Anda di halaman 1dari 11

Budi Tjahjono, Analisis Nilai Ekonomis Lampu Jalan, Halaman 49-58

ANALISIS PERHITUNGAN NILAI EKONOMIS PEMAKAIAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN SOLAR CELL
Budi Tjahjono1
Abstrak Solar sel adalah perangkat fisis yang berfungsi untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi daya listrik (efek photovoltaik). Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan pada umummnya 0,3 mm yang terbuat dari irisan bahan semi konduktor dengan kutub positif dan negatif. Tiap sel surya menghasilkan tegangan 0,5 volt. Sel surya merupakan element aktif (semikonduktor) yang memanfaatkan efek photovoltaik untuk merubah energi matahari menjadi energi listrik. Solar sel terbuat dari sambungan (junction) p-n semikonduktor (dioda). Suatu kristal semikonduktor intrinsik (murni) bila didoping dengan atom ketakmurnian tertentu (golongan IIIA dan VA) dapat berubah menjadi semikonduktor tipe p (positif) dan tipe n (negatif). Bila kedua tipe ini diletakkan berdekatan maka akan diperoleh junction p-n semikonduktor.Daerah sambungan junction ini akan mengalami deplesi,yaitu suatu daerah yang tidak memiliki muatan bebas (elektron dan hole). Pada batas ujung daerah deplesi terjadi polarisasi listrik,sehingga terdapat medan listrik internal yang arahnya dari tipe n ke tipe p. Bila pada daerah deplesi dijatuhkan seberkas cahaya (partikel foton) maka partikel foton akan lenyap dan berubah menjadi dua partikel baru yang bermuatan berlawanan yaitu elektron dan hole. Muatan bebas ini segera dihanyutkan oleh medan listrik internal, hole bergerak dari tipe n ke tipe p dan elektron bergerak pada arah sebaliknya. Konsentrasi pembawa muatan di dalam bahan akan bertambah sehingga dapat terjadi aliran arus difusi dan terjadi pula aliran arus drift karena pada daerah deplesi terdapat medan listrik internal. Akibatnya sistem junction p-n semikonduktor dapat berfungsi sebagai sumber daya listrik, dimana tipe p berfungsi sebagai kutub positif dan tipe n berfungsi sebagai kutup negatif, seperti terlihat pada gambar 1. Juntion p-n semikonduktor merupakan rangkaian seri ekivalen antara resistansi R dan potensial listrik V. Kata-kata Kunci : Solar cell, Lampu, Penghantar, Modullator, Abstract
1

Budi Tjahjono. Dosen Program Studi TeknikListrik Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang

Solar cell is a physical device that functions to convert sunlight energy into electric power (photovoltaik effect.) Solar cells generally have a thickness of 0.3 mm umummnya made of slices of semiconductor material with the positive pole and the solar cell produces a voltage negatif.Tiap 0.5 volt.Sel Solar is active element (semiconductor), which utilizes the effect photovoltaik to change solar energy into the cell listrik. Solar made of the connection (junction) pn semiconductor (diode). An intrinsic semiconductor crystal (pure) when doped with certain ketakmurnian atoms (groups IIIA and VA) can be transformed into p type semiconductor (positive) and type n (negative). If both types are placed adjacent to the pn junction will be obtained semikonduktor.Daerah connection This junction will experience depletion, which is an area that has no free charge (electrons and holes). At the end of the boundary depletion region electric polarization occurs, so that there is an internal electric field direction of the type n to type p. When the depletion region dropped a beam of light (photon particles) then the photon particle will disappear and turn into two new particles of opposite charge of electrons and holes. Free charge is promptly washed away by the internal electric field, holes move from n type to p type and the electron moves in the opposite direction. Charge carrier concentration in the material will increase the current flow so that it can happen diffusion and drift current flow also occurred because of the depletion region there is an internal electric field. As a result, a semiconductor pn junction system can serve as a source of electrical power, where the type of function as the positive pole p and n type function as a negative pole, as shown in Figure 1. Juntion semiconductor pn is equivalent series circuit between the resistance R and the electric potential V Keywords: Solar cells, light, Conductor, Modullator.

1.

PENDAHULUAN Sumber energi konvensional yaitu bahan bakar yang berasal dari fosil seperti bahan bakar minyak akan mengalami penurunan drastis di masa mendatang. Volume cadangan minyak dari hari ke hari semakin berkurang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini terlihat dari pemakaian kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin meningkat tajam pada bidang industri dan transportasi pada akhir-akhir ini. Apa yang terjadi bila persedian cadangan minyak dunia sudah tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan masyarakat? Suatu alternatif lain perlu dicari untuk mendapatkan sumber energi alam pengganti. Sumber energi matahari merupakan salah satu harapan utama sebagai sumber energi alam yang hampir dapat dikatakan tidak akan habis. Sehingga timbul permasalahan yaitu bagaimana memanfaatkan energi sinar matahari yang masuk ke

Budi Tjahjono, Analisis Nilai Ekonomis Lampu Jalan, Halaman 49-58

bumi sebesar-besarnya untuk dipakai sebagai sumber energi alternatif? Bagaimana cara untuk menghasilkan daya yang optimal dari solar sel sebagai peralatan konversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Dalam upaya pencarian sumber energi baru sebaiknya memenuhi syarat yaitu menghasilkan jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu pencarian tersebut diarahkan pada pemanfaatan energi matahari baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan panel sel surya yang dapat merubah energi matahari menjadi energi listrik yang dinamakan solar cell. Solar cell merupakan suatu panel yang terdiri dari beberapa sel dan beragam jenis. Penggunaan solar cell ini telah banyak di gunakan di negara-negara berkembang dan negara maju dimana pemanfaatannya tidak hanya pada lingkup kecil tetapi sudah banyak digunakan untuk keperluan industri dan penerangan jalan umum sehingga energi matahari dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif tertentu. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Cahaya / Fluks Cahaya () Fluks cahaya adalah sebagai jumlah total cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya setiap detik. (Christian D., Lestari P. 1991:15) = Dimana : = fluks cahaya dalam lumen (lm) Q = Energi cahaya dalam lumen detik (lm.dt) t = waktu dalam detik (dt) 2.2. Prinsip Kerja Solar Cell Sel surya terdapat sambungan (junction) antara dua lapisan tipis yang terbuat dari bahan semi konduktor yang masing-masing diketahui sebagai semikonduktor jenis P (positif) dan semi konduktor jenis N (negatif). Semi konduktor jenis N di buat dari bahan kristal silikon dalam batasan bahwa material tersebut dapat memberikan suatu kelebihan elektron bebas. (1)

*)

Gambar 1. Prinsip Kerja Solar Cell *) http://bagaimana-cara-kerja-solar-cell.html

Elektron adalah pertikel sub atom bermuatan negatif,sehingga silikon panduan dalam hal ini disebut sebagai semikonduktor jenis N (negatif).Semi konduktor jenis P juga terbuat dari kristal silikon yang didalamnya terdapat materi kecil lain (umumnya boron) yang mana menyebabkan material tersebut memiliki kekurangan elekron bebas.kekurangan atau hilangnya electron ini disebut hole (lubang). Kurangnya elektron yang bermuatan Negatif maka elekton paduan dalam hal ini sebagai semi konduktor jenis P (positif).Susunan sebuah solar cell sama dengan sebuah dioda, yang terdiri dari dua lapisan Pada PN junction. PN junction diperoleh dengan menodai sebuah batang bahan semi konduktor silikon murni (valensinya 4) dengan impuriti yang bervalensinya 3 pada bagian sebelah kiri dan kanan dengan impuriti bervalensi 5. Sehingga pada bagian kiri terbentuk silikon yang tidak murni (silikon jenis P) sedangkan yang di sebelah kanan jenis N. Di dalam silikon murni terdapat dua macam pembawa listrik yang seimbang. Pembawa listrik yang bermuatan positif dinamakan hole sedangkan yang negatif dinamakan elektron. Elektron merupakan pembawa mayoritas dan hole pembawa muatan minoritas.

*)

Gambar 2. Junction P N Type*) http://bagaimana-cara-kerja-solar-cell.html

A. Silikon N Type

Budi Tjahjono, Analisis Nilai Ekonomis Lampu Jalan, Halaman 49-58

B. Silikon P Type

*)

Gambar 3. Junction P N Type Ke Beban*) http://bagaimana-cara-kerja-solar-cell.html

A. Silikon N Type B. Silikon P Type Pada prisipnya sel surya pada dasarnya sebuah photodioda yang di rancang mengacu pada photovoltaic, sehingga menghasilkan daya yang sebesar mungkin. Silikon jenis P dibuat setipis mungkin, sehingga cahaya matahari dapat langsung mengenai junction, bagian P di beri lapisan Nikel yang berupa cincin sebagai keluaran terminal positif dan negatif dilapisi bahan yang sama sebagai keluaran kutub negatif. 2.3. Penyimpanan Arus Listrik Setelah mendapatkan output dari solar cell yang berupa arus listrik dapat langsung digunakan untuk beban yang dimanfaatkan. Tetapi juga arus listrik tersebut dapat digunakan sebagai pengisian dengan cara disimpan ke dalam baterai agar dapat dipergunakan pada saat yang diperlukan khususnya pada malam hari karena tidak adanya sinar matahari. Sebelum mengetahui daya sesaat yang dihasilkan kita harus mengetahui energi yang diterima, dimana energi tersebut adalah perkalian intensitas radiasi yang diterima dengan luasan dengan persamaan : E = Ir x A (2) dimana : Ir = Intensitas radiasi matahari ( W/m2) A = Luas permukaan (m2) Sedangkan untuk besarnya daya sesaat yaitu perkalian tegangan dan arus yang dihasilkan oleh sel fotovoltaik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : P=VxI (3)

dimana : P = Daya (Watt), V = Beda potensial (Volt) I = Arus (Ampere) 2.4. Charger Controller

*)

www.dunialistrik.com

Gambar 4. Charger controller*)

Charger controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Pada waktu solar panel mendapatkan energi dari cahaya matahari pada siang hari, rangkaian charger controller akan otomatis bekerja dan mengisi (charge) aki dan menjaga tegangan aki agar tetap stabil. 2.5. Baterai/Aki

Gambar 5. Batteray / Aki *) www.dunialistrik.com Baterai / Aki adalah alat untuk penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Ada beberapa jenis baterai yaitu:
*)

1. Aki Basah Media penyimpan arus listrik jni merupakan jenis paling umum digunakan. Aki jenis ini masih perlu diberi air aki yang dikenal dengan sebutan accu zuur. Selain aki jenis ini, ada beberapa jenis aki basah lainnya:

Budi Tjahjono, Analisis Nilai Ekonomis Lampu Jalan, Halaman 49-58

a) Low Maintenance Jenis ini bentuknya mirip dengan aki basah biasa dan tetap punya lubang pengisian di atasnya. Bedanya, aki ini sudah diisi air sejak dari pabrik. Untuk pengisian air aki (bukan dengan accu zuur) bisa dilakukan dalam 6 bulan hingga 1 tahun. b) Maintenance Free Aki jenis ini tidak mempunyai lubang pengisian air, meski berisi cairan. Mirip jenis low maintenance, aki ini juga sudah diisi air dari pabrik. Bahan perak yang dipakai buat elektroda membuat airnya tidak menguap. Kalaupun menguap akan dikembalikan lagi ke dalam. Keuntungannya adalah aki jenis ini tidak butuh perawatan 2. Aki Kering Aki jenis ini tidak memakai cairan, mirip seperti batere telpon selular. Aki ini tahan terhadap getaran dan suhu rcndah. Dimensinya yang kecil bisa menimbulkan keuntungan dan kerugian.Keuntungannya, tak banyak makan tempat. Sedangkan kerugiannya, tidak pas di dudukan aki aslinya. Aki jenis ini samasekali tidak butuh perawatan, tetapi rentan-terhadap pengisian berlebih dan pemakaian arus yang sampai habis, karena bisa merusak sel-sel penyimpanan arusnya. 3. METODOLOGI 3.1 Blok Diagram Sistem Solar Cell Kontrol Pengisian Converter DC to AC Beban

Baterai Gambar 6. Gambar Blok Giagram System

Cahaya yang diterima oleh solar cell diubah menjadi tegangan DC yang digunakan sebagai pengisi baterai sekaligus sebagai masukan Converter DC to AC. Kontrol pengisian berfungsi sebagai pengatur pengisian energi ke baterai. Keluaran konverter berupa Tegangan AC yang disalurkan ke beban. 3.2 Identifikasi Plan

Identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah daya yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, baik itu yang berhubungan efesiensi, keselamatan, serta keandalan dari sistem yang dibuat, sehingga dapat menentukan model kontrol yang sesuai dengan system tersebut. 3.3. Perencanaan dan Perhitungan Standart Penerangan Di dalam perhitungan tentunya kita harus memperhatikan prosedurprosedur yang berlaku. Dan memperhatikan keamanan kerjanya. Di dalam mekanisme ini kita harus menyiapkan perlengkapan alat dan bahan yang akan dibutuhkan nanti dalam melaksanakan perbandingan nilai ekonomisnya. Seperti di dalam pelaksanaannya nanti, kalibrasi alat untuk menghitung, kesiapan bahan yang akan di Analisis, kondisi-kondisi lain yang perlu diperhatikan lagi, mungkin dari cuaca, tempat, keselamatan alat dan bahan, juga manusia tentunya harus sangat diperhatikan. Kita juga harus berhati-hati dalam melaksanakan perhitungan secara langsung maupun secara tidak langsung, karena disini yang perlu diperhatikan adalah keselamatan manusia dan alat itu sendiri.
E F U M K W S E xWx S Lux

atau (4)

U x H x K

Lumen

Dimana : E = illumination level (lux) F = lamp Flux (lumen) U = koefisien (%) dilihat pada kurva. M = factor utama (%) = 75 % W = lebar jalan (m) S = spacing penerangan jalan K = koefisien flux lampu menyala 75 % Data Instalasi penerangan jalan. Luminasi yang dianjurkan Lay out Lebar jalan

= 5 lux = satu sisi jalan. = 6 meter.

Budi Tjahjono, Analisis Nilai Ekonomis Lampu Jalan, Halaman 49-58

Tinggi lampu Sudut penerangan Over hung (OH)

= 6 meter. = 5o (derajat). = 0,5 meter

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengukuran Solar Cell Untuk simulasi pemakaian aki, lampu yang digunakan TL 12 volt 10 watt (DC). Untuk cadangan pemakaian aki 50 % disebabkan adanya cadangan 50% karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Sehingga daya aki yang digunakan 35 AH. Waktu penyalaan lampu dimulai pukul 18.00 04.00 (10 jam). I=P:V I = 10 watt : 12 volt = 0,83 ampere Asumsi pemakaian = 0,83 ampere x 10 jam = 8,3 ampere untuk 1 lampu, sehingga untuk daya aki 35 ah mampu menyalakan 4 lampu. 4.2 Pengujian hasil PJU PLN KWH berarti energi yg digunakan selama 1 jam pemakaian. 1 KWH = energi sebesar 1 kilowatt (= 1000 watt, dari situ asalnya angka 1000) digunakan selama 1 jam. Jadi, lampu 10W menyala 1 jam = 10 Wh (watt-hour) = 0.01 kwh (kilowatt-hour) makanya kalo 1 kwh = Rp. 200 -> 10Wh = 10/1000 x 200 = Rp. 2 (jadi bukan 10x1000) Bedakan antara watt-hour dengan watt: Watt = Joule/detik. 4.3 Perhitungan KWH Menjadi Rupiah Watt adalah satuan daya listrik; Volt adalah satuan tegangan listrik, dan Ampere adalah satuan arus listrik. Hubungannya : daya listrik terbentuk dari dua komponen : arus dan tegangan, dimana hubungannya adalah: P=V.I dimana : P : daya listrik V : tegangan I : arus Jadi, semakin besar arus listrik dan semakin besar tegangannya, maka daya listrik semakin besar. PJU PLN AC 4 lampu (10 Watt) Pemakaian PJU PLN dalam 1 bulan = 10 jam x 30 hari = 300 jam Jadi daya listrik perjam yang dipakai satu bulan (10 watt x 300 jam) = 3.000 Wh = 3 KWh. Jadi, 4 Lampu x 3 KWh = 12 KWh, untuk 1 lampu Tarif sebulan = 3 KWh x tarif per KWh yang berlaku. Kalau asumsinya

Rp. 300,- per KWh, maka tarif per bulan 1 lampu 10 watt = Rp. 900,Maka, untuk 4 Lampu = 4 x Rp. 900,- = Rp. 3.600,5. PENUTUP Setelah dilaksanakan kegiatan analisis perhitungan nilai ekonomis pemakaian lampu penerangan jalan umum dengan solar cell di, maka dapat disimpulkan bahwa: a) Hasil analisis dan perhitungan nilai ekonomis yang membandingkan solar cell degan PJU PLN lebih efesien bila daerah tersebut belum ada jaringan PLN. b) Hasil dari perhitungan analisis nilai ekonomis dapat dibandingkan dan jika pada daerah yang ada jaringan listriknya, solar cell yang perhitungannya menjadi tidak ekonomis c) Pada daerah yang tidak ada jaringan listrik, solar cell lebih mempunyai keunggulan antara lain yaitu, faktor kemudahan, faktor efisien, faktor kemudahan pemasangannya. Itu sudah dijelaskan pada analisis sebelumnya yang menghasilkan ke-efisienan pada masingmasing rangkaianya. Solar cell sangat menitik beratkan pada energi matahari. Sehingga pada waktu musim penghujan solar cell dalam penerimaan energinya kurang maksimal, dan hasilnya pun kurang maksimal. 6. DAFTAR PUSTAKA PT. Jasa Marga (Persero). Pedoman Teknis No. Pt022002B Tata Cara Perencanaan Geometrik Persimpangan. Direktorat Jenderal Bina Marga; Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Perkotaan, No. 12/S/BNKT/1991. Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan. Christian D., Lestari P. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu. Artolite- Grasindo http://Solar Cell Sumber Energi masa depan yang ramah lingkungan _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.htm http://bagaimana-cara-kerja-solar-cell.html http://penerangan-jalan-umum.php.htm

Anda mungkin juga menyukai