Anda di halaman 1dari 14

SURVEI JENTIK Aedes aegypty di 3 (TIGA ) KELURAHAN di KECAMATAN ILIR BARAT I KOTA PALEMBANG TAHUN 2013 Amalia, Bekti

Wibowo, Rahmayani, Risna Gunvari*, Vera Susanti *Penulis Utama I. PENDAHULUAN Penyakit DBD adalah penyakit infeksi oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian (Ditjen PPM & PL, 2001). Faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit DBD adalah kerentanan dan imunitas, lingkungan seperti curah hujan, musim, kelembaban, serta vektor penular penyakit DBD yaitu kepadatan nyamuk Aedes aegypti. Kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang diukur melalui kepadatan jentik/larva dan jumlah kontainer mempunyai pengaruh terhadap kasus penularan DBD. (Suwarja,2007). Salah satu upaya menurunkan angka kasus penyakit penyakit tersebut melalui Pengendalian

pengendalian vektor yang ditujukan untuk memutus mata rantai penularan.

vektor yang dilakukan secara REESAA (rationale, efective, eficien, sustainable, affective, affordable) diperlukan kesesuaian antara metode pemberantasan vektor yang dipilih dengan keadaan dan perilaku vektor yang menjadi sasaran. Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari, gigitan nyamuk itu sendiri lebih dari satu kali. Demam Berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang biak di dalam air jernih. Tempat yang disukai sebagai tempat perindukannya adalah genangan air yang terdapat dalam wadah (kontainer) tempat penampungan air buatan misalnya drum, bak mandi, gentong, ember dan tempat penampungan air alamiah misalnya lubang pohon, ataupun bukan tempat penampungan air misalnya vas bunga, ban bekas, tempat minum burung, air tampungan kulkas/dispenser. Berdasarkan laporan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sampai pertengahan tahun 2001 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah menjadi masalah endemis di 122 kabupaten, 605 kecamatan dan 1800 desa/kelurahan di Indonesia, sehingga sering terjadi berjangkit penyakit DBD di berbagai wilayah di Indonesia hampir di sepanjang waktu dalam satu tahun. Tercatat bahwa pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 terjadi kasus dalam jumlah masing-masing 40.377, 52.000, 79.462 dan 80.837. Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi pada tahun 2005, dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 2%. Tahun 2006, total kasus DBD di Indonesia sudah mencapai 104.656 kasus dengan CFR =1,03% dan

tahun 2007 mencapai angka 140.000 kasus dengan CFR = 1% (Anton Sitio, 2008). Di Indonesia, masalah DBD telah menjadi masalah klasik yang kejadiannya hampir dipastikan muncul pada tahun terutama pada awal musim penghujan (Depkes, 2005). Propinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu propinsi yang mempunyai kategori endemis untuk penyakit DBD. Berdasarkan data laporan bulanan Dinkes Kota Palembang bulan Agustus 2013, didapatkan bahwa Insiden Rate (IR) penyakit DBD sampai bulan Juni mencapai 21,39 per 100 ribu penduduk. Insiden Rate yang tinggi di Kecamatan Ilir Barat I dengan IR = 33,22 kemudian Kecamatan Ilir Timur I dengan IR =31,24 dan Kecamatan Sematang Borang dengan IR = 30,26. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan survei jentik/larva untuk mendapatkan gambaran informasi yang berupa data hasil pengamatan vektor jentik Aedes aegypti di 3 kelurahan tersebut diatas yang berada dalam wilayah kecamatan endemis DBD. Informasi data ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam upaya pengendalian vektor DBD di kota Palembang khususnya di wilayah endemis DBD. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan gambaran awal sebagai penentu strategi untuk kegiatan pemberantasan yang lebih luas. II. BAHAN DAN CARA KERJA Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Palembang, dimana survei dilakukan yakni di Kecamatan Ilir Barat kelurahan terpilih yaitu kelurahan Bukit Lama, kelurahan 26 Ilir D-1 dan kelurahan Lorok Pakjo, survey dilakukan pada bulan November. Sedangkan untuk penentuan besar sampel diambil sampel minimal untuk penelitian yaitu berjumlah 30 rumah . Menurut Walpole (1992) ukuran minimum sampel yang dapat

digunakan sebagai desain penelitian minimum 30 responden, jumlah ini sudah cukup dari syarat minimum statistik. Jadi total keseluruhan sampel yang diambil untuk kecamatan Ilir Barat I adalah 101 rumah yang berasal dari 3 (tiga) kelurahan yaitu kelurahan Bukit Lama, kelurahan 26 Ilir D-1 dan kelurahan Lorok Pakjo. Unit analisa adalah rumah dengan seluruh kontainer yang ada di dalam rumah dan diluar rumah yang bisa dijadikan sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. Dalam survey ini metode yang digunakan adalah single larva method, yaitu penangkapan dilakukan pada tiap-tiap kontainer/tempat penampungan air yang terdapat di dalam dan diluar rumah serta barang-barang bekas yang bisa menampung air dan bisa menjadi tempat perindukan nyamuk. Dari tiap kontainer yang berisi larva, diambil larvanya kemudian dimasukkan

kedalam botol vial dan dibawa ke laboratorium untuk selanjutnya dilakukan identifikasi jentik dengan buku panduan identifikasi jentik oleh Ditjen PP & PL (2008). III.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Ilir Barat I kota Palembang mempunyai jumlah penduduk 147.567 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 7.464,19 jiwa/km2. Kecamatan Ilir Barat I terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan Bukit Lama, Bukit Baru, 26 Ilir D1, Lorok Pakjo, Siring Agung dan Demang Lebar Daun. Kecamatan Ilir Barat 1 mempunyai jumlah RW sebanyak 65 RW dan 297 RT. (BPS,2011). Hasil survey jentik dilaporkan perkelurahan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Kelurahan Bukit Lama Survei jentik di kelurahan Bukit Lama dilakukan pada tanggal 14 Nopember di 30 rumah. Hasil pengamatan jentik dapat di lihat pada gambar dan tabel di bawah ini.

Gambar 1. Jumlah Rumah Positif Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bukit Lama Kota Palembang Tahun 2013 Gambar 3. Jumlah Rumah Positif jentik Aedes aegypti Di kelurahan Bukit Lama

36.67%

Jumlah rumah positif jentik Aedes aegypti Jumlah rumah tidak ada jentik 63.33%

Setelah dilakukan identifikasi terhadap jentik yang ditemukan di 30 rumah tersebut, dari Gambar 1 diatas terlihat bahwa sebanyak 19 rumah (63,33 %) ditemukan jentik Aedes aegypti dan 11 rumah (36,67 %) tanpa jentik Aedes aegypti.

Ada 63 tempat/kontainer yang diperiksa di 30 rumah lokasi survei, sebaran kontainer berisi jentik dan jenis jentik yang ditemukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Tipe-Tipe Tipe Kontainer Positif Jentik Aedes aegypti berdasarkan erdasarkan Macam TPA di Kelurahan Bukit Lama Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada kontainer bak mandi paling aling banyak ditemukan jentik yakni sebesar 73,08%. Tabel 2. Tipe-Tipe Tipe Kontainer Positif Jentik Aedes aegypti berdasarkan Non TPA di Kelurahan Bukit Lama Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada kontainer non TPA yang paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti adalah pada drigen pecah (75%).

Tabel 3. Pemeriksaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan letak TPA dan Non TPA di Kelurahan Bukit Lama Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa berdasarkan letak TPA dan Non TPA, jentik Aedes aegypti paling banyak ditemukan di dalam rumah yakni sebesar 30%. Tabel 4. Pemeriksaan an TPA dan Non TPA berdasarkan P Penutup di i Kelurahan Bukit Lama Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada TPA dan Non TPA yang terbuka paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti yakni sebesar 80%. Setelah dilakukan identifikasi terhadap jentik yang ditemukan, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 5. Jenis Jentik Yang Ditemukan d di Kelurahan Bukit Lama Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 30 kontainer yang berisi jentik, didapatkan 26 (86,67%) jentik Aedes aegypti. egypti. 2. Kelurahan 26 Ilir D-1 Survei jentik di kelurahan 26 Ilir D D-1 dilakukan pada tanggal 15 dan 18 Nopember di 30 rumah. Hasil pengamatan jentik dapat di lihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Jumlah Rumah dengan Jentik Aedes aegypti Di Kelurahan 26 Ilir D-1 D Tahun 2013 Gambar 2. Jumlah Rumah Positif Jentik Aedes aegypti Di kelurahan 26 Ilir D D-1

Jumlah rumah positif jentik Aedes aegypti 46.67% 53.33% Jumlah rumah tidak ada jentik

Setelah dilakukan identifikasi terhadap jentik yang ditemukan di 30 rumah tersebut, dari Gambar 2 di i dapatkan bahwa sebanyak 16 rumah (53,33 %) positif jentik Aedes aegypti dan 14 rumah (46,67 %) tanpa jentik Aedes aegypti. Ada 48 tempat/kontainer yang diperiksa di 30 rumah lokasi survei, sebaran kontainer berisi jentik tik dan jenis jentik yang ditemukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6. Tipe-Tipe Kontainer Positif Jentik Aedes aegypti Berdasarkan Macam Tempat TPA di Kelurahan 26 Ilir D-1 D Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada kontainer bak mandi paling banyak ditemukan jentik yakni sebesar 69,56 %. Tabel 7. Pemeriksaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan erdasarkan Letak TPA dan Non TPA Di Kelurahan 26 Ilir D D-1 Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa berdasarkan letak TPA dan Non TPA, jentik Aedes aegypti paling banyak ditemukan di dalam rumah yakni sebesar 78,26 %. Tabel 8. Pemeriksaan TPA dan Non TPA Berdasarkan Penutup Di Kelurahan 26 Ilir D D-1 Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada TPA dan Non TPA yang terbuka paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti yakni sebesar 82,61 %. Setelah dilakukan identifikasi terhadap jentik yang ditemukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 9. Jenis Jentik yang Ditemukan D di Kelurahan 26 ilir D-1 Tahun 2013

Tabel 9 memperlihatkan bahwa dari 23 kontainer yang berisi jentik, didapatkan 26 (86,95%) jentik Aedes aegypti.

3. Kelurahan Lorok Pakjo Survei jentik di kelurahan Lorok Pakjo dilakukan pada tanggal 20 dan 21 Nopember di 41 rumah. Hasil pengamatan jen jentik dapat di lihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Jumlah Rumah dengan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Lorok Pakjo Tahun 2013 Gambar 3. Jumlah Rumah Positif Jentik Aedes aegypti Di kelurahan LorokPakjo

Jumlah rumah positif jentik Aedes aegypti 48.78% 51.22% Jumlah rumah tidak ada jentik

Dari hasil survey yang dilakukan pada 41 rumah rumah, didapatkan dapatkan bahwa sebanyak 21 rumah (51,22 %) positif jentik Aedes aegypti dan 20 rumah (48,78 tanpa jentik Aedes aegypti Ada 83 tempat/kontainer yang diperiksa di 30 rumah lokasi survei, sebaran kontainer berisi jentik dan jenis jentik yang ditemukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 10. Tipe-Tipe Tipe Kontainer Positif Jentik Aedes aegypti berdasarkan erdasarkan Macam Tempat TPA di Kelurahan Lorok Pakjo Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada kontainer bak mandi paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti yakni sebesar 66,68 %. Tabel 11. Tipe-Tipe Tipe Kontainer Positif Jentik Aedes aegypti berdasarakan Non TPA di Kelurahan elurahan Lorok Pakjo Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada kontainer non TPA yang paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti adalah pada bekas kaleng cat (85,71%).

Tabel 12. Pemeriksaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan Letak TPA dan Non TPA di Kelurahan Lorok Pakjo Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa berdasarkan letak TPA dan Non TPA, jentik Aedes aegypti paling banyak ditemukan di dalam rumah yakni sebesar 82,35 %.

Tabel 13. Pemeriksaan TPA dan Non TPA berdasarkan Penutup di i Kelurahan Lorok Pakjo Tahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada TPA dan Non TPA yang terbuka paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti yakni sebesar 94,12 %. Setelah dilakukan identifikasi terhadap jentik yang ditemukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 14. Jenis Jentik entik yang Ditemukan di Kelurahan Lorok Pakjo Tahun ahun 2013

Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 34 kontainer yang berisi jentik, didapatkan 31 (91,17%) jentik Aedes aegypti.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari hasil survei hasil pengamatan vektor jentik Aedes aegypti di 3 (Tiga) kelurahan di kecamatan Ilir Barat I di dapatkan hasil sebanyak 63,33 % rumah dengan positif jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bukit Lama, 53,33 % rumah dengan positif jentik Aedes aegypti di Kelurahan 26 Ilir D-1 dan 51,22 % rumah dengan positif jentik Aedes aegypti di Kelurahan Lorok Pakjo 2. Dari total 101 rumah yang diperiksa di 3 (Tiga ) Kelurahan yang ada di Kecamatan Ilir Barat I sebanyak 56 rumah (55,44 %) dengan positif jentik Aedes aegypti. 3. Kontainer Tempat Penampungan Air (TPA) yang paling dominan dengan jentik Aedes aegypti di kelurahan Bukit Lama adalah bak mandi sebesar 73,08 % dibandingan dengan jenis kontainer lain. 4. Kontainer Tempat penampungan Air (TPA) yang paling dominan dengan jentik Aedes aegypti di kelurahan 26 Ilir D-1 adalah bak mandi sebesar 69,56 % . 5. Kontainer Tempat penampungan Air (TPA) yang paling dominan dengan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Pakjo adalah bak mandi sebesar 66,68 %. 6. Sebanyak 70 % Kontainer dengan letak di dalam rumah di Kelurahan Bukit Lama adalah positif jentik Aedes aegypti 7. Sebanyak 78,26 % Kontainer dengan letak di dalam rumah di Kelurahan 26 Ilir D-1 adalah positif jentik Aedes aegypti 8. Sebanyak 82,35 % Kontainer dengan letak di dalam rumah di Kelurahan Lorok Pakjo adalah positif jentik Aedes aegypti 9. Kontainer dengan kondisi terbuka lebih mendominasi dengan jentik Aedes aegypti dengan rincian sebanyak 80 % di Kelurahan Bukit Lama, 82,61 % di Kelurahan 26 Ilir D-1 dan 94,12 % di Kelurahan Lorok Pakjo. 10. Jenis jentik yang mendominasi adalah Aedes aegypti di tiap kelurahan dengan rincian sebanyak 86,67 % jentik aedes aegypti di kelurahan Bukit Lama, 86,95 % di Kelurahan 26 Ilir D-1 dan 91,17 % di Kelurahan Lorok Pakjo Saran 1. Hasil survei ini merupakan kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), maka pihak terkait

11

harus segera melakukan tindakan antisipatif dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). 2. Diharapkan informasi data hasil pengamatan vektor atau survei jentik ini dapat dijadikan tolak ukur untuk dilakukan survei jentik secara rutin atau berkala di daerah endemis DBD dalam rangka pengendalian DBD di Kota Palembang. 3. Adanya kerjasama antara Dinas kesehatan setempat dengan BTKLPP kelas I Palembang di dalam upaya pengendalian vektor DBD, khususnya dalam kegiatan survei jentik Aedes aegypti.

A. Kegiatan Dilapangan

B. Proses Identifikasi Jentik

Anda mungkin juga menyukai