Anda di halaman 1dari 4

Sejatinya penerapan undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang bisa ditoleran oleh alam dan manusia

disambut dengan baik oleh pelaku usaha baik dari kalangan BUMN maupun swasta. Upaya pelestarian lingkungan dan dampak negatif dari pencemaran limbah hendaknya jadi tolok ukur bagaimana alam dapat menerima zero toleransi. Adanya pro dan kontra penerapan kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia belum sepenuhnya concern terhadap pelestarian lingkungan dan penyelamatan masa depan energi yang lebih baik. Menurut Deputy Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), M.R Karliansyah MS, sesuai amanah undang-undang, agar toleran dan harmoni penggunaaan sumber daya alam harus selaras, serasi dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana dan program pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan sustainable development, ungkapnya. Menyadari potensi negatif yang ditimbulkan, KLH terus berupaya pengendalian dampak secara dini. Analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) adalah salah satu perangkat preventif pengelolaaan lingkungan hidup yang terus diperkuat melalui peningkatan akuntabilitas dalam pelaksanaan penyusunan dan memperjelas sanksi hukum bagi pelanggar di bidang Amdal. Dalam konteks ini, Indonesia harus bebas dari bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya dan harus bebas dari buangan limbah bahan berbahaya dan beracun dari negara luar. Menangapi pemberlakuan aturan ini, Dirjen Migas Evita H Legowa mengungkapkan,penerapan standar baku mutu lingkungan pada industri migas dikhawatirkan akan membuat target produksi migas nasional tidak tercapai. Bila standar baku mutu betul-betul diterapkan seperti apa adanya, hampir separuh target produksi migas nasional tidak dapat diproduksikan karena banyak industri migas dalam waktu dekat tidak dapat memenuhi standar baku mutu temperatur air dari 45o menjadi 40o,"ujarnya. Untuk menerapkan baku mutu lingkungan terkait temperatur air seperti yang dipersyaratkan tersebut, diperlukan proses yang tidak sederhana dan membutuhkan investasi yang besar sehingga tidak dapat diterapkan dalam waktu cepat. PT. Chevron dan PT. Pertamina sebagai penyumbang produksi migas nasional terbesar yang paling merasakan dampak pemberlakuan standar baku mutu lingkungan tersebut. Dirjen Migas sudah melaporkan hal tersebut kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup karena permasalahan ini harus diselesaikan segera agar tidak mengganggu produksi migas nasional yang berdampak pada penerimaan negara. Dalam UU No.32 tahun 2009 yang dimaksud dengan baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada serta harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Selanjutnya pada pasal 20 dinyatakan baku mutu lingkungan meliputi, baku mutu air, baku mutu air limbah, baku mutu air laut, baku mutu udara ambient, baku mutu emisi, baku mutu gangguan, dan baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kendati adanya keluhan dari regulator dan pelaku usaha dibidang energi dan infrastruktur, namun sebagai upaya untuk memberikan dampak toleransi terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial dan budaya, tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan terkait Amdal. Pertamina dan Indocement berupaya mematuhi aturan ini sesuai ketentuan yang berlaku. Dampak Amdal dan Limbah B3 PT Pertamina telah menyelesaikan proses analisis dampak lingkungan (Amdal) di areal proyek CCT seluas 750 hektar di Lawe-lawe, Penajam Pasir Utara, Kalimantan Timur. Pemerintah Daerah setempat juga telah menyatakan dukungannya, berupa percepatan proses perizinan agar proyek tersebut bisa segera direalisasikan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun, mengatakan Pertamina juga menegaskan keinginan kuat agar dapat menyerap semua minyak mentah dalam negeri yang diproduksi oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Dalam siaran pers-nya yang diterima majalah Listrik indonesia Pertamina meminta dukungan Pemerintah untuk menyempurnakan regulasi bagi hasil minyak yang memberikan opsi kepada Pertamina untuk membeli minyak mentah bagian KKKS. Rencana pembangunan pabrik semen di Pati oleh PT Sahabat Mulia Sakti, anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, terhambat meski syarat izin usaha pertambangan sudah dipenuhi. Namun proses dokumen masih akan diklarifikasi di sidang komisi Amdal. Pengesahan dokumen Amdal atau analisis mengenai dampak lingkungan terhambat karena masih ada penolakan dari kelompok masyarakat setempat. Misalnya ada kekhawatiran dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng bahwa eksploitasi berlebihan di Pegunungan Kendeng bisa menimbulkan bencana dan ancaman kekeringan air. Corporate Secretary Indocement, Sahat Panggabean, mengakui bahwa timbulnya kekhawatiran masyarakat akan isu-isu lingkungan itu wajar. Namun sepanjang bisa dikelola dengan baik, dampak akan semakin kecil atau bahkan tidak ada. Karena itu perusahaan mengharapkan masyarakat dapat mendukung pengajuan rancangan Amdal ini. Pengelolaan debu, pengelolaan bising dan getar, serta kewajiban perusahaan untuk pelestarian lingkungan dipastikan bakal tercantum dalam dokumen Amdal. Kasus dampak kerusakan lingkungan dan limbah beracun terus bergulir. Tak lekang dalam ingatan kita, peristiwa beberapa tahun lalu, yakni kasus pencemaran oleh Newmont Minahasa di Teluk Buyat. Akibatnya biota laut terancam dan masyarakat terkena penyakit psioriasis (kulit gatal-gatal). Meskipun kerugian material untuk korban telah dikompensasi, namun kasus serupa akan terus berulang selama pemerintah masih lemah dalam menerapkan undang-undang Amdal. Kasus lain yang paling mencuat soal kerusakan lingkungan adalah abrasi pantai di daerah Dadap. Anggota komisi VII DPR RI, Edy Sapto,bahkan begitu geram kepada Bupati Tangerang,Ismet Iskandar yang membiarkan warga menderita akibat pengurukan pantai. Kemarahan politisi dari PAN ini sangat beralasan karena rusaknya hutan bakau dan banjir yang melanda kawasan itu tidak digubris sama sekali. Komisi VII bahkan mengancam akan mempidanakan orang nomor satu di Kab. Tangerang itu jika tidak segera memperbaiki dan mencabut izin reklamasi pantai. Sementara itu di Ranca Ekek Kabupaten Bandung,akibat tercemar limbah cair 480 hektare sawah harus dipusokan. Kerugian material yang tidak terhingga menyebabkan warga harus kehilangan mata pencaharian sebagai petani penggarap sawah. Meskipun sudah protes, KLH dan Bappedal Jawa Barat tidak pernah menindak perusahaan tekstil pencemar lingkungan yang telah melanggar undang-undang lingkungan hidup tersebut http://listrikindonesia.com/implikasi_amdal_terhadap_industri_252.htm

Rencana Pembangunan Pengelolaan Limbah Industri Migas di Desa Wonotirto Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara
PT Pengelola Limbah Kutai Kartanegara (PT PLKK) merupakan salah satu perusahaan pengelolaan limbah industri minyak dan gas bumi, merencanakan akan membangun fasilitas pengelolaan limbah industri minyak dan gas bumi, yang terletak di Desa Wonotirto Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kegiatan inti pengelolaan limbah seluas 20 Ha, dengan daerah penyangga seluas 30 Ha. Pengelolaan [...]

13 Aug 2003 01:45 WIB

Berita Terkait

Perlindungan dan Rehabilitasi Mangrove Menuju Sertifikasi Karbon Lokakarya Nasional Data dan Informasi Lingkungan Hidup Penilaian dan Penyelamatan Arsip Melalui Sistem Klasifikasi dan Akses Dinamis Forum Nasional Komunikasi Lingkungan 2013 Hasil Penilaian PROPER KLH 2013

PT Pengelola Limbah Kutai Kartanegara (PT PLKK) merupakan salah satu perusahaan pengelolaan limbah industri minyak dan gas bumi, merencanakan akan membangun fasilitas pengelolaan limbah industri minyak dan gas bumi, yang terletak di Desa Wonotirto Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kegiatan inti pengelolaan limbah seluas 20 Ha, dengan daerah penyangga seluas 30 Ha. Pengelolaan limbah ini akan menggunakan teknologi minimasi, digunakan kembali, pemisahan untuk digunakan lagi, dikelola atau dibuang (reduce, reuse/recycle, recover, treat, dispose). Rekayasa teknis akan dilaksanakan pada awal tahun 2003, pembangunan fisik pada awal 2004 dan akan dioperasikan pada tahun 2004 akhir. Untuk mengurangi dampak negatif dan meningkatkan dampak positif rencana kegiatan pembangunan pengelolaan limbah industri minyak dan gas bumi tersebut, akan dilakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Keuntungan yang akan didapat dengan dibangunnya Fasilitas Pengelolaan Limbah, akan menurunkan tingkat kerusakan kualitas lingkungan, bahkan akan memberikan kesempatan untuk melakukan rehabilitasi lingkungan karena limbah yang sebelumnya dikelola secara tersendiri, dapat terpusat di suatu tempat dengan pengelolaan yang baik dan benar. Selain itu akan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Sedangkan dampak

negatifnya akan dieliminir dengan membangun zona penyangga, agar masyarakat yang terkena dampak langsung menjadi kecil. Sesuai dengan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08 Tahun 2000 Tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), terhitung sejak hari ini, PT Pengelolaan Limbah Kutai Kartanegara mengumumkan rencana kegiatan tersebut dan mengharapkan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat sebagai bahan kajian dan telaahan dalam proses penyusunan studi AMDAL lebih lanjut. SARAN, MASUKAN DAN TANGGAPAN, disampaikan kepada: Deputi Bidang Pengendalan Dampak Lingkungan Sumber Institusi Kantor Kementerian Lingkungan Hidup Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Kebon Nanas, Jakarta Timur Telp. : (021) 85904925 Fax. : (021) 85906168 E-mail : amdal@menlh.go.id Kepala BAPEDALDA Kabupaten Kutai Katanegara Jl. Akhmad Dahlan Telp. : (0541) 661169 Fax. : (0541) 662567 E-mail : bapedalda kukar@yahoo.com Direktur Utama PT. Pengelola Limbah Kutai Kartanegara Jl. Jend. Sudirman No. 15 Balikpapan Telp. : (0542) 733336 Fax. : (0542) 732330 E-mail : informasi@plkk.com Apabila memerlukan informasi lebih lanjut, dapat langsung menghubungi PT. Pengelola Limbah Kutai Kartanegara dengan alamat seperti tercantum diatas. - See more at: http://www.menlh.go.id/rencana-pembangunan-pengelolaan-limbah-industri-migas-di-desa-wonotirtokecamatan-samboja-kabupaten-kutai-kartanegara/#sthash.o6eafQ6M.dpuf

Anda mungkin juga menyukai