Hasil Uji.t terha*a! Nilai P&stes &elas Dksperimen &ontrol thitung /#8/ dk 66 ttabel #A@ &esimpulan 1o ditolak

-erdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh nilai thitung I /#8/ dan nilai ttabel I #A@0# maka thitung M ttabel artinya 10 ditolak. 'engan demikian hasil analisis uji(t mengenai kemampuan akhir (lampiran 5! menunjukkan bahwa skor rata(rata siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. 1al ini berarti bahwa

ada pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share terhadap hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau.

B. Pem+ahasan . 1asil Penelitian -erdasarkan penelitian yang dilakukan selama lebih kurang tiga minggu# bahwasannya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar. Pada penelitian yang dilakukan# peneliti mengajar pada dua kelas yakni :%%%- untuk kelas eksperimen dan :%%%$ untuk kelas kontrol. 'ari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel yang berjumlah 6@ orang siswa# dari kelas :%%%- berjumlah /4 siswa yang merupakan kelas eksperimen dan kelas :%%%$ berjumlah /4 siswa yang merupakan kelas kontrol# dimana kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan berdasarkan hasil populasi yang homogen. -erdasarkan dari hasil perhitungan pretes didapat harga thitung adalah #84

dan harga ttabel adalah #A@# dimana harga thitung N ttabel. 1al tersebut menunjukkan bahwa pada tes awal nilai rata(rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama# berarti kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang homogen. Sedangkan hasil perhitungan pada postes didapat harga thitung adalah /#8/ dan harga ttabel adalah #A@# dimana harga thitung M ttabel. 1al ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-

72

Share se$ara signifikan lebih baik daripada hasil belajar tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. 1asil penelitian menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas :%%%- yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share lebih baik daripada siswa kelas :%%%$ yang pembelajarannya tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. 'engan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau. 2. 2kti3itas Siswa 1asil penelitian ini didukung oleh temuan peneliti di lapangan selama proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share# siswa terlihat lebih aktif# siswa $enderung siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas di kelas. 'engan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini ke$enderungan guru menjelaskan materi hanya dengan $eramah dapat dikurangi# sehingga siswa lebih bisa mengkontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator daripada pengajar. -erbeda dengan pengajaran matematika menggunakan metode kon3ensional# selama proses belajar mengajar siswa terlihat kurang begitu aktif. Siswa hanya mendengarkan se$ara teliti serta men$atat poin(poin penting yang dikemukakan oleh guru. 1al ini mengakibatkan siswa pasif# karena siswa hanya

7/

menerima apa yang disampaikan guru sehingga siswa mudah jenuh# kurang inisiatif dan bergantung kepada guru. 'alam pengajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memungkinkan siswa dapat bekerja sama dengan temannya di mana siswa saling bekerjasama dalam mempelajari materi yang dihadapi. 'alam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mempresentasikan kepada teman sekelas apa yang telah mereka kerjakan. 'ari sini siswa memperoleh informasi maupun pengetahuan serta pemahaman yang berasal dari sesama teman dan guru. Perbedaan hasil belajar yang mun$ul juga disebabkan karena siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share mempunyai pengalaman dalam mempresentasikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya kepada teman 2dapun kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran antara lain dari segi siswa# yakni : siswa(siswa yang pasif. )ahap pair (berpasangan! yang seharusnya menyelesaikan soal dengan berdiskusi dengan pasangan satu bangku tetapi siswa masih memanfaatkan kegiatan ini untuk berbi$ara di luar materi pelajaran dan kurang berperan aktif dalam menemukan penyelesaian serta menanyakan jawaban dari soal tersebut pada pasangan yang lain. 4ntuk mengatasi kendala dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share# tersebut guru akan berkeliling kelas dengan mengingatkan kembali tahap(tahap yang harus siswa dilalui. 1al ini dilakukan agar siswa tertib dalam melalui setiap tahapnya dalam proses pembelajaran ini. +uru akan memberikan poin pada siswa#

74

jika siswa tersebut mengajukan pertanyaan# menjawab pertanyaan atau memberikan sanggahan pada tahap share (berbagi!.

C. #eter+atasan Penelitian &eterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti kurang begitu berpengalaman dalam kegiatan belajar(mengajar dikelas dan juga karena terbatasnya dana dan waktu pada penelitian.

BAB 6 %IMPULAN DAN %ARAN

77

A. %im!ulan -erdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas :%%% Sekolah Menengah Pertama .egeri / 0ubuklinggau.

B. %aran . +uru a! +uru hendaknya menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share dalam proses pembelajaran matematika pada materi pokok bentuk aljabar# karena model kooperatif tipe Think-Pair-Share memberikan hasil yang lebih baik. b! +uru hendaknya memperhatikan akti3itas siswa dalam proses

pembelajaran# karena akti3itas belajar akan menambah pemahaman siswa. 2. Siswa a! Siswa hendaknya banyak berlatih soal(soal matematika dan jangan takut mengeluarkan ide# pemikiran# maupun gagasan dalam menghadapi persoalan matematika. b! Siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika $! Siswa hendaknya tidak segan untuk bertanya kepada teman maupun guru apabila mengalami kesulitan belajar.

DA TAR PU%TA#A

76

2rikunto# Suharsimi. 2007. -asar-dasar .valuasi Pendidikan. *akarta: -ina 2ksara. 2rikunto# Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. *akarta: ;ineka 5ipta. 'alyono. 2008. Psikologi Pendidikan. *akarta: ;ineka 5ipta. 'Gaki# Muhammad >aiR. 200A. /elemahan 0odel Pembela1aran /ooperati+ S,nlineThttp:??penelitiantindakankelas.blogspot.$om?200A?0/?kelemahanE model(pembelajaran(kooperatif.html. S26 September 20 0T >adholi# 2rif. 200A. 0etode Think2Pair2Share S,nlineT http:??penelitiantindakan kelas.blogspot.$om?200A?0/?kelemahanEmodel(pembelajaran(kooperatif. html. S26 September 20 0T 1andayani# .ani )ri. 200A. .ksperimentasi Penga1aran 0atematika 0elalui 0etode TPS !Think Pair Share" terhadap Prestasi (ela1ar Siswa /elas 3)) 0Ts (ekonang. S,nlineT http:??digilib.unnes.Ro.id?gsdi?$olle$t?skripsi? indeJ?assoo?hash26@2.dir?do$.pdf. S8 *uli 20 0T 1ernawati. 2008. Penerapan 0odel Pembela1aran Cooperative earning Tipe Think Pair Share !TPS" untuk 0eningkatkan Hasil (ela1ar Siswa /elas 3))). S0P N 45 Tegal -alam Pokok (ahasan Sistem Persamaan inear -ua 3ariabel. S,nlineT http:??digilib.unnes.Ro.id?gsdi?$olle$t?skripsi? indeJ?assoo?hash26@2.tps?do$.pdf. S8 *uli 20 0T %sjoni. 20 0. Cooperative earning. -andung: 2lfabeta. *ihad dan 1aris. 200@. .valuasi Pembela1aran. Logyakarta: Multi Pressindo. 0ie# 2nita. 2002. Cooperative earning. *akarta: +rasindo. Peraningsih# Maike. 200A. Penerapan Pembela1aran 0atematika 0enggunakan 0edia 3ideo Compect -isk !3C-" Pada Siswa /elas 3))) S0P Negeri 6 ubuklinggau. Skripsi tidak dipublikasikan. 0ubuklinggau: *urusan Matematika dan %lmu Pengetahuan 2lam S)&%P(P+;% 0ubuklinggau. ;iduwan. 200@. (ela1ar 0udah Penelitian untuk 7uru8 /aryawan dan Peneliti Pemula. -andung: 2lfabeta. Slameto. 200/. (ela1ar dan 9aktor yang 0empengaruhinya. *akarta: ;ineka 5ipta. Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan andasan /er1a /epemimpinan. *akarta. ;ineka 5ipta.

78

Sudjana. 2007. 0etoda Statistika. -andung: )arsito. Sugiyono. 2006. 0etode Penelitian /uantitati+ dan /ualitati+8 dan : ;-. -andung: 2lfabeta. Sugiyono. 200A. Statistika <ntuk Penelitian. -andung: 2lfabeta. Sugiyono. 20 0. 0etode Penelitian Pendidikan. -andung: 2lfabeta. Sukasno. 2006. .valuasi Pembela1aran 0atematika. (-ahan ajar S)&%P(P+;% 0ubuklnggau!. S)&%P(P+;% 0ubuklinggau untuk kalangan sendiri. )idak dipublikasikan. Sukmadinata# Syaadih .ana. 2004. andasan Psikologis Proses Pendidikan . -andung: ;emaja ;osdakarya. Syah# Muhibbin. 200 . Psikologi (ela1ar. *akarta. 0ogos Ua$ana %lmu.

Anda mungkin juga menyukai