Anda di halaman 1dari 13

Vektor filariasis limfatik

Nyamuk anophelini dan non-anophelini dapat berperan sebagai vektor filariasis limfatik pada manusia. Di indonesia ditemukan 3 jenis parasit nematoda yang menyebabkan filariasis limfatik yaitu : wuchereria bancrofti, brugia malayi, brugia timori. Beberapa spesies nyamuk anopheles, culex, dan aedes telah dilaporkan menjadi vektor filariasis.

Vektor utama filariasis di perkotaan adalah culex quinguefasciatus. Sedangkan di pedesaan filariasis bancrofti ditularkan oleh berbagai spesies anopheles seperti an.aconitus, an.bancrofti, an.farauti, an.punctulatus dan an.subpictus dan dapat di tularkan oleh nyamuk aedes kochi. Vektor utama filariasis malayi adalah berbagai spesies anopheles, mansonia dan coquilettidia. Sedangkan vektor filariasis timori adalah an.barbirostris.

Nyamuk culex
Culex adalah genus nyamuk yang berperan sebagai vektor pada beberapa penyakit. Nyamuk ini temasuk ordo diptera, famili culicidae dan sub famili culicinae. Nyamuk Culex sp. terdapat pada daerah tropis dan subtropics di seluruh dunia dalam garis lintang 35LU dan 35LS, dengan ketinggian wilayah kurang dari 1000 meter di atas permukaan air laut

Klasifikasi
Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Diptera Family : Culicidae Genus : Culex

Morfologi
Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh. Kepalanya mempunyai proboscis halus dan panjang yang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina proboscis dipakai sebagai alat untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk jantan untuk menghisap bahan bahan cair seperti cairan tumbuh tumbuhan, buah-buahan dan juga keringat. Di kanan dan kiri proboscis terdapat palpus yang terdiri atas 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri atas 15 ruas.

Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk betina jarang (pilose). Sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum), diliputi bulu halus. Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang membentuk tiga lengkungan (trilobus).

Sayap nyamuk panjang dan langsing, meempunyai vena yang permukaannya ditumbuhi sisik sisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena.

Siklus hidup
Telur : Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Larva : Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.

Pupa :Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Dewasa: Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam.

Habitat
Larva dapat di temukan dalam air yang mengandung tinggi pencemaran organik dan dekat dengan tempat tinggal manusia.

Penyakit yang di tularkan


penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.

Anda mungkin juga menyukai