Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan saku terhadap saku periodontal mencakup 1.

Keberadaan dan distribusinya pada setiap permukaan Keberadaan dan distribusi saku pada permukaan gigi diperiksa dengan melihat cirri cirri saku dibantu dengan probing saku secara teliti dengan alat prob periodontal. Radiografi tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan saku, karena saku adalah perubahan pada jaringan lunak. Radiografi hanya menunjukkan daerah dengan kehilangan tulang, pada daerah mana diduga pada pembentukan saku, dan tidak menunjukkan keberadaan maupun kedalaman saku. 2. Kedalaman saku Untuk mengukur kedalaman saku digunakan prob periodontal, dan pengukuran yang diperoleh adalah kedalaman klinis/ probing (clinical/ probing depth) yaitu kedalam saku yang dapat dicapai oleh alat prob yang digunakan. Ini berbeda dengan kedalaman biologis / histologist yaitu kedalaman yang treukur pada sediaan histologist Probing saku dilakukan dengan menggunakan alat prob periodontal yang halus dan berklaibrasi dalam mm. cara probing untuk pemeriksaan saku adalah: 1. Selipkan prob kedalam saku sedapat mungkin sejajar dengan poros panjang gigi dengan tetap menjaga prob berkontak dengan permukaan gigi sampai dirasakan adanya tahanan. Bila telah terasa ada tahanan kedalaman saku yang terukur dibaca pada kalibrasi pada prob seberapa mm yang masuk kedalam saku. 2. Probing dilakukan mulai dari interproksimal distal gigi permukaan vestibular, dan prob dijalankan kearah mesial sepanjang permukaan vestibular sampai ke interproksimal mesial untuk kemudian dilanjutkan dengan cara yang sama

dipermukaan oralnya. Kedalaman saku pada setiap gigi diukur pada enam tempat distal, tengah, dan mesial permukaan vestibular serta distal tengah dan mesial permukaan oral. Dalam mengusahakan prob selalu sejajar dengan poros gigi, harus selalu diperhatikan agar probing jangan sampai penetrasi kejaringan lunak yang menjadi dinding saku. Untuk ini harus tetap diperhatikan bahwa ujung prob selalu berkontak dengan permukaan gigi. 3. Untuk pemeriksaan di permukaan interproksimal, karena terhalang daerah kontak proksimal harus dilakukan dengan sedikit memiringkan arah prob tetapi jangan terlalu miring. Adanya cacat tulang krater septum interdental diperiksa dengan menyelipkan prob secara miring bergantian dari permukaan vestibular dan oral unutk mencapai dasar saku paling dalam dibawah daerah kontak proksimal. Kedalaman penetrasi prob pada waktu probing adalah dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya: 1. Diameter prob 2. Tekanan pada waktu menyelipkan prob kedalam saku, 3. Arah penetrasi, 4. Tahanan dari jaringan yang tergantung dari terinflamasi atau tidaknya jaringan (ada jaringan yang terinflamasi tahanannya akan berkurang), 5. Konveksitas mahkota gigi. 3. Level perlekatan dasar saku pada permukaan giggi adalah lebih penting artinya, dibandingkan dengan kedalaman saku, karena level ini lebih menggambarkan derajat kerusakan periodontal yang terjadi di bandingkan dengan kedalaman saku. Cara pengukuran besarnya level perlekatan adalah tergantung pada level Krista bebas:

1. Apabila Krista ginggiva bebas (KGB) berada setentang atau berhimpitan dengan batas sementum enamel (BSE) maka level perlekatan adalah sama dengan kedalaman saku 2. Apabila BSE tersingkap karena KGB telah migrasi ke apical maka level perlekatan didapat dengan mengukur jarak dari dasar saku ke BSE. 3. Apabila KGB berada koronal dari BSE (karena ginggiva bebas membesar) maka pertama tama diukur kedalaman saku. Setelah itu dikur jarak dari kGB ke BSE. Besarnya level perlekatan adalah kedalaman saku dikurang dengan jarak dari KGB ke BSE. 4. Tipe saku Untuk menentukan tipe sakunya saku gusi atau saku periodontal digunakan criteria sebagai berikut 1. Bila pada probing dasar saku atau bagian korona epitel penyatu terlebih dulu terasa sebelum menyentuh batas sementum enamel (BSE) atau tepat setentang BSE berarti belum ada kehilangan perlekatan. Dengan demikian tipe sakunya adalah saku gusi 2. Sebaliknya bila ada probing prob bias penetrasi melewati BSE tanpa mencederai jaringan, berarti telah ada kehilanagn perlekatan. Dengan demikian tipe sakunya adalah saku periodontal, tanpa tergantung berapa kedalaman sakunya Untuk menentukan apakah saku periodontal yang diperiksa saku suprabone atau saku infrabone dapat dipakai pedoman sebagai berikut 1. Setelah ujung prob menyentuh dasar saku prob digeser kearah luar (bila memeriksa saku pada sisi vestibular dan oral) atau ke mesial / distal ( bila

memeriksa saku pada sisi mesial atau distal) sambil dirasakan apakah ujung prob menyentuh tepi tulang. Bila tidak terasa menyentuh tulang berarti Krista tulang alveolar masih lebih ke apical dari dasar saku, sehingga tipe sakunya adalah saku suprabone. 2. Apabila sewaktu digeser kearah luar/ mesial / distal terasa bahwa ujung prob menyentuh tulang berarti dasar saku berada lateral dari tulang alveolar atau apical dari Krista tulang alveolar. Dengan demikian tipe sakunya adalah infrabone 3. Bila kedalaman saku periodontal pada suatu gigi dihitung dari tepi ginggiva adalah sama besar pada semua sisi yang diperiksa dapat diramalkan bahwa pola destruksi tulangnya adalah horizontal. Dalam keadaan demikian saku periodontalnya adalah saku suprabone 4. Bila keaadaan saku periodontal pada suatu gigi tidak sama pada semua sisi yang diperiksa dapat diramalkan bahwa pola destruksi tulangnya vertical atau angular. Dalam keadaan demikian tipe sakunya adalah saku infrabone.

Anda mungkin juga menyukai