Anda di halaman 1dari 27

Psikotropika

Pengertian psikotropika atau neuroleptik menurut WHO adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman. Obat-obat neuroleptika juga disebut tranquilizer mayor, obat anti psikotik atau obat anti skizofren, karena terutama digunakan dalam pengobatan skizofrenia

Psikotropika (UU RI no 5 tahun 1997)


Zat atau obat, alamiah maupun sintetis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Neuroleptik bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronis. Ciri terpenting obat neuroleptik ialah :
Berefek anti psikosis, yaitu berguna untuk mengatasi agresivitas, hiper aktivitas dan labilitas emosional pada pasien psikosis. Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam ataupun anesthesia. Dapat menimbulkan gejala ekstra piramidal yang reversible atau ireversibel. Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan psikis atau fisik.

Obat-obat anti psikotik ini terbagi atas dua golongan besar, yaitu :
Obat-obat neuroleptika tipikal (tradisional) Obat-obat neuroleptika atipikal

Obat-obat neuroleptika tipikal (tradisional) adalah inhibitor kompetitif pada berbagai reseptor, tetapi efek anti psikotiknya mencerminkan penghambatan kompetitif dari reseptor dopamin. Obat-obat ini berbeda dalam potensinya tetapi tidak ada satu obatpun yang secara klinik lebih efektif dari yang lain.

Obat anti Psikotik Tipikal


1. Phenothiazine Rantai aliphatic

CHLORPROMAZINE LEVOMEPROMAZINE

Rantai piperazine :
PERPHENAZINE TRIFLUOPERAZINE FLUPHENAZINE

Rantai piperidine 2. Butyrophenone

: THIORIDAZINE : HALOPERIDOL

3. diphenyl-butyl-piperidine : PIMOZIDE

Obat-obat neuroleptika atipikal adalah obatobat yang lebih baru, disamping berafinitas terhadap Dopamine D2 Receptors juga terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors. Kebanyakan obat atipikal ini menyebabkan disfungsi ekstrapiramidal yang kurang kalau dibandingkan dengan obat-obatan standar.

Obat Anti Psikotik Atipikal 1.Benzamide : SULPIRIDE

2.Dibenzodiazepine
CLOZAPINE OLANZAPINE QUETIAPINE

3. Benzisoxazole : RISPERIDON

FARMAKOKINETIK

FARMAKOKINETIK
Obat-obat anti psikotik dapat diserap pada pemberian peroral, dan dapat memasuki sistem saraf pusat dan jaringan tubuh yang lain karena obat anti psikotik adalah lipid-soluble. Kebanyakan obat-obatan antipsikotik bisa diserap tapi tidak seluruhnya. Obat-obatan ini juga mengalami first-pass metabolism yang signifikan. Oleh karena itu, dosis oral chlorpromazine and thioridazine mempunyai availability sistemik 25 35%. Haloperidol dimetabolisme lebih sedikit, dengan availability sistemik rata-rata 65%.

Kebanyakan obat antipsikotik bergabung secara intensif dengan protein plasma (92 99%) sewaktu distribusi dalam dalam darah. Volume distribusi obat-obatan ini juga besar, biasanya lebih dari 7L/kg. Obat-obatan ini memerlukan metabolisme oleh hati sebelum eliminasi dan mempunyai waktu paruh yang lama dalam plasma sehingga memungkinkan oncedaily dosing. Walaupun setengah metabolit tetap aktif, seperti 7hydroxychloropromazine dan reduced haloperidol, metabolit dianggap tidak penting dalam efek kerja obat tersebut.

Terdapat satu pengecualian, yaitu mesoridazine, yang merupakan metabolit utama thioridazin, lebih poten dari senyawa induk dan merupakan kontributor utama efek obat tersebut. Sangat sedikit obat-obatan psikotik yang diekskresi tanpa perubahan. Obat-obatan tersebut hampir dimetabolisme seluruhnya ke substansi yang lebih polar. Waktu paruh eliminasi (ditentukan oleh clearance metabolic) bervariasi, bisa dari 10 sampai 24 jam.

Mekanisme kerja

Secara umum, terdapat beberapa hipotesis tentang cara kerja antipsikotik, yang dapat digolongkan berdasarkan jalur reseptor dopamin atau reseptor non-dopamine. Hipotesis dopamin untuk penyakit psikotik mengatakan bahwa kelainan tersebut disebabkan oleh peningkatan berlebihan yang relatif dalam aktifitas fungsional neurotransmiter dopamin dalam traktus tertentu dalam otak.

Hipotesis ini berlandaskan observasi berikut: Sebagian besar obat antipsikotik memblok reseptor postsinaps pada SSP, terutama pada sistem mesolimbik-frontal.

Penggunaan obat yang meningkatkan aktivitas dopamin, seperti levodopa (prekursor dopamin), amfetamin (merangsang sekresi dopamin), apomorfin (agonis langsung reseptor dopamin) dapat memperburuk skizofrenia ataupun menyebabkan psikosis de novo pada pasien.
Pemeriksaan dengan positron emission tomography (PET) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan reseptor dopamin pada pasien skizofrenia (baik yang menjalani terapi ataupun tidak) bila dibandingkan dengan orang yang tidak menderita skizofrenia.

Pada pasien skizofrenia yang terapinya berhasil, telah ditemukan perubahan jumlah homovallinic acid (HVA) yang merupakan metabolit dopamin, pada cairan serebrospinal, plasma, dan urin. Telah ditemukan peningkatan densitas reseptor dopamin dalam region tertentu di otak penderita skizofren yang tidak diobati.

Reseptor D2, ditemukan dalam kaudatusputamen, nukleus accumbens, kortek serebral dan hipotalamus, berpasangan secara negatif kepada adenyl cyclase.

Hipotesis jalur reseptor non dopamin: Beberapa antipsikotik yang lebih baru mempunyai afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor-reseptor selain reseptor D2. Contohnya, tindakan menghambat alfaadrenoseptor mempunyai korelasi baik dengan efek antipsikotik kebanyakan obat baru ini. Inhibisi reseptor serotonin (S) juga merupakan cara kerja obat-obatan antipsikotik baru ini.

Tindakan Penghambatan Relatif pada Reseptor oleh Obat-obatan Neuroleptik

Obat Kebanyakan phenothiazine dan thioxanthene

D2 ++

D4 -

Alfa1 ++

5-HT2 +

M +

H1 +

Thiordazine Haloperidol Clozapin Molindone Olazapin Quetiapin Risperidon Sertindole

++ +++ ++ + + ++ ++

++ -

++ + ++ + + + + +

+ ++ ++ ++ ++ +++

+++ ++ + + + + -

+ + + + + + -

EFEK SAMPING

KLORPROMAZIN DAN DERIVAT FENOTIAZIN


Efek samping Batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup aman. Efek samping umumnya, berupa ikterus, dermatitis dan leukopenia. Reaksi ini disertai eosinofilia dalam darah perifer. Efek endokrin CPZ menghambat ovulasi dan menstruasi, juga menghambat sekresi ACTH. Hal ini dikaitkan dengan efeknya terhadap hipotalamus. Semua fenotiazin, kecuali klozapin menimbulkan hiperprolaktinemia lewat penghambatan efek sentral dopamin.

Kardiovaskular Dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan : Refleks presor yang penting untuk mempertahankan tekanan darah yang dihambat oleh CPZ. Berefek bloker Menimbulkan efek inotropik negatif pada jantung Toleransi dapat timbul terhadap efek hipotensif CPZ Neurologik Dapat menimbulkan gejala ekstra piramidal seperti parkinsonisme pada dosis berlebihan. Dikenal 6 gejala sindrom neuroleptik yang karakteristik pada obat ini, empat diantaranya terjadi sewaktu obat diminum, yaitu distonia akut, akatisia, parkinsonisme dan sindroma neuroleptik malignant Dua gejala lain timbul setelah pengobatan berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, berupa tremor perioral dan diskinesia tardif.

BUTYROPHENONE Efek samping dan intoksikasi Menimbulkan reaksi ekstra pyramidal terutama pada pasien usia muda. Dapat terjadi depresi akibat reversi keadaan mania atau sebagai efek samping. Leukopenia dan agranulositosis ringan dapat terjadi. Haloperidol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil. Susunan saraf pusat Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang mengalami eksitasi, menurunkan ambang rangsang konvulsif, menghambat sistem dopamin dan hypothalamus Sistem saraf otonom Dapat menyebabkan pandangan kabur. Obat ini menghambat aktifitas reseptor yang disebabkan oleh amin simpatomimetik. Sistem kardiovaskular dan respirasi Menyebabkan hipotensi, takikardi, dan dapat menimbulkan potensiasi dengan obat penghambat respirasi. Efek endokrin Menyebabkan galaktore

DIBENZODIAZEPIN Efek samping dan intoksikasi Agranulositosis merupakan efek samping utama pada pengobatan dengan klozapin. Gejala ini timbul paling sering 6-18 minggu setelah pemberian obat, dengan resiko 1,2% pada penggunaan setelah 4 minggu. Penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 6 minggu kecuali bila terlihat ada perbaikan. Dapat pula terjadi hipertermia, takikardia, sedasi, pusing kepala, hipersalivasi, kantuk, letargi, koma, disorientasi, delirium, depresi pernapasan, aritmia dan kejang.

OBAT ANTI PSIKOSIS

EFEK EFEK EKSTRAPIRA ANTIEMETIK MIDAL

EFEK SEDATIF

EFEK HIPOTEN SIF

A. DERIVAT FENOTIAZIN 1. Senyawa dimetilaminopropil : Klorpromazin Promazin Triflupromazin 2. Senyawa piperidil : Mepazin Tioridazin 3. Senyawa piperazin : Asetofenazin Karfenazin Flufenazin Perfenazin Proklorperazin Trifluoperazin tiopropazat B. NON-FENOTIAZIN Klorprotiksen C. BUTYROPHENONE Haloperidol

++ ++ +++ ++ + ++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++

++ ++ +++ ++ + ++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++

+++ ++ +++ +++ ++ + ++ ++ + ++ ++ +++ +

++ +++ + ++ ++ + ++ + + + + ++ +

EFEK

GAMBARAN KLINIS

WAKTU RISIKO MAKSIMAL

MEKANISME

PENGOBATAN

Distonia akut

Spasme otot lidah, wajah, leher, punggung ; dapat menyerupai bangkitan ; bukan histeria Ketidak-tenangan, motorik, bukan ansietas atau agitasi Bradikinesia, rigiditas, macam-macam tremor, wajah topeng, suffling gait Katatonik, stupor, demam, tekanan darah tidak stabil, mioglobinemia,; dapat fatal

1-5 hari

Belum diketahui

Dapat diberikan berbagai pengobatan, obat anti Parkinson bersifat diagnostik dan kuratif Kurangi dosis atau ganti obat; obat anti Parkinson, benzodiazepin, atau propanolol Obat anti menolong Parkinson

Akatisia

5-60 hari

Belum diketahui

Parkinsonisme

5-30 hari

Antagonisme dengan dopamin

Sindroma malignan

Berminggu-minggu, Ada kontribusi Hentikan neuroleptik dapat bertahan antagonisme dengan segera; dantrolene atau beberapa hari setelah dopamin bromokriptin dapat obat dihentikan menolong; obat anti Parkinson lainnya tidak efektif Tremor perioral Tremor perioral Setelah berbulan- Belum diketahui Obat antiparkinson sering (sindroma kelinci) (mungkin sejenis bulan atau bertahunmenolong perkinsonisme yang tahun dating terlambat) pengobatan Diskinesia tardif Diskinesia mulut-wajah; Setelah berbulan- Diduga : kelebihan efek Sulit dicegah, pengobatan koreoatetosis atau bulan atau bertahun- dopamin tidak memuaskan distonia meluas tahun (memburuk dengan penghentian)

Anda mungkin juga menyukai