Anda di halaman 1dari 31

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TAHUN 1987-1996 BERDASARKAN FOTO UDARA Oleh Suhadi

Purwantoro B. Saiful Hadi ABSTRAK Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi. Daerah perkotaan mempunyai kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau perkembangannya, karena seringkali pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya dan tidak memenuhi syarat. Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh kepastian tingkat ketelitian foto udara pankromatik hitam putih multitemporal skala !"### dan ! .### untuk identifikasi perubahan penggunaan lahan, memperoleh informasi perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek luas dan jenis penggunaan lahan, memetakan agihan perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan di daerah penelitian . Penelitian ini menggunakan foto udara pankromatik hitam putih multitemporal skala ! .### dan !".###, masing$masing hasil pemotretan tahun %"& dan %%'.. Penggalian data dilakukan dengan metode interpretasi disertai (ek lapangan, pendekatan interpretasinya adalah photomorphic. Penentuan unit$ unit pemetaan dilakukan berdasarkan unit$unit penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa foto udara tahun %"& dan %%' memiliki tingkat ketelitian (ukup tinggi, masing$masing "),#%* dan "",&) *.. Perubahan penggunaan lahan yang paling intensif adalah perubahan dari lahan pertanian menjadi lahan permukiman dan penggunaan lainnya. +ahan pertanian pada tahun %"& seluas ) ',," ha, tetapi pada tahun %%' luasnya berkurang menjadi )%,%#. -enis penggunaan lahan yang paling intensif adalah unntuk permukiman, jasa kelembagaan, industri, dan perdagangan. Daerah yang paling banyak mengalami perubahan penggunaan lahan adalah di .eulurahan /iwangan, 0arungboto, dan Sorosutan. Pertumbuhan luas rata$rata penggunaan lahan adalah ),)# *.

A. Lata B!"a#a$% Ma&a"a' Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Pertumbuhan dan aktivitas penduduk yang tinggi terutama terjadi di daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada umumnya mengalami perubahan penggunaan lahan yang (epat. 1enurut 1iller 2 %""3, sebanyak 4) * penduduk dunia tinggal di wilayah perkotaan. Sementara menurut Simmond 2 %"%3, hingga tahun ,### diperkirakan dari ,4 juta hektar lahan hijau 2pertanian, kehutanan, perkebunan, dan lain$lain3 telah berubah peruntukannya menjadi lahan perkotaan. 5danya perubahan penggunaan lahan tersebut dilihat dari aspek ekonomi pertanian merupakan an(aman terhadap ketahanan pangan penduduk dan dilihat dari aspek lingkungan hal itu merupakan an(aman terhadap daya dukung lingkungan. 6egara$negara berkembang merupakan Sebagian besar kota$kota di negara$ negara berkembang angka pertumbuhan penduduknya relatif konstan, yakni mendekati angka ' * per tahun 2Beek dan -uppenlat7 dalam Brouwer, %%"3. 8ni berarti jumlah penduduk kota menjadi dua kali lipat tiap , sampai 9 tahun. Bahkan menurut sumber dari PBB (United Nations) 2 %"93 menyebutkan bahwa beberapa kota di dunia angka pertumbuhan penduduknya dari tahun %9# hingga tahun ,### berkembang lebih dari % kali lipat. .ota$kota tersebut antara lain 1e:i(o ;ity penduduknya tumbuh dari ,,% juta jiwa 2 %9#3 menjadi ) ,# juta jiwa 2,###3 atau berkembang kali lipat, .ota Sao Paolo 2Bra7il3 tumbuh dari ,,4 juta jiwa 2 %9#3 menjadi ,9," juta jiwa atau berkembang sebelas kali lipat, .ota Beijing 2;hina3 dari ,,4 juta jiwa berkembang menjadi %,% juta jiwa 2,###3 atu berkembang sebesar % kali lipat, .ota -akarta dari ,& juta jiwa 2 %9#3 menjadi berkembang % kali lipat. Sebagaimana halnya kota di negara$negara berkembang lain, kota$kota di 8ndonesia juga demikian, jumlah penduduk kota meningkat dengan laju pertumbuhan 9,9 * per tahun pada dekade %"#$ %%# dan ' * pada de(ade %%#$,### 2<jahyati dalam Budihardjo, %%&3. Sementara .ota =ogyakarta dengan luas wilayah ).,9# ha mempunyai jumlah penduduk 4%&.'%% jiwa 2BPS, ,###3 yang berarti kepadatan penduduknya sekitar 9.) 4 jiwa per km,. .edudukan .ota =ogyakarta sebagai pusat pendidikan menyebabkan jumlah pendatang sangat tinggi, pada tahun ,### saja terdapat #."&" jiwa pendatang. Hal ini menyebabkan kota =ogyakarta semakin padat. >mbulharjo sebagai salah satu ke(amatan di wilayah kota merupakan ke(amatan yang wilayahnya terluas diantara ke(amatan lainnya. >mbulharjo mempunyai jumlah ',9 juta jiwa 2,###3 atau

penduduk terbesar kedua 2'9.,"# jiwa3 setelah .e(amatan /ondokusuman 2&,.,', jiwa3 dan menjadi daerah ke(amatan yang paling banyak didatangi. 1enurut (atatan statistik tahun ,### terdapat ,.#'" jiwa pendatang di ke(amatan tersebut. 1akin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka dan lahan untuk fasilitas$fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi peren(ana, pengelola kota maupun penduduk sendiri. Bagi para peren(ana dan penglola kota dinamika pertumbuhan penduduk yang (epat dan tuntutan pengaturan penggunaan lahan kota yang terbatas tetapi selalu berubah mendatangkan pekerjaan tersendiri. .etersediaan peta$petaaktual sebagai basis bagi peren(anaan dan pengelolaan kotamerupakan suatu hal yang sangat urgen. Peta a(tual penggunaan lahan merupakan salah satu jenis peta yang sangat penting untuk keperluan peren(anaan, pemantauan, dan evaluasi. 1etode konvensional ternyata tidak men(ukupi lagi, sejak kepadatan dan persebaran bangunan kota menjadi padat dan tidak teratur sehingga menghalangi jangkauan pandangan 2Sokhi, %%)3. .ini, dengan makin berkembangnya teknologi penginderaan jauh dan berbagai kelebihan yang dimilikinya, mendorong orang berpaling ke teknik ini untuk berbagai studi kekotaan, termasuk diantaranya untuk mendeteksi perubahan penggunaan lahan kota. Hasil interpretasi foto udara selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer yang dilengkapi perangkat lunak Sistem 8nformasi /eografi 2S8/3. S8/ digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian ini. Data yang besar dapat diolah lebih (epat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital. Hasilnya berupa peta aktual digital penggunaan lahan kota yang berguna bagi peren(ana dan pengelola kota. Pemilihan lokasi penelitian di .e(amatan >mbulharjo sebagai salah satu wilayah ke(amatan pinggiran di .ota =ogyakarta, didasarkan pada kenyataan bahwa daerah ini sedang mengalami perkembangan fisik kota yang pesat. 1enurut (atatan statistik setempat 2,###3, luas wilayah .e(amatan >mbulharjo adalah " , ha. Pada tahun %"&, luas lahan pertanian ,9,'% * dari luas wilayah atau 2,#4,'4 ha3, berkurang 9,&, * sehingga menjadi %,%& * 2 '', , ha3 pada tahun %%', sementara permukiman menempati areal seluas 44,# * 2)9&,)' ha3 menjadi 9',9" * 244#,'4 ha3. Perubahan jenis dan luas penggunaan lahan yang relatif (epat ini berimplikasi pada pola penataan ruang, kenyamanan hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk setempat. Berangkat dari beberapa hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

memanfataan foto udara dan S8/ untuk studi perubahan penggunaan lahan di .e(amatan >mbulharjo .ota =ogyakarta tahun %"&$ %%'. B. I(!$t)*)#a&) Ma&a"a'

Beberapa masalah yang berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan di daerah .e(amatan >mbulharjo yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut ! . <erjadi perubahan penggunaan lahan kota yang pesat dan sulit dikendalikan ,. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi tidak dapat diketahui seberapa luas untuk tiap unit penggunaan lahan. ). Belum ada data komprehensif mengenai intensitas dan frekuensi perubahan penggunaan lahan. 4. Pemetaan perubahan penggunaan lahan se(ara terestrial memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang tidak sedikit. 9. Belum tersedia peta$peta digital penggunaan lahan yang sangat diperlukan dalam pembuatan peren(anaan penggunaan lahan '. Belum tersedia data digital tentang penggunaan lahan dilihat dari aspek intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan &. Belum dimanfaatkannya data penginderaan jauh yang dalam hal ini berupa data foto udara pankromatik multitemporal ". Belum diketahui se(ara pasti tingkat ketelitian foto udara yang berbeda skala dan tahun pemotretan untuk identifikasi perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian, sehingga data tersebut belum dapat dimanfaatkan se(ara optimal oleh para pengelola kota. C. P! +,+&a$ Ma&a"a' Daerah perkotaan berkembang se(ara (epat, terutama perkembangan penduduk, aktivitas, dan fisik kota. Perkembangan ini akan memun(ulkan sejumlah persoalan ketika dihadapkan pada kenyataaan luas wilayah kota yang terbatas. .ebutuhan ruang untuk melakukan berbagai aktivitas dan sarana pendudukung lainnya mendorong intensitas perubahan bentuk dan luas penggunaan lahan. Oleh karenanya dalam penanganannya memerlukan arahan dan peren(anaan yang diawali dengan penelitian.

Pada penelitian penggunaan lahan yang akan dilakukan ini ditetapkan tiga permasalahan yang penulis anggap penting, yakni ! . Seberapa besar tingkat ketelitian foto udara pankromatik hitam putih skala ! "### dan ! .### untuk megidentifikasi perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian ? ,. Bagaimana perubahan luas dan jenis penggunaan lahan antara tahun %"&$ %%' ? ). Bagaimana agihan perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan di daerah penelitian ? D. T+-+a$ P!$!")t)a$ Penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai beberapa tujuan, yakni ! . 1emperoleh kepastian tentang tingkat ketelitian foto udara pankromatik hitam putih multitemporal skala !"### dan ! .### untuk identifikasi perubahan penggunaan lahan ,. 1emperoleh informasi perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek luas dan jenis penggunaan lahan ). 1emetakan agihan perubahan penggunaan lahan dilihat dari aspek intensitas, luas, dan jenis penggunaan lahan di daerah penelitian . E. K!%+$aa$ P!$!")t)a$ Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan ilmiah maupun matra kebijakan, yakni ! . Pengembangan pemanfaatan data foto udara untuk kajian perubahan penggunaan lahan pada wilayah ke(amatan ,. 1emberikan informasi perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan arahan penggunaan lahan atau kebijakan keruangan yang realistis ). 1engusung wa(ana perubahan penggunaan lahan sebagai praksis yang harus diawasi@dikontrol tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat. A. D!&# ).&) T!/ )t)# . Penggunaan +ahan

8stilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover). Perbedaannya, istilah penggunaan lahan biasanya meliputi segala jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan men(akup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. .edua istilah ini seringkali digunakan se(ara ran(u. Suatu unit penggunaan lahan mewakili tidak lebih dari suatu mental construct yang didisain untuk memudahkan inventarisasi dan aktivitas %" 3. 8dentifikasi, pemantauan dan pemetaan 21alingreau dan Aosalia,

evaluasi penggunaan lahan perlu selalu dilakukan pada setiap periode tertentu, karena ia dapat menjadi dasar untuk penelitian yang mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan lahan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha melakukan peren(anaan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan keruangan di suatu wilayah. Prinsip kebijakan terhadap lahan perkotaan bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan pengadaan lahan untuk menampung berbagai aktivitas perkotaan. Dalam hubungannya dengan optimalisasi penggunaan lahan, kebijakan penggunaan lahan diartikan sebagai serangkaian kegiatan tindakan yang sitematis dan terorganisir dalam penyediaan lahan, serta tepat pada waktunya, untuk peruntukan pemanfaatan dan tujuan lainnya sesuai dengan kepentingan masyarakat 2Suryantoro, ,##,3. ,. Perubahan Penggunaan +ahan 1enurut 1alingreau 2 %&%3, penggunaan lahan merupakan (ampur tangan manusia baik se(ara permanen atau periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun gabungan keduanya. Penggunaan lahan merupakan unsur penting dalam peren(anaan wilayah. Bahkan menurut ;ampbell 2 %%'3, disamping sebagai faktor penting dalam peren(anaan, pada dasarnya peren(anaan kota adalah peren(anaan penggunaan lahan. .enampakan penggunaan lahan berubah berdasarkan waktu, yakni keadaan kenampakan penggunaan lahan atau posisinya berubah pada kurun waktu tertentu. Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi se(ara sistematik

dan non$sistematik. Perubahan sistematik terjadi dengan ditandai oleh fenomena yang berulang, yakni tipe perubahan penggunaan lahan pada lokasi yang sama. .e(enderungan perubahan ini dapat ditunjukkan dengan peta multiwaktu. Benomena yang ada dapat dipetakan berdasarkan seri waktu, sehingga perubahan penggunaan lahan dapat diketahui. Perubahan non$sistematik terjadi karena kenampakan luasan lahan yang mungkin bertambah, berkurang, ataupun tetap. Perubahan ini pada umumnya tidak linear karena kenampakannya berubah$ubah, baik penutup lahan maupun lokasinya 21ur(harke, %%#3. Di daerah perkotaan perubahan penggunaan lahan (enderung berubah menjadi dalam rangka memenuhi kebutuhan sektor jasa dan komersial. 1enurut ;ullingswoth 2 %%&3, perubahan penggunaan yang (epat di perkotaan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni ! 2 3 adanya konsentrasi penduduk dengan segala aktivitasnyaC 2,3 aksesibilitas terhadap pusat kegiatan dan pusat kotaC 2)3 jaringan jalan dan sarana transportasi, danC 243 orbitasi, yakni jarak yang menghubungkan suatu wilayah dengan pusat$pusat pelayanan yang lebih tinggi. ). 8nterpretasi Boto >dara >ntuk Studi Penggunaan +ahan Penggunaan lahan men(erminkan sejauh mana usaha atau (ampur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Data penggunaan@tutupan lahan ini dapat disadap dari foto udara se(ara relatif mudah, dan perubahannya dapat diketahui dari foto udara multitemporal. <eknik interpretasi foto udara termasuk di dalam system penginderaan jauh. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan (ara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau gejala yang dikaji 2+illesand dan .iefer, %%&3. Penggunaan foto udara sebagai sumber informasi sudah meluas dalam berbagai aplikasi. Hanya saja untuk dapat memanfaatkan foto udara tersebut diperlukan kemampuan mengamati keseluruhan tanda yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang diamati. <anda$tanda tersebut dinamakan kun(i pengenalan atau biasa disebut dengan unsur$unsur interpretasi. >nsur$unsur tersebut meliputi ! rona@warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, asosisasi, dan konvergensi bukti 2Sutanto, %%&3.

>ntuk dapat melakukan interpretasi penggunaan lahan se(ara sederhana dan agar hasilnya mudah dipahami oleh orang lain 2pengguna3, diperlukan panduan kerja berupa sistem klasifikasi penggunaan lahan@tutupan lahan. Sistem klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem klasifikasi penggunaan kota karena wilayah yang diinterpretasi merupakan wilayah kota. Sistem klasifikasi penggunaan lahan kota yang dipakai adalah sistem klasifikasi menurut Sutanto 2 %" 3 dengan sedikit perubahan 2disesuaikan dengan kondisi penggunaan lahan di daerah penelitian3.
<abel
6O

. Sistem .lasifikasi Penggunaan +ahan .ota


<ingkat 8D $ .epadatan rendah $ .epadatan sedang $ .epadatan rendah $ .epadatan sedang $ .epadatan tinggi $ .epadatan rendah $ .epadatan sedang $ .epadatan tinggi $ .epadatan sangat tinggi

T)$%#at K! )$0)a$ K"a&)*)#a&) <ingkat 8 <ingkat 88 <ingkat 88


Daerah .ota Permukiman $Pola <eratur $Pola setengah teratur

$Pola tidak teratur

Perdagangan

8ndustri <ransportasi -asa Aekreasi

<empat ibadah Pertanian

Hutan +ain$lain

$Pasar $Pom bensin $Pusat perbelanjaan $Pertokoan $Pabrik@perusahaan $/udang $-alan $Stasiun@terminal $.elembagaan $6on$.elembagaan $.ebun binatang $+apangan Olah raga $Stadion $/edung Pertunjukan $1asjid $/reja $Sawah $<egalan $.ebun ;ampuran $Hutan@<aman wisata $.uburan $+ahan kosong $+ahan sedang dibangun

$Besar E.e(il

$.ereta api@Bis@5ngkutan Perkantoran, sekolah@kampus Hotel

$>mum $1akam pahlawan

Sumber ! Sutanto, %" dengan sedikit modifikasi

Penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan foto udara sebagai media. Boto udara, sebagai salah satu data penginderaan jauh, mampu menyajikan gambaran mirip wujud dan letak sebenarnya di lapangan dan dapat dilihat pola keruangannya 2Sutanto, %"&3. Oleh karenanya tidak mengherankan

bila hingga kini foto udara menjadi sumber utama bagi data penginderaan jauh untuk penelitian kekotaan 2Sutanto, %%93. Disamping itu, aplikasi foto udara untuk studi penggunaan lahan kota ini berarti mengoptimalkan fungsi data foto udara yang telah tersedia untuk ## kota di 8ndonesia 2Sutanto, %"%3, sehingga fungsi foto udara menjadi multiguna. 8nterpretasi penggunaan lahan dari foto udara ini dimaksudkan untuk memudahkan deliniasi area@ unit$unit penggunaan lahan. Salah satu syarat dari teknik sederhana yang digunakan untuk mengkaji atau melakukan evaluasi terhadap perubahan, termasuk untuk mengetahui sejauh mana perubahan penggunaan lahan kota telah terjadi, adalah dengan (ara menginterpretasi dua (itra yang berbeda waktu perekamannya 2multitemporal3. ;itra multitemporal adalah (itra yang menggambarkan kondisi dan saat perekaman yang berbeda 2Sutanto, %%,3. Penelitian yang telah dilakukan ini menggunakan foto udara sebagai media@sumber informasi utama. Boto udara, sebagai salah satu produk dari penginderaan jauh, mampu menyajikan gambaran mirip wujud dan letak sebenarnya di lapangan dan dapat dilihat pola keruangannya 2Sutanto, %"&3. Oleh karenanya tidak mengherankan bila hingga kini foto udara menjadi sumber utama bagi data penginderaan jauh untuk penelitian kekotaan 2Sutanto, %%93. Disamping itu, aplikasi foto udara untuk studi lingkungan permukiman kota ini berarti mengoptimalkan fungsi data foto udara yang telah tersedia untuk ## kota di 8ndonesia 2Sutanto, %"%3, bahkan dalam perkembangannya banyak kota$kota lain yang baru direkam,sehingga fungsi foto udara menjadi multiguna. Boto udara yang tersedia untuk daerah penelitian 2.e(amatan >mbulharjo .ota =ogyakarta3 adalah foto udara pankromatik hitam putih tahun %"& dengan skala ! .### dan tahun %%' dengan skala ! ).### 2untuk keperluan waktu penelitian ini skala diperbesar menjadi !"###3, dengan perbedaan

perekaman adalah % tahun. 1enurut Sutanto 2 %%,3, data yang berupa foto udara saat perekamannya dilakukan dengan jarak waktu ) tahun atau lebih, karena dianggap sudah (ukup banyak perubahan. Pada rentang waktu % tahun 2 %"&$ %%'3 tentu banyak terjadi perubahan penggunaan lahan 4. S8/ Sebagai 5lat 5nalisis Perubahan Penggunaan +ahan

.ini, seiring dengan makin berkembangnya teknologi, dikembangkan pula teknik manajemen data yang sangat membantu pekerjaan penafsir, yakni sistem informasi geografi 2S8/3. S8/ adalah sistem informasi yang mendasarkan pada kerja komputer yang mampu memasukkan, mengelola, memberi dan mengambil kembali, memanipulasi dan menganalisis data 25ronoff, %"%3. S8/ digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian ini. Data yang besar, diolah lebih (epat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital. Hasilnya berupa peta aktual digital penggunaan lahan dan perubahannya. .ini dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, peta$peta untuk keperluan peren(anaan dan evaluasi tidak lagi dikerjakan se(ara manual, tetapi dikerjakan se(ara digital dengan berbagai software S8/ dengan tingkat ketelitian yang (ukup tinggi, S8/ kini berkembang sangat pesat dan banyak beredar di pasaran. S8/ menyediakan sejumlah fasilitas untuk menyimpan, mengakses, dan memanipulasi data penginderaan jauh@ informasi untuk sains, komersial, dan informasi yang berorientasi kebijakan. S8/ memiliki fasilitas untuk membuat dan memodifikasi peta, mengukur, memonitor, membuat pemodelan dan manajemen data serta menganalisis informasi keruangan, spektral dan temporal 2Fstes, %%,3. 1enurut +ight 2 %%)3, S8/ adalah sistem informasi yang didisain untuk mengolah data yang berkenaan dengan koordinat geografis atau keruangan. Pendek kata, S8/ adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk data yang berkenaan dengan keruangan, dan juga seperangkat operasi untuk mengolah data. .eunggulan S8/ adalah kemampuannya untuk mengolah data keruangan, yang akan digunakan untuk melengkapi atau memodifikasi peta sehingga data yang terpisah$pisah dapat dianalisis saling hubungannya dan dievaluasi perkembangan wilayahnya. Hasil olahan jenis$jenis data penggunaan lahan tiap tahun pemotretan akan menghasilkan peta baru yang komprehensif. Oleh karenanya informasi data S8/ ini dapat digunakan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan pada disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebumian 21iddlekoop, %%#3. <anpa bantuan S8/, pengolahan data yang jenis dan jumlahnya besar tersebut akan sangat rumit dan menyita banyak waktu, dengan hasil yang belum tentu akurat.

Pemanfaatan keunggulan data penginderaan jauh dan keunggulan pengolahan data digital untuk keperluan tampilan dan analisis 2S8/3 diharapkan mampu menghasilkan sejumlah masukan yang akurat sehingga dapat diperoleh keputusan yang handal dan bersesuaian dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Penggunaan teknologi ini membantu memahamkan bagaimana memanfaatkan dan mengelola sumberdaya di sekitar kita se(ara optimal 2Fstes, %%#3. Dalam .aitannya dengan pemantauan dan penanganan penggunaan lahan perkotaan yang sangat dinamis S8/ dapat menuynjukkan se(ara akurat tipe perubahan, luas perubahan, persentase, dan frekuensi perubahan berdasarkan input data yang diperoleh dari foto udara maupun dari sumber lain, baik yang berupa data spasial maupun atribut. B. K! a$%#a B! .)#) Penggunaan lahan merupakan fenomena berdimensi fisik$sosial$ ekonomi yang keberadaannya dipengaruhi oleh aktivitas manusia, oleh karena itu keberadaannya bersifat dinamis. .etersedian lahan yang terbatas dengan jumlah penduduk yang bertambah terus menerus serta semakin kompleksnya aktivitas manusia menyebabkan karakteristik penggunaan lahan semakin rumit. Bentuk penggunaan lahan semakin variatif, frekuensi dan intensitas perubahannya makin tinggi, serta semakin sulit pengendaliannya. Benomena ini yang paling sering terjadi di daerah perkotaan. .enyataan perubahan penggunaan lahan kota tersebut berimplikasi pada semakin sulitnya peren(anaan, pengelolaan dan evaluasi perkembangannya. >ntuk itu agar para pengelola kota lebih mudah dalam melakukan manajamen penggunaan lahan diperlukan peta$peta aktual kota. Hanya saja, penyusunan peta$ peta penggunaan lahan dengan berbagai perubahannya sangat sulit dilakukan karena berbagai keterbatasan pengukuran se(ara terestrial. Oleh karena itu perlu dilakukan pemetaan dengan (ara alternatif, yang dalam hal ini menggunakan teknik penginderaan jauh, khususnya dengan memanfaatkan data foto udara. Boto udara yang digunakan untuk keperluan studi perubahan pengunaan lahan ini adalah foto udara hitam putih multitemporal tahun %"& dan tahun %%', dengan maksud untuk mengetahui perubahan bentuk, luas, dan intensitas penggunaan lahan 2tiap$tiap unit3 menurut saat pemotretan tersebut dilakukan. >ntuk

mengetahui perubahan bentuk, luas, dan intensitas tiap unit penggunaan lahan akan sangat sulit dilakukan dengan (ara manual, oleh karenanya diperlukan data bantu tersebut. Hasil interpretasi penggunaan lahan dari masing$masing tahun pemotretan kemudian diuji tingkat ketelitiannya, dengan maksud untuk mengetahui tingkat kesahihan data foto udara untuk keperluan studi ini. >ntuk memperoleh ukuran luas dan bentuk perubahan penggunaan lahan selanjutnya hasil interpretasi yang berupa peta penggunaan lahan tahun %"& dan %%' diubah dalam bentuk peta digital agar dapat diolah lebih lanjut dengan komputer dengan menggunakan perangkat lunak Sistem 8nformasi /eografis 2S8/3, khususnya dengan perangkat lunak 5r(@8nfo dan 5r(Diew. Pengolahan dengan S8/ memungkinkan dilakukan analisis se(ara spasial dan temporal Peta akhir yang diperoleh dari tumpang susun antara peta$peta yang berbeda tahun tersebut akan menghasilkan blok$blok unit penggunaan lahan dan perubahannya. Selanjutnya peta akhir yang diperoleh yang telah dianalisis dengan S8/ dapat diba(a untuk dilakukan deskripsi dan analisis lanjut, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian.

A. D!&a)$ P!$!")t)a$ Penelitian yang telah dilakukan ini merupakan penelitian deskriptif$analitik dengan pendekatan interpretasi foto udara, (heking lapangan, dan sistem informasi geografis. B. P/.+"a&) (a$ Sa,.!" P!$!")t)a$ . Populasi penelitian Populasi dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah seluruh unit penggunaan lahan yang tampak dan dapat dikenali pada foto udara daerah .e(amatan >mbulharjo. >nit$unit penggunaan lahan yang tergambar pada foto udara ini apabila diinterpretasi merupakan sekumpulan poligon$ poligon. .umpulan poligon tersebut juga menjadi dasar mapping unit. Populasi dalam penelitian ini berupa grid 2bujur sangkar3, dimana grid$grid

bujur sangkar ini mewakili seluruh unit penggunaan lahan. -umlah populasi dalam penelitian ini adalah )"# bujur sangkar. ,. Sampel Penelitian a. -umlah sampel Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti mengenai jumlah sampel yang harus diambil 26asution, ,###3. Hal penting yang harus diperhatikan dalam mengambil sample adalah keterwakilan populasi oleh sejumlah sample yang diambil. 5da berbagai (ara@rumus untuk menentukan jumlah sampel yang biasa digunakan untuk penelitian terestrial, tetapi untuk penentuan jumlah sampel dalam penelitian dengan teknik penginderaan jauh disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam menginterpretasi kenampakan pada (itra. Sampel dalam hal ini berguna untuk keperluan uji ketelitian dan (ek lapangan, jumlahnya diusahakan sesedikit mungkin dengan tanpa mengurangi keterwakilan masing$ masing unit penggunaan lahan. Pengambilan sample sesedikit mungkin dimaksudkan agar peneliti tidak terlalu banyak turun ke lapangan. b. <eknik pengambilan sampel <eknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi proportional sampling dan systematic random sampling. <eknik pertama digunakan karena karakteristik populasi yang beragam untuk masing$masing tahun pemotretan dan masing$masing kelurahan, sehingga dengan teknik ini diharapkan sampelnya berimbang untuk masing$masing unit penggunaan lahan. Selanjutnya adalah menentukan obyek yang akan menjadi sampel pada masing$masing unit dengan teknik systematic random sampling. D. I$&t +,!$ta&) (a$ T!#$)# P!$%+,.+"a$ Data . 8nstrumen a. Boto udara pankromatik hitam putih skala b. Boto udara pankromatik hitam putih skala foto udara skala ! .### hasil pemotretan tahun %"& , liputan daerah .e(amatan >mbulharjo dan sekitarnya.. ! ".### 2perbesaaran dari ! ).###3 hasil pemotretan tahun %%', liputan

daerah .e(amatan >mbulharjo dan sekitarnya.

(. Peta adminstrasi .e(amatan >mbulharjo, skala ! ,#.### d. Peta penggunaan lahan tahun ,##, dan A><A. e. S8/ dengan perangkat lunak 5r(@8nfo ). .4 dan 5r(Diew /8S Dersi ). f. 5lat$alat interpretasi 2stereoskop, stereometer, loupe3, planimeter digital, dan rollmeter, serta kamera. ,. <eknik Pengumpulan data a. 8nterpretasi foto udara pankromatik hitam putih multitemporal Berdasarkan interpretasi foto udara dapat diketahui penggunaan lahan pada setiap tahun pemotretan, sehingga paling tidak dari hasil interpretasi ini diperoleh dua peta tentative penggunaan lahan 2tahun %"& dan %%'. Hasil interpretasi di laboratorium berupa peta tentatif dan belum lengkap. Peta tentative ini agar menjadi peta yang lengkap dan memiliki tingkat keper(ayaan yang tinggi, perlu dilakukan (ek lapangan. b. ;ek lapangan ;ek lapangan merupakan (ara untuk mengumpulkan data se(ara terrestrial. Dari (ek lapangan dapat diperoleh data yang mungkin tidak dapat diperoleh dari foto udara sehingga peta tentative hasil interpretasi dapat diperbaiki sesuai dengan data terbaru dan dapat menjadi peta aktual. ;ek lapangan juga dapat berfungsi mengumpulkan data untuk keperluan pengujian ketelitian hasil interpretasi, sehingga dapat diperoleh dua jenis tingkat ketelitian sesuai dengan dua jenis foto udara yang digunakan. (. Studi dokumentasi Studi dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data hasil interpretasi foto udara. Dokumen tersebut berupa peta$peta 2administrasi, topografi, A><A., dan lain$lain3, monografi, (atatan bentuk dan luas penggunaan lahan dan sebagainya. d. 0awan(ara 0awan(ara diperlukan bila suatu unit penggunaan lahan di daerah penelitian saat dilakukan (ek lapangan kondisinya sudah tidak sesuai dengan kenampakan yang ditunjukkan pada foto udara. Sebagai (ontoh, pada foto udara tahun %"& belum terdapat jalan lingkar 2ring road3 di .elurahan /iwangan, tetapi pada foto udara tahun %%' sudah terdapat kenampakan jalan lingkar selatan =ogyakarta. 0awan(ara dilakukan

kepada penduduk yang berada di sekitar unit penggunaan lahan tersebut dan mengetahui riwayat unit penggunaan lahan tersebut. E. T!#$)# A$a")&)& Data . >ji ketelitian ;ara pengujian ketelitian hasil interpretasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode confusion matrix calculation 2Short, %",3. 1etode uji ketelitian tersebut sebenarnya digunakan untuk menguji ketelitian hasil interpretasi data (itra digital +andsat, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk digunakan pada uji ketelitian hasil interpretasi foto udara dengan (ara memodifikasinya. Sutanto 2 %%43 melakukan modifikasi terhadap matrik tersebut dengan (ara mengubah pi:el (picture element) menjadi petak$petak bujur sangkar atau menjadi luasan bagi masing$masing hasil interpretasi atau obyek. Perhitungan ketelitian pemetaan dan hasil interpretasi berdasarkan metode hasil modifikasi dapat dilihat (ontoh pada table ,.

<abel ,. ;ontoh 1atrik >ji .etelitian Hasil 8nterpretasi dan Pemetaan


.ategori hasil inter$ pretasi .ategori lapangan -agung .edelai Hutan +ain$lain <otal -agung ,9 , ) , ), .edelai 9 9# 4 ) ' Hutan # ' '# , &" +ain$ +ain ) 9 9 ## ) <otal 4) ') &, #' ,"4 .etelitian Pemetaan ,9@2,9G "G&3H9#* 9#@29#G )G 3H'"* '#@2'#G ,G "3H'&* ##@2 ##G'G )3H"4*

Sumber ! Short, 6i(holas 1., %", dengan sedikit perubahan

.eterangan ! ), H -umlah seluruh kategori obyek jagung ,9 H -umlah kategori hasil interppretasi obyek ,"4 H -umlah seluruh kategori dari seluruh kelas hasil interpretasi untuk obyek$ obyek yang diinterpretasi sesuai dengan kategori lapangan ,9
.etelitian hasil interpretasi masing$masing kategori 2misal jagung3 H $$$$: ## * ), H &" * .etelitian hasil interpretasi se(ara keseluruhan H ,9 G 9# G '# G ## $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$H ") * ,"4

). 5nalisis .eruangan dan kuantitatif 5nalisis terhadap agihan penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan, luas masing$masing unit penggunaan lahan, luas perubahan, intensitas perubahan dilakukan dengan analisis sistem informasi geografis. 1asing$ masing unit penggunaan lahan yang merupakan poligon$poligon dari peta penggunaan lahan yang berbeda waktunya ditumpangsusunkan, sehingga dapat diketahui perubahan jenis, luas, intensitas, dan luas perubahan lahannya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. U-) K!t!")t)a$ Ha&)" I$t! . !ta&) >ji ketelitian hasil interpretasi merupakan tahap yang penting dalam proses pengekstraksian data penginderaan jauh. >ji ketelitian perlu dilakukan karena berkaitan dengan tingkat akurasi minimal dan validitas data hasil interpretasi foto udara, dimana data ini selanjutnya akan dijadikan dasar analisis dan evaluasi. Bila hasil interpretasi tidak memiliki batas minimal akurasi yang ditetapkan dan diterima se(ara logika, maka hasil interpretasi tidak dapat digunakan untuk pertimbangan pengambilan keputusan atau tindakan. Derajat keper(ayaan hasil analisis dan evaluasi sangat tergantung pada hasil uji ketelitian data hasil interpretasi. >ji ketelitian data hasil interpretasi foto udara dilakukan dengan (ara membandingkan hasil interpretasi dengan kondisi sebenarnya di lapangan melalui (ek lapangan. Suatu data hasil interpretasi dikatakan memiliki tingkat validitas dan akurasi tinggi bila terdapat kesesuaian antara hasil interpretasi dengan hasil (ek lapangan. .esesuaian ini diukur dengan persentase interpretasi benar dibanding interpretasi salah 2omisi dan komisi3. Hasil interpretasi yang diuji ketelitiannya dalam penelitian ini adalah hasil interpretasi penggunaan lahan dan hasil interpretasi variabel$variabel kualitas lingkungan permukiman kota atau uji ketelitian kategorik. Sebagaimana telah dikemukakan pada bab 888, bahwa jenis uji ketelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu dari metode Short 2 %",3, yakni confusion matric correlation. 1etode ini men(akup dua uji ketelitian, yakni uji ketelitian hasil interpretasi dan uji ketelitian pemetaan. Hasil uji ketelitian hasil interpretasi se(ara ringkas ter(antum pada tabel ) dan 4. <abel$tabel tersebut

menunjukkan bahwa ketelitian hasil interpretasi foto udara pankromatik hitam putih multitemporal skala tingkat ketelitian "),#% * ! .## dan dan !".###, masing$masing mempunyai "&,),. Bila dilakukan perujukan terhadap

pendapat 5nderson 2 %""3 mengenai batas ketelitian minimal penyadapan data penginderaan jauh yakni "9 *, ini berarti hasil interpretasi foto udara dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria, sehingga dapat diterima ketelitiannya, terutama untuk foto udara tahun %%', tetapi untuk foto %"& kurang memenuhi standar, karena kurang dari "9 *. Berdasarkan data pada matriks uji ketelitian hasil interpretasi 2tabel ) dan 43 diketahui bahwa ketelitian hasil interpretasi penggunaan lahan dari foto udara pankromatik hitam putih multitemporal skala ! .### dan !".###, masing$ masing adalah "),#% * dan "",&) *. >ji ketelitian antara dua foto yang berbeda waktu pemotretan dan skalanya menunjukkan hasil bahwa foto hasil pemotretan tahun %%' lebih teliti daripada foto tahun %"&, meski sebelum diperbesar foto tahun %%' lebih skalanya lebih ke(il. Beberapa hal yang mempengaruhi mengapa tingkat ketelitian interpretasi foto tahun %%' lebih tinggi adalah karena, pertama, foto udara tahun %%' lebih baru sehingga lebih mendekati dengan kenyataan di lapangan. Kedua, adanya perbesaran skala pada foto %%', meskipun perbesaran tidak menambah tingkat kerun(ian tetapi lebih mudah dalam mengidentifikasi obyek karena kenampakannya lebih jelas@lebih besar. Ketiga, foto udara tahun %%' tersebut juga kondisinya masih lebih baik, baik se(ara fisik maupun kenampakan tampilan. B. P!$%%+$aa$ La'a$ (a$ P! +1a'a$$2a Perubahan penggunaan lahan dalam kenyataannya begitu kompleks, sehingga untuk dapat mengetahui se(ara jelas mengenai perubahan tiap unit penggunaan lahan, berikut ini diuraikan kondisi penggunaan lahan dan perubahannya. Hasil interpretasi penggunaan lahan dari foto udara tahun %"& dan %%', menunjukkan bahwa penggunaan lahan di daerah penelitian semakin bervariatif dan kompleks, walaupun bila dilihat dari jumlah unit penggunaan lahan mengalami penurunan, terutama blok penggunaan lahan untuk permukiman. Penurunan jumlah blok lingkungan permukiman itu bukan karena hilangnya blok tersebut atau digunakan untuk penggunaan lahan lain tetapi hal itu justeru terjadi karena adanya perluasan blok$blok lingkungan permukiman tersebut sehingga menyatu antara beberapa blok tersebut. Hal ini sesuai dengan teori pola perkembangan kota yang dikemukakan oleh Bab(o(k 2 %), dalam =unus, Hadi Sabari, ,###3, dimana blok$blok lingkungan permukiman yang ada menjadi inti

sel yang berkembang se(ara gridiron, radial, maupun liner se(ara terus menerus sehingga akhirnya antara beberapa sel tersebut bergabung menjadi satu kesatuan blok . Benomena yang paling menarik adalah perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian 2sawah3 menjadi permukiman dan penggunaan lainnya 2lihat tabel 93. Pemanfaatan lahan untuk permukiman menempati areal seluas )#), 4 ha pada tahun %"&, menjadi 4 %,,# ha pada tahun %%'. 8ni berarti ada perluasan lahan permukiman sebanyak ',#' ha atau )",)# *. Perkembangan yang berupa perluasan penggunaan lahan untuk permukiman ini sebagian besar menempati lahan pertanian. Perkembangan ini sangat disayangkan mengingat bahwa lahan pertanian di daerah penelitian ini merupakan lahan yang sangat subur, dan menjadi sumber pangan penduduk dan penyujuk daerah perkotaan. Perkembangan permukiman ini bila tidak dikendalikan, dalam jangka ,9 tahun ke depan lahan pertanian perkotaan ini akan habis. >ntuk masa mendatang, sebaiknya lahan pertanian yang tersisa dijadikan sebagai lahan pertanian perkotaan, sehingga ketergantungan pangan masyarakat perkotaan terhadap suplai dari daerah hinterland atau pedesaan di sekitarnya dapat dikurangi dan sekaligus sebagai penyeimbang ekologis lingkungan permukiman. Bentuk penggunaan lahan yang mengalami perluasan terbesar kedua setelah lahan untuk permukiman adalah lahan untuk usaha 2perdagangan3, yakni dari ",%4' ha 2 %"&3 menjadi &,4 & ha 2 %%'3 bertambah luas hampir dua kali lipat, suatu perkembangan yang sangat pesat karena rata$rata perluasan setiap tahunnya men(apai ,#9" ha. Se(ara umum perkembangan penggunaan lahan untuk usaha@perdagangan ini di daerah penelitian memiliki persentase yang paling besar diantara penggunaan lahan lainnya. Berdasarkan data hasil interpretasi foto udara dan didukung data statistik .e(amatan >mbulharjo, dapat diketahui bahwa pertumbuhan luas rata$rata penggunaan lahan per tahun adalah ),)# *.
<abel 9. Bentuk dan +uas Penggunaan +ahan di .e(amatan >mbulharjo Berdasarkan Boto >dara <ahun %"& dan %%'
No 1. Bentuk Penggunaan Lahan Permukiman a. Teratur b. Semi teratur c. Tidak teratur Perdagangan a. Pa ar b. P!m ben in c. Pert!k!an "ndu tri a. #udang b. $a%an undu tri &a a ke$embagaan a. Perkant!ran Luas (ha) 18,7467 146,9641 147,4213 0,5378 0,2905 8,1175 2,6711 14,1174 24,4190 49,4070 168,8703 200,9206 1,0310 0,3156 16,0709 8,3181 17,9876 31,4497 Perubahan (ha) + 4,0602 + 53,9566 + 21,4490 + 0,4932 + 0,2510 + 7,9534 + 5,6470 + 3,8701 +7,0307

2..

3.

4.

b. 'am(u ) ek!$a% c. *uma% akit d. +ank &a a n!n-ke$embagaan 5. 6. Tem(at ibada% Tran (!rta i a. &a$an b. Sta iun)termina$ 7. *ekrea i , -* a. 'ebun binatang b. .a(angan -* c. Stadi!n d. #edung !$a%raga 8. Pertanian a. Sa/a% b.Tega$an c. 'ebun cam(uran 0utan)Taman 1i ata .ain-$ain a. 'uburan b. .a%an k! !ng c..a%an edang dibangun

27,3450 0,5352 0,1550 0,5565 2,2500 70,1500 1,1826 7,2560 1,8797 6,0000 305,4796 8,2340 2,5639 1,1000 11,2475 0,1656 3,9940 812,0000

41,1250 0,7321 0,2600 1,4102 2,5350 78,9000 1,4590 8,1094 1,5476 6,0000 1,2000 132,3415 4,8000 2,0500 1,2000 11,2475 0,1288 1,9300 812,0000

+13,7800 + 0,2031 +0,1050 + 0,8537 + 0,2850 + 1,7500 + 0,2764 +0,8534 - 0,4030 0 +1,2000 - 173,1381 - 3,4340 - 0,5139 + 0,1000 0 0,0368 -2, 0640 -

9. 10.

&um$a%

Sumber ! Hasil 8nterpretasi foto udara, (ek lapangan dan Statistik .e(amatan >mbulharjo, tahun %%&.

. Penggunaan +ahan >ntuk Permukiman Bentuk penggunaan lahan permukiman merupakan manifestasi kegiatan manusia untuk memanfaatkan lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk tempat tinggal. Penggunaan lahan untuk permukiman di wilayah .e(amatan >mbulharjo menempati ranking teratas dalam hal perluasannya juga paling intensif perubahannya. <ingginya intensitas perubahan dan dalam skala yang paling luas ini berkaitan dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi di daerah penelitian, yakni rata$rata ),9' *, dimana pertumbuhan penduduk selalu diikuti pertumbuhan permukiman. Penggunaan lahan untuk permukiman menempati ruang seluas )#), ) ha pada tahun %"&, kemudian meningkat (ukup tajam 2)",,% *3 pada tahun %%' sehingga menjadi 4 %,,# ha. Sebagian besar lahan permukiman baru menempati lahan pertanian. Permukiman yang ada di daerah penelitian terdiri .9', rumah mukim. Bila di daerah penelitian ini jumlah penduduknya 9&.&%4 jiwa, berarti rata$rata setiap rumah mukim dihuni oleh 9 jiwa. Bangunan rumah mukim di .e(amatan >mbulharjo, dilihat dari jenis bangunannya, sebagian besar berupa bangunan permanen 2dinding terbuat dari batu bata atau batako3, yakni sebanyak %.#"' unit, .''# unit bangunan semi permanen, dan " 9 unit bangunan non$permanen. Proporsi jenis bangunan rumah mukim ini tergolong baik, karena rumah non$

permanen hanya tinggal &,#9 *. -enis dan persebaran bangunan rumah mukim di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel '.
<abel '. -enis dan .ualitas Bangunan Aumah 1ukim di .e(amatan >mbulharjo <ahun %"& dan %%'
Jenis Bang unan Permanen Semi permanen 6on$permanen -umlah
Baik %"& 9.&)% ")" 444 &#) %%' 9.% , % " 4", &.) ,

.ualitas Bangunan
Sedang %"& %%' ,.&4" ).#," ' # & # ," ) ' )')% 4.#94 Buruk %"& %%' ,4 4' % ), # " 9) %" %"& ".'' .4%& &)9 #." )

-umlah
%%' %.#"' .''# " 9 .9',

Sumber ! Dinas Statistik .otamadya =ogyakarta, %%&.

Data pada tabel 4., menunjukkan bahwa terjadi ke(enderungan perubahan jenis bangunan ke arah lebih baik, dibuktikan dengan jumlah bangunan permanen yang mengalami kenaikan sebanyak 4,%# *, sementara bangunan non$permanen mengalami penurunan sebanyak #,"" *. Selama kurun waktu %"&$ %%' jumlah permukiman permanen mengalami kenaikan. Perubahan jenis bangunan ke arah lebih baik yang paling tinggi adalah di .elurahan Pandeyan, hal ini terjadi karena di .elurahan tersebut banyak terdapat bangunan$bangunan yang ada keberadaannya relatif baru. .elurahan yang paling sedikit mengalami perubahan ke arah lebih baik 2berdasarkan skor rata$rata3 adalah di .elurahan Sorosutan dan .elurahan /iwangan, di daerah ini disamping perkembangan permukimannya relatif lebih lambat karena daerah ini belum lama berkembang setelah dibukanya jalan lingkar (ring road) di bagian selatan pada tahun dipengaruhi oleh (orak kehidupan penduduknya yang Pembangunan jalan lingkar (ring road), %%,, juga karena masih agraris.

terutama di bagian selatan dapat

meningkatkan tingkat aksesibilitas wilayah yang memudahkan mobilitas penduduknya dan kemungkinan terealisasinya pembangunan terminal angkutan darat utama .ota =ogyakarta sebagai ganti terminal >mbulharjo 2lama3 di .elurahan /iwangan memungkinkan wilayah .e(amatan >mbulharjo yang semula perkembangannya lamban akan lebih berkembang pesat. Pola permukiman di daerah penelitian terbagi menjadi ) ma(am, yakni permukiman pola teratur, pola semi teratur, dan permukiman tidak teratur. .husus untuk permukiman semi teratur dan tidak teratur menyebar hampir merata di seluruh kelurahan. Permukiman semi teratur di daerah penelitian menempati

areal seluas 4',%' hektar 2tahun %"&3 dan meningkat 4,% * pada tahun %%', menjadi '","& hektar. Permukiman tidak teratur menempati areal yang paling luas, yakni 4&,4, hektar pada tahun %"& dan ,##,%, hektar pada tahun %%'. Permukiman teratur termasuk di dalamnya permukiman khusus di daerah penelitian terdapat di daerah .elurahan Semaki yang berupa asrama@perumahan militer dan di .elurahan <ahunan serta .elurahan 0arungboto, dengan luas ",&9 hektar pada tahun %"& dan meningkat menjadi 4%,4 hektar. .arakteristik permukiman di .e(amatan >mbulharjo 2dikelompokkan berdasarkan pola keteraturannya3 dari tahun %"& dan %%' dapat dilihat pada tabel &.
<abel &. Permukiman 1enurut Polanya di Daerah Penelitian <h %"&$ %%'
%"& 6o Pola Permukiman . Permukiman teratur ,. Permukiman semi teratur ). Permukiman tak teratur -umlah -umlah blok 4# # '9 ,#' +uas 2ha3 ",&4'& 4',%'4 4&,4, ) )#), ', %%' -umlah blok % 94 9 ,4 +uas 2ha3 4%,4#&# '","&#) ,##,%,#' 4#%, %&%

Sumber !

Boto >dara Pankromatik Hitam putih Skala .### 2 tahun %%'3.

! "### 2<ahun %"&3 dan

skala

.elurahan yang paling pesat perubahan pola dan luas lingkungan permukimannya adalah .elurahan <ahunan. Pesatnya perubahan permukiman di .elurahan <ahunan disebabkan oleh beberapa hal, pertama, di .elurahan <ahunan masih banyak lahan pertanian dan pekarangan yang memungkinkan untuk mendirikan bangunan baru, sehingga lahan pertanian tersebut digunakan oleh para pendatang untuk lahan permukiman, kedua, harga lahan yang berupa persawahan relatif lebih murah daripada pekarangan, sehingga kebanyakan pendatang lebih suka membeli lahan sawah untuk mendirikan bangunan, ketiga, letak lahan yang berkembang relatif jauh dari sumber$sumber polusi, yakni pada lahan pertanian yang letaknya agak masuk dari jalan$jalan utama. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan harga lahan dan kenyamanan. Sementara, lingkungan permukiman yang paling lambat perubahan pola dan luasnya terdapat di .elurahan Pandeyan, hal ini disebabkan di daerah ini kepadatan permukimannya relatif tinggi sehingga penambahan bangunan baru sulit untuk dilakukan dan keterbatasan lahan yang mungkin dapat dikembangkan menjadi permukiman baru. Pesatnya perubahan kualitas lingkungan permukiman yang ditunjukkan oleh berubahnya variabel$variabel fisik permukiman ini tampak

nyata pada kedua foto udara 2data hasil interpretasi foto udara disajikan pada tabel "3. Perubahan jenis pola permukiman dan agihannya antara kedua pemotretan se(ara luas 2terjadi di setiap kelurahan, bahkan di hampir semua blok lingkungan permukiman3 menunjukkan bahwa kedua foto udara multitemporal berbeda se(ara spasial dan temporal. 1enurut penulis, berbeda se(ara spasial maksudnya bahwa antara kedua seri foto udara memiliki kemampuan menyajikan gambaran obyek se(ara keruangan, terjadi perubahan keruangan beberapa blok lingkungan permukiman. Berbeda se(ara temporal artinya kedua foto udara yang diambil dari dua waktu yang berbeda menunjukkan perbedaan yang berarti dalam rentang waktu atau selisih pemotretan, sehingga terdapat perbedaan kenampakan.

<abel ". Pola, +uas, dan Distribusi Permukiman di .e(amatan >mbulharjo


N/ . K!"+ a'a$ Semaki ,. 1uja$muju ). <ahunan 4. 0arung Boto 9. Pandeyan '. Sorosutan &. /iwangan P/"a P! ,+#),a$ <eratur Semi teratur <idak teratur <eratur Semi teratur <idak teratur <eratur Semi teratur <idak teratur <eratur Semi teratur <idak teratur <eratur Semi teratur <idak teratur <eratur Semi teratur <idak teratur <eratur Semi teratur 1987 L+a& 3'a4 ),,9 ) ",4'&" ,%) " ,49"" ,4,&'4, %,#&&& ,&94" ,,," 9' #,9& 9 ,, %4' ,,,#,), %,4)4 $ )),49, ', "4# $ )),%&," )",4#%' $ ,4),% ) ,9&,' 1996 L+a& 3'a4 , ,9,9" %,"4#& $ #,'# " 4,,9", %,)&99 ,,)"94 ) , &'4 ',"%)' ',,9"4 ,,,9& )",4#"9 ),)),, 9,,)%" ,4,9"9% 9,44%, )),&%" ,4,9"9% $ %,#,,# 49, % 4" 4#%, %&#

<idak teratur -umlah )#), ', Sumber ! Hasil interpretasi foto udara pankromatik h@p dan (ek lapangan

,. Penggunaan +ahan >ntuk Perdagangan

Bentuk dan jenis penggunaan lahan untuk perdagangan selalu berkaitan dengan kepentingan penjual dan pembeli terhadap komoditas tertentu. Berkembangnya kegiatan perdagangan sangat didukung oleh lokasi yang mempunyai aksesibilitas fisik yang tinggi agar pelaksanaan bongkar muat dan angkut, proses transaksi jual beli dan penawaran mudah dilakukan, lokasi yang demikian bisanya terdapat di sekitar jalan utama. Oleh karena itu bentuk penggunaan lahan untuk perdagangan banyak berkembang di sekitar jalan utama. Sebenarnya tidak hanya sektor perdagangan yang berkembang di jalur utama, termasuk industri jasa juga banyak berkembang. Penggunaan lahan untuk perdagangan di daerah penelitian terbagi menjadi ) jenis, yakni lahan untuk pertokoan, pasar, dan pom bensin. Bentuk penggunaan lahan untuk perdagangan yang paling luas adalah untuk pertokoan, dengan luas ", , hektar pada tahun %"& dan ',#& hektar pada tahun %%'. Penggunaan lahan yang paling sempit adalah untuk pom bensin, yakni hanya #,), hektar. Diantara ketiga penggunaan lahan tersebut yang paling tinggi tingkat perubahannya adalah lahan untuk pertokon, yakni bertambah seluas &,%9 hektar atau bertambah sekitar 9#,9 *. Sementara perkembangan lahan untuk pasar juga relatif (epat. 1enurut data kedua foto udara terdapat perluasan pasar seluas #,9 hektar. <ernyata hal ini terjadi karena adanya pembangunan pasar baru 2pasar buah dan sayur3 di .elurahan /iwangan yang merupakan relokasi pedagang di Shopping ;entre, dalam perkembangannya pasar ini kurang diminati oleh pedagang karena sepi pembeli dan biaya angkutan lebih mahal. >ntuk menghidupkan pasar ini, relokasi terminal utama di -alan +ingkar Selatan ini harus segera direalisasikan. Perkembangan bentuk penggunaan lahan untuk perdagangan ini sangat pesat mengingat bahwa daerah ini 2-alan .usumanegara3 merupakan salah satu poros transportasi dari pusat kota dengan terminal >mbulharjo sebagai terminal utama .ota =ogyakarta, tempat rekreasi .ebun binatang /embira +oka dan bahkan merupakan jalur yang menghubungkan pusat kota dengan daerah luar kota ke arah timur. Perkembangan daerah di sekitar jalur transportasi ini sangat pesat dibandingkan daerah lain di wilayah .e(amatan >mbulharjo, kenyataan ini sesuai dengan teori poros yang dikemukakan oleh Bab(o(k 2 %), dalam =unus, Hadi Sabari, ,###3 yang menyatakan bahwa daerah yang dilalui jalur transportasi akan

mempunyai perkembngan fisik yang berbeda dengan daerah diantara jalur transportasi ini. Demikian halnya yang terjadi di sepanjang -alan .usumanegara yang merupakan jalur transportasi utama yang memungkinkan penjual dan pembeli berinteraksi se(ara (epat karena aksesibilitas fisik jalur ini yang tinggi, sehingga daerah sepanjang jalan terebut mempunyai tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari daerah di sekitarnya. Hanya saja, untuk masa mendatang perlu dipikirkan alternatif pengelolaannya agar di sekitar daerah ini tidak berkembang menjadi daerah padat yang kumuh.
<abel %. Penggunaan +ahan >ntuk Perdagangan <ahun %"&$ %%'
6o. . ,. ). %"& %%' Perubahan Penggunaan +ahan 2ha3 +uas 2ha3 +uas 2ha3 Pasar #,9)&" ,#) # G #,4%), Pom Bensin #.,%#% #,) 9' G #,#,4& Pertokoan ", &9 ',#&#% G &,%9)4 -umlah ",%4', &,44&9 $ Sumber ! Hasil interpretasi foto udara pankromatik h@p dan (ek lapangan

Penggunaan lahan untuk pom bensin pada foto udara tahun %"& belum banyak. Baru pada foto udara tahun %%' nampak beberapa pom bensin. Penambahan pom bensin baru yang nampak pada foto udara, diantaranya adalah pom bensin di -alan /edongkuning dan .usumanegeran, semula lahan tersebut digunakan untuk kompleks pertokoan. Sementara perubahan penggunaan lahan yang paling tinggi persentasenya adalah penggunaan lahan untuk pertokoan yang tersebar di sepanjang -alan .usumanegara, sebelah timur .ebun Binatang /embira +oka dan di sekitar terminal >mbulharjo. ). Penggunaan +ahan >ntuk 8ndustri Penggunaan lahan untuk industri yang ada di daerah penelitian ternyata tidak mempunyai pola agihan yang konsisten, karena industri yang ada mempunyai variasi yang besar dalam beberapa hal, dianataranya adalah variasi jenis produk, bahan dasar, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, proses produksi, dan pangsa pasarnya. Oleh karenanya sangat sulit untuk membuat evaluasi dan prediksinya. +ahan untuk industri di daerah penelitian diklasifikasikan menjadi dua, yakni lahan untuk pabrik@perusahaan dan gudang. Se(ara keseluruhan luas lahan

untuk industri di daerah penelitian adalah ',&" ha pada tahun %"& dan ,',) ha pada tahun %%'. Perin(ian luas masing$masing penggunaan lahan untuk industri dan perkembangannya dapat dilihat pada tabel 4.'. +ahan untuk industri di daerah ini relatif sempit dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya. +ahan untuk industri hanya menempati lahan ),,4 *, sebagian besar berupa perusahaan@pabrik. Perkembangan luas lahan untuk industri relatif lambat dibandingkan dengan perubahan penggunaan lain, karena antara tahun %"&$ %%' hanya bertambah rata$rata ',)# * per tahunnya. .elambatan perubahan perluasan ini mungkin terjadi karena masyarakat setempat lebih suka membuat bangunan untuk disewakan sebagai hunian bagi para pendatang.
<abel #. Penggunaan +ahan >ntuk 8ndustri <ahun %"& dan %%'
6o . ,. Penggunaan lahan Perusahaan@pabrik /udang -umlah +uas 2ha3 %"& %%' 4, &4 &,%"&' ,,'& ",) " ',&%"9 ,',)#9& Perubahan 2ha3 G ),"&#, G 9,'4&# G %,9#&,

Sumber !Hasil interpretasi foto udara pankromatik h@p dan (ek lapangan

4. Penggunaan +ahan >ntuk <ransportasi Penggunaan lahan untuk transportasi di daerah penelitian berupa jalan dan terminal. +ahan untuk transportasi ini menempati areal yang (ukup luas, mengingat bahwa di .e(amatan >mbulharjo ini berdiri terminal utama .ota =ogyakarta yang disebut terminal >mbulharjo 2terminal kendaraan penghubung antar kota dalam propinsi@5.DP maupun antar kota antar propinsi@5.5P3. 5danya terminal ini menyebabkan jalan$jalan di >mbulharjo relatif besar$besar ukurannya, apalagi ditambah adanya pembangunan jalan lingkar di bagian selatan. Perubahan penggunaan lahan untuk transportasi di daerah penelitian (ukup besar, disamping adanya perluasan jalan$jalan yang telah ada dan penambahan jalan$ jalan di beberapa tempat juga karena adanya pembangunan jalan lingkar selatan =ogyakarta pada tahun %%,, yang sebagian melewati wilayah ini, tepatnya di .elurahan /iwangan. Semula luas lahan untuk transportasi adalah '", 9 ha 2 %"&3 menjadi &,,4# ha 2 %%'3. Sementara, luas lahan untuk terminal tidak mengalami perubahan karena tidak ada perluasan, hanya kini sedang dibangun terminal baru, yang hingga penulisan laporan penelitian ini selesai belum selesai

pengerjaannya, dan tentu tidak tergambar pada foto udara yang digunakan dalam penelitian ini. 9. Penggunaan +ahan >ntuk -asa Penggunaan lahan untuk jasa diklasifikasikan menjadi dua, yakni jasa yang bersifat kelembagaan dan jasa non$kelembagaan. -asa kelembagaan meliputi lahan untuk perkantoran, tempat pendidikan@sekolah atau kampus, rumah sakit, dan bank. -asa non$kelembagan adalah perhotelan. Pengklasifikasian lahan untuk jasa ini agak sulit karena adanya kesulitan dalam interpretasi obyek dimaksud, mengingat bahwa fungsi bangunan yang satu dengan yang lain tidak dapat se(ara pasti ditentukan dari foto udara. Penggunaan lahan untuk jasa ini yang paling banyak mengalami perluasann adalah jasa kelembagaan yang berupa jasa pendidikan, terutama untuk pendirian dan atau perluasan kampus diantaranya adalah S<8F 0idyawiwaha, B.8P >S<, >niversitas 5hmad Dahlan, 5B5 =8P., dan 5..$5.S <arakanita. Sementara penggunaan laha jasa yang lebih sedikit perubahannya adalah jasa non kelembagaan 2lihat tabel 4.&3. Penggunaan lahan untuk non$kelembagaan meskipun lebih sempit arealnya tetapi relatif dinamis, hal ini terjadi karena pada umumnya mereka hanya memilki hak gunapakai atau menyewa, sehingga sewaktu$waktu bisa berpindah. Sifat dinamis non$ kelembagaan ini pula yang sering menyulitkan dalam menginterpretasi obyek ini pada foto udara karena masing$masing mempunyai kemiripan, yang berbeda hanya fungsinya.
<abel
6o. .

. Penggunaan +ahan >ntuk -asa <ahun %"& dan %%'


+uas 2ha3 %"& %%' ,4,4 %# ,&,)49# #,9)9, #, 99# #,99'9 9),#)#& ) ,44%& 4 , ,9# #,&), #,,'## ,4 #, &4,%&&# Perubahan 2ha3 G &,#)#& G ),&"## G #,,#) G #, #9# G #,"9)& G , ,%4')

Penggunaan +ahan -asa kelembagaan a. Perkantoran b. .ampus@sekolah (. Aumah sakit d. Bank -asa non$kelembagaan 2hotel3 -umlah

,.

Sumber ! Hasil interpretasi foto udara dan (ek lapangan

'. Penggunaan +ahan >ntuk Aekreasi Penggunaan lahan untuk rekreasi di daerah penelitian diklasifikasikan menjadi empat, yakni penggunaan lahan untuk lapangan olah raga, gedung olah

raga, kebun binatang, Penggunaan lahan untuk rekreasi menempati daerah yang (ukup luas, karena di daerah penelitian terdapat Stadion 1andala .rida dan /edung Olah Aaga terbesar di D8= yang terletak di sebelah selatan 1andala .rida. Disamping itu terdapat pula taman dan kebun binatang /embira +oka yang merupakan satu$satunya kebun binatang milik D8=. Banyak fasilitas rekreasi milik pemda provinsi terletak di daerah ini. Berdasarkan hasil interpretasi foto udara pankromatik multitemporal tahun %"&$ %%', terjadi perubahan penggunaan lahan yang (ukup signifikan dari penggunaan bukan untuk rekreasi ke penggunaan lahan untuk rekreasi 2terjadi perluasan dan penambahan3. Berdasarkan data pada foto udara tahun %"& belum ada kenampakan gedung olah raga 5mong Aogo 2berlokasi di sebelah selatan 1andala .rida3, karena saat perekmana gedung tersebut belum ada, baru pada tahun %% gedung tersebut dibangun, sehingga pada foto udara hasil pemotretan tahun %%', obyek tersebut tampak.
<abel ,. Penggunaan +ahan >ntuk Aekreasi <ahun %"& dan %%' 6o . ,. ). 4. Penggunaan +ahan +uas 2ha3 %"& %%' .ebun binatang &,,9'# ", #%4 +apangan Olah raga ."&%& .94&' Stadion ',#### ',#### /edung Olah raga $ ,,### -umlah 4,9)' 4,4,4 Sumber ! Hasil interpretasi foto udara dan (ek lapangan Perubahan 2ha3 #,"9)4 $#,4#)# # ,,### ,,49'4

&. Penggunaan +ahan >ntuk Pertanian +ahan pertanian di wilayah .e(amatan >mbulharjo diklasifikasikan menjadi ) tipe, yakni lahan pertanian sawah, tegalan, dan lahan untuk kebun (ampuran. +ahan pertanian di daerah penelitian menempati daerah seluas ) ',," ha pada tahun %"& berkurang menjadi )%,%# ha pada tahun %%'. +ahan pertanian di daerah penelitian menyusut se(ara drastis, karena terdesak oleh permukiman penduduk dan penggunaan lahan lainnya. +ahan pertanian yang paling (epat penyusutannya adalah di bagian selatan wilayah ini terutama di .elurahan Pandeyan 2lihat gambar 4. 3, se(ara keseluruhan lahan pertanian di .e(amatan >mbulharjo menyusut sebanyak &',%" ha. 1enyusutnya lahan

pertanian di daerah ini sebenarnya sangat disayangkan karena lahan di situ berupa lahan subur. .enyataan menunjukkan adanya konversi lahan pertanian menjadi lahan non$pertanian terjadi se(ara terus menerus dan terkesan tidak terkendali. .enyataan ini bila tidak dikendalikan akan memakan habis seluruh areal pertanian di .e(amatan >mbulharjo. Sutanto, dkk 2 %""3 dalam penelitiannya menemukan bahwa di beberapa ke(amatan yang ada di sekitar .ota =ogyakarta, %, * lahan pertanian berubah menjadi bentuk penggunaan lahan non$pertanian yang beragam. Perin(ian penggunaan lahan dari pertanian ke non$pertanian di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel ).

<abel ). Penggunaan lahan untuk pertanian dan non pertanian tahun %"&$ %%'
N/ . L+a& 3'a4 1987 1996 Pertanian $ $ a. Sawah )#9,4&%' ),,)4 9 b. <egalan@ladang ",,)4# 4,"### (. .ebun (ampuran ,,9')% ,,#9## 6on$pertanian 4%9,&,,9 '&,,"#"9 -umlah " ,,#### " ,,#### Sumber ! Boto udara pankromatik h@p dan (ek lapangan P!$%%+$aa$ La'a$ P! +1a'a$ 3'a4 $ $ &), )" $ ),4)4# $ #,9 )% G "), 4 $

,.

". Penggunaan +ahan >ntuk <empat 8badah Penggunaan lahan untuk tempat ibadah meliputi ! masjid@musholla, gereja, dan Dihara. +uas tempat ibadah yang terekam pada foto udara tahun %"& dan tahun %%& menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti. Pada tahun %"& luas lahan untuk tempat ibadah adalah ,,,% ha, menjadi ,,)%) ha pada tahun %%'. Penggunaan lahan untuk ibadah di daerah penelitian tidak mengalami perubahan yang berarti, baik yang menyangkut perubahan luas maupun kualitasnya. Penggunaan lahan untuk ibadah ini terutama digunakan untuk masjid@musholla, sementara tempat ibadah lainnya sangat ke(il. %. Penggunaan +ahan >ntuk <aman 0isata Penggunaan lahan untuk taman wisata terdapat di dekat kebun binatang /embira +oka. .eberadaan taman wisata menjadi satu kesatuan areal dengan .ebun Binatang /embiraloka, dengan luas sekitar ,,, hektar. +uas taman wisata tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti antara kedua tahun pemotretan. <aman wisata ini disamping sebagai tempat rekreasi bagi penduduk sekitar maupun wisatawan, dilihat dari aspek kesehatan lingkungan taman wisata

ini merupakan penyejuk lingkungan permukiman di sekitarnya dan menjadi bagian dari paru$paru .ota =ogyakarta. #. Penggunaan +ahan >ntuk +ain$lain Penggunaan lahan untuk lain$lain meliputi lahan untuk kuburan, lahan kosong, dan lahan sedang dibangun. +ahan untuk lain$lain ini dalam perkembangannya mengalami perubahan yang (epat, ke(uali lahan untuk kuburan. +ahan untuk lain$lain yang paling (epat perubahannya adalah lahan kosong, perubahan disini dalam pengertian menyempit 2negatif3, karena lahan kosong banyak digunakan untuk penggunaan lahan lainnya 2permukiman, lahan perdagangan, dan jasa3. Perkembangan lahan untuk lain$lain ini, dari luas )&,9# hektar pada tahun %"& menjadi ,",4, hektar pada tahun %%' atau turun sekitar ,' *. Semakin berkurangnya lahan kosong sebenarnya tidak langsung berarti menurunnya kualitas lingkungan permukiman, ke(uali bila perubahannya digunakan untuk areal permukiman baru, pertokoan, atau pabrik. Penggunaan lahan untuk keperluan tersebut akan memun(ulkan sejumlah persoalan dari yang berupa tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, menurunnya tingkat kenyamanan hingga peningkatan pen(emaran lingkungan permukiman karena jarak septi( tank yang terlalu dekat.
<abel 4. Penggunaan +ahan >ntuk +ain$lain <ahun %"& dan %%'
+uas 2ha3 6o . ,. ). Penggunaan +ahan .uburan +ahan kosong +ahan sedang dibangun -umlah %"& ,#,#&# ),% ' ),%%4 )&,9## %%' ,#,#&# &,)9# ,%)# ,",4,9 Perubahan 2ha3 # $',9&# $,,#'4 $%,#&9

Sumber ! Hasil interpretasi foto udara pankromatik h@p dan (ek lapangan

Dariasi penggunaan lahan di daerah penelitian termasuk dinamis, namun dengan pemerian dan penampilan angka$angka perubahan penggunaan lahan yang ditampilkan dalam tulisan ini, belum tampak se(ara jelas gambaran keruangannya. Selanjutnya untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penggunaan lahan, perubahan dan agihan keruangannya di daerah penelitian menurut hasil data interpretasi foto udara tahun %"& dan %%', lihat gambar , ,, dan ). Dinamisnya perubahan penggunaan lahan di daerah penelitian menyebabkan terjadinya perubahan pola spasial, misalnya, semula di area bantaran sungai dan sekitar jalan

raya berupa lahan pertanian, kini areal tersebut menjadi lahan untuk permukiman dan lahan usaha. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. K!&),.+"a$ Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut ! .

DAFTAR PUSTAKA
5rronof, S., %"%, Geographic Information System : A Management Perspective. 0D+ Publi(ation Ottawa, ;anada. BPS, ,###. Kotamadya Yogyakarta dalam Angka. Penerbit BPS, =ogyakarta. ;ampbell, -.B., %%'. 8ntrodu(tion to Aemote Sensing. <aylor I Bran(is, +ondon. Fstes, -ohn F., %%,. Aemote Sensing and /8S 8ntegration! Aesear(h needs Sta$ tus and <rends, I ! "o#rnal$ %o. &, Fns(hede. Halaman ,$%. +ight, Donald +. %%). <he 6ational 5erial Photography Program as 5 /eo graphi( 8nformation System. Photogrammetric 'ngeneering and (emote Sensing )ol. *+ %o. & "an#ary$ 5SPAS, +illesand, <homas 1. and Aalph 0. .iefer. %%4. (emote Sensing and Image Interpretation. Se(ond Fdition. -ohn 0iley I Sons, 8n(. 6ew =ork. 1allingreau and Aosalia, %" . Land use Land !over !lassification in "ndonesia , Bakultas /eografi >/1 =ogyakarta 1ur(ha(ke, Philip, ;. %%#. #ap Use $eading, %nalysis and "nterpretation, -.P., Publi(ation 1edison, 0is(onsin. 6asution, S., ,###. #eotode $esearch, Penerbit Bumi 5ksara, -akarta. Short, 6i(holas 1., %",. &he Landsat &utorial 'ork(ook, 65S5, 6ew =ork. Suryantoro, 5gus. ,##,. Penggunaan +ahan dengan Boto >dara di .ota =ogyakarta. Disertasi. >/1 =ogyakarta Sutanto. %"&. 1etode Penelitian Penginderaan -auh !eramah >ntuk Staf Pengajar >1S Surakarta. >ntuk /eografi. Makalah

$$$$$$$. %"%. Boto >dara Sebagai 8nformasi >ntuk Pengembangan +ingkungan .ekotaan di 8ndonesia. Makalah Seminar . S1B$/eografi >1S Surakarta. $$$$$$$$. %%4. Penginderaan "a#h "ilid &. ;et. ), /adjah 1ada >niversity Press =ogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai