Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM BELA NEGARA MENGHORMATI BENDERA SEBAGAI WUJUD BELA NEGARA

Disusun oleh :
Indra Nainggolan L2E009001 Fahmi Fasya L2E009038 Ahmad Khoirul Adib L2E009046 Iim Hilmi Arif L2E009049 M. Richard Menarizki L2E009114 A Riyan Nur Ramadhan L2E009117 Andi Shandy Putra L2E009119 Vito Andika Permana : L2E009121 Willis Kristian L2E009124 Sihar Raymond L2E009153

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERISITAS DIPONEGORO 2012

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mengingat kesadaran bela negara yang masih rendah di kalangan masyarakat kita, terutama di kalangan elite (politik dan ekonomi) serta kaum intelektual/akademis, dapat dikatakan bahwa kesadaran kita terhadap tanah air masih kurang. Namun perlu dicarikan format yang lebih efektif, yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat dan lebih bersifat konkrit dan realistis agar tidak terkesan sebagai suatu kegiatan indoktrinasi teori yang bersifat abstrak dan membosankan. Pendidikan pendahuluan bela negara untuk masyarakat umum akan sangat bermanfaat, khususnya dalam upaya menanamkan kesadaran akan hak dan kewajiban konstistusional sebagai warga negara untuk mempertahankan Negara kesatuan Republik Indonesia. Materi yang diajarkan dapat ditingkatkan kualitasnya, namun mengingat latar belakang pendidikan formal peserta yang cukup beragam mungkin perlu dilakukan penyesuaian atau modifikasi. Selain itu, perlu dipertimbangkan untuk melibatkan lebih banyak peserta dari kalangan elite (politik dan ekonomi) yang tampaknya kurang memiliki kesadaran bela negara akibat terlalu sibuk membela kepentingan pribadi/golongannya. Pendidikan kewiraan di tingkat perguruan tinggi, yang juga merupakan salah satu bentuk dari Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, kiranya juga masih relevan dan diperlukan meskipun materinya tentu saja perlu disesuaikan seiring dengan perubahan situasi politik yang sedang terjadi dewasa ini.

B. Rumusan Masalah Bela Negara Sebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara

C. Tujuan Untuk menanamkan kesadaran bela negara masih sangat relevan dan masih sangat dibutuhkan di era reformasi saat ini dan di masa mendatang.

Untuk masyarakat umum akan sangat bermanfaat, khususnya dalam upaya menanamkan kesadaran akan hak dan kewajiban konstistusional sebagai waraga negara untuk mempertahankan Negara kesatuan Republik Indonesia. Untuk melibatkan lebih banyak peserta dari kalangan elite (politik dan ekonomi) yang tampaknya kurang memiliki kesadaran bela negara akibat terlalu sibuk membela kepentingan pribadi atau golongannya.

DEFINISI MASALAH
Kasus yang kami ambil adalah tentang dua sekolah dikaranagnyar yang tidak menghormati bendera pada saat upacara. Kedua sekolah itu adalah SMP Al Irsyad di Kecamatan Tawangmangu dan SD Islam Sains dan Teknologi (SD-IST) Al Albani di Kecamatan Matesih. Kedua kepala sekolah tersebut mengatakan bahwa menghormati bendera merupakan sikap yang bisa menjauhkan dati Tuhan Yang Maha Esa. Masalah ini timbul karena kurangnya rasa wujud bela Negara kita yang sering disalah artikan oleh sebagian orang. Namun para guru disana tidak menyuruh murid-muridnya untuk tidak menghormati bendera. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah setempat agar masalah ini tidak berlarut-larut.

IDENTIFIKASI FAKTOR & INDIKATOR


Dalam pandangan psikologi, setiap perilaku merupakan interaksi antara

kecenderungandi dalam diri individu (sering disebut kepribadian, walau tidak selalu tepat) dan kondisieksternal. Begitu pula dalam fenomena ini. Bila dijabarkan, terdapatsedikitnya 3 faktor mengapa sekolah tidak menghormati bendera pada saat upacara:

1.

Faktor agama Bagi seseorang, pengabdian dan kesetiaan tertinggi hanya kepada tuhan saja. Dalam

kehidupan bernegara, paham bela negara menyebabkan seorang lebih mementingkan negaranya daripada "nasib" agamanya sendiri termasuk umatnya, yang tidak hanya terbatas pada wilayah negaranya. Ini menyebabkan semakin sulitnya persatuan antar negara-negara didunia. Permasalahan atau konflik disuatu negara hanya dipandang sebagai permasalahan nasional

negara

tersebut,

bukan

permasalahan

kaum

agama

secara

keseluruhan.

Berbela negara juga berdampak sangat serius di bidang hukum. Bagi seorang yang berbela negara, hukum yang layak adalah hukum nasional bukan hukum agama apalagi dari satu agama. Dalam soal ini, semua agama harus disamadudukkan (sinkretisme). Bagi seorang yang berbela negara, ia rela berkorban untuk tidak menjalankan syariat ketimbang mempertaruhkan keutuhan negaranya.

Indikatornya Mereka biasanya hanya berpikir golongan tertentu saja tanpa memperdulikan kepentingan bersama. Selain itu mereka akan sulit berkembang dimasyarakat dan mendapat kontra dari mastarakat tersebut.

2.

Faktor lingkungan masyarakat Suatu sekolah yang dekat dengan lingkungan masyarakat dengan paham selular lama

kelamaan akan mengikuti perubahan yang ada dimasyarakat tersebut. Ini dikarenakan ikut berperan aktifnya tokoh masyarakat dilingkungan tersebut dalam menjalani aturan disekolah tersebut.

Indikatornya Begitu membaurnya sekolah tersebut kedalam lingkungan masyarakat maka sekolah tersebut akan mengisolasi dirinya terhadap dunia luar kecuali untuk komunitasnya sendiri.

3. Faktor Pengajar Sekolah dengan pengajar yang memiliki prinsip yang negatif terhadap suatu symbol Negara cenderung akan mengajarkan muridnya untuk berperilaku sama apa yang dilakukan gurunya. Pengajar tersebut cenderung akan mudah berputus asa, menjauh dari masyarakat yang ditempatinya dan melakukan tindakan hanya untuk kepentingannya saja.

indikatornya Pengajar tersebut akan selalu menutup diri terhadap seseorang disekelilingnya. Sehingga ini membuat mereka merasa depresi karena seringnya menerima tekanan.

ANALISIS MASALAH Apakah bela negara itu? Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia.Juga kehormatan bagi tiap warga negara yang penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada Negara dan bangsa. Karakter bangsa adalah watak atau sifat hakiki suatu bangsa.Sedangkan jatidiri bangsa merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain. Mamang banyak pengertian tentang arti bela Negara namun pengertian yang pasti Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI)yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yg memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yang bersikap dan bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara. Beberapa bela negara dalam kehidupan contoh

nyata, salah satunya adalah upacara bendera dan

memberikan hormat kepada bendera Merah Putih. Sebab, bendera Merah Putih merupakan simbol NKRI. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara

Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air, yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan

dan gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.

Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri, mengakui, menghargai dan menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundangundangan yang berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga dan golongan. Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.

Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu sesama warga negara yg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.

Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga
6

yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.Dan Bela Negara merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI.Nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara. Yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan Negara serta memiliki kemampuan awal bela Negara.Salah satu strategi dalam membangun daya tangkal bangsa untuk menghadapi kompleksitas ancaman ini adalah melaksanakan revitalisasi pembinaan kesadaran bela negara kepada setiap warga negara. Strategi itu akan terwujud bila ada keterpaduan penyelenggaraan secara lintas sektoral, sebagai wujud tanggung jawab bersama pembinaan SDM untuk mewujudkan keutuhan dan kelangsungan hidup NKRI.Diharapkan ada kesepahaman bahwa pembinaan kesadaran bela negara sebagai upaya membangun karakter bangsa yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional.

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. 2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. 3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988. 4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. 5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. 6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3. 7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dan dalam Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu

secara fisik maupun non-fisik. Secara non fisik misalnya dengan menghormati bendera pada saat upacara. Menghormati bendera pada saat upacara merupakan wujud bela Negara dan cinta kita terhadap tanah air. Namun tidak sejalan dengan dikedua sekolah dikaranganyar, Jawa
7

Tengah.Kedua sekolah itu adalah SMP Al Irsyad di Kecamatan Tawangmangu dan SD Islam Sains dan Teknologi (SD-IST) Al Albani di Kecamatan Matesih. Kepala SMP Al Irsyad Tawangmangu, Sutardi, menegaskan menghormati benda mati, termasuk bendera, sama halnya dengan perbuatan syirik. Gerakan hormat, dia samakan dengan gerakan i'tidal dalam salat.

Tentang keengganan dua sekolah yang tak mau menghormat bendera, juga telah diketahui pemerintah setempat. Bupati Karanganyar, Rina Iriani, mengaku sudah ada laporan soal dua sekolah di Tawangmangu dan Matesih yang tidak menghormat kepada bendera Merah Putih. Pemkab bahkan mengancam izin operasional sekolah bersangkutan akan dicabut jika nantinya setelah mendapat pembinaan tetap tak mau mengindahkan ketentuan pendidikan yang berlaku di Indonesia.

PEMBAHASAN
Dari sekolah dari karanganyar tersebut yang tidak menghormati bendera kita bisa melakukan pendekatan secara persuasive bahwasannya menghormati bendera bukan merupakan perbuatan yang negative dan bukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Selain itu kita dapan menekankan bahwa menghormati bendera merupakan suatu bentuk cinta kita terhadap tanah air. Oleh karena itu upaya untuk menutup sekolah hanya akan membuat murid-murid disekolah tersebut akan tempat belajarnya KESIMPULAN

Bela Negara dapat kita lakukan dengan berbagai cara, baik secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik seperti ikut aktif dalam perang yang bisa menbuat kehidupan bangsa dan Negara terancam. Sedangkan secara nonfisik seperti dengan ikut berpatisipasi dalam pilkada. Baik secara fisik maupun nonfisik sama kedudukannya asalkan kita mau berperan dalam wujud kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik

RELEVANSI KASUS DENGAN TEMA

Fenomena sekolah dikaranganyar yang tidak menghormati bendera pada saat upacara dikarenakan sekolah tersebut kurang memaknai arti pentingnya bela Negara. Padahal bela Negara merupakan wujud cinta kita terhadap tanah air. Ini dikarenakan beberapa factor yang mempengaruhi mengapa sekolah tersebut tidak menghormati bendera yaitu factor agama, factor lingkungan masyarakat dan factor pengajar.

DAFTAR PUSTAKA

http:// www. scribd.com http://www.detiknews.com http:// www. bbcindonesia.com

10

Anda mungkin juga menyukai