IDENTITAS PASIEN
Nama Umur Jenis Kelamin Alamat : Ny. A : 61 tahun : Perempuan : Pucanganom Mt Gading Sanden
Masuk RS
: 16 November 2012
Anamnesis
Keluhan Utama : batuk berdahak RPS : Batuk berdahak, ngikil, dahak bisa keluar, warna putih sejak 20 HSMRS. Sesak nafas (+), hilang timbul, tidak dipengaruhi oleh aktivitas, sejak 1 HSMRS. Mual (+), muntah (), BAB n BAK normal
RPD
: disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : (+) : (+) karena TBC Riwayat pengobatan TBC selama 6 bulan (+), obat 2RHZE/4RH Riwayat penyakit darah tinggi Riwayat penyakit DM Riwayat penyakit ginjal Riwayat penyakit kuning Riwayat asma Riwayat opname
RPK
Riwayat penyakit darah tinggi Riwayat penyakit kuning Riwayat penyakit DM : disangkal : disangkal : disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sedang, tampak sesak Kesadaran : Compos Mentis Vital Sign Tekanan Darah : 100/60 mm/Hg Nadi : 120 x/menit, regular, kuat Respirasi : 30 x/menit, cepat dan tidak dalam Suhu : 37,90 C
Status Generalisata
Kepala : Simetris, mesochepal
Mata
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, edema palpebra (-/-) Hidung : Discharge tidak ada, deviasi septum tidak ada.
Mulut
Telinga
: Dada kanan dan kiri simetris : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru Auskultasi : Suara dasar vesikuler kanan dan kiri, RBK (+) di seluruh lapang paru, wheezing (+) di seluruh lapang paru. Jantung Inspeksi : Iktus cordis tampak SIC VI Auskultasi : S1,S2 ireguler, bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi Auskultasi
: Simetris, venektasi tidak ada, sikatrik tidak ada, mengkilap. : Defans muskular tidak ada, nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa, Hepar sedikit teraba, limpa tidak teraba. : Timpani : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas Superior kanan : Udem tidak ada Superior kiri : Udem tidak ada Inferior kanan : Udem tidak ada Inferior kiri : Udem tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan HB AL AE AT HMT Hasil 9,7 28,3 3,48 514 29,5 Ninai normal L: 13-17 P: 12-16 4-10 L: 4,5-5,5 P: 4-5 150-450 L:42-52 P: 36-46
0 0 1 90 6 3
Pemeriksaan
Ureum Kreatinin SGOT SGPT GDS
Hasil
10 0.49 104 69 192
Nilai Normal
17-43 L: 0,9-1,3 P: 0,6-1,1 L:<37 P:<31 L: 41 P: <31 <200
Pemeriksaan BTA
Hasil
Nilai Normal
Planning
O2 1-2 L/menit Nebulizer ventolin k.p. -> berotec k.p Inf. NaCl 15 tpm Diit TKTP Inj. Garamycin 80 mg/8 jam -> fosmycin 1gr/ 12 jam Pamol k.p. Epexol syr 3x1 c Zibac 1 gr/12 jam Curcuma 3x1 Metilprednisolon 4mg 2x1 tab Retaphyl 1x1/2 tab
PATOGENESA
Dropplet infection Kuman tertahan di saluran bag. atas dan dikeluarkan kembali oleh sel muklosa bercilia 10 % nya dapat mencapai alveolus Akan dihancurkan oleh makrofag alveolar yang nonspesifik infeksi primer Infeksi primer akan sembuh karena peranan makrofag dan bakteri dimatikan ( sebagai dormant) dan disimpan dalam kelenjar limfe hilus yang disebut primer complex ( Gohn focus) melalui proses " delayed hypersensitivity " dan juga " cell mediated immunity " Dormant bila keadaan imunitas menurun dapat kambuh dan infeksi ini disebut post-primer TBC ekstrapulmoner terjadi karena penyebaran limfohematogen dari infeksi primer pada paru-paru
PENULARAN TUBERKULOSIS
PENULARAN TUBERKULOSIS
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis tbc dapat digolongkan :
tbc paru ( pulmonary tuberculosis ) tbc diluar paru ( extrapulmonary tuberculosis).
Sebelum ada HIV 80% kasus tbc ialah tbc paru Munculnya infeksi HIV manifestasi tbc pada orang HIV 2/3 nya adalah tbc paru dan diluar paru.
tipe dewasa, reactivasi, tbc sekunder lesi di apical dan posterior lobes pada lobus atas segment superior dari lobus bawah Penyebaran pda parenkim paru menyebabkan terbentuknya kavitasi 1/3 kasus pada kasus yang tidak diobati menjadi berat dalam waktu bebrapa minggu sampai sebulan mengalami penyebuhan spontan atau menjadi kronik. Beberapa dari padanya menjadi fibrotik dan mengalami kalsifikasi.
fase awal tidak spesifik dan insidious, demam , berkeringat malam, berat badan turun, tak suka makan, malaise, lemah. Sebagian besar mengeluh batuk, non-produktive, dan berkembang menjadi produktif dan purulen. Batuk dengan darah ( hemoptysis) sering terjadi, kdang2 terjadi massive hemoptysis ( Rasmussens aneurysm ) Nyeri dada pleura sering Lesi ektensif dapat menyebabkan sesak ARDS Pemeriksaan fisik : rales pada inspirasi, ronki akibat obstruksi partial dan suara amphoric bila ada cavitas. Tanda sistemik :demam yang sumer2 ( low-grade), wasting, pallor, finger clubbing Darah anemia ringan, leukositosis, hiponatremia karena SIADH.
Gejala-gejala meningitis : sakit kepala, febris, muntah-muntah, kaku kuduk, Kernig's dan Brudzinski's sign, gangguan kesadaran, kadang-kadang kejang-kejang, kelumpuhan saraf-saraf cranialis (VI,III,II), tekanan intra cranial meningkat. Gejala-gejala tuberkuloma ialah : nyeri kepala, kejang-kejang, muntah-muntah, gangguan visus, gejala yang berhubungan dengan adanya tumor setempat.
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan radiologi (IVP), cytoscopie, laparoskopi, biopsi dan pemeriksaan bakteriologi pada urine
DIAGNOSA TUBERKULOSIS
Petunjuk diagnosa termasuk factor risiko penderita ( penderita dengan imun respon turun), gejala klasik ( batuk > 2 minggu, BB turun, tak suka makan , keringat malam ), tanda fisik ( kurus, ronki di apex ) Pemeriksaan lain :
Mikroskopik BTA/AFB : Klutur mikrobiologik Nucleic acid amplification: sensitivity rendah dan mahal Pemeriksaan Radiologik PPD Testing : sensitivity dan spesificacy rendah Drugs Susceptibility testing : tes resistensi pengobatan TB Pemeriksaan tambahan : bronchial lavege, biopsy pleura.
PENGOBATAN :
Obat Anti Tuberkulosis Obat yang dipakai : Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah : INH, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2) Kamaisin, PAS (para amino salicylic acid), Ofloksasin, Tiasetazon, Etionamid, Sikloserin, Protionamid, Viomisin, Kapreomisin, Amikasin, Norfloksasin, Levofloksasin, Klofazimin.
Menurut buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi : Pasien kasus baru TB paru dengan BTA positif, dan TB dengan BTA negatif beserta gambaran foto toraks lesi luas (termasuk luluh paru). Paduan obat yang dianjurkan : 2RHZE/4RH atau 2RHZE/4R3H3atau 2RHZE/6HE Pasien baru TB paru dengan BTA negatif beserta gambaran foto toraks lesi minimal. Panduan obat yang dianjurkan : 2RHZE/4RH atau 2RHZE/4R3H3 atau 6RHE
Pasien TB paru kasus kambuh. Sebelum ada hasil uji resistensi dapat diberikan 2RHZES/1RHZE. Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi dapat diberikan RHE selama 5 bulan. Pasien TB paru kasus gagal pengobatan. Paduan obat yang dianjurkan : 2RHZES/1RHZE/5RHE. Sebelum ada hasil uji resistensi seharusnya diberikan obat lini 2 (contoh paduan : 3-6 bulan kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin dilanjutkan 15-18 bulan ofloksasin, etionamid, sikloserin).
Pasien TB kasus putus obat. Paduan obat yang disediakan oleh Program Nasional TB : 2RHZES/1RHZE/5R3H3E3. Pasien TB paru kasus lalai berobat akan dimulai pengobatan kembali sesuai dengan kriteria berikut : Berobat < 4 bulan Bila BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama. Bila BTA negatif, gambaran foto toraks positif, TB aktif pengobatan diteruskan.
Berobat 4 bulan Bila BTA saat ini negatif, klinis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan maka pengobatan OAT dihentikan. Bila gambaran radiolologi aktif, lakukan analisis lebih lanjut untuk memastikan diagnosis TB dengan mempertimbangkan juga kemungkinan penyakit paru lain. Bila terbukti TB maka pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama.