Anda di halaman 1dari 2

Di Atas Kapal Kertas Bersembunyi di balik tirai Memandang jalan Gadis kecil ingin ke luar Menantang alam Tapi

di sana hujan Tiada berkesudahan Tapi di sana hujan turun membasahi semua sudut kota Hapus tiap jejak jalan pulang Berangkat di atas kapal kertas Menggantungkan haluan Menambal, menyulam, menghindari karam Berangkat di atas kapal kertas Bersandar ke layarnya Di antara suka, di antara duka Bersembunyi ia di dalam Mengintai ruang Gadis kecil merangkai kapal Melipat jarak Tapi di sana hujan Tiada berkesudahan Tapi di sana hujan turun membasahi semua sudut kota Hapus tiap jejak jalan pulang Berangkat di atas kapal kertas Menggantungkan haluan Menambal, menyulam, menghindari karam Berangkat di atas kapal kertas Bersandar ke layarnya Di antara suka, di antara duka Rindu (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo) Rumah kosong Sudah lama ingin dihuni Adalah teman bicara; Siapa saja atau apa Jendela, kursi Atau bunga di meja Sunyi, menyayat seperti belati Meminta darah yang mengalir dari mimpi Kau Keluhkan (Esok Pasti Jumpa)

Kau keluhkan awan hitam yang menggulung tiada surutnya Kau keluhkan dingin malam yang menusuk hingga ke tulang Hawa ini kau benci Dan kau inginkan tuk segera pergi Berdiri angkat kaki Tiada raut riangmu di muka, pergi segera Uuuuuuuuu Kau keluhkan sunyi ini dan tak ada yang menemani Kau keluhkan risau hati yang tak kunjung juga berhenti Rasa itu kau rindu Dan kau inginkan tuk segera tiba Dan kembali bermimpi Hanyut dalam hangatnya pelukan cahaya mentari Uuuuuuuuu Dan ingatlah pesan sang surya pada manusia malam itu Tuk mengingatnya di saat dia tak ada Tuk mengingatnya di saat dia tak ada Tuk mengingatnya di saat dia tak ada, esok pasti jumpa Uuuuuu.uuu ke Entah Berantah Dia datang saat hujan reda Semerbak merekah namun sederhana Dia bertingkah tiada bercela Siapa kuasa Dia menunggu hingga ku jatuh Terbawa suasana Dia menghibur saat ku rapuh Siapa kuasa Dan kawan Bawaku tersesat ke entah berantah Tersaru antara nikmat atau lara Berpeganglah erat, bersiap terhempas Ke tanda tanya

Dia bagai suara hangat senja Senandung tanpa kata Dia mengaburkan gelap rindu Siapa kuasa Dan kawan Bawaku tersesat ke entah berantah Tersaru antara nikmat atau lara Berpeganglah erat, bersiap terhempas Ke tanda tanya Kisah Tanpa Cerita Matahari menyingsing, kali ini dari utara Salju turun percaya saja, meski belum waktunya Perempuan di paruh waktu, Hatinya teguh ditempa kalut Lelaki di ujung tanduk, harapannya sederhana Sekisah tanpa cerita Sekisah tanpa cerita Angin menanti Gema suara burung berpulang Sore itu tak biasanya tak ada cahaya di jendela Perempuan di paruh waktu, Hatinya teguh ditempa kalut Lelaki di ujung tanduk, harapannya sederhana Sekisah tanpa cerita Sekisah tanpa cerita Jika yang tersisa hanya kita berdua Jika yang menggila ada kita berdua Lekas jauh pergi Lekas jauh pergi Jika yang tersisa hanya kita berdua Jika yang menggila ada kita berdua Lekas jauh pergi Lekas jauh pergi

Di Beranda Oh, Ibu tenang sudah lekas seka air matamu sembapmu malu dilihat tetangga

Bersepeda sepulang kerja Kenyang hirup asap kopaja Klakson kanan kiri berbalasan Oh, senja di Jakarta Parapa, parapa, parapa, parara Nikmati jalan di jakarta

Malam mawar tiba Seperti pencuri Tanpa suara, tapi terasa Malam mawar tiba Membungkam asa Malam mawar tiba Lalu kita lupa

Oh, ayah mengertilah Rindu ini tak terbelenggu Laraku setiap teringat peluknya Kamarnya kini teratur rapi Ribut suaranya tak ada lagi Tak usah kau cari dia tiap pagi Dan jika suatu saat Buah hatiku, buah hatimu Untuk sementara waktu pergi Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah Kita berdua tahu, dia pasti Pulang ke rumah Kamarnya kini teratur rapi Ribut suaranya tak ada lagi Tak usah kau cari dia tiap pagi Dan jika suatu saat Buah hatiku, buah hatimu Untuk sementara waktu pergi Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah Kita berdua tahu, dia pasti Pulang ke rumah Senja di Jakarta Bersepeda di kala senja Mengejar mentari tenggelam Hangat jingga temani rasa Nikmati Jakarta Bersepeda keliling kota Kanan kiri, ramai jalanan Arungi lautan kendaraan Oh, senja di Jakarta Parapa, parapa, parapa, parara Nikmati jalan di jakarta Parapa, parapa, parapa, parara Maafkan jalan Jakarta

Parapa, parapa, parapa, parara Maafkan jalan Jakarta Bersepeda, di kala senja Nikmati Jakarta Hujan di Mimpi Semesta bicara tanpa bersuara Semesta ia kadang buta aksara Sepi itu indah, percayalah Membisu itu anugerah Seperti hadirmu di kala gempa Jujur dan tanpa bersandiwara Teduhnya seperti hujan di mimpi Berdua kita berlari Semesta bergulir tak kenal aral Seperti langkah-langkah menuju kaki langit Seperti genangan akankah bertahan Atau perlahan menjadi lautan Seperti hadirmu di kala gempa Jujur dan tanpa bersandiwara Teduhnya seperti hujan di mimpi Berdua kita berlari Mawar Malam mawar tiba Seperti angin Tanpa terlihat, tapi terasa Malam mawar tiba Menjemput harapan Memaksa bertemu Dengan ajalnya

Berjalan Lebih Jauh Bangun, Sebab pagi terlalu berharga Tuk kita lewati Dengan tertidur Bangun, Sebab hari terlalu berharga Tuk kita lalui dengan Bersungut-sungut Berjalan lebih jauh Menyelam lebih dalam Jelajah semua warna Bersama, bersama Bangun, Sebab hidup teramat berharga Dan kita jalani Jangan menyerah Berjalan lebih jauh Menyelam lebih dalam Jelajah semua warna Bersama, bersama, bersama

Anda mungkin juga menyukai