Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sanitasi tempat-tempat umum merupakan salah satu usaha kesehatan masyarakat secara luas mencakup bidang-bidang pencegahan dan perbaikan dengan tujuan agar setiap anggota masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosial sehingga diharapkan dapat hidup sejahtera. Usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan mempunyai jangkauan yang luas baik badan maupun jiwa, untuk umum maupun perorangan. Yang lebih penting adalah dasar-dasar bagaimana hidup yang sehat dan bagaimana mempertinggi kesejahteraan serta daya guna dari kehidupan manusia untuk selanjutnya.

Untuk mencapai tujuan usaha tersebut diantaranya dengan usaha pengawasan hygiene, sanitasi tempat-tempat umum, dan usaha yang yang diperuntukan bagi umum agar akibat yang ditimbulkan dari tempat-tempat umum dapat dihilangkan dan dikurangi, hal ini akan berhasil baik apabila ada pengertian dan bantuan dari masyarakat berupa patisipasi secara teratur dan terusmenerus baik dari pengusaha maupun pemakai jasa. (Suparlan,1981:1) Mengingat Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpul atau melakukan kegiatan orang banyak berarti akan meningkatkan hubungan atau kontak antara orang yang satu dengan yang lain, berarti memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung akan lebih meningkat. Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan penyakit akibat aktivitas di tempat-tempat umum maka perlu adanya penyelenggaraan penyehatan lingkungan, agar lingkungan disekitar menjadi sehat, aman dari gangguan penyakit dan terjaganya kesehatan masyarakat. Salah satu tempat-tempat umum adalah pasar. Pasar memiliki posisi yang sangat penting untuk menyediakan pangan yang aman dan pasar tersebut dipengaruhi oleh keberadaan produsen hulu (penyedia bahan segar), pemasok, penjual, konsumen, manager pasar, petugas yang berhubungan dengan kesehatan dan tokoh

masyarakat. Oleh karena itu, komitmen dan partisipasi aktif para stakeholder dibutuhkan untuk mengembangkan Pasar Sehat. Pasar sehat merupakan salah satu tatanan di dalam pengembangan program Kabupaten/Kota Sehat seperti yang sudah tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat dimana kebedaraannya merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diwilayah tersebut. Di Indonesia terdapat sekitar 9.559 Pasar Tradisional. Beberapa dikembangkan menjadi Pasar Sehat Percontohan, yang terdapat di 10 Kabupaten/Kota di 9 provinsi. Salah satunya Pasar Piyungan yang terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Di Samarinda terdapat sekitar 19 Pasar tradisional dengan 4.828 petak/kios aktif dan 811 petak/kios non aktif. Dinas Pasar kota samarinda membentuk Unit pelaksana teknis daerah untuk mengelola pasar-pasar yang terdapat di Samarinda menjadi pasar sehat yaitu Unit pelaksana teknis daerah Pasar Segiri yang 9 Pasar dan Unit pelaksana teknis daerah Pasar Pagi menaungi 10 Pasar yang berperan secara langsung dalam pengelolaan pasar sehat, penerapan prilaku higienis serta membantu memfasilitasi sarana dan prasarana di pasar.

Dari data dinas pasar Pasar Segiri dan Pasar Pagi merupakan pasar terbesar yang terdapat di Samarinda dengan jumlah pengunjung rata-rata sekitar 1000 orang setiap harinya. Dengan banyaknya jumlah tersebut, potensi penularan atau penyebaran penyakit lebih beresiko dan berpotensi besar menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat. Agar dapat menjadi prasarana umum yang tertib, baik, aman, dan sehat perlu dikelola dengan baik. Termaksud didalamnya adalah pengelolaan terhadap fasilitas yang terdapat diPasar Segiri dan Pasar Pagi. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan untuk pengelolaan fasilitas sanitasi yang terdapat di Pasar Segiri untuk pengelolaan sampah belum ada pemisahan antara sampah basah dan sampah kering. Sedangkan untuk pengelolaan limbah cair masih terlihat tidak baik dikarenakan tidak adanya pengelolaan khusus sebelum dibuang ke riol kota, akibatnya mencemari lingkungan di sekitar pasar. Belum tersedianya fasilitas tempat cuci tangan, tidak adanya pengawasan makanan dan bahan pangan serta masih terdapat angka kepadatan binatang penular penyakit (vektor) yang masih tinggi. Sementara Pasar Pagi belum ada pemisahan sampah kering dan sampah basah, tidak adanya pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke riol kota, serta pada los makanan masih terdapat tikus, kecoa dan lalat.

Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kondisi Fasilitas Sanitasi Pasar Segiri dan Pasar Pagi pada tahun 2013

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kondisi Fasilitas Sanitasi Pasar Segiri dan Pasar Pagi pada tahun 2013 C. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah keadaan fasilitas sanitasi di pasar segiri dan pasar pagi, yang meliputi : 1. Air bersih 2. Kamar mandi dan toilet 3. Pengelolaan sampah 4. Drainase

5. Tempat cuci tangan 6. Binatang penular penyakit / vektor 7. Kualitas makanan dan bahan pangan 8. Desinfeksi pasar

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi yang ada di Pasar Segiri dan Pasar Pagi sebagai Pasar Induk di Kota Samarinda pada tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui kondisi fasilitas air bersih di Pasar.

b. Untuk mengetahui kondisi fasilitas kamar mandi dan toilet

c.

Untuk mengetahui kondisi fasilitas pengelolaan sampah

d. Untuk mengetahui kondisi fasilitas drainase e. f. g. h. Untuk mengetahui kondisi fasilitas tempat cuci tangan Untuk mengetahui kondisi fasilitas binatang penular penyakit / Vektor Untuk mengetahui kondisi kualitas makanan dan bahan pangan Untuk mengetahui kondisi fasilitas desinfeksi pasar

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Sebagai informasi bagi masyarakat untuk dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya fasilitas sanitasi pasar 2. Bagi Pengelola Pasar

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada pihak pengelola pasar khususnya dalam peningkatan kualitas fasilitas sanitasi di Pasar Segiri dan Pasar Pagi

3. Bagi Akademik Dapat menjadi dasar acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan kondisi fasilitas sanitasi pasar. 4. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman nyata dalam proses penerapan penelitian berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh selama pendidikan dan dengan penelitian ini mahasiswa akan selalu tampil proaktif dan tidak pasif menghadapi masalah yang ada di lingkungan.

F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Ruang Lingkup D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Fasilitas Sanitasi Pasar B. Persyaratan Sanitasi Pasar C. Fasilitas Sanitasi D. Hubungan Sanitasi Pasar dengan Kesehatan E. Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat, Waktu dan Jadwal Kegiatan Penelitian C. Objek Penelitian D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB II GAMBARAN KONDISI SARANA SANITASI LINGKUNGAN PASAR TRADISIONAL PABAENG-BAENG

A. 1.

Pengertian Sanitasi dan Sarana Sanitasi

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan. Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

Sarana Sanitasi atau fasilitas sanitasi adalah fasilitas yang tersedia untuk melakukan usaha pencegahan penyakit melalui pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan.

2.

Pasar

Secara sempit, pasar diartikan suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan jasa. Secara luas, pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. 3. Cakupan sanitasi

Dalam ilmu kesehatan lingkungan, sanitasi mencakup beberapa subsektor, yakni persampahan, air besih dan air minum, drainase, dan sistem pembuangan air limbah. Jadi penilaian terhadap sanitasi pasar biasanya disandarkan kepada 4 subsektor tersebut. a. Persampahan

Subsektor persampahan menekankan pada pengolahan sampah, termasuk ketersediaan sarana persampahan, syarat sarana persampahan yang memenuhi syarat, pengolahan sampah organik dan anorganik. b. Air bersih dan air minum

Yang menjadi pokok perhatian dalam subsektor ini adalah sumber air bersih dan air minum, persyaratan kualitas air bersih dan air minum. Persyaratan air bersih diatur dalam Permenkes Nomor 416 Tahun 1990 tentang Persyaratan kualitas Air Bersih. Sedangkan persyaratan air minum diatur dalam Permenkes Nomor 492 Tahun 2010. c. Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai system guna memenuhi kebutuhan sanitasi. Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004:7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalirkan air. d. SPAL

SPAL (sistem pembuangan air limbah) merupakan sistem pengairan air limbah untuk mengurangi pencemaran lingkungan oleh air limbah tersebut. B. 1. Gambaran Kondisi Lingkungan Pasar Tradisional Pabaeng-Baeng Lokasi

Pasar tradisional pabaeng-baeng berlokasi di jl. S. Alauddin Makassar dengan pintu masuk tepat mengarah pada jalan utama S. Alauddin Makassar. Pasar pabaeng-baeng memiliki 2 bagian yang dipisahkan oleh sungai. 2. Kondisi lingkungan

Pasar tradisonal pabaeng-baeng memiliki jumlah 400 los yang ditempati oleh pedagang. Pedagang yang tidak memiliki los mendirikan lapak-lapak di area kosong di dalam pasar.

3. a.

Kondisi sarana sanitasi Tempat sampah

Jumlah tempat sampah, berupa truk besar ada 2, yang masing-masing letaknya di dekat pintu masuk utama. Sementara itu, di dalam lingkungan pasar, terdapat tempat sampah berupa tong berukuran sedang, gerobak sampah, dan tempat sampah berbahan plastik. Sampah dominan b. Sumber air

Sumber air bersih Pasar Pabaeng-Baeng menggunakan air bersih yang didistribusikan oleh PDAM Kota Makassar. c. Drainase

Lingkungan pasar tradisional Pabaeng-Baeng memiliki drainase berupa selokan kecil disekeliling los dan lapak pedagang. Sayangnya banyak sampah yang berserakan di selokan yang mestinya digunakan sebagai drainase.

d.

SPAL

SPAL pasar Pabaeng-Baeng menggunakan pipa untuk menghubungkan got-got dengan kanal untuk menampung air limbah dari pasar. Kebanyakan got-got yang ada sudah mulai tersumbat dan air limbahnya tidak mengalir dengan lancar. C. Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi

Buruknya sarana sanitasi yang ada pada tempat umum seperti pasar, akan berdampak bukan hanya pada lingkungan, tapi pada kesehatan manusia. Gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat sanitasi yang buruk, misalnya: 1. Diare

Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan merupakan gejala dari penyakitpenyakit tertentu atau gangguan lain. Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya encer, lebih sering dari biasanya, disertai lendir, dan dapat berupa air saja. Diare non spesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman khusus atau parasit.

Penyebab diare adalah virus, makanan yang merangsang dan tercemar toksin, gangguan pencernaan dan sebagainya. Buruknya sanitasi di pasar tradisional bisa memicu perkembangan virus penyebab diare. Makanan dan jajanan yang dijual di pasar bisa terkontaminasi dengan virus dan bakteri dari tumpukan sampah dan kontak dengan tangan dan barang. Infeksi juga bisa berasal dari air minum yang terkontaminasi dengan bakteri pathogen penyebab diare. 2. Gangguan Kulit

Sebagaimana diketahui, air dapat menyebabkan berbagai penyakit (water borne disease, water based disease, water related disease, water washed disease). Salah satu penyakit yang bisa ditimbulkan dari air adalah gangguan kulit. Gangguan kulit ini bermacam-macam menurut penyebab terjadinya. Sanitasi yang buruk, juga bisa menyebabkan gangguan kulit. Bila penyediaan air bersih tidak tercukupi, atau terjadi kontaminasi bakteri atau parasit dengan air, yang kemudian digunakan manusia untuk hygiene pribadi, maka akan menyebabkan gangguan kulit. Gangguan kulit yang umum yang bisa dialami akibat sanitasi pasar yang buruk misalnya panu dan kutu air. Selain dipengaruhi oleh penyediaan air, gangguan kulit juga bisa disebabkan drainase dan spal yang buruk, sehingga menyebabkan air tergenang dan banjir. Pada musim hujan, kemungkinan terkena gangguan

kulit menjadi semakin rawan. Sebagaimana diketahui parasit, berupa jamur sangat mudah berkembang biak di daerah lembab. 3. Muntaber

Muntaber atau kependeken dari muntah dan berak adalah suatu gangguan kesehatan yang sangat berbahaya. Penderita mengalami muntah-muntah dan diare tak hanya sekali atau dua kali dengan selang waktu yang tidak lama. Keterlambatan dalam menangani hal ini bisa berakibat fatal, apalagi jika muntaber terjadi dengan tingkat keseringan yang cukup tinggi. Penderita bisa lemas karena banyak kehilangan cairan. Jika tidak segera ditangani atau ditolong dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan kematian. Muntaber adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi pencernaan. Bila sanitasi yang buruk, bakteri penyebab muntaber akan berkembang biak dengan pesat. Bila hujan turun dan saat banjir (terkait drainase dan spal yang buruk), bakteri ini berkembang dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak, baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Demam Berdarah

Demam berdarah adalah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Ae aegypti atau Ae albopictus. Lingkungan pasar tradisional sangat mendukung perkembangan nyamuk jenis ini. Buruknya drainase dan SPAL menjadikan nyamuk aedes gampang berkembang biak. Dan akan semakin mudah berkembang biak saat musim hujan (nyamuk bertelur di genangan air). Pedagang menghabiskan waktu 10-12 jam untuk melakukan transaksi di pasar. Dalam rentang waktu ini, kemungkinan untuk terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk akan semakin besar. Banyaknya volume manusia yang bertransaksi di pasar juga bisa menjadi penyebab penularan virus dengue ini.

Anda mungkin juga menyukai