Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan Pada praktikum mengenai hidroponik, kami tidak melakukan hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) melainkan menggunakan

sistem hidroponik substrat. Menurut Robi (2012) hidroponik substrat adalah metode hidroponik yang tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung tanaman sebagaimana fungsi tanah. Substrat yang kami gunakan pada praktikum hidroponik ini yaitu arang sekam yang terlebih dahulu diberi alas pecahan genteng. Bibit tanaman yang kami gunakan pada praktikum ini yaitu bayam hijau (Amaranthus sp.), jenis tanaman ini dipilih karena pertumbuhannya yang tidak terlalu lama. Tahapan awal dari hidroponik yang kami lakukan yaitu tahap persiapan alat untuk penyemaian. Setelah wadah diberi lubang pada bagian sisi-sisi samping, kemudian wadah diisi oleh pecahan genteng yang telah dicuci dan diatasnya ditambahkan arang sekam lalu dibasahi barulah ditaburi bibit. Kami memilih menggunakan arang sekam karena arang sekam termasuk media organik dan mudah didapatkan. Fahmia (2013) menjelaskan bahwa media organik sebagian besar komponennya terdiri atas organisme hidup. Sirkulasi udara media organik serta daya serap airnya juga baik dan cukup tinggi. Namun, media organik butuh alat pendukung sebagai penopang tubuh karena kurang kuat menahan tanaman besar. Sehingga kami melakukan pemberian alas berupa pecahan genteng guna menghindari arang sekam terlalu tertekan ke bawah. Selain itu, pecahan genteng termasuk pada media anorganik yang memiliki pori-pori makro dan mikro hampir seimbang, sehingga dapat memberi ruang untuk sirkulasi udara.

Pecahan genteng terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan tanaha atau kotoran lain serta mengurangi bahan kimia yang menempel. Pada tahap penyemaian bibit setiap hari bibit disiram sebanyak dua kali sehari atau lebih tergantung dari kelembaban media tanam. Pada tahap penyemaian bibit ini, wadah yang telah berisi bibit ditutupi oleh plastik yang telah diberi lubang. Penutupan oleh plastik ini dilakukan guna menjaga kelembaban dari kondisi penanaman. Setelah satu minggu, tanaman telah mulai tumbuh, jumlah tanaman yang tumbuh lebih dari 20 tanaman. Kami mencabut beberapa tanaman untuk menghindari ketidakterpenuhan nutrisi akibat tanaman yang terlalu padat.

Setelah tiga minggu dari mulai penanaman, kami memindahkan tiga buah tanaman ke wadah yang digunakan untuk propagasi tanaman. Hal ini dilakukan untuk melihatkan bagaimana kondisi tanaman yang dipindahkan di awal dan kondisi tanaman yang tidak dipindahkan. Selanjutnya tanaman yang ditutupi oleh plastik berlubang tetap disiram sebanyak 2 kali sehari, sedangkan tanaman yang telah dipindahkan disiram sebanyak satu kali sehari. Hidroponik yang kami lakukan menghasilkan dua buah tanaman dengan tinggi rata-rata 10,5 cm. Tanaman memiliki daun berwarna hijau berjumlah 5-6 helai per batang. Berdasarkan kondisi demikian dapat dikatakan bahwa tanaman yang dihasilkan dalam kondisi yang baik, walaupun secara umum hidroponik yang kami lakukan belum maksimal karena dari 20 bibit lebih hanya menghasilkan 2 buah tanaman. Kami menduga hal ini dapat terjadi dikarenakan pada awal penyemaian bibit yang kami sebarkan terlalu banyak dan ketika dikurangi pun masih terlalu banyak. Banyaknya bibit ini menyababkan tanaman saling berkompetisi dalam memperoleh nutrisi, kompetisi yang terlalu besar ini menyebabkan tanaman tidak mendapatkn nutrisi yang optimal terutama nutrisi yang didapatkan dari tanaman hanya diperoleh dari media tanam dan sedikit mineral yang terkandung pada air yang digunakan untuk menyiram. Selain itu, kemungkinan yang terjadi yaitu pada tanaman di wadah pertama yang ditutupi plastik terus menerus terlalu lembab yang menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik hal ini berdasarkan pada tanaman yang dipindahkan pada wadah baru yang tidak ditutupi oleh plastik dapat tumbuh dengan baik. Tanaman bayam dapat tumbuh menggunakan media arang sekam karena elemen dasar yang diperlukan telah terpenuhi. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman adalah cadangan makanan dan air yang terkandung dalam tanah. Jadi tanaman tanpa tanah dapat tumbuh asalkan air dan garam zat makanan tercukupi. Kelebihan dari penggunaan arang sekam sebagai media tanam yaitu tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Arang sekam memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Kekurangannya yaitu media arang sekam cenderung mudah lapuk sehingga kandungan hara menjadi tidak konstan. Hal ini pula yang memungkinkan tanaman pada wadah pertama yang terdapat banyak tanaman menjadi mati. Tanaman yang banyak membutuhkan banyak nutrisi sedangkan nutrisi hanya diperoleh dari media arang sekam yang kandungan haranya tidak konstan dan air yang kandungan mineralnya tidak sebaik pupuk.

Berdasarkan hidroponik yang kami lakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kelembaban dari kondisi penanaman dan kelembaban yang ideal pada petumbuhan tumbuhan. Selain itu, perlu diperhitungkan jarak tanaman agar tidak terlalu padat sehingga kompetisi nutrisi dan air dapat diminimalisir serta perlunya penambahan nutrisi tambahan seperti pupuk, sehingga tanam masih dapat tumbuh walaupun nutrisi yang terkandung pada arang sekam telah habis.

Dapus Fahmia, N. 2013. Tanaman Hidroponik-Ir. Siswadi, MP. [online]. Tersedia:

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/03/16/tanaman-hidroponik-ir-siswadi-mp537744.html 1 Desember 2013 Robi, K.M. 2012. Prinsip dasar metode hidroponik. [online]. Tersedia: 1

http://kunikamaulanarobi.blogspot.com/2012/05/metode-hidroponik-prinsip-dasar.html Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai