Analisa Mengenai Dampak Lingkungan: Matakuliah: S0782 - Teknik Lingkungan Tahun: 2009
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan: Matakuliah: S0782 - Teknik Lingkungan Tahun: 2009
Asisten Deputi Urusan Pengawasan dan Evaluasi Lingkungan Deputi Bidang Tata Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2008
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Pasal 34: Pemanfaatan ruang wilayah nasional, propinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan sesuai dengan: .b. standar kualitas lingkungan c. daya dukung dan daya tampung lingkungan
Bina Nusantara
Bina Nusantara
12/9/2013
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Penjelasan Pasal 25 UU 26/2007 mengamanatkan kepada KLH untuk mengkoordinasikan penyusunan peraturan perundang-undangan mengenai daya dukung dan daya tampung lingkungan
Bina Nusantara
Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya
Bina Nusantara
Penjelasan Umum UU 26/2007 butir 5 dan 6: Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara yang satu dan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga diharapkan (i) dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; (ii) tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan (iii) tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.
Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta didukung oleh teknologi yang sesuai akan meningkatkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan subsistem. Hal itu berarti akan dapat meningkatkan kualitas ruang yang ada.
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Pertumbuhan ekonomi Kualitas hidup Output Aktivitas pembangunan Input Sumber daya alam Limbah/residu Lingkungan
(Supportive capacity)
(Carrying capacity)
Bina Nusantara
Daya Dukung
(Assimilative capacity)
Lenzen (2003): kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan.
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Tujuan Penyusunan Pedoman Daya Dukung Lingkungan o Memenuhi amanat UU 26/2007 o Memberikan arahan bagi para pihak yang berkepentingan di pusat dan daerah, untuk melakukan penentuan dan penghitungan daya dukung lingkungan suatu wilayah dalam penataan ruang
Bina Nusantara
Sasaran Pedoman Daya Dukung Lingkungan o Tercapainya penataan ruang wilayah yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya o Berkurangnya dampak negatif terhadap lingkungan dan tercapainya daya dukung lingkungan yang lestari
Bina Nusantara
Materi yang Diatur dalam Pedoman Daya Dukung Lingkungan o Penentuan kawasan yang harus dilindungi o Penentuan kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang kawasan budidaya o Penghitungan daya dukung lingkungan dari aspek lahan dan air
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Prinsip
- Mempertahankan/memprioritaskan lahan yang terbaik untuk pertanian mejadi lahan pertanian paling produktif dan efisien - Mempertahankan/memprioritaskan lahan pada penggunaan yang paling sedikit menimbulkan bahaya/dampak thdp lingkungan bila tidak sesuai maka konsekuensinya adalah biaya tinggi untuk pengelolaan atau degradasi/rusaknya lahan.
Bina Nusantara
Penentuan Kemampuan Lahan (2) Klasifikasi Kemampuan Lahan berdasarkan sistem USDA
Kategori Kelas: Kemampuan lahan menunjukkan kesamaan besarnya faktor-faktor penghambat I - VIII faktor penghambat/resiko meningkat VIII - I spektrum penggunaan meningkat
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Penentuan Kemampuan Lahan (5) Cara: Overlay peta kemampuan lahan dan peta penggunaan lahan, sehingga menghasilkan satuan lahan (SL)
Bina Nusantara
pertanian
I
IIIk1
II
IV
4
1 5
3 6 8
Hutan
Bina Nusantara
Bina Nusantara
KERANGKA PIKIR
Jejak Ekologi
Kebutuhan Air Perkapita Pola Konsumsi dan Kebutuhan Sumberdaya Kebutuhan Air (m3/tahun) Populasi Penduduk Kebutuhan Lahan Setara Beras
Status DDL
Neraca Air
Status DDL
Potensi Lahan Setara Beras Produksi Potensial Setara Beras (ton/ha) Produksi Aktual Setara Beras (ton/ha)
Bina Nusantara
Metoda penghitungan dapat diterapkan pada wilayah Propinsi, Kabupaten/Kota ataupun wilayah ekologis seperti daerah aliran sungai (DAS) dan pulau kecil.
Bina Nusantara
Analisis daya dukung lahan: Penghitungan kebutuhan lahan dibandingkan dengan penghitungan lahan tersedia
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Bina Nusantara
Perbandingan supply/demand
>2,0
Status
1,0 2,0
< 1,0
Bina Nusantara
Wilayah
Prop. SulSel Jawa Barat DKI Jawa Timur Jawa Tengah Kab. Cirebon Kab.Kuningan Kab. Indramayu Kab. Majalengka Kota Cirebon
Bina Nusantara
Terimakasih
Bina Nusantara