Anda di halaman 1dari 8

PENGUJIAN KARBOHIDRAT

I.

TUJUAN

1. Menentukan bentuk-bentuk dan keberadaan karbohidrat dengan berbagai pengujian. 2. Mengetahui gula pereduksi yang terdapat dalam bahan berkarbohidrat melaui pengujian. 3. Mengetahui gugus keton yang terdapat dalam bahan berkarbohidrat melalui pengujian.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul oksigen, karbon dan hidrogen. Bagi kebanyakan organisme karbohidrat merupakan tonggak kehidupan, dalam tubuh manusia dan hewan karbohidrat merupakan cadangan energi yang tersimpan dalam sel sebagai glikogen. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan, seperti juga bagi berbagai mikroorganisme. Jenis Karbohidrat berdasar rantai karbonnya : Monosakarida

Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa ataujuga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan,sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai

gula buah danmerupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyakterkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa), galaktosa dan juga

terkandungdiberbagai macam

buah-buahan. Sedangkan

merupakan

karbohidrathasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal,monosakarida juga akan molekul dasar bagi selulosa. Disakarida banyak dikonsumsi oleh manusia di disakarida akan terbentuk dari berfungsi sebagai

pembentukan senyawa karbohidratkompleks pati (starch) atau

Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang dalam kehidupansehari-hari. Setiap molekul

gabungan 2 molekul monosakarida. Contohdisakarida yang umum digunakan dalam

konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa .Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (tablesugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi seharihari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml. - Oligosakarida Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas lebih dari dua (3-10) untai rantai karbon. Polisakarida Polisakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida dan mempunyai rumus umum (C6H10O5)n. Polisakarida dapat berupa selulosa, glikogen, dan amilum (pati) .

III. A. Alat

METODOLOGI PENELITIAN

a. Tabung reaksi 20 buah b. Kertas label c. Lampu spirtus d. Pembakar kaki tiga e. Gelas Beker 4 buah f. Gelas ukur 5 ml g. Pipet tetes h. Kelereng i. Aquadest j. Alat tulis B. Bahan a. Sampel Karbohidrat 5 buah b. Larutan H2SO4 c. Larutan -naphtol d. Larutan Fehling A dan B e. Larutan Tembaga tartrat f. Reagen Nelson arsenomolibdat g. Reagen Selliwanoff C. Cara Kerja 1. Pengujian Gula Pereduksi Pengujian Umum Uji Molisch 1. Larutan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya dimasukkan pada tabung reaksi sebanyak 1ml. 2. Ditambahkan 2 tetes larutan -napthol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat yang dialirkan melalui dinding tabung hingga terbentuk dua lapisan 3. Diamati terbentuknya cincin berwarna ungu pada perbatasan dua lapisan tersebut. Pengujian Khusus 1. Pengujian Gula Pereduksi Uji Fehling

1. Disiapkan campuran larutan Fehling A dan B (1 : 1) 2. Larutan / bahan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya dimasikkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1ml, kemudian ditambahkan 3 tetes larutan Fehling. 3. Tabung kemudian dipanaskan ke dalam waterbath selama 5 menit. Bila terbentuk endapan merah/jingga, berarti pada larutan tersebut mengandung gula pereduksi. Uji Nelson 1. Larutan / bahan yang akan diuji keberadaan karbohidratnya dimasikkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1ml, kemudian di tambahkan 1ml reagen tartat 2. Setelah tabung ditutup dengan kelereng, dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah itu didinginkan pada suhu kamar dengan merendam air dalam tabung. 3. Tambahkan 1ml reagen kemudian dibandingkan dengan intensitas warna biru yang terbentuk dari masing-masing bahan uji.

2. Uji gugus keton Pengujian Selliwanof 1. Dimasukkan 2ml reagen selliwanof pada tabung reaksi 2. Ditambahkan 2ml larutan yang mengandung karbohidrat, panaskan d lam waterbath selama 1mt. amati warna merah tua.

IV. a. Hasil Pengamatan Sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji molish

Uji Nelson

Uji Fehling

Uji Selliwanof

Fruktosa (A) Gluklosa (B) Maltosa (C) Pati (D) Aquades ( E)

+++ + ++ ++ -

+++ ++ + _ _

+++ ++ + -

+++ _ _ _ _

b. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan dua bagian pengujian. Pengujian pertama untuk mendeteksi ada tidaknya gula pereduksi dari sampel dan yang kedua mengetahui ada tidaknya gugus keton dari gula. Pertama untuk melihat ada tidaknya gula pereduksi dilakukan uji molish. Tujuan dari uji Molisch adalah menghasilkan monosakarida yang mengalami dehidrasi menjadi furfural dan hidroksi metal furfural. Pada pengujian ini digunakan bahan yang mengandung karbohidrat. Larutan tersebut kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi yang diberi label (A, B, C, D, E) setelah itu ditambah 2 tetes larutan -naphtol, dan ditambahkan pula H2SO4 pekat yang dialirkan lewat dinding tabung. Larutan H2SO4 digunakan untuk mempercepat reaksi sedangkan larutan -naphtol berfungsi sebagai pereaksi. Pada reaksi ini akan dihasilkan cincin berwarna ungu diantara 2 larutan. Cincin berwarna ungu yang terbentuk merupakan pendeteksi adanya karbohidrat. Fungsi dari penambahan H2SO4 yaitu untuk menghidrolisis ikatan glikosidik sehingga menghasilkan furfural yang selanjutnya bereaksi dengan -naphtol maka akan terbentuk cincin berwarna ungu. Dari hasil pengujian kelima sampel terlihat bahwa sampel A menunjukkan cincin ungu yang paling pekat. Sedangkan sampel E tidak ada. Pada uji fehling, menggunakan larutan fehling yang terbuat dari larutan tembaga sulfat dengan natrium-kalium tartat dan natrium hidroksida. Uji Fehlings digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel. Dari 5 sampel ditetesi sebanyak 5 tetes larutan fehling A dan B (1:1) yang telah dicampurkan sebelumnya.

Lalu dipanaskan dalam waterbath selama 5 menit dan diamati sampai mulai berubah warna dan terbentuk endapan. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi. Uji Fehlings digunakan untuk menguji glukosa. Dari kelima sampel, sampel A. B, dan C terbentuk endapan berwarna merah tua/ merah bata. Namun dengan kuantitas yang berbeda. Sementara sampel E tidak menunjukkan adanya reksi Sehingga dapat disimpulkan sampel mengandung gula pereduksi. Larutan Fehlings dapat mengoksidasi glukosa yang mengandung gugus aldosa yang memiliki gugus aldehida. Endapan yang terbentuk merupakan CU2O, karena larutan Fehlings A dan B dapat menghasilkan ion CU2+ sebagai pengoksidasi sampel yang mengandung aldehid. Pada Uji Nelson difungsikan untuk menguji adanya gula pereduksi dalam sampel. Sama dengan uji fehling namun uji nelson menggunakan arsenomolibdat dan larutan tembaga tartrat, selain itu pada uji nelson dibandingkan warna dari kelima sampel. Sampel yang akan diuji ditambah 1ml reagen Cu-tartrat kemudian dipanaskan selama 15 menit, sebelumnya ditutup dengan kelereng. Hal ini dimaksudkan agar proses reaksi redoks tetap berjalan tanpa ada pengaruh dari luar. Setelah dingin ditambahkan 1ml reagen Nelson arsenomolibdat dan diamati terjadinya perubahan warna biru dari masing-masing sampel. Uji Nelson digunakan untuk menguji gula pereduksi pada Maltosa. Dari hasil pengujian, sampel E tidak timbul perubahan warna biru. Sedangkan sampel A menunjukkan warna biru yang lebih pekat. Gula yang dipanaskan dalam reagen Cu-tartrat akan menghasilkan warna biru yang hampir sama tiap-tiap sampel, kecuali E. Pengujian kedua adalah pengujian Gugus Keton. Hal ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya gugus keton dalam sampel, hingga kita dapat menentukan sampel tersebut. Dalam pengujian dari kelima sampel hanya sampel A yang menunjukkan adanya kompleks berwarna merah tua, sedangkan yang lain tidak menunjukkan adanya reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam sampel D mengandung gugus keton yang berupa fruktosa. Hanya Fruktosa dari kelima sampel yang mengandung gugus keton.

V.

KESIMPULAN

Pada setiap pengujian dapat diketahui bahwa sampel A adalah fruktosa, sampel B adalah Glukosa, sampel C adalah maltosa, sampel D adalah pati dan sampel E adalah aquades. Dari kelima ini hanya fruktosa yang memiliki gugus keton dengan uji Selliwanof. Sementara Glikosa, maltosa dan pati tidak mengandung gugus keton tetapi mengadung gula pereduksi.

DAFTAR PUSTAKA Fessenden, Ralph J.,and Joan S. 1997. Organic Chemistry, 3rd ed. Belmant, California. Irawan, Anwari. 2007. Karbohidrat. Porton Sport Science and Performance Lab. III 1: 1-4 Lehninger, Albert L., 1982. Principles of Biochemictry. Spearks, Maryland.

Yogyakarta, 5 Oktober 2010

Asisten

Praktikan

( Febrina Artauli Siahaan )

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ACARA I PENGUJIAN KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :

Nama NIM Gol

: Febrina Artauli Siahaan : 11683/PN : A2

Hari/tanggal : Selasa, 28 September 2010 Asisten :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN JURUSAN MIKROBIOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

Anda mungkin juga menyukai