Anda di halaman 1dari 20

Artikel Asli

Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011 335

ejak pertama kali ditemukan pada tahun 1823

hin a kini in!eksi "irus den ue menunjukkan penin katan insidens. Selama ini, seba ai a#uan klinis dia nosis dan klasi!ikasi in!eksi den ue, di unakan kriteria $%& tahun 1'8( dan diperbaharui tahun 1''). *riteria $%& 1'')

Perbandingan Kemampuan Kriteria WHO 1997 dan Klasifikasi DENCO dalam Diagnosis dan
Kiki MK Samsi, Evelyn Phangkawira, Tatang K Samsi
Fakultas *edokteran +ni"ersitas ,arumana ara- .umah Sakit Sumber $aras, /akarta
Latar belakang. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, spektrum klinis infeksi dengue semakin luas dan bervariasi yang diikuti oleh beberapa klasifikasi infeksi dengue baru. Sejauh mana Kriteria WHO- !!" dan klasifikasi baru ini mampu mendeteksi infeksi dengue pasien di #S Sumber Waras, belum pernah dinilai. $ujuan. %embandingkan kesesuaian antara hasil konfirmasi laboratorium untuk infeksi dengue dengan kriteria WHO- !!", Klasifikasi &'()O, dan modifikasi WHO- !!" di #S Sumber Waras. Selain itu dinilai kemampuan ketiga kriteria*klasifikasi dalam mengelompokkan spektrum klinis infeksi dengue. %etode. %erupakan penelitian diskriptif retrospektif dengan menggunakan data penelitian kami terdahulu +,luster study untuk dengue-. Hasil. &alam periode tahun .//0-.//1, terdapat /" subjek penelitian terdiri !1 kasus infeksi virus dengue +serologi dan*atau virology positif- dan ! sakit namun bukan kasus infeksi virus. &ata menunjukkan bah2a dari !1 kasus terbukti infeksi dengue, !3 sesuai dengan Kriteria WHO !!", !" sesuai Klasifikasi &en,o, dan !" sesuai %odifikasi WHO- !!" di #S Sumber Waras. $erdapat .0 subjek yang tidak dapat diklasifikasikan dengan kriteria WHO !!" yang ternyata ! subjek dengue dengan tanda peringatan dan 4 subjek dengue berat berdasarkan Klasifikasi &'()O, sedangkan dengan modifikasi WHO- !!" #SSW +perdarahan bukan syarat mutlak-, didapat ! subjek &5&, SS& . subjek, &5& ensefalopati subjek, dan SS& ensefalopati . subjek. Kesimpulan. Kriteria WHO- !!" masih merupakan kriteria yang sesuai dalam diagnosis infeksi dengue, namun untuk dapat mengelompokan spektrum klinis infeksi dengue perlu dipertimbangkan agar manifestasi perdarahan tidak digunakan sebagai syarat mutlak. Sari Pediatri ./ 6 .+4-7884-0 . Kata kun,i7 den ue, kriteria, $%&, 01N2& 9lamat korespondensi7
0r. *iki 3.* Samsi, Sp.A. 4a ian 5lmu *esehatan Anak, .umah Sakit Sumber $aras, /akarta. Fakultas *edokteran, +ni"ersitas ,arumana ara, /akarta

33(

Kiki MK Samsi dkk: 6erbandin an kriteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& in!eksi den ue
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011

hin a 2008. Subjek terdiri dari kasus indeks dan partisipans komunitas. *asus indeks adalah pasien 7an dira8at di .S Sumber $aras dan terbukti se#ara klinis serta laboratoris menderita in!eksi "irus den ue. Selanjutn7a peneliti mendatan i tempat tin al pasien dan men ikut sertakan 20 8ar a sekitar untuk menjadi subjek penelitian 9partisipan komunitas: *on!irmasi dia nosis in!eksi "irus den ue dite akkan melalui pemeriksaan 1lisa 5 3 anti den ue, hema lutination inhibition, .,-62., dan isolasi "irus 7an dilakukan pada hari-hari 7an berbeda.1; ,es 1lisa 5 3 dan hema lutination inhibition din7atakan positi! bila terdapat kenaikan titer antibodi sebesar ; kali antara masa akut dan kon"alesen. 6asien in!eksi "irus den ue adalah kasus indeks dan partisipan komunitas den an bukti adann7a "iremia "irus den ue, sedan kan subjek bukan pasien in!eksi "irus den ue adalah partisipan komunitas 7an sakit namun tidak ditemukan adan7a "iremia "irus den ue.15 1(

Klasifikasi infeksi dengue yang diteliti

*lasi!ikasi 7an diuji adalah *riteria $%& 1''), *lasi!ikasi 01N2&, dan modi!ikasi kriteria $%& 1'') .SS$ 9,abel 1a,1b,1#:. men klasi!ikasikan in!eksi den ue menjadi demam den ue, demam berdarah den ue dan sindrom s7ok den ue.1 Namun sejalan den an penin katan kualitas pela7anan kesehatan, kemajuan ilmu pen etahuan di bidan "irolo i, dan pemahaman interaksi "irus den an respons tubuh, maka spektrum klinis in!eksi den ue menjadi semakin ber"ariasi, 7aitu in!eksi asimtomatik, demam den ue, demam berdarah den ue, mani!estasi perdarahan berat, an uan or an spesi!ik 7an berat 9 a al hati, ense!alopati<ense!alitis den ue, Alamat korespondensi= pankreatitis, transveres myelitis, miokarditis, in!ark m7o#ardium, irreversible myositis:.2 3 ;-( *ondisi tersebut men7ebabkan kera uan akan akurasi *riteria $%& 1'') dan beberapa ahli kemudian memodi!ikasi kriteria $%& 1''), termasuk klasi!ikasi 01N2& 7an berbeda den an klasi!ikasi $%& 1'') dan diusulkan menjadi kriteria baru $%&.5 )-12 Sampai saat ini di .S Sumber $aras belum diteliti apakah *riteria $%& 1'') masih sesuai den an kon!irmasi laboratorium untuk dia nosis in!eksi den ue dan mampu men elompokan spektrum klinis in!eksi den ue serta membandin kann7a den an klasi!ikasi 01N2&. 3en in at perlun7a kesepakatan dalam menerapkan kriteria dia nosis dan kriteria mani!estasi klinis in!eksi den ue diberba ai tin kat sarana kesehatan di 5ndonesia khususn7a di .S Sumber $aras, maka kami melakukan penelitian den an membandin kan

kesesuaian antara hasil kon!ormasi laboratorium untuk in!eksi den ue den an keti a kriteria<klasi!ikasi 7aitu kriteria $%& 1''), 01N2& stud7, dan kriteria $%& 1'') 7an la>im di unakan oleh klinisi di .S Sumber $aras 9modi!ikasi $%& 1'') di .S Sumber $aras:. 0isampin itu akan didiskripti!kan kemampuan keti a kriteria<klasi!ikasi dalam men elompokan spektrum klinis in!eksi "irus den ue. %etode ,elah dilakukan penelitian diskripti! 7an men unakan data rekam medis dan data penelitian cluster pen7akit in!eksi den ue di .S Sumber $aras.

Subjek penelitian

Subjek penelitian diambil dari subjek penelitian cluster study 7an telah dilaksanakan sejak tahun 2005
?ambar 1. Alur pemilihan subjek penelitian pada #luster stud7.13 33)
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011

Kiki MK Samsi dkk: 6erbandin an kriteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& in!eksi den ue

:engolahan data

6erbandin an kesesuaian antara hasil kon!irmasi laboratorium untuk in!eksi den ue den an keti a klasi!ikasi dan kemampuan keti a kriteria<klasi!ikasi dalam men elompokkan spektrum klinis in!eksi "irus den ue akan dianalisis se#ara diskripti!.

Hasil

0alam kurun 8aktu 200;-2008 telah dira8at 10) kasus memenuhi kriteria penelitian, 7aitu '8 kasus in!eksi "irus den ue 9serolo i dan<atau "irolo i positi! : dan ' kasus sakit namun bukan pasien in!eksi "irus den ue 9serolo i dan "irolo i ne ati! : den an hasil uji dia nosis tertera pada ,abel 2. :engelompokan spektrum klinis infeksi virus dengue 4erdasarkan kriteria $%& 1''), dari '8 kasus in!eksi den ue terdapat 38 pasien demam den ue, 28 040 derajat 5-55, ( SS0, 2 bukan in!eksi den ue dan 2; subjek tidak dapat diklasi!ikasikan 9,abel 3a dan 3b:. 4erbeda den an kriteria $%& 1''), pada klasi!ikasi 01N2& dan modi!ikasi kriteria $%& 1'') di .S Sumber $aras semua pasien dapat diklasi!ikasikan 9,abel 3a, 3b, 3#:.
,abel 1a. *riteria $%& 1'')1 i. 0emam den ue 9kasus probable) 6asien den an demam tin i akut<mendadak den an minimal dua dari ejala berikut ini= Sakit kepala, n7eri retroorbital, n7eri otot, n7eri sendi<n7eri tulan , rash, mani!estasi perdarahan 9,es tourni@uet positi!, petekie, epistaksis:, leukopenia. *riteria laboratorium antibodi %5 1.280 atau tes 1A5SA 5 3<5 ? positi! pada masa kon"alesens atau adan7a kon!irmasi kasus den ue di daerah 7an sama. ii. 0emam berdarah den ue 6asien den an 2 ejala klinis dan 2 ejala laboratorium

seba ai berikut= 0emam tin i mendadak selama 2-) hari, mani!estasi perdarahan minimal torniket positi!, jumlah trombosit di ba8ah 100.000< #umm, hemokonsentrasi 9penin katan hematokrit 20B: atau adan7a bukti kebo#oran plasma lain, seperti asites, e!usi pleura, kadar protein<albumin< kolesterol serum 7an rendah. Albumin 3,5 n B atau kolesterol C100 m B pada pasien anak nonmalnutrisi dipertimban kan seba ai bukti tidak lan sun adan7a kebo#oran plasma. %epatome ali tidak dimasukkan di dalam de!inisi kasus, karena ber antun dari 8aktu pemeriksaan dan berbedabeda antar pemeriksa. iii. Sindroma s7ok den ue 3emenuhi semua 9ke-;: kriteria 040, ditambah den an bukti adan7a ke a alan sirkulasi 7an ditunjukkan den an adan7a nadi 7an #epat dan lemah dan tekanan nadi 7an men7empit 9C20mm% 92,)k6a::, atau den an mani!estasi hipotensi 9berdasarkan nilai normal untuk umur:, akral din in, sembab dan elisah ,abel 1b. *lasi!ikasi 01N2&12 i. 0ia nosis presumti! den ue adalah den an ditemukann7a demam dan dua dari kriteria berikut, anoreksia dan mual, ruam, pe al-pe al atau n7eri, tanda perin atan, leukopenia, tes torniket 9D:, ditambah den an adan7a ri8a7at oran sekitar 7an terin!eksi den ue atau tin al di < beper ian ke daerah endemis den ue. ii. 0en ue tanpa tanda perin atan memenuhi kriteria untuk dia nosis presumti! den ue tanpa tanda perin atan iii. 0en ue den an tanda perin atan memenuhi kriteria untuk dia nosis presumti! den ue, dimana salah satu mani!estasin7a termasuk dalam tanda perin atan, 7aitu n7eri perut atau te an pada perut, muntah 7an persisten, se#ara klinis didapatkan adan7a akumulasi #airan, perdarahan mukosa, letar i atau elisah, pembesaran hati E 2#m, se#ara laboratorium didapatkan adan7a penin katan hematokrit 7an bersamaan den an turunn7a trombosit se#ara drastis i". 5n!eksi den ue berat. - *ebo#oran plasma berat 7an men akibatkan= - S7ok 9sindrom s7ok den ue: - Akumulasi #airan den an distres perna!asan - 6erdarahan hebat - ?an uan or an spesi!ik 7an berat= - %ati= penin katan AS, atau AA, 1000 - SS6= an uan kesadaran - /antun dan or an-or an lainn7a 338
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011

Kiki MK Samsi dkk: 6erbandin an kriteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& in!eksi den ue

0ari 2; subjek 7an tidak dapat diklasi!ikasikan den an kriteria $%& 1''), tern7ata 1' pasien ter olon den ue den an tanda perin atan dan 5 pasien den ue berat berdasarkan *lasi!ikasi 01N2&. Subjek 7an tidak dapat diklasi!ikasikan den an *riteria $%& 1'') adalah subjek 7an memenuhi de!inisi demam den ue, terdapat bukti kebo#oran plasma, namun

tidak terdapat mani!estasi perdarahan. 3ani!estasi perdarahan menjadi pers7aratan kriteria $%& 1'') untuk klasi!ikasi demam berdarah den ue 9derajat 5 F5V: sedan kan penelitian ini mendapatkan bah8a dari 58 subjek men alami kebo#oran plasma 9sesuai untuk demam berdarah den ue: han7a 32 subjek 7an men alami perdarahan, sedan kan 2( pasien men alami kebo#oran plasma tanpa ada perdarahan. 3odi!ikasi kriteria $%& 1'') di .S Sumber $aras dapat men elompokan 2; pasien kebo#oran plasma menjadi 1' pasien demam berdarah den ue, sindrom s7ok den ue 2 pasien, demam berdarah den ue ense!alopati 1 pasien, dan sindrom s7ok den ue ense!alopati 2 pasien.

:embahasan

Seirin den an berkemban n7a ilmu pen etahuan


,abel 2. *esesuaian hasil kon!irmasi laboratorium den an kriteria $%& 1''), klasi!ikasi 01N2&, dan $%& 1'') di .S Sumber $aras *riteria<*lasi!ikasi *on!irmasi laboratorium 9"irolo i, serolo i: ,erbukti in!eksi den ue 9nG'8: ,idak terbukti in!eksi den ue 9nG ': *riteria $%& 1'') '( 5 *lasi!ikasi 01N2& ') ; 3odi!ikasi kriteria $%& 1'') di .S Sumber $aras ') 8 ,abel 1# . 3odi!ikasi kriteria $%& 1'') di .S Sumber $aras H 3odi!ikasi ini me8akili *riteria den ue dari $%& 1'') 7an di unakan oleh para klinisi di .S Sumber $aras dalam praktek sehari-hari berdasarkan penelitianpenelitian kami sebelumn7a. H Selain *riteria $%& 1''), dia nosis klinis in!eksi den ue di .S Sumber $aras ju a mempertimban kan ke#enderun an penin katan hematokrit disertai den an penurunan trombosit, kejadian luar biasa atau endemisitas daerah tempat tin al. H ,rombositopenia untuk in!eksi den ue mempertimban kan adan7a ke#enderun an penurunan trombosit den an cut point 150.000<IA H 0ia nosis demam berdarah den ue berdasarkan adan7a kebo#oran plasma 7an ditandai den an penin katan hematokrit 20B 9%ematokrit tertin i dikuran i hematokrit pada masa kon"alesen: dan<atau ditemukan adan7a akumulasi #airan di jarin an 9e!usi pleura, as#ites, dan pemben kakan kandun empedu:. 6asien den an ejala demam tanpa mani!estasi perdarahan disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi dite akkan dia nosis klinis 9presumptive: demam berdarah den ue. H Sindroma s7ok den ue= ,idak ada perbedaan den an *riteria $%& 1''). H 3ani!estasi lain adan7a ense!alopati atau keterlibatan or an spesi!ik lainn7a 9misaln7a pankreatitis:. ,abel 3a. 6erbandin an kriteria $%& 1'') den an klasi!ikasi 01N2& dalam men elompokan spektrum klinis in!eksi "irus den ue *riteria $%& 1'')

*lasi!ikasi 01N2& 4ukan den ue 0en ue tanpa tanda perin atan 0en ue den an tanda perin atan 0en ue berat ,otal 4ukan in!eksi den ue 1 - 1 - 2 0emam den ue - 1; 2; - 38 0emam berdarah den ue - - 28 - 28 Sindrom s7ok den ue - - - ( ( 5n!eksi den ue tidak terklasi!ikasikan - - 1' 5 2; ,otal 1 1; )2 11 '8 33'
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011

Kiki MK Samsi dkk: 6erbandin an kriteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& in!eksi den ue

di bidan pato enesis pen7akit dan laboratorium "irolo i-serolo i, para klinisi mendapatkan spektrum mani!estasi klinis in!eksi den ue menjadi lebih luas dan ber"ariasi.1) %al ini men7ebabkan kesulitan dalam mendia nosis in!eksi den ue dan menimbulkan kera uan terhadap kemampuan 9akurasi: kriteria $%& 1'').5,',11,18,1' 01N2& Study membuat kriteria baru dalam upa7a menin katkan akurasi dia nosis in!eksi "irus den ue.12 Sedan kan di ba ian 5lmu *esehatan Anak .S Sumber $aras han7a memodi!ikasi kriteria $%& 1'') 7an didasari atas penelitian-penelitian kami terdahulu. 1lisa 5 3 anti den ue, hema lutination inhibition, .,-62., dan isolasi "irus dari bahan darah subjek 7an diambil se#ara serial dalam beberapa hari.1( 6enelitian kami menunjukkan bah8a kriteria $%& 1'') masih memiliki kemampuan 7an baik dalam mendeteksi pasien terbukti in!eksi "irus den ue 9true positive: 4ahkan se#ara klinis sebandin den an kesesuaian dua kriteria<klasi!ikasi lainn7a 7aitu klasi!ikasi 01N2& dan modi!ikasi kriteria $%& 1'') di .S Sumber $aras 3eskipun kriteria $%& 1'') mampu men de tek si pasien in!eksi "irus den ue, kami mendapatkan kesulitan dalam men elompokan 2; subjek 7an sesuai de n an in!eksi den ue demam 2-) hari, trombosit C100.000< +l, disertai kebo#oran plasma 9hemokonsentrasi atau bukti penumpukan #airan di jarin an: tetapi tidak menunjukkan mani!estasi perdarahan. *riteria $%& 1'') mens7aratkan minimal 2 mani!estasi klinis dan 2 hasil laboratories 9demam, perdarahan, an uan sirkulasi trombositopenia C100.000<uA, hemokonsentrasi atau penumpukan #airan di jarin an: maka ke-2; subjek ini tidak dapat diklasi!ikasikan den an kriteria $%& 1''). *lasi!ikasi 01N2& dan modi!ikasi $%& 1'') di .SS$ tidak menjadikan mani!estasi perdarahan seba ai s7arat mutlak sehin a semua subjek 7an terbukti menderita in!eksi den ue dapat diklasi!ikasikan.

/ika kita menilai kembali dari sejarahn7a, pen7akit in!eksi den ue pertama kali dilaporkan pada tahun 1823 saat terjadi outbreak 9kejadian luar biasa: di dae,abel 3b. 6erbandin an kriteria $%& 1'') den an modi!ikasi kriteria $%& 1'') di .S sumber 8aras dalam men elompokan spektrum klinis in!eksi "irus den ue *riteria $%& 1'') 3odi!ikasi *riteria $%& 4ukan den ue 0emam den ue 040 SS0 040 ense!alopati SS0 ense!alopati ,otal 4ukan in!eksi den ue 1 1 - - - - 2 0emam den ue - 38 - - - - 38 0emam berdarah den ue - - 28 - - - 28 Sindrom s7ok den ue - - - ( - - ( 5n!eksi den ue tidak terklasi!ikasikan - - 1' 2 1 2 2; ,otal 1 3' ;) 8 1 2 '8 ,abel 3#. 6erbandin an kriteria $%& 1'') den an klasi!ikasi den#o dalam men elompokan spektrum klinis in!eksi "irus den ue 3odi!ikasi *riteria $%& 1'') di .SS$ *lasi!ikasi 01N2& 4ukan den ue 0en ue tanpa tanda perin atan 0en ue den an tanda perin atan 0en ue berat ,otal 4ukan in!eksi den ue 1 - - - 1 0emam den ue - 1; 25 - 3' 0emam berdarah den ue - - ;) - ;) Sindrom s7ok den ue - - - 8 8 040 ense!alopati - - - 1 1 SS0 ense!alopati - - - 2 2 ,otal 1 1; )2 11 '8 3;0
Kiki MK Samsi dkk: 6erbandin an kriteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& in!eksi den ue
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011

rah 5ndie 4arat dan A!rika ,imur 7an dikenal den an nama pen7akit denga 9aneh:. *emudian pada tahun 18')-1'31 selama terjadi epidemi pen7akit den a di Australia, Junani, dan ,ai8an den an mani!estasi klinis 7an umumn7a berat 7aitu s7ok, mani!estasi perdarahan, sampai den an kematian. 6ada tahun 1'50 di .umah Sakit Siriraj di 4an kok 9,hailand:

dilaporkan kasus-kasus 7an terjadi setiap musim hujan 7an kenal seba ai Kpurpura trombositopenia den an kolaps kardio"askularL. 3ani!estasi klinis ini mirip den an apa 7an kita kenal sekaran seba ai sindrom s7ok den ue. 6ada tahun 1'5; Filipina ju a melaporkan kasus 7an serupa 7an kemudian diberi nama Phillipines emorrhagic !ever. 4aru pada tahun 1'(; $%& menamakan pen7akit 7an sudah dilaporkan selama ini den an nama dengue hemorrhagic "ever 9demam berdarah den ue:. .an kaian sejarah inilah 7an men7ebabkan kriteria $%& hin a saat ini menjadikan mani!estasi perdarahan seba ai s7arat klasi!ikasi untuk demam berdarah den ue. 6en etahuan tentan pato enesis akhirn7a menunjukkan bah8a pen7ebab terjadin7a s7ok pada demam berdarah adalah adan7a kebo#oran plasma. 4ahkan penelitian terbaru menunjukkan bah8a kebo#oran plasma terjadi akibat adan7a pere an an tight #unction endotel 7an bersi!at re"ersible dan terjadi dalam 8aktu 2;-)2 jam saja. Se era setelah "irus dapat dieliminasi dan sitokin 95A-8, ,NF- :2022 dapat dinetralisasi, maka kontraksi otot endotel men hilan dan tight #unction kembali seperti semula. 6emahaman ini didukun oleh hasil penelitian patolo i anatomi 7an menemukan bah8a pembuluh darah kasus in!eksi den ue 7an men alami kebo#oran plasma han7a menujukkan adan7a edema rin an tanpa adan7a kerusakan pembuluh darah 9!ra ilitas kapiler:. 6ato enesis kebo#oran plasma berbeda den an pato enesis perdarahan 7an disebabkan oleh adan7a penin katan !ra ilitas kapiler. 6roses penin katan !ra ilitas kapiler, seba ai akibat kerusakan pembuluh darah, melibatkan respon in!lamasi 7an lebih kompleks 9peran 5-2A3, V-2A3, dan komplemen:. 0en an kata lain, perbedaan pato enesis memun kinkan adan7a kasus demam berdarah den ue 9didasari bukti kebo#oran plasma: 7an tidak menunjukkan adan7a mani!estasi perdarahan.22 6enelitian kami mendapatkan bah8a mani!estasi perdarahan tampak pada (1 9(8,;B: di antara 10) subjek terbukti positi! in!eksi den ue. 4ahkan dari 58 subjek 7an men alami kebo#oran plasma han7a 3; 958,(B: subjek 7an men alami perdarahan. %al ini mendasari pemikiran apakah mani!estasi perdarahan masih rele"an untuk dimasukkan ke dalam s7arat mutlak kriteria demam berdarah den ue $%& 1''). 6erbedaan pen elompokan ju a terjadi pada subjek demam den ue 9menurut *riteria $%& 1'') dan 3odi!ikasi *riteria $%& 1'') di .SS$:, karena men alami n7eri perut dikelompokkan seba ai den ue den an tanda perin atan. *ami memberikan terapi sesuai protokol demam den ue dan selama pera8atan subjek ini tidak men alami kebo#oran plasma ataupun kelainan lain 7an men an#am ji8a. *ami memandan

perlun7a penjelasan detail dalam klasi!ikasi 01N2& tentan bentuk n7eri perut 7an menunjukkan tanda perin atan. Selain itu kami ju a menemukan subjek 7an menderita ense!alopati<ense!alitis dan dikelompokan seba ai 040 ense!alopati dan SS0 ense!alopati. *riteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& memiliki spesi!isitas 7an rendah dan lebih rendah daripada 3odi!ikasi *riteria $%& 1'') di .SS$.23 4aik *riteria $%& 1'') ataupun *lasi!ikasi 01N2& tidak men#antumkan penurunan trombosit seba ai s7arat, sedan kan klasi!ikasi in!eksi den ue oleh sta! medis di .S Sumber $aras men unakan penurunan trombosit den an cutpoint 150.000<IA seba ai salah satu pertimban an.1 12 Sampai saat ini *riteria $%& 1'') masih memiliki kemampuan 7an baik dalam mene akkan dia nosis in!eksi den ue. Namun untuk dapat men elompokan semua kasus 7an terbuki in!eksi den ue perlu dipertimban kan a ar mani!estasi perdarahan tidak di unakan seba ai s7arat mutlak.

&aftar pustaka
1. &r ani>ation $%. $engue emorrhagic !ever: diagnosis, treatment, prevention and control, . Se#ond edition ed. ?ene"a= $%&, 1''). 2. Aum A2, Aam S*, 2ho7 JS, ?eor e ., %arun F. 0en ue en#ephalitis= a true entit7M %m & Trop Med yg 1''(N5;=25(-'. 3. Soares 2N, 2abral-2astro 3/, 6eralta /3, Freitas 3., 6u##ioni-Sohler 3. 3enin itis determined b7 oli os7mptomati# den ue "irus t7pe 3 in!e#tion= report o! a #ase. 'nt & 'n"ect $is 2010N1;=e150-2. ;. Aum A2, Aam S*, ?eor e ., 0e"i S. Fulminant hepatitis in den ue in!e#tion. Southeast %sian & Trop Med Public

3;1

Kiki MK Samsi dkk: 6erbandin an kriteria $%& 1'') dan klasi!ikasi 01N2& in!eksi den ue
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5, Februari 2011

ealth 1''3N2;=;()-)1. 5. 4almaseda A, %ammond SN, 6ere> 3A, 2uadra ., Solano S, .o#ha /, dkk. Short report= assessment o! the $orld %ealth &r ani>ation s#heme !or #lassi!i#ation o! den ue se"erit7 in Ni#ara ua. %m & Trop Med yg 2005N)3=105'-(2. (. *han NA, A>har 15, 1l-Fik7 S, 3adani %%, Abuljadial 3A, Ashshi A3, dkk. 2lini#al pro!ile and out#ome o! hospitali>ed patients durin !irst outbreak o! den ue in 3akkah, Saudi Arabia. %cta Trop 2008N105=3'-;;. ). 6huon 2O, Nhan N,, *neen ., ,hu7 6,, "an ,hien 2, N a N,, dkk. 2lini#al dia nosis and assessment o! se"erit7 o! #on!irmed den ue in!e#tions in Vietnamese #hildren= is the 8orld health or ani>ation #lassi!i#ation s7stem help!ulM %m & Trop Med yg 200;N)0=1)2-'. 8. Setiati ,1, 3airuhu A,, *oraka 6, Supriatna 3, 3a# ?illa"r7 3., 4randjes 06, dkk. 0en ue disease se"erit7 in 5ndonesian #hildren= an e"aluation o! the $orld %ealth &r ani>ation #lassi!i#ation s7stem. (M) 'n"ect $is 200)N)=22. '. 0een /A, %arris 1, $ills 4, 4almaseda A, %ammond SN, .o#ha 2, dkk. ,he $%& den ue #lassi!i#ation and #ase de!initions= time !or a reassessment. *ancet 200(N3(8=1)0-3.

10. N 2F, Aum A2, 5smail NA, ,an A%, ,an 26. 2lini#iansP dia nosti# pra#ti#e o! den ue in!e#tions. & )lin +irol 200)N;0=202-(. 11. *abra S*, /ain J, 6ande7 .3, 3adhulika, Sin hal ,, ,ripathi 6, dkk. 0en ue haemorrha i# !e"er in #hildren in the 1''( 0elhi epidemi#. Trans , Soc Trop Med yg 1'''N'3=2';-8. 12. &r ani>ation $%. $engue: -uidelines "or diagnosis, treatment, prevention and control. 1disi ke-1. ?ene"a= $%&<,0., 200'. 13. 2harma ne . 4e#kett %*, 5ndra!aisal, Nurha7ati, .atnatan, Susana8idjaja, dkk. 1arl7 0ete#tion o! 0en ue 5n!e#tions +sin 2luster Samplin Around 5ndeQ 2ases %m. &. Trop. Med. yg 2005N)2=(. 1;. 6er"in 3, ,abassum S, 5slam 3N. 5solation and serot7pin o! den ue "iruses b7 mos@uito ino#ulation te#hni@ue !rom #lini#all7 suspe#ted #ases o! den ue !e"er. (angladesh Med ,es )ounc (ull 2002N28=10;-11. 15. 2han SJ, *autner 5, Aam S*. 0ete#tion and serot7pin o! den ue "iruses b7 62.= a simple, rapid method !or the isolation o! "iral .NA !rom in!e#ted mos@uito lar"ae. Southeast %sian & Trop Med Public ealth 1'';N25=258(1. 1(. *uno ?, ?ome> 5, ?ubler 0/. An 1A5SA pro#edure !or the dia nosis o! den ue in!e#tions. & +irol Methods 1''1N33=101-13. 1). 3ur ue 4, 0eparis O, 2hun ue 1, 2assar &, .o#he 2. 0en ue= an e"aluation o! den ue se"erit7 in Fren#h 6ol7nesia based on an anal7sis o! ;03 laborator7#on!irmed #ases. Trop Med 'nt ealth 1'''N;=)(5-)3. 18. 4and7opadh7a7 S, Aum A2, *roe er A. 2lassi!7in den ue= a re"ie8 o! the di!!i#ulties in usin the $%& #ase #lassi!i#ation !or den ue haemorrha i# !e"er. Trop Med 'nt ealth 200(N11=1238-55. 1'. ?upta 6, *hare V, ,ripathi S, Na VA, *umar ., *han 3J, dkk. Assessment o! 8orld health or ani>ation de!inition o! den ue hemorrha i# !e"er in North 5ndia. & 'n"ect $ev )tries 2010N;=150-5. 20. ,ala"era 0, 2astillo A3, 0omin ue> 32, ?utierre> A1, 3e>a 5. 5A8 release, ti ht jun#tion and #7toskeleton d7nami# reor ani>ation #ondu#i"e to permeabilit7 in#rease are indu#ed b7 den ue "irus in!e#tion o! mi#ro"as#ular endothelial monola7ers. & -en +irol 200;N85=1801-13. 21. 0e8i 41, ,akasaki ,, *urane 5. 5n "itro assessment o! human endothelial #ell permeabilit7= e!!e#ts o! in!lammator7 #7tokines and den ue "irus in!e#tion. & +irol Methods 200;N121=1)1-80. 22. Aei %J, Jeh ,3, Aiu %S, Ain JS, 2hen S%, Aiu 22. 5mmunopatho enesis o! den ue "irus in!e#tion. & (iomed Sci 2001N8=3))-88. 23. 3artine> .A, 0ia> FA, Villar AA. 1"aluation o! the 8orld health or ani>ation #lini#al de!inition o! den ue. (iomedica 2005N25=;12-(.

&emam &engue 1.1 Virus 0en ue 0emam 0en ue 900: dan 0emam 4erdarah 0en ue 9040: disebabkan oleh "irus den ue 7an termasuk kelompok 4 Arthtropod 4orne Virus 9Arbo"irus: 7an sekaran dikenal seba ai enus Fla"i"irus, !amili Fla"i"iridae, dan mempun7ai ; jenis serotipe, 7aitu = 01N-1, 01N-2, 01N-3, 01N;. Serotipe "irus den ue 901N-1, 01N-2, 01N-3 dan 01N-;: se#ara anti enik san at mirip satu den an lainn7a, tetapi tidak dapat men hasilkan proteksi silan 7an len kap setelah terin!eksi oleh salah satu tipe. *eempat serotipe "irus dapat ditemukan di berba ai daerah di 5ndonesia. Serotipe 01N-3 merupakan serotipe 7an dominan dan diasumsikan ban7ak 7an menunjukkan mani!estasi klinik 7an berat. ?ambar 1.1 Virus 0en ue den an ,13 mi#ro raph *lasi!ikasi Virus ?roup=?roup 5V 99D:ss.NA: Famil7=Fla"i"iridae ?enus=Fla"i"irus Spe#ies=0en ue "irus .. ;ektor Virus den ue ditularkan kepada manusia terutama melalui i itan n7amuk Aedes ae 7pti. Selain itu dapat ju a ditularkan oleh n7amuk Aedes albopi#tus, Aedes pol7nesiensis dan beberapa spesies lain 7an merupakan "ektor 7an kuran berperan. N7amuk Aedes ae 7pti hidup di daerah tropis dan subtropis den an suhu 28-32&2 dan kelembaban 7an tin i serta tidak dapat hidup di ketin ian 1000 m. Vektor utama untuk arbo"irus bersi!at multiple bitter, antropo!ilik, dapat hidup di alam bebas, terban sian hari 9jam 08.00-10.00 dan 1;.00-1(.00:, jarak terban 100 m F 1 km, dan ditularkan oleh n7amuk betina 7an terin!eksi. ?ambar 1.2 N7amuk Aedes ae 7pti .8 )ara :enularan

Virus 7an ada di kelenjar ludah n7amuk ditularkan ke manusia melalui i itan. *emudian "irus bereplikasi di dalam tubuh manusia pada or an tar etn7a seperti makro!a , monosit, dan sel *upp!er kemudian men in!eksi sel-sel darah putih dan jarin an lim!atik. Virus dilepaskan dan bersirkulasi dalam darah. 0i tubuh manusia "irus memerlukan 8aktu masa tunas intrinsik ;-( hari sebelum menimbulkan pen7akit. N7amuk kedua akan men hisap "irus 7an ada di darah manusia. *emudian "irus bereplikasi di usus dan or an lain 7an selanjutn7a akan men in!eksi kelenjar ludah n7amuk. Virus bereplikasi dalam kelenjar ludah n7amuk untuk selanjutn7a siapsiap ditularkan kembali kepada manusia lainn7a. 6eriode ini disebut masa tunas ekstrinsik 7aitu 8-10 hari. Sekali "irus dapat masuk dan berkemban biak dalam tubuh n7amuk, n7amuk tersebut akan dapat emnularkan "irus selama hidupn7a 9in!ekti!:. .0 'pidemiologi 5n!eksi "irus den ue telah ada di 5ndonesia sejak abad ke-18 seperti 7an dilaporkan oleh 0a"id 47lon, dokter berkeban saan 4elanda. Saat itu in!eksi "irus den ue menimbulkan pen7akit 7an dikenal seba ai pen7akit demam lima hari 9"ij!daa se koorts: kadan ju a disebut seba ai demam sendi 9knokkel koorts:. 0isebut demikian karena demam 7an terjadi men hilan dalam 5 hari disertai den an n7eri pada sendi, n7eri otot, dan n7eri kepala. 0i 5ndonesia, pertama sekali dijumpai di Suraba7a pada tahun 1'(8 dan kemudian disusul den an daerah-daerah 7an lain. /umlah penderita menunjukkan ke#enderun an menin kat dari tahun ke tahun, dan pen7akit ini ban7ak terjadi di kota-kota 7an padat pendudukn7a. Akan tetapi dalam tahuntahun terakhir ini, pen7akit ini ju a berjan kit di daerah pedesaan. 4erdasarkan penelitian di 5ndonesia dari tahun 1'(8-1''5 kelompok umur 7an palin serin terkena ialah 5 F 1; tahun 8alaupun saat ini makin ban7ak kelompok umur lebih tua menderita 040. Saat ini jumlah kasus masih tetap tin i rata-rata 10-25<100.000 penduduk, namun an ka kematian telah menurun bermakna C 2B ?ambar 1.;.2 6en7ebaran in!eksi "irus den ue di dunia tahun 200(. 3erah = epidemi# den ue, 4iru = n7amuk Ae.ae 7pti .4 :atogenesis Virus merupakan mikroor anisme 7an han7a dapat hidup di dalam sel hidup. 3aka demi

kelan sun an hidupn7a "irus harus bersain den an sel manusia seba ai penjamu terutama dalam men#ukupi kebutuhan akan protein. 4eberapa !aktor resiko 7an dilaporkan pada in!eksi "irus den ue antara lain serotipe "irus, antibodi den ue 7an telah ada oleh karena in!eksi sebelumn7a atau antibodi maternal pada ba7i, eneti# penjamu, usia penjamu, resiko tin i pada in!eksi sekunder, dan resiko tin i bila tin al di tempat den an 2 atau lebih serotipe 7an bersirkulasi tin i se#ara simultan. Ada beberapa pato enesis 7an dianut pada in!eksi "irus den ue 7aitu hipotesis in!eksi sekunder 9teori se#ondar7 heterolo ous in!e#tion:, teori "irulensi, dan hipotesis antibod7 dependent enhan#ement 9A01:. %ipotesis in!eksi sekunder men7atakan se#ara tidak lan sun bah8a pasien 7an men alami in!eksi 7an kedua kalin7a den an serotipe "irus den ue 7an heterolo mempun7ai resiko berat 7an lebih besar untuk menderita 040<berat. Antibodi heterolo 7an ada tidak akan menetralisasi "irus dalam tubuh sehin a "irus akan bebas berkemban biak dalam sel makro!a . %ipotesis antibod7 dependent enhan#ement 9A01: adalah suatu proses dimana antibodi nonnetralisasi 7an terbentuk pada in!eksi primer akan membentuk kompleks anti en-antibodi den an anti en pada in!eksi kedua 7an serotipen7a heterolo . *ompleks anti en-antibodi ini akan menin katkan ambilan "irus 7an lebih ban7ak la i 7an kemudian akan berikatan den an F# reseptor dari membran sel monosit. ,eori "irulensi menurut .ussel, 1''0, men atakan bah8a 040 berat terjadi pada in!eksi primer dan ba7i usia C 1 tahun, serotipe 01N-3 akan menimbulkan mani!estasi klinis 7an berat dan !atal, dan serotipe 01N-2 dapat men7ebabkan s7ok. %al-hal diatas men7impulkan bah8a "irulensi "irus turut berperan dalam menimbulkan mani!estasi klinis 7an berat. 6ato enesis terjadin7a s7ok berdasarkan hipotesis in!eksi sekunder 7an dirumuskan oleh Su"atte tahun 1')). Seba ai akibat in!eksi sekuder oleh tipe "irus den ue 7an beralinan pada seoran pasien, respon antibod7 anamnestik 7an akan terjadi dalam 8aktu beberapa hari men akibatkan proli!erasi dan trans!ormasi lim!osit den an men hasilkan titer antibod7 5 ? anti den ue. 0isampin itu, replikasi "irus den ue terjadi ju a dalam lim!osit 7an bertrans!ormasi den an akibat etrdapatn7a "irus dalam jumlah ban7ak. %al ini akan men akibatkan terbentukn7a kompleks anti en-antibodi 7an selanjutn7a

akn men akibatkan akti"asi s7stem komplemen. 6elepasan 23a dan 25a akibat akti"asi 23 dan 25 men7ebabkan penin katan permeabilitas dindin pembuluh darah dan merembesn7a plasma dari ruan intra"as#ular ke ruan ekstra"askular. 6erembesan plasma ini terbeukti den an adan7a penin katan kadar hematokrit, penurunan kadar natrium, dan terdapatn7a #airan di dalam ron a serosa 9e!usi pleura, asites:. S7ok 7an tidak ditan ulan i se#ara adekuat akan menimbulkan asidosis dan anoksia 7an dapat berakhir den an kematian. *ompleks anti en-antibodi selain men akti"asi komplemen dapat ju a men7ebabkan a re asi trombosit dan men akti"asi sistem koa ulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. A re asi trombosit terjadi seba ai akibat dari perlekatan kompleks anti enantibodi pada membran trombosit men akibatkan pen eluaran A06 9adenosine di!os!at: sehin a trombosit melekat satu sama lain. Adan7a trombus ini akan dihan#urkan oleh .1S 9retikuloendotelial s7stem: sehin a terjadi trombositopenia. A re asi trombosit ju a men7ebabkan pen eluaran platelet !aktor 555 men akibatkan terjadin7a koa ulasi intra"skular deseminata 7an ditandai den an penin katan F06 9!ibrino en de radation produ#t: sehin a terjadi penurunan !a#tor pembekuan. A re asi trombosit ju a men akibatkan an uan !un si trombosit sehin a 8alaupun jumlah trombosit masih #ukup ban7ak, tidak ber!uns i baik. 0i sisi lain akti"asi koa ulasi akan men7ebabkan akti"asi !aktor %a eman sehin a terjadi akti"asi kinin sehin a mema#u penin katan permeabilitas kapiler 7an dapat memper#epat terjadin7a s7ok. /adi perdarahan massi! pada 040 disebabkan oleh trombositopenia, penurunan !a#tor pembekuan 9akibat koa ulasi intra"as#ular deseminata:, kelainan !un si trombosit, dan kerusakan dindin endotel kapiler. Akhirn7a perdarahan akan memperberat s7ok 7an terjadi. .3 &iagnosis 1.(.1 Spektrum *linis 9$%&, 1')): 1.).1 Spektrum *linis 9$%&, 1')): 1.).2 0emam 0en ue 900: 1.).2.1 ,anda dan ?ejala 3asa inkubasi ;-( hari 9rentan 3-1; hari:. Setelahn7a akan timbul ejala prodromal 7an tidak khas seperti n7eri kepala, n7eri tulan belakan , dan perasaan lelah. ,anda khas dari 00 ialah penin katan

suhu mendadak 9suhu pada umumn7a antara 3'-;002, bersi!at bi!asik, menetap antara 5-) hari:, kadan disertai men i il, n7eri kepala, muka kemerahan. 0alam 2; jam terasa n7eri retroorbita terutama pada per erakan mata atau bila bola mata ditekan, !oto!obia, dan n7eri otot serta sendi. 6ada a8al !ase demam terdapat ruam 7an tampak di muka, leher, dada. Akhir !ase demam 9hari ke-3 atau ke-;: ruam berbentuk makulopapular atau skarlatina. 6ada !ase kon"alesens suhu turun dan timbul petekie 7an emn7eluruh pada kaki dan tan an. 6erdarahan kulit terban7ak adalah uji turniket positi! den an atau tanpa petekie. 1.2.2.2 Aaboratoris Fase akut 9a8al demam: akan dijumpai jumlah lekukosit 7an normal kemudian menjadi leukopenia selama !ase demam. /umlah trombosit pada umumn7a normal demikian pula semua !aktor pembekuan. ,etapi saat epidemi dapat dijumpai trombositopenia. Serum biokimia pada umumn7a normal namun en>im hati dapat menin kat. 1.2.2.3 0ia nosis 4andin 5n!eksi "irus #hkun un7a, demam ti!oid, leptospirosis dan malaria. 1.2.3 0emam 4erdarah 0en ue 9040: 1. *riteria 0ia nosis 9$%&, 1''): R *riteria *linis 1. 0emam 0ia8ali den an demam tin i mendadak, kontinu, bi!asik, berlan sun 2) hari, naik-turun tidak mempan den an antipiretik. 6ada hari ke-3 mulai terjadi penurunan suhu namun perlu hati-hati karena dapat seba ai tanda a8al s7ok. Fase kritis ialah hari ke 3-5. ?ambar 1.(.3.1 *ur"a Suhu 040 2. ,erdapat mani!estasi perdarahan +ji turniket positi! berarti !ra ilitas kapiler menin kat. %al ini ju a dapat dijumpai pada #ampak, demam #hikun un7a, ti!oid, dll. 0in7atakan positi! bila terdapat E 10 petekie dalam diameter 2,8 #m 91 in#hi perse i: di len an ba8ah ba ian "olar termasuk !ossa #ubiti. 6etekie, 1kimosis, 1pistaksis, 6erdarahan usi, 3elena, %ematemesis 3. %epatome ali +mumn7a ber"ariasi, mulai dari han7a sekedar dapat diraba sampai 2-; #m diba8ah len kun an i a kanan. 6roses hepatome ali dari 7an sekedar dapat diraba menjadi terba jelas dapat meramalkan perjalanan pen7akit 040. 0erajat pemebsaran hati tidak sejajar den an beratn7a pen7akit namun n7eri tekan pada daerah tepi hati berhubun an den an adan7a perdarahan.

;. *e a alan sirkulasi ditandai den an nadi #epat dan elmah serta penurunan tekanan nadi 9S 20 mm% :, hipotensi 9sitolik menurun sampai 80 mm% atau kuran :, akral din in, kulit lembab, dan pasien tampak elisah. < Kriteria laboratoris 1. ,rombositopenia 9S 100000<Il: 2. %emokonsentrasi, dapat dilihat dari penin katan %t T 20 B. 0ia nosis pasti 040 G dua kriteria klinis pertama D trombositopenia D hemokonsentrasi serta dikon!irmasi se#ara uji serolo ik hema lutinasi. ?ambar 1.(.3.2 6erubahan %t, ,rombosit, dan A64 dalam perjalanan pen7akit 040 1.2.3.2 0erajat 6en7akit 9$%&, 1''): 0erajat 5 = demam disertai ejala tidak khas D uji turniket 9D: 0erajat 55 = derajat 5 D perdarahan spontan di kulit <perdarahan lain 0erajat 555 = didapat ke a alan sirkulasi 7aitu nadi #epat dan elmah serta penurunan tekanan nadi 9S 20 mm% :, hipotensi 9sitolik menurun sampai 80 mm% atau kuran :, sianosis di sekitar mulut, akral din in, kulit lembab, dan pasien tampak elisah. 0erajat 5V = s7ok berat 9pro!ound sho#k: 7aitu nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. 1.2.3.3 6emeriksaan Aaboratorium Aeukopenia den an lim!ositosis relati! 7an ditandai den an penin katan lim!osit plasma biru E ; B di darah tepi 7an dijumpai pada hari ke-3 sampai ke-). Albumin menurun sedikit dan bersi!at sementara 6enurunan !aktor koa ulasi dan !ibrinolitik 7aitu !ibrino en, protrombin, !a#tor V555, !a#tor O55, dan antitrombin 555 *asus berat dijumpai dis!un si hati dijumpai penurunan kelompok "itamin *-dependent protrombin seperti !a#tor V, V55, 5O, dan O. 6, dan A6,, memanjan Serum komplemen menurun %iponatremia %ipoproteinemia S?&,<S?6, menin kat Asidosis metaboli# dan penin katan kadar urea nitro en pada s7ok berkepanjan an. 1ritrosit dalam tinja hampir selalu ditemukan. 1.2.3.; 6emeriksaan .adiolo is Foto dada dilakukan atas indikasi 91: dalam keadaan klinis ra u-ra u, namun perlu diin at bah8a terdapat kelainan radiolo is pada perembesan plasma 20-;0B, 92: pemantauan klinis seba ai pedoman pemberian #airan.

*elainan radiolo i = dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah hilus kanan, hemitoraks kanan lebih radioopak dibandin kan kiri, kubah dia!ra ma kanan lebih tin i daripada kiri, dan e!usi pleura terutama hemitoraks kanan. Foto dada dilakukan dalam posisi lateral dekubitus kanan 9pasien tidur di sisi kanan:. +S? = e!usi pleura, kelainan dindin "esi#a !elea dan dindin buli-buli. 1.2.; 0ia nsosis Serolo is R +ji hema lutinasi inhibisi 9uji %5: ,es ini adalah old standard pada pemeriksaan serolo is, si!atn7a sensiti"e namun tidak spesi!ik artin7a tidak dapat menunjukkan tipe "irus 7an men in!eksi. Antibod7 %5 bertahan dalam tubuh lama sekali 9E ;8 tahun: sehin a uji ini baik di unakan pada studi seroepidemiolo i. +ntuk dia nosis pasien, kenaikan titer kon"alesen ;Q lipat dari titer serum akut atau titer tin i 9E 1280: baik pada serum akut atau kon"alesen dian ap seba ai presumti! 9D: atau didu a keras positi! in!eksi den ue 7an baru terjadi. R +ji komplemen !iksasi 9uji 2F: /aran di unakan se#ara rutin karena prosedur pemeriksaann7a rumit dan butuh tena a berpen alaman. Antibod7 komplemen !iksasi bertahan beberapa tahun saja 9sekitar 2-3 tahun:. R +ji neutralisasi +ji ini palin sensiti"e dan spesi!ik untuk "irus den ue. 4iasan7a memakai #ara 6la@ue .edu#tion Neutrali>ation ,est 96N.,: 7aitu berdasarkan adan7a reduksi dari pla@ue 7an terjadi. Antibod7 neutralisasi dapat dideteksi dalam serum bersamaan dne an antibod7 %5 tetapi lebih #epat dari antibod7 komplemen !iksasi dan bertahan lama 9 E ;-8 tahun:. 6rosedur uji ini rumit dan butuh 8aktu lama sehin a tidak rutin di unakan. R 5 3 1lisa 93a# 1lisa, 5 3 #aptured 1A5SA: 4an7ak sekali dipakai. +ji ini dilakukan pada hari ke-;-5 in!eksi "irus den ue karena 5 3 sudah timbul kemudian akan diikuti 5 ?. 4ila 5 3 ne ati"e uji ini perlu diulan . Apabila hari sakit ke-( 5 3 masih ne ati"e maka dilaporkan seba ai ne ati"e. 5 3 dapat bertahan dalam darah sampai 2-3 bulan setelah adan7a in!eksi. Sensiti"itas uji 3a# 1lisa sedikit di ba8ah uji %5 den an kelebihan uji 3a# 1lisa han7a memerlukan satu serum akut saja den an spesi!itas 7an sama den an uji %5. R 5 ? 1lisa

R 5solasi Virus R 5denti!ikasi Virus, den an !luores#en#e antibod7 te#hni@ue test se#ara indirek den an men unakan antibod7 mono#lonal. 2ara dia nostik baru den an re"erse trans#riptase pol7merase #hain rea#tion 9.,62.: si!atn7a san at sensiti"e dan spesi!ik terhadap serot7pe tertentu, hasil #epat didapat dan dapat diulan den an mudah. 2ara ini dapat mendeteksi "irus .NA dari spesimen 7an berasal dari darah, jarin an tubuh manusia, dan n7amuk. Sensiti"itas 62. sama den an isolasi "irus namun pada 62. tidak be itu dipen aruhi oleh penan anan spe#imen 7an kuran baik bahkan adan7a antibod7 dalam darah ju a tidak mempen aruhi hasil dari 62.. 1.2.5 0ia nosis bandin R A8al perjalanan pen7akit = demam ti!oid, #ampak, in!luen>a, hepatitis, demam #hikun un7a, leptospirosis, dan malaria R 0emam #hikun un7a 902: Seran an demam mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tin i, hampir selalu disertai ruam makulopapular, injeksi konjun ti"a, lebih serin dijumpai n7eri sendi, biasan7a men7eran seluruh an ota keluar a dan penularann7a mirip in!luen>a. ,idak ditemukan adan7a perdarahan astrointestinal dan s7ok. R 6erdarahan ju a terjadi pada pen7akit in!eksi seperti sepsis dan menin itis menin okokus. 6ada sepsis pasien tampak sakit berat dari semula, demam naik turun, ditemukan tanda-tanda in!eksi, leukositosis disertai dominasi sel polimormonuklear. 6ada menin itis menin okokus jelas terdapat ejala ran san menin eal dan kelainan pada pemeriksaan #airan serebrospinalis. R 5,6 den an 040 derajat 55 6ada 5,6 demam #epat men hilan 9atau bisa tanpa demam:, tidak ada leu#openia, tidak ada hemokonsentrasi, tidak dijumpai per eseran ke kanan pada hitun jenis. 6ada !ase kon"alesen 040 jumlah trombosit lebih #epat kembali ke normal daripada 5,6. R 6erdarahan dapat ju a terjadi pada leukemia atau anemia aplastik. 6ada leukemia demam tidak teratur, kelenjar lim!e dapat teraba, anak san at anemis, dan apus darah tepi<sumsum tulan menujukkan penin katan sel blast. 6ada anemia aplastik anak san at anemi#, demam timbul karena in!eksi sekunder, dan pansitopenia. 1.3 *omplikasi 1.3.1 1nse!alopati 0en ue

+mumn7a terjadi seba ai komplikasi s7ok 7an berkepanjan an den an perdarahan tetapi dapat ju a terjadi pada 040 tanpa s7ok. 0idapatkan kesadaran pasien menurun menjadi apatis<somnolen, dapat disertai kejan . 6en7ebabn7a berupa edema otak perdarahan kapiler serebral, kelainan metaboli#, dan dis!un si hati. ,atalaksana den an pemberian Na2l 0,' B=05G1=3 untuk men uran i alkalosis, deQametason o,5 m <k 44<Q tiap 8 jam untuk men uran i edema otak 9kontraindikasi bila ada perdarahan sal.#erna:, "itamin * i" 3-10 m selama 3 hari bila ada dis!un si hati, ?0S diusahakan E (0 m , bila perlu berikan diuretik untuk men uran i jumlah #airan, neomisin dan laktulosa untuk men uran i produksi amoniak. 1.3.2 *elainan ?injal ?a al injal akut pada umumn7a terjadi pada !ase terminal seba ai akibat dari s7ok 7an tidak teratasi den an baik. 0iuresis merupakan parameter 7an pentin dan mudah dikerjakan untuk men etahui apakah s7ok telah teratasi. 0ieresis diusahakan E 1 ml<k 44<jam. 1.3.3 1dema 6aru Adalah komplikasi akibat pemberian #airan 7an berlebih. 1.; ,atalaksana *etentuan umum tatalaksana 040 R 6era8atan sesuai derajat pen7akit 0er 5< 55= 6uskesmas < ruan ra8at sehari 0er 555< 5V= .umah Sakit, bila perlu 52+ 9s7ok berkepanjan an, s7ok berulan , perdarahan saluran #erna, ense!alopati: R Fasilitas laboratorium 92; jam: R 6era8at terlatih R Fasilitas bank darah R ,erapi suporti! R 6erembesan plasma terjadi pada 2;-;8 jam setelah suhu reda 9time o! !e"er de!er"es#en#e: R 6en antian "olume plasma 9"olume repla#ement: R 6emilihan jenis #airan *ristaloid = .in er laktat, .in er asetat, Na2l 0,'B *oloid = 0eQtran, ?elatin, %1S steril FF6 +ntuk resusitasi s7ok di unakan .A<.A, dekstran kontraindikasi. 5ndikasi pemberian plasma<koloid - S7ok tidak teratasi dalam (0 menit 9maksimal '0 menit: - 0osis 20-30 ml<k 44<jam - 3elalui jalur in!us berbeda den an #airan .A - 25B kasus 040 s7ok memerlukan koloid R 6emberian obat atas indikasi

R 6erlu monitor berkala = pemantauan tanda "ital 9kesadaran, tekanan darah, !rek.nadi, jantun , na!as:, pembesaran hati, n7eri tekan hipokondrium kanan, diuresis 9E1ml<k 44<jam:, kadar %t. %asil tidak memuaskan = R perbaiki oksi enasi S7ok men7ebabkan hipoksia %ipoksiaake a alan men alirkan &2akerusakan jarin an &ksi en 2-; liter<menit mutlak diberikan %ipoksia memi#u 052aperdarahan R an uan asam basa U elektrolit *oreksi asidosis den an = Analisis as darah 9bila ada:, se era koreksi an uan asam basa, resusitasi #airan den an .A 90erajat 555 asidosis diatasi den an .A, 0erajat 5V perlu D bikarbonat:. R 6erdarahan ,anda adan7a perdarahan = penurunan %t dan tanpa perbaikan klinis 8alaupun telah diberikan terapi #airan 7an #ukup, pasien elisah, adan7a n7eri di hipokondrium kanan, perut 7an semakin membun#it dan lin kar perut 7an bertambah. Jan diberikan bisa 8hole blood atau komponen 96.2, FF6, trombosit:. 5ndikasi pemberian trombosit = klinis terdapat perdarahan, harus disertai pemberian FF6 9kadan D 6.2:, jumlah trombosit rendah bukan indikasi, dan suspensi trombosit tidak pernah diberikan seba ai pro!ilaksis :engobatan && 0apat berobat jalan ,irah barin selama demam *ompres han at atau antipiretik 9han7a parasetamol, asetosal merupakan kontraindikasi: Anal esik bila perlu 9anak besar:

Anda mungkin juga menyukai