Anda di halaman 1dari 14

DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan : (Hermani bambang, Abdurahman Hartono. Tumor Laring. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.

Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran "ndonesia. #$$%. Hal &'()*+ 1. Anamnesis. Didapatkan keluhan sesuai dengan manifestasi klinis tumor laring. 2. Pemeriksaan THT rutin. 3. Laringoskopi direk. Pemeriksaan ini untuk memastikan lokasi tumor dan menilai penyebaran tumor. Pemeriksaaan Laringoskopi direk berguna untuk menilai entrikel! daerah subglotti"! pun"ak dari sinus pyriform! dan daerah post"ri"oid karena daerah ini tidak selalu terlihat dengan pemeriksaan Laringoskopi #ndire"t. (Harisson , Louis,-essions , .o/, Hong Ki 0aun. Ad!an1ed stage 1an1er o2 the larin3 : A multidis1iplinar/ approa1h. Head and 4e1k 5an1er . #$$'. 5hapter &6+ ni!ersitas

Gambar . Papiloma Laring

Gambar. $arsinoma sel skuamosa pada laring

%. Pemeriksaan &adiologi. 'T()"an laring dapat memperlihatkan keadaan tumor dan laring lebih seksama! misalnya pen*alaran tumor pada tulang ra+an tiroid dan daerah pre(epiglotis serta metastasis kelen*ar getah bening leher. 'T s"an berguna dalam diagnosis saat lesi susah ditemukan! itu sangat baik untuk menun*ukkan ekstensi luar laring ke dalam *aringan lunak leher dan memiliki potensi

untuk menentukan in,asi kartilago tiroid atau krikoid! yang "enderung ter*adi di tepi tulang ra+an bukan pada +a*ah. $eterlibatan tulang ra+an akan membuat sulit mendeteksi dengan s"an aksial! tetapi dapat dibuktikan dengan teknik pemindaian koronal dan sagital. 'T s"an dengan peningkatan kontras adalah metode pilihan untuk mempela*ari laring. Peningkatan kontras membantu untuk menguraikan pembuluh darah dan kelen*ar tiroid. -&# dapat diperoleh untuk menentukan penyebaran e.olaryngeal halus atau perusakan tulang ra+an a+al. /oto toraks diperlukan untuk menilai keadaan paru! ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. (Harisson , Louis,-essions , .o/, Hong Ki 0aun. Ad!an1ed stage 1an1er o2 the larin3 : A multidis1iplinar/ approa1h. Head and 4e1k 5an1er . #$$'. 5hapter &6+ 0. Pemeriksaan hispatologi dari biopsi laring dan penentuan staging. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomik dari bahan biopsi laring dan biopsi *arum halus pada pembesaran kelen*ar getah bening di leher. Dari hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa. Penentuan staging pada tumor ganas laring berdasarkan Ameri"an 1oint 'ommittee on 'an"er 2222 3A1''4.

Gambar. Algoritma e,aluasi diagnosis tumor laring (Head

and 4e1k 5an1er . #$$'.+

DIAGNOSIS BANDING 1. PENYAKIT INFEKSI PADA LARING Croup 'roup adalah suatu penyakit infeksi laring yang berkembang "epat! menimbulkan stridor dan obstruksi *alan nafas. 5alaupun dapat ter*adi pada usia berapapun! bahkan pada de+asa! "roup terutama menyerang pada anak di ba+ah usia 6 tahun. 'roup dapat dibedakan men*adi laringitis supraglotis 3epiglotitis4 akut dan laringitis subglotis akut. -eskipun keduanya dapat bersifat akut dan berat! namun epiglotitis "enderung lebih hebat! seringkali berakibat fatal dalam beberapa *am 36(12 *am4 tanpa terapi. )edangkan per*alanan penyakit dari langiritis subglotis akut berlangsung dalam beberapa hari 32(3 hari4 hingga beberapa minggu. (,ano!et6, John 7. 8en/akit "n2eksi 8ada Laring. 7alam ,9"E- ,uku A:ar "lmu 8en/akit THT. Edisi ke)6. Jakarta: E;5. &''%. Hal <*<)*=+ Etiologi Pada supraglotitis akut etiologinya seringkali. )edangkan pada langiritis subglotis akut etiologinya seringkali adalah ,irus. (,ano!et6, John 7. 8en/akit "n2eksi 8ada Laring. 7alam ,9"E- ,uku A:ar "lmu 8en/akit THT. Edisi ke)6. Jakarta: E;5. &''%. Hal <*<)*=+

a!i"#$ta$i Kli!i$ )e"ara klinis! kedua penyakitnya tampak serupa dimana pasien gelisah! "emas! stridor! retraksi dan sianosis namun terdapat beberapa perbedaan ringan. Anak dengan epiglotitis "enderung duduk dengan mulut terbuka dan dagu mengarah ke depan! tidak serak dan "enderung tidak disertai dengan batuk "roupy! namun kemungkinan besar mengalami disfagia. $arena nyeri untuk menelan! maka anak "enderung mengiler. Disfagia pada epiglotitis dapat merupakan pertanda kolaps. $olaps merupakan akibat perluasan inflamasi sepan*ang mulut esofagus! dan berarti proses inflamasi telah menyebabkan pembengkakan epiglotis yang nyata. Anak dengan laringitis subglotis akut biasanya serak dengan batuk "roupy 3menggonggong4 dan kering. )erangan batuk biasanya ter*adi pada malam hari. Tidak ada ge*ala disfagia dan mengiler. -akin berat penyakit pasien! ter*adi peningkatan stridor yang

disertai dengan "ekungan suprakla,ikula! interkosta dan daerah epigastrium. -asa inspirasi meman*ang dan kemudian mengi pada ekspirasi akan timbul. Anak tampak sangat membutuhkan udara dan hipoksia! dengan +a*ah "emas! gelisah! menolak makan dan minum serta berbi"ara. )ianosis mungkin ter*adi pada kasus yang berat. (,ano!et6, John 7. 8en/akit "n2eksi 8ada Laring. 7alam ,9"E- ,uku A:ar "lmu 8en/akit THT. Edisi ke)6. Jakarta: E;5. &''%. Hal <*<)*=+ Diag!o$i$ Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan penemuan klinis dan ri+ayat per*alanan penyakit. Pada epiglotitis! foto &ontgen *aringan lunak leher dapat memperlihatkan pembengkakan yang khas pada daerah supraglotik memenuhi saluran nafas. )edangkan pada ;ambar . Epiglotis normal dan ;ambar . Epiglotitis laringitis subglotis akut foto &ontgen lateral leher akan memperlihatkan penyempitan diinfraglotik.

Gambar . 7piglotis normal (http:>???.s1ribd.1om)

Gambar . 7piglotitis (http:>???.s1ribd.1om)

Apusan dan biakan dari sekret laring harus dilakukan untuk menentukan organisme penyebab. -anfaatnya sedikit untuk peren"anaan terapi a+al! tetapi berguna *ika organisme tersebut resisten terhadap terapi a+al itu. Pada laringitis subglotis akut! kadar serum antibody mungkin menolong untuk mendiagnosis adanya infeksi ,irus! terutama bila terdapat kenaikan

titer. (,allenger, John Ja1ob. "nsu2isiensi 8ernapasan dan Trakeostomi. 7alam ,uku 8en/akit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke)&<. Jakarta: ,inarupa Aksara. &''(. Hal ((&)6<+ . P#!atala%$a!aa! Anak(anak ini harus segera ditangani tanpa menunggu di bagian ga+at darurat atau radiologi. Pemberian "airan intra,ena dimulai untuk men"egah dehidrasi dan pengeringan sekret. 8dara dingin dan lembab *uga perlu diberikan! sebaiknya dengan uap air berukuran partikel terke"il. Terapi antibiotik terhadap Haemophilus dan -taph/lo1o11us dimulai sambil menunggu hasil biakan. Antibiotik seharusnya tidak boleh ditunda! karena se"ara klinis sulit untuk membedakan *enis "roup dan per*alanan penyakit dapat sangat "epat. )teroid diberikan dalam dosis tinggi untuk mengurangi inflamasi. Pasien perlu diamati se"ara "ermat dan dipertimbangkan untuk trakeostomi atau intubasi. #ndikasi bantuan pernapasan adalah kemunduran meskipun telah diberikan kelembaban! antibiotik dan steroid. Pemantauan "roup termasuk denyut nadi! frekuensi pernapasan! dera*at kegelisahan dan ke"emasan! penggunaan otot asesorius pada pernapasan! dera*at sianosis! dera*at retraksi dan kemunduran pasien se"ara menyeluruh. 1ika pasien dapat tidur! bantuan *alan napas tidak diperlukan. )ebaliknya! frekuensi pernapasan diatas %2 kali9menit! denyut nadi diatas 162 kali9menit! dan kegelisahan serta retraksi yang makin hebat mengindikasikan perlunya bantuan pernapasan. 1ika anak kolaps! gunakan respirator ambu bertekanan positif untuk memaksa oksigen melalui *alan napas yang edematosa. (,ano!et6, John 7. 8en/akit "n2eksi 8ada Laring. 7alam ,9"E- ,uku A:ar "lmu 8en/akit THT. Edisi ke)6. Jakarta: E;5. &''%. Hal <*<)*=+ &. TRA' A a. Trauma Lari!g Trauma pada laring dapat berupa trauma tumpul atau trauma ta*am akibat luka sayat! luka tusuk!dan luka tembak. Trauma tumpul pada daerah leher selain dapat merusak struktur laring *uga menyebabkan "edera pada *aringan lunak seperti otot! saraf! pembuluh darah! dll. Hal ini sering ter*adi dalam kehidupan sehari(hari seperti leher terpukul oleh tangkai pompa air! leher membentur dash board dalam ke"elakaan mobil! tertendang atau terpukul +aktu

berolah raga bela diri! berkelahi! di"ekik! atau usaha bunuh diri dengan menggantung diri 3strangulasi4 atau seseorang pengendara motor ter*erat tali di *alan 31lothesline in:ur/4. :allanger membagi penyebab trauma laring atas: Trauma mekanik eksternal 3trauma tumpul! trauma ta*am! komplikasi trakeostomi atau krikotirotomi4 dan mekanik internal 3akibat tindakan endoskopi! intubasi endotrakea! atau pemasangan pipa nasogaster4. Trauma akibat luka bakar oleh panas 3gas atau "airan yang panas4 dan kimia 3"airan alkohol! amoniak! natrium hipoklorit! dan lisol4 yang terhirup. Trauma akibat radiasi pada pemberian radioterapi tumor ganas leher. Trauma otogen akibat pemakaian suara yang berlebihan 3,okal abuse4 misalnya akibat berteriak! men*erit keras! atau bernyanyi dengan suara keras. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ Pato"i$iologi Trauma laring dapat menyebabkan edema dan hematoma di plika ariepiglotika dan plika ,entrikularis! oleh karena *aringan submukosa di daerah ini mudah membengkak. )elain itu mukosa faring dan laring mudah robek! yang akan diikuti dengan terbentuknya emfisema subkutis di daerah leher. #nfeksi sekunder melalui robekan ini dapat menyebabkan selulitis! abses! atau fistel. Tulang ra+an laring dan persendiannya dapat mengalami fraktur dan dislokasi. $erusakan pada perikondrium dapat menyebabkan hematoma! nekrosis tulang ra+an! dan perikondritis yang mengakibatkan penyempitan lumen laring dan trakea. &obekan mukosa yang tidak di*ahit dengan baik! yang diikuti oleh infeksi sekunder! dapat menimbulkan terbentuknya *aringan granulasi! fibrosis! dan akhirnya stenosis. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ G#(ala Kli!i% Pasien trauma laring sebaiknya dira+at untuk obser,asi dalam 2% *am pertama. Timbulnya ge*ala stridor yang perlahan(lahan yang makin menghebat atau timbul mendadak sesudah trauma merupakan tanda adanya sumbatan *alan napas. ;e*ala(ge*ala berikut

menun*ukkan adanya kelainan pda struktur laring: 14 meningkatnya obstruksi *alan napas dengan adanya sesak napas 3dispnoe4! 24 disfonia atau afonia! 34 batuk! %4 hemoptisis dan hematemesis! 04 nyeri pada leher! 64 disfagia dan odinofagia. ;e*ala a+al mungkin disertai dengan tanda(tanda klinis berikut: 14 deformitas leher! 24 emfisema subkutis! 34 nyeri tekan laring! %4 krepitasi tulang. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'()#&&+ dan (,allenger, John Ja1ob. "nsu2isiensi 8ernapasan dan Trakeostomi. 7alam ,uku 8en/akit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke)&<. Jakarta: ,inarupa Aksara. &''(. Hal ((&)6<+ )uara serak 3disfoni4 atau suara hilang 3afoni4 timbul bila terdapat kelainan pita suara akibat trauma seperti edema! hematoma! laserasi! atau parese pita suara. 7mfisema subkutis ter*adi bila ada robekan mukosa laring atau trakea! atau fraktur tulang(tulang ra+an laring hingga mengakibatkan udara pernapasan akan keluar dan masuk ke *aringan subkutis leher 7mfisema leher dapat meluas sampai ke daerah muka! dada! dan abdomen dan pada perabaan terasa sebagai krepitasi kulit. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ Hemoptisis dan hematemesis dapat ter*adi akibat laserasi mukosa *alan napas dan bila *umlahnya banyak dapat menyumbat *alan napas. Perdarahan ini biasanya ter*adi akibat luka tusuk! luka sayat! luka tembak! maupun luka tumpul. Disfagia 3sulit menelan4 dan odinofagia 3nyeri menelan4 dapat timbul akibat ikut bergeraknya laring yang mengalami "edera pada saat menelan. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ dan (,allenger, John Ja1ob. "nsu2isiensi 8ernapasan dan Trakeostomi. 7alam ,uku 8en/akit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke)&<. Jakarta: ,inarupa Aksara. &''(. Hal ((&)6<+ ;e*ala luka tertutup tergantung pada berat ringannya trauma. Pada trauma ringan ge*alanya dapat berupa nyeri pada +aktu menelan! +aktu batuk! dan +aktu bi"ara. Di samping itu mungkin terdapat disfonia! tetapi belum terdapat sesak napas.Pada trauma berat dapat ter*adi fraktur dan dislokasi tulang ra+an serta laserasi mukosa laring. )ehingga menyebabkan ge*ala sumbatan *alan napas 3stridor dan dispnea4! disfonia atau afonia!

hemoptisis! hematemesis! disfagia! odinofagia serta emfisema yang ditemukan di daerah leher! muka! dada! dan mediastinum. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ Diag!o$i$ Terdapatnya salah satu manifestasi klinik di atas merupakan dasar perkiraan adanya trauma yang berat dan merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan laringoskopi tak langsung! laringoskopi langsung dan bronkoskopi untuk menentukan adanya edema! hematoma! mukosa dan tulang ra+an yang bergeser dan paralisis pita suara. &ontgen foto leher dan dada harus dilakukan untuk mendeteksi adanya fraktur laring dan trauma trakea. Diagnosis luka terbuka di laring dapat ditegakkan dengan adanya gelembung(gelembung udara pada daerah luka! oleh karena udara yang keluar dari trakea. :erbeda dengan luka terbuka! diagnosis luka tertutup pada laring lebih sulit. Diagnosis ini penting untuk menentukan sikap selan*utnya! apakah perlu dilakukan eksplorasi atau "ukup dengan pengobatan konser,atif dan obser,asi sa*a. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ dan (,allenger, John Ja1ob. "nsu2isiensi 8ernapasan dan Trakeostomi. 7alam ,uku 8en/akit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke)&<. Jakarta: ,inarupa Aksara. &''(. Hal ((&)6<+ P#!atala%$a!aa! )ebagai terapi a+al pada trauma laring akut ialah dengan mempertahankan aliran udara adekuat! mungkin diperlukan tindakan trakeostomi. $emudian dilan*utkan dengan penilaian terhadap trauma dan menentukan apakah terapi definitif harus dilakukan dengan segera atau perlu ditunda! yang tergantung pada keadaan klinisnya. Luka terbuka dapat disebabkan oleh trauma ta*am pada leher setinggi laring! misalnya oleh pisau! "elurit! dan peluru. $adang(kadang pasien dengan luka terbuka pada laring meninggal sebelum mendapat pertolongan! oleh karena perdarahan atau ter*adinya asfiksia. Penatalaksanaan luka terbuka pada laring terutama ditu*ukan pada perbaikan saluran napas dan men"egah aspirasi darah ke paru. Tindakan yang segera harus dilakukan ialah trakeostomi dengan menggunakan kanul trakea yang memakai balon! sehingga tidak ter*adi

aspirasi darah. Tindakan intubasi endotrakea tidak dian*urkan karena dapat menyebabkan kerusakan struktur laring yang lebih parah. )etelah trakeostomi barulah dilakukan eksplorasi untuk men"ari dan mengikat pembuluh darah yang "edera serta memperbaiki struktur laring dengan men*ahit mukosa dan tulang ra+an yang robek.8ntuk men"egah infeksi dan tetanus dapat diberikan antibiotika dan serum anti tetanus. (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ Kompli%a$i $omplikasi trauma laring dapat ter*adi apabila penatalaksanaanya kurang tepat dan "epat. $omplikasi yang dapat timbul antara lain: (@unir @asrin, 0idiarni 7ini,Trimartani.Trauma muka dan leher. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal &'')#&&+ Terbentuknya *aringan parut dan ter*adinya stenosis laring Paralisis ner,us rekuren #nfeksi luka dengan akibat ter*adinya perikondritis! *aringan parut! dan stenosis laring dan trakea. b. Trauma I!tuba$i Pemasangan pipa endotrakea yang lama dapat menimbulkan udem laring dan trakea. $eadaan ini baru diketahui bila pipa di"abut karena suara penderita terdengar parau dan ada kesulitan menelan! gangguan akti,itas laring dan beberapa dera*at obstruksi pernapasan. (-:amsuhida:at, ., Jong, 0im de. Laring. 7alam ,uku A:ar "lmu ,edah. Jakarta: E;5. &''%. Hal (**)'%.+ Penatalaksanaan Pengobatan dilakukan dengan pemberian kortikosteroid. :ila obstruksi napas terlalu hebat maka dilakukan trakeostomi. (-:amsuhida:at, ., Jong, 0im de. Laring. 7alam ,uku A:ar "lmu ,edah. Jakarta: E;5. &''%. Hal (**)'%.+ ). KORP'S ALIEN' :enda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh! yg dalam keadaan normal tidak ada. :enda asing yang berasal dari luar tubuh! disebut benda asing eksogen! biasanya masuk melalui hidung atau mulut. )edangkan yang berasal dari dalam tubuh! disebut benda asing endogen.

:enda asing eksogen terdiri dari benda padat! "air atau gas. :enda asing eksogen padat terdiri dari <at organik! seperti ka"ang(ka"angan 3yg berasal dari tumbuh(tumbuhan4! tulang 3yg berasal dari kerangka binatang4 dan <at anorganik seperti paku! *arum! peniti! batu dan lain(lain. :enda asing eksogen "air dibagi dalam benda "air yg bersifat iritatif! seperti <at kimia! dan benda "air non(iritatif! yaitu "airan dengan pH =!%. :enda asing endogen dapat berupa sekret kental! darah atau bekuan darah! nanah! krusta! perki*uan! membran difteri! bronkolit! "airan amnion! mekonium dapat masuk ke dalam napas saluran bayi pada saat proses persalinan. (Juni6a2 H @ariana.,enda asing di saluran na2as. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal #=')6=+ Etiologi * "a%tor pr#+i$po$i$i /aktor yang mempermudah ter*adinya aspirasi benda asing kedalam saluran napas antara lain! faktor personal 3umur! *enis kelamin! peker*aan! kondisi sosial! tempat tinggal4! kegagalan mekanisme proteksi yang normal! 3antara lain keadaan tidur! kesadaran menurun! alkoholisme4! proses menelan yg belum sempurna pada anak! ukuran dan bentuk serta sifat benda asing. /aktor ke"orobohan! 3antara lain meletakan benda asing dimulut! makan atau minum tergesa(gesa! makan sambil bermain 3pada anak4! memberikan ka"ang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum lengkap. (Juni6a2 H @ariana.,enda asing di saluran na2as. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal #=')6=+ Diag!o$i$ Diagnosis klinis benda asing disaluran napas ditegakan berdasarkan anamnesis adanya ri+ayat tersedak sesuatu! tiba(tiba timbul >"hoking? 3rasa ter"ekik4! ge*ala! tanda! pemeriksaan fisik dengan auskultasi! palpasi dan pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan penun*ang. Diagnosis pasti benda asing disaluran napas ditegakan setelah dilakukan tindakan endoskopi atas indikasi diagnostik dan terapi. Anamnesis yang "ermat perlu ditegakan karena kasus aspirasi benda asing sering tidak segera diba+a kedokter pada saat ke*adian. Perlu diketahui ma"am benda atau bahan yg teraspirasi dan telah berapa lama tersedak benda asing itu. G#(ala +a! ta!+a

;e*ala sumbatan benda asing didalam saluran napas tergantung pada lokasi benda asing! dera*at sumbatan 3total atau sebagian4! sifat! bentuk dan ukuran benda asing. :ila seorang pasien! terutama anak! diketahui mengalami rasa ter"ekik atau manisfestasi lainnya! rasa tersumbat ditenggorok! batuk(batuk sedang makan! maka keadaan ini haruslah dianggap sebagai ge*ala aspirasi benda asing. :enda asing di laring dapat menutup laring! tersangkut diantara pita suara atau berada di subglotis. ;e*ala sumbatan laring tergantung pada besar! bentuk dan letak 3posisi4 benda asing. )umbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang ga+at biasanya kematian mendadak karena ter*adi asfiksia dalam +aktu singkat. Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring dengan ge*ala antara lain disfonia sampai afonia! apne dan sianosis. )umbatan tidak total di laring dapat menyebabkan ge*ala suara parau! disfonia sampai afonia! batuk yang disertai sesak 3"roupy "ough4! odinofagia! mengi! sianosis! hemoptisis! dan rasa subyektif dari benda asing 3pasien akan menun*uk lehernya sesuai dengan letak benda asing itu tersangkut4 dan dispne dengan dera*at ber,ariasi. ;e*ala dan tanda ini *elas bila benda asing masih tersangkut di laring! dapat *uga benda asing sudah turun ke trakea! tetapi masih meninggalkan reaksi laring oleh karena edema laring. P#m#ri%$aa! p#!u!(a!g Pada kasus benda asing disaluran napas dapat dilakukan pemeriksaan radiologik dan laboratrium untuk membantu menegakkan diagnosis. :enda asing yg bersifat radioopak dapat dibuat rontgen foto segera setelah ke*adian! sedangkan benda asing radiolusen 3seperti ka"angka"angan4 dibuat rontgen foto setelah 2% *am ke*adian! karena sebelum 2% *am ke*adian belum menun*ukan gambaran radiologis yang berarti. Pemeriksaan radiologik leher dalam posisi tegak untuk penilaian *aringan lunak leher dan pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada aspirasi benda asing. Pemeriksaan toraks lateral dilakukan dengan lengan di belakang punggung! leher dalam fleksi dan kepala ekstensi untuk melihat keseluruhan *alan napas dari mulut sampai karina. $arena benda asing dibronkus utama atau lobus! pemeriksaan paru sangat membantu diagnosis. ideo /luoroskopi merupakan "ara terbaik untuk melihat saluran napas se"ara keseluruhan! dapat menge,aluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. 7mfisema obstruktif merupakan bukti radiologik pada benda asing di saluran napas setelah 2% *am benda teraspirasi. ;ambaran emfisema tampak sebagai pergeseran

mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat ekspirasi 3mediastinal shift4 dan pelebaran interkostal. :ronkogram berguna untuk benda asing radiolusen yang berada diperifer pada pandangan endoskopi! serta perlu untuk menilai bronkiektasis akibat benda asing yang lama berada di bronkus Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial. (Juni6a2 H @ariana.,enda asing di saluran na2as. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal #=')6=+ P#!atala%$a!aa! Pasien dengan benda asing di laring harus diberi pertolongan dengan segera! karena asfiksia dapat ter*adi dalam +aktu hanya dalam beberapa menit. Pada anak dengan sumbatan total pada laring! dapat di"oba dengan menolongnya dengan memegang anak dengan posisi terbalik! kepala ke ba+ah! kemudian daerah punggung9tengkuk dipukul! sehingga diharapkan benda asing dapat dibatukkan ke luar. 'ara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring se"ara total ialah dengan "ara perasat dari Heimli"h 3Heimli"h maneu,er4! dapat dilakukan pada anak maupun orang de+asa. -enurut teori heimli"h! benda asing masuk ke dalam laring ialah pada +aktu inspirasi. Dengan demikian paru penuh oleh udara! diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup! dengan menekan botol itu! maka sumbatnya akan terlempar ke luar. Pada sumbatan benda asing tidak total di laring! perasat Heimli"h tidak dapat digunakan. Dalam hal ini pasien masih dapat diba+a ke rumah sakit terdekat untuk diberi pertolongan dengan menggunakan laringoskop atau bronkoskop! atau kalau alat(alat itu tidak ada! dilakukan trakeostomi sebelum meru*uk. Pada +aktu tindakan trakeostomi! pasien tidur dengan posisi Trandelenburg! kepala lebih rendah dari badan! supaya benda asing tidak turun ke trakea. $emudian pasien dapat diru*uk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas laringoskopi dan bronkoskopi untuk mengeluarkan benda asing itu dengan "unam. Tindakan ini dapat dilakukan dengan anastesi 3umum4 dan analgesia 3lokal4. (Juni6a2 H @ariana. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran ni!ersitas "ndonesia. #$$%. Hal #=')6=+

Gambar . 'ara pengeluaran benda asing pada anak @ 1 tahun (http:>>???.1hildren?ebmd.1om+

Gambar. 'ara pengeluaran benda asing pada anak A1 tahun (http:>>???.1hildren?ebmd.1om+

,. KEL' P'-AN NER.'S REK'REN BILATERAL

Paralisis ini kebanyakan disebabkan oleh proses pembedahan tiroid!terutama total tiroidektomi. Penyebab lainnya yang *arang adalah karena pertumbuhan tumor tiroid yang malignan. Paralisis bilateral n. Laringeus rekurens menyebabkan sesak nafas sebab "elah suara "ukup sempit karena kedua pita suara tidak dapat abduksi pada inspirasi sehingga menetap pada posisi paramedian. $adang pita suara "enderung bertaut pada inspirasi sehingga penderita harus diselamatkan dengan intubasi dan trakeostomi. :iasanya ada indikasi operasi fiksasi pita suara di posisi abduksi pada paralisis n. Laringeus rekurens bilateral. (-:amsuhida:at, ., Jong, 0im de. Laring. 7alam ,uku A:ar "lmu ,edah. Jakarta: E;5. &''%. Hal (**)'%.+

Anda mungkin juga menyukai